Anda di halaman 1dari 34

ISI

A. CEREBRUM (OTAK BESAR)

Otak dibagi menjadi dua bagian, yaitu: dienchephalon dan telenchephalon. Telenchephalon
membentuk hemispherum cerebri. Dienchepalon membentuk bagian central.
Cerebrum (Telecephalon) merupakan bagian terbesar otak dan menempati fossa cranial
tengah dan anterior. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika,
bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan fisual. Kecerdasan intelektual atau IQ
manusia juga ditentukan oleh kualitas cerebrum.
Cerebrum dibagi oleh fisura serebri longitudinal, dimana setiap hemisfer ini berisi satu
ventrikel lateral. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan
orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan
artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut
girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.

1. Lobus Frontalis
Lobus frontalis merupakan bagian lobus yang ada di paling depan dari otak besar. Lobus
ini menempati daerah di anterior sulkus sentralis dan superior dari sulkus lateralis. Lobus

1
frontalis berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, member penilaian, kreativitas, control perasaan, control
perilaku seksual, dan kemampuan bahasa secara umum.
2. Lobus parientalis
Lobus parientalis berada di bagian tengah otak besar. Lobus ini terletak di daerah
posterior dari sulkus sentralis dan superior dari sulkus lateralis. Lobus ini meluas ke posterior
sampai sejauh sulkus parietooccipitalis. Lobus parientalis berhubungan dengan proses sensor
perasaan seperti tekanan, sentuhan, dan rasa sakit.
3. Lobus Temporalis
Lobus temporalis berada di bagian bawah otak besar. Lobus temporalis menempati
daerah di inferior dari sulkus lateralis. Lobus temporalis berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
4. Lobus Occipitalis
Lobus occipitalis berada di bagian paling belakang otak besar. Lobus occipitalis
menempati daerah kecil di belakang sulkus parietooccipitalis. Lobus ini merupakan pusat
asosiasi visual utama. Bagian ini bertanggung jawab menginterpretasikan penglihatan, yaitu
menerima informasi yang berasal dari retina mata.
Diencephalon sendiri dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu :
1. Thalamus
Thalamus adalah massa substantia grisea yang besar dan berbentuk oval yang
membentuk bagian utama diencephalon. Thalamus terletak di setiap sisi ventriculus tertius.
Ujung anterior thalamus sempit, bulat, dan berbentuk batas posterior foramen
interventriculare. Ujung posterior melebar membentuk pulvinar thalami, yang bergantung
diatas colliculus superior dan brachium colliculi superior. Corpus geniculatum laterale
membentuk tonjolan kecil di aspek bawah bagian lateral pulvinar thalami. Permukaan superior
thalamus di sebelah medial ditutupi oleh telachoroidea dan fornix, di lateral ditutupi oleh
ependyma dan membentuk bagian lantai ventriculus laterali. Permukaan medial thalamus
membentuk bagian superior dinding lateral ventriculus .Permukaan lateral thalamus
dipisahkan dari nucleus lentiformis oleh pita substantia alba yang penting, disebut capsula
interna subdivisi thalamus.
Thalamus merupakan pusat sel yang penting yang menerima traktus-traktus sensorik
utama (kecuali jaras olfaktorius). Struktur ini dianggap sebagai pusat yang mengintegrasikan

2
dan menyalurakan berbagai informasi ke cortex cerebri dan berbagai regio subcorticalis
lainnya. Thalamus juga berperan penting untuk mengintegrasikan fungsi viseral dan somatik.
2. Subthalamus
Subthalamus terletak di inferior thalamus dan di antara thalamus dan bagian
tegmentum mesencephali, di bagian kraniomedial, subthalamus berhubungan dengan
hypothalamus. Kumpulan sel yang ditemukan di subthalamus merupakan ujung kranial
nucleus ruber dan subtantia nigra. Nucleus subthalamicus memiliki hubungan penting dengan
corpus striatum, akibatnya nukleus ini terlibat delam pengaturan aktivitas otot. Subthalamus
juga mengandung banyak traktus penting yang berjalan naik dari tagmentum ke nuclei
thalamici; contohnya ujung kranial lemniscus medialis, lemniscuss spinalis, dan lemniscus
trigeminalis.
3. Epithalamus
Ephitalamus terdiri dari nucleus habenulares dan hubungan-hubungannya serta
glandula pinealis (korpus). Glandula pinealis merupakan struktur kecil yang berbentuk
kerucut yang dilekatkan melalui tangkai pineal ke diencephalon. Gandula pinealis berfungsi
sebagai kelenjar endokrin yang dapat mempengaruhi aktivitas glandula pituitaria, pulau-pulau
langerhans di pankreas, parathyroidea, korteks adrenal, medulla adrenal, dan gonad.
4. Hypothalamus
Hypothalamus adalah bagian diencephalon yang terbentang dari daerah chiasma
opticum ke tepi caudal corpus mammilare. Hypothalamus secara anatomi merupakan area
kecil otak yang terletak sangat dekat dengan sistem limbic, thalamus, traktus-traktus asendens
dan desendens, dan hypophysis. Secara fisiologis, tidak ada satupun aktivitas di dalam tubuh
yang tidak dipengaruhi oleh hypothalamus. Hypothalamus mengendalikan dan
mengintegrasikan fungsi system saraf otonom dan system endokrin, serta berperan vital dalam
mempertahankan homoestasis tubuh. Hypothalamus terlibat dalam pengaturan suhu tubuh,
cairan tubuh, rasa lapar dan haus, perilaku seksual, dan emosi.
Penyakit Cerebrum
1. Lesi-lesi di Thalamus
Lesi-lesi ini biasanya terjadi akibat pendarahan salah satu arteri yang
memperdarahi thalamus. Gejala yang ditimbulkan lesi hanya terbatas pada sisi kontralateral
tubuh. Terjadi gangguan pada sebagian besar bentuk sensasi, antara lain sensasi raba ringan,
lokalisasi dan dikriminasi taktil, serta hilangnya penilaian gerakan sendi
2. Lesi-lesi subtalamik

3
Lesi di subthalamik menimbulkan gerakan involunter yang kuat dan mendadak pada
ekstrimitas kontralateral. Gerakan tersebut dapat berbentuk hentakan (koreiformis) atau
kasar (balismus)
3. Lesi hypothalamus
Lesi di hypothalamus disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kelainan vaskuler.
Tumor seperti kraniofaringioma atau adenoma kromofobe glandulae pituitarie dan tumor
pineal dapat mengganggu fungsi hypothalamus, seperti mengendalikan emosi, regulasi
metabolism lemak, karbohidrat, dan air, genital, makan dan tidur. Kelainan yang sering
ditemukan antara lain hipoplasia atau atrofi genital, diabetes insipidus, obesitas, gangguan
tidur, pireksia irregular,dan kurus. Beberapa gangguan tersebut dapat terjadi bersamaan,
misalnya pada sindrom distrofi adiposgenital.
4. Alzheimer
Penyakit Alzheimer merupakan penyakit degenerasi otak yang terjadi pada usia
pertengahan atau tua, namun saat ini telah dikenali pada bentuk dini penyakit ini. Penyebab
penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi terdapat bukti presdisposisi genetik. Tanda-tanda
umumnya adalah kehilangan ingatan akan hal baru, disintegrasi kepribadian, disorientasi
total.
5. Cerebral Palsy
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf
lainnya. Kasus ini terjadi akibat cedera lahir karena aliran darah ke otak sebelum/selama/
segera setelah bayi lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena
pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami
perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.
Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa muncul
pada saat anak berumur 3 bulan. Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.

B. CEREBELLUM ( OTAK KECIL )

Cerebellum (otak kecil) adalah bagian terbesar otak belakang dan terletak posterior dari
ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata Cerebellum berbentuk agak lonjong dan
menyempit pada bagian tengahnya, serta terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang
dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis. Ccerebellum terletak di fossa cranii

4
posterior dan bagian superiornya ditutupi oleh tentorium cerebelli. Cerebellum berhubungan
dengan aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris, disebut
pedunculus cerebellaris superior, medius dan inferior. Fungsi otak kecil (cerebellum) adalah untuk
mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar. Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari cortex cerebri dan dari otot,
tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima informasi keseimbangan dari nervus vestibularis dan
mungkin juga informasi penglihatan dari tractus tectocerebellaris. Semua informasi ini diteruskan
ke cortex cerebelli.
Cerebellum dibagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior, lobus medius, dan lobus
flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan
dipisahkan dari lobus medius oleh sebuh fissura yang berbentuk huruf “V”, disebut fissura prima.
Lobus medius (kadang-kadang disebut lobus posterior), yang merupakan bagian cerebellum yang
paling besar, terletak di antara fissura prima dan fissura uvulonodularis. Lobus flocculonodularis
terletak di posterior fissura uvulonodularis. Fissura horizontalis yang dalam ditemukan
disepanjang pinggir cerebellum dan memisahkan permukaan superior dari permukaan inferior;
tidak mempuyai arti morfologis atau fungsional yang penting.
Struktur Cerebellum
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex, dan
lapisan bagian dalam substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat tiga
masa subtantia alba yang terbentuk nuclei intracerebelli.
 Cortex Cerebelli
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar yang berlipat-
lipat dan terletak pada bidang koronel atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri
dari substanpia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya.
Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan bidang median
membagi folia menjadi bagian-bagian yang bagus untuk dipelajari, dan bentuk potongan
permukaan yang bercabang-cabang disebut arbor vitae.
Area Fungsional Cortex Cerebelli
Cortex cerebelli dapat dibagi menjadi 3 area berdasarkan fungsinya. Kortex daerah
vermis memperngaruhi gerakan-gerakan sumbu panjang tubuh, yaitu leher, bahu, koraks,
abdomen, dan panggul. Tepat di latecerebelli. Area ini berfungsi mengendalikan otot-otot
bagian distal eksmtremitas, terutama tangan dan kaki. Area lateral masing-masing

5
hemispherium cerebelli tampaknya berhubungan dengan perencanaan serangkaian
gerakan diseluruh tubuh dan terlibat dalam penilaian sadar terhadap gangguan.
 Nuclei Intracerebelli
Dari lateral ke medial, nuclei tersebut adalah nucleus dentatus, emboliformis,
globosus dan fastigii. Nucleus dentatus adalah nuclei cerebelli yang paling besar, bentuknya
seperti kantung.
Nucleus emboliformis berbentuk lonjong dan terletak di sebelah medial nucleus
dentatus. Nucleus globosus terdiri dari satu atau lebih kelompok sel bulat dan terletak di
medial nucleus emboliformis. Nucleus fastigii terletak dekat garis tengah di dalam vermis
dan dekat dengan atap verticulus quartus; nucleus ini lebih besar daripaada nucleus
globosus.
 Substantia Alba
Substantia alba dibentuk oleh tiga kelompok serabut: (1) Intrinsik, (2) aferen , dan
(3) erefern. Serabut intrinsik tidak meninggalkan cerebellum tetapi menghubungkan
berbagai region organ yang berbeda. Sebagian dari serabut ini menghubungkan
foliacortiocis cerebelli dengan vermis pada sisi yang sama, sebagian yang lain
menghubungkan hemispherium cerebelli yang satu dengan yang lainnya. Serabut aferen
membentuk sebagian besar substantia alba dan berjalan menuju cortex cerebelli. Semua
masuk kedalam cerebellum terutama melalui pedunculus cerebellaris medius dan inferior.
Serabut eferen membentuk keluaran cerebellum dan dimulai dari akson-akson sel Purkinje
cortex cerebelli. Sebagian axon sel Purkinje berjalan dan bersinapsis dengan neuron-neuron
nuclei cerebelli (fastigii, globosus, emboliformis, dan dentatus) selanjutnya axon-axon
neuron tersebut keluar dari cerebellum beberapa sel Purkinje baik di dalam lobus
flocculonodularis maupun di bagian vermis, tidak melalui nucleis cerebelli, serta
meninggalkan cerebellum tanpa membentuk sinaps.
Penyakit-Penyakit yang Sering Mengenai Cerebellum
Satu penyakit yang paling sering mengenai cerebellum adalah keracunan alkohol akut.
Penyakit ini terjadi akibat kerja alcohol di septor GABA pada neuron-neuron cerebellum. Namun
penyakit ini juga sering mengenai cerebellum: agenesis atau hypoplasia kongenital, trauma, infeksi,
tumor, sclerosis multiple, gangguan vaskuler, seperti trombosit arteria cerebellaris, dan keracunan
logam berat.
Berbagai manifestasi penyakit cerebellum dapat dipersempit menjadi dua kelainan dasar:
hipotonia dan hilangnya pengaruh cerebellum terhadap cortex cerebri.

6
C. BRAINSTEM ( BATANG OTAK )

Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior(belakang) otak. Pada gerak
volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum mencapai cerebrum.
Impuls rangsang diantarkan oleh traktus ascendentes ( serat-serat saraf yang menghantarkan
impuls ke otak) untuk diolah diotak, lalu impuls respons dihantarakan oleh traktus descendentes.
Pada perbatasan antara batang otak dan sumsum tulang belakang medulla spinalis terjadi
deccusatio (penyilangan) serat-serat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes) dari cerebrum
ke modulla spinalis. Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang kebagian kanan medula
spinalis dan serat dari otak kanan menyilang kebagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian
tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan.
Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh syaraf kranial, kecuali syaraf I dan II yang
menempel pada cerebrum (otak besar).
Batang otak mempunyai tiga fungsi utama:
1. Sebagai tempat lewatnya traktus asendens dan desendens keberbagai pusat yang lebih tinggi
diotak depan.
2. Pusat-pusat refleks penting yang mengatur sistem respirasi dan sistem kardiovaskular serta
pengendali kesadaran.
3. Melekatnya nuclei saraf kranial III sampai XII yang penting.
Namun batang otak juga memiliki fungsi lainnya, meliputi: Kewaspadaan, gairah,
pernapasan, tekanan darah, pencernaan, tingkat jantung, fungsi otonom lainnya, menyampaikan
Informasi Antara Saraf perifer dan sumsum tulang belakang ke Atas Bagian Otak.
Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga stuktur yaitu medulla oblongata,
pons dan mesencephalon(otak tangah), yang menempati fossa cranii posterior tengkorak.
1. Medulla oblongata
Medulla oblongata menghubungkan pons yang teretak di superior, dengan medulla
spinalis yang terletak diinferior. pertemuan medulla oblongata dan medulla spinalis terletak
ditempat pangkal radiks anterior dan posterior nervus spinalis cervicalis pertama, yang kira-
kira terletak setinggi foramen magnum. Medulla oblongata berbentuk kerucut, ujung yang
lebar mengarah ke superior. Medulla oblongata terletak di bagian bawah batang otak.
Panjangnya sekitar 2,5 cm dan terletak tepat dibawah kranium diatas foramen magnum.

7
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan
menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak,
seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pada tiap-tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis, terdiri dari berkas
serabut saraf, serabut dulla corticospinalis, yang berasal dari sel-sel saraf yang besar di dalam
gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di tempat ini, sebagian
besar serabut-serabut desendens menyilang ke sisi kontralateral membentuk decussatio
pyramidum. Fibrae arcuatae externae anteriores merupakan sebagian kecil serabut saraf yang
muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio pyramidum dan berjalan ke lateral di
permukaan medulla oblongata masuk ke cerebellum. Posterolateral terhadap pyramis adalah
oliva, merupakan peninggian ber bentuk oval yang disebabkan oleh nuclei olivares inferiores
yang terletak di bawahnya. Posterior terhadap oliva terdapat pedunculus cerebellaris inferior
yang menghubungkan medulla oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, di antara oliva
dan pedunculus cerebellaris inferior keluar radix nervi glossopharyngeus.
2. Pons
Struktur utama di bagian atas dari batang otak yang disebut pons. Pons berada
didepan cerebellum, di bawah otak tengah. Pons terdiri atas serat saraf yang membentuk
jembatan antara dua hemisfer cerebellum, dan serat yang melalui antara posisi otak yang lebih
tinggi dan medula spinalis. . Pons bertugas untuk menghubungkan jalur sensoris dari medula
spinalis ke talamus dan otak kecil (cerebellum). Pons memiliki dua peran. Yang pertama
adalah regulasi pernapasan . Di pons, ada struktur yang disebut pusat pneumotaxic . Pons
mengontrol jumlah udara napas dan napas per menit, yang dikenal sebagai tingkat pernapasan.
Selain itu, pons terlibat dalam transmisi sinyal ke dan dari struktur lain di otak, seperti otak
atau otak kecil. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular Pons juga terlibat dalam sensasi seperti pendengaran, rasa,
dan keseimbangan. Akhirnya, pons juga terlibat dalam regulasi tidur nyenyak maupun terjaga.
3. Mesenchepalon (otak tengah)
Mesenchepalon merupakan bagian batang otak yang memiliki letak paling atas, dimana otak
ini merupakan penghubung antara otak besar dan otak kecil. Otak tengah tersusun atas 2 struktur
utama, yaitu :

8
1. Tektum, yaitu bagian dari otak tegah yang terdiri 2 colliculi yaitu Inferior Colliculi yang
terkait dengan proses pendengaran, dan superior Colliculi yang terkait dengan proses
visual serta gerakan mata.
2. Celebral peduncle, yaitu bagian otak tengah yang terbagi menjadi tegmentum (bagian
posterior) dan crus celebri (bagian anterior) yang terpisah oleh substansia nigra.
Fungsi otak tengah antara lain adalah :
1. Mengontrol respon penglihatan seperti gerak mata serta pembesaran pupil mata.
2. Mengatur sistem pendengaran dan gerak tubuh.

