LOG.OO07.007.00
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN BERBASIS KOMPETENSI
MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN
MESIN FRAIS
LOG.OO07.007.00
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan
untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ................................................................................................................................................. 13
2. BUKU KERJA.................................................................................................................................. 13
Materi modul pelatihan ini mengacu pada unit kompetensi terkait yang disalin dari
Standar Kompetensi Kerja Sub golongan Jasa Pendidikan Lainnya Pemerintah
dengan uraian sebagai berikut:
pada unit ini dapat di demonstrasikan oleh pekerjaan individu atau bagian dari
sebuah team. Lingkup penilaian seharusnya tidak merugikan kandidat.
2. Kondisi Penilaian
3. Aspek Kritis
Unit ini dapat dinilai dalam hubungannya dengan unit penerapan keselamatan
kerja lain, kualitas, komunikasi, penanganan material, perekapan dan
pelaporan dengan performansi operasi pengefraisan, atau unit lain yang
memerlukan latihan keterampilan dan pengetahuan yang tertutupi oleh unit
ini. Kompetensi pada unit ini tidak dapat diklaim berhasil sampai semuanya
puas.
4. Catatan Khusus
5. Pedoman penilai
5.1 Kaca mata keselamatan kerja dan baju pelindung selalu dipakai.Prosedur
keselamatan kerja selalu diikuti.
5.3 Gambar dan instruksi kerja yang spesifik dicapai sesuai dengan prosedur
kerja.
5.4 Keperluan pekerjaan dapat diidentifikasi, Bagian dari proses untuk mencapai
spesifikasi yang diinginkan dapat diidentifikasi. Pengaruh jenis alat potong dan
geometrinya terhadap benda kerja dapat diidentifikasi. Pengaruh type dan
geometri cutter terhadap bahan baku berbeda dapat diberikan.
5.5 Kecepatan potong dan pemakanan yang tepat pada pekerjaan digunakan.
5.6 Kecepatan potong dan pemakanan yang tepat telah dihitung. Akibat dari
variasi kecepatan potong dan pemakanan dari rata-rata perhitungan dapat
diberikan. Akibat dari macam-macam bahan pada kecepatan potong dapat
diidentifikasi.
5.9 Pisau-pisau frais ini digunakan dalam hubungannya dengan teknik memfrais
secara manual atau memfrais menanjak untuk menghasilkan benda-benda
spesifik : - slab, -gang, -end, -slot, -form, -slitting..
5.10 Teknik memfrais secara manual atau memfrais menanjak dan aplikasinya
dapat terbayang. Aplikasi dari tiap-tiap type pisau frais berikut dapat
diberikan: - slab, -gang, -end, -slot, -form, -slitting.
5.11 Masing-masing aksesoris mesin frais ini digunakan menurut prosedur kerja
yang standar pada mesin frais: - kepala pembagi dan rotary table (meja
putar).
5.12 Prosedur penggunaan kepala pembagi dan rotary table (meja putar ) dapat
diberikan. Aplikasi penggunaan kepala pembagi dan rotary table (meja putar )
ketika memfrais komponen dapat diidentifikasi.
5.14 Teknik, alat-alat dan peralatan yang tepat untuk mengukur benda hasil fraisan
dapat diidentifikasi.
KOMPETENSI KUNCI
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan Teknologi 1
C. Silabus Diklat
Judul Unit Kompetensi : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
Kode Unit Kompetensi : LOG.OO07.007.00
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan pekerjaan dengan mesin frais yang meliputi kegiatan
melaksanakan keselamatan kerja, menentukan kebutuhan kerja sesuai gambar dan spesifikasi,
memasang benda kerja, mengoperasikan mesin berdasarkan parameter pemesinan dan prosedur
keselamatan, mengukur komponen sesuai spesifikasi..
Perkiraan Waktu Pelatihan : JP @ 45 Menit
Tabel Silabus Unit
Kompetensi :
Perkiraan
Materi Diklat Waktu Diklat
Elemen Kriteria Unjuk Indikator Unjuk (JP)
Kompetensi Kerja Kerja
Pengetahuan Keterampila Sikap (S)
P K
(P) n (K)
termasuk kepala kepala pembagi dan aksesoris mesin termasuk termasuk kepala
pembagi dan rotary table (meja frais termasuk kepala pembagi dan
rotary table (meja putar) kepala pembagi pembagi dan rotary table (meja
putar) dan rotary table rotary table putar) dilakukan
(meja putar) (meja putar) sesuai Standar
Mampu Operasi Prosedur
menggunakan (SOP)
seluruh aksesoris
mesin frais termasuk
kepala pembagi dan
rotary table (meja
putar)
04 Cek komponen Komponen dicek Dapat menjelaskan cara mengecek Pengecekan Kegiatan 2 2
untuk sesuai rinciannya cara mengecek komponen komponen pengecekan
penyesuaian menggunakan komponen dengan dengan dengan komponen dengan
dengan teknik, alat-alat, menggunakan teknik, menggunakan menggunakan menggunakan
rinciannya dan peralatan alat-alat, dan teknik, alat-alat, teknik, alat- teknik dan alat-alat
yang tepat peralatan yang tepat dan peralatan alat, dan dan peralatan
yang tepat peralatan yang dilakukan sesuai
tepat Standar Operasi
Mampu mengecek Prosedur (SOP)
komponen dengan
menggunakan teknik,
alat-alat, dan
peralatan yang tepat.
LAMPIRAN
1. BUKU INFORMASI
2. BUKU KERJA
3. BUKU PENILAIAN
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Meja Mesin Frais ..................................................................................... 9
Gambar 2. 2 Meja Frais Mendatar Sederhana ............................................................. 11
Gambar 2. 3 Kolom/badan mesin .............................................................................. 13
Gambar 2. 4 Sadel Mesin Frais ................................................................................... 15
Gambar 2. 5 Knee/lutut............................................................................................. 15
Gambar 2. 6 Alas Mesin ............................................................................................ 16
Gambar 2. 7 Arbor ................................................................................................... 16
Gambar 2. 8 Stub Arbor ............................................................................................ 17
Gambar 2. 9 Collet chuck .......................................................................................... 17
Gambar 2. 10 Ragum Mesin ( biasa )........................................................................ 18
Gambar 2. 11 Ragum Putar....................................................................................... 18
Gambar 2. 12 Ragum Universal ................................................................................. 19
Gambar 2. 13 Meja putar (Rotary Table).................................................................... 19
Gambar 2. 14 Kepala pembagi. ................................................................................. 20
Gambar 2. 15 Kepala lepas ........................................................................................ 20
Gambar 2. 16 Adaptor .............................................................................................. 21
Gambar 2. 17 Klem mesin ......................................................................................... 21
Gambar 2. 18 Pisau frais mantel (plane milling cutter) helik kanan .............................. 22
Gambar 2. 19 Pisau frais mantel (plane milling cutter) helik kiri................................... 23
Gambar 2. 20 Pisau frais sudut (single angle cutter dan double angle cutter ) ............. 24
Gambar 2. 21 Pisau frais ekor burung ........................................................................ 24
Gambar 2. 22 Pisau frais alur melingkar. .................................................................... 25
Gambar 2. 23 Pisau sisi dan muka ............................................................................. 25
Gambar 2. 24 Pisau frais sisi gigi silang ..................................................................... 26
Gambar 2. 25 Convex milling cutter ........................................................................... 26
Gambar 2. 26 Concave milling cutter ......................................................................... 26
Gambar 2. 27 Pisau Frais Alur T ................................................................................ 27
Gambar 2. 28 Pisau Frais Jari .................................................................................... 27
Gambar 2. 29 Pisau jari radius .................................................................................. 28
Gambar 2. 30 Pisau frais roda gigi ............................................................................. 29
Gambar 2. 31 Pisau frais muka.................................................................................. 29
Gambar 2. 32 (a) dan (b) Pisau frais sisi dan muka .................................................... 30
Gambar 2. 33 Pisau frais gergaji (slitting saw) .......................................................... 30
Gambar 2. 34 Geometri alat potong/pisau frais/cutter ................................................ 31
Gambar 2. 35 Panjang langkah pengefraisan rata ...................................................... 40
Gambar 2. 36 Proses pengeboran pada mesin frais .................................................... 42
Gambar 2. 37 Contoh macam-macam saklar on-off yang sering digunakan pada sebuah
panel kelistrikan mesin ........................................................................ 46
Gambar 2. 38 Contoh posisi panel utama on-off switch ............................................ 46
Gambar 2. 39 Contoh posisi panel kelistrikan untuk pengoperasian mesin frais ............ 47
Gambar 2. 40 Contoh posisi handel/ tuas pengatur putaran mesin frais ....................... 48
Gambar 2. 41 Contoh posisi handel/ tuas pengatur putaran mesin frais ....................... 49
Gambar 2. 42 Handel-handel/ tuas untuk pengoperasian ............................................ 50
Gambar 2. 43 Penggunakan pakaian kerja yang standar .............................................. 51
Gambar 2. 44 Menggunaan kaca mata yang standar ................................................... 52
Gambar 2. 45 Menggunakan sepatu kerja yang standar............................................... 52
