Tugas Koordinator Ekskul
Tugas Koordinator Ekskul
Tugas pokok koordinator ekstrakurikuler adalah membantu kepala sekolah dalam kegiatan ekstra
kurikuler, sedangkan fungsi dari koordinator ekstrakurikuler adalah
SAAT EKSTRAKURIKULER
1. Siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, pada jam yang telah ditentukan
2. Siswa membawa perlengkapan yang telah ditentukan oleh instruktur ekstrakurikuler
3. Memakai seragam yang telah ditentukan (karate : dengan seragam karate, futsal :
dengan seragam futsal)
4. Selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa tidak diperkenankan untuk keluar
dari kegiatan sebelum waktu selesai
5. Mengikuti materi ekstrakurikuler dengan tekun
6. Tetap menjaga kerapihan, kebersihan dan sopan santun
7. Memberitahu ketidakhadiran pada jam ekstrakuikuler pada koordinator
ekstrakurikuler (wakasek kesiswaan)
8. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang telah dipilih minimal selama 1 TAHUN
(tidak berpindah)
PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA
KURIKULUM 2013
POSTED BY KAHAR MUZAKKIR POSTED ON MONDAY, MAY 19, 2014 WITH NO COMMENTS
Berikut ini kami sajikan pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler pada kurikulum 2013 yang dikutip
dari lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum 2013 dengan harapan semoga bisa menjadi tambahan referensi bagi
kita dalam memahami dan mengimplementasikan kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan
masing-masing
I. PENDAHULUAN
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional
tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan
dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi
waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan
perangkat operasional (supplement dancomplements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
II. TUJUAN
Pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini disusun dengan tujuan untuk.
1. Menjadi arahan operasional dalam pengembangan program dan kegiatan ekstrakurikuler oleh
satuan pendidikan.
Pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan bermanfaat bagi pengguna yang meliputi :
1. Dewan guru dan tenaga kependidikan sebagai pengembang dan pembina program
ekstrakurikuler.
3. Komite sekolah/madrasah sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik dalam
pengembangan program dan dukungan pelaksanaan program ekstrakurikuler.
Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut.
1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam
belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait
dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.
1. Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan-
kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler.
2. Misi
a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat peserta didik.
1. Fungsi
c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,
menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta
didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih
menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
2. Tujuan
C. Prinsip
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut.
2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan
diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik
secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.
D. Jenis Kegiatan
1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya;
2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta
alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau
4. Jenis lainnya.
E. Format Kegiatan
2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta
didik dalam satu kelas.
4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
peserta didik antarkelas.
5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta
didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari
sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan
organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.
Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu,
kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan
ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran,
misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik yang
selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi
peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta
didik atau sekelompok peserta didik.
Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan di satuan pendidikan
sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.
PROGRAM EKSTRAKURIKULER
1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah
2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi
3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat, Karate, Yudo,
Bela Diri lainnya.
4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika.
5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta Astronomi,
Kebersihan Lingkungan, Pertanian
6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah
7. Perkumpulan Pengelola Rumah Ibadah, Kelompok Peduli Rumah Jompo, Kelompok
Peduli Rumah Yatim.
Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling sedikit
memuat.
Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan
dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak
terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.
Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun atau
semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum
dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta
didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap hari.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). Kegiatan
ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah
jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan
kegiatan lain yang memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan
waktu tertentu (blok waktu).
Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan
berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh
pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar
kurikuler rutin.
Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria
keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler
wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan
dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus
mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler
pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor.
Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam
buku rapor.
Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang
memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib
atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun
waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu
peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut
memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan
memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik
setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
Program ekstrakurikuler merupakan program yang dinamis. Satuan pendidikan dapat menambah
atau mengurangi ragam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan
pada setiap semester.
Satuan pendidikan melakukan revisi “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku di satuan
pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan
mendiseminasikannya kepada peserta didik dan pemangku kepentingan lainnya.
A. Satuan Pendidikan
Kepala sekolah, dewan guru, guru pembina ekstrakurikuler, dan tenaga kependidikan bersama-
sama mengembangkan ragam kegiatan ekstrakurikuler; sesuai dengan penugasannya
melaksanakan supervisi dan pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta
melaksanakan evaluasi terhadap program ekstrakurikuler.
B. Komite Sekolah/Madrasah
Sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik memberikan usulan dalam
pengembangan ragam kegiatan ekstrakurikuler dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler.
C. Orang tua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap suksesnya kegiatan ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan karena pendidikan holistik bergantung pada pendekatan kooperatif antara
satuan pendidikan/sekolah dan orang tua
VIII. PENUTUP
Demikian pedoman ini disusun sebagai arahan operasional dalam pengembangan, pelaksanaan,
dan penilaian program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan. Semoga pengembangan dan
pelaksanaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan menuai manfaat yang signifikan
dalam pengembangan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, sosial, serta pengembangan
keterampilan dan kepribadian peserta didik.
DRAFT
BAB I
Pasal 1
DASAR PEMIKIRAN
Tata tertib kehidupan sosial sekolah bersumber pada nilai-nilai keagamaan akhlak mulia, nilai sosial
budaya seperti adat istiadat setempat yang dihormati. Dalam penerapannya tata tertib tersebut tetap
dalam kerangka pengembangan budaya nasional, hak-hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai lain
yang mendukung proses pendidikan yang efektif, yang sifatnya mencerminkan kebutuhan sekolah
dalam konteks sosial sekolah, lingkungan, dan masyarakat. Program pembentukan kepribadian dan
program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school-based quality improvement) sebagai
salah satu manajemen pendidikan kita di masa depan telah dirintis di sejumlah sekolah, termasuk di
SMA Negeri 5 Bandung .
Di SMA Negeri 5 Bandung program tersebut dibuat dengan mengacu pada visi dan misi sekolah,
yakni sekolah unggul yang berdaya saing tinggi yang berpijak pada agama, budaya dan iptek. Untuk
mencapai visi tersebut, diperlukan karakter siswa yang berdisplin tinggi, taat dan patuh pada ajaran
agama, serta menguasai teknologi dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah
pedoman tatatertib yang mengarahkan siswa agar terbentuk karakater yang diharapkan
Pasal 2
DASAR HUKUM
c. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 21, 22, 23 dan 24 tentang Standar Isi, Standar
Hasil dan Pelaksanaan Kepmen Nomor 21, 22 dan 23
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
Pasal 3
TUJUAN
d. Membekali siswa dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan di mana pun dia berada
BAB II
KETENTUAN UMUM
bertindak dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka menciptakan iklim dan
kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif
2. dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi : nilai
ketakwaan, rendah hati, sopan santun, kejujuran, kedisiplinan, ketangguhan, keberanian, ketertiban,
kebersihan, kesehatan, kerapian, keamanan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar yang
efektif.
3. Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tatatertib secara konsekuen,
ikhlas, dan penuh kesadaran
Pasal 1
PAKAIAN SEKOLAH
1. Pakaian Seragam
Siswa wajib mengenakan pakain seragam sekolah dengan ketentuan sebagi berikut:
a. Umum
2. Baju putih, bawahan abu tua, kecuali Hari Jumat memakai seragam batik SMAN 5 Bandung.
4. Memakai ikat pinggang berwarna hitam dan berlogo SMA Negeri 5 Bandung
5. Memakai kaos kaki putih, sepatu warna hitam sejenis warrior dengan tali putih
6. Pakaian tidak terbuat dari kain yang tipis dan tembus pandang, tidak ketat dan tidak membentuk
tubuh
b. Khusus Pria
1. Bagian bawah pakaian seragam putih yang sedang dikenakan selalu dimasukan ke dalam celana
c. Khusus Wanita
1. Bagian bawah pakaian seragam putih yang sedang dikenakan selalu dimasukan ke dalam rok
3. Yang berjilbab, memakai baju tangan panjang dan kerudung warna putih
d. Pakaian Olahraga
e. Jaket almamater
Dikenakan pada saat , penerimaan tamu , kunjungan , perlombaan, dan kegiatan-kegiatan resmi
lainnya
Pasal 2
1. Umum
2. Khusus Pria
2) Ukuran rambut panjang adalah apabila rambut bagian belakang melewati kerah baju, bila disisir
ke depan melewati alis mata dan menutupi daun telinga.
3. Khusus Wanita
2. Siswa yang terlambat datang maksimal pukul 06.45 harus melapor kepada guru piket dan
diizinkan masuk kelas.