D. SARAF KRANIAL

Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang (Sloane, 2003).
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati
leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf
otonom.
Serabut saraf otak (saraf kranial) ada 12 pasang yang terdiri dari (Sloane, 2003):
1. SARAF OLFAKTORIUS (N.I)
Sistem ini terdiri dari bagian berikut : mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila
olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.
Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai
korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan
induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan
bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi saraf ini juga berfungsi untuk penciuman, sensori
menerima rangsang dari hidung, dan menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau II
2. SARAF OPTIKUS (N. II)
Dalam perjalanannya serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika tersebut
memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan
untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada
kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus
oksipital kanan dan sebaliknya.

9
Berfungsi untuk penglihatan, input refleks focusing, dan konstriksi pupil di limbic, sensori
menerima rangsang dari mata, serta menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi
visual III.
3. SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)
Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal
(Nukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom).
Nukleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan
inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior
Berfungsi: pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil, dan memfokuskan lensa.
Saraf ini mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan mempertahankan
terbukanya kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan mata.)
4. SARAF TROKLEARIS (N. IV)
Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea
periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya
saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus
superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil. Berfungsi
sebagai pergerakan bola mata ke bawah.
5. SARAF TRIGEMINUS (N. V)
Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut motorik dan serabut-
serabut sensorik. Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut-
serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus,
maksilaris, dan mandibularis. Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa
mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah
bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.
Saraf Kranial V (Trigeminus) adalah saraf motorik dan saraf sensorik.
Terbagi atas:
a) Syaraf optalmik adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari kornea, rongga hidung bagian atas,
kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis, konjungtiva kelenjar air mata.
b) Syaraf maksilaris adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa
rongga hidung, palatum, faring.
c) Syaraf mandibularis adalah saraf motorik dan sensorik. Berfungsi:sensorik untuk input dari
lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu; motorik untuk mengunyah.
6. SARAF ABDUSENS (N. VI)

10
Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat medula
oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot rektus
lateralis. Saraf ini berfungsi menggerakan mata ke lateral.
7. SARAF FASIALIS (N. VII)
Fungsi motorik saraf fasialis berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian
ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari
Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan
ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.
Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis
okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus
posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior.
Saraf ini berfungsi untuk menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa; motoric untuk mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.
8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)
Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang
mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi
keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan
kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari
utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam
kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan
menyebar melewati batang dan cerebellum. Saraf ini berfungsi untuk keseimbangan, sedangkan
cochlearis untuk pendengaran.
9. SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX)
Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu
meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion,
yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Saraf ini berfungsi untuk
membantu menelan; sensorikuntuk menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses
di otak sebagai sensasi rasa.
10. SARAF VAGUS (N. X)
Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan
ganglion inferior atau nodosum. Saraf vagus mempersarafi semua visera toraks dan abdomen dan
menghantarkan impuls dari dinding usus, jantung dan paru-paru.

11
Saraf ini berfungsi untuk menerima rangsang dari organ dalam; motorik untuk mengendalikan
organ-organ dalam XI.
11. SARAF ASESORIUS (N. XI)
Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan
bagian atas otot trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan
otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas. Saraf ini berfungsi untuk
mengendalikan pergerakan kepal. Saraf ini dilengkapi saraf asesoris, yaitu saraf motorik yang
mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius. Otot
sternokleidomastoideus yang berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar
skapula bila lengan diangkat ke atas.
12. SARAF HIPOGLOSUS (N. XII)
Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap sisi garis tengah dan
depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus
merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus,
hipoglosus dan genioglosus. Saraf ini berfungsi pergerakan lidah saat bicara dan mengunyah.
Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga belakang, Saraf-saraf ini
terhubung utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia
seperti mata,hidung, telinga, mulut, dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara
yang lainnya mencuat dari batang otak.
Penyakit:
1. Miastenia grafis (membuat kelemahan otot)
Myasthenia gravis adalah gangguan autoimun yang merusak komunikasi antara syaraf dan otot,
mengakibatkan peristiwa kelemahan otot. disebabkan oleh kerusakan pada sistem kekebalan,
infeksi, operasi, atau penggunaan obat-obatan tertentu,
2. Mononeuropati (kerusakan saraf perifer)
Mononeuropati adalah kerusakan pada sebuah saraf perifer. Cedera fisik merupakan
penyebab yang paling sering ditemukan pada mononeuropati.
3. Sindroma guillain-barr (Polineuritis asendens akut)
Sindroma Guillain-Barre (Polineuritis asendens akut) adalah sejenis polineuropati akut yang
menyebabkan kelemahan otot yang semakin memburuk dan kadang menyebabkan kelumpuhan.
Penyebabnya adalah reaksi autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh melawan selubung sarafnya
sendiri (mielin). Sindroma ini biasanya dimulai dengan kelemahan, kesemutan dan hilangnya rasa
pada kedua tungkai.

12
E. SARAF SPINAL

Secara umum saraf spinal berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Saraf spinalis(tulang
belakang) sistem saraf bertanggung jawab untuk mengontrol setiap funsi tubuh. Banyak dari sistem
saraf berjalan melalui tulang belakang. Jika otak dimana informasi diproses, maka sumsum tulang
belakang bertindak sebagai kabel tempat berjalan informasi ke seluruh tubuh.jika salah satu saraf
atau komponen yang terkait rusak, terganggu atau tidak dapat berfungsi dengan baik, hal itu dapat
mempengaruhi daerah-daerah yang sangat spesifik tubuh, seperti rasa sakit di bahu atau
pergelangan tangan, atau bisa lebih parah seperti cacat pada kaki

Saraf spinalis adalah 31 pasang saraf yang muncul dari sumsum tulang belakang dan saraf
yang membawa pesan – pesan dari dan ke sumsum tulang belakang. Saraf tulang belakang diberi
nama sesuai dengan dimana ia muncul dan melewati tulang-tulang di tulang belakang punguung
Lokasi dan Bangunan Saraf Tulang Belakang
Ada 31 pasang saraf tulang belakang, setiap pasang dinomori berdasarkan tingkatan mana sumsum
tulang belakang berasal. Adapun ke 31 saraf spinalis (tulang belakang) , yaitu :
1. Nervus Hipoglossus : nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya.
2. Nervus Occipitalis Minor : Nervus yang mempersarafi bagian otak belakang dalam
trungkusnya.
3. Nervus Thoracicus : nervus yang mempersarafi otot serratus anterior
4. Nervus Radialis ; nervus yang mempersarafi otot lengan bawah bagian posterior,
mempersarafi otot triceps brachi, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor
lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah.
Merupakan saraf terbesar dari plexus.
5. Nervus Thoracicus Longus : nervus yang mempersarafi otot subclavius, nervus thoracicus
longus, mempersarafi otot serratus anterior.
6. Nervus Thoracodorsalis : nervus yang mempersarafi otot deltoideus dan otot trapezius, otot
latissimus dorsi.
7. Nervus Axillaris : nervus yang bersandar pada collum chrurgicum humeri.
8. Nervus Subciavius : mempersarafi otot subclavius.
9. Nervus Supcapulari : mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator
scapulae.

13
10. Nervus Supracaplaris : berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan
infraspinatus.
11. Nervus Phrenicus : mempersarafi diafragma.
12. Nervus Intercostalis
13. Nervus Intercostobrachiallis : mempersarafi kelenjar getah bening.
14. Nervus Cutaneus Brachil Medialis : nervus ini mempersarafi kulit sisi medial lengan atas
15. Nervus Cutaneus Antebrachii Medialis : mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.
16. Nervus Ulnaris : Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot – otot kecil
tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.
17. Nervus Medianus
18. Nervus Musculocutaneus : mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot
biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.
19. Nervus Dorsalis Scapulae : mempersarafi otot rhomboideus.
20. Nervus Transverses Colli
21. Nervus Nuricularis : nervus auricularis posterior berjalan berdekatan menuju foramen,
letak anatomisnya sebelah atas dengan lamina terminalis.
22. Nervus Subcostalis : mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya.
23. Nervus Illiochypogastricus : berpusat pada medulla spinalis.
24. Nervus Illiongnalis : nervus yang memperasarafi sistem genetal atau kelamin manusia.
25. Nervus Genitofemularis : berpusat pada medulla spinalis , berjalan ke caudal, menembus m.
Psoas major setinggi vertebra lumbalis.
26. Nervus Cutaneus Femoris Lateralis : mempersarafi tungkai atas, bagian lateral tungkai
bawah, serta bagian lateral kaki.
27. Nervus Femoralis : nervus yang mempersarafi daerah paha dan otot paha.
28. Nervus Glutes Superior : paha, walaupun sering dijumpai percabangan dengan letak yang
lebih tinggi.
29. Nervus Ischiadicus : nervus yang memperasarafi pangkal paha
30. Nervus Cutaneus Femoris Inferior : nervus yang mempersarafi bagian lengan bawah
31. Nervus Pudendus : letak nya berdekatan dengan ujung spina ischiadica. Mensarafi otot
levator ani, dan otot perineum (ke kiri / kanan), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih
rendah.

