Analisis Kebutuhan Pendirian Puskesmas Dan Pertimbangan Tata Ruang Daerah Dalam Pendirian Puskesmas
Analisis Kebutuhan Pendirian Puskesmas Dan Pertimbangan Tata Ruang Daerah Dalam Pendirian Puskesmas
PUSKESMAS JUWIRING
TAHUN 2017
1
ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS DAN
PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini pembangunan di segala bidang sedang giat-giatnya
dilaksanakan oleh pemerintah dan salah satunya adalah pembangunan di bidang
keseharan masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat perlu segera dilakukan
karena di Indonesia banyak terjadi masalah kesehatan baik di wilayah pedesaan maupun
perkotaan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan terciptanya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Kesehatan dalam hal ini diartikan sebagai suatu kondisi yang bukan hanya
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi yang
positif yang dari kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang memungkinkan seseorang
untuk hidup produktif .
Salah satu tindakan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
dalam mendekatkan akses masyarakat adalah dengan memperbanyak jumlah
Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas harus
didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat
didirikan lebih dari satu puskesmas. (Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas)
Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran penduduk
yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Hal ini bisa diartikan
bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada suatu wilayah yang
jumlah penduduknya 30.000 jiwa atau kurang dari angka tersebut. Khusus untuk kota
besar dengan jumlah penduduk 1.000.000 atau lebih,wilayah kerja Puskesmas bisa
meliputi satu kelurahan.
Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat
pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih efektif
untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas
wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km, jadi jarak antar
Puskesmas adalah 3 sampai 5 km.
Dalam rangka mengefektifkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka
distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya ditempatkan pada lokasi
yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi keruangan. Hal ini dimaksudkan agar
lebih efisien dan merata penyebarannya dalam suatu wilayah sehingga dapat ditempuh
dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, dampak pelayanan kepada masyarakat baru
2
akan nampak apabila pelayanan kesehatan tersebut merata dan dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat dengan karakteristik sosial ekonomi yang berbeda.
TUJUAN :
1. Sebagai dokumen yang menggambarkan tentang analisis pendirian
puskesmas Juwiring
2. Sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan Puskesmas Juwiring agar
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.
3
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Tinjauan Geografi
Puskesmas Juwiring merupakan Unit Pelaksana Tehnis Dinas Kesehatan
Kabupaten Klaten yang terletak di desa Tanjung, Kecamatan Juwiring , Kabupaten
Klaten. Wilayah kerja Puskesmas Juwiring meliputi sebagian wilayah di Kecamatan
dengan luas 29,79 KM2 yang terdiri dari 19 ( sembilan belas ) desa yaitu Desa Tanjung,
Desa Carikan, Desa Taji, Desa Bolopleret, Desa Tlogorandu, Desa Ketitang, Desa
Serenan,Desa Gondangsari, Desa Kenaiban, Desa Kwarasan, Desa Jetis, Desa Bulurejo,
Desa Juwiring, Desa Sawahan, Desa Juwiran,Desa Jaten, Desa Pundungan, Desa
Trasan, Desa Mrisen. dengan jarak tempuh terjauh dari desa ke Puskesmas 5
KM.sedangkan jarak tempuh dari Puskesmas ke Kota Kabupaten 27 km Sedangkan
batas wilayah Kecamatan Juwiring adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Wonosari
Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan : Kecamatan Karangdowo
Sebelah Barat : Kecamatan Delanggu
B. Tinjauan Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten pada tahun 2016 adalah
58.503 dengan perincian 29.038 orang laki-laki dan 29.465 orang Perempuan (Tabel 1.)
Luas wilayah Puskesmas Juwiring 29,79 km², sehingga kepadatan penduduk di
Kecamatan Juwiring Wilayah Puskesmas Juwiring adalah 1.964 jiwa per kilometer.
Kepadatan jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang
dilakukan .
4
TABEL 1 : JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2016
5
BAB III
ANALISIS SARANA DAN BANGUNAN FISIK
6
1.7 Pengelolaan kesehatan Sudah bekerjasama
lingkungan dengan jasa pengelola
limbah medis
1.8 Kondisi lainnya Tidak dibawah /
didaerah SUTT/
SUTET
Desain
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Tata letak ruang pelayanan pada Tidak sesuai
bangunan puskesmas
memperhatikan zona puskesmas
sebagai bangunan fasilitas
kesehatan
2 Tata letak diatur dengan Tidak sesuai
memperhatikan zona infeksius
dan zona non infeksius
3 Zona berdasarkan privasi kegiatan
7
khusus dengan suplai listrik yang
tidak boleh terputus
7 Lebar koridor dengan standar 2,4 Tidak sesuai
meter dan tinggi 2,8 meter
Dan bila ada perbedaan
ketinggian permukaan pijakan
dibuat ram dengan kemiringan 7o
3. Persyaratan Ruangan
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Ruang Administrasi Kantor Ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
2 Ruang Kepala puskesmas ada
3 Ruang Rapat Ada
4 Ruang Pendaftaran dan Rekam Ada tapi kurang Ruang
medis mamadai pendaftaran
dilantai 1 dan
ruang rekam
medis di
lantai 2
5 Ruang Tunggu Ada tapi kurang Terlalu
mamadai sempit dan
berupa
selasar
6 Ruang Tindakan Kegawat Ada tapi kurang
daruratan memadai
7 Ruang Pemerikasaan Umum Ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
8 Ruang KIA /KB Ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
sehingga
menyulitkan
petugas
untuk
melakukan
tindakan
9 Ruang kesehatan anak dan Ada
imunisasi
10 Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut Ada
11 Ruang ASI Ada
12 Ruang Promosi kesehatan Ada Menjadi satu
ruang UKM
13 Ruang Farmasi Ada
14 Ruang persalinan Ada,kurang memadai Terlalu
sempit
sehingga
menyulitkan
petugas
untuk
melakukan
tindakan
15 Ruang rawat pasca persalinan Ada
16 Ruangan tindakan Belum ada Menjadi satu
8
dengan
ruang IGD
17 Ruangan rawat inap Ada
18 Kamar mandi/WC Pasien( laki-laki Ada Tidak
dan perempuan terpisah) terpisah laki-
laki dan
perempuan
19 Laboratorium Ada
20 Ruangan Cuci linen Belum ada
21 Ruang sterilisasi Belum ada
22 Ruang penyelenggaraan makanan Ada,belum memadai
23 Km/ wc pasien Rawat inap Ada tapi kurang Tidak
memadai dipisahkan
antara WC
laki laki dan
WC
perempuan
24 KM/WC untuk petugas Ada tapi kurang
memadai
25 Ruangan jaga petugas Ada tapi kurang
memadai
26 Gudang umum Belum ada
27 Rumah tenaga kesehatan Ada Alih manfaat
menjadi
ruang
fisioterapi
dan gudang
obat
28 Parkir roda 2 dan roda 4 serta Parkir roda 2 ada,
garasi amulan dan kendaraan parkir Garasi roda 4
puskesmas keliling ada
4. Puskesmas Pembantu
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Ruang Pendaftaran dan Ada tapi kurang Terlalu
Administrasi memadai sempit
2 Ruangan tunggu Ada
3 Ruang Pemeriksaan Umum Ada
4 Ruangan KIA dan KB Ada tapi kurang
mamadai
5 KM / WC Petugas dan Pasien Ada tapi kurang
mamadai
6 Rumah Dinas tenaga kesehatan Ada tapi kurang
memadai
7 Parkir Ada
9
a. Kekuatan atap tahan Memadai
terhadap bencana , tidak
bocor ,tahan lama dan
tidak menjadi perindukan
vektor
b. Material tidak korosif dan Memadai
tidak mudah terbakar
2 Langit langit
a. Langit langit harus kuat, Memadai
berwarna terang, mudah
dibersihkan,tanpa profil,
tanpa sambungan
b. Ketinggian minimal 2,8 m Memadai
dari lantai
3 Dinding
a. Material dinding harus Memadai
keras, rata, tidak
berpori,tidak
menyebabkan silau,
kedap air, mudah
dibersihkan
b. Dinding KM/WC kedap Memadai
air dan dilapisi keramik
setinggi 150 cm
c. Dinding laboratorium Memadai
harus tahan bahan kimia
tidak berpori dan mudah
dibersihkan
4 Lantai harus kuat, tahan air, Memadai
tidak licin, berwarna terang dan
mudah dibersihkan
5 Pintu dan jendela
a. Lebar pintu utama dan Ada memadai
ruang gawat darurat
minimal 120 cm agar
dapat dilalui brankar,
pintu yg bukan akses
brankar lebar bukaan 90
cm dan terbuka keluar
b. Pintu KM/WC Tidak ada
penyandang disabilitas
10
lebar bukaan 90 cm dan
terbuka keluar
c. Material pintu KM/WC Ada tapi kurang
harus kedap air Memadai
6 Kamar mandi (KM )/ WC
a. Memiliki ruang gerak Ada, kurang
yang cukup untuk masuk memadai
dan keluar pengguna
b. Lantai terbuat dari bahan Ada
yang tidak licin dan air
buangan tidak boleh
menggenang
c. Pintu harus mudah Ada
dibuka dan ditutup
d. Kunci dipilih sedemikian Ada, kurang
rupa agar mudah dibuka memadai
pada kondisi darurat
e. Pemilihan kloset Ada
disesuaikan dengan
kebutuhan dan
kebiasaan pengguna
f. Minimal disediakan satu Tidak ada
kamar madi khusus
penyandang disabilitas
7 Aksesabilitas penyandang
disabilitas dan lansia
a. Umum Ya
Puskesmas
menyediakan fasilitas
dan aksesabilitas demi
terwujudnya
kemudahan,kenyamanan
dan keamanan
b. Persyaratan teknis yang
meliputi;
1. KM/WC Tidak ada
2. Tempat parkir Ada
3. Telepon umum Tidak ada
4. Jalur pemandu
Tidak ada
5. Rambu dan
marka Tidak ada
11
6. Tangga Ada
7. Pintu
Ada
8. Ram
Tidak ada
12
ruang
6.2.3 Lampu lampu yang
digunakan diupayakan jenis
yang hemat energi
6.3 Sistem Sanitasi
6.3.1 sistem air bersih Memadai
6.3.1.1Sistem air bersih harus Memadai
direncanakan dan dipasang
dengan mempertimbangkan
sumber air bersih dan sistem
pengalirannya
6.6 Kamar mandi (KM )/ WC
a. Memiliki ruang gerak Ada, kurang
yang cukup untuk masuk memadai
dan keluar pengguna
b. Lantai terbuat dari bahan ada
yang tidak licin dan air
buangan tidak boleh
menggenang
c. Pintu harus mudah Ada, kurang
dibuka dan ditutup memadai
d. Kunci dipilih sedemikian Ada, kurang
rupa agar mudah dibuka memadai
pada kondisi darurat
e. Pemilihan kloset Ada, kurang
disesuaikan dengan memadai
kebutuhan dan
kebiasaan pengguna
f. Minimal disediakan satu Tidak ada
kamar madi khusus
penyandang disabilitas
6.7 Aksesabilitas penyandang Kurang memadai
disabilitas dan lansia
Puskesmas
menyediakan fasilitas
dan aksesabilitas demi
terwujudnya
kemudahan,kenyamanan
dan keamanan
13
BAB IV
ANALISIS RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN TENAGA
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Jumlah penduduk Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten pada tahun 2016 adalah
58.503, dengan perincian 29.038 orang laki-laki dan 29.465 orang perempuan (Tabel 1.)
Luas wilayah Kecamatan juwiring 29,79 km² , sehingga kepadatan penduduk di
Kecamatan Juwiring adalah 1.964 jiwa per kilometer. Kepadatan jumlah penduduk sangat
berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan
14
DATA WILAYAH DAN FASILITAS PELAYANAN TAHUN 2016
DUSUN KE
PKM PUS PKD PRAK POLI RS
PKM
TU TEK KLINIK
DR
1 Gondangsari 10 1,5 KM 1
2 Serenan 8 2 KM 1
3 Taji 9 4 KM 1
4 Tlogorandu 6 1 KM 1
5 Ketitang 16 1 KM 1 1 1
6 Bolopleret 10 1 KM 1
7 Tanjung 7 1,5 KM 1 1
8 Carikan 12 3 KM 1 1
9 Kwarasan 9 3 km 1 2
10 Jetis 10 5 Km 1
11 Kenaiban 11 1 KM 1
12 Pundungan 8 4 KM 1
13 Juwiran 12 5 KM 1
14 Bulurejo 21 3 KM 1 1
15 Juwiring 7 2 KM 1 1
16 Sawahan 7 4 KM 1
17 Jaten 17 3KM 1
18 Trasan 19 6 KM 1
19 Mrisen 19 5 KM 1 1
JUMLAH 1 3 18 6
15
3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. (Kepmenkes No. 81
Tahun 2004).
Salah satu metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio terhadap
sesuatu nilai (Ratio Method). Langkah awal menentukan rasio dari tenaga terhadap suatu
nilai tertentu misalnya jumlah penduduk. Perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga
kesehatan tertentu diperoleh dengan membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan
rasio yang ditentukan. Rasio dokter terhadap penduduk bervariasi dalam suatu daerah,
mulai dari 1 : 5.000 sampai 1 : 2.500, atau rata-rata 1 : 4.000. Bila proyeksi penduduk
pada tahun target adalah satu juta dengan rasio pada tahun target yang diinginkan
sebesar 1 : 4.000, kebutuhan dokter yang diperlukan adalah = 1.000.000 : 4.000 = 250
dokter Full Time Equivalent (FTE).
Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan
Analisis data secara deskriptif menggunakan beberapa rumus berikut.
1. Analisis standar kebutuhan tenaga medis (dokter)
P
TM = ----- .................... (1)
Km
Keterangan :
TM = Kebutuhan tenaga medis
P = Penduduk daerah
Km = Konstanta medis (5.000)
16
dan 1 dokter gigi. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Juwiring adalah 58.503
jiwa. Sementara standar kebutuhan tenaga medis berbasis threshold sebesar 11 orang.
Artinya, ada selisih antara ketersediaan tenaga medis riil dengan standar kebutuhan
berjumlah 8 orang.
Tetapi Menurut perhitungan tenaga puskesmas strategis Kabupaten Klaten
berdasarkan Permenpan No. 26 tahun 2011 dan peraturan kepala BKN No. 19 tahun
2011 yang dilihat dari analisa beban kerja tidak terdapat kekurangan tenaga medis.
2. Tenaga keperawatan
Tenaga keperawatan mencakup tenaga perawat dan bidan. Data bulan Desember
2016 menunjukkan Puskesmas Juwiring memiliki 6 orang tenaga perawat dan 26 orang
tenaga bidan (termasuk bidan desa) dan 1 orang perawat gigi. Secara keseluruhan,
Puskesmas Juwiring pada tahun 2016 memiliki tenaga keperawatan 33 orang. Sementara
standar kebutuhan tenaga medis berbasis threshold sebesar 46 orang. Artinya, ada
selisih antara ketersediaan tenaga medis riil dengan standar kebutuhan berjumlah 7
orang. Kekurangan tenaga keperawatan di Puskesmas Juwiring adalah perawat 7 orang.
Berdasarkan analisis kebutuhan tenaga medis dengan metode threshold di atas,
sesuai dengan standar kebutuhan tenaga berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas. Puskesmas Juwiring masih kekurangan tenaga dokter 8 orang dan
perawat/ bidan 9 orang.
Terkait dengan tenaga kesehatan, langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
Puskesmas Juwiring adalah segera berupaya menambah tenaga medis dengan
mengusulkan ke dinas kesehatan agar pelayanan yang diberikan lebih optimal.
17
BAB V
KESIMPULAN
18