3. Siswa yang terlambat datang ke sekolah lebih dari pukul 06.45 harus lapor kepada guru piket
dan diizinkan masuk kelas pada pelajaran berikutnya, setelah mendapatkan pembinaan dari guru
piket, pembina OSIS atau wakasek di aula SMA Negeri 5 Bandung lantai 3
4. Siswa yang tidak dapat hadir karena sakit atau sebab lain, wajib membuat surat keterangan
dokter atau orang tua/wali yang bersangkutan.
6. Selama pelajaran berlangsung/pada pergantian jam /ketika guru berhalangan hadir, siswa
dilarang berada di luar kelas, atau meninggalkan kelas tanpa izin guru kelas/piket.
7. Ketika praktik olah raga, IT , IPA, seni atau bahasa siswa dilarang berada didalam kelas.
8. Setelah KBM berakhir siswa wajib meninggalkan sekolah kecuali yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan tidak berdiam diri tanpa alasan di area Taman PLN dan sepanjang jalan Bali.
9. Kegiatan ekstrakurikuler hari senin sampai jum’at berlangsung sampai pukul 16.00. Pada hari
Sabtu mulai pukul 07.00 – 13.00.
10. Siswa yang sedang mengikuti peminatan dan lintas minat tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pada hari Senin - Jumat
11. Siswa dapat meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir dengan alasan sakit atau
permintaan orang tua setelah mendapat izin guru piket dan guru mata pelajaran. Surat izin
meninggalkan sekolah diserahkan kembali kepada walikelas keesokan harinya.
12. Salam resmi yang digunakan bagi siswa muslim adalah “Assalaamu’alaikum”, sedangkan bagi
nonmuslim adalah ”selamat pagi/siang/sore“. Salam tersebut diucapkan ketika bertemu guru.
Pasal 4
A. Lingkungan Kelas
1. Setiap kelas membentuk tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan,
dan ketertiban, serta memlihara perlengkapan kelas
c) Membersihkan kelas serta merapikan bangku-bangku dan meja setelah KBM berakhir.
d) Merapikan hiasan dinding kelas, seperti struktur organisasi kelas, jadwal piket, papan absensi
dan hiasan lainnya
3. Sebelum pulang seluruh siswa berdiri di belakang kursi masing-masing untuk melakukan doa
bersama serta mengucapkan terima kasih kepada guru.
B. Lingkungan Sekolah
1. Setiap siswa menjaga kebersihan kamar kecil/toilet, dan seluruh lingkungan sekolah lainnya.
3. Setiap siswa membiasakan budaya antre dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah yang
berlangsung pada waktu bersamaan.
5. Setiap siswa menaati peraturan yang berlaku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan
sumber belajar lainnya.
6. Setiap siswa wajib mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler dan hanya diperkenankan mengikuti
maksimal dua kegiatan ekstrakurikuler.
7.
Pengelolaan Ekstra Kurikuler di Sekolah
20/01/2014Afid BurhanuddinTinggalkan komentarGo to comments
Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai
fakta. Tetapi legih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal
dasar bagi setiap warga Negara yang bertanggungjawab. Teori belajar mengatakan kepada kita
bahwa prose belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat
diserap kaitannya dengan dunia nyata, terutama bagi peserta didik muda dibangku pendidikan
dasar.
Dilingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiata pendidikan, karena itu jika tidak
ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan
antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara
sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang mati
karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang mengatakan bahwa
mencari peserta didik jauh lebih sulit daripada mencari guru baru. dikatannya untuk mendapatkan
guru baru cukup membuka lamaran, sehari sedah banyak yang datang. Sedangkan untuk mencari
peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan memasang sepanduk peserta didik
akan datang. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan ini,
peserta didik merupakan unsur utama yang dimenej dan dihargai martabatnya tak jauh berbeda
dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.
Manajemen peserta didik merupakan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari
peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dalam hal ini yang diatur
secara langsung oleh pihak sekolah adalah segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta
dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar
proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
Suatu sekolah terus mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh peserta
didik. Sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi tersebut. Sedangkan
pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan akan diluar jam
pelajaran bisa. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore.
Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati
oleh sekelompok siswa, misalnya saja olahraga, kesenia, dan berbagai macam keterampilan serta
kepramukaan.
