Anda di halaman 1dari 67

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN METODE

EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DI UMKM BATIK TULIS SIDO


MULYO GIRILOYO

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan Kepada
M. Endy Saputro, M.A.
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Oleh:
NUR KHOFIFAH
NIM. 16.52.2.1.152

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2018
MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN METODE
EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DI UMKM BATIK TULIS SIDO
MULYO GIRILOYO

Laporan Penelitian

Diajukan Kepada
M. Endy Saputro, M.A.
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Tugas Akhir
Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

Disusun Oleh :

Nur Khofifah
NIM. 16.52.2.1.152

Surakarta, 30 Oktober 2018

Disetujui dan disahkan oleh:


Dosen Pembimbing Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

M. Endy Saputro, M.A.


PENGESAHAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN METODE


EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DI UMKM BATIK TULIS SIDO
MULYO GIRILOYO

Disusun Oleh :

Nur Khofifah
NIM. 16.52.2.1.152

Telah dinyatakan lulus dalam ujian tugas akhir


Pada hari Senin 12 November 2018 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan
tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

Dewan Penguji :

Penguji I
M. Endy Saputro, M.A.

Penguji II
Wahyu Pramesti, SE., M.Si., AK.

Mengetahui

Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

M. Endy Saputro, M.A.


MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR Ath-

Thabrani)
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan segenap cinta dan do’a

Karya yang sederhana ini untuk :

Bapak dan Mamak tercinta

Kakak-kakak tercinta beserta

Sahabat-sahabatku tersayang

Yang selalu memberikan do’a, semangat dan kasih sayang

Yang tulus dan tiada ternilai besarnya

Terimakasih
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang dilimpahkan,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian. Shalawat serta

salam senantiasa tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah memberikan pencerahan di muka

bumi.

Peneliti menyadari dalam penyusunan laporan penelitian ini dapat

terselesaikan dengan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah

menyumbangkan pikiran, waktu dan tenaganya, sehingga kendala-kendala yang

dihadapi dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. M. Endy Saputro, M.A. selaku dosen mata kuliah Metodelogi Penelitian

Kualitatif.

2. Wahyu Pramesti, SE., M.Si, AK. selaku dosen mata kuliah Akuntansi

Manajemen.

3. Pemilik UMKM Batik Sekar Arum Giriloyo yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian.

Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih ada kekurangan

mengingat segala keterbatasan, kemampuan, dan pengalaman peneliti. Oleh karena


itu, dengan kerendahan hati yang tulus peneliti menerima kritik dan saran yang

disampaikan demi kesempurnaan penyusunan laporan penelitian ini. Semoga laporan

penelitian ini memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan. Amin.

Sukoharjo, 30 Oktober 2018

Peneliti
ABSTRAK
Persediaan merupakan sejumlah barang yang ada di gudang yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu di dalam perusahaan. Berdasarkan bentuk
fisiknya, persediaan dibagi atas lima jenis, yaitu: bahan baku, komponen, bahan
pembantu, barang dalam proses, dan produk jadi. Sedangkan manajemen persediaan
adalah untuk menentukan jumlah persediaan yang disimpan, yaitu seberapa banyak
persediaan yang disimpan, berapa banyak persediaan yang harus dipesan, dan kapan
harus mengisi kembali persediaan.
Penelitian ini dilakukan di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo, yang
dimulai pada tanggal 22 September 2018. Dengan metode wawancara untuk
memperoleh informasi mengenai manajemen persediaannya, peneliti mewawancarai
Ibu Nurjanah dan Ibu Hefid sebagai pemilik dan bendahara UMKM tersebut. Metode
yang digunakan dalam manajemen persediaan yang peneliti terapkan adalah EOQ
(Economic Order Quantity) guna meminimumkan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan sehingga dapat diperoleh keuntungan yang maksimal.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa pengelolaan bahan baku kain dengan
menggunakan metode EOQ lebih efisien. Hasil perhitungan TC sebelum
menggunakan metode EOQ adalah Rp 6.050, sedangkan setelah menggunakan
metode EOQ adalah Rp 5.800.

Keyword: persediaan, manajemen persediaan, bahan baku, EOQ.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 4

1.4 Rumusan Masalah................................................................................... 4

1.5 Tujuan Penulisan .................................................................................... 5

1.6 Manfaat Penulisan .................................................................................. 5

1.7 Jadwal Penelitian .................................................................................... 5

1.8 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

2.1 Kajian Teori .............................................................................................. 7

2.1.1 Persediaan .................................................................................... 7


2.1.2 Biaya Persediaan ......................................................................... 8

2.1.3 Manajemen Persediaan ............................................................... 9

2.1.4 Metode EOQ (Economic Order Quantity) ................................ 10

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 14

3.1 Waktu dan Wilayah Penelitian ............................................................ 14

3.2 Desain Penelitian ................................................................................... 14

3.3 Teknik Pengambilan Data .................................................................... 14

3.3.1 Wawancara ................................................................................ 14

3.3.2 Observasi.................................................................................... 15

3.3.3 Dokumentasi .............................................................................. 15

3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................. 15

3.5 Reliabilitas dan Validitas Data ............................................................ 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 17

4.1 Gambaran Umum ................................................................................. 17

4.2 Penyajian Data Penelitian .................................................................... 18

4.3 Perhitungan Rumus TC dan EOQ ...................................................... 19

4.4 Hasil Pembahasan ................................................................................. 20

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 22

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22


5.2 Keterbatasa ............................................................................................. 22

5.3 Saran ........................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan memiliki peran penting dalam operasi bisnis. Dalam bisnis

manufaktur persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, bahan pembantu,

barang dalam proses, barang jadi, dan persediaan suku cadang. Perusahaan

yang baik harus dapat mempertahankan persediaan secara terus menerus agar

proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan dapat memenuhi permintaan

konsumen. Hal ini juga disebabkan karena adanya ketidakpastian penawaran.

Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam

penetapan keunggulan kompetitif jangka panjang.Tingkat persediaan

memengaruhi harga jual, kualitas, perekayasaan produk, kapasitas

menganggur, waktu lembur, kemampuan merespon permintaan pelanggan,

waktu tunggu, dan profitabilitas secara keseluruhan.Manajemen persediaan

berhubungan erat dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di

masa sekarang dan masa mendatang. Kebijakan dalam hal ini menjadi suatu

alat untuk bersaing dengan perusahaan lain.

Kekurangan persediaan dapat berakibat terhentinya produksi dan tidak

dapat terpenuhinya permintaan konsumen.Terlalu banyak persediaan (over

stock) dapat berakibat terlalu besarnya biaya untuk penyimpanan dan

pemeliharaan bahan selama penyimpanan di gudang.Manajemen persediaan


memiliki sasaran untuk mengatur mengenai berapa banyak persediaan yang

harus disediakan, kapan, dan berapa pembelian yang harus dilakukan.

Manajemen persediaan salah satunya dapat menggunakan manajemen

persediaan just in case atau tradisional yang di dalamnya meliputi biaya

persediaan, alasan tradisional pengadaan persediaan, dan EOQ (Economic

Order Quantity).Dalam hal ini perusahaan dapat meminumkan biaya dan

optimalisasi persediaan salah satunya dengan metode EOQ (Economic Order

Quantity).

EOQ (Economic Order Quantity) merupakan salah satu cara untuk

meminimumkan tingkat persediaan, biaya rendah, dan mutu yang lebih baik.

Perencanaan metode ini dapat meminimalisir terjadinya out of stock sehingga

tidak mengganggu jalannya proses produksi dan dapat menghemat biaya

persediaan di dalam perusahaan karena adanya efisiensi. Selain itu EOQ dapat

mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, dan menyelesaikan

masalah-masalah yang timbul akibat adanya persediaan yang menumpuk.

Penerapan metode EOQ pada faktanya kebanyakan hanya dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan yang terstruktur, namun jarang ditemui UMKM

yang menerapkan metode tersebut. Salah satunya adalah UMKM yang berada

di bawah naungan Kampung Batik Giriloyo PERTAMINA, yaitu Batik Sido

Mulyo merupakan suatu Usaha, Mikro,Kecil, Menengah (UMKM) yang

bergerak di bidang industri tekstil, yang kegiatan utamanya adalah

memproduksi batik tulis. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
tekstil ini adalah kain yang mana harus selalu tersedia untuk kelancaran proses

produksi. Oleh karenanya dibutuhkan pengendalian dan perencanaan dalam

pengadaan bahan baku yang efisien dan metode EOQ sebagai salah satu

pilihan yang dapat diterapkan.

Selama ini, masih kurangnya pengetahuan bagi sebagian UMKM

dalam masalah manajemen persediaannya. Biasanya UMKM ini masih

berpegangan dengan perkiraan atau dari pengalaman-pengalaman

sebelumnya. Jadi, terkadang dalam pengadaan persediaan masih terabaikan,

padahal hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh.

Khususnya pada UMKM Batik Tulis Sido Mulyo yang dalam pengadaan

persediaannya tergantung biaya yang dimiliki. Sehingga dapat menyebabkan

kurang atau kelebihan bahan baku kain terjadi dan menyebabkan kurang

efisien dalam biaya persediaannya.

Maka dalam penelitian kali ini peneliti akan menerapkan metode EOQ

untuk meminimalkan biaya persediaan bahan baku kain yang terendah dan

agar persediaan bahan baku kain dapat terkendali dengan baik. Sehingga

nantinya perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar karena

biaya persediaan bahan baku kain yang diminimumkan dan lancarnya proses

produksi.
1.2 Identifikasi Masalah

Disebabkan kurangnya pengetahuan bagi sebagian UMKM dalam

masalah manajemen persediaannya dan biasanya masih berpegangan dengan

perkiraan pemilik. Khususnya pada UMKM Batik Tulis Sido Mulyo yang

dalam pengadaan persediaannya tergantung biaya yang dimiliki. Sehingga

dapat menyebabkan kurang atau kelebihan bahan baku kain terjadi dan

menyebabkan kurang efisien dalam biaya persediaannya, maka peneliti

tertarik untuk meneliti manajemen persediaan bahan baku kain dengan

menggunakan metode EOQ. Peneliti akan meneliti dengan judul

“PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN

METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DI UMKM BATIK

TULIS SIDO MULYO GIRILOYO”

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada manajemen persediaan bahan baku kain

pada UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo dengan menggunakan metode

EOQ (Economic Order Quantity).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:
Berapa total biaya persediaan bahan baku kain apabila UMKM Batik Tulis

Sido Mulyo menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity)?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Total biaya persediaan bahan baku kain UMKM Batik Tulis Sido Mulyo

menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dari sisi penulis adalah

dengan bertambahnya wawasan berupa cara mengoptimalkan persediaan

bahan baku kain dengan menggunakan metode EOQ pada sebuah UMKM.

Sedangkan manfaat bagi UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo yaitu

mereka diharapkan menerapkan metode yang lebih efisien dalam manajemen

persediaan bahan baku kain sehingga mampu menghasilkan laba yang

maksimal dan kelancaran dalam proses produksi. Bagi pihak lain, penelitian

ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan mengenai suatu metode dalam

manajemen persediaan bahan bakukain.

1.7 Jadwal Rencana Penelitian

Terlampir
1.8 Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa

sub bab. Sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan tentang latar belakang, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah,

manfaat penelitian, jadwal penelitian, dan sistematika

penulisan skripsi

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang kajian teori, tinjauan pustaka, dan

kerangka berfikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan lokasi

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan tentang profil objek penelitian, pengujian

dan pembahasan hasil penelitian, dan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan masalah.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian, dan saran-saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Persediaan

Persediaan berkaitan dengan penyimpanan dan pemesanan bahan baku

atau barang yang bertujuan untuk menunjang kelancaran produksi atau

kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan. Persediaan sangat penting dalam

berlangsungnya suatu produksi, jadi suatu perusahaan yang baik akan

memiliki persediaan secara terus-menerus agar tidak terganggunya proses

produksi dan dapat memenuhi permintaan konsumen yang terkadang tidak

terduga. Persediaan merupakan sejumlah barang yang ada di gudang yang

akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu di dalam perusahaan (Agus,

dkk. 2015).

Berdasarkan bentuk fisiknya, persediaan dibagi atas lima jenis, yaitu:

a. Bahan baku, yaitu berwujud yang dapat digunakan sebagai proses

produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Dalam perolehannya

bahan baku dapat diperoleh dari sumber alam, pemasok, maupun

memproduksi sendiri.

b. Komponen, adalah bahan yang diperoleh dari perusahaan lain yang

secara langsung akan dirakit.


c. Bahan pembantu, merupakan bahan yang digunakan dalam proses

produksi tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir.

d. Barang dalam proses atau barang setengah jadi, ialah barang yang

telah diolah tetapi masih membutuhkan pengolahan lebih lanjut agar

menjadi produk jadi.

e. Barang jadi, merupakan barang-barang yang telah diolah dan siap

untuk dijual ke konsumen (Efrianti, dkk. 2014:100).

2.1.2 Biaya Persediaan

Biaya yang terkait dalam persediaan yaitu biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan jika persediaan dibeli dari sumber luar, dan biaya persiapan

(setup cost) dan biaya penyimpanan jika persediaan diproduksi secara

internal. Biaya pemesanan merupakan biaya-biaya untuk menempatkan dan

menerima pesanan, contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan yang

berupa biaya administrasi dan dokumen.

Biaya persiapan (setup cost) adalah biaya-biaya untuk menyiapkan

peralatan-peralatan sehingga dapat digunakan untuk proses memproduksi

produk atau komponen tertentu, contohnya biaya uji coba produksi. Biaya

penyimpanan adalah biaya-biaya yang dignakan untuk menyimpan

persediaan, contohnya biaya ruang penyimpanan persediaan (Hansen,

2009:208).
Jika permintaan tidak pasti, maka akan timbul kategori ketiga dari

biaya persediaan yaitu biaya habisnya persediaan (stockout). Biaya ini terjadi

karena tidak mampunya perusahaan dalam menyediakan produk yang

diminta pelanggan, contohnya biaya ekspedisi yaitu meningkatnya beban

transportasi, lembur, dan lain-lain.

2.1.3 Manajemen Persediaan

Maksud dari manajemen persediaan adalah untuk menentukan jumlah

persediaan yang disimpan, yaitu seberapa banyak persediaan yang disimpan,

berapa banyak persediaan yang harus dipesan, dan kapan harus mengisi

kembali persediaan (Agus, dkk. 2015).

Manajemen persediaan diperlukan untuk membentuk keunggulan

kompetitif jangka panjang, hal ini berpengaruh erat terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas di masa mendatang. Sehingga dalam

pengendalian persediaan dibutuhkan berbagai cara agar biaya persediaan

dapat ditekan. Agar ke depannya dapat menghasilkan keuntungan.

Berikut adalah tujuan atau alasan-alasan pengadaan persediaan (Siregar,

dkk. 2017:445):

a. Untuk menyeimbangkan biaya pesanan atau setup dengan biaya

penyimpanan.

b. Untuk memuaskan permintaan pelanggan

c. Untuk menghindari kemungkinan kegagalan produksi:


1) Kegagalan mesin

2) Suku cadang atau bahan yang tidak memenuhi spesifikasi

3) Ketidaksediaan bahan atau suku cadang

4) Keterlambatan pengiriman bahan atau suku cadang oleh pemasok

d. Sebagai cadangan terhadap proses produksi yang tidak andal

e. Untuk memperoleh keuntungan berupa diskon, karena membeli dalam

jumlah banyak

f. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan harga bahan atau

suku cadang

2.1.4 Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Metode EOQ (Economic Order Quantity) merupakan salah satu model

persediaan tradisional. EOQ (Economic Order Quantity) adalah teknik

pengendalian persediaan yang meminimalkan total biaya pemesanan dan

penyimpanan (Heizer, 2015:561).

Metode EOQ dapat digunakan baik untuk barang-barang yang dibeli

atau untuk diproduksi sendiri.EOQ banyak digunakan saat ini karena mudah

dalam penggunaannya, walaupun dalam penerapannya dibutuhkan

memperhatikan beberapa asumsi. Asumsi dasar untuk menggunakan EOQ

adalah:

a. Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan sehingga

biaya stock out dan yang berkaitan dengannya tidak ada.


b. Item yang dipesan independen dengan item yang lain.

c. Pemesanan diterima dengan segera dan pasti.

d. Harga item yang konstan (Agus, dkk. 2015).

