Pada proses pengerjaan land clearing hal yang umum dilakukan meliputi:
1) Underbrushing
pelaksanaan.
2) Felling / cutting
3) Pilling
4) Burning
Untuk menetukan motode mana yang paling tepat tergantung banayak factor
Metode ini dikerjakan secara bersamaan, untuk kegiatan ini dikenal dengan
Cocok diterapkan pada areal yang rata, setelah plot areal yang akan dibuka
tengah plot area menuju keluar dengan gerak bulldozer searah jarum jam
c) Metode contour
Metode ini diterapkan pada area yang berbukit, bulldoer menebang, menebas
dari ats bukit ke bawah pada daerah dengan ketinggian yang sama (contour
yang sama).
d) Metode zigzag
Sama seperti metode perimeter dan out crop, metode ig zag dapat diterapkan
dengan arah angina dan mengikuti garis contour, jarak gusur bulldozer sekitar
15-20 m, sehingga nantinya jarak tumpukan satu sama lainya menjadi sekitar
30-50 m.
f) Metode pembakaran
Yang sanagt perlu diperhatikan dalam pengerjaan metode ini adalah arah
mata angin, karena apinya akan sulit dikendalikan dan pula hasil pembakaran
Jalur timbunan yang ada harus dibuat sesempit dan setinggi mungkin untuk
Salah satu metode yang memiliki efisiensi kerja tertinggi, metode ini memiliki
1) Kelebatan pepohonan
Faktor ini berpengaruh terhadap produksi dan tentu saja biaya produksi,
antara lain:
a) Jumlah pohon-pohonan
b) Ukuran pohon-pohonan
c) Kekerasannya
d) Keadaan akarnya
Harus kita perhatikan apakah tujuan land clearing ini nanti, misalnya untuk
kepentingan pembuatan dam, jalan raya atau untuk keperluan lain. Karena
Faktor keadaan tanah dan daya dukung tanah juga harus kita perhatikan,
d) Keadaan batuan.
4) Topografi
a) Kemiringan medan
d) Batuan besar.
e) Bukit.
Keadaan topoagrafi termaksud sangat berpengaruh pada peralatan yang
Biasanya semua phase dari pekerjaan land clearing, dipengaruhi pula oleh
6) Kekhususan Pekerjaan
Faktor khusus ini antara lain dapat tergantung dari hal/kondisi berikut:
Produksi dari land clearing biasanya dinyatakan dalam are atau hectare per
perkalian antara kecepatan traktor dengan Iebar dari cut {dihitung dalam are
Lebar cut (ft) x 5280 (ft/menit) x speed {mph) / 43560 (feet2) (acre/ jam)
diperkirakan dengan cara ini, maka kini ada suatu rumus untuk
peracrt! (0,405 ha) pada peker· jaan land clearing yang khusus bisa dipakai
rumus berikut:
Keterangan:
T:
X:
A:
B:
M:
Waktu pemotongan per pohon setiap d iameter tertentu (menit).
N:
Jumlah pohon per acre dalam setiap cL.1meter tcrtentu, ditentukan pada
survey lapangan.
D:
Jumlah diameter dalam feet (30 em lebih) dari seluruh pohon per acre di atas
6 feet (180 em) pada diameter yang diukur pada "rata tanah", ditentukan
F:
Jumlah waktu y ang diperlukan (dalam menit) untuk memotong per feet (30
Kayu keras:
Keterangan Tabel:
Traktor
Didasarkan pada model traktor yang dapat bekerja pada lapangan dengan
(track) yang baik, medan tidak berbatu-batu, pepohonan campuran lunak dan
keras. Traktor dalam keadaan "layak" untuk dioperasikan, blade tajam, dan
diatur sebaik-baiknya.
Base time:
Menunjukkan waktu (dalam menit) yang diperlu- 56 kan bagi setiap traktor
untuk "meliput" setiap acre (0.405 ha) meterial ringan di mana tidak ada
oleh "kelebatan" pohonnya, yang diameternya kurang dari 12 inch (30 cm).
Lebat
600 pohon atau lebih per acre (1480 pohon/ha) base time ditambah 100%.
Sedang
400 - 600 pohon per acre (990 - 1480 pohon/ha) 'base time tetap A = 1.0
Ringan
1) Kurang dari 400 pohon peracre (990 pohon/ha) base time dikurangi 30% A=
0.7
Diameter range
pohon dengan diameter rata tanah 1' a 2' (31 -60 em).
Kolom diameter di atas 6' (180 cm) menunjukkan jumlah waktu (dalam menit)
yang dibutuhkan oleh suatu jenis traktor, untuk memotong 1 feet (30 em)
kayu dengan diameter di atas 180 em). Diameter Range Banyaknya pohon
em, dibutuhkan 8 x 1.2 atau kurang lebih 10 menit jika dipakai tractor D 9 H.
tanah mekanis merupakan materi ilmu yang tidak hanya berkaitan dengan
petambangan tetapi juga dengan proyek – proyek konstruksi yang lahan nya
akan dipergunakan untuk membangun dan sebagainya, saya kira cukup untuk