Anda di halaman 1dari 31

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

Hazard Identification Risk Assesment & Risk Control (HIRARC)

1. Pengertian Bahaya dan Risiko

Bahaya merupakan suatu kondisi yang mengancam yang biasanya disebabkan oleh

berbagai macam yang dilakukan oleh manusia. Contohnya kita masih sering mendengar

ungkapan ” Awass….! bahaya listrik tegangan tinggi, bahaya jurang, bahaya ombak ganas

dan ungkapan sejenisnya. Ini tindakan reaktif belum dikatakan proaktif yang terpenting dari

segala upaya keselamatan kerja sebenarnya adalah bagaimana bahaya tersebut terkendali

dan semua risiko dapat diterima sehingga pekerja nyaman dan aman dalam menyelesaikan

tugasnya.

Dalam pekerjaan apapun kita selalu dihadang sebuah bahaya. Bisa bahaya yang

berisiko tinggi sampai dengan bahaya yang hanya memiliki resiko rendah. Resiko tersebut

pastilah akan dihadapi oleh semua orang. Jadi aman itu bukan karena tidak ada kecelakaan,

tapi bahaya yang sudah terkendali dan risiko sudah dikelola dan dapat diterima. Maka dari

penjelasan diatas jelas sangat penting membedakan antara bahaya, risiko dan insiden dalam

bersosialisasi dengan pekerja. Bahaya merupakan segala sesuatu yang berupa kerugian

yang akan kita dapat dari suatu kejadian.

Bahaya menurut ISO 45001 adalah sumber atau situasi yang berpotensi untuk

menyebabkan cedera dan sakit. Bahaya menurut ISO 18001 adalah semua sumber, situasi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


1
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau

penyakit akibat kerja.

Pengertian (Definisi) Tempat Kerja menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1970

ialah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap

dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk

keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

Berikut kategori sumber bahaya

Resiko menurut ISO 45001 adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya

peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah; atau sakit akibat kerja atau terpaparnya

seseorang / alat pada suatu bahaya. Bahaya menurut ISO 18001 adalah potensi kerugian

yang bisa diakibatkan apabila berkontak dengan suatu bahaya ataupun terhadap kegagalan

suatu fungsi. Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai

keparahan suatu resiko. Untuk menentukan kategori suatu resiko apakah itu rendah, sedang,

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


2
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks resiko seperti pada tabel

matriks resiko :

Table Matriks Resiko

Resiko = Probabllity x Severity

Severity adalah tingkat keparahan yang timbul dari peristiwa kecelakaan

Probability adalah kemungkinan suatu keadaan / kondisi dapat menyebabkan kejadian

kecelakaan

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keseringan

dari tabel matriks resiko di atas :

Kategori Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Keseringan
Sangat Jarang Terjadi 1X dalam masa lebih Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


3
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

dari 1 tahun kerja orang lebih


Jarang Bisa terjadi 1X dalam setahun Probabilitas 1 dari 1.000.000 jam

kerja orang
Sedang Bisa terjadi 1X dalam sebulan Probabilitas 1 dari 100.000 jam

kerja orang
Sering Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 1000 jam kerja

seminggu orang
Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari Probabilitas 1 dari 100 jam kerja

orang

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keparahan dari

tabel matriks resiko :

Kategori Contoh Parameter I Contoh Parameter II

Keparahan
Sangat Ringan Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga Total kerugian kecelakaan

kerja dapat langsung bekerja kembali kerja kurang dari Rp.

1.000.000
Ringan Cedera ringan, tenaga kerja dapat Total kerugian kecelakaan

langsung bekerja kembali kerja antara Rp. 1.000.000 –

Rp. 1.500.000
Sedang Mendapat P3K atau tindakan medis, Total kerugian kecelakaan

tidak ada hilang jam kerja lebih dari kerja antara Rp. 1.500.000 –

1X24 jam Rp. 5.000.000


Parah Memerlukan tindakan medis Total kerugian kecelakaan

lanjut/rujukan, cacat sementara, terdapat kerja antara Rp. 5.000.000 –

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


4
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

jam kerja hilang 1X24 jam Rp. 10.000.000


Sangat Parah Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam Total kerugian kecelakaan

kerja hilang lebih dari 1X24 jam kerja lebih dari Rp.

10.000.000

Tabel di bawah merupakan representasi kategori resiko yang dihasilkan

dari penilaian matriks resiko :

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu


Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

Dari representasi di atas, maka dapat kita tentukan langkah pengendalian resiko

yang paling tepat berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian resiko/bahaya K3.

Untuk dapat membedakan secara jelas antara bahaya dan risiko, dapat dilihat di

ilustrasi berikut.

1. Kabel listrik bertegangan kondisinya terbuka (tanpa pembungkus) terletak di

belakang rumah anda, kondisi tersebut adalah Bahaya. Namun, jika ada

anggota keluarga yang bermain atau berada di sekitar kabel listrik yang

terbuka tersebut maka akan disebut Risiko.

2. Batu menggantung di tebing jalan, kondisi tersebut adalah Bahaya. Akan

menjadi Risiko jika ada pengguna jalan yang melewati area tersebut.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


5
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

3. Kondisi mesin yang berputar tidak diberi pengaman (guarding) adalah

Bahaya, jika ada pekerja mekanik yang sedang bekerja memperbaiki unit

tersebut atau dekat dengan area tersebut akan berubah menjadi Risiko.

4. Ada ikan hiu di laut, itu adalah Bahaya. Akan berubah menjadi Risiko jika

ada turis atau peselancar yang bermain di pantai atau laut tersebut.

2. Jenis-jenis Bahaya

2.1. Jenis bahaya terdiri dari :

a. Fisika

- Bahaya Mekanis (Kinetic Hazard, Static Hazard)

- Fisika Murni (Non Mekanis)

* Suhu

* Tekanan

* Listrik

* Kelembaban

* Debu

b. Kimia (bahan padat, cair, gas)

c. Biologi (binatang berbisa, binatang buas, tumbuh-tumbuhan berbisa/jamur,

bakteri/virus)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


6
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

d. Ergonomi (anatomi, fisiologi)

e. Fsikologi (stress, keseimbangan jiwa terganggu)

2.2. Asal Bahaya

Bahaya bisa berasal dari :

a. Manusia

Dalam hal ini dapat berupa Unsafe Condition (Human Error)

b. Lingkungan

Dalam hal ini dapat berupa bahaya dari Lingkungan Alam dan Lingkungan

Buatan

c. Peralatan

Dalam hal ini dapat berupa :

- Bahaya Terpadu (Inherent) Sesuai Fungsinya

- Salah Penggunaan (Kegagalan Manusia)

- Tidak Memenuhi Syarat Keselamatan (Kegagalan Peralatan)

d. Bahan

Dapat berasal dari :

- Bahan Baku, Produksi / Sampingan

- Zat Padat, Cair, Maupun Gas

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


7
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

2.3. Tanda-Tanda Adanya Bahaya

Tanda – tanda adanya suatu bahaya dapat diketahui dari :

a. Riwayat insiden/kecelakaan human error, kerusakan alat, kesalahan prosedur,

lingkungan, dll.

b. Gejala adanya bahaya

Berupa : insiden berulang, operasi terputus, biaya yang berlebihan, pemakaian

tenaga yang berlebihan, banyak bahan yang terbuang, keluhan karyawan,

keluhan masyarakat, prosedur tidak karuan (interperence), catatan rumah sakit,

keterhambatan atau penundaan-penundaan)

c. Langsung diketahui potensinya

Peralatan / sistem yang memang sudah jelas potensi bahayanya, walaupun

bahaya itu tidak pernah mengakibatkan kecelakaan.

Urutan peranan bahaya pada kecelakaan :

a. Bahaya Pemula (Initiating Hazards)

Bahaya yang menjadi asal mula yang memungkinkan timbulnya bahaya

penunjang dan bahaya primer.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


8
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

b. Bahaya Penunjang (Contributory Hazards)

Bahaya yang menunjang mendukung atau yang menjadi perantara timbulnya

bahaya primer setelah adanya bahaya pemula.

c. Bahaya Primer (Primary Hazards)

Bahaya yang langsung menjadi sebab timbulnya kecelakaan maupun kerugian

(loss).

