Materi 2. KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL oleh Dr. Kalsum Komaryani, MPPM
(Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes RI)
- Pengadaan obat, alat kesehatan, dan/atau bahan medis habis pakai dilakukan melalui e-
purchasing berdasarkan katalog elektronik.
- Pembuatan akun Faskes Swasta peserta JKN dikoordinir oleh Kemenkes. Faskes Swasta Peserta
JKN yang telah memiliki akun ePurchasing hanya dapat membeli di Komoditas Obat 2018 saja.
- Sesuai Perpres 82 Tahun 2018 Pasal 76 ayat 3 , apabila BPJS tidak mengeluarkan berita acara
kelengkapan berkas dalam 10 hari , maka berkas dinyatakan lengkap. Pembayaran dilakukan 15
hari dari tanggal dikeluarkannya berita acara kelengkapan berkas.
- Sesuai Perpres 82 Tahun 2018 Pasal 77 Kadaluarsa klaim adalah 6 bulan, untuk berkas yang sama
sekali belum pernah diajukan dan berkas yang menjadi dispute klaim tetapi sudah ada
penyelesaiannya di dalam Berita Acara Penyelesaian Klaim terbaru
- Berkas dispute klaim yang belum ada penyelesaiannya di dalam Berita Acara Penyelesaian Klaim
terbaru maka tidak ada batas waktu kadaluarsa
- Kendali Mutu Kendali Biaya sangat penting di Era JKN
o Kemenkes : - penilaian teknologi kesehatan - pertimbangan klinis - penghitungan standar
tarif - monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan JKN.
o BPJS : - Kredensialing faskes - survey kepuasan peserta - pemantauan dan pengawasan
pemanfaatan.
o Fasilitas Kesehatan : - menerapkan KMKB, mempertimbangkan keselamatan pasien dan
mutu pelayanan - pemenuhan standar mutu faskes, proses pelayanan sesuai standar,
pemantauan terhadap luaran dan efisiensi biaya.
- Setiap RS Diharapkan mempunyai team Audit Internal , untuk menjaga mutu dari klaim yang
diajukan kepada pihak BPJS.
- Kementrian Kesehatan dan BPJS sedang menggodok pembangunan sebuah system yang bernama
HOSPITAL BASED VALUE , dimana nantinya besaran pembayaran claim tergantung dari rumah
sakit itu sendiri dengan mengikuti regulasi yang ada , ada beberapa kriteria yang nantinya akan
membedakan besar / kecilnya suatu claim diterima oleh pihak rumah sakit, contoh : Akreditasi ,
Kualitas Pelayanan , Achievment Point ( Rate dari rumah sakit itu sendiri , salah satu
indikatornya pernah berbuat fraud / tidak)
Materi 3. ATURAN KODING INACBG oleh Kayun Kasmidi A.md.PK , SKM (Ketua Subtim Koding
NCC dan Tim Teknis INA-CBG)
- Koding hanya mengikuti
o standar resmi WHO dalam pengkodean diagnosis (WHO Morbidity Refference Group)
o standar resmi aturan coding ICD-10 dan ICD-9-CM Up-date 2010
o Kaidah Koding Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis SISTEM INDONESIAN CASE BASE GROUPS (Ina-cbg)
- Diagnosa utama adalah diagnosa akhir/final yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan
dengan criteria paling banyak menggunakan sumber daya atau yang menyebabkan hari rawatan
paling lama (LOS)
o Diagnosis utama selalu ditetapkan pada akhir perawatan seorang pasien. (established at
the end of the episode of health care)
o Jika terdapat lebih dari satu diagnosis maka dipilih satu diagnosis yg paling banyak
menggunakan resouces (SDM, bahan pakai habis, peralatan medik, tes pemeriksaan dan
lain2).
