Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KOORDINATOR EKSKUL

Tugas pokok koordinator ekstrakurikuler adalah membantu kepala sekolah dalam kegiatan ekstra
kurikuler, sedangkan fungsi dari koordinator ekstrakurikuler adalah

1. Menyusun program kerja kegiatan ekskul


2. Membuat tata tertib dari masing-masing ekskul
3. Mendata semua anggota ekskul (membuat biodata masing-masing anggota ekskul)
4. Mendata prestasi yang sudah diperoleh anggota ekskul dan mendokumentasi-kan bukti
fisik
5. Melakukan pembinaan terhadap siswa yang mengikuti ekskul
6. Memberikan arahan kepada setiap kegiatan ekskul
7. Mengontrol dan mengawasi kegiatan ekskul
8. Mengevaluasi kegiatan ekskul
9. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan ekskul tiap bulan kepada kepala sekolah
melalui Pembantu Kepala Sekolah
10. Berkoordinasi dengan sesama koordinator ekskul lainnya dalam setiap kegiatan
11. Berkoordinasi dengan lembaga atau instansi yang melakukan kegiatan sejenis
12. Memelihara sarana-prasarana pendukung kegiatan ekskul
13. Melaksanakan pengaturan / persiapan dan pelaksanaan upacara bendera dan hari-hari
besar lainnya
14. Melaksanakan piket guna pemantauan dan pengawalan perilaku siswa di sekolah
15. Menegakkan kedisiplinan siswa yang meliputi ketepatan kehadiran/pemakaian seragam
sekolah, dan yang lainnya sesuai dengan tata tertibsekolah
16. Membuat laporan penilaian non akademis siswa tiap akhir semester.

SAAT EKSTRAKURIKULER

1. Siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, pada jam yang telah ditentukan
2. Siswa membawa perlengkapan yang telah ditentukan oleh instruktur ekstrakurikuler
3. Memakai seragam yang telah ditentukan (karate : dengan seragam karate, futsal :
dengan seragam futsal)
4. Selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa tidak diperkenankan untuk keluar
dari kegiatan sebelum waktu selesai
5. Mengikuti materi ekstrakurikuler dengan tekun
6. Tetap menjaga kerapihan, kebersihan dan sopan santun
7. Memberitahu ketidakhadiran pada jam ekstrakuikuler pada koordinator
ekstrakurikuler (wakasek kesiswaan)
8. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang telah dipilih minimal selama 1 TAHUN
(tidak berpindah)
PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA
KURIKULUM 2013
POSTED BY KAHAR MUZAKKIR POSTED ON MONDAY, MAY 19, 2014 WITH NO COMMENTS

Berikut ini kami sajikan pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler pada kurikulum 2013 yang dikutip
dari lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum 2013 dengan harapan semoga bisa menjadi tambahan referensi bagi
kita dalam memahami dan mengimplementasikan kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan
masing-masing

I. PENDAHULUAN

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional
tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan
dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi
waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan
perangkat operasional (supplement dancomplements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda;


seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui
partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan
mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang
besar.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional


(supplement dancomplements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana
kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti disebutkan pada Pasal 53 ayat (2)
butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan) serta dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan (seperti
disebutkan pada Pasal 79 ayat (2) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan).

II. TUJUAN
Pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini disusun dengan tujuan untuk.

1. Menjadi arahan operasional dalam pengembangan program dan kegiatan ekstrakurikuler oleh
satuan pendidikan.

2. Menjadi arahan operasional dalam pelaksanaan dan penilaian kegiatan ekstrakurikuler di


tingkat satuan pendidikan.

III. PENGGUNA PEDOMAN

Pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan bermanfaat bagi pengguna yang meliputi :

1. Dewan guru dan tenaga kependidikan sebagai pengembang dan pembina program
ekstrakurikuler.

2. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program ekstrakurikuler di satuan pendidikan.

3. Komite sekolah/madrasah sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik dalam
pengembangan program dan dukungan pelaksanaan program ekstrakurikuler.

IV. DEFINISI OPERASIONAL

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut.

1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam
belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait
dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

V. KOMPONEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

A. Visi dan Misi

1. Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan-
kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler.

2. Misi

Misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat peserta didik.

b. Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik


untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan
mandiri dan atau berkelompok.

B. Fungsi dan Tujuan

1. Fungsi

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial,


rekreatif, dan persiapan karir.

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung


perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan
pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan


kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial,
praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,
menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta
didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih
menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk


mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

2. Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan


psikomotor peserta didik.
b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam
upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

C. Prinsip

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut.

1. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan


potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan
diikuti oleh peserta didik secara sukarela.

3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik
secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.

4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang


menggembirakan bagi peserta didik.