14
Saraf Spinal terdiri dari : 8 pasang saraf servical(saraf leher), 12 pasang saraf thorax(saraf
punggung), 5 pasang saraf lumbar(saraf pinggang), 5 pasang saraf sacral(saraf pinggul), 1 pasang
saraf coccyigeal(saraf ekor)
1. Saraf serviks ; 8 pasang . C1 sampai C8. Saraf serviks melibatkan bahu, lengan, leher dan
tangan. Nyeri di daerah ini biasanya dapat ditelusuri ke saraf tersebut, dan gejala seperti
nyeri lengan, kesemutan dan leher kaku adalah karena nyeri saraf. Saraf ini juga mengontrol
fungsi tenggorokan, sinus, hidung, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening dan diafragma.
2. Saraf toraks ; 12 pasang, T1 sampai T12. Saraf torakalis berjalan di sepanjang tengah
punggung. Tulang belakang dada juga berisi tulang rusuk dada. Jaringan permukaan siku,
tangan, dan jari-jari dipengaruhi oleh saraf tersebut. Saraf ini juga mempengaruhi dada,
lambung, jantung, paru-paru, hati, perut, pankreas, limpa, kelenjar adrenal, ginjal dan usus
kecil. Masalah yang terkait dengan daerah ini termasuk asma, alergi, borok, dan masalah
ginjal.
3. Saraf lumbal ; 5 pasang , L1 sampai L5. Saraf lumbal dan tulang belakang memiliki beberapa
otot terbesar yang melekat padanya. Ini juga mengontrol otot-otot ini. Saraf lumbal
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan otot punggung bawah, paha, kaki, betis dan
kaki. Saraf yang keluar dari saraf lumbal juga mengontrol usus besar, usus buntu, kandung
kemih, kelenjar prostat laki-laki dan organ reproduksi wanita.
4. Saraf sakral ; 5 pasang , S1 sampai S5. Saraf sakral terletak pada sakrum dan tulang ekor,
lebih dikenal sebagai tulang ekor. Saraf keluar melalui tulang-tulang ini mempengaruhi
bokong, pinggul, paha dan kaki. Rektum dan beberapa jaringan panggul juga dipengaruhi
oleh saraf tersebut. Masalah yang terkait dengan saraf sakral mungkin termasuk wasir,
skoliosis dan nyeri umum ketika mencoba untuk duduk.
5. Saraf koksiks ; 1 pasang.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf
kemudian bercabang menjadi empat divisi, antara lain :
1. Cabang meningeal kecil, mempersarafi meninges, pembuluh darah medulla spinalis dan
ligamen intvertebral.
2. Ramus Dorsal (posterior) untuk mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala,
leher,dan pada trunkus di regia saraf kranial.
3. Cabang ventral (anterior) anggota gerak.
4. Cabang visceral, Cabang ini memiliki ramus komunikans putih dan ramus komunikans abu-
abu yang membentuk medulla spinalis dan ganglia pada trunkus simpatis SSO.

15
Cabang – Cabang Saraf Tulang Belakang
Setiap saraf tulang belakang jaraknya dekat sekali dengan sumsum tulang belakang,
kemudian cabang – cabang masuk ke dalam divisi posterior yang kecil. Cabang anterior yang lebih
besar berjalin (interlace) untuk membentuk jaringan yang dinamakan plexuses yang kemudian
mendistribusikan cabang – cabang tadi ke bagian tubuh. Ada tiga pleksus yang utama, yaitu :
pleksus servikalis (gabungan urat saraf leher), pleksus lumbosakralis (gabungan urat saraf
punggung dan pinggang), dan pleksus branchialis (gabungan urat saraf lengan)

F. PROSES PERNAPASAN UNTUK HIDUP

Manusia bernapas secara tidak langsung. Difusi udara untuk pernapasan pada manusia
terjadi di bagian dalam tubuh, yaitu gelembung paru-paru (alveolus). Pada pernapasan secara tidak
langsung, udara masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara alat-alat pernapasan.
Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal
tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo (paru-
paru).
Sistem respirasi bagian atas :
1. Hidung/ nasal
Nasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru, sebagai
penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-
paru. Nasal terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan
disangga oleh tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot – otot dan kulit, serta dilapisi oleh
membrane mukosa. Nasal eksternal berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke
bawah :
a. Pangkal hidung (bridge)
b. Dorsum nasi
c. Puncak hidung
d. Ala nasi
e. Kolumela
f. Lubang hidung (nares anterior)
Batas atas nasal eksternal melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks
sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut
nares, yang dibatasi oleh :

16
Superior : os frontal, os nasal, os maksila
Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago alaris
minor
Bagian nasal internal adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Nasal internal terletak
pada inferior tulang tengkorak dan daerah superior bagian mulut. Nasal internal bagian anterior
bergabung dengan nasal eksternal, sedangkan bagian posterior nasal berhubungan dengan faring.
Pada anterior ronga nasal bagian dalam disebut vestibulum yang di lapisi oleh sel submukosa
sebagai proteksi. Dinding samping bagian dalam dibentuk oleh etmoid, maxillae, lacrimal, palatine,
dan tulang konka nasal inferior.
2. Faring
Faring terletak antara internal nares sampai kartilago krikoid dan memiliki panjang kurang
lebih 13 cm dan berfungsi sebagai saluran respirasi dan saluran pencernaan. Faring terdiri dari:
Nasofaring adalah faring yang berbatasan dengan rongga hidung. Nasofaring mempunyai 4 saluran
(2 saluran ke internal nares dan 2 saluran ke tuba eustachius). Nasofaring adalah tempat
bertukarnya partikel udara melalui tuba eustachius untuk keseimbangan tekanan udara faring dan
telinga tengah. Orofaring adalah faring yang berbatasan dengan mulut. Terletak dibelakang rongga
mulut dekat soft palate. Laringofaring adalah faring yang berbatasan dengan laring. Letaknya
dimulai dari hyo id bone ke esophagus dan laring.
Sistem respirasi bagian bawah:
1. Laring
Laring sering disebut sebagai kotak suara. Laring menghubungkan laringofaring dengan
trakea. Terletak pada cervical ke 4 – 6. Dindingnya terdiri dari 9 kartilago yaitu: 3 kartilago tunggal
yaitu:
 kartilago tyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun (Adam’s apple)
 kartilago epiglottis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
 kartilago cricoid. : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di
bawah kartilago tiroid)\
3 kartilago berpasangan yaitu:
 kartilago arytenoids : berperan penting dalam menghasilkan suara karena mengandung
pita suara.

17
 kartilago cuneiform
 kartilago corniculate.
2. Trakea
Trakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar 10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm,
terdiri dari otot polos dan cincin kartilago berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 – 20
tulang rawan. Trakea terletak dibagian depan esophagus, dari laring sampai ke ICS V, dimulai dari
bawah kartilago cricoid kebawah sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus
sterni. Disini trakea membagi dua menjadi bronkus primer (bronkus principalis), sedangkan titik
percabangannya disebut carina.
3. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Terletak pada ICS ke V dan terbagi menjadi
bronkus primary kanan dan bronkus primary kiri oleh carina (bagian yang sensitif dan reflek
batuk). Bronkus primary kanan terdiri dari 3 bronkus sekunder (superior, medial, inferior).
Sedangkan bronkus primary kiri terdiri dari 2 bronkus sekunder (superior dan inferior). Bronkus
sekunder ini bercabang lagi menjadi bronkus tertiary yang mempunyai 10 cabang. Cabang bronkus
tertiary ini disebut bronkus terminalis, dan bercabang – cabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus
bercabang semakin kecil menjaid ductus alveolus dan akhirnya berakhir di alveolus.
4. Alveolus
Merupakan suatu kantong udara dengan dinding yang tipis, disini terjadi pertukaran antara
O2 dan CO2 secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Alveolus berada dalam alveoli yang
dilapisi oleh epitel squamosa. Didalam alveoli terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan.
Dinding alveoli terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu:
Tipe I : sel epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gas
Tipe II : sel septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk menjaga permukaan antara
sel dan udara tetap lembab
Mekanisme Pernapasan
Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secara otomatis).
Pada saat kita bernapas ada dua proses yang terjadi yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke
dalam paru-paru) dan ekspirasi (proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi
terjadi antara 15 – 18 kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot
diafragma dan otot antartulang rusuk.
1. Pernapasan Dada

18
Terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut
(berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan membesar.
Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di
luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Dengan
demikian terjadilah inspirasi. Begitu juga sebaliknya dengan ekspirasi.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga
perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan
ini mengakibatkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil.
Akibatnya, udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan.
Dengan demikian, terjadilah inspirasi. Begitu juga sebaliknya yang disebut ekspirasi.
Volume Dan Kapasitas Paru-Paru
Ada 4 volume paru dan bila semua dijumlahkan = volume maksimal paru yang mengembang
1. Volume Tidal
2. Volume Cadangan Inspirasi
3. Volume Cadangan Ekspirasi
4. Volume Sisa
Kapasitas Paru
1. Kapasitas Inspirasi
2. Kapasitas Sisa Fungsional
3. Kapasitas Vital
4. Kapasitas Total Paru
Difusi Gas Melalui Membran Pernapsan
Hal penting dalam gas-gas pernapasan/ respirasi adalah daya larut yang sangat tinggi
dalam lemak sehingga dapat larut dalam membrane sel. Gas ini berdifusi melalui membrane sel
dengan rintangan yang banyak. Pembatas utama untuk gerakan gas didalam jaringan adalah
kecepatan difusi memalui cairan jaringan bukan melalui membrane sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas adalah sebagai berikut:
1. Ketebalan membrane pernapasan
2. Luas permukaan membrane pernapasan
3. Koefisien difusi gas dalam substansi membrane
4. Perbedaan tekanan antara kedua sisi membrane
Pengaturan Pernapasan

19
1. Kontrol saraf pada waktu bernapas
2. Pusat-pusat medulla oblongata
3. Pengaruh pons dan vagus
4. Pengaturan irama
CARA KERJA PERNAPASAN
Pernapasan luar: kecenderungan kekutan tekanan molekul gas yang meningkat sampai pada
ketidakseimbangan menjadi tidak setabil
Pernapasan dalam: hasil O2 yang disebarkan keluar pembuluh kapiler dan CO2 diterima oleh
pembuluh kapiler sampai tekanan bagian kepiler (bagian membrane).
MEKANISME PERNAPASAN
Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, yaitu
menuruni gradient tekanan. Untuk mengalir masuk dan keluar paru-paru selama proses bernapas
dengan mengikuti penurunan gradient (kurva) tekanan yang berubah berselang-seling antara
alveolus dan atmosfer akibat aktivitas siklik otot pernapasan.
Terdapat 3 tekanan yang berbeda pada ventilasi:
1. Tekakan atmosfer (barometric)
2. Tekanan intraalveolus (tekanan intrapulmonalis)
3. Tekanan intrapleura (tekanan intratoraks)
Kontrol Pernapasan
Ventialis melibakan dua aspek berbeda yang keduanya dapat dipengaruhi oleh kontrol saraf.
1. Siklus ritmis antara inspirasi dan ekspirasi
2. Pengaturan besarnya ventilasi yang pada gilirannya tergantung pada kontrol frekuensi
bernapas dan kedalam volume tidal.
Irama bernapas terutama ditentukan oleh aktivitas pemicu yang diperlihatkan oleh neuron-
neuron inspirasi yang terletak dipusat kontrol pernapasan di medula batang otak. Sewaktu neuron
inspirasi melepaskan muatan secara spontan, inplus akhirnya mencapai otot-otot inspirsi sehingga
terjadi inspirasi. Apabila neuron inspirasi berhenti melepaskan muatan, otot inspirasi melemas dan
terjadi ekspirasi.
Apabila ekspirasi aktif akan terjadi otot-otot eksipirasi yang diaktifkan oleh keluaran dari
neuron-neuron ekspirasi di medulla.
Persarafan pada system pernapasan merupakan kebutuhan mutlak persarafan unttuk
mempertaankan pernapasan dan secara refles menyusuaikan tingkat ventilasi. Untuk memenuhi
kebutuhan O2 dan pengeluaran CO2 yang terus berubah-ubah. Aktivitas pernapasan dapat

20
dimodifikasi oleh persarafan secara sengaja untuk berbicara, bernyanyi, bersiul, memainkan
instrument tiup dan menahan napas ketika berenang.
Kontrol saraf pernapasan melibatkan 3 komponen yang terpisah.
1. Faktor yang bertanggung jawab untuk menghasilkan irama inspisi/ ekspirasi berganti-
ganti.
2. Faktor yang mengatur kekuatan ventilsi (yaitu kecepatan dan kedalaman bernapas) agar
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Faktor-faktor yang memodifikasi aktivitas pernapasan utuk memenuhi tujuan lain.

G. PROSES PERNAPASAN UNTUK BICARA

Proses fisiologi bicara


Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi
dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular
untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan
fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks
serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta
rongga hidung.
Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris
meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar,
dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan
artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.
Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui
lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membran timpani. Dari sini rangsangan
diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian
dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut Coclea. Saat gelombang suara
mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak
diteruskan ke area wernick. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk
artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses
bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru,
sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk proses
bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat
penting.

21
Proses reseptif – Proses dekode
Segera saat rangsangan auditori diterima, formasi retikulum pada batang otak akan
menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima
otak. Rangsang tersebut ditangkap oleh talamus dan selanjutnya diteruskan ke area korteks
auditori pada girus Heschls, dimana sebagian besar signal yang diterima oleh girus ini berasal dari
sisi telinga yang berlawanan.
Girus dan area asosiasi auditori akan memilah informasi bermakna yang masuk.
Selanjutnya masukan linguistik yang sudah dikode, dikirim ke lobus temporal kiri untuk diproses.
Sementara masukan paralinguistik berupa intonasi, tekanan, irama dan kecepatan masuk ke lobus
temporal kanan. Analisa linguistik dilakukan pada area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus
angular dan supramarginal membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta
perwakilan linguistik. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa penerimaan unit
suara melalui telinga, dilanjutkan dengan dekode gramatika. Proses berakhir pada dekode semantik
dengan pemahaman konsep atau ide yang disampaikan lewat pengkodean tersebut.
Proses ekspresif – Proses encode
Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang
masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui fasikulus arkuatum ke area Broca
untuk penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks
motorik yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan
proses aktif pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enkode
semantik yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode fonologi.
Keseluruhan proses enkode ini terjadi di otak/pusat pembicara.
Di antara proses dekode dan enkode terdapat proses transmisi, yaitu pemindahan atau
penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan
telinga pendengar. Proses decode-encode diatas disimpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam
proses perkembangan bahasa, kemampuan menggunakan bahasa reseptif dan ekspresif harus
berkembang dengan baik.
Struktur Fungsional Organ Pengucapan, Suara, dan Bicara
Bicara adalah pembentukan dan pengorganisasian suara menjadi simbol atau lambang yang
merupakan interaksi sejumlah organ yang terdiri dari:
 Organ Respirasi Terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi
merupakan sumber kekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur
tekanannya mulai dari paru-paru.

22
Organ Fonasi Laring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan pita suara yang merupakan
bagian terpenting laring. Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk
memproduksi suara (fonasi). Laring ini terdiri dari 9 kartilago, 3 kartilago yang berpasangan, dan 3
yang tidak berpasangan. Organ ini terletak pada midline di depan cervikal vertebra ke 3 sampai 6.
Organ ini dibagi ke dalam 3 regio:
* Vestibule
* Ventricle
* Infraglotitic
Vocal fold (true cord) dan vestibular fold (false cord) terletak pada regio ventricle.
Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension) dipengaruhi oleh otot-otot yang terdapat
disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut adalah:
 M. Cricothyroideus : menegangkan pita suara
 M. Tyroarytenoideus (vocalis) : relaksasi pita suara
 M. Cricoarytenoideus lateralis : adduksi pita suara
 M. Cricoarytenoideus posterior : abduksi pita suara
 M. Arytenoideus transversus : menutup bagian posterior rima glotidis
Proses Pernapasan Untuk Bicara
Setelah udara meninggalkan paru-paru, udara mengalir melalui laring yang berfungsi
sebagai vibrator yang diperankan oleh pita suara. Pita suara diregangkan serta diatur posisinya
oleh beberapa otot khusus laring, dengan adanya perbedaan regangan dan ruang yang dibentuknya,
maka terbentuk celah dengan macam-macam ukuran yang menghasilkan suara sebagai berikut:
a) Voiceless, yaitu pita suara membuka penuh waktu inspirasi, pita suara saling menjauh, sehingga
udara bebas lewat di antaranya.
b) Voiced, yaitu pita suara bergetar ke arah lateral. Udara mendorong pita suara saling menjauh,
aliran udara lewat dengan cepat yang menarik kembali pita suara untuk asling mendekat, proses ini
berlangsung berulang-ulang sehingga terjadi getaran pita suara. Suara yang dihasilkan oleh proses
fonasi memiliki nada (frekuensi), kekerasan (intensitas), dan kualitas lemah. Suara hasil produksi
laring yang hanya berkaitan dengan bicara disebut fonasi-suara-bisikan, sebaliknya suara lain yang
diproduksi laring yang tidak berkaitan dengan bicara tidak dapat disebut suara fonasi (batuk,
berdehem, tertawa).
Organ Resonansi
Terdiri dari rongga faring, rongga hidung, dan sinus paranasalis. Sumber suara fonasi pada pita
suara intensitasnya lemah, tidak berwarna dan sulit dikenal. Dengan adanya alat-alat resonansi

23
yang berfungsi sebagai resonator, maka suara tersebut mendapat variasi pada frekuensi tertentu,
intensitasnya meningkat, demikian juga pada kualitasnya (warna suara) dan idenitasnya, tetapi
suara yang sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara bicara. Ciri-ciri resonansi sangat
bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang sangat penting bagi efektivitas bicara.
Organ Artikulasi
Tersusun atas:
a). Bibir, berfungsi untuk memberndung udara pada pembentukan suara letup.
b).Palatum mole-durum merupakan permukaan sensitif bagi lidah untuk mengawasi proses
artikulasi, menghalangi dan membentuk aliran udara turbulen dan sebagai kompas bagi lidah
bahwa suara terbaik sudah dihasilkan.
c). Lidah, membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menyempit, menipis, melengkung,
menonjol, atau mendatar.
d).Pipi membendung udara di bagian bukal.
e). Gigi berfungsi menahan aliran udara dalam membentuk konsonan labio-dental dan apiko-
alveolar.
f). Mandibula membuka dan menutup waktu bicara.
Vocal Tract
Vocal tract pada manusia merupakan acoustic tube dari cross section dengan panjang
sekitar 17 cm dari vocal fold hingga bibir. Area cross section ini bervariasi dari 0-20 cm2 dengan
penempatan bibir, rahang, lidah, dan velum (palatum lunak). Perangkap (trap-door action) yang
dibuat sepasang velum pada vocal tract membuat secondary cavity yang berpartisipasi dalam
speech production- nasal tract. Kavitas nasalis memiliki panjang sekitar 12 cm dan luas 60 cm3.
Untuk bunyi suara, sumber rangsang adalah velocity volume dari udara yang melewati vocal cords.
Vocal tract bertindak pada sumber ini sebagai filter dengan frekuensi yang diinginkan,
berkorespondensi dengan resonansi akustik dari vocal tract.
Voiced Sounds
Suara diproduksi dengan meningkatkan tekanan udara di paru-paru dan menekan udara
untuk bergerak ke glottis (lubang antara vocal cords), sehingga vocal cords bergetar. Getaran
tersebut mengganggu aliran udara dan menyebabkan getaran broad spectrum quasi-periodic yang
berada di vocal tract. Ligament yang bergetar dari vocal cords memiliki panjang 18 mm dan glottal
yang secara khusus bervariasi dalam area dari 0-20 mm2. Otot laryngeal yang mengatur vocal folds
dibagi menjadi tensors, abductors, dan adductors. Naik dan turunnya pitch dari suara dikontrol

24
oleh aksi dari tensor– cricothyroid dan otot vocalis. Variasi dalam tekanan subglottal juga penting
untuk mengatur derajat getaran laryngeal.
Artikulasi dan Resonansi
Ketika suara dasar dihasilkan oleh vocal tract, suara tersebut dimodifikasi untuk
menghasilkan suara yang jelas dengan proses artikulasi dan resonansi. Artikulasi adalah proses
penghasilan suara dalam berbicara oleh pergerakan bibir, mandibula, lidah, dan mekanisme
palatopharyngeal dalam kordinasi dengan respirasi dan fonasi.
Di samping menyuarakan suara-suara, sistem vokal dapat menghasilkan dua macam suara-suara
yang tak terdengar: fricative sounds dan plosive sounds. Fricative sounds dicontohkan oleh
konsonan s, sh, f, dan th, yang dihasilkan ketika vocal tract setengah tertutup pada beberapa titik
dan udara tertekan melewati konstriksi pada kecepatan yang cukup tinggi untuk menghasilkan
turbulensi. Konsonan fricative membutuhkan sangat sedikit penyesuaian pada artikulator, dan
sering terdengar tidak sempurna pada kasus maloklusi atau penggunaan denture. Plosive sounds,
konsonan p, t, dan k, diproduksi ketika vocal tract tertutup seluruhnya (biasanya dengan bibir atau
lidah), membiarkan tekanan udara meningkat saat menutup, dan kemudian membuka dengan tiba-
tiba. Untuk beberapa suara, seperti fricative consonant v dan z yang terdengar, adanya kombinasi
dari dua sumber suara.
Sistem respirasi manusia
Pulmo (paru-paru) adalah organ manusia yang berperan penting dalam sistem respirasi,
berbentuk kerucut dan berada dirongga torax, serta dilapisi oleh dua membran yaitu membran
viseral dan membran parietal. Pulmo terbagi menjadi pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra
(kiri).
Pulmo dextra terdiri atas tiga lobus, yaitu : lobus superior, lobus madius, lobus inferior.
Lobus superior dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontal, sedangkan yang
memisahkan lobus superior dan lobus medius dengan lobus inferior adalah fissura obliqua.
Pada hilus paru-paru kanan terdapat struktur-stuktur dibawah ini:
1. Bronkus pinsipalis dan cabang lobus superior disebelah belakang atas hilus
2. Arteri pulmonalis disebelah depan atas hilus
3. Arteri bronkialis
4. Noculi limpatici bronkopulmonalis
Pulmo sinistra terdiri dari dua lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior.
Lobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada hilus kiri terdapat struktur
– struktur :

25
1. 2 bronkus lobaris dibelakang hilus
2. Arteri pulmonalis disebelah atas hilus\
3. 2 vena pulmonalis disebelah depan dan bawah hilus
4. Arteri bronkialis
5. Noduli lympatici bronkopulmonalis
Setiap pulmo mendapat suplai darah dari satu arteri pulmonalis (langsung dari ventrikel
kanan) yang kemudian bercabang menjadi arteri lobaris dan arteri segmentalis untuk
memperdarahi masing – masing lobus dan segmen. Pembuluh darah balik melalui 2 vena
pulmonalis dan masuk ke atrium kiri,serta di persyarafi oleh nervous vagus dan trunkus
simpatikus.
Pulmo dilapisi oleh membrane tipis dan transparan yang disebut pleura. Pleura mempunyai
2 lapisan yaitu lapisan visceral di bagian dalam dan lapisan parietal di bagian luar. Pleura visceral
benar – benar dekat denganorgan paru sedangkan pleura prietalis menutupi permukaan dalam
dinding dada. Kedua lapisan ini melanjutkan diri ke hilus paru. Diantara kedua lapisan ini terdapat
ruang yang normalnya berisi cairan sebagai pelumas, agar kedua lapisan tersebut bisa bergerak
dengan mudah. Bila terdapat banyak cairan di rongga pleura disebut efusi pleura. Hal ini
merupakan suatu hal patologis, bila cairan berupa pus (nanah) disebut empiema. Jika rongga pleura
berisi udara misalnya akibat tertusuk benda tajam, keadaan ini disebut pneumotorax.

H. OTOT – OTOT PERNAPASAN

PECTORAL GIRDLE (Bahu korset/gelang bahu)


Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini
mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Gelang
bahu terdiri atas tulang selangka yang melengkung berupa huruf S, dan tulang belikat yaitu sebuah
tulang ceper berbentuk segi tiga. Gelang bahu berhubungan dengan rangka batang badan hanya
pada satu tempat saja. Ujung sebelah tengah tulang selangka dihubungkan dengan pinggir atas
tulang dada oleh sendi dada-selangka. Ujung sebelah luar tulang selangka berhubungan dengan
dengan sebuah taju tulang belikat (ujung bahu) dengan perantaraan sendi akromioklavikula.
Dalam hal anatomi perbandingan, skapula manusia merupakan dua tulang yang telah
menjadi menyatu bersama-sama; (dorsal) skapula yang tepat dan (ventral) coracoid. Garis epifisis
di rongga glenoid adalah garis fusi. Mereka adalah rekan-rekan dari ilium dan iskium dari korset
panggul. Counterpart dari pubis adalah sepotong kecil tulang (precoracoid) yang mengeras secara

26
terpisah di ujung proses coracoid; itu tidak mengambil bagian dalam pembentukan sendi bahu.
klavikula, perkerasan di membran, merupakan tulang ditambahkan (tidak memiliki rekan di korset
panggul) yang tujuannya adalah untuk bertindak sebagai penyangga mencegah gerakan medial
skapula. Ligamentum coracoclavicular kuat menempel klavikula dan skapula satu sama lain, dan
klavikula berlabuh ke kartilago kosta pertama oleh ligamen costoclavicular. Pasukan dari
ekstremitas atas ditularkan oleh klavikula ke kerangka aksial melalui ligamen ini, dan tidak akhir
klavikula biasanya mentransmisikan banyak kekuatan.

Otot dalam pectoral girdle

1. Coracobrachialis
Coracobrachialis adalah otot terkecil dari tiga otot yang melekati processus
coracoideus pada scapula. Processus coracoideus sendiri adalah sebuah pengait berbentuk
proses yang bersama dengan akromion memprotes sendi bahu. Dua otot lainnya adalah otot
pectoralis minor dan otot biceps brachii. Otot coracobrachialis terletak pada bagian atas-
medial lengan atas. Otot ini berorigo pada ujung processus coracoideus scapula dan
berinsersio di pertengahan sisi medial corpus (badan) dari humerus. Otot coracobrachialis
digunakan untuk gerakan adduksi dan fleksor lengan atas.
2. Pectoralis minor
Pectoralis minor adalah tulang tipis berbentuk segitiga berada diposterior dari otot
pectoralis major. Otot pectoralis monor berorigo pada tulang rusuk ke 3,4,dan 5. Otot
berinsersio pada pinggir medial dari processus coracoideus di scapula. Otot ini menarik
bahu kebawah dan depan bila bahu terfiksasi maka tulang ini mengangkat tulang rusuk.

27
3. Serratus anterior
Otot ini adalah otot yang besar dan tipis yang berada didinding lateral dada. Otot
serratus anterior berorigo dari permukaan depan tulang rusuk atas. Berinsersio pada
permukaan anterior pinggir medal scapula. Sebagian besar pada batas angulus interior
scapula. Otot ini berfungsi untuk menarik scapula kearah depan dinding dada. Otot ini dapat
memutar scapula ke lateral dan depan. Saat itu cavitas glenoidalis scapula juga ikut
terangkat kedepan dan atas. Pada keadaan ini kerja dibantu oleh otot trapezius.
4. Biceps brachii
Biceps brachii atau lebih dikenal secara umum dengan otot biceps (walaupun ada
beberapa otot lain yang mengandung kata biceps), adalah otot besar berkepala dua karena
berorigo pada dua tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan atas. Biceps brachii
sering dipertunjukkan para binaragawan dan dapat tumbuh besar bila diberi latihan beban
yang intensif.
Dua caput tersebut adalah:
 Caput longum (panjang)
 Caput brevis (pendek)
5. Trapezius
Otot trapezius adalah otot yang menyusun struktur punggung manusia. Seseorang
dapat merasakan otot ini bekerja dengan meraba punggung dengan satu tangan dan
memegang otot diantara leher dan bahu. Otot ini berorigo di leher dan turun ke bagian
bawah, kemudian terletak lateral dari tangan. Terdapat bagian serat menuju ke bagian
bahu. Otot ini berinsersio di ujung akhir dari serat otot berakhir di clavicula, acromion, dan
spine dari scapula. Otot ini bekerja mengangkat (elevasi), aduksi, dan depresi scapula.
6. Deltoid
Otot deltoid adalah otot yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia.
Dinamakan deltoideus, sebab bentuknya mirip seperti alfabet yunani delta ( ) otot ini
sering digunakan untuk melakukan suntikan intra-muscular. Otot ini berorigo dari 3 serat
otot yang berasal dari:
 Serat anterior: berasal dari clavicula
 Serat media: berasal dari pinggir lateral dan permukaan atas acromion scapula
 Serat posterior: berasal dari bibir bawah dari batas posterior dari spina scapula
Otot ini berinsersio pada ujung akhir dari serat otot, menyatu menjadi sebuah
tendon tebal yang berada di tuberculum deltoideus dari humerus (tulang lengan atas). Serat

28
anterior memungkinkan abduksi bahu saat bahu diputar. Sisi anterior deltoideus termasuk
lemah, namun membantu otot pectoralius mayor pada gerakan fleksi bahu. Serat posterior
memungkinkan gerak ekstensi, membantu otot latissimus dorsi. Bagian posterior ini
merupakan hiper-ekstensor utama bahu.
7. Latissimus dorsi
Latissimus dorsi adalah otot yang besar, datar, pada bagian punggung, dan terletak
di belakang lengan. Otot ini dimulai dari bagian posterior crista iliaca pada pelvis (tunlang
pinggul), fascia lumbalis, dan processus spinosus 6 tulang belakang thorax bagian bawah,
dan tulang rusuk ke-3 dan 4 bagian bawah. Terkadang juga melalui beberapa serabut dari
angulus inferior scapula. Otot latissimus dorsi berinsersio di sulcus bicipitalis pada
humerus (tulang lengan atas). Otot ini berfungsi untuk adduksi, ekstensi, dan endorotasi
lengan atas.
8. Levator scapulae
Levator scapulae adalah otot-otot pada bagian belakang yang menyambungkan
bagian lengan dengan tulang belakang. Tepatnya terletak pada bagian punggung dan leher.
Otot ini berorigo pada processus transverus pada tulang belakang leher ke-4 baguan atas.
Dan juga, otot ini berakhir pada pinggi medial scapula di depan fossa supraspinata (bagian
scapula). Otot ini difungsikan untuk mengangkat pinggir medial scapula. Bila bekerja sama
dengan serabut tengah otot trapezius dan rhomboideus,otot ini menarik scapula ke medial
dan atas, yakni pada gerakan menjepit bagu ke belakang.
9. Rhomboid minor
Otot rhomboid (rhomboideus) minor adalah salah satu otot yang menyusun bagian
lengan atas. Otot ini berorigo pada bagian bawah dariligamentium nuchae dan processus
spinosus tulang belakang leher ke-7dan tulang belakang thorax ke-1. Otot berakhir pada
pinggi medial scapula, di depan pangkal spina scapulae. Bersama otot rhomboieus major
dan otot elevator scapulaeakan mengangkat pinggir medial scapula dan kemudian
menariknya ke medial.
10. Rhomboid major
Otot rhomboideus major adalah salah satu otot yang menyusun bagian lengan atas.
Otot ini berorigo pada processus spinosus tulang belakang thorax ke-2 hingga lima dan
ligamentum supraspinatus yang sesuai. Dan berinsersio pada pinggir medial scapula di
depan fossa infraspinata (bagian scapula). Otot ini bersama dengan otot rhomboideus

29
minor dan otot levator scapulae akan mengangkat pinggir medial scapula dan kemudian
menariknya ke medial.
11. Supraspinatus
Otot suprasipinatus adalah otot yang relatif kecil pada lengan atas. Namanya berasal
dari tempat perlekatannya di fossa supraspinous, superior dari scapula. Termasuk dalam
salah satu otot rorator cuff. Spina scapula memisahkan otot supraspinatus dari otot
infraspinatus. Semua otot yang berinsersio pada tuberculum mayus dapat dibuat jembatan
kedelai SIT (Supraspinatus,Infraspinatus, dan Teres minor). Otot supraspinatus difungsikan
untuk abduksi sendi bahu pada bidang skapular sampai posisi horizontal, rotasi ke luar.
12. Infraspinatus
Otot infraspinatus adalah otot pemutar (rotasi) pada sendi bahu dan adduktor
lengan. Infraspinatus adalah otot tebal berbentuk segitiga yang melekati sebagian besar
fossa infraspinatus. Biasanya serat ototnya terlihat bergabung dengan otot teres minor. Otot
ini melekat padafossa infraspinatus dari scapula dan berakhir di tuberculum pada humerus.
Otot infraspinatus berfungsi pada sendi bahu, untuk merotasi ke luar dan abduksi bahu
pada daerah scapula.
13. Teres minor
Otot teres minor adalah otot kecil yang terdapat di bagian bahu. Teres minor
merupakan salah satu dari kelompok otot rotator cuff. Letaknya bersebelahan dengan otot
teres mayor dan otot infraspinatus. Otot inib erorigo pada fossa infraspinata dan margo
lateralis dari scapula. Dari margo lateralis, otot teres minor berakhir di tuberculum mayus
pada humerus. Ujung tendonnya akan bersatu dengan tendon dari otot lain dan membentuk
sendi bahu. Otot teres minor terkadang tidak dapat dibedakan dari otot infraspinatus.
14. Teres major
Otot teres major adalah otot pada lengan atas yang menyusun kelompok otot pada
sekitar scapula (tulang belikat) dan humerus(tulang lengan atas).Otot iniberorigo pada
sepertiga bawah permukaan posterior pinggirlateral scapula.Otot teres major berinsersio
pada bibir medial sulcus bicipitalis pada humerus.Otot ini membantu
gerakan endorotasi dan adduksi lengan atas.
15. Triceps brachii long head
Otot triceps brachii atau sering disingkat otot triceps (pemberian istilah ini kurang
tepat, karena ada otot lain yang mengandung kata tricep), adalah otot besar berkepala

30
(caput) tiga, karena berorigo pada tiga tempat yang berbeda titik terletak di sepanjang
lengan atas tiga kepala (caput) tersebut adalah:
 Caput longum (panjang): berorigo pada tuberculum infraglenoidale, permukaan
bawah labrum glenoidale pada scapula
 Caput medial: berorigo di facies posterior di humerus dan septum intermusculare
brachii mediale
 Caput lateralis: berorigo di facies posterior pada humerus dan duapertiga proksimal
septum intermusculare brachii laterale
Otot triceps brachii berinsersio pada olekranon ulna. Otot ini berfungsi untuk
menahan beban lengan pada sendi bahu dan ekstensi sendi siku. Khusus pada caput longum
dapat melakukan adduksi sendi bahu.
16. Sendi dalam pectoral girdle
a. Sternoklavikular
Sternoclavicular joint dibentuk oleh ujung proksimal dari clavicula yang
bersendi dengan incisura clavicular dari sternum dan cartilago costa I. Sendi ini
memiliki diskus artikular fibrokartilago yang dapat memperbaiki kesesuaian kedua
permukaan tulang yang bersendi & berperan sebagai shock absorber. Kapsul
articularisnya tebal dan kendor, diperkuat oleh lig. sternoclavicular anterior dan
posterior. Ujung proksimal dari clavicula juga berhubungan dengan costa I melalui lig.
costoclavicular dan kedua ujung proksimal clavicula saling berhubungan oleh adanya
lig. interclavicularis. Sternoclavicular joint berperan besar dalam gerakan shoulder
girdle dan secara keseluruhan berperan dalam gerakan protraksi – retraksi, elevasi –
depresi, abduksi elevasi lengan/shoulder. Pada gerakan protraksi – retraksi terjadi
gerak arthrokinematika yaitu ventral slide – dorsal slide, sedangkan gerakan elevasi –
depresi terjadi gerak arthrokinematika yaitu caudal slide – cranial slide.
b. Acromioclavicular
Acromioclavicular joint dibentuk oleh processus acromion scapula yang
bersendi dengan ujung distal clavicula. Sendi ini termasuk irregular joint atau plane
joint, dimana permukaan sendi pada acromion berbentuk konkaf dan pada ujung distal
clavicula berbentuk konveks à permukaan sendinya hampir rata. Kapsul artikularisnya
diperkuat oleh lig. acromiocla-vicularis pada bagian superior. Pada bagian belakang
sendi diperkuat oleh aponeurosis otot upper trapezius dan deltoid. Ujung distal
clavicula distabilisasi oleh lig. Coraco-clavicularis yang terdiri atas 2 serabut ligamen

