Anda di halaman 1dari 26

Presentasi Kasus

Kondiloma Akuminata
Disusun Oleh:
Aulia Anjasari
1102013048
Pembimbing:
dr. Yenni, Sp. KK, M.Kes

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Periode 10 September – 13 Oktober 2018
RSUD Arjawinangun
Kondiloma Akuminatum

Definisi
Kondiloma akuminatum (bila banyak disebut sebagai
kondiloma akuminata), atau kutil kelamin (veneral warts)
ialah lesi berbentuk papilomatosis, dengan permukaan
verukosa, disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) tipe
tertentu (terutama tipe 6 dan 11), terdapat di daerah
kelamin dan atau anus.
Epidemiologi
 Prevalensi infeksi HPV semakin meningkat dalam 35 tahun
terakhir. Hampir separuh infeksi baru HPV terjadi pada
kaum muda berusia antara 15-24 tahun. Prevalensi infeksi
HPV bervariasi, sebagian besar terjadi dalam beberapa
tahun pertama awitan aktivitas seksual dan umumnya
bersifat sementara atau transient. Data populasi
memperkirakan bahwa insidens infeksi HPV, termasuk tipe
risiko rendah, akan berkurang seiring dengan meningkatnya
usia.
Transmisi
 Penyakit ini termasuk kelompok infeksi menular seksual
(IMS), karena 98% penularan melalui hubungan seksual.
Sisanya dapat ditularkan melalui barang yang tercemar
partikel HPV. Anak-anak juga dapat mendapat virus
melalu kontak intrapartum dengan genitalia ibu yang
terinfeksi.
Etiologi
 Penyebab kondiloma akuminatum adalah human papillomavirus
(HPV), yaitu DNA yang tergolong dalam keluarga
papovavirus. Beberapa tipe HPV tertentu berpotensi
onkogenik tinggi, yaitu tipe 16 dan 18, yang paling sering
dijumpai pada kanker serviks. Tipe 6 dan 11 lebih sering
dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia
intraepithelial serviks derajat ringan.
Patogenesis
 Infeksi diawali dengan virus yang masuk ke dalam sel melalui
proses mikroabrasi jaringan permukaan epitel, sehingga
memungkinkan sel masuk hingga ke lapisan basal. Keratinosit
merupakan target sel pada infeksi HPV dan ekspresi gen HPV
ini tergantung pada program diferensiasi keratinosit. Sel basal
terus membelah, bermigrasi mengisi sel bagian atas,
berdiferensiasi dan mensintesis keratin. Protein virus pada
infeksi HPV mengambil alih perkembangan siklus sel dan
mengikuti diferensiasi sel.
Gambaran Klinis
 Kondiloma akuminata terdiri dari papul atau nodul
epidermal dan dermal pada perineum, genitalia, lipatan
paha, dan anus.
 Ukurannya bervariasi dan dapat membentuk massa yang
besar, eksofitik dan menyerupai kembang kol
(cauliflowerlike), terutama pada daerah yang lembab dari
perineum. Kutil dapat meluas secara internal ke vagina,
uretra dan epitelium epitope.
 Kutil anogenital biasanya asimtomatik, tetapi tergantung
pada ukuran dan lokasi epitope, dapat juga muncul rasa
nyeri ataupun gatal.
 Bentuk akuminata  Bentuk datar
Terutama dijumpai pada daerah Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat
lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi sebagai pitop atau bahkan sama sekali
bertangkai dengan permukaan yang tidak tampak dengan mata telanjang
berjonjot-jonjot seperti jari. Beberapa (infeksi subklinis), dan baru terlihat
kutil dapat bersatu membentuk lesi setelah dilakukan tes asam asetat.
yang lebih besar sehingga tampak
seperti kembang kol.
 Bentuk keratotik
 Bentuk papul Bentuk ini memiliki tampilan seperti
Lesi bentuk papul biasanya didapati di krusta tebal, dapat tampak seperti
daerah dengan keratinisasi sempurna, kutil biasa atau keratosis seboroik.
seperti batang penis, vulva bagian
lateral, daerah perianal dan perineum.
Kelainan berupa papul dengan
permukaan yang halus dan licin,
pitope dan tersebar secara diskret.
Diagnosis
 Kondiloma akuminatum terutama didiagnosis secara klinis
karena bentuknya yang khas. Pada keadaan yang meragukan
dapat dilakukan tes asam asetat.
 Tes asam asetat: Lesi dan kulit atau mukosa sekitarnya
dibungkus dengan kain kassa yang telah dibasahi dengan
larutan asam asetat 5% selama 3-5 menit. Setelah kain kasa
dibuka, seluruh area yang dibungkus tadi, diperiksa dengan
kaca pembesar (pembesaran 4-8 kali). Hasil tes yang positif
disebut sebagai positif acetowhite.
 Lesi HPV seringkali menunjukkan pola kapillar (punctuated
capillary pattern) yang berbatas tegas.
Diagnosis Banding
 Benign penile pearly papules
 Veruka vulgaris
 Kondiloma lata
 Karsinoma sel skuamosa
 Karsinoma verukosa (Buschke-Lowenstein tumor atau giant
condylomata)
Pemeriksaan Penunjang
 Kolposkopi
Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi KA
subklinis, dan kadang-kadang dilakukan bersama dengan tes
asam asetat.
 Pemeriksaan histopatologi
Biopsi tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan rutin
pada KA. Indikasi : tampilan lesi yang atipikal, lesi yang
resisten terhadap terapi, dan kecurigaan perubahan epitope,
ditandai dengan pigmentasi, pertumbuhan cepat, fiksasi
terhadap struktur dibawahnya, perdarahan dan ulserasi
spontan.
 Dermoskopi
Pemeriksaan dermoskopi bermanfaat untuk mendiagnosis KA,
bahkan pada lesi awal; dan membantu membedakan KA dengan lesi
liken plan. Gambaran dermoskopi lesi KA berupa gambaran pola
vaskular dan temuan yang karakteristik, yaitu: pola pitop pada lesi
awal yang masih datar dan pola menyerupai tombol (knoblike),
serta menyerupai jari (fingerlike) pada lesi yang papilomatosa.us,
keratosis seboroik, papulosis bowenoid
Tatalaksana
Berdasarkan cara kerja terdapat 3 kategori pengobatan KA:
 Antimetabolik: podofilin, podofilotoksin, 5-fluorourasil (5-
FU)
 Imunostimulator: imuquimod dan interferon alpha
 Sitodestruksi: bedah eksisi, bedah listrik, bedah beku, laser
CO2, asam trikloroasetat (TCA) dan asam bikloroasetat
(BCA)
Podofilin Trichloracetic acid (TCA)
Podofilin resin: menginduksi nekrosis Konsentrasi yang digunakan antara 80%-
jaringan (karsinogen). 95%. Setelah diaplikasikan pada lesi KA
Max. pada satu sesi terapi , luas area 10 dengan menggunakan tusuk gigi atau cotton
cm2 atau jumlah total podofilin kurang dari bud, biarkan sampai kering dan terjadi
0,5 ml. frosting.

Imiquimod
5-Fluorouracyl (5FU)
Indikasi: lesi KA terbatas pada area
Untuk KA yang terletak di atas meatus
eksternal anogenital. Imiquimod: krim
uretra. Pemberiannya setiap hari sampai lesi
konsentrasi 5% (Aldara®). Penggunaannya
hilang.
3x/ minggu (selang sehari) dan dapat
digunakan sampai 16 minggu.

Injeksi interferon intralesi dan interferon Bedah beku


Dosis injeksi interferon intralesi 1-2 juta menggunakan nitrogen cair, CO2 padat,
U. Dapat diulang setiap hari dengan dosis cryoprobe untuk membekukan kandungan
maks 5 juta U/pasien. Jumlah lesi KA air pada jaringan dan menginduksi
maks. yang mendapat injeksi pada satu sesi terjadinya lisis sel. Target : terbentuknya
terapi adalah 5 lesi. halo beberapa di sekitar lesi.
Pencegahan
 Perilaku seksual
Risiko untuk mendapat infeksi HPV genital baru berhubungan dengan
jumlah pasangan seksual. Risiko infeksi HPV genital tampak lebih rendah
pada pria yang disirkumsisi. Terdapat bukti bahwa penggunaan rutin
kondom dapat melindungi dari infeksi HPV genital.
 Vaksinasi HPV
Prognosis
 Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik.
Perbaiki faktor predisposisi misalnya hygiene, fluor albus,
atau kelembaban pada laki-laki akibat tidak disirkumsisi,
atau keadaan imunosupresi.
LAPORAN KASUS
Identitas
 Inisial : Tn. M
 Usia : 30 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Jungjang Wetan
 Pekerjaan : Kuli bangunan
 Agama : Islam
 Status Pernikahan : Menikah
Anamnesis
 Keluhan Utama Os pernah berobat ke klinik namun
Benjolan pada batang penis sejak 3 tidak diberi obat dan dianjurkan
bulan yang lalu untuk ke poli kulit dan kelamin
RSUD Arjawinangun.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku pernah
Pasien datang ke poli kulit dan
berhubungan intim dengan orang
kelamin RSUD Arjawinangun
lain selain istri 5 bulan sebelum
dengan keluhan benjolan di batang
masuk rumah sakit.
penis sejak 3 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Benjolan mulanya
kecil (diameternya selebar lubang
jarum) dan makin membesar
hingga seperti sekarang. Benjolan
disertai rasa gatal dan panas di
sekitar benjolan ini.
 Riwayat Penyakit Dahulu  Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak pernah Tidak ada keluarga yang
mengalami keluhan seperti ini menderita penyakit yang
sebelumnya, riwayat sama, , riwayat hipertensi (-),
hipertensi (-), diabetes diabetes mellitus(-), alergi (-)
mellitus(-), maag (+)
Tidak pernah mengalami
penyakit pada kelamin
sebelumnya
Status pasien
 Keadaan umum: Tampak  Status Generalis
Sakit Sedang Kepala : DBN
 Kesadaran : Composmentis Wajah : DBN
 GCS : E4M6V5 Leher : DBN
 Tanda Vital : Thoraks : DBN
 Tekanan Darah: 120/80 Abdomen : DBN
mmHg Ekstremitas : DBN
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : Afebris
 Pernapasan : 20 x/menit
 Status Dermatologikus
 Distribusi : regional
 Ad Regio : genitalia (
batang penis )
 Lesi : vegetasi, jumlah 1
(soliter), permukaan tidak
rata (cauliflower),
bertangkai, ukuran 3 cm x
1 cm x 2 cm, warna
kehitaman / gelap
 Effloresensi : vegetasi
 Diagnosis Kerja  Tatalaksana Umum
Kondiloma akuminata  Edukasi
 Diagnosis Banding  Menjelaskan istri juga harus
dibawa berobat karena
Veruka vulgaris penularan melalui hubungan
seksual
 Menerangkan kepada pasien
bahwa pengobatan yang
terbaik adalah pembedahan
dengan bius lokal
 Menerangkan bahwa setelah
pembedahan akan diberikan
salep untuk luka (biasa salep
antibiotik untuk mencegah
infeksi sekunder)
 Tatalaksana Khusus  Salep 5-fluorurasil 1-5%
 Pembedahan lokal dengan setiap hari sampai lesi hilang
anestesi (elektro kauterisasi  Interferon suntikan (i.m atau
dengan anestesi lokal) intralesi) atau krim (topikal)
 Interferon alfa (dosis : 4 – 6
 Pilihan lain : mU i.m, 3x seminggu selama 6
 Laser minggu atau 1 – 5 mU i.m
 Krioterapi ( pembekuan ) selama 6 minggu)
 Interferon beta (dosis : 2 x 10 g
 Tinctura podofilin 20 – 25%
unit i.m selama 10 hari
ditutul : kontraindikasi wanita berturut – turut)
hamil e.c fetal death
 Asam triklorasetat (TCA) 80
– 90% ditutul / larutan
konsentrasi 50% oles setiap
minggu
Resume
Seorang pasien laki-laki, 30 tahun datang berobat ke poli RSUD
Arjawinangun tanggal 10 April 2012 pukul 10.30 WIB dengan
keluhan benjolan pada batang penisnya sejak 3 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Pada anamnesis didapatkan benjolan di batang
penis mulanya kecil (diameternya sebesar lubang jarum) dan
makin membesar hingga seperti sekarang ini. Benjolan disertai
rasa gatal dan panas di sekitar benjolan ini. Pada pemeriksaan
fisik, status generalis didapatkan dalam batas normal. Pada status
dermatologikus didapatkan pada di daerah genitalia (batang penis)
tampak vegetasi, jumlah 1, permukaan berbenjol - benjol / tidak
rata (cauliflower), bertangkai, ukuran 3 cm x 1 cm x 2 cm, warna
kehitaman / gelap.
 Prognosis
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad fungtionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia
Daftar Pustaka
1. Zubier F. Kondiloma akuminata. Dalam: Daili FS, Makes BIN, Zubier F, Judanarso J,
editors. Infeksi menular seksual. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2005.p.126-31.
2. IndriatmiW, Handoko Ronny P. 2017. Kondiloma Akuminatum. Dalam: Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh Cetakan Keempat 2017. Badan Penerbit FKUI:
Jakarta.
3. Delaram, Ghadishah. Condyloma Acuminatum. WebMD LLC; [diperbaharui pada 5
Januari 2017; dikutip pada 22 September 2018]. Dikutip dari:
(https://emedicine.medscape.com/article/781735-clinical)

Anda mungkin juga menyukai