- Hati – hati menetapkan koding diagnosa Bronchitis, sebelum menetapkan kode ini perhatikan
umur pasien
- Penulisan diagnose dokter harus sejelas mungkin , jangan lupa untuk menulis akut / kronis dalam
sebuah diagnose
- Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified condition”
maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien.
- Tindakan Lysis tergantung pada benda tajam dan pemanfaatannya.
- Kode 95.01 digunakan pada pemeriksaan mata untuk kaca mata.
- Permasalahan koding
o Penulisan diagnosa/tindakan tidak spesifik
o Penulisan diagnosa/tindakan tidak jelas
o Penentuan kode tidak menggunakan buku ICD
o Tulisan dokter tidak terbaca
- Solusi
o Gunakan buku ICD untuk menetukan koding
o Diskusi dengan dokter terkait diagnosa/tindakan
o Menentukan koding jangan karena tarif
Materi 4. PERAN STRATEGIS TIM CASEMIX RS DI ERA JKN MUTU, BIAYA & PRODUKTIFITAS oleh
dr. Fajaruddin Sihombing (Kompartemen Jaminan Kesehatan PERSI)
- Prospective Payment (JKN)
o Banyak pemeriksaan, obat & tindakan -> Rugi.
o Share Resiko
o Volume harus banyak
o Tim Work/Kolektif
o Resume Medis -> Utama
o Ada audit Klaim
o Efisiensi -> didepan
o Clinical Pathway -> panduan
o Taat aturan -> wajib
- Peraturan banyak sehingga di butuhkan kecermatan & perhatian khusus tentang regulasi
- Peraturan cepat berubah, Up date regulasi suatu keharusan, ketinggalan Up date regulasi = rugi
- Persaingan bukan hanya sekedar alat canggih & dokter yang top, namun pelayanan, ketersediaan
& kontinuitas menjadi kata kunci
- Dahulu mencari pasien , sekarang pasien datang sendiri
- Dahulu RS pemerintah dan RS Swasta beda pangsa pasar, sekarang pasarnya sama (Pasar
Homogen)
- Selama ini : Sibuk dengan kendali mutu dan kendali biaya. Kurang perhatian pada Produktifitas
- Rumah Sakit di Era JKN
o Kalau mau dapat lebih, harus banyak dan harus capek
o Sim rs yang terintegrasi akan membantu meringankan beban kerja
o Tim casemix harus inovatif dan visioner
HARUS PAHAM : Mutu, Biaya dan Produktifitas
Bisa menyeimbangkan antara : Mutu, Biaya dan Produktifitas
o Semua mesin produksi di rs harus di fasilitasi untuk mempermudah pekerjaannya
- Kementrian Kesehatan dan BPJS sedang menggodok pembangunan sebuah system yang bernama
HOSPITAL BASED VALUE , dimana nantinya besaran pembayaran claim tergantung dari rumah
sakit itu sendiri dengan mengikuti regulasi yang ada , ada beberapa kriteria yang nantinya akan
membedakan besar / kecilnya suatu claim diterima oleh pihak rumah sakit, contoh : Akreditasi ,
Kualitas Pelayanan , Achievment Point ( Rate dari rumah sakit itu sendiri , salah satu
indikatornya pernah berbuat fraud / tidak)
Materi 5. PAPARAN BEST PRACTICE DARI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA oleh dr.
Ahmad Supriyanto (Ketuan TIM Pengendalian JKN-KIS , Manager Penunjang Medik , dan Panitia
Mutu dan Keselamatan Pasien RS PKU Muhammadiyah Surakarta)
- RS terkuat bukanlah yang mampu bertahan , tapi yang mampu responsive dalam perubahan.
- Learning Process RS PKU Muhammadiyah Surakarta
o Mengirim tim belajar casemix manajemen di International Casemix Center and Clinical
Coding
o Membentuk tim pengendali
o Melakukan edukasi ke staff
Staff Medis
Staff Non Medis
Masuk di kurikulum orientasi karyawan baru (gap pendidikan dan pekerjaan)
Materi 6. PAPARAN SOSIALISASI TEKNIS IMPLEMENTASI SIMRS GOS V2. Oleh Dr. dr . Agus
Hadian Rahim , Sp.OT(K), M.Epid, MH.Kes. (Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia)
- Setiap RS wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan penyelenggaraan RS
dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Permenkes No. 82 Tahun 2013)
- Kementrian Kesehatan memiliki sebuah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang
bernama SIMRS GOS yang diberikan secara gratis untuk rumah sakit.
Materi 7. TATA KELOLA KLAIM KECELAKAAN LALU LINTAS (KLL) SERTA KLAIM KECELAKAAN
KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (KKPAK) oleh dr. Budi Mohamad Arief MM AAAK (Deputi
Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan)
- Perpres 82 Tahun 2018
- Permenkeu 141/Pmk02/2018
- Penyakit Akibat Kerja tidak termasuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional
- Klaim tanpa tagging dan terindikasi KLL, KK dan PAK akan dikembalikan ke FKRTL
- Status Kecelakaan harus jelas
o Bukan Kecelakaan ( BPJS Kesehatan )
o Kecelakaan Lalu Lintas dan Bukan Kecelakaan Kerja ( BPJS Kesehatan & Jasa Raharja )
o Kecelakaan Lalu Lintas dan Kecelakaan Kerja ( BPJS Ketenagakerjaan , Taspen (Untuk PNS)
& Jasa Raharja )
o Kecelakaan Kerja ( BPJS Ketenagakerjaan , Taspen (Untuk PNS) )
- Data dengan tagging akan terkirim secara otomasi sistem ke Bapel JKK dan JKLL (realtime)
- SEP BUKAN SURAT JAMINAN, penjaminan mengacu pada ketentuan perundangan
- Fasilitas Kesehatan wajib melakukan deteksi KLL, KK dan PAK
- Fasilitas Kesehatan wajib melaporkan dugaan kasus KLL, KK dan PAK melalui fitur yang telah
disediakan
- Laporan dugaan kasus akan diterima oleh penyelenggara jaminan lain
- Respon balasan penyelenggara jaminan lain wajib diberikan melalui sistem informasi terintegrasi
- Kendala respon yang belum diupdate untuk dilaporkan ke penyelenggara jaminan lain
Materi 8. REMUNERASI RUMAH SAKIT DI ERA JKN oleh dr. Harry Triyanto, MARS (Konsultan RS
Jabal Rahmah Medika Jambi , Direktur RS Proklamasi , Dewan Direksi PT Bhakti Husada)
- Dasar Hukum :
o Permenkes No 625 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Sistem Remunerasi
Pegawai Badan Layanan Umum Rumah Sakit
o Permendagri No 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
- Remunerasi RS Swasta
o P1 = Gaji Pokok
Status karyawan :
Tetap
Kontrak
Anorganik
Setiap karyawan mempunyai angka / nilai jabatan
Dasar pendidikan dan lama kerja
o P2 = Kinerja
IKI ( Indikator Kinerja Individu )
Perilaku Kerja
Prestasi Kerja
IKU ( Indikator Kinerja Unit )
Program
Kegiatan
Indikator
Target
o P3 = Kekhususan
Keahlian Khusus
- Jasa Medis
Pembayaran remunerasi berasal dari Pembayaran remunerasi diolah dari
kumpulan pembayaran jasa profesi dalam pendapatan pelayanan sesuai tarif INA-CBG.
sistem fee for service.
Jasa profesi muncul “by name” dalam billing, Tidak ada akun “jasa profesi” dalam billing
sehingga profesional merasa memiliki hak INACBG
utama
Jasa utilitas penunjang medik dapat Utilisasi penunjang medik yang berlebihan
dimasukkan sebagai komponen remunerasi akan menjadi sumber pemborosan sumber
(Paradigma utilitas). daya, bukan sumber pendapatan (paradigm
Efisiensi)