2.4. Potensi Bahaya

Ditentukan oleh 3 aspek :

a. Keparahan dari kecelakaan

 Kategori I

 Kategori II

 Kategori III

 Kategori IV

b. Keseringan bahaya menimbulkan kecelakaan

 Kalis (remote), langka (random)

 Jarang (seldom, occasional)

 Kronis (chronic)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


9
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

c. Jenis bahaya

Makin banyak bahaya, makin banyak jenis kecelakaan yang dapat terjadi.

3. Pengertian Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah suatu usaha untuk mengetahui, mengenal dan

memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistem (peralatan, tempat kerja, prosedur,

aturan, dll.)

3.1. Manfaat Identifikasi Bahaya

a. Mengetahui bahaya-bahaya yang ada

b. Mengetahui potensi bahaya tersebut, baik akibat maupun frekuensi terjadinya

c. Mengetahui lokasi bahaya

d. Menunjukan bahwa bahaya-bahaya tertentu telah diberikan perlindungan

e. Menunjukan bahwa bahaya-bahaya tetentu tidak akan menimbulkan akibat

kecelakaan, sehingga tidak perlu diberikan perlindungan

f. Analisis lebih lanjut

Kegiatan identifikasi meliputi :

 Mendiagnosa dan menemukan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


10
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

 Mengenal proses atau urutan aktivitasnya

 Memperhatikan kemungkinan sebab-sebab dan akibatnya

3.2. Tahap – Tahap Kegiatan Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Menelusuri sumber bahaya

b. Mengenali bahaya potensial

c. Menentukan potensi bahaya

d. Menentukan biaya dan prioritas

3.3. Metode Identifikasi Bahaya

Metode identifikasi bahaya terdiri dari :

A. Metode Tujuh Langkah

Berupa “Pancingan” Tujuh Pertanyaan :

 Sesuatu yang menakutkan

 Bahaya yang mengancam teman sejawat

 Insiden yang dialami

 Ada bagian pekerjaan yang berbahaya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


11
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

 Minta tolong

 Penolakan atau penundaan pekerjaan

 Perubahan prosedur kerja

IDENTIFIKASI TUJUH LANGKAH

KATEGORI BAHAYA
YANG YANG
LANGKAH KE :
YANG JELAS
MERAGUKAN TERSEMBUNYI
1. Adakah sesuatu yang

menakutkan dari

pekerjaan Anda ?
2. Adakah

terlihat oleh Anda

bahwa teman sekerja

Anda melaksanakan

tugas yang menurut

Anda berbahaya ?
3. Pernahkah

Anda mendapat cidera

atau hampir celaka

yang dapat

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


12
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

mencederai Anda

ketika melaksanakan

tugas?
4. Apakah

Anda merasakan /

melihat ada bagian

tugas Anda yang harus

dilaksanakan dengan

suatu resiko

kecelakaan ?
5. Pernahkah

Anda meminta tolong

ketika Anda merasa

tugas tidak aman

dikerjakan sendiri
6. Pernahkah

Anda menolak /

menunda pelaksanaan

tugas yang diberikan

kepada Anda, karena

Anda merasa tugas

tersebut berbahaya ?

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


13
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

7. Pernahkah

Anda merubah

prosedur / cara

melaksanakan tugas

Anda untuk

menghindari suatu

potensi cidera ?

(menurut Anda kalau

tidak dirubah mungkin

dapat mencederai

Anda)

B. Metode Kartu Identifikasi

Digunakan oleh mereka yang mempunyai daya analisis terhadap bahaya-bahaya

yang ada, seperti :

 Pengawas

 Petugas K3

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


14
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

 Petugas lain yang ditunjuk

CONTOH KARTU IDENTIFIKASI BAHAYA

KARTU IDENTIFIKASI BAHAYA NO :


PEMBUAT : TGL :
SISTEM/OPERASI : LOKASI :
URAIAN BAHAYA :

PENANGGULANGAN :
PRIORITAS
KEPARAHAN KESERINGAN BIAYA
PERBAIKAN
MENGGANGGU KALIS AMAT BESAR DITANGGUHKAN
TERBATAS LANGKA BESAR ANALISA
KRITIS JARANG SEDANG SEGERA
BENCANA KRONIS NOMINAL TANGGAL

BERILAH TANDA  PADA KOLOM YANG ANDA PILIH

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


15
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

3.4. Identifikasi Bahaya Di Unit Transmisi Dan Gardu Induk

Identifikasi dapat dilakukan terhadap bahaya-bahaya yang ada di :

a. Instalasi SUTT/SUTET :

ROW, tower ,konduktor,Isolator.ground wire dan asesoris lainnya

b. Instalasi GI/GITET :

 Bangunan Sipil / gedung kontrol

 Peralatan listrik yang ada di switchyard

(trafo tenaga, PMT, CT, PT, PMS, Arrester, dsb.)

 Instalasi sel / penyulang 20 kV

 Panel control

 Instalasi batere dan charger

 Rele-rele pengaman

 Sistem pemakaian sendiri

 Dll.

3.5. Program Pengendalian Bahaya

Dapat dilakukan dengan cara - cara sebagai berikut :

 Memperbaiki rancangan, mengenai :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


16
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

Organisasi, sistem/prosedur kerja bangunan, lay out ruang, perlengkapan kerja

 Memperbaiki sistem perlindungan :

Manusia, lingkungan fisik (bangunan, ruangan, dan perlengkapan kerja)

 Meningkatkan kualitas SDM :

Pelatihan, motivasi, pengawasan

Prinsip pengendalian bahaya :

Dilakukan dengan segera dan kontinyu.

Harap diingat bahaya merupakan resiko murni dari setiap kegiatan manusia.

3.6. Latihan Membuat Program Identifikasi Bahaya

Buatlah identifikasi bahaya yang ada diunit kerja anda dengan menggunakan kartu

identifikasi bahaya seperti yang telah dijelaskan pada paragraf 6.8

HAZARD

IDENTIFICATION

CARD

The Hazard Identification Card has been developed to assist the shop in correcting

hazardous situations by :

1. Visibly informing all personel off shop hazards and the action taken to correct them.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


17
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

2. Providing material for monthly safety meetings.

3. Ensuring follow-on action for correcting shop safety problems.

Date card is initiated


If a maintenance item. Ref. No.
From Maintenance dispatcher.
Monitor Assigned number

HAZARD IDENTIFICATION CARD


DATE SUPV MONITOR
ITEM ACTION TAKEN Monitor’s name
Area supervisor intials

Item is filled in here by


the monitor. Supervisor writes
Information is derived corrective action taken
from the checklist or is
observed during routine
activity

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

“Completed” is always written on the Hazard


Identification Card when the item is corrected

HAZARD

IDENTIFICATION

CARD RECORD
HAZARD IDENTIFICTION CARD RECORD
This record is used to keep track of all hazard identification card written it includes those
Card Data Complete
Description of Hazard TO Whom
No. Written Date
used in normal activity and those used with checklists.
Supervisor with the responsibility for
correcting the item

Date the H.I.C. item is


H.I.C. Item is corrected

Number
Of the H.I.C

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


19
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

Date H.I.C
Was initlated

The Hazard Identification Card Record is placed the monitor’s notebook and is a permanent

record of the cards written in each organization.

References 4 (continued)

SAFETY

INFORMATION

CENTER

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


20
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

The Safety Information Center is used by the column titled “Complete”. Cards for

organization or area for posting information completed jobs are kept on the board for

Hazard Identification Cards. two weeks.

Cards showing uncorrected hazards are posted Each organization is responsible for

in the first column titled “Inclompete”. Cards seeing that its board kept clean and in

showing corrected hazards are posted in the good repair.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


21
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

Reference 5

SAFETY SUPERVISOR

ACTIVITY FLOW

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


22
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

4. Penilaian Risiko (Risk Assement)

Resiko = Probabllity x Severity

Severity adalah tingkat keparahan yang timbul dari peristiwa kecelakaan

Probability adalah kemungkinan suatu keadaan / kondisi dapat menyebabkan

kejadian kecelakaan

Penilaian resiko adalah total dari hasil sebuah kejadian yang dihitung dari tingkat

keparahan yang timbul dikalikan dengan kemungkinan suatu keadaan yang dapat

menyebabkan kecelakaan tersebut.

Rincian langkah umum yang biasanya dilaksanakan dalam penilaian risiko meliputi:

a. Menentukan personil penilai

Penilai risiko dapat berasal dari intern perusahaan atau dibantu oleh petugas lain

diluar perusahaan yang berkompeten baik dalam pengetahuan, kewenangan maupun

kemampuan lainnya yang berkaitan. Tergantung dari kebutuhan, pada tempat kerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


23
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

yang luas, personil penilai dapat merupakan suatu tim yang terdiri dari beberapa

orang.

b. Menentukan obyek/bagian yang akan dinilai

Obyek atau bagian yang akan dinilai dapat dibedakan menurut bagian / departemen,

jenis pekerjaan, proses produksi dan sebagainya. Penentuan obyek ini sangat

membantu dalam sistematika kerja penilai.

c. Kunjungan / Inspeksi tempat kerja

Kegiatan ini dapat dimulai melalui suatu “walk through survey / Inspection” yang

bersifat umum sampai kepada inspeksi yang lebih detail. Dalam kegiatan ini prinsip

utamanya adalah melihat, mendengar dan mencatat semua keadaan di tempat kerja

baik mengenai bagian kegiatan, proses, bahan, jumlah pekerja, kondisi lingkungan,

cara kerja, teknologi pengendalian, alat pelindung diri dan hal lain yang terkait.

d. Identifikasi potensi bahaya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


24
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

Berbagai cara dapat dilakukan guna mengidentifikasi potensi bahaya di tempat

kerja, misalnya melalui :

– inspeksi / survei tempat kerja rutin

– informasi mengenai data keelakaan kerja dan penyakit, absensi

– laporan dari (panitia pengawas Kesehatan dan Keselamatan Kerja) P2K3,

supervisor atau keluhan pekerja

– lembar data keselamatan bahan (material safety data sheet)

– dan lain sebagainya

Selanjutnya diperlukan analisis dan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut

untuk memprediksi langkah atau tindakan selanjutnya terutama pada kemungkinan

potensi bahaya tersebut menjadi suatu risiko.

e. Mencari informasi / data potensi bahaya

Upaya ini dapat dilakukan misalnya melalui kepustakaan, mempelajari MSDS,

petunjuk teknis, standar, pengalaman atau informasi lain yang relevan.

f. Analisis Risiko

Dalam kegiatan ini, semua jenis resiko, akibat yang bisa terjadi, tingkat keparahan,

frekuensi kejadian, cara pencegahannya, atau rencana tindakan untuk mengatasi

risiko tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap mungkin.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


25
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

Ketidaksempurnaan dapat juga terjadi, namun melalui upaya sitematik, perbaikan

senantiasa akan diperoleh.

g. Evaluasi risiko

Memprediksi tingkat risiko melalui evaluasi yang akurat merupakan langkah yang

sangat menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Kualifikasi dan kuantifikasi

risiko, dikembangkan dalam proses tersebut. Konsultasi dan nasehat dari para ahli

seringkali dibutuhkan pada tahap analisis dan evaluasi risiko.

h. Menentukan langkah pengendalian

Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi

kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu ditentukan

langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara seperti :

Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi

kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu ditentukan

langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara seperti :

 Memilih teknologi pengendalian seperti eliminasi, substitusi, isolasi,

engineering control, pengendalian administratif, pelindung peralatan/mesin

atau pelindung diri.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


26
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

 Menyusun program pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman berkaitan dengan risiko

 Menentukan upaya monitoring terhadap lingkungan / tempat kerja.

 Menentukan perlu atau tidaknya survailans kesehatan kerja melalui

pengujian kesehatan berkala, pemantauan biomedik, audiometri dan lain-

lain.

 Menyelenggarakan prosedur tanggap darurat / emergensi dan pertolongan

pertama sesuai dengan kebutuhan.

i. Menyusun pencatatan / pelaporan

Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus dicatat dan disusun

sebagai bahan pelaporan secara tertulis. Format yang digunakan dapatdisusun sesuai

dengan kondisi yang ada.

j. Mengkaji ulang penelitian

Pengkajian ulang perlu senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau bila

terdapat perubahan dalam proses produksi, kemajuan teknologi, pengembangan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


27
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

informasi terbaru dan sebagainya, guna perbaikan berkelanjutan penilaian risiko

tersebut.

5. Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko ditujukan untuk mencegah terjadinya pajanan bahaya

kesehatan, atau menurunkan tingkat pajanan sampai pada tingkat yang dapat

diterima (acceptable level). Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara,

tergantung keadaan pada saat tersebut. Hirarki yang disarankan dalam pengendalian

secara umum adalah; pengendalian secara teknis, pengendalian secara administratif,

dan yang terakhir adalah penggunaan alat pelindung diri (personal protective

equipment).

Pada kasus pajanan kimia maka hirarki yang disarankan adalah: substitusi bahan

yang berbahaya dengan yang tidak atau kurang berbahaya, pengendalian teknik

seperti penyempurnaan ventilasi, perbaikan prosedur kerja dengan tujuan

menurunkan pajanan, dan penggunaan alat pelindung diri.

6. Contoh HIRARC

Tabel.1 Peluang/Kemungkinan

Tingkatan Kriteria Penjelasan


A Almost certain Suatu kejadian akan terjadi pada semua kondisi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


28
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

/Hampir pasti Misal : terjadi berulang kali pada tiap tahun


Likely Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua

B /Mungkin terjadi kondisi. Misal : terjadi sekali dalam setahun sampai 3

tahun
Moderate Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.
C
/Sedang Misal : terjadi sekali dalam 5 tahun
Unlikely Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi

D /Kecil tertentu, namun kecil kemungkinan terjadinya. Misal :

kemungkinannya terjadi sekali dalam 10 tahun


Rare Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi

E /Jarang sekali yang khusus/luar biasa/setelah bertahun-tahun. Misal :

terjadi paling tidak sekali dalam umur fasilitas/plant.


Tabel.2 Akibat

Tingkatan Kriteria Penjelasan


Insignificant/Tidak Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil
1
signifikan
Minor/Minor Memerlukan perawatan P3K, on-site release langsung
2
dapat ditangani, kerugian materi sedang
Moderate/Sedang Memerlukan perawatan medis, on-site release dapat

3 ditangani dengan bantuan pihak luar, kerugian materi

cukup besar
Major/Mayor Cidera yang mengakibatkan cacat/hilang fungsi tubuh

4 secara total, off-site release tanpa efek merusak,

kerugian materi besar


5 Catastropic/Bencana Menyebabkan kematian, off-site release bahan toksik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


29
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

dan efeknya merusak, kerugian materi sangat besar

Tabel.3 Matriks Penilaian Resiko

Akibat
1 2 3 4 5
Peluang
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Keterangan :

E Extreme Risk/Resiko Ekstrim, kegiatan dihentikan dan akan dilaksanakan jika

sudah dilakukan tindakan pengendalian resiko. Tindakan ini dilakukan segera

setelah penilaian resiko dilakukan.

H High Risk/Resiko Tinggi, tindakan pengendalian resiko dilakukan sesegera

mungkin namun pekerjaan masih dapat dilakukan dengan kondisi tertentu

M Moderate Risk, tindakan pengendalian resiko dilakukan dalam waktu tertentu yang

ditetapkan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


30
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIRARC

L Low Risk/Resiko Rendah, kendalikan dengan prosedur rutin dan tindakan

pengendalian tambahan dapat diambil bila diperlukan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


31

Anda mungkin juga menyukai