Anda di halaman 1dari 13

Bahasa Indoenesia

Laporan Menjahit

Oleh :

Kelompok 4

Nama :

Giri Ayuni Sekar Tanjung

Kiki Herisal

Andi Nurlita Amalia

Sri Rahmayani

Kelas : XI Mia 1

SMA Negeri 10 Gowa


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah ynag maha kuasa atas segala
rahmat dan hidayahNYA, sehingga penulis dapat menyusun laporan tata busana (
menjahit )
Kami merasa bahagia dengan tersusunnya laporan keterampilan dalam menjahit
Mengingat segala keterbatasan yang di hadapi, penulis menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis berharap kritik yang
membangun dari semua pihak.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Penulis

Giri Ayuni Sekar Tanjung


PENDAHULUAN

A Tujuan pembelajaran tata menjahit

Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa dapat melatih kemandirian dan kreatifitas
anak didik dan melatih kemandirian dan meningkatkan kreatifitas maka di adakan
pembelajaran menjahit agar bermanfaat bagi mereka sebagai bekal dimasa yang akan
datang.

B. Hasil Pembelajaran secara umum


Setelah dilatih sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan hasilnya cukup
memuaskan. Mereka benar-benar berusaha untuk dapat menguasai keterampilan
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................

Pendahuluan ...............................................................................
A. Tujuan ...................................................................................
B. Hasil kegiatan .....................................................................;..

Daftar isi .....................................................................................

Materi pelajaran / pembahasan….................................................


A. Sejarah……………………………………………………….
B. Pengertian……………………………………………………
C. Menjahit pakaian……………………………………………..
D. Teknik jahit-menjahit…………………………………………

Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran .............................................................................

Refereni & Daftar pusaka…………………………………………


Materi pembelajaran / Pembahasan
A. Sejarah

Menjahit sudah dikenal orang sejak 20.000 tahun yang lalu,[2] jauh sebelum orang
mengenal cara menenun. Jarum jahit sudah dikenal manusia sejak zaman Paleolitik.
Pada masa itu, jarum dibuat dari tulang dan gading mamut[3] yang dipakai untuk
menjahit kulit dan bulu binatang. Jarum jahit tertua dari besi asal abad ke-3 SM
ditemukan di Manching, Jerman. Di makam kuno pejabat Dinasti Han, arkeolog Cina
melaporkan penemuan perangkat jahit-menjahit berikut bidal.[2]

Penemu berkebangsaan Inggris, Thomas Saint menciptakan mesin jahit pertama dan
sekaligus mematenkannya pada tahun 1790. Sebelumnya, penemu berkebangsaan
Jerman, Karl Weisenthal sudah menciptakan jarum mesin jahit yang pertama, namun
tidak berhasil menyelesaikan rancangan mesin jahit ciptaannya. Mesin jahit ciptaan
Saint tidak diproduksi dan hanya sampai pada tahapan model untuk pendaftaran
paten.[2]

Pada 1830, penjahit Perancis Barthelemy Thimonnier menciptakan dan mematenkan


mesin jahit yang dapat dipakai menjahit. Delapan puluh unit mesin jahit ciptaannya
dipakai oleh Angkatan Darat Perancis untuk menjahit seragam tentara. Thimonnier
meninggal dalam keadaan pailit di Inggris setelah pabriknya dihancurkan para
penjahit yang merasa pekerjaannya terancam oleh mesin.[2]

Walter Hunt dari New York menciptakan mesin jahit pertama yang menghasilkan
jahitan kunci (lock-stitch) pada tahun 1834, namun tidak pernah mematenkannya.[4]
Berbeda dari mesin-mesin jahit sebelumnya, mesin jahit ciptaan Hunt dapat membuat
jahitan kunci memakai dua benang. Benang atas masuk ke mata jarum berada di
ujung jarum, sementara sekoci di bagian bawah mengantarkan benang bawah.[4]
Prinsip mesin jahit dengan jahitan kunci diperbaiki oleh penemu bernama Elias
Howe dari Massachusetts. Ia mematenkan mesin jahit ciptaannya pada tahun
1846.[4] Isaac Merritt Singer mulai merancang mesin jahit pertamanya pada tahun
1850. Ide membuat mesin jahit didapatnya dari mesin jahit Orson C. Phelps dari
Boston yang diproduksi di bawah lisensi Lerow & Blodgett. Pada 1851, Singer
mematenkan mesin jahit jahitan kunci pertamanya, dan mendirikan perusahaan I.M.
Singer & Company. Dua tahun berikutnya, Singer sukses sebagai produsen dan
penjual mesin jahit terbesar di Amerika Serikat,[5] dan terbesar di dunia pada tahun
1855.[5] Pada tahun 1891, Singer mulai memakai motor listrik untuk menggerakkan
mesin jahit untuk industri komersial.[5]

Ebenezer Butterick dari Massachusetts adalah pelopor kertas pola komersial untuk
menjahit pakaian. Pada 1863, Butterick dan istrinya menciptakan sistem ukuran
untuk pola jadi yang dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh pemakai.[6] Sebelum
Butterick menjual pola dengan ukuran yang berbeda-beda, pola hanya dibuat dalam
satu ukuran, penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran tubuh
pemakai. Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer pada tahun 1864.[4]
Awalnya Butterick hanya menjual pola untuk pakaian pria dan anak-anak, namun
mulai menjual pola untuk pakaian wanita sejak tahun 1866.[6] Pada tahun
berikutnya, Butterick menerbitkan majalah busana pertamanya, Ladies Quarterly of
Broadway Fashions dan majalah bulanan Metropolitan pada 1868. Sebuah majalah
untuk memasarkan pola-pola Butterick, The Delineator diterbitkan Butterick pada
1873. Pada 1876, E. Butterick & Co. sudah memiliki 100 cabang dan 1.000
perwakilan di pelosok-pelosok Amerika Serikat dan Kanada. Di Eropa, pola-pola
pakaian dari Butterick juga digemari di Paris, London, Wina dan Berlin.[6]
Arnne Burda menerbitkan majalah mode Burda Moden yang memopulerkan pola
siap pakai di Jerman. Sejak 1952, Burda mulai menerbitkan pola pakaian. Setiap
bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan katalog terpisah berisi pola-pola untuk
lebih dari 600 model pakaian dewasa dan anak-anak.[7]

Di Jepang, Buku teks pertama tentang cara menjahit pakaian Barat untuk pria,
diterbitkan pada 1903. Buku tersebut berisi cara menjahit pakaian formal pria seperti
tuksedo dan jas.[8] Buku teks pertama tentang cara menjahit baju anak diterbitkan
pada tahun 1916 di Osaka. Majalah wanita Shufu no Tomo edisi Maret 1924 memuat
cara menjahit gaun terusan satu potong. Majalah Sankei Graph edisi September 1955
memuat artikel tentang kepopuleran sekolah menjahit di Jepang yang waktu itu
memiliki lebih dari 5.000 sekolah menjahit.[8] Di Jepang, metode menggambar pola
didominasi sistem So-En dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking dari
sekolah Dressmaker Jogakuin (sekarang Dressmaker Gakuin).[8] Dari tahun 1970-an
hingga 1980-an, majalah So-En memuat pola pakaian kreasi desainer lulusan Bunka
Fashion College.[9] So-En pertama kali terbit pada 1936, dan berawal dari sekolah
menjahit baju Barat untuk anak dan wanita yang didirikan Isaburō Namiki pada
1919.[10] Hingga 2005, So-En terbit sebagai majalah yang memuat cara membuat
pola dan menjahit pakaian. Setelah itu, So-En berlanjut sebagai majalah industri
busana. Pesaingnya, majalah bulanan Dressmaking yang juga memuat pola-pola baju
Barat, terbit pertama kali pada 1949.[11] Setelah kepopuleran menjahit di rumah
disaingi murahnya pakaian jadi, majalah Dressmaking berhenti terbit pada Mei 1993.

Majalah busana Non-no juga tidak lagi memuat artikel tentang cara menjahit sejak
Oktober 1994.[8]

B. pengertian.
Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, pepagan, dan
bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat
dilakukan dengan tangan memakai jarum tangan atau dengan mesin jahit. Orang
yang bekerja menjahit pakaian disebut penjahit. Penjahitpakaian pria disebut tailor,
sedangkan penjahit pakaian wanita disebut modiste. Pendidikan menjahit dapat
diperoleh di kursus menjahit atau sekolah mode.

Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis
mebel, dan kain pelapis jok. Benda-benda lain yang dijahit misalnya layar, bendera,
tenda, sepatu, tas dan sampul buku.

Di industri garmen, menjahit sebagian besar dilakukan memakai mesin jahit. Di


rumah, orang menjahit memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan
yang melibatkan jahit-menjahit di rumah misalnya membetulkan jahitan yang
terlepas, menisik pakaian, atau memasang kancingyang terlepas. Sebagai seni kriya,
orang menjahit untuk membuat saputangan, serbet, bordir, hingga boneka isi dan
kerajinan perca.

C. Menjahit pakaian

Pekerjaan menjahit pakaian terdiri dari tahap pembuatan pola, pemotongan bahan,
dan menjahit.

 Pembuatan pola
Dalam istilah desain busana, pola adalah bagian-bagian pakaian yang dibuat dari
kertas untuk dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahit. Pola dasar
dibuat berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan
pemakai. Ada dua teknik utama dalam membuat pola dasar[1]: konstruksi datar yang
menggambar pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-pengukuran yang
akurat, dan konstruksi padat (pola draping) yang membuat pola memakai kain muslin
atau belacu di atas boneka jahit. Metode menggambar pola sesuai nama pencipta
metode, misalnya Dressmaking dan So-En dari Jepang, atau Danckaerts dan Cuppens
Geurs dari Belanda. Majalah wanita juga sering memuat pola siap pakai (pola jadi)
berikut instruksi cara menjahitnya.

 Pemotongan bahan
Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting sesuai pola
yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan
mesin potong. Sebelum pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada
pola dijiplak ke atas kain dengan bantuan rader, karbon jahit, dan kapur jahit.

 Pekerjaan menjahit
Setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum tangan
atau mesin jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah teknik jahitan, misalnya tusuk
balik (setik balik), tusuk rantai, dan tusuk tangkai. Selain itu dikenal jahitan kampuh
untuk menyambung dua helai kain menjadi satu, dan teknik menjahit kelim.
Walaupun jahitan mesin lebih rapi daripada jahitan tangan, tidak semua teknik
jahitan dapat dilakukan dengan mesin. Setelah pakaian selesai dijahit, bagian tepi
kampuh yang bertiras dirapikan dengan mesin obras agar benang-benang kain tidak
terlepas.

 Penyelesaian akhir
Setelah selesai, pakaian sering perlu dilicinkan dengan setrika di atas papan setrika.
Penyetrikaan bagian-bagian yang sulit seperti lengan baju dilakukan dengan bantuan
bantal setrika.

D. Teknik jahit-menjahit
Benang dan jarum ditusukkan ke kain untuk membuat berbagai bentuk jahitan
sehingga dikenal berbagai jenis tusuk atau setik. Tusuk jelujur dan setik jelujur
misalnya, mengacu kepada teknik menjahit dan menyulam yang sama.

Tusuk dasar

 Tusuk jelujur
 Tusuk rantai
 Tusuk tangkai
 Tusuk balik
 Tusuk piquer
 Tusuk som
 Tusuk feston
 Tusuk flanel
 Tusuk balut

Kampuh dasar

 Kampuh terbuka
 Kampuh balik
 Kampuh kostum
 Kampuh perancis
 Kampuh pipih
 Kampuh sarung
 Kampuh geser

Peralatan
Alat untuk membuat pola

 Buku kostum (buku pola)


 Boneka jahit (boneka pengepas)
 Pita ukur (meteran)
 Kertas
 Pensil gambar (warna hitam, merah, biru)
 Penghapus
 Penggaris (penggaris siku, penggaris lengkung, penggaris lurus)
 Pita skala
 Kapur jahit
 Karbon jahit
 Rader
 Jarum pentul
 Gunting kertas

Alat jahit-menjahit

 Benang
 Gunting
 Jarum pentul
 Jarum jahit
 Bantalan jarum
 Mesin jahit
 Spul
 Pendedel (pembuka jahitan)
 Bidal (topi jari)
 Sekoci
 Sepatu jahit
 Mesin obras
 Mesin rumah kancing
 Mesin pasang kancing
 Mesin som
 Mesin plisket
Referensi

1. ^ Jones, Sue Jenkyn. Fashion Design. Laurence King Publishing. hlm. 2005.
ISBN 1-8566-9436-4.
2. ^ a b c d "History of the Sewing Machine". Museum of American Heritage.
Diakses pada 2 November 2009.
3. ^ "To the point – all about needles". Burda Fashion. Diakses pada 2
November 2009.
4. ^ a b c d Condra, Jill, ed (2008). The Greenwood Encyclopedia of Clothing
Through World History: Volume 3, 1801 to the Present. Greenwood
Publishing Group. hlm. 24. ISBN 0-3133-3665-2.
5. ^ a b c "Singer Sewing Co.: History". Singer. Diakses pada 2 November
2009.
6. ^ a b c "Butterick our history". Butterick. Diakses pada 2 November 2009.
7. ^ "All about burda". Burda Fashion. Diakses pada 4 November 2009.
8. ^ a b c d "第114回 常設展示 洋裁の歴史". Diakses pada 2 November 2009.
9. ^ "装苑". Diakses pada 2 November 2009.
10. ^ "歴史". Bunka Fashion College. Diakses pada 2 November 2009.
11. ^ "ドレスメーキング1969年11月号". Diakses pada 2 November 2009.

Daftar pustaka

 Soekarno (2002). Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9-7968-6973-X.
 Muliawan, Porrie (2002). Dasar-dasar Teknik Jahit-menjahit. Jakarta: BPK
Gunung Mulia. ISBN 9-7968-7373-7.

Anda mungkin juga menyukai