Anda di halaman 1dari 40

KATARAK

DISUSUN OLEH:

SRY IRMA ARISCHA


1102014257

Pembimbing :
dr. Nasrudin , Sp. M
KEPANITERAAN KLINIK ILMU MATA
PERIODE 4 Maret – 6 April 2019
DEFINISI

• Katarak adalah suatu keadaan dimana


lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Asal kata
katarak dari kata Yunani cataracta yang
berarti air terjun.
EPIDEMIOLOGI

• Katarak senilis terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50


tahun
• Insidensi katarak di dunia mencapai 5-10 juta kasus baru
tiap tahunnya
• Di Afrika katarak senile merupakan penyebab utama
kebutaan
• Di negara berkembang katarak merupakan 50-70% dari
seluruh penyebab kebutaan, selain kasusnya banyak dan
munculnya lebih awal.
JENIS KATARAK
Menurut Vaughan, 2000 :
• Katarak terkait usia (katarak senilis)
• Katarak anak- anak
• Katarak traumatik
• Katarak komplikata
• Katarak akibat penyakit sistemik
• Katarak toksik
• Klasifikasi katarak berdasarkan usia :
1.Katarak kongenital, katarak yang
sudah terlihat pada usia di bawah 1
tahun
2.Katarak juvenile, katarak yang terjadi
sesudah usia 1 tahun
3.Katarak senil, katarak setelah usia 50
tahun
Berdasarkan letaknya dikenal ada 3 bentuk katarak,
yaitu :
• katarak nuklear,
• kortikal dan
• subkapsularis posterior.
Katarak Nuklear

•Biasanya mulai timbul pada usia 60-70


tahun dan progresivitasnya lambat.

•Nukleus cenderung menjadi gelap dan


keras, berubah dari jernih menjadi kuning
 coklat  kehitaman (burnesen)
Katarak Kortikal
•Biasanya mulai timbul usia 40-60 tahun dan
progresivitasnya lambat.

•Terdapat wedge-shape opacities/cortical


spokes atau gambaran seperti jeruji.

•Terdapat perubahan komposisi ion dari


korteks lensa dan akhirnya mengubah
hidrasi dari serat lensa.
Katarak subkapsular posterior
• Biasanya mulai timbul pada usia 40-60
tahun dan progresivitasnya cepat.
• Terletak pada bagian belakang dari
kapsul lensa
• Bisa terjadi akibat penggunaan
kortikosterioid jangka panjang
• Menyebabkan kesulitan membaca, silau,
pandangan kabur pada cahaya terang.
Berdasarkan stadium perjalanan penyakitnya, katarak
senilis digolongkan menjadi 4 stadium:
• Katarak insipien
• katarak imatur
• katarak matur
• katarak hipermatur
ETIOLOGI

• Penyebab utama katarak adalah proses penuaan.


• Anak  kongenital
• diabetes melitus, obat tertentu, sinar UVB
• efek racun dari merokok, dan alkohol, gizi kurang
vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata.
• Obat :betametason, klorokuin, klorpromazin,
kortison, ergotamin, indometasin, medrison,
neostigmin, pilokarpin dan beberapa obat lainnya.
PATOFISIOLOGI
Pertambahan Rx oksidatif
usia berkurang

penurunan fungsi
Penurunan asam
transport aktif dari
amino
met lensa

ggn keseimbagan Penurunan sintesis


Na/K serat lensa
denaturasi
protein lensa
tjdnya hidrasi
serat lensa
Opasifikasi serat
kortikal lensa
MANIFESTASI KLINIK

• Melihat area keabuan


• Gangguan penglihatan
• Penglihatan kabur
• Penglihatan berbayang
• Rasa silau
• Perubahan persepsi warna
Katarak insipien katarak imatur

Katarak matur katarak hipermatur


22/03/2019
PEMERIKSAAN

• 1. Pemeriksaan tajam penglihatan


• 2. Test bayangan iris
• 3. Pemeriksaan dengan menggunakan
ophthalmoskop langsung
• 4. Pemeriksaan dengan menggunakan slit-lamp
PENATALAKSANAAN

• Medikasi : tidak banyak membantu


• Pembedahan  indikasi : bergantung pada tingkat
maturasi katarak.
JENIS PEMBEDAHAN
KOMPLIKASI

• Hilangnya vitreous.
• Prolaps iris.
• Endoftalmitis (jarang terjadi)
DAFTAR PUSTAKA

• American Academy of Ophthalmology. Anatomy in


Lens and Cataract. Section 11. Chapter 1. Basic and
Clinical Science Course; 2007-2008.
• Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Katarak. Edisi ketiga.
Jakarta: FK UI; 2010. hal.212-6
• Vaughan, Asbury. Oftalmologi umum. anatomi &
embriologi mata: Glaukoma. Edisi ke-17. Jakarta:
EGC; 2015. hal.1-228.2.
Klasifikasi berdasarkan derajat
kekeruhan lensa menurut Buratto
1. Derajat 1 : Nukleus lunak.
• Visus masih lebih baik dari 6/12.
• Tampak sedikit keruh dengan warna agak keputihan.
• Refleks fundus juga masih mudah diperoleh dan
• Usia penderita juga biasanya kurang dari 50 tahun.
2. Derajat 2 : Nukleus dengan kekerasan ringan.
• tampak nukleus mulai sedikit berwarna kekuningan,
• visus biasanya antara 6/12-6/30.
• Refleks fundus juga masih mudah diperoleh dan
katarak jenis ini paling sering memberikan gambaran
seperti katarak subkapsularis posterior,
3. Derajat 3 : Nukleus dengan kekeruhan medium.
• Katarak ini yang paling sering ditemukan dimana
nukleus tampak berwarna kuning disertai dengan
kekeruhan korteks yang berwarna keabu-abuan.
• Visus biasanya antara 3/60-6/30 dan bergantung juga
dari usia pasien, semakin tua usia pasien  semakin
keras nukleusnya.
4. Derajat 4 : Nukleus keras.
• Pada katarak ini warna nukleus sudah berwarna
kuning kecoklatan
• usia penderita biasanya lebih dari 65 tahun.
• Visus biasanya antara 3/60-1/60.
• Dimana refleks fundus maupun keadaan fundus
sudah sulit dinilai.
5. Derajat 5 : Nukleus sangat keras.
• Pada katarak jenis ini nukleus sudah berwarna
kecoklatan bahkan agak kehitaman.
• Visus biasanya hanya 1/60 atau lebih jelek
• usia penderita sudah diatas 65 tahun.
• Katarak ini sangat keras dan disebut juga brunescent
cataract atau black cataract.
Shadow Test ?
- untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa.
- Dasar pemeriksaan adalah makin sedikit
lensa keruh pada bagian posterior maka
makin besar bayangan iris pada lensa
yang keruh tersebut, sedang makin tebal
kekeruhan lensa makin kecil bayangan
iris pada lensa.
Alat yang digunakan :
• Lampu sentolop dan loup.
Tehniknya
• Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat
sudut 45º dengan dataran iris, dengan loup dilihat
bayangan iris pada; lensa yang keruh.
• Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan
letaknya jauh terhadap pupil  lensa belum keruh
seluruhnya (belum sampai ke depan)  terjadi pada
katarak immatur  shadow test (+).
• Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat
terhadap pupil  lensa sudah keruh seluruhnya
(sampai pada kapsul anterior)  katarak matur 
shadow tes(-).
• Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh
seluruhnya, mengecil serta terletak jauh di belakang
pupil, sehingga bayangan iris pada lensa besar 
pseudopositif.
PHAECOEMULSIFICATION
KELEBIHAN
1. Sayatan sangat kecil (± 2,2 mm)
2. Proses cepat (± 15 menit)
3. Tanpa Jahitan
4. Pasien dapat langsung pulang setelah operasi
5. Perawatan dan pemulihan lebih cepat (± 2- 5 hari)
6. Dapat dilakukan pada semua tingkatan katarak
7. Mengurangi rasa nyeri, ngeres dan ketidaknyamanan
setelah operasi
KEKURANGAN
• Memerlukan dilatasi pupil yang baik
• Pelebaran luka jika ada IOL
• Dapat merusak epitel kornea jika ultrasound
digunakan berlebih
ECCE

KELEBIHAN
• Incisi kecil
• Jarang komplikasi vitreus
• Kejadian endophtalmodonesis lebih sedikit
• Edema sistoid makula lebih jarang
• Trauma terhadap endotelium kornea lebih sedikit
• Lebih mudah dilakukan dibandingkan ICCE
KEKURANGAN
• Kekeruhan pada kapsul posterior
• Dapat terjadi perlengketan iris dengan kapsul
• Luka sayatan masih relative besar  mrnginduksi
astigmatism
KOMPLIKASI
INTRAOPERATIVE
• Laserasi m. rectus superior; dapat terjadi selama proses penjahitan.
• Perdarahan hebat; dapat terjadi selama persiapan conjunctival flap
atau selama insisi ke bilik mata depan.
• Cedera pada kornea (robekan membrane Descemet), iris, dan lensa;
dapat terjadi akibat instrumen operasi yang tajam
• Cedera iris dan iridodialisis (terlepasnya iris dari akarnya)
• Lepas/ hilangnya vitreous; merupakan komplikasi serius yang dapat
terjadi akibat ruptur kapsul posterior (accidental rupture) selama
teknik ECCE.
POSTOPERATIVE
AWAL (Komplikasi yang dapat terjadi segera setelah
operasi) :
Hifema , prolaps iris, uveitis anterior postoperatif, dan
endoftalmitis bakterial.
LANJUT Komplikasi yang dapat terjadi beberapa waktu
setelah operasi)
Cystoid Macular Edema (CME), delayed chronic postoperative
endophtalmitis, ablasio retina, dan katarak sekunder
Komplikasi yang berkaitan
dengan IOL
• uveitis-glaucoma-hyphema syndrome (UGH syndrome),
• malposisi IOL, dan
• sindrom lensa toksik (toxic lens syndrome).

Anda mungkin juga menyukai