1. A. PEMBAHASAN
1. Definisi dan Keterkaitan dengan Siswa dan Sekolah
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan
program kurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang
memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan
ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa
baik di sekolah maupun diluar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas
diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan
mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai.
Pengertian ekstrakurikuler menurut Maus Besar Bahasa Indonesia (2002:291) yaitu suatu kegiatan
yang berada diluar program yang 10 tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan
pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan
ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan
minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa ekstrakulikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik disekolah
ataupun diluar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan siswa,
mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam dari individu itu sendiri (faktor instrinsik),
maupun faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstrinsik).
Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap individu tetapi sulit
dijelaskan. Dzakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum
melakukan aktivitas. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian
positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik
merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati kepada
sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif atau suatu obyek.
b. Perhatian
Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982:14) sebagai frekuensi dan kuantitas
kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan
minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada sesuatu, dan Bimo Walgito (2002: 98) mendefinisikan perhatian sebagai
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek.
Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan tenaga atau
kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan
kesadaran seluruh jiwa.
c. Aktivitas
Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap suatu objek atau kegiatan
adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan tersebut. Dalam penelian ini aktivitas siswa berbentuk
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini.
Selain itu ada juga faktor ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga,sekolah, dan
lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh misalnya keadaan sosial ekonomi,
serta cara orang tua mendidik anak merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat
mempengaruhi minat siswa. Pengaruh lingkungan sekolah misalnya kurikulum, metode mengajar
yang digunakan guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun faktor masyarakat meliputi teman
bergaul serta kegiatan siswa di masyarakat.
Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Ini memberikan keleluasaan
kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan
penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler
adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang
bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal hubungan antar
berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan
diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan
kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Siswa dapat memperdalam dan memeperluas
pengetahua keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan
bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Mampu memanfaatkan
pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program
kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
3) Program keagamaan
Program keagamaan dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan hari-haribesar yang diperingati
setiap tahun. Anak dapat mengadakan acara yangbernuansa keagamaan guna memupuk rasa
saling menghargai antar umatberagama. Kegiatan yang dilakukan dapat berbentuk lomba, diskusi
keagamaandan perayaan sederhana agar anak saling mengetahui aktivitas keagamaan masing
masing.
6) Program ekonomi
Kegiatan yang dlakukan pada program ekonomi ini adalah untukmenghimpun dana dalam rangka
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.Misalnya anak diajak oleh guru untuk mengadakan bazar
dari anak oleh anakuntuk anak. Program ini mengajarkan kepada anak untuk mejadi pelaku
ekonomidalam level yang sederhana seperti koperasi sekolah dan praktek kerja nyata.
7) Program budaya
Pelaksanaan program budaya ini dapat dilakukan dengan memberdayakanpotensi daerah untuk
diperkenalkan kepada anak didik degan cara pementasanseni budaya yang dilakukan anak didik.
9) Program olahraga
Dalam program olahraga biasanya guru membuat klub atau unit kegiatanolahraga. Anak dapat
memilih cabang olahraga yang disukainya. Misalnyaolahraga yang banyak diminati peserta didik,
sepak bola, bola basket, bola voli,bela diri karate, tae kwon do dan sebagainya.
1. 1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan
minat peserta didik masing-masing.
2. 2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti
secara sukarela oleh peserta oleh peserta didik.
3. 3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntu keikutsertaan
peserta didik secara penuh.
4. 4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan
menggembirakan peserta didik.
5. 5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik
untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6. 6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk
kepentingan masyarakat.
6. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk :
1. 1. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
2. 2. Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian.
3. 3. Latihan / lomba keberbakatan / prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni
dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagaman.
4. 4. Seminar, lokakarya, dan pameran / bazar, dengan substansi antara lain karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
Selanjutnya menurut Depdikbud (1987:27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis yaitu
:
b). Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misal: pramuka, PMR, dan sebagainya.
Sekolah hendaknya membuat laporan, baik laporan untuk keseluruhan program kegiatan
ekstrakurikuler dan untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk
pertanggungjawaban keuangan yang telah dialokasikan/digunakan untuk kegiatan yang
dimaksudkan. Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar, hasil yang diharapkan,
organisasi penyelenggaraan, jdwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang
diperolah, kesulitan yang dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan
dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar
mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang
dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka
maupun lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA