Anda di halaman 1dari 34

PRESENTASIKASUS

ABSES SUBMANDIBULA
DEXTRA
Disusun Oleh:
Sry Irma Arischa ( 1102014257 )

Pembimbing:
Dr. I rma Suryati, Sp.THT-KL
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
Nama :Tn. S

Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta

Agama :Islam

Status :Menikah

Datang ke Poliklinik THT RSUDKoja pada tanggal 2 Februari2019.


ANAMNESIS
KELUHAN rahang sebelah kanan nyeri dan membengkak

UTAMA sejak ± 2 minggu SMRS.

KELUHAN Sulit membuka mulut sekitar 2 jari. nafsu makan


berkurang, sering mengalami sakit gigi tetapi
TAMBAHAN
tidak pernah diobati
Demam serta rahang ±2 minggu yang lalu

kanan nyeri dan Pasien sulit membuka mulut dan


bertambahnya ukuran pembengkakan rahang
membengkak sebesar
telur puyuh 28 Juni 2019

Pasien datang
RIWAYAT berobat ke poli THT

PENYAKI T RSUDKoja.

S E K ARA N
G
Pasien mengeluh sakit gigi hilang Di diagnosis abses
timbul tetapi tidak diobati. submandibular dextra
R I WAYAT RI WAYAT
P EN YAKI T P EN YAKIT
KELUARGA DAH ULU
Riwayat dengan keluhanserupa Disangkal Riwayat dengan keluhanserupa Disangkal

Riwayat hipertensi Tidak Riwayat hipertensi Disangkal


diketahui
Riwayat diabetes melitus Disangkal
Riwayat diabetes mellitus Tidak
diketahui Riwayat penyakit paru Disangkal
Riwayat penyakit paru Disangkal Riwayat penyakit jantung Disangkal
Riwayat penyakit jantung Disangkal Riwayat keganasan Disangkal
Riwayat keganasan Disangkal Riwayat trauma Disangkal
Riwayat trauma Disangkal
Pasien pernah membeli sendiri obat Pereda nyeri
RIWAYAT untuk sakit gigi di apotik tetapi lupa nama obatnya.

PENGOBATAN

Merokok (+) selama 30 tahun sebanyak 1-2 bungkus per

RI WAYAT hari dan berhenti sejak keluhan dirasakan, selalu makan


makanan manis dan asin serta arang meminum air putih,
KEBI ASAAN tidak mengkonsumsi minuman keras, tidak ada alergi
makanan dan obat.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum: tampak sakit sedang STATUSGIZI


Kesadaran: composmentis BB:75 kg
Tekanan Darah: 190/100 TB:160 cm
mmHg Nadi: 100 kali/menit BMI:lebih
Nafas: 20kali/menit
Suhu: 37,5 oC
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala: Normocephal wajah :


Asimetris, tampak pembengkakan
dan hiperemis pada submandibula
dextra Leher: Edema (-), Pembesaran
KGBdan tiroid (-), nyeri tekan(-)
Thoraks: Dalam batas normal
Abdomen: Dalam batas normal
Ekstremitas: Dalam batas normal
STATUS LOKALIS
Dextra Sinistra
Normotia, benjolan (-), nyeritarik Daun telinga Normotia, benjolan (-), nyeri tarik(-),
(-), nyeri tekan tragus(-) nyeri tekan tragus (-)
Hiperemis (-), fistula (-),udem (-), Preaurikuler Hiperemis (-), fistula (-),udem (-),
sikatriks (-) sikatriks (-)
Hiperemis (-), fistula (-),udem (-), Retroaurikuler Hiperemis (-), fistula (-),udem (-),
sikatriks (-), nyeri tekan mastoid(-) sikatriks (-), nyeri tekan mastoid(-)
Lapang, Hiperemis (-), udem(-), Kanalis akustikus eksternus Lapang, Hiperemis (-), udem(-),
discharge (-) discharge (-)
Hiperemis (-), warna putih Membran timpani Hiperemis (-), warna putih mengkilat,
mengkilat, Refleks cahaya (+) Refleks cahaya (+)
STATUS LOKALIS
Dextra Sinistra
Bulu hidung (+), hiperemis (-), benjolan (-), nyeri Vestibulum Bulu hidung (+), hiperemis (-), benjolan (-), nyeri
(-), sekret (-) (-), sekret (-)
Tidak terlihat KonkaSuperior Tidak terlihat
Livid (-), hipertrofi (-), hiperemis (-), discharge (-) Konka media Livid (-), hipertrofi (-), hiperemis (-), discharge (-)
Livid (-), hipertrofi (-), hiperemis (-), discharge (-) Konkainferior Livid (-), hipertrofi (-), hiperemis (-), discharge (-)
Tidak dapat dinilai Meatus nasi Tidak dapat dinilai
medius
Tidak dapat dinilai Meatus nasi Tidak dapat dinilai
inferior
Lapang, tidak nampak massa pada cavum nasi Cavum nasi Lapang, tidak nampak massa pada cavum nasi
Deviasi (-) Septum nasi Deviasi (-)
STATUS LOKALIS
Mulut Trismus(+) 2 jari
Gigi Karies multiple (+)
Palatum Simetris, deformitas (-)
Arkusfaring Simetris, hiperemis (-)
Mukosafaring Hiperemis (-), granulasi (-), sekret(-)
Dinding faring posterior Hiperemis (-), post nasal drip(-)
Uvula Simetris ditengah, hiperemis (-)
TonsilaPalatina Ukuran: T1-T1,Warna: hiperemis(-), Kripta: dalam batas normal,
Detritus: -/-, Perlekatan: -,Massa: -
Kemampuan menelan Makanan padat (-), makanan lunak (+), air(+)
Tidak dilakukan
LARINGO SKOPI
INDIREK

Tidak dilakukan
LARINGO SKOPI
F LEKS IBEL
Status Lokalis
Regio Submandibula Dextra

Inspeksi : udem (+), hiperemis (+), nanah (-), darah (-), luka terbuka (-)

Palpasi : hangat, nyeri tekan (+) konsistensi lunak, fluktuasi (+) angulus mandibula (-)

Aspirasi : tampak pus berwarna putih susu, darah (-)


LABORATORIUM
Hemoglobin 16,4 13,5 – 18,0

Hematokrit 46,4 42,0 – 52,0

Jumlah trombosit 283 163 – 337

Jumlah leukosit 14,87 4,0 – 10,50

Glukosa sewaktu 497 70 – 200


RESUME
Tn. S, 51 tahun, datang ke poli THT RSUD Koja dengan keluhan rahang
sebelah kanan nyeri sejak ± 2 minggu SMRS. Keluhan rahang membengkak
dirasakan semakin membesar dan memberat sehingga merasa kesulitan untuk
membuka mulut. Pembengkakan rahang tersebut awalnya hanya sebesar telur
puyuh lalu lama kelamaan sebesar kepalan tinju anak remaja. Pembengkakan
tersebut diakui gatal dan panas. Pasien mengaku demam naik turun 1 minggu smrs.
Pasien mengaku sekitar 1 bulan yang lalu sakit gigi bawah tetapi tidak diobati.
Pasien menyangkal riwayat batuk dan pilek. Riwayat Gigi berlobang sejak 10 tahun
yang lalu.
RESUME
Pemeriksaan fisik yang ditemukan tampak sakit sedang, TD: 190/100 mmHg,
nadi: 100 x/mnt, suhu 37,5ᴼC. Pemeriksaan fisik paru, jantung, abdomen dan akral
dalam batas normal. Pada status lokalis regio submandibula dextra tampak udem,
hiperemis, terdapat nyeri tekan dengan konsistensi lunak.
Pada regio orofaring mulut trismus 2 jari dan terdapat karies pada gigi geligi.
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan leukosit 14,87 u/L, Gula
darah sewaktu 497 mg/dL.
DIAGNOSISKERJA
- Abses Submandibula Dextra
- Multiple ganggren radix
- Hipertensi stage II
- Diabetes Mellitus tipe II
DIAGNOSIS BANDING
Limfadenitis
abses buccal
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
NONMEDIKAMENTOSA Pemberian cairan maintenance (IVFD RL 20
tetes/menit)
- Mengistirahatkan mulut agar tidak banyak
Antibiotik (Amikasin 3 x 1 gr iv (skin test) &
bergerak dan Menjaga kebersihan gigi metronidazol 3x500mg drip iv)
- Konsumsi cairan yang banyak. Ketorolac 3x30 mg iv
- Berhenti merokok. Ranitidin 2x50 mg iv

• Pro CITO Debridement + evakuasi pus dengan


tindakan insisi drainase
PLANNING • Konsul ke bagian bedah mulut untuk evaluasi
dan tatalaksana karies multiple pada pasien.
• Konsul ke bagian Anestesi untuk penanganan
dengan kemungkinan sulit untuk diintubasi.
PROGNOSIS

Quo Ad Quo Ad
Quo Advitam
functionam sanationam

Ad bonam Ad bonam Ad bonam


a

Quo Ad
Comestican Dubia Ad Malam
PEMBAHASAN
Abses Submandibula
Abses leher dalam terbentuk
di dalam ruang potensial di
antara fasia leher dalam
sebagai kelanjutan infeksi
dari daerah kepala leher.
Pada abses submandibular,
ruang potensial ini terdiri
dari ruang sublingual dan
submaksila yang dipisahkan
oleh otot milohioid.
Etiologi
Pada abses submandibula, infeksi terjadi akibat perjalan dari infeksi gigi dan jaringan sekitarnya yaitu
pada P1,P2,M2,M2 namun jarang terjadi pada M3.

Beberapa jenis bakteri yang menjadi penyebab abses submandibula ini dibagi menjadi golongan bakteri
Aerob dan Anaerob.

Untuk golongan aerob terdiri dari : bakteri anaerob yaitu:

 Alfa Streptokokus hemolitikus  Peptostreptokokus

 Stafilokokus  Peptokoki

 Bakteroides  Fusobakterium nukleatum


Pada kasus ini, pasien berusia 51
tahun, berjenis kelamin laki-lakidan
mengaku sering mengalami
keluhan sakit gigi dan mempunyai
riwayat gigi berlubang sejak 10
tahun yang lalu dan tidak pernah
berobat ke dokter gigi
GEJALA KLINIS
• asimetris leher karena adanya massa atau
limfadenopati pada sekitar 70%.
• trismus karena proses inflamasi pada
m.pterigoides
• torticolis dan penyempitan ruang gerak leher
karena proses inflamasi pada leher.
Pada kasus ini, pasien mengeluh
adanya pembengkakan yang
terasa panas dan tampak
kemerahan serta sulit untuk
membuka mulut (trismus 2 jari).
PEMERIKSAAN FISIK
Diagnosis untuk suatu abses leher dalam kadang-kadang sulit

ditegakkan bila hanya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik sajaDitemukan pembengkakan dibawah rahang baik unilateral

maupun bilateral dan berfluktuasi. Karena itu diperlukan studi

radiografi untuk membantu menegakkan diagnosis, menyingkirkan

kemungkinan penyakit lainnya dan perluasan penyakit

Pada kasus ini, pasien tampak pembengkakan pada rahang


kanan berwarna kemerahan dan teraba hangat dan lunak.
Serta didapatkan nyeri tekan.
PEMERIKSAAN
PENUNJAN G
CT SCAN : Dengan menggunakan
kontras, merupakan gold standar untuk
mengevaluasi infeksi pada daerah leher
dalam. Abses akan tampak sebagai
bangunan atau lesi, air fluid level, dan
lokulasi. Pemerksaan fisik yang ditunjang
CT-scan memiliki sensitivitas 95%.
Pada kasus ini, CT Scan pasien
memberikan gambaran
DIAGNOSIS
Limfadenitis
BANDING
PENATALAKSANAAN
Penilaian keadaan umum pasien penting dalam penatalaksanaan abses leher
dalam. Prioritas utama adalah stabilisasi jalan napas, pernafasan dan sirkulasi.
Karena abses leher dalam memiliki potensi untuk mengancam nyawa maka
pasien harus dirawat di rumah sakit. Penatalaksanaan abses submandibula dapat
dilakukan dengan memberikan terapi antibiotik yang adekuat dan drainase abses.
Drainase abses dapat dilakukan dengan aspirasi abses yang kemudian dilanjutkan
dengan insisi dan eksplorasi, tergantung pada luasnya abses dan komplikasi yang
ditimbulkannya
Pada pasien ini, di berikan antibiotic untuk
kuman aerob dan anaerob serta segera
dilakukan insisi drainase abses lalu
dikonsulkan ke bagian bedah mulut untuk
tatalaksana dan evaluasi dari multiple
ganggren radix pada pasien ini
KOMPLIKASI

Obstruksi jalan Aspirasi Shock vascular : erosi dan


nafas pada intubasi sepsis rupture arteri karotid
endotracheal
PROGNOSIS

Penggunaan antibiotic intravena memberikan


prognosis yang baik jika digunakan pada
masa-masa awal kasus penyakit. Kemudian
tindakan operasi dilakukan jika terjadi
obstruksi jalan napas, abses yang terlokalisir
dan kegagalan penggunanaan antibiotic untuk
meningkatkan kemungkinan kesembuhan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai