Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR


PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
JL. DANAU BUYAN III SANUR
NO TELP. (0361) 281166
Email : pusk2.densel@yahoo.com

LAPORAN HASIL KEGIATAN INTENSIFIKASI PENEMUAN KASUS TB

1. PENDAHULUAN
Penyakit TB Paru merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi
tantangan nasional bahkan mendunia, karena menyerang pada bagian paru-paru,
bisa menular kepada orang lain dan bisa diobati dengan minum obat rutin selama 6-8
bulan. Seseorang yang terkena TB yang tidak diobati, dapat menyebarkan kuman TB
atau menularkan penyakit TB kepada orang lain 10-15 orang jika kontak dekat
selama satu tahun. Kuman TB dapat tersebar keudara pada saat penderita batuk,
atau berbicara. Penyakit TB ini bukanlah penyakit akibat kutukan, guna-guna atau
penyakit turunan.
Dengan masih banyaknya penderita TB yang belum terdeteksi maka diperlukan
peran serta aktif masyarakat dalam memberantasnya.Gejala pertama orang yang
terindikasi TB adalah orang yang batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih,
gejala-gejala lainnya antara lain: sesak nafas dan nyeri dada, demam meriang
berkepanjangan, badan lemas dan nafsu makan berkurang, berat badan menurun,
berkeringat tanpa melakukan aktifitas di malam hari atau batuk berdahak dan
bercampur darah.
Kegiatan ketuk pintu merupakan kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan
oleh Kader TB yang bertujuan memberikan informasi mengenai TB sekaligus
melakukan skrining/ pemilahan untuk menemukan orang yang terduga terkena
penyakit TB serta merujuk orang tersebut kefasilitas kesehatan atau puskesmas
terdekat untuk dilakukan pemeriksaan. Bagi penderita TB akan diberikan pengobatan
dengan obat yang berkualitas yang disediakan pemerintah pada seluruh puskesmas
secara gratis. Gerakan TOSS TB (temukan obati sampai sembuh) merupakan
gerakan nasional dalam kampanye penemuan kasus TB secara aktif dan masif yang
melibatkan seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat.
2. LATAR BELAKANG
Prevalensi TB yang dilakukan oleh Badan Litbangkes Kemenkes tahun 2013 –
2014, angka insiden TB adalah 399 per 100.000 penduduk, dan angka prevalensi TB
sebesar 647 per 100.000 penduduk (WHO, 2015). Jika jumlah penduduk Indonesia
berkisar 250 juta orang, maka diperkirakan ada sekitar 1 juta pasien TB baru dan ada
sekitar 1.6 juta pasien TB setiap tahunnya. Sedangkan jumlah kematian karena TB
100.000 orang per tahun, atau 273 orang per hari. Situasi tersebut menyebabkan
Indonesia menempati peringkat ke 2 negara yang memiliki beban TB tinggi di dunia,
setelah India.
Berdasarkan laporan WHO (2015) juga dipaparkan bahwa angka kasus TB baru
yang tidak ditemukan hanya 32% atau 324.000 kasus dari total 1.000.000 kasus TB.
Berdasarkan data tersebut berarti masih ada sekitar 676.000 atau 68% kasus TB
baru yang masih belum di temukan, diobati dan dilaporkan. Kerjasama yang baik
antara pemerintah, sector swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau
Civil Society Organization (CSO) sangat diperlukan, sehingga dapat mendorong
peningkatan penemuan kasus TB, agar TB dapat segera didiagnosis dan diobati
hingga sembuh. Kegiatan penemuan suspek TBC oleh kader TBC merupakan
kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan kader dan bertujuan untuk memberikan

3. TUJUAN UMUM:
Melakukan penjaringan kasus TB dengan pelaksanaan program penemuan suspek TB oleh
kader TB.

4. TUJUAN KHUSUS:
a. Penemuan secara aktif atau beresiko tinggi tertular TB
b. Penemuan secara aktif Kelompok yang rentan tertular TBCseperti keluarga atau kontak
pasien TBC, terutama mereka yang dengan TBC BTA positif.
c. Penemuan secara aktif Pemeriksaan terhadap anak dibawah 5 tahun pada keluarga TBC
d. Penemuan secara aktif Suspek TBC MDR Dengan 9 kriteria

5. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


a. Persiapan
1) Mendapatkan komitmen Puskesmas dan kesiapannya untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan ketuk pintu dan pemeriksaan terduga TB.
2) Menyepakati kader aktif yang terlibat pada kegiatan ketuk pintu/kunjungan rumah.
3) Menentukan seorang coordinator lapangan.
4) Mempersiapkan perangkat kegiatan Ketuk Pintu : leaflet TB, Formulir Skrining,
Formulir Rujukan, Formulir Rekap (contoh formulir terlampir).
b. Pelaksanaan
1) Tugas kader :
a) Memberikan edukasi tentang TB sesuai dengan informasi yang tertulis pada
leaflet TB
b) Melakukan skrining pada anggota rumah dengan gejala utama :batuk berdahak
(tidak harus 2 minggu) dapat disertai dengan gejala lain seperti batuk
bercampur darah, sesak nafas dan nyeri dada, nafsu makan menurun, berkeringat
di malam hari, demam meriang berkepanjangan, berat badan menurun
c) Melakukan pencatatan pada formulir Skrining
d) Memberikan surat rujukan ke Puskesmas untuk yang mempunyai gejala TB
Koordinator lapangan akan merekap laporan kader
2) Membuat rute perjalanan Ketuk Pintu, berdasarkan pemetaan yang sudah dibuat
sebelumnya (missal kader A berkunjung ke desa A), menentukan titik berkumpul
setelah semua selesai melakukan kunjungan rumah dan semua hasil dikumpulkan
oleh Koordinator Lapangan untuk di rekap.
3) Menyiapkan perangkat Ketuk Pintu diantaranya leaflet TB, formulir Skrining, dan
formulir Rujukan.
4) Berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk menginformasikan adanya
kegiatan ketuk pintu dan jika memungkinkan mereka dapat terlibat dalam kunjungan
rumah.
6. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatanintenfikasipenemuankasusdengan program ketukpintu TB
dilaksanakandaritanggal 9 Maret – 29 maret 2018

7. PENCATATAN, PELAPORAN
Pencatatanpelaporanterlampir

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


 Evaluasipelaksanaandilakukansetelahpelaksanaankegiatan

PLT KepalaPuskesmas II Denpasar Selatan

drg. Alfiana
NIP. 19620818 198901 2 002

Anda mungkin juga menyukai