Republik Maluku Selatan
Republik Maluku Selatan
SELATAN (RMS)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena rahmat dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pancasila tentang Republik Maluku
Selatan. Untuk menambah pengetahuan kami.
Sejarah adalah guru kehidupan, karena dengan belajar sejarah kita diharapkan dapat
belajar dari pengalamannya orang lain untuk dibandingkan dengan pengalaman sendiri dan
dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dan menentukan sikap untuk
menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Konsep dasar pembelajaran meliputi empat aspek penting yaitu belajar masa lalu,
memahami masyarakat kita, memahami masyarakat dan kebudayaan lain dan juga melatih
keterampilan sosial kita untuk dapat menanamkan makna dalam peristiwa kesejarahan ke
dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan belajar sejarah menanamkan kesadaran terhadap persatuan dan kesatuan
bangsa dan solidaritas serta semangat persaudaraan.
Sebagai akhir kata, rasa syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa. Tanpa izinnya makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada 25 April 1950 RMS diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL dan
pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung Negara
Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A. Manusama dan J.H.
Manuhutu.
Pemerintah Pusat yang mencoba menyelesaikan secara damai, mengirim tim yang
diketuai Dr. J. Leimena sebagai misi perdamaian ke Ambon. Tapi kemudian, misi yang
terdiri dari para politikus, pendeta, dokter dan wartawan, gagal dan pemerintah pusat
memutuskan untuk menumpas RMS, lewat kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah
pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting
RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga
menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950,
sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000
orang Maluku Selatan, tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar
12.500 orang), mengungsi ke Belanda, yang saat itu diyakini hanya untuk sementara saja.
RMS di Belanda lalu menjadi pemerintahan di pengasingan. Pada 29 Juni 2007
beberapa pemuda Maluku mengibarkan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang
Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April 2008 John Watilette perdana
menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda berpendapat bahwa
mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang hari bolong dalam peringatan 58
tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat pada harian AlgemeenDagblad yang
menurunkan tulisan tentang antipati terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah
berlalu seiring dengan melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak
adanya donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kinihubungan dengan Maluku hanya
menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak menutup
kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi seperti Aceh Kendati tetap menekankan
tujuan utama adalah meraih kemerdekaanpenuh.
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan
Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini
John Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Tokoh-tokoh yang terlibat di dalam Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan
Manusama, pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini
John Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda. Dr. Soumokil mengasingkan
diri ke Pulau Seram. Ia ditangkap di Seram pada 2 Desember 1962, dijatuhi hukuman mati
oleh pengadilan militer, dan dilaksanakan di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 12 April 1966.
Ketika Kompas.com mendatangi lokasi itu sekitar pukul 08.00 WIT, bendera belum
diturunkan. Tidak ada aparat keamanan di sana. Lokasi pengibaran berada di area tinggi
sehingga bendera bisa terpantau jelas.
Bendera itu menjadi tontonan warga. Sejumlah warga yang berada di lokasi enggan
berkomentar. "Dari pagi, bendera sudah ada. Mungkin mereka sudah kibarkan sejak malam,"
kata seorang warga yang tidak mau namanya disebutkan.
RMS di Maluku memang masih menampakkan aktivitasnya hingga kini, terutama saat
ada acara penting atau bertepatan dengan HUT RMS. Berdasarkan arsip harian Kompas, pada
tahun 2014, 10 warga Kota Ambon, Maluku, yang melakukan pawai peringatan hari
kemerdekaan Republik Maluku Selatan, Jumat (25/4/2016), ditahan aparat kepolisian
setempat.
Salah satu peserta aksi gerakan separatis itu, Simon Siaya, merupakan buron kasus
pembentangan bendera RMS di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Juni
2007.
Dalam kasus itu, para tersangka diancam dengan pidana makar, yakni Pasal
106 juncto Pasal 110 Ayat (1) dan Pasal 55 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) dengan ancaman hukuman penjara di atas enam tahun.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada
25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu
Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS
dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas
pada November 1950 lewat kekuatan senjata.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos penting
RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan Ambon, juga
menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan kapal-kapal
pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950,
sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda adalah Prof. Johan
Manusama. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan para
Birokrat di Ambon berjalan lancar membuat pemerintahan Sukarnosehingga mengeluarkan
perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada
akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah
RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS
5.2 Saran
Alangkah baiknya kita mempelajari dan mengetahui sejarah-sejarah tentang
pemberontakan dunia khususnya Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Dari pemberontakan tersebut kami dapat mengetahui bahwa Pemberontakan Republik
Maluku Selatan banyak sekali kisah-kisahnya pada masa lampau.
DAFTAR PUSTAKA