5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan


dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja
dengan baik dan giat.

6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan


dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.

D. Jenis Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.

1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya;

2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta
alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau

4. Jenis lainnya.

E. Format Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk.


1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
peserta didik secara perorangan.

2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.

3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta
didik dalam satu kelas.

4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
peserta didik antarkelas.

5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

VI. MEKANISME KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

A. Pengembangan Program dan Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan berdasarkan kaitan kegiatan


tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta
didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari
sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan
organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu,
kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan
ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran,
misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.

Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik yang
selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi
peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta
didik atau sekelompok peserta didik.
Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan di satuan pendidikan
sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.

PROGRAM EKSTRAKURIKULER
1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah
2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi
3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat, Karate, Yudo,
Bela Diri lainnya.
4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika.
5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta Astronomi,
Kebersihan Lingkungan, Pertanian
6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah
7. Perkumpulan Pengelola Rumah Ibadah, Kelompok Peduli Rumah Jompo, Kelompok
Peduli Rumah Yatim.

Satuan pendidikan selanjutnya menyusun “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku di


satuan pendidikan dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada setiap awal tahun
pelajaran.

Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling sedikit
memuat.

1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;

2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;

3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:

a. ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;

b. tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;

c. keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;

d. jadwal kegiatan; dan

e. level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.

4. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:


a. Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan;

b. Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing


kegiatan ekstrakurikuler; dan

c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing


kegiatan ekstrakurikuler.

5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.

B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan
dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak
terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.

Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun atau
semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum
dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta
didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap hari.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). Kegiatan
ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah
jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan
kegiatan lain yang memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan
waktu tertentu (blok waktu).

Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan
berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh
pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar
kurikuler rutin.

C. Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler

Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria
keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.

Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler
wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan
dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus
mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler
pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor.
Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam
buku rapor.

Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang
memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib
atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun
waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu
peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut
memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan
memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik
setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.

D. Evaluasi Program Ekstrakurikuler

Program ekstrakurikuler merupakan program yang dinamis. Satuan pendidikan dapat menambah
atau mengurangi ragam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan
pada setiap semester.

Satuan pendidikan melakukan revisi “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku di satuan
pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan
mendiseminasikannya kepada peserta didik dan pemangku kepentingan lainnya.

VII. PIHAK YANG TERLIBAT

Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan


ekstrakurikuler antara lain :

A. Satuan Pendidikan

Kepala sekolah, dewan guru, guru pembina ekstrakurikuler, dan tenaga kependidikan bersama-
sama mengembangkan ragam kegiatan ekstrakurikuler; sesuai dengan penugasannya
melaksanakan supervisi dan pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta
melaksanakan evaluasi terhadap program ekstrakurikuler.

B. Komite Sekolah/Madrasah

Sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik memberikan usulan dalam
pengembangan ragam kegiatan ekstrakurikuler dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler.

C. Orang tua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap suksesnya kegiatan ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan karena pendidikan holistik bergantung pada pendekatan kooperatif antara
satuan pendidikan/sekolah dan orang tua

VIII. PENUTUP

Demikian pedoman ini disusun sebagai arahan operasional dalam pengembangan, pelaksanaan,
dan penilaian program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan. Semoga pengembangan dan
pelaksanaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan menuai manfaat yang signifikan
dalam pengembangan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, sosial, serta pengembangan
keterampilan dan kepribadian peserta didik.
DRAFT

TATA TERTIB SISWA

BAB I

DASAR PEMIKIRAN, DASAR HUKUM, TUJUAN

Pasal 1

DASAR PEMIKIRAN

Tata tertib kehidupan sosial sekolah bersumber pada nilai-nilai keagamaan akhlak mulia, nilai sosial
budaya seperti adat istiadat setempat yang dihormati. Dalam penerapannya tata tertib tersebut tetap
dalam kerangka pengembangan budaya nasional, hak-hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai lain
yang mendukung proses pendidikan yang efektif, yang sifatnya mencerminkan kebutuhan sekolah
dalam konteks sosial sekolah, lingkungan, dan masyarakat. Program pembentukan kepribadian dan
program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school-based quality improvement) sebagai
salah satu manajemen pendidikan kita di masa depan telah dirintis di sejumlah sekolah, termasuk di
SMA Negeri 5 Bandung .

