Anda di halaman 1dari 48

PANDUAN PELAKSANAAN

EKSTRAKURIKULER DAN
KEPRAMUKAAN
DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA (SMP)
Hotel Faletahan, Jakarta

Hak Cipta © 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
Pengertian Ekstrakurikuler
1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai
perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih
luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di
luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran
bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta
didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya
masing-masing.
Fungsi Kegiatan Esktrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi:
• Fungsi pengembangan, kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung
perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan
potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan
kepemimpinan.
• fungsi sosial, bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik,
dengan memberikan kesempatan untuk memperluas pengalaman sosial,
praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
• Fungsi rekreatif, bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana
rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses
perkembangan peserta didik.
• Fungsi persiapan karir, bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

3
Tujuan Ekstrakurikuler

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat


meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor peserta didik.
2. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat
mengembangkan bakat dan minat peserta
didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju
manusia seutuhnya.

4
Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
• Bersifat individual, dikembangkan sesuai dengan potensi,
bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
• Bersifat pilihan, dikembangkan sesuai dengan minat dan
diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
• Keterlibatan aktif, menuntut keikutsertaan peserta didik
secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.
• Menyenangkan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi
peserta didik.
• Membangun etos kerja, dilaksanakan dengan prinsip
membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan
bekerja dengan baik dan.
• Kemanfaatan sosial, dikembangkan dan dilaksanakan dengan
tidak melupakan kepentingan masyarakat.

5
Jenis Kegiatan Kurikuler
• Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan:

• Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang


harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik
dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam Kurikulum
2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas
(SMA/SMK). Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan
organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.

• Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain UKS,


dan PMR. Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk
kelompok atau klub yang dikembangkan atau berkenaan dengan
konten suatu mata pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub
sepak bola atau klub bola voli.
Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.
• Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa
• (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar
BenderaPusaka (Paskibraka), dan lainnya;
• Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik,
penelitian, dan lainnya;
• Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat
olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik,
teater,keagamaan, dan lainnya; atau
• Jenis lainnya.

7
Jadwal kegiatan ekstrakurikuler di Satuan
Pendidikan

• Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler


harus dirancang pada awal tahun atau semester
dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan
peserta didik. Jadwal kegiatan diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat
pelaksanaan kegiatan kurikuler yang dapat
menganggu peserta didik dalam mengikuti
kegiatan kurikuler.
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
• Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran
kurikuler yang terencana setiap hari, atau waktu tertentu (blok
waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga,
atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah jam
pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Klub
Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang
memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai
kegiatan dengan waktu tertentu (blok waktu).
• Khusus Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah
atau terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti
Jambore Pramuka, ditentukan oleh pengelola/pembina
Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu
belajar kurikuler rutin.

9
Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler
• Penilaian diberikan terhadap kinerja peserta didik
dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan
ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif.
• Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai
memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada
setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh
terhadap kenaikan kelas. Nilai di bawah memuaskan
dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi
bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program
khusus yang diselenggarakan bagi mereka.

10
Pihak Yang Terlibat Kegiatan Ekstrakurikuler
A. Satuan Pendidikan
Kepala sekolah, dewan guru, guru pembina ekstrakurikuler,
dan tenaga kependidikan bersama-sama mengembangkan
ragam kegiatan ekstrakurikuler; melaksanakan supervisi dan
pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta
evaluasi terhadap program ekstrakurikuler.

B. Komite Sekolah/Madrasah
Sebagai mitra sekolah yang mewakili orang tua peserta didik
memberikan usulan dalam pengembangan ragam kegiatan dan
dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

C. Orang tua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap
suksesnya kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan

11
Evaluasi Program Ekstrakurikuler

• Program ekstrakurikuler merupakan program yang


dinamis. Satuan pendidikan dapat menambah atau
mengurangi ragam kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada
setiap semester.
• Satuan pendidikan melakukan revisi “Panduan
Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku di satuan
pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya
berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan
mendiseminasikannya kepada peserta didik dan
pemangku kepentingan lainnya.
12
PENGERTIAN

Pramuka
Kepramukaan
Gerakan Pramuka
Pendidikan Kepramukaan
PENGERTIAN

Pramuka
Kepramukaan
Gerakan Pramuka
Pendidikan Kepramukaan
Pengertian
• Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam
pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka
dan Darma Pramuka;
• Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
pramuka; (Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran
akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur
(SK. Kwarnas No. 231 Thn 2007)).
• Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh
pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan
Pengertian (Lanjutan)
• Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan;
• Kegiatannya dilaksanakan melalui Gugus Depan (Gudep)
• Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah dan merupakan
upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar di
sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini dapat dilakukan
pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, pendidikan
pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti luhur,
berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran jasmani dan
daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, tenggang rasa dan
kerjasama.
• Pembina Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka.
Pembina bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan kepramukaan di tingkat Gugus Depan.
Pengertian (Lanjutan)