Gambar 2. 46 Matikan mesin pada saat mengukur mengecek hasil pengefraisan .......... 53
Gambar 2. 47 Menggunakan kuas pada saat membersihkan mesin .............................. 53
Gambar 2. 48 Penempatkan peralatan kerja yang tidak aman ..................................... 54
Gambar 2. 49 Menempatkan kunci cekam pada mulut pengencang cekam setelah
melepas benda kerja........................................................................... 54
Gambar 2. 50 Bekerumunan disekitar ........................................................................ 55
Gambar 2. 51 Membiarkan air pendingan dan tatal berserakan .................................... 56
Gambar 2. 52 Menggunakan sarung tangan pada saat ............................................... 56
Gambar 2. 53 Membuang tatal/beram, besama jenis sampah lainnya .......................... 57
Gambar 2. 54 Metoda pemotongan searah ................................................................ 58
Gambar 2. 55 Metoda pemotongan berlawanan arah .................................................. 58
Gambar 2. 56 Metoda pemotongan netral .................................................................. 59
Gambar 2. 57 Pemasangan ragum pada meja mesin .................................................. 60
Gambar 2. 58 Pengecekan/ penyetelan kesejajaran ragum dengan ............................... 60
Gambar 2. 59 Pengecekan/ penyetelankesejajaran ragum ........................................... 61
Gambar 2. 60 Pengecekan kesejajaran ragum ............................................................ 61
Gambar 2. 61 Pemasangan benda kerja pada ragum ................................................... 62
Gambar 2. 62 Pemasangan benda kerja pada ragum ................................................... 62
Gambar 2. 63 Pemasangan meja putar pada meja mesin ............................................ 63
Gambar 2. 64 Penyetelan kesepusatan dengan alat bantu pengarah ............................. 64
Gambar 2. 65 Pengecekan kesepusatan sumbu meja putar dengan dial indicator ........... 64
Gambar 2. 66 Pengecekan kesepusatan sumbu meja putar dengan dial indicator atau
pupitas ............................................................................................... 64
Gambar 2. 67 Pengikatan benda kerja dengan menggunakan cekam (chuck) yang
terpasang pada meja putar .................................................................. 65
Gambar 2. 68 Pengikatan benda kerja langsung diatas meja putar menggunakan klem
mesin................................................................................................. 65
Gambar 2. 69 Pengikatan/ pencekaman benda kerja ................................................... 66
Gambar 2. 70 Pengikatan/ pencekaman benda kerja dengan klem mesin dan alat bantu
blok V ................................................................................................ 66
Gambar 2. 71 Pemasangan meja putar pada meja mesin ............................................ 67
Gambar 2. 72 Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas ................................. 67
Gambar 2. 73 Memberi batas kedalaman pemakanan .................................................. 68
Gambar 2. 74 Pengefraisan rata posisi mendatar (horizontal) ...................................... 68
Gambar 2. 75 Menggeser lengan mesin ...................................................................... 69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu melakukan pekerjaan
dengan mesin frais sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP)
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi melakukan
pekerjaan dengan mesin frais ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir
diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan fungsi mesin frais
2. Menggunakan bagian-bagian utama mesin frais
3. Menggunakan perlengkapan mesin frais
4. Menggunakan alat potong untuk proses pengefraisan
5. Menggunakan parameter pemotongan untuk proses pengefraisan
6. Menggunakan mesin frais standar sesuai SOP
BAB II
MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN FRAIS
Mesin frais tegak adalah mesin frais yang memiliki spindel pada posisi tegak
(vertikal). Gerakan mejanya dapat bergerak ke arah memanjang (longitudinal)
dan melintang (cross slide) serta naik turun (Gambar 2.1).
1. Kolom/bodi 8. Lutut/knee
melintang
Mesin frais kontruksinya berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya mesin frais standar ini
memiliki beberapa bagian utama, diantaranya: kolom mesin/badan mesin,
arm/lengan mesin, table/meja mesin, sadel/dudukan meja, knee/lutut, alas mesin
dll.
a) Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai patokan
dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi
dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya
itulah ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara khusus, adalah bebentuk ekor burung tegak
yaitu untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja. Pada
bagian sebelah atas kolom ini dipasang sumbu utama/spindel untuk dudukan dan
membawa arbor sebagai pemegang dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat
berputar. Pada bagian atas juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk
dudukan lengan, dan arm ini dapat didorong maju ataupun mundur untuk
mencapai kedudukan tertentu (Gambar 2.3).
b) Lengan/Arm
Posisi lengan adalah terletak pada bagian paling atas dari badan mesin dan
bawahnya mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur ekor burung
pada badan mesin, lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan
tertentu. Pada lengan ini dapat dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang
mempunyai alur ekor burung pas kepada lengan tadi dan ia dapat dikunci pada
posisi tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan pekerjaan tertentu.
Untuk beberapa jenis mesin frais lainnya, pendukung arbor ini jumlahnya ada
yang satu ada yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.
Untuk pembalik arah gerakan otomatis, diatas permukaan sadel itu juga dipasang
handel.
Sadel
e) Lutut/Knee
Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus, yaitu
satu alur dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi.
Lutut ini berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi
untuk gerakan otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari
lutut ini hanya dua arah yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan
kepada kolom, agar kukuh pada waktu pengefraisan.
Knee/lutut
Gambar 2. 5 Knee/lutut
f) Alas mesin
Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian paling
bawah dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh beban yang ada
pada mesin, seperti berat mesin ditambah berat bahan yasng dikerjakandan berat
perlengkapan yang dipakai serta berat dari alas itu sendiri.
Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk
menampung cairan pendingin. Dan pompa air untuk mengalirkan cairan pendingin
kepada cutter dan benda kerja,juga dipasang pada alas ini untuk membuat
sirkulasi air pendingin itu tadi.
a) Arbor
Arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (mantel, side and face,
slitting saw dll) yang dipasang pada spindel utama pada posisi mendatar
(horisontal) – (Gambar 2.7)
Gambar 2. 7 Arbor
b) Stub Arbor
Stub arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau ( Face mill, Shell
endmill dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat
dipasang dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal (Gambar 2.8)
c) Collet Chuck
Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot drill
dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat
dipasang dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal (Gambar 2.9).
d) Ragum/Catok (Ve )
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat
agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum
dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya
sederhana, yang dapat dipasang sejajar atau membuat sudut 90° terhadap
spindle.
Ragum Putar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang dapat membentuk
sudut terhadap spindle.Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi
pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 3600
Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur
letaknya secara datar dan tegak.
Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan
untuk membentuk segi-segi yang beraturan pada poros benda kerja . Peralatan
ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu
pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung. Kepala
pembagi dan kelengkapannya dapat dilihat pada (Gambar 2.14).
g) Kepala lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang ikerjakan dengan
dividing head. Sehingga waktu disayat enda kerja tidak terangkat atau tertekan
ke bawah.
h) Adaptor
Gambar 2. 16 Adaptor
i) Penjepit/Klem Mesin
Klem Mesin ini digunakan untuk memegang/menjepit benda kerja yang tidak
dapat dijepit pada ragum, yang umumnya benda panjang atau lebar.
Penjepitan langsung benda kerja itu ditaruh di meja mesin frais bila slindris
ditaruh pada alur meja, bila lebih ditempatkan sesuai dengan kemampuan
langkah kerja sehubungan dengan jangkauan pisau frais (cutter).
Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda,
diantaranya dapat dilihat pada (Tabel 1.1)
Tabel 2.1 Type Pisau Mantel
Type Pisau
No Ciri-ciri dan Fungsi Gambar
Mantel
1. H (keras) Memiliki sudut potong/
baji 81º dan jarak
diantara gigi pisau
dekat. Jenis pisau ini
igunakan untuk
pengefraisan baja
carbon sedang
1. N (normal) Memiliki sudut potong/
baji 73º dan jarak
diantara gigi pisau
sedang. Jenis pisau ini
igunakan untuk
pengefraisan baja
carbon rendah/ baja
lunak
3. W (lunak) Memiliki sudut potong/
baji 69º dan jarak
diantara gigi pisau
jarang. Jenis pisau ini
digunakan untuk
(a) (b)
Gambar 2. 20 Pisau frais sudut (single angle cutter dan double angle cutter )
f) Pisau Frais Sisi Gigi Silang (Staggered Tooth Side and Face Cutter).
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.
Perbedaan dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih ringan (Gambar
2.24).
Jika dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis
pisau jari diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Pisau ferais roda gigi digunakan untuk pembuatan roda gigi. Pisau jenis ini ada
dua macam yaitu, pisau frais roda gigi untuk sistem modul (mm) dan Dp
(diameter pitch) (Gambar 2.30).
ada macam yaitu, untuk pemakanan ringan/finising (Gambar 2.32a) dan untuk
pemakanan berat/pengasaran (Gambar 2.32b).
c. Cemented Carbide
Merupakan baja perkakas bukan paduan yang mengandung karbon,Tungten
dan Cobalt, bahan paduan ini tahan keausan sampai suhu 900º C. Cemented
Carbide pada umumnya dibuat dalam bentuk tip yang terpasang pada
pemegang Cutter. Pisau bahan ini untuk pengefrais dengan kecepatan tinggi,
sehingga waktu pemotongan dapat dipersingkat dan dapat menghasilkan
kualitas permukaan yang halus.
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan
pada proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah patenkan pada
tabel kecepatan potong, sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan
antara jenis bahan yang akan difrais dan jenis alat potong yang digunakan.
Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial, tabel kecepatan potongnya
dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat potongnya.
Pada umumnya bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS
(High Speed Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan
bahwa, dengan alat potong yang jenis bahannya dari karbida, kecepatan
potongnya lebih cepat jika dibandingkan dengan alat potong yang jenis bahannya
dari HSS (Tabel 5.1).
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan diameter
benda kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu yaitu
dengan mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus
untuk putaran mesin menjadi:
Keterangan:
d : diameter alat potong (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
Contoh soal 1:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais shell
endmill cutter berdiameter () 50 mm dengan kecepatan potong (Cs) 25
meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya?.
n = 159,235 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 159,235 Rpm
Contoh soal 2:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais pisau
frais shell endmill cutter berdiameter () 2 inchi dengan kecepatan potong (Cs) 30
meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya ?.
n = 188,073 Rpm
juga dapat mengacu atau menggunakan tabel putaran mesin frais yang
telahtersedia(lihat pada lampiran).
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n= putaran mesin (putaran/menit)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan putaran mesinnya (n) 560 putaran/menit
dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar
kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban contoh 1:
F= f x n
= 0,2 x 560 = 112 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 112 mm, selama satu menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter 40 mm, dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15
mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban contoh 2:
pisau (ℓa) dan lepasnya pisau dari benda kerja (lu), atau: L total= ℓ+ℓa+ℓu
(mm). Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian
sebelumnya F= f.n (mm/putaran).
L = ℓ+ℓa+ℓu
F = f.t.n
Keterangan:
t = jumlah mata sayat alat potong
f = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
F = pemakanan setiap menit
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 250 mm
dengan pisau frais jari. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Putaran mesin frais (n)= 460 putaran/menit, pemakanan dalam satu
putaran (f)= 0,13 mm/putaran, jarak start awal (la)= 20 mm, jarak akhir (Lu)= 20
mm dan mata sayatnya pisau jari (t)= 6 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengefraisan sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 1:
F = f .t .n
= 0,13 . 6. 460
= 239,2 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 20 + 20 = 290 mm
L 290
tm 1,213 menit
F 239,2
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data diatas
adalah selama menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 350 mm
dengan pisau shell endmill berdiameter 40 mm. Data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan pemakanan (Cs)= 25 meter/menit,
pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,23 mm/putaran, jarak start awal (la)=
25 mm, jarak akhir (Lu)= 25 mm dan mata sayatnya pisau jari (t)= 8 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengefraisan sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 2:
L= ℓ + 0,3d (mm.
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang
38 mm dengan mata bor berdiameter 12 mm. Data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin frais (n)= 800 putaran/menit, dan
pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,03 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengeboran pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan
dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawab soal 1 :
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah
selama menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang
30 mm dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan potong (Cs)= 25 meter/menit, dan
pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,04 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengeboran pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan
dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawab soal 2 :
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah
selama menit.
Gambar 2. 37 Contoh macam-macam saklar on-off yang sering digunakan pada sebuah panel
kelistrikan mesin
Menghidupkan sumber utama arus listrik (power suply) pada sebuah panel
kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan
sebelum mengopersikan mesin frais. Karena dengan menghidupkan sumber
utama arus listrik, berati motor penggerak mesin siap untuk dioperasikan.
Sedangkan untuk mematikan sumber utama arus listrik (power suply)pada
sebuah panel kelistrikan mesin frais, merupakan kegiatan paling akhir yang
dilakukan setelah mengoperasikan mesin frais. Karena dengan mematikan
sumber utama arus listrik, berati motor penggerak mesin tidak ada lagi
sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Panel kelistrikan mesin frais yang telah dilengkapi dengan saklar on-off,pada
umumnya ditempatkan pada posisi yang aman dan mudah dijangkau oleh
opertor. Contoh posisi panel utama on-off switchpada mesin frais, dapat
dilihat pada (gambar 2.38).
frais.
Untuk mengaplikasikan/menerapkan putaran pada mesin frais, dapat
dilakukan dengan mengatur handel-handel/ tuas yang ada pada mesin.
Setiap jenis mesin dengan pabrikan yang berbeda letak handel-handel/ tuas
bisa berbeda-beda, namun tetap ditempatkan pada lokasi yang praktis agar
mudah mengaturnya. Maka dari itu untuk mengatur putaran mesin, cermati
posisi handel-handel/ tuas dan baca petunjuk yang ada pada tabel mesin.
Contoh posisi handel-handel/ tuas pengatur putaran mesin frais, dapat dilihat
pada (Gambar 2.40).
Hal yang penting diketahui adalah, pengaturan posisi handel/ tuas untuk
mengatur putaran mesin tidak boleh dilakukan pada saat mesin sedang aktif
berputar, karena akan berakibat pada rusaknya mekanik dan roda gigi pada
gear box mesin.
Agar semua peralatan aman dan mudah diambil pada saat akan digunakan,
perlatan harus diletakkan dan ditempatkan pada posisi yang aman dan ditata
dalam penempatannya. Penempatan peralatan sebagaimana (Gambar 2.48),
sangat tidak dibenarkan karena tidak aman dan mudan terjadikerusakan
peralatan akibat saling berbenturan atau mudah terjatuh.
Gambar 2. 49 Menempatkan kunci cekam pada mulut pengencang cekam setelah melepas
benda kerja
(Gambar 2.53), karena demi kesehatan lingkungan sampah jenis organik dan
an-organik seharusnya dibedakan sehingga pengolahan akhirnya lebih
mudah
(Gambar 2.54)
secara pelan-pelan dengan palu lunak hingga benda kerja duduk/ menempel
dengan baik pada permukaan paralel pad/ parallel bar (Gambar 2.61).
Gambar 2. 66 Pengecekan kesepusatan sumbu meja putar dengan dial indicator atau pupitas
Gambar 2. 70 Pengikatan/ pencekaman benda kerja dengan klem mesin dan alat
bantu blok V
1) Persiapan Mesin
Persiapan mesin sebelum melakukan pemasangan pisau frais adalah
menyiapkan perlengkapan pemegang pisau frais meliputi: arbor dan satu set
kollar (ringarbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang
pisau frais yang akan digunakan. Langkah-langkah persiapkan mesin berikut
kelengkapan lainnya dengan tahapan sebagai berikut:
- Persiapan pemasangan arbor
Untuk persiapan pemasangan pemasangan arbor, geser/ dorong
lenganmesin kearah depan (Gambar 2.75), danlepas pendukung (support)
arbornya (Gambar 2.76).
- Jika sudah selesai melakukan pengefraisan rata, lepas benda kerja dan
sebelum meninggalkan ruang praktek bersihkan mesin, peralatan dan
lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin dan kotoran
lainnya. Selain itu jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang
mudah berkarat
Gambar 2. 84 Proses pengefraisan bidang rata dengan shell end mill cutter posisi
pisau tegak
Untuk jenis mesin frais universal, dalam melakukan pengefraisan bidang rata
dapat juga dilakukan dengan menggunakan pisau frais jenis shell end mill
cutter yang posisi pisaunya dipasang mendatar langsung pada spindel mesin
(Gambar 2.85).
Gambar 2. 89 Pengefraisan alur pasa posisi horizontal menggunakan pisau frais side
and farce milling cutter
e. Pengefraisan Alur - T
Proses pengefraisan alur-T (Gambar 2.92), hanya dapat dilakukan jika bidang yang
akan dibuat alur-T sebelumnya sudah terdapat alur lurus pada jalur sumbu yang
sama. Hal ini harus dilakukan karena, pisau alur-T hanya memiliki mata sayat pada
bagian bawah,atas dan sisinya (pada bagian batangnya tidak ada mata sayat).
- Fungsi alur-T
Pembuatan alur - T pada sebuah komponen mesin, pada umumnya berfungsi
untuk menempatkan mur –T yang akan digunakan untuk melakukan
pengikatan sebuah alat atau benda kerja (Gambar 2.93).
Persiapan:
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengefraisan alur - T
dapat mengacu pada proses-proses pengefraisan sebelumnya yaitu mulai
dari: persiapan mesin, pemasangan alat pencekam/ ragum, pemasangan
benda kerja, menagatur putaran dan feeding mesin.
Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur-T, lepas benda kerja dan lakukan
finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek, bersihkan
mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air pendingin
dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian yang mudah
berkarat.
Gambar 2. 99 Pengefraisan alur ekor burung dengan dove tail milling cutter
Jika sudah selesai melakukan pengefarisan alur ekor burung, lepas benda kerja
dan lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir
halus. hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang
praktek, bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil
pemotongan, air pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas
pada bagian yang mudah berkarat.
Sebuah benda kerja dapat dilakukan perimeran, jika benda kerja tersebut
sebelumnya sudah terdapat sebuah lubang yang diameternya lebih kecil dari
diameter rimer yang digunakan. Dari berbagai sumber menginformasikan bahwa,
untuk merimer sampai dengan maksimal Ø 10 mm, pengurangan diameter
lubangnya adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø
10 penggurangan diameter lubangnya sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
adalah sebesar: 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk merimer lebih besar dari Ø 10
penggurangan diameter lubangnya sebesar: 0,25 ÷ 0,60 mm.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter bor, atur kecepatan putar mesin
sesuai dengan perhitungan dan jangan lupa pada saat melakukan pemotongan
selalu gunakan gunakan air pendingin jika benda kerjanya dari bahan baja/logam
(selain besi cor), agar mendapatkan hasil yang maksimal dan alat potong yang
digunakan awet atau tahan lama
Jika sudah selesai melakukan perimeran pada mesin frais, lepas benda kerja dan
lakukan finishing pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus.
hal lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang praktek,
bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air
pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian
yang mudah berkarat.
Proses memperbesar lubang pada sebuah benda kerja dengan mesin frais, pada
umumnya dilakukan karena diameter alat potong untuk membuat lubang berupa
mata bor ukurannya tidak dapat mencapai ukuran diameter lubang yang
Setelah selesai melakukan pengeboran ganti alat potongnya dengan boring head,
dan selanjutnya lakukan seting untuk melakukan pemakanan dengan
mengendorkan terlebih dahulu baut pengikat yang terdapat pada rumah alat
potong.
Untuk menyetelbesarnya pemakanan (menambah/mengurangi), atur adjuster
yang terdapat pada alat tersebut menggunakan alat bantu kunci L (Gambar
2.107), dengan memperhatikan nilai angka dan garis-garis ketelitiannya atau
menggunakan dial indikator (Gambar 2.107). Setelah selesai seting pemakanan,
kencangkan kembali baut pengikat yang terdapat pada rumah alat potong dengan
kuat, agar posisinya tidak mudah berubah atau bergeser.
Sebagaimana pada saat membuat lubang senter dan mengebor, jangan lupa
pada saat melakukan pemotongan selalu gunakan gunakan air pendingin jika
benda kerja dari bahan baja/logam (selain besi cor), agar hasilnya
pemotongannya maksimal dan alat potong yang digunakan awet atau tahan lama.
Jika sudah selesai memperbesar lubang pada mesin frais, lepas benda kerja dan
lakukan finising pada bagian atau bidang yang tajam menggunakan kikir halus. hal
lain yang perlu diperhatikan adalah, sebelum meninggalkan ruang paraktek,
bersihkan mesin, peralatan dan lingkungan kerja dari beram hasil pemotongan, air
pendingin dan kotoran lainnya. Jangan lupa memberi oli pelumas pada bagian
yang mudah berkarat
b. Kepala Pembagi
Alat ini adalah salah satu perlengkapan mesin frais yang berfungsi untuk membagi
jarak-jarak lubang/alur, dan membagi bidang segi banyak beraturan atau tidak
beraturan dengan jumlah dan sudut tertentu dalam satu keliling lingkaran pada
pusat sumbu.
Kepala pembagi dibuat oleh pabrik dalam berbagai konstruksi dan keperluan
pekerjaan manufaktur yang mempertimbangkan kepraktisan penggunaannya dan
efisiensi waktu. Karena pada materi ini hanya menitik beratkan pada pembahasan
system pembagian, maka materi penggunaan kepala pembagi pembahasannya
akan disatukan dengan pembahasan materi tersebut.
c. Sistem Pembagian
Untuk mendapatkan hasil pembagian yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan,
diperlukan adanya system atau cara pembagian yang dapat digunakan untuk
melaksanakan pembagian bidang tersebut. Terdapat beberapa cara pembagian
yang dapat digunakan untuk melakukan pembagian sebuah bidang diantarnya:
Pembagian langsung (direct indexing)
Pembagian sederhana (simple indexing)
Pembagian sudut (angel indexing)
Pembagian differensial (differential indexing)
Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)
1) Pembagian Langsung
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, salahsatu cara
membentuk atau membagi benda kerja menjadi beberapa bagian atau bidang
dengan cara membagi secara langsung yang dilakukan dengan memutar
spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-alur atau lubang-lubang yang
terdapat pada pelat/piring pembagi.
Untuk dapat mengingat kembali materi tentang kepala pembagi dengan
pelat/piring beralur – V dan berlubang yang telah dibahas pada materi
sebelumnya, alat tersebut dapat dilihat pada (Gambar 2.110).
Contoh:
Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi
beraturan, dengan kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya
mempunyai alur 32. Hitung agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jawab:
2) Pembagian Sederhana
Melakukan pembagian dengan pembagi dengan pelat/piring beralur – V dan
berlubang, jumlah pembagian dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk
jumlah pembagian dan sudut putar banyak, digunakan kepala pembagi
universal sebagimana terlihat pada (Gambar 2.112).
Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing
dan ulir cacing (Gambar 2.113). Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan
ulir cacing disebut ratio. Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60,
akan tetapi yang paling banyak digunakan adalah yang rationya 1:40. Artinya
adalah, satu putaran roda gigi cacing memerlukan 40 putaran ulir cacing.
Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing
(rationya) = 40 : 1 atau i = 40 : 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran
engkol pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja.
Untuk T pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian
memerlukan:
Keterangan:
Nc = putaran indeks
i = angka pemindahan (ratio)
T = pembagian benda kerja
Perlu diketahuai bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir
cacing diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40,
ulir cacing diputar lebih dari satu putaran.
Contoh :
Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 18 bagian yang sama
(Gambar 4.6). Hitung nc , apabila i = 40 : 1
3) Pembagian Sudut
Pembagian sudut adalah salah satu cara pembagian bidang yang ditentukan
oleh sudut dari pusat lingkaran sampai dengan sudut yang dikehendaki.
Untuk kepala pembagi dengan ί = 40 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan
memutar benda kerja 1/40 putaran, atau :
360
Nc 9
40
Bila kepala pembagi dengan ί = 60 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan
memutar benda kerja 1/60 putaran, atau :
360
Nc 6
60
sudut yang diminta x ratio
Jadi Nc
1 putaran benda kerja dalam derajat
α .i
Nc
360
Keterangan:
i = angka pemindahan
α = sudut yang diminta
Contoh soal 1 :
Sebuah pelat akan dibuat alur dengan sudut (α) sebesar 45º sebagaimana
terlihat pada (Gambar 2.117). Hitung putaran kepala pembagi untuk
mendapatkan sudut teresebut!.
Jawaban:
Untuk membuat sudut 40˚ maka engkol kepala pembagi diputar :
α . i 40 x 40 40
Nc
360 360 9
4 8
4 4 putaran
9 18
Pengertiannya adalah: Untuk mendapatkan sudut sebesar 40º, maka Jadi 4
putaran engkol penuh ditambah 8 lubang (bagian) pada lingkaran lubang 18.
Contoh 3 :
Untuk membuat sudut 61˚ 20’ dengan ί = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi
diputar :
α . i 61 20'
Nc
360 90
(61 x 60') 20' 3680'
540' 540'
184
6 22 27 putaran
27
Pengertiannya adalah: Untuk mendapatkan sudut sebesar 61˚ 20’, maka engkol
kepala pembagi diputar 6 putaran penuh ditambah 22 lubang (bagian) pada
lingkaran lubang berjumlah 27.
4) Pembagian Differensial
Cara pembagian differensial ini dilakukan bila pembagian dengan cara yang
sudah dibicarakan diatas tidak dapat dilakukan, sehingga ditempuh dengan cara
pembagian differensial. Pada cara ini, pelat index tidak dimatikan pada waktu
memutar engkol kepala pembagi. Jadi pelat index bergerak berputar melalui
roda gigi payung atau roda gigi helix ke pelat index. Akan tetapi hal ini tidak
dapat dilaksanakan pada pengefraisan dengan kepala pembagi pada posisi
vertikal dan pengefraisan helic.
Catatan :
Alasan piring pembagi harus ikut berputar adalah:
Jika engkol kepala pembagi diputar makin jauh, maka pembagian yang dibuat
akan semakin sedikit. Sebaliknya jila engkol kepala pembagi diputar makin
dekat, maka pembagian yang dibuat makin banyak. Jadi dengan ikut
berputarnya piring pembagi, maka akan menambah atau mengurangi sudut
putar engkol kepala pembagi yang berarti juga akan menambah atau
mengurangi pembagian.
Contoh:
Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi (T) = 49, dengan kepala pembagi : ί
= 40 : 1 dan ίk = 40 : 1
- Roda gigi yang tersedia: 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 64, 72, 86, 100, dan
127
- Jumlah lubang pada pelat index yang tersedia: 15,17, 18, 19, 20, 21, 23, 27,
29, 31, 33, 37, 39, 41, 43, 47, dan 49.
Penyelesaian :
- Putaran index (Nc)
Karena roda gigi yang akan dibuat (T) = 49, maka diambil T1 = 48 maka :
i 40 5 15
Nc 1
T 48 6 18
Jadi Nc = 15 lubang (bagian) pada piring pembagi dengan lubang 18
Jadi engkol kepala pembagi diputar 4 kali putaran penuh, ditambah 1 lubang
pada pelat index berlubang 49.
- Roda gigi pengganti (R)
i ik 1 40 1 1960 2160
R (T T ) 1960 ( )
T' 197 197 197
40 197 200 200
( ) ( Angka 200 didapat dari 2160 1960 200)
1960 197 49
200 2 100 8 100 64 100
49 77 28 7 28 56
Jadi roda gigi pengganti yang digunakan :
Z1 = 64 Z3 = 100
Z2 = 28 Z4 = 56
Karena T1 < T maka putaran piring pembagi berlawanan arah dengan
engkol kepala pembagi.
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1. Modul Pelatihan Setiap peserta
2. ST 37 Ø 38x105 mm
3. Majun
4. Kuas
5. Vaslin
DAFTAR PENYUSUN
PENJELASAN UMUM
Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per
elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI Sektor Logam dan
Mesin. Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik
per elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI Sektor Logam dan
Mesin.
DAFTAR ISI
PENJELASAN UMUM ....................................................................................................................... 2
BAB I TUGAS TEORI DAN PRAKTIK ............................................................................................. 4
1. TUGAS TEORI ................................................................................................................... 4
2. TUGAS PRAKTIK ............................................................................................................. 18
BAB II CEK LIS TUGAS ............................................................................................................... 32
BAB I
TUGAS TEORI DAN PRAKTIK
1. TUGAS TEORI
Perintah : Jawablah soal di bawah ini
Waktu Penyelesaian : 90 menit
Soal :
a. Mesin Frais Standar
1. Secara garis besar mesin frais ada tiga. Sebutkan !.
Jawaban:
1. ……………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………………..
1. Jelaskan fungsi mesin frais minimal enam buah ?
1. ……………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………………………………………………..
6. ………………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan bagian-bagian utama mesin frais minimal enam buah ?
1. ……………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………………………………………………..
6. ………………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan perlengkapan mesin frais minimal enam buah ?
1. ………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………..
3. ………………………………………………………………………………………
5. Ukuran mesin frais ditentukan oleh beberapa factor, sebutkan!.
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………
Amati gambar macam-macam alat potong yang terdapat pada tabel dibawah,
selanjutnya sebutkan nama dan jelaskan fungsi atau kegunaannya
No Gambar Alat Potong Nama Alat
Fungsi
Pada Frais Standar Potong
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
c. Parameter Pemotongan
1. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran
mesin frais (n) ?
2. Diketahui: Baja lunak 60, akan difrais dengan Cs = 25 m/menit. Hitung:
Kecepatan putaran mesinnya!.
3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin
disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit) !.
4. Diketahui: Bahan ST 41, panjang 200 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan
mata sayat 4, s= 0,2 dan n = 600 rpm, (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm.
5. Hitung waktu pemesinan frais (tm), apabila pemakanan 1 kali jalan!.
Diketahui,
a. ℓ = 30 mm
b. d = 12 mm
c. s = 0,04 pemakanan mm/put
d. n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?
2) Cara menghidupkan dan mematikan mesin frais yang benar adalah ...
A. Menekan tombol on untuk menghidupkan ( warna merah) dan tombol off untuk
mematikan (warna hijau)
B. Menekan tombol on untuk menghidupkan ( warna kuning ) dan tombol off
untuk mematikan (warna merah)
C. Menekan tombol on untuk menghidupkan ( warna hijau ) dan tombol off untuk
mematikan (warna merah)
D. Menekan tombol on untuk menghidupkan ( warna hijau ) dan tombol off untuk
mematikan (warna kuning)
3) Mengatur besaran putaran mesin dan arah putaran mesin frais yang benar adalah
dengan cara ...
A. Memindahkan/ memposisikan handel kecepatan putar sesuai table pada mesin
(pada umumnya berupa handel angka dan handle huruf) dan untuk mengatur
arah putaran baik searah atau berlawanan arah jarum jam yaitu dengan cara
memindahkan/ memposisikan handle/ tombol sesuai yang inginkan
B. Memindahkan/ memposisikan handel kecepatan pemakanan sesuai table pada
mesin (pada umumnya berupa handel angka dan handle huruf) dan untuk
mengatur arah putaran baik searah atau berlawanan arah jarum jam yaitu
dengan cara memindahkan/ memposisikan handle/ tombol sesuai yang inginkan
C. Memindahkan/ memposisikan handel ketebalan pemakanan sesuai table mesin
(pada umumnya berupa handel angka dan handle huruf) dan untuk mengatur
arah putaran baik searah atau berlawanan arah jarum jam yaitu dengan cara
memindahkan/ memposisikan handle/ tombol sesuai yang inginkan
5) Mengatur feeding dan arah pemakanan pada mesin frais dapat dilakukan dengan
cara ...
A. Mengatur posisi handel feeding sesuai kecepatan yang dikehendaki dengan
melihat table yang ada pada mesin, dan untuk mengatur arah pemakanan
dengan jalan memposisikan arah gerakan pisau yang disesuaikan dengan arah
gerakan meja
B. Mengatur posisi handel feeding sesuai kecepatan putar yang dikehendaki
dengan melihat table yang ada pada mesin, dan untuk mengatur arah
pemakanan dengan jalan memposisikan arah gerakan pisau yang disesuaikan
dengan arah gerakan meja
C. Mengatur posisi handel feeding sesuai kecepatan pemakanan yang dikehendaki
dengan melihat table yang ada pada mesin, dan untuk mengatur arah
pemakanan dengan jalan memposisikan arah gerakan pisau yang disesuaikan
dengan arah gerakan meja
D. Mengatur posisi handel feeding sesuai kecepatan potong yang dikehendaki
dengan melihat table yang ada pada mesin, dan untuk mengatur arah
pemakanan dengan jalan memposisikan arah gerakan pisau yang disesuaikan
dengan arah putaran mesin
6) Pada saat mengoperasikan mesin frais harus menggunakan pakaian kerja yang
standar, dengan alasaan ...
A. Agar pakaian sehari-hari dan badan tidak kotor karena terkena tatal hasil
pengerjaan, oli, cairan pendingin, dan kotoran lain yang terdapat benda kerja
kerja
B. Agar pakaian sehari-hari dan badan tidak kotor karena terkena tatal hasil
pengerjaan, oli, cairan pendingin, dan kotoran lain yang terdapat di ruang kerja
C. Agar terlihat melakukan aktifitas kerja
D. Agar terlihat mengikuti aturan kerja
7) Pada saat mengoperasikan mesin frais harus menggunakan sepatu kerja yang
standar dengan alasan ...
A. Sepatu kerja standar cukup keras pada bagian ujung depannya, sehingga jika
seorang operator tanpa sengaja kejatuhan benda keras dan cukup berat maka
kaki tidak akan mengalami luka
B. Sepatu kerja standar cukup keras pada bagian ujung belakangnya, sehingga jika
seorang operator tanpa sengaja kejatuhan benda keras dan cukup berat maka
kaki tidak akan mengalami luka
C. Sepatu kerja standar cukup keras pada bagian bawahnya, sehingga jika seorang
operator tanpa sengaja kejatuhan benda keras dan cukup berat maka kaki tidak
akan mengalami luka
D. Sepatu kerja standar cukup keras pada bagian sampingnya, sehingga jika
seorang operator tanpa sengaja kejatuhan benda keras dan cukup berat maka
kaki tidak akan mengalami luka
8) Pada saat menempatkan peralatan termasuk alat ukur tidak boleh sembarangan.
Pernyataan berikut yang tidak termasuk dari tujuan kegiatan tersebut adalah ...
A. Untuk mempermudah memilih dan mengambil terhadap peralatan yang akan
digunakan
B. Untuk mengurangi terjadinya kerusakan terhadap peralatan yang digunakan
C. Untuk menjaga agar peralatan yang digunakan tetap bersih dan awet
D. Untuk menjaga kerapihan dan keindahan lingkungan kerja
A. Agar tidak terjadi seseorang terpeleset karena salah satu sifat air pendingin
mesin adalah licin
B. Agar tidak terjadi kecelakaan tersengat arus listrik yang bocor pada seseorang
karena air pendingin mesin tetap bersifat menghantarkan arus listrik
C. Agar tidak terjadi kecelakaan baik terluka maupun terjatuh pada seseorang
akibat kakinya terkait pada tatal-tatal tajam dan panjang yang berserakan
D. Agar tidak terjadi kecelakaan baik terluka maupun terjatuh pada seseorang
akibat kakinya terkait pada alat dan bahan yang berserakan
10) Dilarang menggunakan sarung tangan pada saat mengoperasikan mesin frais,
salah satunya dikarenakan ...
A. Agar ketepatan dan ketelitian dalam memegang alat ukur tetap terjaga. Karena
sarung tangan dapat mengurangi ketepatan dan ketelitian pada saat
melakukan pengukuran
B. Agar kepekaan dan kecepatan dalam memegang alat ukur tetap terjaga.
Karena sarung tangan dapat mengurangi kepekaan dan kecepatan pada saat
melakukan pengukuran
C. Agar kecepatan dan ketelitian dalam memegang alat ukur tetap terjaga. Karena
sarung tangan dapat mengurangi kecepatan dan ketelitian pada saat
melakukan pengukuran
D. Agar kepekaan dan ketelitian dalam memegang alat ukur tetap terjaga. Karena
sarung tangan dapat mengurangi kepekaan dan ketelitian pada saat melakukan
pengukuran.
A. Netral
B. Gabungan netral dan searah
C. Searah
D. Berlawanan arah
A. Netral
B. Berlawanan arah
C. Searah
D. Gabungan netral dan searah
5) Untuk mengikat benda kerja yang belum memiliki bidang dasar yang sejajar/siku
dan rata sebagaimana ilustrasi gambar dibawah, maka penjepitan benda kerja pada
ragum harus menggunakan…
A. Parallel bar dipasang di bawah benda kerja dan round bar disamping/sisi benda
kerja pada rahang ragum yang bergerak
B. Parallel bar dipasang di samping benda kerja dan round bar di samping benda kerja
/sisi benda kerja pada rahang ragum yang bergerak
C. Parallel bar dipasang di atas benda kerja dan round bar di samping benda kerja
/sisi benda kerja pada rahang ragum yang tetap/ diam
D. Parallel bar dipasang di bawah benda kerja dan round bar disamping/sisi benda
kerja pada rahang ragum yang tetap/ diam
6) Untuk mendapatkan hasil pengefraisan bidang yang miring/ menyudut, cara yang
dapat dilakukan adalah … kecuali…
A. Memiringkan kepala tegak
B. Memiringkan ragum
C. Memiringkan benda kerja
D. Memiringkan mesin
7) Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur yang presisi dan sejajar dengan bidang
utama/basic, maka kesejajaran mulut/rahang ragum harus diperiksa atau seting
dengan menggunakan …..
A. Mistar sorong dan batang pengetes
B. Mikrometer dan batang pengetes
C. Dial indicator dan batang pengetes
D. Penyiku dan batang pengetes
8) Pemegang alat potong pada mesin frais yang digunakan untuk memperbesar lubang,
sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah adalah ...
A. Stub arbor
B. Drill chuck
C. Collet chuck
A. Mendatar (horizontal)
B. Tegak (vertical)
C. Memanjang
D. Melintang
10) Proses pengefraisan rata dengan menggunakan shell endmill cutter sebagaimana
ilustrasi gambar dibawah, adalah proses pengefraisan posisi ...
A. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal menggunakan pisau faris side and face
milling cutter
B. Pengefraisan alur pasak posisi vertikal menggunakan pisau faris side and face milling
cutter
C. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal menggunakan pisau frais shell endmill
cutter
D. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal menggunakan pisau frais face milling cutter
tentang teknik pembuatan benda kerja
c. Parameter Pemotongan
10.
YA TIDAK
Catatan Penilai:
2. TUGAS PRAKTIK
1. Bab 2 : Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
2. Waktu Penyelesaian : 180 menit
3. Capaian Unjuk Kerja :
Setelah menyelesaikan tugas bekerja dengan mesin umum peserta mampu:
1. Menjelaskan fungsi mesin frais
2. Menggunakan bagian-bagian utama mesin frais
3. Menggunakan perlengkapan mesin frais
4. Menggunakan alat potong untuk proses pengefraisan
5. Menggunakan parameter pemotongan untuk proses pengefraisan
6. Menggunakan mesin frais standar sesuai SOP
B. BAHAN
1. MS 104 x 40 x 24 mm
i. Instruksi Kerja
Peralatan:
Mesin frais dan perlengkapanya
Shell endmill cutter berikut holdernya
Paralel pad
Palu lunak
Mistar sorong
Kikir halus
Penyiku
2. Bahan:
Al
at
pt
g
DIA
DIAT TAS DIATA
0.5 DIATAS DIATAS
UKURAN AS 3 S 30
S.D 6 120S.D31 315 S.D
NOMINAL S.D S.D
3 S.D 5 1000
6 120
30
HA
± ± ± ±
LU ± 0,2 ± 0,3
0,05 0,05 0,1 0,15
S
TOLERANSI SE
± ±
YANG DA ±0,1 ± 0,3 ± 0,5 ± 0,8
0,1 0,2
DIIZINKAN NG
KA
± ±
SA ± 0,8 ± 1,2 ±2
0,2 0,5
R
No.B Keteranga
Jumlah Nama Bagian Bahan Ukuran
ag n
I Pengganti dari
I III
I Perubahan
Diganti dengan
Skal Digamb 15.11
Odi
a ar .13
LATIHAN MENGEFRAIS Diperik Ded
RATA, SIKU DAN SEJAJAR sa en
(BALOK)
Dilihat
Disetuj Hadi
ui M
Hasil
Tahapa Penilaian Keteranga
Uraian Kegiatan
n Tida n
Ya
k
Persiapan Memahami SOP
Menyiapkan alat keselamatan
kerja
Menyiapkan gambar kerja
Menyiapkan mesin dan
kelengkapannya
Menyiapkan alat potong sesuai
kebutuhan kerja
Mengkondisikan lingkungan kerja
Proses Menerapkan SOP
Menerpakan prinsip-prinsip K3
Membaca dan memahami gambar
kerja
Menyimpan perlengkapan mesin
sesuai SOP
Catatan Penilai :
UKURAN:
Panjang 100 14
Lebar 36 14
Tebal 12 14
Kesejajaran bidang 8
A1-A2
Kesejajaran bidang 8
B1-B2
Kesejajaran bidang 8
C1-C2
Kesikuan C-A 8
Kesikuan B-A 8
Kesikuan C-B 8
Sub total 90
TAMPILAN:
Kehalusan 6
permukaan N7 (6
bidang )
Penyelesaian/finising 4
Sub total 10
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
PESERTA : PEMBIMBING:
Nama : Nama :
Soal Praktek 2:
Hasil
Penilaian Keterang
Tahapan Uraian Kegiatan
Tida an
Ya
k
Persiapan Memahami SOP
Menyiapkan alat keselamatan
kerja
Menyiapkan gambar kerja
Menyiapkan mesin dan
kelengkapannya
Menyiapkan alat potong sesuai
kebutuhan kerja
Mengkondisikan lingkungan kerja
Proses Menerapkan SOP
Menerpakan prinsip-prinsip K3
Membaca dan memahami gambr
kerja
Menyimpan perlengkapan mesin
sesuai SOP
Menyimpan alat potong sesuai
SOP
Menyimpan alat ukur sesuai SOP
Memasang dan menggunakan
perlengkapan mesin sesuai SOP
Menggunakan alat potong sesuai
SOP
Menggunakan alat ukur sesuai
SOP
Menggunakan putaran mesin
sesuai SOP
Menggunakan feding mesin
sesuai SOP
Mengopersikan mesin sesuai SOP
Akhir Membersihkan dan merawat alat
Kegiatan ukur
Membersihkan mesin dan
perlengkapannya
Kesimetrisan alur 6
terhadap bidang B1
dan B2
Kesimetrisan lubang 6
ulir terhadap bidang
B1 dan B2
Ketegaklurusan ulir 6
terhadap bidang A
Sub total 90
TAMPILAN:
Kehalusan 3
permukaan N7
bidang D
Kehalusan 3
permukaan N7
bidang alur
Kehalusan 2
permukaan N7
bidang champer
Penyelesaian/finising 2
Sub total 10
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
PESERTA : PEMBIMBING:
Nama : Nama :
YA TIDAK
BAB II
CEK LIS TUGAS
PENILAIAN
NO TUGAS UNJUK KERJA TANGGAL
K BK
1. Elemen Kompetensi 1
2. Elemen Kompetensi 2
3. Elemen Kompetensi 3
4. Elemen Kompetensi 4
Apakah semua tugas unjuk kerja Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan
telah dilaksanakan dengan benar dan dalam waktu yang telah ditentukan?
YA TIDAK
Catatan Penilai :
PENJELASAN UMUM
Buku penilaian untuk unit kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
berbasis kompetensi yang telah menempuh tahapan penerimaan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja melalui buku informasi dan buku kerja. Setelah latihan-
latihan (exercise) dilakukan berdasarkan buku kerja maka untuk mengetahui sejauh
mana kompetensi yang dimilikinya perlu dilakukan uji komprehensif secara utuh per unit
kompetensi dan materi uji komprehensif itu ada dalam buku penilaian ini.
Adapun tujuan dibuatnya buku penilaian ini, yaitu untuk menguji kompetensi peserta
pelatihan setelah selesai menempuh buku informasi dan buku kerja secara
komprehensif dan berdasarkan hasil uji inilah peserta akan dinyatakan kompeten atau
belum kompeten terhadap unit kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
Frais. Metoda Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian dengan opsi sebagai berikut:
1. Metoda Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tertulis
Untuk menilai pengetahuan yang telah disampaikan selama proses pelatihan
terlebih dahulu dilakukan tes tertulis melalui pemberian materi tes dalam bentuk
tertulis yang dijawab secara tertulis juga. Untuk menilai pengetahuan dalam
proses pelatihan materi tes disampaikan lebih dominan dalam bentuk obyektif
tes, dalam hal ini jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, dan pilihan
ganda. Tes essay bisa diberikan selama tes essay tersebut tes essay tertutup,
tidak essay terbuka, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor subyektif
penilai.
b. Tes Wawancara
Tes wawancara dilakukan untuk menggali atau memastikan hasil tes tertulis
sejauh itu diperlukan. Tes wawancara ini dilakukan secara perseorangan antara
penilai dengan peserta uji/peserta pelatihan. Penilai sebaiknya lebih dari satu
orang.
b. Aktivitas Praktik
Penilaian dilakukan secara sebenarnya, di tempat kerja sebenarnya dengan
menggunakan obyek kerja sebenarnya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENILAIAN TEORI
PETUNJUK UMUM
1. Jawablah materi tes ini pada lembar jawaban/kertas yang sudah disediakan.
2. Modul terkait dengan unit kompetensi agar disimpan.
3. Bacalah materi tes secara cermat dan teliti.
Pilihan Ganda
Jawablah pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan cara memilih pilihan jawaban yang
tepat dan menuliskan huruf A/B/C/D yang sesuai dengan pilihan tersebut.
A. Membagi jarak sudut dengan nilai derajat/ angka tertentu pada satu sumbu,
secara beraturan
B. Membagi jarak sudut dengan nilai derajat/ angka tertentu pada dua sumbu,
secara beraturan
C. Membagi jarak sudut dengan nilai derajat/ angka tertentu pada tiga sumbu,
secara beraturan
D. Membagi jarak sudut dengan nilai derajat/ angka tertentu pada empat sumbu,
secara beraturan
2. Perlengkapan mesin frais arbor pendek (stub arbor) segaimana gambar dibawah
digunakan untuk ...
A. Dudukan/ pemegang pisau frais (face mill cutter, shell endmill cutter dan
side and face mill cutter), yang pemasangannya pada posisi vertikal
B. Dudukan/ pemegang pisau frais (face mill cutter, shell endmill cutter, side
and face mill cutter), yang pemasangannya pada posisi horisontal/
vertikal
C. Dudukan/ pemegang pisau frais (face mill cutter, shell endmill cutter, side
and face mill cutter), yang pemasangannya pada posisi horisontal/
vertikal
D. Dudukan/ pemegang pisau frais (helical milling, shell endmill cutter, side
and face mill cutter), yang pemasangannya pada posisi horisontal/
vertikal
3. Pemegang alat potong pada mesin frais yang digunakan untuk memperbesar
lubang sebagaimana ditunjukkan ilustrasi gambar dibawah adalah ....
A. Collet chuck
B. Boring head
C. Stub arbor
D. Drill chuck
5. Pada proses pengefraisan vertical, jenis pisau frais yang digunakan untuk bidang
yang lebar adalah …
A. Dove tail cutter
B. Angle cutter
C. Shell Endmill cutter
D. Helical milling cutter
6. Jenis pisau frais yang dapat digunakan untuk membuat lubang pada proses
pengefraisan adalah …
A. Shell End mill
B. Slot drill
C. Face mill
D. End mill
7. Jenis pisau frais yang memiliki arah mata sayat helix kiri, arah putaran pisaunya
adalah.............
A. Arah putaran bebas
B. Berlawanan arah jarum jam
C. Searah jarum jam
D. Arah putaran tergantung jenis bahan pisau
C. Arah putaran pisau berlawanan arah dengan arah gerakan meja (benda kerja)
D. Arah putaran benda kerja berlawanan arah dengan arah gerakan pisau
9. Proses pengefraisan sebagaimana ilustrasi gambar dibawah, jenis pisau frais yang
digunakan adalah …
10. Jenis pisau frais yang digunakan untuk mengefrais benda yang lebar pada
pengefraisan horizontal sebagaimana ilustrasi gambar dibawah adalah …
11. Proses pengefraisan sebagaimana ilustrasi gambar dibawah, jenis pisau frais yang
digunakan adalah …
B. Cs . d . n 2 Meter / menit
C. Cs . d . n Langkah/ menit
D. Cs . d . n Meter / menit
14. Panjang benda kerja 120 mm, diameter pisau 60 mm dan kecepatan potong 30
m/menit besarnya putaran mesin frais adalah …
A. 79.6 rpm
B. 89.6 rpm
C. 169.2 rpm
D. 159.2 rpm
15. Kecepatan potong untuk mengebor baja lunak Cs = 25 meter/menit dan diameter
bor yang digunakan 15 mm, maka putaran mesinnya adalah ....
A. 340,88 putaran/menit
B. 530,78 putaran/menit
C. 460,78 putaran/menit
D. 678,89 putaran/menit
16. Putaran mesin untuk membubut benda kerja berdiameter 100 mm dan panjang 110
mm dengan kecepatan potong 25 m/menit adalah …
A. 99 Rpm
B. 89 Rpm
C. 79,6 Rpm
D. 69,6 Rpm
17. Panjang benda kerja 120 mm, diameter pisau 60 mm dan kecepatan potong 30
m/menit, maka besarnya putaran mesin frais adalah …
A. 159,2 Rpm
B. 89.6 Rpm
C. 169.2 Rpm
D. 129.2 Rpm
18. Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 68 mm dengan
pisau frais shell endmill cutter berdiameter 60 mm, dan kecepatan potongnya
(Cs) 25 meter/menit. Maka putaran mesin frais (n) adalah sebesar ....
A. n= 132,69 Rpm
B. n= 1326,9 Rpm
C. n= 117,08 Rpm
D. n= 1170,8Rpm
19. Sebuah benda kerja akan dilakukan pengefraisan dengan 1 (satu) kali proses
pemakanan sepanjang 250 mm menggunakan pisau jari (lihat ilustrasi gambar
dibawah). Jika putaran mesin frais (n)= 360 putaran/ menit, pemakanan dalam
satu putaran (f)= 0,08 mm/putaran, jarak start awal (la)= 15 mm, jarak akhir (lu)=
15 mm dan mata sayatnya pisau jari (t)= 4, maka proses pemesinannya
memerlukan waktu (tm) selama ....
20. Untuk mengikat benda kerja pada ragum yang belum memiliki bidang dasar yang
sejajar/siku dan rata sebagaimana ilustrasi gambar dibawah, maka penjepitan
benda kerja pada ragum harus menggunakan .…
A. Parallel bar dipasang di bawah benda kerja dan round bar disamping/ sisi benda
kerja pada rahang ragum yang tetap/ diam
B. Parallel bar dipasang di samping benda kerja dan round bar di samping benda
kerja / sisi benda kerja pada rahang ragum yang bergerak
C. Parallel bar dipasang di bawah benda kerja dan round bar disamping/ sisi benda
kerja pada rahang ragum yang bergerak
D. Parallel bar dipasang di samping benda kerja dan round bar di samping benda
kerja / sisi benda kerja pada rahang ragum yang tetap/ diam
A. Netral
B. Berlawanan arah
C. Searah
D. Gabungan netral dan searah
22. Untuk mendapatkan hasil pengefraisan bidang yang miring/ menyudut, cara yang
dapat dilakukan adalah … kecuali…
A. Memiringkan kepala tegak
B. Memiringkan ragum
C. Memiringkan benda kerja
D. Memiringkan mesin
23. Proses pengefraisan rata dengan menggunakan shell endmill cutter sebagaimana
ilustrasi gambar dibawah, adalah proses pengefraisan posisi ...
A. Mendatar (horizontal)
B. Tegak (vertical)
C. Memanjang
D. Melintang
24. Untuk mendapatkan hasil pengefraisan alur yang presisi dan sejajar dengan
bidang utama/basic, maka kesejajaran mulut/rahang ragum harus diperiksa atau
seting dengan menggunakan …..
A. Mistar sorong dan batang pengetes
B. Mikrometer dan batang pengetes
C. Dial indicator dan batang pengetes
D. Penyiku dan batang pengetes
25. Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah (N) 18 bagian yang sama
dengan sistem pembagian sederhana (lihat ilustrasi gambar dibawah). Hitung
putaran engkol kepala pembagi (nc), apabila ratio (i) = 40:1.
A.
B.
C.
D.
Essay
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Jelaskan perlengkapan mesin frais kepala pembagi (dividing head) dan fungsinya !
2. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan ukuran suatu mesin frais !
3. Sebuah benda kerja akan dilakukan pengefraisan dengan 1 (satu) kali proses
pemakanan sepanjang 250 mm menggunakan pisau jari (lihat ilustrasi gambar
dibawah). Jika putaran mesin frais (n)= 360 putaran/ menit, pemakanan dalam satu
putaran (f)= 0,2 mm/putaran, jarak start awal (la)= 30 mm, jarak akhir (lu)= 30 mm
dan mata sayatnya pisau jari (t)= 4, maka proses pemesinannya memerlukan waktu
(tm) selama ....
4. Jelaskan prosedur penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) pada
pengoperasian/ proses pengefraisan
5. Jelaskan bagaimana prosedur merimer pada mesin frais !
Pilihan
Ganda
1 A
2 C
3 B
4 D
5 C
6 B
7 B
8 C
9 C
10 D
11 A
12 D
13 C
14 D
15 B
16 C
17 A
18 A
19 C
20 C
21 B
22 D
23 B
24 C
25 A
Essay
1 Terlampir
2 Terlampir
3 Terlampir
4 Terlampir
5 Terlampir
BAB II
PENILAIAN PRAKTIK
5. Standar Kinerja
a. Selesai dikerjakan tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan.
b. Toleransi hasil pekerjaan diberikan sesuai dengan petunjuk pada job sheet.
6. Instruksi Kerja
Abstraksi tugas :
Peserta diberikan tugas untuk mengerjakan Kepala Palu (Job sheet terlampir) dengan
menggunakan mesin frais.
GAMBAR KERJA
Catatan :
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
Komponen
yang
Besar Nilai yang Nilai
No. Ukuran Toleransi
Ukuran dicapai Akhir
diukur /
diperiksa
5. Diameter = Ø 12 H7 - - 8 0 0
Diameter
6. = Ø 14 ± 0.1 ± 0.15 ± 0.2 6 4,8 3,6
Champer
Kesimetrisan
9. = Ø 12 H7 ± 0.1 ± 0.15 ± 0.2 4 3,2 2,4
lubang bor
Kesimetrisan
10. =Ø4 ± 0.1 ± 0.15 ± 0.2 4 3,2 2,4
lubang bor
Kesikuan
11. A-B ± 0.1 ± 0.15 ± 0.2 2 1,6 1,2
bidang
Kesikuan
12. A-C ± 0.1 ± 0.15 ± 0.2 2 1,6 1,2
bidang
Kesikuan
13. B-C ± 0.1 ± 0.15 ± 0.2 2 1,6 1,2
bidang
Sub.
86
Total 1
TAMPILAN
N Lubang Ø
5 = N6 (1x) N6 N7 - 2 1,6 1,2
10 H7
Chamfer
6 = 0,2 0,2 0,25 0,3 2 1,6 1,2
umum
Sub
14
Total 2
Total 100
BAB III
PENILAIAN SIKAP KERJA
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Pilihan
Ganda
1 A
2 C
3 B
4 D
5 C
6 B
7 B
8 C
9 C
10 D
11 A
12 D
13 C
14 D
15 B
16 C
17 A
18 A
19 C
20 C
21 B
22 D
23 B
24 C
25 A
Essay
1 Terlampir
2 Terlampir
3 Terlampir
4 Terlampir
5 Terlampir
1. Jelaskan perlengkapan mesin frais kepala pembagi (dividing head) dan fungsinya !
Jawab :
Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk
membentuk segi-segi yang beraturan pada poros benda kerja . Peralatan ini biasanya
dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak
dapat dilakukan dengan pembagian langsung.
3. Sebuah benda kerja akan dilakukan pengefraisan dengan 1 (satu) kali proses pemakanan
sepanjang 250 mm menggunakan pisau jari (lihat ilustrasi gambar dibawah). Jika putaran
mesin frais (n)= 360 putaran/ menit, pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,2
mm/putaran, jarak start awal (la)= 30 mm, jarak akhir (lu)= 30 mm dan mata sayatnya
pisau jari (t)= 4, maka proses pemesinannya memerlukan waktu (tm) selama ....
Jawab :
S’= s .t .n
= 0,2 . 4 . 360
= 320 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 30 + 30 = 310 mm
L mm 310
tm 0,96 menit
s' mm / menit 320
Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses pengefraisan, diantaranya:
a) Yang harus dilakukan
Kegiatan yang harus dilakukan terkait penerapan K3L pada saat proses
pengefraisan diantaranya:
- Menggunakan Pakaian Kerja
Untuk mendapatkan kenyamanan dan keselamatan saat bekerja
berdasarkan tuntutan karakteristik pekerjaan , operator harus
menggunakan pakaian kerja yang standar sebagaimana terlihat pada (Gambar
2.44).
dapat mengakibatkan orang yang lewat terluka kakinya. Selain itu dilarang keras
bekas air pendingin dibuang sembarangan, karena campuran air pendingin
mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi mahluk manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Jawab :
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mereamer dengan mempergunakan
mesin frais adalah sebagai berikut :
1. Pasang benda kerja pada ragum dan benda kerja dijepit ditengah mulut ragum.
2. Pasang senter bor, laksanakan penyetelan seperti pada gambar berikut :
3. Laksanakan pembuatan lubang awal dengan senter bor. Ingat kecepatan putaran mesin
serta feeding sudah ditentukan sebelumnya.
4. Setelah dibuat lubang awal, langkah selanjutnya adalah ganti alat dengan mata bor (Ukuran
disesuaikan dengan besar lubang yang dikehendaki). Kemudian laksanakan pengeboran.
Perhatian :
- Putaran mesin dirubah sesuai dengan diameter mata bor.
- Jika proses dilakukan secara otomatis, tentukan feeding terlebih dahulu.
- Sewaktu mata bor akan tembus, kurangi feeding hingga setengahnya.
5. Setelah pengeboran selesai ; ganti mata bor dengan reamer (Ukuran disesuaikan dengan
besar lubang yang dikehendaki ) serta rubah putaran mesin menjadi 1
3 dari putaran