1. 1. Pengertian Merupakan kasus akut pada penderita pre-eklampsia, yang disertai
dengan kejang menyeluruh dan atau koma. Sama halnya dengan pre- eklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante, intra, dan post partum. Eklampsia post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan. 50-60% kejadian eklampsia terjadi dalam keadaan hamil. 30-35% kejadian eklampsia terjadi pada saat inpartu, dan sekitar 10% terjadi setelah persalinan 2. 2. Tujuan Sebagaiacuan penerapan langkah-langkah untuk mengenal tanda klinis eklampsia dan melakukan persiapan pasien sebelum dirujuk 3. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 4. 4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015 tentang eklampsia 5. 5. Prosedur 1. Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam 2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Keluhan Kejang yang diawali dengan gejala-gejala prodromal eklampsia, antara lain: a. Nyeri kepala hebat b. Gangguan penglihatan c. Muntah-muntah d. Nyeri uluhati atau abdomen bagian atas e. Kenaikan progresif tekanan darah 3. Dokter mencuci tangan 4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Hasil pemeriksaaan fisik yaitu: a. Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau penurunan kesadaran Glasgow Coma Scale dan Glasgow-Pittsburg Coma Scoring System. b. Pada tingkat awal atau aura yang berlangsung 30 sampai 35 detik, tangan dan kelopak mata bergetar, mata terbuka dengan pandangan kosong. c. Tahap selanjutnya timbul kejang d. Pemeriksaan tanda vital Adanya peningkatan tekanan darah diastol >110 mmHg e. Sianosis f. Skotoma penglihatan g. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda edema paru dan atau gagal jantung h. Pemeriksaan Penunjang Dari pemeriksaan urinalisa didapatkan proteinuria ≥ 2+
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang 6. Dokter memberikan penatalaksanaan yaitu: a. Pemberian obat anti kejang. b. Masukan sudap lidah ke dalam mulut penderita c. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi d. Katerisasi urine untuk pengukuran cairan dan pemeriksaan proteinuria e. Beberapa keluarga pasien membantu untuk menjaga pasien tidak terjatuh dari tempat tidur saat kejang timbul f. Beri O2 4 - 6 liter permenit
7. Dokter mencuci tangan
8. Konseling dan Edukasi. Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien dan tindak lanjut dari tindakan yang telah dilakukan, serta meminta keluarga untuk tetap tenang pada kondisi tersebut 9. Dokter mencatat rekam medik 10. Dokter merujuk pasien a. 6. Diagram Alir FLOW CHART
Dokter memperkenalkan diri dan
memberi salam
Dokter melakukan anamnesis kepada pasien
Dokter mencuci tangan
Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien
Dokter menegakkan diagnosa
Dokter memberikan penatalaksanaan
Dokter mencuci tangan
Konseling dan Edukasi
Dokter mencatat rekam medik
Dokter merujuk pasien
b. 7. Unit Terkait 1. Poli Umum 2. Ruang gawat darurat 3. Apotek 8. Hal-hal yang Kriteria Rujukan Bila gejala agitasi telah terkendali, pasien dapat segera Perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan rujukan sekunder untuk memperbaiki Diperhatikan penyakit utamanya. 9. Dokumen 1. Rekam Medis Terkait 2. Catatan tindakan. 10.Rekaman Tanggal mulai Historis NO Yang diubah Isi perubahan diberlakukan Perubahan