• Pramuka Siaga adalah anggota Gerakan Pramuka rentang


usia 7 sampai 10 tahun;
• Pramuka Penggalang adalah anggota Gerakan Pramuka
rentang usia 11 sampai 15 tahun;
• Pramuka Penegak adalah anggota Gerakan Pramuka rentang
usia 16 sampai 20 tahun;
• Pramuka Pandega adalah anggota Gerakan Pramuka rentang
usia 21 sampai 25 tahun;
Pengertian (Lanjutan)
• Gugus Depan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi
terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan;
• Kwartir adalah satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka
yang dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah;
• Regu adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia
antara 11-15 tahun yang disebut Pramuka Penggalang;
• Pasukan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka
Penggalang yang menghimpun regu dan dipimpin oleh
Pembina Pasukan;
• Ambalan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka
Penegak, yang menghimpun sangga dan dipimpin oleh
Pradana dengan pendamping Pembina Ambalan;
Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka;
Landasan Operasional
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961
tentang Gerakan Pramuka;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor: 39 Tahun 2008, Tentang Pembinaan Kesiswaan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013;
5. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor:
156/Kab/65 dan Nomor: 47/KN/65 tanggal 27 September 1965,
tentang Pengintegrasian Gerakan Pramuka dengan Sekolah.
6. Kesepakatan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 51/X/KB/2006 dan Nomor
161 Tahun 2006 tentang Peningkatan Upaya Bela Negara melalui
Gerakan Pramuka;
Lanjutan
7. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203
Tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka;
8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220
Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok
Organisasi Gerakan Pramuka;
9. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231
Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan
Gerakan Pramuka;
10. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 225
Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Majelis
Pembimbing Gerakan Pramuka;
11. Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Gerakan
Pramuka Nomor: 05/Munaslub/2012 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Tujuan dan Sasaran
• Tujuan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler di
bidang kepramukaan di sekolah adalah untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar,
khususnya di bidang pembinaan kesiswaan
dalam pembentukan watak dan kepribadian
siswa melalui kegiatan kepramukaan.
• Sasaran peningkatan pembinaan Gudep
Gerakan Pramuka yang berpangkalan di
sekolah adalah siswa dan guru.
Ruang Lingkup
• Peningkatan kegiatan ekstrakurikuler di
bidang kepramukaan diarahkan pada
peningkatan pembinaan Gudep Gerakan
Pramuka yang berpangkalan di sekolah, yang
meliputi; pembentukan Gudep, organisasi dan
tata kerja, kepengurusan, dan administrasi
gudep serta identitas Gudep.
Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan
Kepramukaan
Keimanan kepada Tuhan YME Bertanggungjawab
Ketakwaan kepada Tuhan YME
Kecintaan pada alam Dapat dipercaya
Kecintaan kepada sesama Jernih dalam berpikir
manusia
Kecintaan kepada tanah air
Jernih dalam berkata
Indonesia Jernih dalam berbuat
Kecintaan kepada bangsa Hemat
Indonesia
Kedisiplinan Cermat
Keberanian Bersahaja
Kesetiaan
Tolong menolong
Rajin
Terampil
Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan
A. Upacara pembukaan dan penutupan :
• Pasukan Penggalang
B. Keterampilan Kepramukaan(Scouting Skill)
• Pioneering (Simpul dan Ikatan)
• Mountenering (Mendaki Gunung)
• Orientering (Peta dan Kompas)
• Camping (Berkemah)
• Wirausaha
• Belanegara
• Teknologi
• Komunikasi
Rincian kegiatan Kepramukaan
Berbaris Sportivitas
Memimpin Simpul dan ikatan,
Berdoa tanda jejak,
Janji sandi dan isyarat,
Memberi hormat jelajah
Pengarahan Peta
Refleksi kompas
Dinamika kelompok memasak
Permainan tenda
Menghargai teman PPGD
Berkomunikasi KIM
MenolongBerempati menaksir
Bersikap adil halang rintang
Cakap berbicara TTG
Cakap motorik bakti
Kepempinan lomba
Konsentrasi hastakarya
Pembentukan Gugus Depan
▪ Anggota putera dan anggota puteri dihimpun dalam Gudep
yang terpisah, masing-masing merupakan Gudep yang berdiri
sendiri.
▪ Gudep Puteri menggunakan nomor genap sedangkan Gudep
putera menggunakan nomor ganjil/gasal.
▪ Gudep yang berpangkalan di sekolah dapat berupa :
1) Gudep tidak lengkap, artinya Gudep tersebut hanya
mempunyai satu atau dua golongan peserta didik
misalnya terdiri atas Siaga dan Penggalang atau
Penggalang dan Penegak.
2) Gudep Lengkap, artinya Gudep tersebut mempunyai
golongan peserta didik yang lengkap terdiri atas Siaga,
Penggalang, Penegak dan Pandega.
Gudep di SMP
Gudep Pramuka yang berpangkalan di sekolah (SMP) merupakan
Gudep Pramuka tidak lengkap, hanya terdiri atas
pasukan-pasukan Penggalang dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 24-32, maksimal 40
orang. Pramuka Penggalang dibagi menjadi 3 - 4 kelompok
disebut regu. Apabila melebihi ketentuan, dapat dibentuk
pasukan sendiri.
2. Regu adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia
antara 11-15 tahun yang disebut Pramuka Penggalang. Jumlah
anggota dalam satu regu yang terbaik adalah 6-8, maksimal
10 orang Pramuka Penggalang.
3. Pembentukan regu dilakukan oleh para Pramuka Penggalang
sendiri. Pembina dan Pembantu Pembina dapat membantu
jika diperlukan.
Lanjutan
4. Keanggotaan regu bersifat tetap dan mempunyai keterikatan
yang kuat.
5. Setiap regu memiliki nama yang dipilih sendiri oleh
anggotanya. Regu putera menggunakan nama binatang dan
regu puteri menggunakan nama bunga atau
tumbuh-tumbuhan.
6. Nama regu merupakan identitas regu dan mengandung kiasan
dasar yang memotivasi kehidupan regu.
7. Setiap regu memiliki bendera regu yang bergambar sesuai
dengan nama regu dan menjadi ciri khas yang menandai regu
tersebut. Bendera regu diikatkan pada tongkat regu dan
dipegang oleh Pemimpin Regu. Tinggi tongkat regu adalah
160 cm dan ukuran bendera 25 cm x 35 cm.
Lanjutan
8. Sistem berkelompok dalam golongan Pramuka Penggalang
diwujudkan dalam sistem beregu yang merupakan unsur
penting/poros dalam metode kepramukaan.

Di Gugus Depan yang berbasis di Sekolah Menengah Pertama


peserta didiknya selain siswa sekolah juga harus terbuka untuk
anggota masyarakat usia penggalang yang tinggal di sekitar
sekolah tersebut.
Struktur Organisasi Gugus Depan
Struktur Organisasi Pasukan Penggalang
Pimpinan Gugus Depan
1. Gudep dikelola secara kolektif oleh pembina gudep,
dipimpin oleh Ketua Gudep.
2. Ketua Gudep dipilih oleh musyawarah Gudep untuk
satu kali masa jabatan dan dapat dipilih kembali
pada musyawarah gudep berikutnya.
3. Masa bakti Ketua Gudep diupayakan maksimal
untuk dua periode secara berturut-turut, tiap periode
berlaku 3 (tiga) tahun.
4. Ketua Gudep dapat merangkap sebagai Pembina
Satuan.
5. Ketua Gudep secara ex-officio menjadi anggota
Mabigus.
Pimpinan Pasukan Penggalang
1. Pasukan dipimpin oleh seorang Pembina Pasukan Penggalang
disingkat Pembina Penggalang dibantu Pembantu Pembina
Penggalang. Pembina Penggalang sedikitnya berusia 21 tahun,
sedang Pembantunya berusia sekurang-kurangnya 20 tahun.
2. Pembina dan Pembantu Pembina Pasukan Penggalang Putera harus
dijabat oleh pria, sedangkan Pembina dan Pembantu Pembina
Penggalang Puteri harus dijabat oleh wanita.
3. Regu dipimpin secara bergantian oleh seorang Pemimpin Regu,
dipilih oleh dan dari para anggota regu dalam musyawarah Dewan
Regu.
4. Untuk membantu Pemimpin Regu, ditunjuk seorang Wakil
Pemimpin Regu.
5. Dari para Pemimpin Regu dipilih salah seorang menjadi Pemimpin
Regu Utama, dipanggil Pratama untuk melaksanakan tugas di
tingkat pasukan.
Pendidik
1. Tenaga pendidik dalam pendidikan kepramukaan di
Gugus Depan adalah Pembina Pramuka yang telah
memenuhi persyaratan standar tenaga pendidik yang
disusun oleh Pusat pendikian dan pelatihan tingkat
nasional dan ditetapkan oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
2. Pembina Pramuka sekurang-kurangnya berijazah
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
(KMD) dan berusia sedikitnya 21 tahun serta
memiliki Tanda Hak Bina dari Kwartir Cabang
Gerakan Pramuka di wilayahnya.
3. Sumber rekrut Pembina bisa berasal dari guru
ataupun non guru.
Kurikulum
1. Kurikulum pendidikan kepramukaan peserta didik
terdiri dari;
a. Kurikulum Umum disebut Syarat Kecakapan
Umum (SKU)
b. Kurikulum Khusus disebut Syarat Kecakapan
khusus (SKK)
2. Syarat Kecakapan Umum (SKU) diarahkan untuk
mengembangkan lima ranah kecerdasan peserta
didik meliputi ranah spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik (SESOSIF). SKU untuk
Pramuka Penggalang terdiri atas 3 (tiga) tingkatan
yaitu; Ramu, Rakit, dan Terap.
Lanjutan
3. Seorang Pramuka Penggalang Terap dapat
menempuh syarat Pramuka Garuda untuk diuji
menjadi Pramuka Penggalang Garuda yang
menitik beratkan pada keteladanan hidup.
4. Indikator hasil pendidikannya berupa: Tanda
Kecakapan Umum (TKU), Tanda Kecakapan
Khusus (TKK) dan Tanda Pramuka Garuda
(TPG) yang terpasang pada pakaian seragam
pramuka.
Model Pengorganisasian Kegiatan
No. Nama Model Sifat Pegorganisasian Kegiatan
1 Model Wajib,rutin,terjadwal, ∙ Pembina Pramuka
Aktualisasi berlaku untuk seluruh ∙ Bersifat intramural
peserta didik dalam setiap (dalam lingkungan
kelas, penjadwalan, dan satuan pendidikan)
penilaian formal
2 Model Blok Wajib,setahun sekali, ∙ Kolaboratif
berlaku bagi seluruh ∙ Bersifat intramural
peserta didik, terjadwal, atau ekstramural (di
penilaian umum luar dan/atau didalam
lingkungan satuan
pendidikan)
3 Reguler di Sukarela, berbasis minat Sepenuhnya dikelola oleh
Gugus Depan Gugus DepanPramuka
pada satuan pendidikan.
Model Blok
1. Diikuti oleh seluruh siswa.
2. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
3. Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
4. Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam.
5. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku
Ketua Mabigus.
6. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Matapelajaran
selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta
dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur
Muda/Instruktur Pramuka)
Model Aktualisasi dan Model Reguler
Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Diikuti oleh seluruh siswa.
2. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
3. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.

Model Reguler.
1. Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan
Gerakan Pramuka di dalam Gugus Depan.
2. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus
Depan.
Metode Pendidikan Kepramukaan
1. Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka
2. Belajar sambil melakukan (Learning by Doing)
3. Sistem kelompok (beregu)
4. Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg
sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta
didik.
5. Kemitraan dengan anggota Dewasa
6. Sistem tanda kecakapan
7. Sistem satuan terpisah putra dan putri
8. Kiasan dasar
Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan
1. Praktik Langsung
2. Permainan
3. Perjalanan
4. Diskusi
5. Produktif
6. Lagu
7. Gerak
8. Widya Wisata
9. Simulasi
10. Napak Tilas
Penilaian Pendidikan Kepramukaan
1. Penilaian dilakukan secara kualitatif.
2. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik.
3. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal
baik pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap
semester.
4. Nilai yang diperoleh pada kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan
kelas peserta didik.
5. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai
baik.
Teknik dan Bentuk Penilaian
Teknik Penilaian
1. Teknik penilaian sikap dilakukan melalui
observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik.
2. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui
demonstrasi keterampilannya.

• Bentuk Penilaian:
1. Jurnal/bukuharian
2. Portofolio
Proses Penilaian
1. Proses penilaian dilaksanakan setiap kali
latihan dan setiap hari di dalam proses
pembelajaran.
2. Proses penilaian ekstrakurikuler wajib
pendidikan kepramukaan menitikberatkan
pada ranah nilai sikap. Keterampilan
kepramukaan merupakan pendukung terhadap
penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri.
3. Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan
metode observasi.
Proses Penilaian (Lanjutan)

4. Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan


disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dari
masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai
penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan
Keterampilan dalam Kurikulum 2013.
5. Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru
Kelas/Guru Matapelajaran, pemangku kepentingan
dan/atau Pembina Pramuka.
6. Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru
Kelas/Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka.
Pendanaan
1. Bantuan dari pemerintah daerah melalui sekolah yang
bersangkutan
2. Bantuan dari masyarakat yang tidak mengikat.
3. Bantuan Operasional Sekolah ( BOS)
4. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang undangan, anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga Gerakan Pramuka.
Walaupun berdasarkan ketentuan anggota Gerakan Pramuka dan
Pembina diwajibkan membayar iuran, namun bagi siswa, anggota
Pramuka dan Pembina Pramuka pada Gudep Pramuka yang
berpangkalan di sekolah dibebaskan dari kewajiban membayar
iuran, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk berupaya
terus-menerus membebaskan biaya sekolah.
TERIMA KASIH

Selesai

Anda mungkin juga menyukai