Anda di halaman 1dari 3

EKLAMPSIA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS SUWADI KS, AMK. SKM


CIKALONG NIP : 197707072006041014

1. 1. Pengertian Merupakan kasus akut pada penderita pre-eklampsia, yang disertai


dengan kejang menyeluruh dan atau koma. Sama halnya dengan pre-
eklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante, intra, dan post partum.
Eklampsia post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam
pertama setelah persalinan. 50-60% kejadian eklampsia terjadi dalam
keadaan hamil. 30-35% kejadian eklampsia terjadi pada saat inpartu, dan
sekitar 10% terjadi setelah persalinan
2. 2. Tujuan Sebagaiacuan penerapan langkah-langkah untuk mengenal tanda klinis
eklampsia dan melakukan persiapan pasien sebelum dirujuk
3. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
4. 4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun
2015 tentang eklampsia
5. 5. Prosedur 1. Dokter memperkenalkan diri dan memberi salam
2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien. Keluhan Kejang yang
diawali dengan gejala-gejala prodromal eklampsia, antara lain:
a. Nyeri kepala hebat
b. Gangguan penglihatan
c. Muntah-muntah
d. Nyeri uluhati atau abdomen bagian atas
e. Kenaikan progresif tekanan darah
3. Dokter mencuci tangan
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Hasil
pemeriksaaan fisik yaitu:
a. Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau penurunan kesadaran
Glasgow Coma Scale dan Glasgow-Pittsburg Coma Scoring
System.
b. Pada tingkat awal atau aura yang berlangsung 30 sampai 35 detik,
tangan dan kelopak mata bergetar, mata terbuka dengan
pandangan kosong.
c. Tahap selanjutnya timbul kejang
d. Pemeriksaan tanda vital Adanya peningkatan tekanan darah
diastol >110 mmHg
e. Sianosis
f. Skotoma penglihatan
g. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda edema paru dan atau gagal
jantung
h. Pemeriksaan Penunjang Dari pemeriksaan urinalisa didapatkan
proteinuria ≥ 2+

5. Dokter menegakkan diagnosa. Penegakan Diagnostik (Assessment).


Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
6. Dokter memberikan penatalaksanaan yaitu:
a. Pemberian obat anti kejang.
b. Masukan sudap lidah ke dalam mulut penderita
c. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi risiko aspirasi
d. Katerisasi urine untuk pengukuran cairan dan pemeriksaan
proteinuria
e. Beberapa keluarga pasien membantu untuk menjaga pasien tidak
terjatuh dari tempat tidur saat kejang timbul
f. Beri O2 4 - 6 liter permenit

7. Dokter mencuci tangan


8. Konseling dan Edukasi. Memberitahu keluarga mengenai kondisi
pasien dan tindak lanjut dari tindakan yang telah dilakukan, serta
meminta keluarga untuk tetap tenang pada kondisi tersebut
9. Dokter mencatat rekam medik
10. Dokter merujuk pasien
a. 6. Diagram Alir FLOW CHART

Dokter memperkenalkan diri dan


memberi salam

Dokter melakukan anamnesis kepada pasien

Dokter mencuci tangan

Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

Dokter menegakkan diagnosa

Dokter memberikan penatalaksanaan

Dokter mencuci tangan

Konseling dan Edukasi

Dokter mencatat rekam medik

Dokter merujuk pasien


b. 7. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Ruang gawat darurat
3. Apotek
8. Hal-hal yang Kriteria Rujukan Bila gejala agitasi telah terkendali, pasien dapat segera
Perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan rujukan sekunder untuk memperbaiki
Diperhatikan penyakit utamanya.
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Catatan tindakan.
10.Rekaman Tanggal mulai
Historis NO Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai