MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR. Car PDF
MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR. Car PDF
Oleh
Zulfaturochmah, S. Pd
Pamong Belajar
SKB Kab. Pekalongan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan Buku Bahan Ajar sebagai pegangan tutor
dan penyelenggara program Kursus dan Pelatihan, dan program pendidikan
Vokasional lainnya.
Salah satu pertimbangan disusunnya Buku Bahan Ajar ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan kurangnya buku-buku bahan ajar atau buku
pedoman dalam penyelenggaraan program Kursus dan Pelatihan. Disamping itu
buku ini bisa dijadikan referensi juga oleh para tutor dan penyelenggara dan
pemerhati program pendidikan kursus, pelatihan dan vokasional lainnya.
Buku Bahan ajar ini disusun secara sederhana, karena hanya berisikan hal-hal
yang praktis dan mudah dimengerti, sehingga dapat dengan mudah untuk
dipelajari, dipahami, dan dipraktekan oleh para pembaca.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan bahan ajar ini. Penyusun menyadari sepenuhnya
apa yang telah dilaksanakan masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dalam rangka penyempurnaan buku bahan ajar
ini.
PENYUSUN
iii
DAFTAR ISI
iv
9. Rok Model Asimetris ...................................................................... 32
10. Rok Kerut Bertingkat ...................................................................... 34
11. Pola Kulot ........................................................................................ 35
BAB IX MACAM-MACAM POLA KERAH ................................................. 38
BAB X POLA GAUN ............................................................................... 46
BAB XI POLA DASAR GAUN ANAK ......................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 53
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
15. Bermacam-macam perekat
16. Bermacam-macam anti slit
17. Bermacam-macam elastik
18. Bermacam-macam bis pipih dan bis kacang isi
19. Bermacam-macam benang hias/tali pengisi
20. Bermacam-macam busa, dll
2
merah, belakang : biru)
10. Tanda bagian yang harus dilebarkan, dengan
warna pensil menurut bagiannya (depan :
merah, belakang : biru)
3
C. Daftar Ukuran Wanita Dewasa
Dalam Centimeter
NO Istilah Ukuran S M L
1. Lingkar Badan 80 86 86 90 92 98
2. Lingkar Pinggang 64 66 68 72 74 78
3. Lingkar Leher 33 34 35 36 37 37
4. Panjang Dada 30 31 32 33 33 34
5. Lebar Dada 30 31 32 33 34 35
6. Panjang Punggung 34 35 36 37 38 39
7. Lebar Punggung 32 33 34 36 35 36
8. Lebar Bahu 11 11 ½ 12 12 ½ 13 13 ½
9. Panjang Sisi 15 16 16 17 17 18
10. Panjang Lengan 20/50 21/52 22/54 23/55 23/56 24/57
11. Lingkar Kerung Lengan 40 42 43 44 46 48
12. Lingkar Lengan 30 32 33 34 34 35
13. Lingkar Pergelangan 16 17 18 19 20 21
14. Tinggi Puncak 12 12 ½ 12 ½ 13 13 13 ½
15. Jarak Payudara 17 17 ½ 17 ½ 18 18 ½ 19
16. Panjang Rok 50 55 60 65 65 70
17. Tinggi Pinggul 16 17 17 18 19 20
18. Lingkar Pinggul 84 88 90 96 93 108
Celana Panjang :
1. Lingkar Pinggang 64 66 68 72 74 78
2. Panjang Celana 86 90 92 96 98 102
3. Lingkar Pesak 60 63 65 69 70 75
4. ½ Lingkar Paha 25/28 26/29 28/31 29/32 30/33 31/34
5. ½ Lingkar Lutut 20/21 21/22 22/23 23/24 24/25 25/26
4
6. ½ Lingkar Kaki 16/17 17/18 18/19 19/20 20/21 21/22
Keterangan untuk : ½ Lingkar Paha, ½ Lingkar Lutut, ½ Lingkar Kaki terdiri
dari :
Ukuran kecil untuk model polos tanpa lipit (angka di depan garis miring)
Ukuran besar untuk model lipit dua (angka di belakang garis miring)
5
7. Lebang punggung (LP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol
turun 9 cm lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
8. Panjang sisi (PS) diukur dengan menyelakan
penggaris di bawah ketiak, kemudian diukur dari
batas penggaris ke bawah sampai ban petar
pinggang 3 cm.
6
15. Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan, pas
ditambah 2 cm untuk lubang lengan dan ditambah 4 cm untuk lubang
lengan yang akan dipasangkan lengan.
16. Panjang lengan pendek (PLPd) diukur dari puncak lengan ke bawah
sampai ± 3 cm diatas siku.
17. Panjang lengan panjang (PLP) diukur dari puncak lengan, ke bawah
sampai pergelangan.
18. Lingkar lengan panjang (LLP) lingkar pergelangan diukur melingkar
pergelangan pas ditambah 3 cm.
7
E. Cara Mengambil Ukuran Celana
Ukuran yang diperlukan :
1. Panjang Celana
Diukur dari ban pinggang sebelah kanan ke bawah sampai ± 3 cm di bawah
mata kaki atau sesuai keinginan. (Diukur dari titik A sampai B)
2. Lingkar Pinggang
Diukur pada bagian pinggang (diatas ban pinggang celana). Diambil keliling
pinggang hingga pada pertemuan meterannya. (Diukur dari titik C – D – C)
3. Lingkar Pinggul
Diukur pada bagian pinggung yang terbesar,
diambil angka pertemuan pada meterannya dalam
keadaan pas. (Diukur dari titik E – F – D).
4. Lingkar Pesak
Diukur dari ban pinggang bagian depan ke bawah
melalui selangkang melingkar ke atas sampai pada
akhir ban pinggang bagian belakang. (Diukur dari
titik G sampai H)
5. ½ Lingkar Paha
a. Diukur pada keliling pahanya, diambil ½
lingkaran pahanya ditambah ± 2 cm. (model
polos)
b. Diukur pada bagian paha yang terbesar dari
lipatan celananya bagian belakang sampai
bagian depan.
c. (Diukur dari titik I sampai J)
6. ½ Lingkar Lutut
Diukur pada sekeliling lutut, dari lipatan celana
bagian belakang sampai depan. Bagi hasilnya menjadi 2, lalu tambahkan 3
cm.
8
(Diukur dari titik K sampai L)
7. ½ Lingkar kaki
Diukur pada kakinya, dari lipatan celana
bagian belakang sampai bagian depan (besar
kecilnya hasil disesuaikan dengan permintaan
pemesan). (Diukur dari titik M sampai N)
8. Panjang Lutut
Diukur dari ban pinggang sebelah kanan ke
bawah sampai ke batas lututnya.
(Diukur dari titik A sampai O)
9
BAB II
POLA DASAR ROK
SKALA : ¼
10
I–K = Panjang rok = 62 cm
I–T = ¼ lingkar pinggang – 1 cm + kupnat
= (64 : 4) – 1 cm + kupnat
J–N = ¼ lingkar pinggul – 1 cm = (88 cm : 4) – 1 cm = 21 cm
K–L = J – N = 21 cm
L–M = 3 cm
T–M = Panjang rok = 62 cm
I–O = 1/10 lingkar pinggang = 64 cm : 10 = 6,4
Dibulatkan menjadi 6,5
O–P = lebar kupnat = 2 cm
O–Q = panjang kupnat = 9 cm
P–R = Jarak kupnat II = 4 cm
R–S = Lebar kupnat sisi = 2 cm
R-U = Panjang kupnat sisi = 9 cm
11
BAB III
POLA DASAR WANITA
SKALA ¼
12
Keterangan pola depan
A–F = 1/6 lingkar leher + ½ cm = (36 cm : 6) + ½ cm = 6 ½ cm
A–C = 1/6 lingkar leher + 2 cm = (36 cm : 6) + 2 cm = 8 cm
F–C = Kerung leher depan
A–B = Panjang punggung + 1 ½ cm = 37 + 1 ½ cm = 38 ½ cm
A–D = ½ panjang punggung 1 ½ cm = (37 cm : 2) + 11/2 cm = 20 cm
C–H = ½ C-D
F–G = Lebar bahu = 12 cm
G–J = Turun 3 ½ cm
F–J = Lebar bahu = 12 cm
H–I = ½ lebar dada = 33 cm : 2 = 16 ½
D–E = ¼ lingkar badan + 1 cm
(84 cm : 4) + 1 cm = 22 cm
J–I–E = Kerung lengan depan
B – B’ = Turun 3 cm
B’ – N = ¼ lingkar pinggang + 1 cm + kupnat
= (64 cm : 4) + 1 cm + 3 cm = 20 cm
P–C = Tinggi dada = 18 ½ cm
P–Q = ½ jarak payudara = 18 cm : 2 = 9 cm
B’ – S = P–Q
S–U = S – U’ = 3 cm : 2 = 1 ½ cm
E–T = Turun ± 9 cm
(E – T) + (N – V) = ½ panjang punggung = 37 : 2 = 18 ½ cm
13
F–X = Kerung leher belakang
F–G = Lebar bahu = 12 cm
G–J = Turun 4 cm
F–J = Lebar bahu = 12 cm
X–H = Turun 9 cm
H–I = ½ lebar punggung = 35 cm : 2 = 17 ½ cm
K–E = ¼ lingkat pinggang – 1 cm = (84 cm : 4) – 1 cm = 20 cm
J–I–E = Kerung leher belakang
L-N = ½ lingkar pinggang – 1 cm + kupnat
= (64 cm : 4) – 1 cm + 2 cm = 17 cm
Hubungkan titik E – N
L – l’ = 1/10 lingkar pinggang = 64 cm : 10 = 6,4 cm
L’ – N’ = Lebar kupnat = 2 cm
Titik O turun 3 sampai 4 cm dari garis K - E
14
BAB IV
POLA DASAR LENGAN
SKALA ¼
15
BAB V
MACAM-MACAM POLA LENGAN
1. Lengan gelembung
Ialah lengan yang berkerut pada bagian atas dan bawah. Setelah pola dasar
lengan dibuat, pecah pola seperti pada gambar.
3. Lengan lipit
Ialah lengan yang mempunyai lipit pada kerung lengannya. Setelah pola
dasar lengan dibuat pecah pola seperti pada gambar.
16
4. Lengan puncak
Ialah lengan yang berkerut pada bagian atasnya saja. Setelah pola dasar
lengan dibuat pecah pola seperti pada gambar.
5. Lengan lonceng
Ialah lengan yang lebar pada bagian bawahnya dan pada bagian atasnya
polos (licin). Setelah pola dasar dibuat pecah pola seperti pada gambar.
6. Lengan setali
Ialah lengan yang menjadi satu dengan badannya. Setelah pola dasar badan
dibuat pecah pola seperti pada gambar.
17
7. Lengan raglan
Ialah lengan yang menjadi satu
dengan sebagian badan bagian
atas. Pola dipotong dari
sebagian kerung leher sampai
akhir kerung lengan. Setelah
pola dasar lengan dan badan
dibuat pecah pola seperti pada
gambar.
8. Lengan tulip / kuncup
mawar
Ialah lengan yang terdiri dari
dua bagian yaitu depan dan
belakang. Setiap bagian hanya
terbuat dari ± ¾ lengan
puncak. Setelah kedua bagian ditumpukkan, bentuknya akan menyerupai
bunga tulip (kuncup mawar). Setelah pola dasar lengan dibuat pecah pola
seperti pada gambar.
9. Lengan gladde
Ialah lengan yang pada bagian lingkar lengannya merupakan gladde atau
lipatan ke arah luar.
18
10. Lengan slit
Ialah lengan yang pada bagian lingkar lengannya merupakan kerut / lipit
yang sekaligus menjadi manset. Lengan slit juga terdiri dari 2 bagian masing-
masing sebesar ¾ puncak lengan. Setelah pola dasar lengan dibuat pecah
pola seperti pada gambar.
19
BAB VI
MEMINDAHKAN LIPIT PANTAS
Maksud dan tujuan kupnat (lipit pantas) adalah agar busana yang dibuat dapat
mengikuti bentuk tubuh si pemakai busana. Selain itu, kupnat juga digunakan
untuk merubah model hingga sesuai dengan yang diinginkan.
1. Memindahkan kupnat sisi pada pinggang
a. Gunting pola dari kupnat pinggang
sampai puncak payudara dan ujung
kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi, maka kupnat di
pinggang seperti yang dimaksud akan
terbentuk secara otomatis.
2. Memindahkan kupnat sisi pada lebar bahu
Cara memindahkannya :
a. Hubungkan titik M dengan N perpanjang
hingga memotong garis lebar bahu
melalui titik D
b. Gunting pola dari titik E sampai X
c. Tutuplah kupnat sisi, maka kupnat bahu
E – E’ dapat terbentuk secara otomatis
menurut besar kecilnya payudara.
3. Memindahkan kupnat sisi pada kerung
lengan
Cara memindahkannya :
a. Gunting pola dari ± 2 dari kerung lengan ke arah puncak payudara dan
ujung kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi, maka kupnat pada kerunglengan akan terbentuk
secara otomatis
20
4. Memindahkan kupnat sisi ke leher
depan
Cara memindahkannya :
a. Pada ± ½ dari kerungleher,
gunting pola kea rah puncak
payudara dan ujung kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi dan kupnat
yang dimaksud akan terbentuk
secara otomatis.
21
7. Membuat garis princess dari bahu
ke pinggang
Cara memindahkannya :
a. Buatlah garis dari kupnat bahu
melalui puncak payudara ke
bawah sampai kupnat pinggang.
b. Tutuplah kupnat bagian pinggang
serta guntinglah garis princess
bahu sampai pinggang. Secara
otomatis akan terbentuk garis
princess yang dimaksudkan.
8. Membuat garis opnaissel dari bahu
sampai ke pinggang
Cara memindahkannya :
a. Tutuplah kupnat sisi dan ukurlah
O – a = ± 2 cm
b. M – d = ± 4 cm. a – b = b – c = d –
e = e – f = jarak opnaissel = ± 2
cm
c. Hubungkan titik a – d, b – e, c – f
d. Tutuplah kupnat bahu,
guntinglah dari masing-masing
garis dan renggangkan sebesar = ± 1 cm.
9. Memindahkan kupnat sisi pada bagian tengah muka
Cara memindahkannya :
a. Dari tengah depan ± 1/3 dari 3 panjang dada, gunting pola kea rah puncak
payudara dan ujung kupnat sisi.
b. Tutuplah kupnat sisi, dan kupnat yang dimaksud akan terbentuk secara
otomatis.
22
BAB VII
MACAM-MACAM GARIS LEHER
23
7. Bentuk garis leher segiempat 8. Bentuk garis leher hati
24
BAB VIII
MACAM-MACAM POLA ROK
Keterangan model :
Ban pinggang terusan pelapis
Dua kupnat di depan
Dua kupnat di belakang
Belahan belakang
Menggunakan ritsleting jepang
Ban depan
Buatlah polar ok span depan dan
belakang, perubahannya : Ban belakang
Pola depan :
B–E = ¼ lingkar pinggang + kedua kupnat (4 cm atau 4 ½ cm)
B – b’ = E – E’ = naik 4 cm
Bentuk kupnat tegak lurus.
25
Pola belakang :
B–E = ¼ lingkar
pinggang + kedua kupnat (4
cm atau 4 ½ cm)
B – b’ = E – E’ = naik 4
cm
Bentuk kupnat tegak lurus.
Panjang belahan belakang
sesuai selera.
Rancangan Bahan :
Lebar kain = 150 cm, panjang = 75 cm
26
2. ROK LIPIT HADAP
1. Pola lipit hadap depan yang 2. Pola lipit hadap belakang yang
dikembangkan pada bagian dikembangkan untuk retsleting ± 2
tengah muka ± 10 cm. cm
27
4. POLA ROK LIPIT SUNGKUP
Dengan teknik menggunting pada tengah pola bagian depan yang dibagi 2
dan diberi penambahan dapat dilihat pada pola rok lipit sungkup :
1. Pecah pola rok lipit sungkup depan 2. Pecah pola rok lipit sungkup belakang
28
6. ROK PIAS 9
1. Pecah pola rok pias depan 2. Pecah pola rok pias belakang
7. ROK ½ LINGKARAN
Dengan teknik menggunting pada bagian pola depan dan belakang dibagi 3
bagian dan diberi penambahan, dapat dilihat pada pola rok ½ lingkar :
Pecah pola rok ½ lingkar bagian Pecah pola rok ½ lingkar bagian
depan belakang
29
Pengembangan dari pecah pola rok ½ lingkar :
Pecah pola rok ½ lingkar bagian Pecah pola rok ½ lingkar bagian
depan belakang
ROK ½ LINGKARAN
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang = 66 cm
2. Panjang rok = 60 cm
Pola rok bagian depan dan belakang
:
Perhatikan jari-jari lingkar pada
gambar pola
30
Hubungkan titik B – G – E
dan D – H – F
Dengan menggunakan
jangka
Rancangan Bahan :
Lebar kain = 115 cm,
panjang = 175 cm
8. ROK LINGKARAN
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang
2. Panjang rok
Contoh ukuran :
1. Lingkar pinggang = 60 cm
2. Panjang rok = 40 cm
31
Rancangan Bahan :
Lebar kain = 150 cm, panjang = 175 cm
32
Z–S =D–O
O–J = 7 cm
J–N = 7 cm
Hubungkan titik S – o – I – J – U – N
Guntinglah pola pas pinggul R – S – I – U – N
Tutuplah kedua kupnat depan
Pola Belakang :
Buatlah pola dasar rok belakang :
Perubahannya :
B–Z = E – X = turun 8 cm
Hubungkan titik X – K – Z
Tutuplah kupnat belakang
H–O =O–J=J–D
Rancangan Bahan
Lebar kain 115 cm dan panjang 150 cm
33
10. ROK KERUT BERTINGKAT
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang = 64 cm
2. Lingkar pinggul = 92 cm
3. Tinggi pinggul = 19 cm
4. Panjang rok = 60 cm
Pola Depan dan belakang :
Perhatikan perbandingan garis hias serta model
Yang terdapat pada gambar.
I. A – B = C – D = 2 x ¼ lingkar pinggang
= (2 x 64 : 4) = 32 cm
A – C = B – D = 1/3 panjang rok – 5
(60 : 3) – 5 = 15 cm
II. C – E = F – G = 2 x ( A – B) = 2 x 32 = 64 cm
C–F = E – G = 1/3 panjang rok = 1/3 x 60 = 20 cm
III. F – H = J – I = 2 x ( C – E) = 2 x 64 = 128 cm
F–J = H – I = 1/3 panjang rok + 5 cm
= (60 : 3) + 5 = 25 cm
Rancangan Bahan
Lebar kain 115 cm dan panjang 150 cm
34
11. POLA KULOT
A. POLA DASAR KULOT
Kulot (cullote) merupakan salah satu penutup tubuh dibagian bawah yang
berbentuk perpaduan antara rok dan celana.
Karena itu kulot sering disebut sebagai rok celana.
Ukuran yang diperlukan :
1. Lingkar pinggang = 46 cm
2. Lingkar pinggul = 19 cm
3. Tinggi pinggul = 88 cm
4. Panjang kulot = 57 cm
5. Tinggi duduk = 24 cm
POLA DASAR KULOT
Pola dasar kulot dibuat dari :
Pola rok bagian depan
Pola rok bagian belakang
Pola Depan :
A–B = Turun 1 ½ cm
B–C = Tinggi pinggul = 19 cm
B–D = Tinggi duduk = 23 cm
D–E = Turun 3 sampai 5 cm
B–F = Panjang kulot = 57 cm
B–J = ¼ lingkar pinggang + 3 =
(64 : 4) + 3 = 23 cm
C–L = ¼ lingkar pinggul + 1 =
(88 : 4) + 1 = 23 cm
F–M = C – L = 23 cm
M–N = 3 cm
J–N = B – F = 57 cm
E–O = ¼ (C – L) + 1 = (23 : 4) +
35
1 = 7 cm
D-P = 1 cm
Hubungkan titik B – P – O, B – J – L – N
dan R – F – N
Q = E – O = 7 cm
Q-R = 1 ½ cm
Titik R naik 12 cm
B–H = 7 ½ cm
H–I = 3 cm
H-K = Panjang kupnat = 11 cm
Pola Belakang :
A–B = Turun 1 ½ cm
B–C = Tinggi pinggul = 19 cm
B–D = Tinggi duduk = 23 cm
D–E = Turun 3 sampai 5 cm
B–F = Panjang kulot = 57 cm
B–J = ¼ lingkar pinggang - 3 = (64 : 4) - 3 = 21 cm
C–L = ¼ lingkar pinggul - 1 = (88 : 4) - 1 = 21 cm
F–M = C – L = 23 cm
M–N = 3 cm
D – P’ = 2 cm
J–N = B – F = 57 cm
E–O = E o (pola depan) = O – O’ = 4 cm
F -Q = E – O = 7 cm
Q – Q’ = 4 cm
Q’ – R = 1 ½ cm
Titik R naik 1 ½ cm
Hubungkan titik B – P’ – O’, B – J – L – N dan R – F – N
36
B–H = 1/10 lingkar pinggang = 6 ½ cm
H–I = Lebar kupnat = 3 cm
H-K = Panjang kupnat = 11 cm
37
BAB IX
MACAM-MACA POLA KERAH
1. Kerah sport
Ialah kerah rebah, tetapi juga dapat berdiri tanpa penegak
Pola kerah sport :
A–B = C –D = 6 cm
A–C = B – D = pola kerung leher belakang + depan = 18 cm
D–E = Naik 1 ½ cm
D–F = 1/6 lingkar leher = 36 : 6 = 6 cm
C–G = ± 1 ½ cm
E-G = Lebar kerah = 6 cm
2. Kerah Shiller
Ialah kerah rebah dan dapat berdiri tanpa penegak, apabila ditutup menjadi
kerah tegak
Pola kerah shiller :
A–B = C –D = 6 cm
A–C = B – D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
D–E = Naik 1 cm
D–F = 1/6 lingkar leher = 6 cm
C–G = ± 1 ½ cm
E-G = Lebar kerah = 6 cm
B-H = Naik ¾ sampai 1 cm
38
3. Kerah kemeja boord terusan
Ialah kerah dengan boord atau peneganya terbuat dari satu pola.
Pola kerah kemeja boord terusan :
A–B = C –D = 3 cm
A–C = B – D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
D–E = turun 1 cm
B-K = ½ B – D = 18 : 2 = 9 cm
C–G = ± 5 cm = lebar kerah
B-J = 2 ½ cm
E-F = 2 ½ cm
F–H = 2 1/4 cm
E-I = 1 ¼ cm
H-L = 1/6 leher = 6 cm
4. Kerah Kemeja
Ialah kerah berdiri yang terdiri dari dua bagian yaitu :
Kerah dan kaki kerah. Kerah semacam ini dikenal dengan sebutan boord
kraah
Pola kerah kemeja:
A–B = C –D = 3 ½ cm
A–C = B – D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
B–G = ½ B – D = 18 : 2 = 9 cm
C–H = 1/3 C – A = 6 cm
D–E = turun 1 cm
C–F = 1 ½ cm
E-F = Lebar kerah = 5 ½ cm
39
A–C = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
A-E = ½ A – C = 18 : 2 = 9 cm
C–D = naik 1 cm
D–I = 1 ½ cm
D–F = 2 ½ cm
F–G = 2 1/4 cm
G-H = 6 cm
5. Kerah Shanghay
Ialah kerah polos yang berdiri diseputar leher. Kerah semacam ini juga
dikenal dengan nama kerah cina.
Pola kerah shanghay :
A–B = 3 cm
B– C = Lbar kerah 3 cm
B-D = ½ lingkar leher = 36 : 2 = 18 cm
B-E = ½ B – D = 9 cm
C–G = Kerung leher (K – G – D)
D-G = B – C = lebar kerah = 3 cm
6. Kerah Setali
Ialah kerah yang menjadi satu dengan garis leher
Pola kerah kemeja boord terusan :
D-E = S – R = 2 cm
E–Q = ± 8 cm
U–G = 1 cm
G-I = 1 ½ cm
Hubungkan titik I – Q. Adalah garis bukaan
I–K = 4 cm
40
C–F = Lebar kerah ± 6 cm
V–G–L = Sudut siku-siku
G–L = G – K – kerung leher belakang
L–N = 1 ½ cm
N–O = 3 cm
L – G- D - E = E–D–X-O
X–O–P = Sudut siku-siku
O-P = Lebar kerah 5 ½ cm
Hubungkan P – O – E - Q
41
7. Kerah tegak
Adalah kerah yang dapat berdiri tegak mengikuti bentuk leher :
42
9. Kerah rebah
Ialah kerah yang terletak datar / pipih pada leher sejajar dengan garis
bahu.
43
11. Kerah rever
Ialah kerah yang berbentuk kelepak, seringkali kerah seperti ini juga
berfungsi sebagai bukaan depan
Pola kerah rever / kelepak :
G–U = 1 cm
D–E = S – R = 2 cm
E-Q = Turun ± 8 cm
D–I = Turun ± 8 cm
I–E = S – R = cm
E–R = ± 19 cm
V–K = ± 2 cm
E–R-N = Sudut siku-siku
44
13. Kerah shircle
Ialah kerah yang berbentuk lingkaran
Pola kerah shircle :
A–B = Lebar kerah = 8 cm
A–C = ½ A – B = 4 cm
A–C–D = Sudut siku-siku
C-O = ½ C – B = 2 cm
Buatlah lingkaran C – O – B – D – A – F – B – E – B – G
45
BAB X
POLA GAUN
Skala : ¼
46
G–K = Lebar bahu 12 cm
K–H = 3 ½ cm
G–H = G – K = 12 cm
D–E = Panjang dada = 32 cm
E–A = Panjang sisi 17 cm
B–C = ½ lebar dada = 33 : 2 = 16 ½ cm
A–T = ¼ lingkar badan + 1 cm = 24 cm
Hubungkan titik H – C - T menjadi kerung lengan depan
E–Z = ¼ lingkar pinggang + 1 cm + kupnat
= (64 : 4) + 1 + 3 = 21 cm
E–L = Tinggi puncak = 13 cm
L–H = ½ jarak payudara = 18 : 2 = 9 cm
E–O = 1/10 lingkar pinggang + 1 cm
= (68 : 10) + 1 = 7,8 (dibulatkan menjadi 8 cm)
O-P = Lebar kupnat = 3 cm
Hubungkan titik T – Z
C–Q = 4 cm
Q–R = Lebar kupnat = 1 ½ cm
E–S = Turun 1 ½ cm
S–I = Tinggi pinggul = 19 cm
S–M = Z – X = panjang rok = 60 cm
S–Z = ¼ lingkar pinggang + 1 + 3 = 21 cm
= (68 : 4) + 1+ 3 = 21 cm
I–J = ¼ lingkar pinggul + 1 cm
= (98 : 4) + 1 = 25 ½ cm
M–G = I – J = 25 ½ cm
G-X = 3 cm
Titik X naik 1 ½ cm
S–U = E – O = 8 cm
47
U–V = Lebar kupnat = 3 cm
U-W = Panjang kupnat 12 cm
Hubungkan titik Z – J – X dan M - N
48
I–P = Tinggi pinggul = 19 cm
I-R = Panjang rok = 60 cm
I–Y = M – Y = 19 cm
P–U = ¼ lingkar pinggul – 1 = (98 : 4) – 1 =
23 ½ cm
R–S = P – U = 23 ½ cm
S–Z = 3 cm
Y–Z = I – R = panjang rok = 60 cm
I-J = M – E = 7 cm
J–K = Lebar kupnat = 3 cm
J-O = Panjang kupnat = 12 cm
Hubungkan titik Y – U – Z dan R - Z
49
A–C–E = Adalah sudut siku-siku
A–E = ½ lingkar kerung lengan = 44 : 2 = 22 cm
D–F = ½ lingkar lengan = 30 : 2 = 15 cm
(untuk membuat lengan pendek cukup dengan batas ini)
B–G = ½ lingkar pergelangan = 22 : 2 = 11 cm
Hubungkan titik E – F – G
Kerung lengan depan : A – E dibagi 4 bagian yang sama
A–X=X–H=H–I=I=E
Titik X naik 1 ½ cm dan titik I turun 1 ½ cm
Hubungkan titik A – X H – I – E menjadi kerung lengan depan
Kerung lengan belakang : A – E dibagi 3 bagian yang sama
A–N = N–K=K–E
K-L = ½K–E
Titik N naik 2 cm dan titik I turun ½ cm
Hubungkan titik A – N K – L – E menjadi kerung lengan belakang
50
BAB XI
POLA DASAR GAUN ANAK
Keterangan pola
A–B = C – D = ¼ lingkar badan = 56 : 4 = 14 cm
A–C = B – D = panjang gaun – 1 cm = 43 cm
A–E = Turun 1 cm
A–F = ¼ (A-B) = 1 ½ cm = (14 : 4) – 1 ½ cm = 5
cm
A–G = A – F + 1 cm = 5 cm + 1 cm = 6 cm
B–H = Turun 2 ½ cm
Hubungkan F - H
F – F’ = lebar bahu = 8 cm
A–J = ½ panjang punggung + 1 ½ = 12 ½ cm
G–I = Turun 3 cm
L–P = ½ lebar punggung = 23 : 2 = 11 ½ cm
L–K = ½ lebar dada = 22 : 2 = 11 cm
E–M = Panjang punggung = 22 cm
M–R = (A – B) – 1 cm = 14 – 1 = 13 cm
M–O = Turun 1 ½ cm
51
D–N = Ke kanan 4 cm
N – N’ = Naik 1 ½ cm
52
DAFTAR PUSTAKA
2000. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kursus dan Ujian Nasional Menjahit Pakaian
Wanita dan Anak: Direktorat Pendidikan Luar Sekolah
Pratiwi Djati. 2001. Pola Dasar dan Pecah Pola Busana: Kanisius
Soekarni. 2009. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Gramedia
53