Di SMA Negeri 5 Bandung program tersebut dibuat dengan mengacu pada visi dan misi sekolah,
yakni sekolah unggul yang berdaya saing tinggi yang berpijak pada agama, budaya dan iptek. Untuk
mencapai visi tersebut, diperlukan karakter siswa yang berdisplin tinggi, taat dan patuh pada ajaran
agama, serta menguasai teknologi dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah
pedoman tatatertib yang mengarahkan siswa agar terbentuk karakater yang diharapkan

Pasal 2

DASAR HUKUM

a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 21, 22, 23 dan 24 tentang Standar Isi, Standar
Hasil dan Pelaksanaan Kepmen Nomor 21, 22 dan 23

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;

Pasal 3

TUJUAN

a. Sebagai pedoman pelaksanaan tatatertib siswa di lingkungan SMA Negeri 5 Bandung .

b. Mengarahkan perilaku siswa di lingkungan SMA Negeri 5 Bandung

c. Mewujudkan ketertiban di lingkungan SMA Negeri 5 Bandung

d. Membekali siswa dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan di mana pun dia berada
BAB II

KETENTUAN UMUM

Tata tertib siswa ini :

1. dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap, berucap,

bertindak dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka menciptakan iklim dan
kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif

2. dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi : nilai
ketakwaan, rendah hati, sopan santun, kejujuran, kedisiplinan, ketangguhan, keberanian, ketertiban,
kebersihan, kesehatan, kerapian, keamanan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar yang
efektif.

3. Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tatatertib secara konsekuen,
ikhlas, dan penuh kesadaran

Pasal 1

PAKAIAN SEKOLAH

1. Pakaian Seragam

Siswa wajib mengenakan pakain seragam sekolah dengan ketentuan sebagi berikut:

a. Umum

1. Sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Baju putih, bawahan abu tua, kecuali Hari Jumat memakai seragam batik SMAN 5 Bandung.

3. Memakai badge OSIS dan identitas sekolah

4. Memakai ikat pinggang berwarna hitam dan berlogo SMA Negeri 5 Bandung

5. Memakai kaos kaki putih, sepatu warna hitam sejenis warrior dengan tali putih

6. Pakaian tidak terbuat dari kain yang tipis dan tembus pandang, tidak ketat dan tidak membentuk
tubuh

7. Tidak mengenakan atribut selain atribut resmi SMA Negeri 5 Bandung

8. Tidak mengenakan jaket/sweater tanpa seizin guru piket

9. Memakai pakaian/kaus dalam

b. Khusus Pria

1. Bagian bawah pakaian seragam putih yang sedang dikenakan selalu dimasukan ke dalam celana

2. Celana dan lengan baju tidak dilipat atau digulung


3. Tidak diperkenankan memakai celana dengan model potlot, melorot atau penuh tambalan

4. Celana tidak sobek, dibuka jahitannya, atau ditambal

5. Tidak memakai perhiasan atau aksesoris seperti : Kalung, gelang, anting

c. Khusus Wanita

1. Bagian bawah pakaian seragam putih yang sedang dikenakan selalu dimasukan ke dalam rok

2. Panjang rok sampai dengan mata kaki

3. Yang berjilbab, memakai baju tangan panjang dan kerudung warna putih

4. Tidak memakai perhiasan atau aksesoris yang mencolok dan berlebihan

5. Lengan baju tidak dilipat atau digulung

d. Pakaian Olahraga

Siswa wajib mengenakan pakaian olahraga yang telah ditetapkan sekolah

e. Jaket almamater

Dikenakan pada saat , penerimaan tamu , kunjungan , perlombaan, dan kegiatan-kegiatan resmi
lainnya

Pasal 2

RAMBUT, KUKU, TATO, MAKE UP

1. Umum

SIswa dilarang : - Berkuku panjang dan bertato

- Mengecat rambut dan kuku

2. Khusus Pria

1) Tidak berambut panjang atau bercukur gundul

2) Ukuran rambut panjang adalah apabila rambut bagian belakang melewati kerah baju, bila disisir
ke depan melewati alis mata dan menutupi daun telinga.

3) Tidak diperkenankan rambut dengan model mohawk atau model acak-acakan.

3. Khusus Wanita

1) Rambut siswa wanita disisir rapi atau diikat

2) Tidak memakai make-up berlebihan


Pasal 3

MASUK, PROSES KBM , DAN PULANG SEKOLAH

1. Siswa wajib hadir di kelas selambat-lambatnya pukul 06.30.

2. Siswa yang terlambat datang maksimal pukul 06.45 harus melapor kepada guru piket dan
diizinkan masuk kelas.

3. Siswa yang terlambat datang ke sekolah lebih dari pukul 06.45 harus lapor kepada guru piket
dan diizinkan masuk kelas pada pelajaran berikutnya, setelah mendapatkan pembinaan dari guru
piket, pembina OSIS atau wakasek di aula SMA Negeri 5 Bandung lantai 3

4. Siswa yang tidak dapat hadir karena sakit atau sebab lain, wajib membuat surat keterangan
dokter atau orang tua/wali yang bersangkutan.

5. Selama proses belajar siswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi.

6. Selama pelajaran berlangsung/pada pergantian jam /ketika guru berhalangan hadir, siswa
dilarang berada di luar kelas, atau meninggalkan kelas tanpa izin guru kelas/piket.

7. Ketika praktik olah raga, IT , IPA, seni atau bahasa siswa dilarang berada didalam kelas.

8. Setelah KBM berakhir siswa wajib meninggalkan sekolah kecuali yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan tidak berdiam diri tanpa alasan di area Taman PLN dan sepanjang jalan Bali.

9. Kegiatan ekstrakurikuler hari senin sampai jum’at berlangsung sampai pukul 16.00. Pada hari
Sabtu mulai pukul 07.00 – 13.00.

10. Siswa yang sedang mengikuti peminatan dan lintas minat tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pada hari Senin - Jumat

11. Siswa dapat meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir dengan alasan sakit atau
permintaan orang tua setelah mendapat izin guru piket dan guru mata pelajaran. Surat izin
meninggalkan sekolah diserahkan kembali kepada walikelas keesokan harinya.

12. Salam resmi yang digunakan bagi siswa muslim adalah “Assalaamu’alaikum”, sedangkan bagi
nonmuslim adalah ”selamat pagi/siang/sore“. Salam tersebut diucapkan ketika bertemu guru.

Pasal 4

KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN DAN KETERTIBAN

A. Lingkungan Kelas

1. Setiap kelas membentuk tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan,
dan ketertiban, serta memlihara perlengkapan kelas

2. Tim piket kelas mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Membersihkan papan tulis setiap pergantian pelajaran


b) Membantu menyiapkan dan membereskan perlengkapan KBM

c) Membersihkan kelas serta merapikan bangku-bangku dan meja setelah KBM berakhir.

d) Merapikan hiasan dinding kelas, seperti struktur organisasi kelas, jadwal piket, papan absensi
dan hiasan lainnya

e) Melaporkan kepada guru piket tentang tindakan-tindakan pelanggaran di kelas yang


menyangkut kebersihan dan ketertiban kelas, misalnya mengotori atau merusak sarana yang ada di
kelas.

3. Sebelum pulang seluruh siswa berdiri di belakang kursi masing-masing untuk melakukan doa
bersama serta mengucapkan terima kasih kepada guru.

B. Lingkungan Sekolah

1. Setiap siswa menjaga kebersihan kamar kecil/toilet, dan seluruh lingkungan sekolah lainnya.

2. Setiap siswa membuang sampah pada tempatnya.

3. Setiap siswa membiasakan budaya antre dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah yang
berlangsung pada waktu bersamaan.

4. Setiap siswa menjaga suasana ketenangan belajar, baik di kelas, di perpustakaan, di


laboratorium, maupun di tempat lain di lingkungan sekolah.

5. Setiap siswa menaati peraturan yang berlaku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan
sumber belajar lainnya.

6. Setiap siswa wajib mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler dan hanya diperkenankan mengikuti
maksimal dua kegiatan ekstrakurikuler.

7.
Pengelolaan Ekstra Kurikuler di Sekolah
20/01/2014Afid BurhanuddinTinggalkan komentarGo to comments

Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai
fakta. Tetapi legih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal
dasar bagi setiap warga Negara yang bertanggungjawab. Teori belajar mengatakan kepada kita
bahwa prose belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat
diserap kaitannya dengan dunia nyata, terutama bagi peserta didik muda dibangku pendidikan
dasar.
Dilingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiata pendidikan, karena itu jika tidak
ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan
antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara
sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang mati
karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang mengatakan bahwa
mencari peserta didik jauh lebih sulit daripada mencari guru baru. dikatannya untuk mendapatkan
guru baru cukup membuka lamaran, sehari sedah banyak yang datang. Sedangkan untuk mencari
peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan memasang sepanduk peserta didik
akan datang. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan ini,
peserta didik merupakan unsur utama yang dimenej dan dihargai martabatnya tak jauh berbeda
dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.

Manajemen peserta didik merupakan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari
peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dalam hal ini yang diatur
secara langsung oleh pihak sekolah adalah segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta
dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar
proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.

Suatu sekolah terus mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh peserta
didik. Sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi tersebut. Sedangkan
pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan akan diluar jam
pelajaran bisa. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore.
Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati
oleh sekelompok siswa, misalnya saja olahraga, kesenia, dan berbagai macam keterampilan serta
kepramukaan.

1. A. PEMBAHASAN
1. Definisi dan Keterkaitan dengan Siswa dan Sekolah
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan
program kurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang
memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan
ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa
baik di sekolah maupun diluar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas
diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan
mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai.
Pengertian ekstrakurikuler menurut Maus Besar Bahasa Indonesia (2002:291) yaitu suatu kegiatan
yang berada diluar program yang 10 tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan
pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan
ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan
minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa ekstrakulikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik disekolah
ataupun diluar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan siswa,
mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.

Faktor – faktor yang mempengaruhi minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam dari individu itu sendiri (faktor instrinsik),
maupun faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstrinsik).

1. Faktor dari dalam (faktor instrinsik) yaitu sifat pembawaan.


2. Faktor dari luar (faktor ekstrinsik) diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Minat
yang terjadi dalam individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan yaitu faktor keinginan dari
dalam, dan faktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau rasa senang pada
kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan adanya aktifitas atau tindakan akibat rasa
senang maupun perhatian.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (factor
instrinsic) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (factor ekstrinsic). Adapun ketiga
faktor instrinsik dari minat tersebut antara lain:
a. Rasa Tertarik

Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap individu tetapi sulit
dijelaskan. Dzakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum
melakukan aktivitas. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian
positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik
merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati kepada
sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif atau suatu obyek.

b. Perhatian

Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982:14) sebagai frekuensi dan kuantitas
kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan
minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada sesuatu, dan Bimo Walgito (2002: 98) mendefinisikan perhatian sebagai
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek.
Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan tenaga atau
kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan
kesadaran seluruh jiwa.

c. Aktivitas

Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap suatu objek atau kegiatan
adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan tersebut. Dalam penelian ini aktivitas siswa berbentuk
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini.

Selain itu ada juga faktor ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga,sekolah, dan
lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh misalnya keadaan sosial ekonomi,
serta cara orang tua mendidik anak merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat
mempengaruhi minat siswa. Pengaruh lingkungan sekolah misalnya kurikulum, metode mengajar
yang digunakan guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun faktor masyarakat meliputi teman
bergaul serta kegiatan siswa di masyarakat.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Ini memberikan keleluasaan
kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan
penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler
adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang
bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal hubungan antar
berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan
diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan
kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Siswa dapat memperdalam dan memeperluas
pengetahua keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan
bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Mampu memanfaatkan
pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program
kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.

1. 2. Konsep Dasar Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan intra sekolah yang harusnya dikemas dengan kegiatan
yang menarik. Akan tetapi pada penerapannya masih banyak kegiatan ekstrakurikuler yang
dipusatkan didalam kelas, sama halnya dengan pembelajaran formal setiap hari, sehingga hal itu
menyebabkan kurang tertariknya peserta didik untuk mengikuti mengikuti ektrakurikuler tersebut.
Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan siswa sebagai media untuk mengembangkan
potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan
prestasinya, khususnya prestasi non akademik. Kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler mendapat proporsi yang tidak seimbang, kurang mendapat perhatian,
bahkan cenderung disepelekan. Perhatian sekolah-sekolah juga masih kurang serius, hal ini
terlihat dari kurangnya dukungan yang memadai baik dari segi dana, perencanaan, dan
pelaksanaan, serta perannya sebagai bagian dari evaluasi keberhasilan siswa. Selain itu
kecerdasan manusia tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual saja, tetapi juga dilihat
emosionalnya, kreativitasnya,religiusnya. Keberagaman kecerdasan ini sangat mungkin tidak
terakomodasi selama proses pembelajaran. Sekolah hanya mengutamakan pencapaian logical dan
mathematical intelegence. Padahal potensi anak beragam dan sangat memungkinkan kecerdasan
tersebut dapat diasah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian pemahama dan
pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan
beradab.Fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang dijelaskan oleh Mumuh Sumarna (2006:10) yaitu:
“Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan”. Berdasarkan
uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai sarana
penunjang bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk
mengaplikasikan teori dan praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses pembelajaran.
Yudha M. Saputra (1998: 6) mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam
pelajaran sekolah biasa yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antar pelajaran, menyalurkan bakat dan
minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
program yang berupa pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan intrakurikuler.
Pendapat lain dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2007:256) kegiatan ekstrakurikuler yaitu
kegiatan-kegiatan siswa diluar jam pelajaran, yang dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah,
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata
pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk meningkatkan kualitas
keimanan dan ketaqwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan
bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya. Dari beberapa pendapat para ahli tentang
ekstrakurikuler diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam
pelajaran dan tidak diatur dalam kurikulum, hal ini sejalan dengan pendapat Suryosubroto 14
(2007:58) yang mengartikan “kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua kegiatan di sekolah yang
tidak diatur dalam kurikulum.” Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan tambahan di luar jam pelajaran yang dapat dilakukan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah dengan tujuan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.
1. 3. Hubungan Ekstrakurikuler dan Peningkatan Pada Siswa
Pentingnya Minat
Elizabeth B. Hurlock (1993: 214) mengatakan bahwa pada semuausia, minat memainkan peran
yang penting dalam kehidupan seseorang danmempunyai dampak yang besar atas perilaku dan
sikap, terutama selamamasa kanak-kanak. Karena jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan
olehminat yang berkembang selama masa kanak-kanak. Di samping itupengalaman belajar dari
anak juga sangat berpengaruh terhadapperkembangan minatanak.Minat mempunyai pengaruh
yang besar terhadap proses danpencapaian hasil belajar. Apabila materi pelajaran yang dipelajari
tidaksesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan tertarik untuk belajar dengan sebaik-
baiknya. Tidak ada daya tarik bagi siswa mengakibatkan keengganan belajar. Keengganan belajar
mengakibatkan tidak adanya kepuasan dari pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, pelajaran yang
menarik siswa, lebih mudah direncanakan karena minat menambah aktivitas belajar. Jika terdapat
siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka dapatlah diusahakan agar mempunyai minat
yang lebih besar yaitu dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan peserta didik.Wiliamson dalam Yudha M.Saputra (1998: 16) tujuan
kegiatanekstrakurikuler adalah memberikan sumbangan pada perkembangan kepribadian anak
didik, khususnya bagi mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Berkaitan dengan
tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, Yudha M. Saputramengemukakan empat tipe yang
termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sebagaiberikut.
1. 1. Program sekolah dan masyarakat seperti seni lukis, seni tari, seni musik, seni tari drama
dan sejumlah kegiatan ekstetika lainya
2. 2. Partisipasi dan observasi kegiatan olahraga diluar atau didalam ruangan
seperti atletik, renang, tenis, sepak bola dan permainan tradisional.
3. 3. Berdiskusi masalah-masalah sosial dan ekonomi seperti melakukan kunjungan ke
pasar, ke tempat bersejarah, ke kebun binatang dan sebagainya.
4. 4. Aktif menjadi anggota klub dan organisasi seperti klub olahraga, pramuka, OSIS dan
sebagainya.
5. 5. Secara komprehensif kegiatan ekstrakurikuler memiliki berbagi macam tujuan yang pada
dasarnya menyangkut perkembangan kepribadian, perkembangan emosional, hubungan sosial
serta kemampuan motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar. Optimalisasi kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terencana memiliki pengaruh yang besar bagi
perkembangan siswa.
6. 6. Ada beberapa jenis program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah
7. 7. Antara lain sebagai berikut. (Yudha M. Saputra, 1998: 23)

1) Program pengembangan bakat dan minat


Setiap anak pasti memiliki potensi. Melalui kegiatan ekstrakurikuler potensiitu dapat
dikembangkan. Yang terpenting dari program pengembangan bakat danminat melalui kagiatan
ekstrakurikuler di sekolah adalah menumbuhkembangkan potensi anak seperti bidang kerajinan,
seni tari, seni drama, senisuara, seni musik, dan mementaskan hasil seni anak didik. Dalam hal ini
gurubertindak sebagai fasilitator mengarahkan agar potensi yang dimiliki anaktersebut tidak
disalahgunakan oleh anak.

2) Program kegiatan rekreasi dan waktu luang


Agar kegiatan rekreasi dan waktu luang tidak hanya sebagai kegiatan yangsebatas hura-hura
maka perlu adanya inovasi pengembangan kearah yang lebihbermanfaat bagi anak, khususnya
sekolah dasar. Kegiatan ini dapat berupapemberdayaan potensi permainan tradisional dan
penciptaan bentuk-bentukpermainan baru. Permainan dapat berupa kunjungan ke tempat-tempat
yang kayaakan seni tradisional.

3) Program keagamaan
Program keagamaan dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan hari-haribesar yang diperingati
setiap tahun. Anak dapat mengadakan acara yangbernuansa keagamaan guna memupuk rasa
saling menghargai antar umatberagama. Kegiatan yang dilakukan dapat berbentuk lomba, diskusi
keagamaandan perayaan sederhana agar anak saling mengetahui aktivitas keagamaan masing
masing.

4) Program politik dan sosial


Program ini merupakan program pengenalan politik dan sosial kepada anak.Kegiatan yang
dilakukan dapat berupa peragaan sederhana yang dikemas dalambentuk drama atau dilakukan
bakti sosial dan melaksanakan upacara benderapada hari-hari besar. Kegiatan pendidikan politik
dan sosial ini dapat dilakukanseperti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), LKS (Latihan
kepemimpinan

Siswa) dan PKS (Patroli Keamanan Sekolah)

5) Program pusat belajar


Program kegiatan pusat belajar ini dilakukan dengan mengembangkanpelajaran intrakurikuler
seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA danMatematika. Kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan dapat berupapembentukan klub bahasa, sains atau klub karya ilmiah remaja.

6) Program ekonomi
Kegiatan yang dlakukan pada program ekonomi ini adalah untukmenghimpun dana dalam rangka
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.Misalnya anak diajak oleh guru untuk mengadakan bazar
dari anak oleh anakuntuk anak. Program ini mengajarkan kepada anak untuk mejadi pelaku
ekonomidalam level yang sederhana seperti koperasi sekolah dan praktek kerja nyata.

7) Program budaya
Pelaksanaan program budaya ini dapat dilakukan dengan memberdayakanpotensi daerah untuk
diperkenalkan kepada anak didik degan cara pementasanseni budaya yang dilakukan anak didik.

8) Program informasi dan kegiatan yang tidak diorganisasikan


Pengembangan kegiatan ini melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat berupadiskusi kelompok antar
anak dengan topik yang dibatasi. Anak akan mendapatkesempatan untuk mendiskusikan masalah
apapun yang mereka sukai. Dalamkegiatan ini guru tidak terlibat secara langsung tetapi hanya
memonitor kegiatantersebut.

9) Program olahraga
Dalam program olahraga biasanya guru membuat klub atau unit kegiatanolahraga. Anak dapat
memilih cabang olahraga yang disukainya. Misalnyaolahraga yang banyak diminati peserta didik,
sepak bola, bola basket, bola voli,bela diri karate, tae kwon do dan sebagainya.

1. 4. Tujuan & Keberartian Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Mengembangkan seluruh ranah kemampuan siswa secara komprehensif dan seimbang.


2. 2. Kegiatan belajar siswa disekolah saat ini menekankan pada pengembangan fungsio tidak
sebelah kiri yakni persepsi kognisi hal-hal yang logis sekuensial dan rasional. Pengembangan
fungsio tidak sebelah kanan yang bersifat holistik, imajinatif, dan kreatif kurang mendapat
perhatian. Akibatnya pengembangan aspek afeksi dan psikomotorik menjadi terabaikan. Bobi
DePorter dan Mike Hernacki (1999) menyarankan untuk keseimbangan pengambangan fungsi
kedua belahan otak itu hendaklah diusahakan cara belajar global (global learning).
3. Mendorong rasa betah gairah dan pencapaian prestasi belajar disekolah.
4. Mengembangkan bakat dan minat siswa menuju pembentukan integritas pribadi yang kuat dan
produktif.
5. Mengisi waktu luang agar efektif dan bermanfaat, bandingkan kegiatan belajar / ekstrakurikuler
yang berlangsung pada sekolah dengan paruh waktu (part time), penuh waktu(fuul day) dan
sepanjang waktu (berasrama / boarding system).
6. Memelihara nilai-nilai luhur budaya kehidupan bangsa yang religius, berperadaban untuk saling
menghormati, menjunjung tinggi rasa persatuan musyawarah dan memupuk sikap berkeadilan.

1. 5. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut :

1. 1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan
minat peserta didik masing-masing.
2. 2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti
secara sukarela oleh peserta oleh peserta didik.
3. 3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntu keikutsertaan
peserta didik secara penuh.
4. 4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan
menggembirakan peserta didik.
5. 5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik
untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6. 6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk
kepentingan masyarakat.
6. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk :

1. 1. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
2. 2. Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian.
3. 3. Latihan / lomba keberbakatan / prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni
dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagaman.
4. 4. Seminar, lokakarya, dan pameran / bazar, dengan substansi antara lain karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
Selanjutnya menurut Depdikbud (1987:27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis yaitu
:

a). Kegiatan yang bersifat sesaat, misal: karyawisata, bakti sosial.

b). Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misal: pramuka, PMR, dan sebagainya.

7. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler


Pelaksanaan program-program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dikendalikan untuk pencapaian
tujuan-tujuan yang telah diterapkan dan kontribusinya terhadap perwujudan visi sekolah. Dari
setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diusahakan suasana yang
kondusif, tidak terlalu membebani siswa dan tidak merugikan aktivitas kurikuler sekolah.
Usahakan pelaksanaan kegiatan konsisten sebagaimana terjadwal dan terpublikasikan. Kerja sama
tim adalah fundamental, hindari pembatasan untuk partisipasi. Setiap personil disekolah, sesuai
dengan fungsinya, pada dasarnya bertanggungjawab atas pengembangan program ekstrakurikuler
yang diselenggarakan.Adapun ragam dan banyaknya sumber daya manusia yang diperlukan untuk
menangani pengelolaan program ekstrakurikuler itu tergantung pada kebutuhan yang
berkembang, kompleksitas tugas-tugas penyelenggaraan program, dan kebijakan dari pimpinan
sekolah sebagaimana hasil kesepakatan antar pihak yang berkepentingan (stakeholders). Peran-
peran kunci dari setiap personil disekolah seperti kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, guru-
guru, wali kelas, guru/petugas BP, pustakawan, dan kepengurusan OSIS, hendaknya dioptimalkan
dalam jabatannya dan terkait secara langsung dengan pengembangan program kegiatan
ekstrakurikuler. Demikian halnya dengan peran-peran kunci personil yang berada diluar organisasi
sekolahdan dimiliki keterkaitan fungsional dengan kepentingan penyelenggaraan program
ekstrakurikuler, seperti pengurus Komite Sekolah, orang tua siswa, tokoh masyarakat yang peduli,
pengurus MGMP, pemerintahan setempat dan lain-lain, hendaknya juga dioptimalkan.
Untuk tenaga guru/instruktur, seyogianya adalah guru yang ada di sekolah yang memiliki latar
belakang pendidikan yang relevan dan atau guru memiliki minat yang kuat untuk itu. Jika sekolah
tidak memiliki guru/instruktur yang berlatar belakang pendidikan relevan dan tidak mempunyai
guru yang berminat untuk menyelenggarakan program ekstrakurikuler, sekolah dapat
mengusahakan dengan cara mengundang guru/instruktur di bidang ekstrakurikuler dari
sekolah/lembaga pendidikan lain yang berdekatan melalui kerja sama yang saling
menguntungkan. Memanfaatkan nara sumber/tenaga ahli yang ada dan potensial pada
masyarakat sekitar sekolah. Membina kemampuan yang dibutuhkan melalui MGMP, program
pendampingan tenaga guru dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan guru
dalam suatu program pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan. Fasilitas untuk setiap program
kegiatan hendaknya dipikirkan guna mendukung terlaksankannya program kegiatan
ekstrakurikuler yang efektif. Fasilitas program ini mislnya mencakup, pedoman/sumber dan
kesempatan mengikuti program ekstrakurikuler yang ditawarkan. Form bio data siswa. Alat test
dan form interview. Form penawaran pilihan atas jenis kegiatan ekstrakurikuler. Daftar
siswa/kelompok siswa untuk layanan kegiatan ekstrakurikuler. Form pengaturan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler dan liburan sekolah. Form rancangan program kegiatan ekstrakurikuler. Form
MOU, form perizinan. Form monitoring pelaksanakaan kegiatan ekstrakurikuler dan
pembimbingan. Form pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Form
sertifikasi atas penyelesaian keikutsertaan siswa dalam program kegiatan ekstrakurikuler yang
dipercaya.

1. 8. Evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler


Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler di maksudkan untuk mengumpulkan data atau
informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Penilaian dapat dilakukan sewaktu-
waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan siswa pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka
waktu tertentu berkenan dengan proses dan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian program
ekstrakurikuler menekankan pada penilaian / tes tindakan yang dapat mengungkapkan tingkat
untuk perilaku belajar / kerja siswa. Penetapan tingkat keberhasilan untuk program
ekstrakurikuler didasarkan atau standart minimal tingkat penguasaan kemampuan yang
disyaratkan dan bersifat individual. Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan
kepribadian yang terintegrasi jiwa kemandirian atau kewirausahaan sikap dan etos perilaku
itumempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi.
Mempertimbangkan standart keadilan dan keragaman secara individual bagi setiap siswa, dan
mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakkurikuler yang dilakukan.
Penilaian dilakukan dengan memandang bobot yang sama baik terdapat proses dan hasil akhir dari
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penilaian melalui pemberian tugas secara
bervariasi dan dinamisakan mendorong tumbuhnya rasa tanggungjawab yang tinggi. Ujian
kemampuan atau tingkat kemahiran yang telah dicapai siswa dan sertifikasi dilakukan secara
bersama sehingga dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

1. 9. Pelapor / Pertanggungjawaban Kegiatan Ekstrakurikuler

Sekolah hendaknya membuat laporan, baik laporan untuk keseluruhan program kegiatan
ekstrakurikuler dan untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk
pertanggungjawaban keuangan yang telah dialokasikan/digunakan untuk kegiatan yang
dimaksudkan. Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar, hasil yang diharapkan,
organisasi penyelenggaraan, jdwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang
diperolah, kesulitan yang dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan
dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan
Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar
mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang
dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka
maupun lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Prihatin, Eka. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta


Depdiknas (2003) Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta : C.V. Eka Jaya
Bateman & Snell (2002). Management Completing in The New Era. New York : The McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai