Sop Apn
Sop Apn
SOP
No. SOP
:
441 / /C.VII.a/PKM-MKB/2018
No. Revisi
:
-
Tanggal Terbit
:
/ /2018
Halaman
:
1/7
ARIENDA YURISCA
NIP.1979071020005012011
1.
Pengertian
Asuhan Persalinan Normal adalah pendekatan yang diberikan oleh bidan agar
memberikan pelayanan dan persalinan yang bersih dan akan jadi setiap pelayanan
persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama pendarahan pascasalin dan
hipotermi serta asfiksia bayi baru lahir
2.
Tujuan
Sebagai acuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap
tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjadi pada tingkat yang diinginkan (optimal)
3.
Kebijakan
SK Kepala UPT Puskesmas Mengkubang No : 188.4/005/PKM-MKB/2018 tentang
Penyelenggaraan Layanan Klinis
4.
Referensi
1. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Revisi 2007
5.
Langkah-langkah
I. MENGENAL TANDA GEJALA KALA II
7/7
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
b. Menyiapkan oksitosyn 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus
set
4. Petugas melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian mengeringkan tangan dengan
handuk bersih dan kering
5. Petugas memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam
a. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap lakukan
amniotomi
10. Petugas memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi
uterus untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
11. Petugas memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin,
serta membantu Ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan yang sesuai
keinginannya
7/7
a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi
kenyamanan ibu dan janin, serta mendokumentasikan temuan yang ada
12. Petugas meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi untuk meneran
dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu Ibu untuk ke posisi setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan Ibu merasa nyaman)
13.Petugas melakukan bimbingan meneran pada saat Ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran;
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
f. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2
jam) meneran untuk primigraviida atau 60 menit (1 jam) meneran untuk
multigravida
15. Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diatas perut Ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm
17.Petugas membuka tutup partus set dan memastikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
Lahir Kepala
19.Petugas melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering (steneng). Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala.
20.Petugas memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan lanjutkan proses kelahiran bayi
a. Jika tali pusat melilit di leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
21.Petugas menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
7/7
Lahir Bahu
22.Petugas memegang kepala bayi secara biparietal setelah kepala bayi melakukan
putaran paksi luar. Anjurkan Ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk mengeluarkan bahu belakang
23.Petugas menggeser tangan bawah ke arah perineum Ibu untuk menyangga kepala,
lengan, dan siku sebelah bawah setelah kedua bahu lahir. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap dan warna kulit
kebiruan lakukan tindakan resusitasi ( langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah
prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)
26.Petugas mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi diatas perut Ibu. Keringkan
bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks)
kecuali bagian tangan
27.Petugas memeriksa kondisi perut Ibu untuk memastikan tidak ada bayi kedua
dalam uterus (hamil tunggal)
30.Petugas menjepit tali pusat (dua menit setelah bayi baru lahir) pada sekitar 3 cm
dari pusar (umbilicus) bayi dengan menggunakan klem. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat ke arah distal (Ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm
distal dari klem pertama
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan
pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tersebut
b. Jepit tali pusat dengan umbilical klem steril pada satu sisi
7/7
c. Lepaskan salah satu klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32.Petugas menempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi
b. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel baik di dinding dada-perut Ibu
c. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara Ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting payudara Ibu
34.Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga 5-10 cm dari vulva
35.Petugas meletakkan satu tangan di atas kain pada perut Ibu, di tepi atas simfisis
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36.Petugas melakukan peregangan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lain
mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri) ini dilakukan setelah adanya tanda-tanda pelepasan
plasenta
a. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi
b. Jika uterus tidak segera berkontraksi, meminta Ibu , suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37.Petugas melakukan peregangan tali pusat dan dorongan dorso kranial hingga
plasenta terlepas, penolong meregangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
cm di depan vulva dan bantu lahirkan plasenta
- Segera rujuk ke RS terdekat jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi baru lahir
38.Petugas melahirkan plasenta dengan dua tangan, saat plasenta muncul di introitus
vagina. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
dilahirkan
7/7
a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril gunakan jari
tangan atau kassa steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
39.Petugas melakukan massase uterus segera setelah plasenta lahir dan selaput
ketuban lahir. Letakkan telapak tangan di atas fundus dan lakukan massase uterus
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras) selama 15 detik sebanyak 15 kali
a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
melakukan rangsang taktil/massase
40.Petugas memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian Ibu maupun bagian bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong
plastik atau tempat khusus
42.Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginan
43.Petugas memberikan cukup waktu untuk melakukan kontak kulit Ibu dan bayi
(minimal 1 jam)
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu
30-60 menit. Menyusui pertama biasanya berlangsung 10-15 menit. Bayi cukup
menyusui dari satu payudara
b. Biarkan bayi berada di dada Ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusui
b. Letakkan kembali bayi pada dada Ibu bila belum berhasil menyusui di dalam satu
jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusui
Evaluasi
7/7
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri
49.Petugas memeriksa nadi Ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
a. Memeriksa temperature tubuh Ibu sekali setiap 2 jam pertama pasca persalinan
50.Petugas memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,6 – 37,5)
53.Petugas membersihkan badan Ibu dari sisa cairan ketuban, lender dan darah
dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54.Petugas memastikan Ibu merasa nyaman. Bantu Ibu memberikan ASI pada bayinya
dan anjurkan keluarga untuk memberi Ibu minuman dan makanan yang diinginkan
57.Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk probadi yang kering dan bersih
Dokumentasi
58.Petugas melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) serta memeriksa tanda
vital dan asuhan kala IV
BaganAlir
7/7
Asuhan Persalinan
Asuhan Persalinan Asuhan Persalinan Kala II
Kala IV Kala III
Lengkapi partograf
Pencatatan dan pelaporan Cuci Tangan
7.
Unit terkait
a. Ruang Persalinan dan PONED
b. RTGD
c. Laboratorium
8.
Rekaman historis perubahan
7/7