Anda di halaman 1dari 58

i

MODUL KURSUS MENJAHIT


TINGKAT DASAR
Cara Mengambil Ukuran, Pembuatan Pola Dasar,
Merubah Model, Perencanaan Bahan

Oleh
Zulfaturochmah, S. Pd
Pamong Belajar
SKB Kab. Pekalongan

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


TAHUB 2013

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan Buku Bahan Ajar sebagai pegangan tutor
dan penyelenggara program Kursus dan Pelatihan, dan program pendidikan
Vokasional lainnya.

Salah satu pertimbangan disusunnya Buku Bahan Ajar ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan kurangnya buku-buku bahan ajar atau buku
pedoman dalam penyelenggaraan program Kursus dan Pelatihan. Disamping itu
buku ini bisa dijadikan referensi juga oleh para tutor dan penyelenggara dan
pemerhati program pendidikan kursus, pelatihan dan vokasional lainnya.

Buku Bahan ajar ini disusun secara sederhana, karena hanya berisikan hal-hal
yang praktis dan mudah dimengerti, sehingga dapat dengan mudah untuk
dipelajari, dipahami, dan dipraktekan oleh para pembaca.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan bahan ajar ini. Penyusun menyadari sepenuhnya
apa yang telah dilaksanakan masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dalam rangka penyempurnaan buku bahan ajar
ini.

PENYUSUN

iii
DAFTAR ISI

1. HALAMAN COVER ................................................................................ i


2. HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
3. KATA PENGANTAR................................................................................ iii
4. DAFTAR ISI............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pakaian ............... 1
B. Tanda-tanda yang diperlukan dalam pembuatan pola dan
merubah model .............................................................................. 2
C. Daftar ukuran Wanita Dewasa ....................................................... 4
D. Cara mengambil ukuran Wanita Dewasa ....................................... 5
E. Cara mengambil Ukuran Celana ..................................................... 8
BAB II POLA DASAR ROK ...................................................................... 10
BAB III POLA DASAR WANITA ............................................................... 12
BAB IV POLA DASAR LENGAN ............................................................... 15
BAB V MACAM-MACAM POLA LENGAN ................................................ 16
BAB VI MEMINDAHKAN LIPIT PANTAS .................................................. 20
BAB VII MACAM-MACAM GARIS LEHER ................................................ 23
BAB VIII MACAM-MACAM POLA ROK ................................................... 25
1. Rok Span / Suai Dua Kupnat ........................................................... 25
2. Rok Lipat Hadap .............................................................................. 27
3. Pola Rok Kerut ................................................................................ 27
4. Pola Rok Lipit Sungkup ................................................................... 28
5. Pola Rok Pias 6 ................................................................................ 28
6. Rok Pias 9 ........................................................................................ 29
7. Rok Setengah Lingkaran ................................................................. 29
8. Rok Lingkaran ................................................................................. 31

iv
9. Rok Model Asimetris ...................................................................... 32
10. Rok Kerut Bertingkat ...................................................................... 34
11. Pola Kulot ........................................................................................ 35
BAB IX MACAM-MACAM POLA KERAH ................................................. 38
BAB X POLA GAUN ............................................................................... 46
BAB XI POLA DASAR GAUN ANAK ......................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 53

v
BAB I
PENDAHULUAN

Konstruksi pola merupakan bagian terpenting ketika kita akan membuat


suatu busana. Membuat busana yang enak dipakai memerlukan cara dan teknik
membuatnya dengan tepat, hal-hal yang perlu kita kerjakan terlebih dahulu
adalah bagaimana kita harus mengambil ukuran yang tepat. Ketepatan dalam
mengambil ukuran berpengaruh penting pada hasil busana yang kita buat nanti.
Menurut sejarahnya pembuatan busana diawali dari sehelai kain
panjang yang dililitkan, kemudian berkembang sampai sekarang teknik membuat
busana dikerjakan dengan cara membuat pola dasar, merubah model sesuai
dengan model yang dikehendaki. Di bawah ini akan kita bahas mengenai bahan-
bahan yang dibutuhkan dalam membuat busana dan bagaimana cara membuat
pola konstruksi.
A. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pakaian antara lain :
1. Benang jahit
2. Benang jelujur
3. Ritsleting
4. Bermacam-macam kancing kemeja
5. Bermacam-macam kancing bungkus
6. Bermacam-macam kancing untuk bebe
7. Bermacam-macam kancing kait/hak
8. Bermacam-macam kancing tekan
9. Bermacam-macam kancing hias
10. Bermacam-macam renda hias
11. Bermacam-macam gesper
12. Bermacam-macam biku-biku
13. Bermacam-macam bis-ban
14. Bermacam-macam kain keras

1
15. Bermacam-macam perekat
16. Bermacam-macam anti slit
17. Bermacam-macam elastik
18. Bermacam-macam bis pipih dan bis kacang isi
19. Bermacam-macam benang hias/tali pengisi
20. Bermacam-macam busa, dll

B. Tanda-tanda yang dipelukan dalam pembuatan pola dan perubahan model


1. Pensil hitam = garis pola asli
2. Garis merah (pensil merah) = garis pola
menurut badan depan
3. Garis biru (pensil biru) = garis pola menurut
model badan belakang
4. Garis hijau (pensil hijau bolpen spidol) = garis
untuk pola-pola yang tidak jelas batas antara
pola dengan dan belakang misalnya pola
lengan, manser, atau ban pinggang.
5. Titik-titik = garis pertolongan, dengan warna
pensil menurut bagiannya (depan : merah,
belakang : biru)
6. Strip titik strip titik = garis lipatan, dengan
warna pensil menurut bagiannya (depan :
merah, belakang : biru)
7. Strip strip strip = garis rangkapan (belegstuk)
8. Garis pena hitam = garis tempat lipit atau
pola perlu digunting untuk dilebarkan /
dikerut
9. Tanda bagian yang harus dihapus, dengan
wana pensil menurut bagiannya (depan :

2
merah, belakang : biru)
10. Tanda bagian yang harus dilebarkan, dengan
warna pensil menurut bagiannya (depan :
merah, belakang : biru)

11. Lipit (Plooi)


12. Setengah lipit (halve plooi), dengan warna
pensil menurut bagiannya (depan : merah,
belakang : biru)
13. Bagian yang harus dilipit pada pola. Batas
memakai pena hitam (kupnat yang
dipindahkan)
14. TM Tengah Muka (bagian depan)
15. TB Tengah Belakang
16. pt Potong
17. Siku-siku

18. Tanda panah dua arah = tanda arah serat


benang kain
19. Garis tanda dikerut

20. Lipit hadap

21. Lipit sungkup

22. Garis yang sama

3
C. Daftar Ukuran Wanita Dewasa
Dalam Centimeter
NO Istilah Ukuran S M L

1. Lingkar Badan 80 86 86 90 92 98
2. Lingkar Pinggang 64 66 68 72 74 78
3. Lingkar Leher 33 34 35 36 37 37
4. Panjang Dada 30 31 32 33 33 34
5. Lebar Dada 30 31 32 33 34 35
6. Panjang Punggung 34 35 36 37 38 39
7. Lebar Punggung 32 33 34 36 35 36
8. Lebar Bahu 11 11 ½ 12 12 ½ 13 13 ½
9. Panjang Sisi 15 16 16 17 17 18
10. Panjang Lengan 20/50 21/52 22/54 23/55 23/56 24/57
11. Lingkar Kerung Lengan 40 42 43 44 46 48
12. Lingkar Lengan 30 32 33 34 34 35
13. Lingkar Pergelangan 16 17 18 19 20 21
14. Tinggi Puncak 12 12 ½ 12 ½ 13 13 13 ½
15. Jarak Payudara 17 17 ½ 17 ½ 18 18 ½ 19
16. Panjang Rok 50 55 60 65 65 70
17. Tinggi Pinggul 16 17 17 18 19 20
18. Lingkar Pinggul 84 88 90 96 93 108
Celana Panjang :
1. Lingkar Pinggang 64 66 68 72 74 78
2. Panjang Celana 86 90 92 96 98 102
3. Lingkar Pesak 60 63 65 69 70 75
4. ½ Lingkar Paha 25/28 26/29 28/31 29/32 30/33 31/34
5. ½ Lingkar Lutut 20/21 21/22 22/23 23/24 24/25 25/26

4
6. ½ Lingkar Kaki 16/17 17/18 18/19 19/20 20/21 21/22
Keterangan untuk : ½ Lingkar Paha, ½ Lingkar Lutut, ½ Lingkar Kaki terdiri
dari :
 Ukuran kecil untuk model polos tanpa lipit (angka di depan garis miring)
 Ukuran besar untuk model lipit dua (angka di belakang garis miring)

D. Cara Mengambil Ukuran Wanita Dewasa


1. Lingkar leher (LL) diukur sekeliling batas
leher bawah dengan, meletakkan jari
telunjuk ditekuk leher atau diukur
ditambah 1 cm.
2. Lingkat badan (LB) diukur sekeliling
badan atas yang terbesar, melalui puncak
dada, diukur pas ditambah 4 cm atau
dengan menyelakan 4 jari.
3. Lingkar pinggang (LPc) diukur
sekeliling pinggang pas.
4. Tinggi panggul (Tpa) diukur dari
bawah dan petar pinggang sampai
batas panggul.
5. Lingkat panggul (Lpa) diukur
sekeliling panggul atau bahan bawah
yang terbesar, diukur pas, kemudian
ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
6. Panjang punggung (PP) diukur dari
tulang leher belakang yang menonjol,
ke bawah sampai di bawah ban petar
pinggang.

5
7. Lebang punggung (LP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol
turun 9 cm lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
8. Panjang sisi (PS) diukur dengan menyelakan
penggaris di bawah ketiak, kemudian diukur dari
batas penggaris ke bawah sampai ban petar
pinggang 3 cm.

9. Panjang muka (PM) diukur dari lekung di tengah


muka ke bawah sampai di bawah ban petar
pinggang.

10. Lebar muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk


leher tengah muka, lalu diukur datar dari batas
lengan kiri sampai kanan.
11. Tinggi dada (TD) diukur dari bawah ban petar
pinggang tegak lurus ke atas sampai puncak buah
dada.
12. Lebar bahu (LB) diukur dari lekuk leher di
bahu atau bahu yang paling tinggi sampai titik
bahu yang terendah atau paling ujung.
13. Ukuran uji (UU) atau ukuran kontrol, diukur dari tengah muka di bawah
ban petar serong melalui puncak buah dada ke pencah lengan terus
serong ke belakang sampai tengah belakang pada ban petar.
14. Panjang rok muka, sisi dan belakang diukur dari bawah ban petar
sampai panjang yang dikehendaki.

6
15. Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan, pas
ditambah 2 cm untuk lubang lengan dan ditambah 4 cm untuk lubang
lengan yang akan dipasangkan lengan.
16. Panjang lengan pendek (PLPd) diukur dari puncak lengan ke bawah
sampai ± 3 cm diatas siku.
17. Panjang lengan panjang (PLP) diukur dari puncak lengan, ke bawah
sampai pergelangan.
18. Lingkar lengan panjang (LLP) lingkar pergelangan diukur melingkar
pergelangan pas ditambah 3 cm.

7
E. Cara Mengambil Ukuran Celana
Ukuran yang diperlukan :
1. Panjang Celana
Diukur dari ban pinggang sebelah kanan ke bawah sampai ± 3 cm di bawah
mata kaki atau sesuai keinginan. (Diukur dari titik A sampai B)
2. Lingkar Pinggang
Diukur pada bagian pinggang (diatas ban pinggang celana). Diambil keliling
pinggang hingga pada pertemuan meterannya. (Diukur dari titik C – D – C)
3. Lingkar Pinggul
Diukur pada bagian pinggung yang terbesar,
diambil angka pertemuan pada meterannya dalam
keadaan pas. (Diukur dari titik E – F – D).
4. Lingkar Pesak
Diukur dari ban pinggang bagian depan ke bawah
melalui selangkang melingkar ke atas sampai pada
akhir ban pinggang bagian belakang. (Diukur dari
titik G sampai H)
5. ½ Lingkar Paha
a. Diukur pada keliling pahanya, diambil ½
lingkaran pahanya ditambah ± 2 cm. (model
polos)
b. Diukur pada bagian paha yang terbesar dari
lipatan celananya bagian belakang sampai
bagian depan.
c. (Diukur dari titik I sampai J)
6. ½ Lingkar Lutut
Diukur pada sekeliling lutut, dari lipatan celana
bagian belakang sampai depan. Bagi hasilnya menjadi 2, lalu tambahkan 3
cm.

8
(Diukur dari titik K sampai L)
7. ½ Lingkar kaki
Diukur pada kakinya, dari lipatan celana
bagian belakang sampai bagian depan (besar
kecilnya hasil disesuaikan dengan permintaan
pemesan). (Diukur dari titik M sampai N)
8. Panjang Lutut
Diukur dari ban pinggang sebelah kanan ke
bawah sampai ke batas lututnya.
(Diukur dari titik A sampai O)

9
BAB II
POLA DASAR ROK
SKALA : ¼

Ukuran yang diperlukan :


Lingkar pinggang = 64 cm
Lingkar pinggung = 88 cm
Tinggi Pinggul = 20 cm
Panjang rok = 62 cm
Keterangan pola depan :
A – A’ = Turun 1 ½ cm
A’ – C = Tinggi pinggul 20 cm
A’ – D = Panjang rok 62 cm
A’ – L = ¼ Lingkar pinggang + 1 cm – kupnat
= (64 cm : 4) + 1 cm – 4 cm = 21 cm
C–G = ¼ Lingkar pinggang + 1 cm (88 cm : 4) + 1 = 23 cm
D–E = C – G = 23 cm
E–F = 3 cm
B–F = A’ – D = panjang rok 62 cm
A’ – H = 1/10 Lingkar pinggang + 1 cm = (64 : 10 cm) + 1 cm =
7,4 cm (dibulatkan menjadi 7,5 cm)
H–I = Lebar kupnat = 2 cm
H–M = Panjang kupnat = 9 cm
I–J = Jarak kupnat kedua = 6 cm
J–K = Lebar kupnat sisi = 2 cm
J–N = Panjang kupnat = 9 cm
Keterangan pola Belakang :
H–I = Turun 1 ½ cm
I–J = Tinggi pinggul = 2 cm

10
I–K = Panjang rok = 62 cm
I–T = ¼ lingkar pinggang – 1 cm + kupnat
= (64 : 4) – 1 cm + kupnat
J–N = ¼ lingkar pinggul – 1 cm = (88 cm : 4) – 1 cm = 21 cm
K–L = J – N = 21 cm
L–M = 3 cm
T–M = Panjang rok = 62 cm
I–O = 1/10 lingkar pinggang = 64 cm : 10 = 6,4
Dibulatkan menjadi 6,5
O–P = lebar kupnat = 2 cm
O–Q = panjang kupnat = 9 cm
P–R = Jarak kupnat II = 4 cm
R–S = Lebar kupnat sisi = 2 cm
R-U = Panjang kupnat sisi = 9 cm

11
BAB III
POLA DASAR WANITA
SKALA ¼

Ukuran Yang Diperlukan :


1. Lingkar badan = 84 cm
2. Lingkar pinggang = 64 cm
3. Lingkar leher = 36 cm
4. Lebar dada = 33 cm
5. Tinggi dada = 18 ½
6. Jarak payudara = 18 cm
7. Lebar bahu = 12 cm
8. Lebar punggung = 35 cm
9. Panjang punggung = 37 cm

12
Keterangan pola depan
A–F = 1/6 lingkar leher + ½ cm = (36 cm : 6) + ½ cm = 6 ½ cm
A–C = 1/6 lingkar leher + 2 cm = (36 cm : 6) + 2 cm = 8 cm
F–C = Kerung leher depan
A–B = Panjang punggung + 1 ½ cm = 37 + 1 ½ cm = 38 ½ cm
A–D = ½ panjang punggung 1 ½ cm = (37 cm : 2) + 11/2 cm = 20 cm
C–H = ½ C-D
F–G = Lebar bahu = 12 cm
G–J = Turun 3 ½ cm
F–J = Lebar bahu = 12 cm
H–I = ½ lebar dada = 33 cm : 2 = 16 ½
D–E = ¼ lingkar badan + 1 cm
(84 cm : 4) + 1 cm = 22 cm
J–I–E = Kerung lengan depan
B – B’ = Turun 3 cm
B’ – N = ¼ lingkar pinggang + 1 cm + kupnat
= (64 cm : 4) + 1 cm + 3 cm = 20 cm
P–C = Tinggi dada = 18 ½ cm
P–Q = ½ jarak payudara = 18 cm : 2 = 9 cm
B’ – S = P–Q
S–U = S – U’ = 3 cm : 2 = 1 ½ cm
E–T = Turun ± 9 cm
(E – T) + (N – V) = ½ panjang punggung = 37 : 2 = 18 ½ cm

Keterangan Pola Belakang :


A–X = Turun 2 cm
X–L = Panjang punggung = 37 cm
X–K = ½ X – L = 37 : 2 = 18 ½ cm
A–F = 1/10 lingkar leher + ½ cm = (36 cm : 6 ) + ½ cm = 6 ½ cm

13
F–X = Kerung leher belakang
F–G = Lebar bahu = 12 cm
G–J = Turun 4 cm
F–J = Lebar bahu = 12 cm
X–H = Turun 9 cm
H–I = ½ lebar punggung = 35 cm : 2 = 17 ½ cm
K–E = ¼ lingkat pinggang – 1 cm = (84 cm : 4) – 1 cm = 20 cm
J–I–E = Kerung leher belakang
L-N = ½ lingkar pinggang – 1 cm + kupnat
= (64 cm : 4) – 1 cm + 2 cm = 17 cm
Hubungkan titik E – N
L – l’ = 1/10 lingkar pinggang = 64 cm : 10 = 6,4 cm
L’ – N’ = Lebar kupnat = 2 cm
Titik O turun 3 sampai 4 cm dari garis K - E

14
BAB IV
POLA DASAR LENGAN
SKALA ¼

Ukuran yang diperlukan


1. Panjang lengan : 23 cm
2. Tinggi puncak : 13 cm
3. Lingkar kerung lengan : 40 cm
4. Lingkar bawah lengan : 28 cm
Keterangan pola lengan
Menggambar pola lengan dimulai dari titik A yang merupaka puncak lengan.
A–B = panjang lengan
A–C = ukuran tinggi puncak lengan,
A–D = A – E = ½ lingkar kerung lengan
A–D = bagi menjadi 4 bagian
A–E = dibagi 3 bagian
A1 – A4 = A2 – A3 = 2 CM
D2 = 1,5 cm
G – G1 = E1 – E2 = 1,5 cm (lingkar bawah lengan)

15
BAB V
MACAM-MACAM POLA LENGAN

1. Lengan gelembung
Ialah lengan yang berkerut pada bagian atas dan bawah. Setelah pola dasar
lengan dibuat, pecah pola seperti pada gambar.

2. Lengan gelembung atas


Ialah lengan yang berkerut pada sebagian kerung lengan atas dan bagian
lengannya. Setelah pola dasar lengan dibuat pecah pola seperti pada
gambar.

3. Lengan lipit
Ialah lengan yang mempunyai lipit pada kerung lengannya. Setelah pola
dasar lengan dibuat pecah pola seperti pada gambar.

16
4. Lengan puncak
Ialah lengan yang berkerut pada bagian atasnya saja. Setelah pola dasar
lengan dibuat pecah pola seperti pada gambar.

5. Lengan lonceng
Ialah lengan yang lebar pada bagian bawahnya dan pada bagian atasnya
polos (licin). Setelah pola dasar dibuat pecah pola seperti pada gambar.

6. Lengan setali
Ialah lengan yang menjadi satu dengan badannya. Setelah pola dasar badan
dibuat pecah pola seperti pada gambar.

17
7. Lengan raglan
Ialah lengan yang menjadi satu
dengan sebagian badan bagian
atas. Pola dipotong dari
sebagian kerung leher sampai
akhir kerung lengan. Setelah
pola dasar lengan dan badan
dibuat pecah pola seperti pada
gambar.
8. Lengan tulip / kuncup
mawar
Ialah lengan yang terdiri dari
dua bagian yaitu depan dan
belakang. Setiap bagian hanya
terbuat dari ± ¾ lengan
puncak. Setelah kedua bagian ditumpukkan, bentuknya akan menyerupai
bunga tulip (kuncup mawar). Setelah pola dasar lengan dibuat pecah pola
seperti pada gambar.
9. Lengan gladde
Ialah lengan yang pada bagian lingkar lengannya merupakan gladde atau
lipatan ke arah luar.

18
10. Lengan slit
Ialah lengan yang pada bagian lingkar lengannya merupakan kerut / lipit
yang sekaligus menjadi manset. Lengan slit juga terdiri dari 2 bagian masing-
masing sebesar ¾ puncak lengan. Setelah pola dasar lengan dibuat pecah
pola seperti pada gambar.

19
BAB VI
MEMINDAHKAN LIPIT PANTAS

Maksud dan tujuan kupnat (lipit pantas) adalah agar busana yang dibuat dapat
mengikuti bentuk tubuh si pemakai busana. Selain itu, kupnat juga digunakan
untuk merubah model hingga sesuai dengan yang diinginkan.
1. Memindahkan kupnat sisi pada pinggang
a. Gunting pola dari kupnat pinggang
sampai puncak payudara dan ujung
kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi, maka kupnat di
pinggang seperti yang dimaksud akan
terbentuk secara otomatis.
2. Memindahkan kupnat sisi pada lebar bahu
Cara memindahkannya :
a. Hubungkan titik M dengan N perpanjang
hingga memotong garis lebar bahu
melalui titik D
b. Gunting pola dari titik E sampai X
c. Tutuplah kupnat sisi, maka kupnat bahu
E – E’ dapat terbentuk secara otomatis
menurut besar kecilnya payudara.
3. Memindahkan kupnat sisi pada kerung
lengan
Cara memindahkannya :
a. Gunting pola dari ± 2 dari kerung lengan ke arah puncak payudara dan
ujung kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi, maka kupnat pada kerunglengan akan terbentuk
secara otomatis

20
4. Memindahkan kupnat sisi ke leher
depan
Cara memindahkannya :
a. Pada ± ½ dari kerungleher,
gunting pola kea rah puncak
payudara dan ujung kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi dan kupnat
yang dimaksud akan terbentuk
secara otomatis.

5. Membuat garis empire


Cara memindahkannya :
a. Ukurlah dari garis tengah depan
M – Y = naik 10 cm dan dari garis
melengkung ke bawah dari titik Y
sampai V
b. Garis empire dapat berubah-ubah
sesuai model yang diinginkan.
Untuk merubah biasanya kupnat
sisi ditutup seperti gambar di
samping.
6. Membuat garis princess
Cara memindahkannya :
a. Dari kerung lengan depan buatlah
garis melengkung melalui puncak
payudara ke bawah sampai
kupnat pinggang
b. Gunting garis tersebut dan tutuplah kupnat sisi serta kupnat bagian
pinggang dan terbentuklah garis princess yang dimaksud.

21
7. Membuat garis princess dari bahu
ke pinggang
Cara memindahkannya :
a. Buatlah garis dari kupnat bahu
melalui puncak payudara ke
bawah sampai kupnat pinggang.
b. Tutuplah kupnat bagian pinggang
serta guntinglah garis princess
bahu sampai pinggang. Secara
otomatis akan terbentuk garis
princess yang dimaksudkan.
8. Membuat garis opnaissel dari bahu
sampai ke pinggang
Cara memindahkannya :
a. Tutuplah kupnat sisi dan ukurlah
O – a = ± 2 cm
b. M – d = ± 4 cm. a – b = b – c = d –
e = e – f = jarak opnaissel = ± 2
cm
c. Hubungkan titik a – d, b – e, c – f
d. Tutuplah kupnat bahu,
guntinglah dari masing-masing
garis dan renggangkan sebesar = ± 1 cm.
9. Memindahkan kupnat sisi pada bagian tengah muka
Cara memindahkannya :
a. Dari tengah depan ± 1/3 dari 3 panjang dada, gunting pola kea rah puncak
payudara dan ujung kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi, dan kupnat yang dimaksud akan terbentuk secara
otomatis.

22
BAB VII
MACAM-MACAM GARIS LEHER

1. Bentuk garis leher bulat 2. Bentuk garis leher “U”

3. Bentuk garis leher perahu 4. Bentuk garis leher sabrina

5. Bentuk garis leher decollet 6. Bentuk garis leher “V”

23
7. Bentuk garis leher segiempat 8. Bentuk garis leher hati

9. Bentuk garis leher segiempat 10. Bentuk garis leher hati

11.Bentuk garis leher segiempat 12. Bentuk garis leher hati

24
BAB VIII
MACAM-MACAM POLA ROK

1. ROK SPAN / SUAI DUA KUPNAT


Ukuran yang diperlukan :
a. Lingkar pinggang = 64 cm
b. Lingkar pinggul = 92 cm
c. Tinggi pinggul = 18 cm
d. Panjang rok = 55 cm

Keterangan model :
 Ban pinggang terusan pelapis
 Dua kupnat di depan
 Dua kupnat di belakang
 Belahan belakang
 Menggunakan ritsleting jepang

Ban depan
Buatlah polar ok span depan dan
belakang, perubahannya : Ban belakang

Pola depan :
B–E = ¼ lingkar pinggang + kedua kupnat (4 cm atau 4 ½ cm)
B – b’ = E – E’ = naik 4 cm
Bentuk kupnat tegak lurus.

25
Pola belakang :
B–E = ¼ lingkar
pinggang + kedua kupnat (4
cm atau 4 ½ cm)
B – b’ = E – E’ = naik 4
cm
Bentuk kupnat tegak lurus.
Panjang belahan belakang
sesuai selera.

Rancangan Bahan :
Lebar kain = 150 cm, panjang = 75 cm

26
2. ROK LIPIT HADAP
1. Pola lipit hadap depan yang 2. Pola lipit hadap belakang yang
dikembangkan pada bagian dikembangkan untuk retsleting ± 2
tengah muka ± 10 cm. cm

3. POLA ROK KERUT


Dengan teknik penambahan pada pola dasar rok bagian depan dan belakang,
yaitu rok kerut :
1. Gambar pecah pola rok kerut 2. Gambar pecah pola rok kerut
depan belakang

27
4. POLA ROK LIPIT SUNGKUP
Dengan teknik menggunting pada tengah pola bagian depan yang dibagi 2
dan diberi penambahan dapat dilihat pada pola rok lipit sungkup :

1. Pecah pola rok lipit sungkup depan 2. Pecah pola rok lipit sungkup belakang

5. POLA ROK PIAS 6


Dengan teknik menggunting pada bagian pola depan dan belakang dibagi 3
bagian dan diberi penambahan, dapat dilihat pada pola rok pias :
1. Pecah pola rok pias depan 2. Pecah pola rok pias belakang

28
6. ROK PIAS 9

1. Pecah pola rok pias depan 2. Pecah pola rok pias belakang

7. ROK ½ LINGKARAN
Dengan teknik menggunting pada bagian pola depan dan belakang dibagi 3
bagian dan diberi penambahan, dapat dilihat pada pola rok ½ lingkar :

Pecah pola rok ½ lingkar bagian Pecah pola rok ½ lingkar bagian
depan belakang

29
Pengembangan dari pecah pola rok ½ lingkar :
Pecah pola rok ½ lingkar bagian Pecah pola rok ½ lingkar bagian
depan belakang

ROK ½ LINGKARAN
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang = 66 cm
2. Panjang rok = 60 cm
Pola rok bagian depan dan belakang
:
Perhatikan jari-jari lingkar pada
gambar pola

A–B = 1/3 lingkar pinggang dikurangi 1 cm


= (66 cm : 3) – 1 = 21 cm
A–E = A - G = A – B = 21 cm
B–D = Panjang rok = 60 cm
G-H = E – F = B – D = 60 cm

30
Hubungkan titik B – G – E
dan D – H – F
Dengan menggunakan
jangka
Rancangan Bahan :
Lebar kain = 115 cm,
panjang = 175 cm

8. ROK LINGKARAN
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang
2. Panjang rok
Contoh ukuran :
1. Lingkar pinggang = 60 cm
2. Panjang rok = 40 cm

Pola depan dan belakang :


Perhatikan jari-jari lingkaran pada gambar pola :
A–B = A–D 1/6 lingkar pinggang – ½ cm
= (66 cm : 3) – 1 = 21 cm
A–E = A–G A - F = A – B = 9 ½ cm
B–D = D–E Panjang rok = 40 cm
G-H = G-J F – K = B – C = 40 cm

Hubungkan titik B – F – G - H dan C – K – J – I - E


Dengan menggunakan jangka. Belahan untuk tempat ritsleting
disesuaikan dengan keinginan (dibelakang, sisi, depan)

31
Rancangan Bahan :
Lebar kain = 150 cm, panjang = 175 cm

9. ROK MODEL ASIMETRIS


Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang
2. Lingkar pinggul
3. Tinggi pinggul
4. Panjang rok
Contoh ukuran :
1. Lingkar pinggang = 64 cm
2. Lingkar pinggul = 96 cm
3. Tinggi pinggul = 19 cm
4. Panjang rok = 60 cm
Pola Depan :
Buatalah pola dasar rok depan seluruhnya kanan dan kiri :
Perubahannya :
E–X = turun 8 cm
E–R = turun 20 cm
X–U = U – I = I – S = 6 cm
Hubungkan titik X – U – I – S – R sesuai dengan model.

32
Z–S =D–O
O–J = 7 cm
J–N = 7 cm
Hubungkan titik S – o – I – J – U – N
Guntinglah pola pas pinggul R – S – I – U – N
Tutuplah kedua kupnat depan
Pola Belakang :
Buatlah pola dasar rok belakang :
Perubahannya :
B–Z = E – X = turun 8 cm
Hubungkan titik X – K – Z
Tutuplah kupnat belakang
H–O =O–J=J–D

Rancangan Bahan
Lebar kain 115 cm dan panjang 150 cm

33
10. ROK KERUT BERTINGKAT
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang = 64 cm
2. Lingkar pinggul = 92 cm
3. Tinggi pinggul = 19 cm
4. Panjang rok = 60 cm
Pola Depan dan belakang :
Perhatikan perbandingan garis hias serta model
Yang terdapat pada gambar.
I. A – B = C – D = 2 x ¼ lingkar pinggang
= (2 x 64 : 4) = 32 cm
A – C = B – D = 1/3 panjang rok – 5
(60 : 3) – 5 = 15 cm
II. C – E = F – G = 2 x ( A – B) = 2 x 32 = 64 cm
C–F = E – G = 1/3 panjang rok = 1/3 x 60 = 20 cm
III. F – H = J – I = 2 x ( C – E) = 2 x 64 = 128 cm
F–J = H – I = 1/3 panjang rok + 5 cm
= (60 : 3) + 5 = 25 cm
Rancangan Bahan
Lebar kain 115 cm dan panjang 150 cm

34
11. POLA KULOT
A. POLA DASAR KULOT
Kulot (cullote) merupakan salah satu penutup tubuh dibagian bawah yang
berbentuk perpaduan antara rok dan celana.
Karena itu kulot sering disebut sebagai rok celana.
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang = 46 cm
2. Lingkar pinggul = 19 cm
3. Tinggi pinggul = 88 cm
4. Panjang kulot = 57 cm
5. Tinggi duduk = 24 cm
POLA DASAR KULOT
Pola dasar kulot dibuat dari :
 Pola rok bagian depan
 Pola rok bagian belakang
Pola Depan :
A–B = Turun 1 ½ cm
B–C = Tinggi pinggul = 19 cm
B–D = Tinggi duduk = 23 cm
D–E = Turun 3 sampai 5 cm
B–F = Panjang kulot = 57 cm
B–J = ¼ lingkar pinggang + 3 =
(64 : 4) + 3 = 23 cm
C–L = ¼ lingkar pinggul + 1 =
(88 : 4) + 1 = 23 cm
F–M = C – L = 23 cm
M–N = 3 cm
J–N = B – F = 57 cm
E–O = ¼ (C – L) + 1 = (23 : 4) +

35
1 = 7 cm
D-P = 1 cm
Hubungkan titik B – P – O, B – J – L – N
dan R – F – N
Q = E – O = 7 cm
Q-R = 1 ½ cm
Titik R naik 12 cm
B–H = 7 ½ cm
H–I = 3 cm
H-K = Panjang kupnat = 11 cm

Pola Belakang :
A–B = Turun 1 ½ cm
B–C = Tinggi pinggul = 19 cm
B–D = Tinggi duduk = 23 cm
D–E = Turun 3 sampai 5 cm
B–F = Panjang kulot = 57 cm
B–J = ¼ lingkar pinggang - 3 = (64 : 4) - 3 = 21 cm
C–L = ¼ lingkar pinggul - 1 = (88 : 4) - 1 = 21 cm
F–M = C – L = 23 cm
M–N = 3 cm
D – P’ = 2 cm
J–N = B – F = 57 cm
E–O = E o (pola depan) = O – O’ = 4 cm
F -Q = E – O = 7 cm
Q – Q’ = 4 cm
Q’ – R = 1 ½ cm
Titik R naik 1 ½ cm
Hubungkan titik B – P’ – O’, B – J – L – N dan R – F – N

36
B–H = 1/10 lingkar pinggang = 6 ½ cm
H–I = Lebar kupnat = 3 cm
H-K = Panjang kupnat = 11 cm

37
BAB IX
MACAM-MACA POLA KERAH

1. Kerah sport
Ialah kerah rebah, tetapi juga dapat berdiri tanpa penegak
Pola kerah sport :
A–B = C –D = 6 cm
A–C = B – D = pola kerung leher belakang + depan = 18 cm
D–E = Naik 1 ½ cm
D–F = 1/6 lingkar leher = 36 : 6 = 6 cm
C–G = ± 1 ½ cm
E-G = Lebar kerah = 6 cm

2. Kerah Shiller
Ialah kerah rebah dan dapat berdiri tanpa penegak, apabila ditutup menjadi
kerah tegak
Pola kerah shiller :
A–B = C –D = 6 cm
A–C = B – D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
D–E = Naik 1 cm
D–F = 1/6 lingkar leher = 6 cm
C–G = ± 1 ½ cm
E-G = Lebar kerah = 6 cm
B-H = Naik ¾ sampai 1 cm

38
3. Kerah kemeja boord terusan
Ialah kerah dengan boord atau peneganya terbuat dari satu pola.
Pola kerah kemeja boord terusan :
A–B = C –D = 3 cm
A–C = B – D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
D–E = turun 1 cm
B-K = ½ B – D = 18 : 2 = 9 cm
C–G = ± 5 cm = lebar kerah
B-J = 2 ½ cm
E-F = 2 ½ cm
F–H = 2 1/4 cm
E-I = 1 ¼ cm
H-L = 1/6 leher = 6 cm

4. Kerah Kemeja
Ialah kerah berdiri yang terdiri dari dua bagian yaitu :
Kerah dan kaki kerah. Kerah semacam ini dikenal dengan sebutan boord
kraah
Pola kerah kemeja:
A–B = C –D = 3 ½ cm
A–C = B – D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
B–G = ½ B – D = 18 : 2 = 9 cm
C–H = 1/3 C – A = 6 cm
D–E = turun 1 cm
C–F = 1 ½ cm
E-F = Lebar kerah = 5 ½ cm

Pola kaki kerah:


A–B = 3 cm

39
A–C = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
A-E = ½ A – C = 18 : 2 = 9 cm
C–D = naik 1 cm
D–I = 1 ½ cm
D–F = 2 ½ cm
F–G = 2 1/4 cm
G-H = 6 cm

5. Kerah Shanghay
Ialah kerah polos yang berdiri diseputar leher. Kerah semacam ini juga
dikenal dengan nama kerah cina.
Pola kerah shanghay :
A–B = 3 cm
B– C = Lbar kerah 3 cm
B-D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
B-E = ½ B – D = 9 cm
C–G = Kerung leher (K – G – D)
D-G = B – C = lebar kerah = 3 cm

6. Kerah Setali
Ialah kerah yang menjadi satu dengan garis leher
Pola kerah kemeja boord terusan :
D-E = S – R = 2 cm
E–Q = ± 8 cm
U–G = 1 cm
G-I = 1 ½ cm
Hubungkan titik I – Q. Adalah garis bukaan
I–K = 4 cm

40
C–F = Lebar kerah ± 6 cm
V–G–L = Sudut siku-siku
G–L = G – K – kerung leher belakang
L–N = 1 ½ cm
N–O = 3 cm
L – G- D - E = E–D–X-O
X–O–P = Sudut siku-siku
O-P = Lebar kerah 5 ½ cm
Hubungkan P – O – E - Q

41
7. Kerah tegak
Adalah kerah yang dapat berdiri tegak mengikuti bentuk leher :

8. Kerah setengah tegak


Ialah kerah yang setengah berdiri pada kerung leher

42
9. Kerah rebah
Ialah kerah yang terletak datar / pipih pada leher sejajar dengan garis
bahu.

10. Kerah dasi


Ialah kerah dengan model yang disimpulkan sebagai dasi

43
11. Kerah rever
Ialah kerah yang berbentuk kelepak, seringkali kerah seperti ini juga
berfungsi sebagai bukaan depan
Pola kerah rever / kelepak :
G–U = 1 cm
D–E = S – R = 2 cm
E-Q = Turun ± 8 cm

Hubungkan titik U – Q, garis bukaan


C-F = Lebar bukaan = 7 cm
Hubungkan titik I – F – Q sesuai
dengan model

12. Kerah kelasi


Ialah kerah berbentuk lebar dan berbentuk siku-siku. Seperti seragam kelasi.
Pola kerah kelasi :
Pola badan depan dan belakang dipadukan pada kerung lehernya sedangkan
pada bahu ditumpuk 2 cm. Sesuai pada gambar.

D–I = Turun ± 8 cm
I–E = S – R = cm
E–R = ± 19 cm
V–K = ± 2 cm
E–R-N = Sudut siku-siku

Titik N lebih besar 1 cm dari kerung leher belakang


Hubungkan titik E – G – I dan E – R – N – K – L

44
13. Kerah shircle
Ialah kerah yang berbentuk lingkaran
Pola kerah shircle :
A–B = Lebar kerah = 8 cm
A–C = ½ A – B = 4 cm
A–C–D = Sudut siku-siku
C-O = ½ C – B = 2 cm

Buatlah lingkaran C – O – B – D – A – F – B – E – B – G

45
BAB X
POLA GAUN
Skala : ¼

Ukuran yang diperlukan


1. Lingkar badan = 88 cm + 4 cm = 92 cm
2. Lingkar leher = 36 cm
3. Lingkar pinggang = 66 + 2 cm
4. Lebar bahu = 12 cm
5. Panjang dada = 32 cm
6. Lebar dada = 33 cm
7. Panjang punggung = 38 cm
8. Lebar punggung = 34 cm
9. Panjang sisi = 17 cm
10. Tinggi puncak = 13 cm
11. Jarak dada = 18 cm
12. Lingkar kerung lengan = 44 cm
13. Panjang lengan = 23 cm / 55 cm
14. Lingkar lengan = 34 cm
15. Lingkar pergelangan = 22 cm
16. Panjang rok = 60 cm
17. Tinggi pinggul = 19 cm
18. Lingkar pinggul = 94 + 4 cm

Keterangan Pola Dasar Badan Depan


Buatlah sudut siku-siku K – F – M :
F–G = 1/6 lingkar leher + ½ cm : (36 : 2) + ½ = 6 ½ cm
F–D = 1/6 lingkar leher + 2 cm : (36 : 2) + 2 = 8 cm
Hubungkan titik G – D menjadi kerung leher depan

46
G–K = Lebar bahu 12 cm
K–H = 3 ½ cm
G–H = G – K = 12 cm
D–E = Panjang dada = 32 cm
E–A = Panjang sisi 17 cm
B–C = ½ lebar dada = 33 : 2 = 16 ½ cm
A–T = ¼ lingkar badan + 1 cm = 24 cm
Hubungkan titik H – C - T menjadi kerung lengan depan
E–Z = ¼ lingkar pinggang + 1 cm + kupnat
= (64 : 4) + 1 + 3 = 21 cm
E–L = Tinggi puncak = 13 cm
L–H = ½ jarak payudara = 18 : 2 = 9 cm
E–O = 1/10 lingkar pinggang + 1 cm
= (68 : 10) + 1 = 7,8 (dibulatkan menjadi 8 cm)
O-P = Lebar kupnat = 3 cm
Hubungkan titik T – Z
C–Q = 4 cm
Q–R = Lebar kupnat = 1 ½ cm
E–S = Turun 1 ½ cm
S–I = Tinggi pinggul = 19 cm
S–M = Z – X = panjang rok = 60 cm
S–Z = ¼ lingkar pinggang + 1 + 3 = 21 cm
= (68 : 4) + 1+ 3 = 21 cm
I–J = ¼ lingkar pinggul + 1 cm
= (98 : 4) + 1 = 25 ½ cm
M–G = I – J = 25 ½ cm
G-X = 3 cm
Titik X naik 1 ½ cm
S–U = E – O = 8 cm

47
U–V = Lebar kupnat = 3 cm
U-W = Panjang kupnat 12 cm
Hubungkan titik Z – J – X dan M - N

Keterangan Pola Dasar Badan Belakang


Buatlah sudut siku-siku L – X – R :
X-N = 1/6 lingkar leher + ½ cm : (36 : 2) + ½
= 6 ½ cm
X–K = Turun 2 cm
Hubungkan titik N - K menjadi kerung leher
belakang
N–L = Lebar bahu 12 cm
L–Q = Turun 3 ½ cm
N–Q = N - L= 12 cm
K–M = Panjang punggung = 37 cm
M–B = Panjang sisi 17 cm
K-C = ½ K – B = 10 cm
C–D = ½ lebar punggung = (34 : 2) = 17 cm
B–T = ¼ lingkar badan – 1 = (92 : 4) – 1 = 22
cm
M-Y = ¼ lingkar pinggang – 1 + kupnat
= (68 : 4) – 1 + 3 = 19 cm
Hubungkan titik Q – D – T dan T - Y
M–E = 1/10 lingkar pinggang = 68 : 10 = 6,8
Dibulatkan menjadi 8
E–F = Lebar kupnat = 3 cm
H–G = Turun 2 sampai 4 cm
M–I = Turun 1 ½ cm

48
I–P = Tinggi pinggul = 19 cm
I-R = Panjang rok = 60 cm
I–Y = M – Y = 19 cm
P–U = ¼ lingkar pinggul – 1 = (98 : 4) – 1 =
23 ½ cm
R–S = P – U = 23 ½ cm
S–Z = 3 cm
Y–Z = I – R = panjang rok = 60 cm
I-J = M – E = 7 cm
J–K = Lebar kupnat = 3 cm
J-O = Panjang kupnat = 12 cm
Hubungkan titik Y – U – Z dan R - Z

Keterangan pola Dasar Lengan


Ukuran yang diperlukan :
1. Panjang lengan
2. Lingkar kerung lengan
3. Lingkar lengan
4. Lingkar pergelangan
Contoh ukuran :
1. Panjang lengan = 55 cm
2. Lingkar kerung lengan = 44 cm
3. Lingkar lengan = 30 cm
4. Lingkar pergelangan = 22 cm
Buatlah sudut siku-siku A – B – G
A–C = ¼ lingkar kerung lengan + 2 cm
= (44 : 4) + 2 cm = 13 cm
A–B = Panjang lengan = 55 cm
C–D = ½ (C – B) – 3 = 18 cm

49
A–C–E = Adalah sudut siku-siku
A–E = ½ lingkar kerung lengan = 44 : 2 = 22 cm
D–F = ½ lingkar lengan = 30 : 2 = 15 cm
(untuk membuat lengan pendek cukup dengan batas ini)
B–G = ½ lingkar pergelangan = 22 : 2 = 11 cm
Hubungkan titik E – F – G
Kerung lengan depan : A – E dibagi 4 bagian yang sama
A–X=X–H=H–I=I=E
Titik X naik 1 ½ cm dan titik I turun 1 ½ cm
Hubungkan titik A – X H – I – E menjadi kerung lengan depan
Kerung lengan belakang : A – E dibagi 3 bagian yang sama
A–N = N–K=K–E
K-L = ½K–E
Titik N naik 2 cm dan titik I turun ½ cm
Hubungkan titik A – N K – L – E menjadi kerung lengan belakang

50
BAB XI
POLA DASAR GAUN ANAK

Ukuran yang diperlukan :


1. Lingkar
2 badan = 56 cm
2. Lingkar pinggang = 54 cm
3. Lingkar punggung = 22 cm
4. Lebar punggung = 23 cm
5. Lebar bahu = 8 cm
6. Lebar dada = 22 cm
7. Panjang gaun = 42 cm

Keterangan pola
A–B = C – D = ¼ lingkar badan = 56 : 4 = 14 cm
A–C = B – D = panjang gaun – 1 cm = 43 cm
A–E = Turun 1 cm
A–F = ¼ (A-B) = 1 ½ cm = (14 : 4) – 1 ½ cm = 5
cm
A–G = A – F + 1 cm = 5 cm + 1 cm = 6 cm
B–H = Turun 2 ½ cm
Hubungkan F - H
F – F’ = lebar bahu = 8 cm
A–J = ½ panjang punggung + 1 ½ = 12 ½ cm
G–I = Turun 3 cm
L–P = ½ lebar punggung = 23 : 2 = 11 ½ cm
L–K = ½ lebar dada = 22 : 2 = 11 cm
E–M = Panjang punggung = 22 cm
M–R = (A – B) – 1 cm = 14 – 1 = 13 cm
M–O = Turun 1 ½ cm

51
D–N = Ke kanan 4 cm
N – N’ = Naik 1 ½ cm

POLA DASAR LENGAN ANAK


Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar kerung lengan = 24 cm
2. Panjang lengan = 10 cm
3. Lingkar lengan bawah = 17 cm

Keterangan Pola Dasar Lengan


A–C = Lingkar kerung lengan – 5 = 24 – 5 = 19 cm
A–B = B – C = 19 cm : 2 = 9 ½ cm
B–D = ½ (A – B) + 1 sampai 2 cm = (9 ½ : 2) + 2 = 6 ¾ cm
D–E = Panjang lengan = 10 cm
E–F = E – G = ½ lingkar lengan = 17 : 2 = 8 ½ cm
A–D = Dibagi 4 bagian yang sama, titik L naik 1 cm dan titik K turun 1 cm
D – L – I – K – A = adalah kerung lengan depan
D–C = Dibagi 3 bagian yang sama, titik H naik 1 ½ cm
O–Q = ½O-C
Titik Q turun ¼ cm
D – H – O – Q – C adalah kerung lengan belakang
Hubungkan titik A – F dan C - G

52
DAFTAR PUSTAKA

Zulfaturochmah. 1996. Konstruksi Pola Busana: IKIP YOGYAKARTA

2000. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kursus dan Ujian Nasional Menjahit Pakaian
Wanita dan Anak: Direktorat Pendidikan Luar Sekolah

Pratiwi Djati. 2001. Pola Dasar dan Pecah Pola Busana: Kanisius

Ernawati. 2008. Tata Busana Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan

Soekarni. 2009. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Gramedia

53

Anda mungkin juga menyukai