Anda di halaman 1dari 2

Presentasi Kasus

Kepaniteraan THT RSUD Koja

HARI : SELASA

TANGGAL : 10/7/2019

TOPIK : Disfonia ec susp LPR

PRESENTAN : Juwita Kartika

PEMBIMBING : dr. Irma Suryati, Sp.THT-KL

RINGKASAN :

1. Disfonia merupakan gangguan suara yang disebabkan kelainan pada organ – organ
fonasi, terutama laring, baik yang bersifat organik maupun fungsional
2. Penyebab disfonia dapat bermacam – macam yaitu, infeksi (laringitis), toksin dan
trauma (kista dan nodul laring, polip dan ulkus, vocal abuse, dislokasi aritenoid,
granuloma pita suara), tumor (kanker laring, massa jinak laring: hemangioma),
endokrin (hipotiroid, penyakit adrenal, pituitari), neurologik (disfonia spasmodik,
tremor, serebral palsy, sklerosis multiple, parkinson, stroke, paralisis/paresis pita suara,
miastenia gravis, guillain-Barre), dan sistemik (GERD, rheumatoid arthritis, SLE)
3. Diagnosis penyebab disfonia ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Anamnesis berdasarkan gangguan suara dan ditanyakan
kemungkinan berbagai penyebab disfonia. Pemerikaan fisik dari tanda-tanda vital dan
laringoskop indirek (untuk melihat daerah hipofaring yaitu, epiglotis, plica vocalis,
plica vestibularis, plica ariepiglotika, aritenoid, fossa interaritenoid). Pemeriksaan
penunjang dilakukan menegakkan diagnosis utama dengan radiologi jika susp
laringitis TB, PA jika susp massa atau tumor dan Elektromiografi (EMG) Jika susp
paralisis pita suara
4. Pengobatan disfonia sesuai dengan kelainan atau penyakit yang menjadi etiologinya.
Terapi dapat berupa medikamentosa, vocal hygene, terapi suara dan bicara dan
tindakan operasi.
5. Pada presentasi kasus ini, pasien dengan diagnosis disfonia ec susp LPR dikarenakan
pola makan pasien yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi kopi serta suara
menghilang jika telat makan. Pasien juga berprofesi sebagai guru TK yang harus
menggunakan suaranya selama bekerja sehingga di diagnosis banding dengan nodul
pita suara. Untuk menyingkirkan diagnosis dan menegakkan diagnosis utama harus
dilakukan pemeriksaan laringoskop indirek dan tes PPI.
6. Sebagai dokter umum, diharuskan untuk bisa mengenali gejala disfonia dengan
berbagai penyebab dan melakukan laringoskop indirek.

FOTO :

ABSEN :

Nama Tandatangan
JUWITA KARTIKA
ANDHIKA SHAHNAZ GARINI
SRY IRMA ARISCHA
WIDIA SITI SARAH
MUHAMMAD FAISAL INDRASYAH

Anda mungkin juga menyukai