31
yaitu lig. trapezoideum dan lig. conoideum . Acromioclavicular joint memberikan
kontribusi pada gerakan elevasi – depresi, protraksi – retraksi dan abduksi elevasi
lengan. Pada saat gerakan elevasi – depresi processus acromion akan slide kearah
cranial – caudal, se-dangkan saat gerakan protraksi – retraksi akan slide kearah ventral
– dorsal.

OTOT INHALASI DAN OTOT EKSHALASI


Satu siklus respirasi terdiri dari satu kali inhalasi dan satu kali ekshalasi. Jumlah udara yang
keluar atau masuk paru-paru dalam satu siklus respirasi disebut volume tidal. Saat siklus dimulai,
tekanan atmosfer dan intrapulmonar sama besar, tidak ada pertukaran udara. Inhalasi dimulai
dengan penurunan tekanan intrapleural yang diakibatkan ekspansi rongga dada sehingga udara
masuk. Saat ekshalasi dimulai, tekanan intrapleural dan intrapulmonar naik denga cepat,
mendorong udara keluar dari paru-paru.
1. Inhalasi
Inhalasi adalah proses aktif dimana seseorang mengambil udara ke dalam tubuh melalui
mulut dan hidung dan mendorong udara ke paru-paru. Inhalasi dikendalikan oleh otak. Selama
proses inhalasi, kontraksi otot diafragma dan interkostal menyebabkan pembesaran rongga dada.
Hal ini menciptakan kondisi sedikit vakum karena penurunan tekanan udara pada paru-paru.
Karena gradien tekanan antara atmosfer dan rongga dada, udara bergerak ke paru-paru melalui
trakea. Ketika tekanan udara telah sama, inhalasi berhenti.
2. Ekshalasi
Ekshalasi adalah proses pemindahan keluar udara dari paru-paru ke atmosfer luar selama
ventilasi. Ini adalah proses pasif yang tidak melibatkan kontraksi otot. Meskipun pasif, hal itu bisa
dilakukan secara aktif oleh kontraktor otot-otot dinding dada dan perut. Selama proses ekshalasi,
otot diafragma dan interkostal rileks, menyebabkan rongga dada untuk mengurangi ukuran.
Akhirnya menciptakan tekanan tinggi pada paru-paru karena pengurangan volume sehingga
gradien tekanan yang dihasilkan menyebabkan udara keluar dari paru-paru melalui trakea ke
atmosfer.
3. Perubahan Tekanan Selama Inhalasi dan Ekshalasi
a. Tekanan intrapulmoner
Arah aliran udara ditentukan oleh hubungan antara tekanan atmosfer dan tekanan
intrapulmoner. Tekanan intrapulmoner adalah tekanan di dalam saluran pernafasan, di alveoli.
Ketika sedang istirahat dan bernafas dengan normal, perbedaan antara tekanan atmosfer dan

32
tekanan intrapulmoner relative kecil. Pada saat inhalasi, paru-paru mengembang dan tekanan
intrapulmoner turun menjadi 759 mm Hg. Karena tekanan intrapulmoner 1 mm Hg di bawah
tekanan atmosfer, tekanan intrapulmoner pada umumnya ditulis dengan -1 mmHg. Pada saat
ekshalasi, paru-paru mengempis dan tekanan intrapulmoner meningkat menjadi 761 mmHg, atau
+1 mmHg.Ukuran gradient tekanan meningkat ketika bernafas dengan kuat. Ketika atlet yang
berlatih bernafas dengan kapasitas maksimum, diferensial tekanan dapat mencapai -30 mmHg
selama inhalasi dan +100 mmHg jika individu menegang dengan glottis yang ettap tertutup. Hal ini
merupakan alasan mengapa atlet mengangkat beban pada saat ekshalasi; karena ekshalasi menjaga
tekanan intrapulmoner dan tekanan peritoneal meningkat dengan signifikan yang bisa
menyebabkan alveolar rupture dan terjadi hernia.
b. Tekanan intrapleural
Tekanan intarpleural merupakan tekanan pada ruangan di antara parietal dan visceral
pleura. Rata-rata tekanan intrapleura adalah sekitar -4 mmHg, tapi dapat mencapai – 18 mmHg
selama inhalasi yang dipaksakan. Tekanan ini di bawah tekanan atmosferyang diseabkan hubungan
antara paru-paru dan dinding tubuh. Pada awalnya, kita mencatat bahwa paru-paru memiliki
keelastisan yang tinggi. Pada kenyataanya, paru-paru dapat kolaps jika elastic fiber dapat berbalik
ke keadaan normal dengan sempurna. Elastic fiber tidak bisa berbalik secara signifikan Karena
elastic fiber tidak cukup kuat untuk mengatasi ikatan cairan antara parietal dan visceral pleura.
Elastic fiber selanjutnya melawan ikatan cairan dan menarik paru-paru menjauh dari dinding dada
dan diafragma, menurunkan tekanan intrapleural .karena elastic fiber yang tersisa membesar
bahkan setelah ekshalasi penuh, tekanan intrapleural berada di bawah tekanan atmosfer melaui
siklus inhalasi dan ekshalasi normal.
4. Perbedaan Antara Inhalasi dan Ekshalasi
1) Inhalasi adalah asupan udara ke paru-paru, sedangkan ekshalasi adalah mendorong
udara keluar dari paru-paru.
2) Inhalasi merupakan proses aktif, sedangkan ekshalasi adalah proses pasif.
3) Ekshalasi terjadi diikuti dengan inhalasi
4) Otot diafragma dan intercoastal berkontraksi selama inhalasi sementara saat ekshalasi
otot diafragma dan intercoastal relaksasi.
5) Inhalasi menyebabkan peningkatan tekanan udara pada rongga dada, sedangkan
ekshalasi menyebabkan pengurangan udara pada rongga dada.
6) Volume paru-paru meningkat selama inhalasi, sementara itu volume paru-paru
berkurang saat ekshalasi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Snell. Richard S. 2009. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran


http://kristynilansari91.blogspot.com/2012/10/anatomi-fisiologi-otak.html
http://jabbarbtj.blogspot.com/2014/09/anatomi-dan-fisiologi-saraf-pusat.html
Grant, Allison. Anne Waugh. 2011. Ross and Wilson Anatomy and Physiology in Health and Illness.
Singapore: Elseiver Pte Ltd
www.sridianti.com
http://artikeltop.xy2./31-pasang-saraf-spinal-dan- fungsinya.html
elisa.ugm.ac.id
https://fazahabnur.wordpress.com/anfis-ii/
Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004. Buku Ajar Keperawatan Klinis Eds 5. Jakarta : EGC.
Leo Blog Pemeriksaan 12 Nervus Kranialis.htm
http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/anatomi-tubuh-manusia
http://www.mananatomy.com/body-systems/skeletal-system/pectoral-girdle
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_teres_minor
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_teres_major
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Otot_triceps_brachii_long_head
https://jabbarbtj.blogspot.co.id/2014/09/anatomi-dan-fisiologi-sendi-dan-tendon.html?m=l
http://smpsma.com/apa-yang-dimaksud-dengan-proses-inhalasi.html
https://dhedia.wordpress.com/2008/05/23/sistem-respirasi/
Dedy J. Asmara, Lely Sarah, M. Muluk, A. Zulfikar Fauzi, Deka Hasbiy. 2011. FISIOLOGI TUBUH
MANUSIA untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta Selatan. Salemba medika.
R. Boone, Daniel. 2000. THE VOICE AND VOICE THERAPY. Amerika. A PEARSON EDUCATION
COMPANY.
Sherwood, Laurelee. 2001. FISIOLOGI MANUSIA dari SEL ke SISTEM Edisi 2. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC
https://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-pada-manusia/
https://speechclinic.wordpress.com/2009/06/28/proses-mekanisme-bicara-dan-bahasa-proses-
fisiologi-bicara/

34

Anda mungkin juga menyukai