Untuk menghitung biaya penyimpanan dan pemesanan dapat dihitung

dengan rumus:

TC = P (D/Q) + C (Q/2)

Adapun rumus EOQ yang digunakan adalah:

𝟐𝑫𝑷
𝑸 = 𝑬𝑶𝑸 = √
𝑪

Apabila sudah diketahui Q/EOQ maka selanjutnya dapat menentukan:

a. Banyaknya pesanan per tahun = D/Q

b. Biaya pemesanan total = (D/Q) x P

c. Persediaan rata-rata = Q/2

d. Biaya penyimpanan total = (Q/2) x C

e. Biaya persediaan total = biaya pemesanan total + biaya

penyimpanan total

Keterangan:

TC = Biaya pemesanan atau pengesetan dan penyimpanan total

P = Biaya memesan dan menerima pesanan atau biaya pengesetan suatu

production run

D = Jumlah yang diminta tahunan


Q = Jumlah unit dipesan setiap kali suatu pesanan dipesan atau ukuran

lot produksi

C = Biaya penyimpanan suatu unit persediaan selama satu tahun

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Di dalam kajian pustaka berisi penelitian penelitian terdahulu yang telah

dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Berikut disajikan contoh penelitian

terdahulu yang peneliti peroleh dari beberapa jurnal, diantaranya yaitu:

No Nama Peneliti Judul Jurnal Hasil

1 Gege Agus Penerapan Economic Pada penelitian ini

Darmawan, Order Quantity peneliti menggunakan

Wayan Cipta, Ni (EOQ) dalam metode EOQ dan

Nyoman Pengelolaan menghasilkan total biaya

Yulianthini Persediaan Bahan persediaan bahan baku

Baku Tepung pada yang lebih efisien di

Usaha Pia Ariawan di perusahaan tersebut

Desa Banyuning

Tahun 2013

2 Noor Apriyani, Analisis Pengendalian Pada penelitian ini

Ahmad Muhsin Persediaan Bahan menghasilkan metode

Baku dengan Metode EOQ di perusahaan


Economic Order tersebut menghasilkan

Quantity dan Kanban biaya yang optimal

pada PT Adyawinsa daripada metode Kanban

Stamping Industries
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian

Penelitian di dilakukan mulai pada tanggal 22 September 2018 dan

mengambil lokasi di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo, Wukirsari,

Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan atas penelitian ini menggunakan penelitian

analisis deskriptif. Permasalahan dalam penelitian ini dilakukan atas dasar

permasalahan yang timbul dari penggunaan metode atau kebijakan dalam

memanjemen persediaan di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara guna memperoleh informasi

secara langsung dari pihak pertama yang dianggap mampu memberikan

keterangan-keterangan yang diminta dan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan yaitu dengan mengadakan pembicaraan

langsung dengan pemilik yaitu Ibu Nurjanah dan Ibu Hefid selaku di

UMKM Batik Tulis Sido Mulyo.


3.3.2. Observasi

Penelitian ini melakukan teknikobservasi yaitu pengamatan dan

pencatatan langsung secara sistematis terhadap fenomena yang

diteliti.Peneliti secara langsung mengamati dan mencatat informasi yang

diberikan oleh pemilik UMKM Batik Tulis Sido Mulyoyaitu Ibu

Nurjanah dan bagian bendaha Ibu Hefid.

3.3.3. Dokumentasi

Data dokumen dapat berupa foto, gambar, grafik, struktur organisasi,

catatan sejarah dan lainnya. Pada penelitian ini dokumentasi diambil dari

data-data yang dicatat oleh bendahara UMKM Batik Tulis Sido Mulyo

yaitu Ibu Hefid.

3.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data di sini menggunakan metode EOQ pada UMKM Batik

Tulis Sido Mulyo. Metode ini digunakan untuk menentukan kebutuhan bahan

baku kain secara tepat dan mengoptimalkan persediaan bahan baku kain.

1. Mengumpukan data-data yang diperlukan dalam metode EOQ, yaitu

mengenai biaya memesan atau menerima pesanan, jumlah yang diminta

tahunan, ukuran lot produksi, dan biaya penyimpanan dalam satu tahun.
2. Setelah mengetahui data-data tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam

rumus-rumus yang sudah di jelaskan di landasan teori, yaitu mencari TC

dan EOQ.

3. Selanjutnya yaitu menemukan biaya-biaya guna menjawab permasalahan-

permasalahan yang ada dan dianalisis, apakah biaya-biaya tersebut lebih

efisien dan mampu meminimukan biaya persediaan bahan baku kain di

UMKM Batik Tulis Sido Mulyo.

3.5. Reliabilitas dan Validitas Data

Reliabitas dan validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan

caramembandingkan data-data yang didapat dari hasil wawancara Ibu

Nurjanah selaku pemilik UMKM Batik Tulis Sido Mulyo dan pembukuan

yang dilakukan oleh Ibu Hefid selaku bendaharanya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

UMKM Batik Tulis Sido Mulyo termasuk di bawah naungan

Kampung Batik Tulis Giriloyo PERTAMINA. Pusat dari kampung batik itu

adalah showroom yang didirikan oleh Pertamina, bentuk showroom tersebut

terdiri dari beberapa gazebo. Showroom tersebut biasanya digunakan untuk

menampung produk-produk yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok batik

untuk dijual kepada pembeli yang kebanyakan wisatawan. Biasanya di gazebo

tersebut juga ada kegiatan-kegiatan pelatihan batik tulis. Setiap tahunnya

pengunjung yang ingin belajar batik tulis selalu bertambah. Dan di sana

merupakan tempat dimana dapat ditemukannya salah satu batik tulis terbaik.

Selain batik tersebut dapat dijual melalui showroom, anggota

kelompok Batik Tulis Sido Mulyo juga bisa menjualnya sendiri dimana setiap

yang mampu menjualnya akan mendapatkan bonus lebih. Pada UMKM Batik

Tulis Sido Mulyo terdiri dari 19 anggota, setiap anggota tersebut akan

membatik sesuai dengan kemampuan mereka untuk membatik jenis batik

tertentu. Proses produksinya tersebut biasanya bisa memakan waktu sampai 1-

2 bulanan. Jadi dalam satu potong kain untuk tiap tahapnya bisa dikerjakan

oleh orang berbeda tergantung bidangnya. Sedangkan untuk proses


pewarnaannya biasanya dikerjakan oleh pihak lain agar lebih menghemat

waktu dan biaya.

4.2 Penyajian Data Penelitian

1. Perhitungan biaya pemesanan setiap kali pesan (P)

Biaya telepon: untuk estimasi biaya penggunaan telepon seluler setiap kali

melakukan pemesanan, peneliti memperkirakan membutuhkan waktu

sekitar 2 menit, pemilik menggunakan kartu Telkomsel. Peneliti melihat

tarif telepon daerah Yogyakarta dari website telkomsel dengan biaya

sebagai berikut:

Biaya telepon = 95,55/5 detik (1 menit pertama)

31,5/5 detik (setelah satu menit pertama)

= (95,55 x 12) + (31,5 x 12) = 1.146,6 + 378

= 1.500

P = Rp 1.500

2. Jumlah yang diminta tahunan (D)

Jumlah kain yang diminta dari keterangan pemilik UMKM dalam setahun

sebesar 2 pcs, yang mana setiap pcs sebanyak 13 potong kain. Kain yang

digunakan adalah kain mori prismina.

D = 13 potong x 2 pcs = 26 potong

3. Jumlah yang diminta setiap kali pesan (Q)


Jumlah kain yang diminta dalam setiap kali pesan dari keterangan

bendahara UMKM sebanyak 2 pcs yaitu 26 potong kain. Jadi selama satu

tahun hanya melakukan sekali pemesanan.

Q = 26 potong

4. Biaya penyimpanan suatu unit persediaan selama satu tahun (C)

Bahan baku kain yang digunakan dalam produksi menurut informasi dari

pemilik UMKM disimpan di dalam kantong plastik. Peneliti

memperkirakan kantong plastik yang digunakan adalah trsh bag ukuran

besar untuk menyimpan 26 potong kain dan peneliti mendapatkan

informasi mengenai harga plastik dari toko plastik belakang galeri indosat

Solo dengan harga satu kantong plastiknya adalah Rp 9.000.


9.000
C= = Rp 350/potong
26

4.2 Perhitungan Rumus TC dan EOQ

1. Perhitungan Total Cost (TC)

𝐷 𝑄
𝑇𝐶 = 𝑃( ) + 𝐶( )
𝑄 2
26 26
=1.500 (26) + 350 ( 2 )

=1.500 + 4.550

=6.050

Rincian dari data di atas:


26 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
a. Banyaknya pemesanan per tahun: D/Q = 26 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 = 1 kali pemesanan
26 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
b. Biaya pemesanan total: (D/Q) x P = 26 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 x Rp 1.500 = Rp 1.500

26 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
c. Persediaan rata-rata: Q/2 = = 13 potong
2

d. Biaya penyimpanan total: (Q/2) x C = 13 potong x Rp 350 = Rp 4.550

e. Biaya persediaan total: Rp 1.500 + Rp 4.550 = Rp 6.050

2. Perhitungan EOQ

2𝐷𝑃
𝑄 = 𝐸𝑂𝑄 = √
𝐶

2×26×1500
=√ 350

78000
=√ 350

=√223

=15

Jika diketahui Q=EOQ, maka rincian penghitungannya:


26 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
a. Banyaknya pemesanan per tahun: D/Q = = 2 kali pemesanan
15

b. Biaya pemesanan total: (D/Q) x P = 2 kali x Rp 1.500 = Rp 3.000

15 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
c. Persediaan rata-rata: Q/2 = = 8 potong
2

d. Biaya penyimpanan total: (Q/2) x C = 8 potong x Rp 350 = Rp 2.800

e. Biaya persediaan total: Rp 3.000 + Rp 2.800 = Rp 5.800

4.3 Hasil Pembahasan

Pada penghitungan TC di atas, dapat diketahui bahwa bahan baku kain

sebanyak 26 potong menimbulkan biaya pemesanan sebesar Rp 1.500 dan


biaya penyimpanan sebesar Rp 4.550. Sehingga, total biaya persediaan

sebesar Rp 6.050. Biaya tersebut bisa jadi belum tentu efisien dan pilihan

terbaik dalam meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jadi

di sini dihitung menggunakan metode EOQ untuk melihat biaya yang lebih

efisien.

Dalam penghitungan EOQ diketahui Q sebanyak 15 potong kain untuk

setiap kali pemesanannya yang mana hal tersebut menyebabkan 2 kali

pemesanan persediaan tiap tahunnya. Jika jumlah unit yang dipesan sebanyak

15 potong, maka total biaya persediaannya sebesar Rp 5.800 yang terdiri dari

biaya pemesanan sebesar Rp 3.000 dan biaya penyimpanan sebesar Rp 2.800.

Dapat dilihat bahwa pengendalian manajemen persediaan dengan

metode EOQ menghasilkan angka yang lebih kecil dan dapat mengoptimalkan

biaya persediaan. Hal ini sesuai dengan pendapat penelitian terdahulu oleh

Agus, dkk (2015) dan Apriyani dan Muhsin (2017) yang menyatakan metode

EOQ dapat mengoptimalkan biaya persediaan. Jadi, penerapan metode ini bisa

lebih mengefisiensikan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan serta

meminimumkan pengeluaran.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di atas dapat

disimpulkan bahwa pentingnya manajemen persediaan bahan baku kain guna

mengoptimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang efisien.

Berdasarkan hasil penghitungan EOQ di atas mendapatkan rincian biaya yang

lebih minimum dibandingkan dengan perkiraan dari pemilik UMKM.

Hasil dari penghitungan Total Cost yaitu sebesar Rp 6.050 yang

mengandung biaya pemesanan sebesar Rp 1.500 dan biaya penyimpanan

sebesar Rp 4.550. Sedangkan hasil penghitungan EOQ total biaya persediaan

yaitu Rp 5.800 yang terdiri dari biaya pemesanan sebesar Rp 3.000 dan biaya

penyimpanan sebesar Rp 2.800.

Dapat dilihat bahwa pengendalian manajemen persediaan dengan

metode EOQ menghasilkan angka yang lebih kecil dan optimal. Jadi,

penerapan metode ini bisa lebih mengefisiensikan biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan serta meminimumkan pengeluaran.

5.2 Keterbatasan

Perolehan data yang digunakan dalam penelitian masih kurang dikarenakan

UMKM masih kecil dan belum dilakukan manajemen persediaan secara baik

serta tidak lengkapnya pencatatan yang dilakukan UMKM tersebut karena

masih diabaikan.
5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, peneliti memberikan saran

kepada UMKM Batik Sido Mulyo untuk mulai memperhatikan manajemen

persediaannya dan dapat menerapkan metode EOQ agar dapat dicapainya laba

yang lebih maksimum. Serta peneliti menyaran adanya pencatatan untuk

setiap transaksi-transaksi yang dilakukan agar lebih mempermudah dalam

evaluasi UMKM tiap periodenya.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk. 2015. Penerapan Economic Order Quantity (EOQ) dalam Pengelolaan

Persediaan Bahan Baku Tepung pada Usaha Pia Ariawan di Desa Banyuning

Tahun 2013. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan

Manajemen Vol 3

Apriyani dan Muhsin. 2017. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan

Metode Economic Order Quantity dan Kanban pada PT Adyawinsa

Stamping Industries. Jurnal Optimasi Sistem Industri Vol 10 No 2 Hal 128-

142

Efrianti, dkk. 2014. Pengaruh Pengendalian Persediaan Just In Time terhadap

Efisiensi Pengadaan Persediaan Bahan Baku. Jurnal Ilmiah Akuntansi

Kesatuan Vol 2 No 1 Hal 99-108

Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat

Heize, Jay. 2015. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat

Siregar, dkk. 2017. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat


Lampiran

PEDOMAN OBSERVASI

Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati manajemen persediaan bahan

bakukain di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo yang meliputi:

A. Tujuan

Untuk memperoleh data-data ataupun informasi-informasi yang diperlukan

dalam manajemen persediaan bahan baku kain di UMKM Batik Tulis Sido

Mulyo.

B. Aspek yang diamati:

1. Produk yang diproduksi

2. Persediaan bahan baku kain

3. Proses produksi

4. Manajemen persediaan bahan baku kain yang dilakukan

C. Kronologi

1. Observasi I

Pada tanggal 22 September sekitar pukul 10.00 WIB, saya bersama

kelompok saya yaitu Fatiya dan Esty beserta rombongan kelompok lain

melakukan survey terhadap UMKM batik di daerah Yogyakarta. Sebelumnya

kami telah mencoba mencari tujuan kami melalui internet.Setelah

menemukannya kami akhirnya berangkat ke Wukirsari, Bantul, Yogyakarta.

Perjalanan ditempuh lebih kurang 2 jam, kami menggunakan motor untuk

mencapai tujuan.
Daerah tujuan kami adalah Kampung Batik Giriloyo yang mana di

sana terdapat beberapa UMKM batik di bawah naungannya Kampung Batik

Giriloyo PERTAMINA. Kami mencari-cari UMKM yang kami tuju yaitu

Batik Tulis Sido Mulyo. Di sana kami tiba sekitar jam 13.00 WIB, awalnya

kami bertemu dengan ibu dari pemilik UMKM tersebut yang sedang

mengerjakan produksi batik tulis dan mencoba berbicara mengenai maksud

dari tujuan kami di sana. Kemudian ibu tersebut meminta kami untuk

mengunjungi pemilik dari Batik Tulis Sido Mulyo yang sedang mendapatkan

piket untuk menjaga di showroom PERTAMINA.

Sesampainya di pusat showroomnya sekitar pukul 13.30 WIB kami

menemui beliau dan menyampaikan maksud dari kedatangan kami. Beliau

menjelaskan banyak hal mengenai bagaimana kampung batik tersebut bisa

berdiri dan banyaknya UMKM yang bergabung di sana dan showroom

tersebut salah satunya dijadikan untuk tempat wisata pelatihan batik tulis dan

penjualan beberapa produk dari UMKM yang tergabung di sana.

Selanjutnya kami menanyakan mengenai persediaan dan pembukuan

dalam UMKM yang dimiliki oleh Ibu nurjanah.Lalu beliau menjelaskan

bahwa dalam UMKM tersebut terdapat bendahara yang melakukan pencatatan

untuk setiap transaksi. Setelah dirasa cukup melakukan survey tempat

penelitian, kami membuat janji dengan beliau untuk penelitian dan observasi

yang akan kami lakukan dan beliau menyetujuinya. Selanjutnya sekitar jam

15.00 WIB kami berpamitan kepada beliau.


2. Observasi II

Pada tanggal 13 Oktober 2018 saya Nur Khofifah dan kelompok saya

melakukan observasi selanjutnya guna memeperoleh data dalam

penelitian. Perjalanan kami tempuh kurang lebih sekitar dua jam dengan

mengendarai sepeda motor. Sekitar pukul 09.00 WIB kami berangkat ke

lokasi dan sampai di tujuan sekitar pukul 11.00 WIB.

Selanjutnya kami beristirahat sebentar sambil menunggu ibu Nurjanah

selaku pemilik Batik Tulis Sido Mulyo. Mengisi waktu menunggu kami

mendokumentasikan beberapa foto di sana dan sepertinya terlihat sedang

ada tamu mengunjungi showroom Pertamina tersebut. Kami membuat

janji dengan ibu Nurjanah untuk bertemu di sana.

Selang beberapa waktu sekitar pukul 11.30 WIB, muncullah ibu

Nurjanah menyambut kami di depan gerbang. Dan kami di bawa ke

showroom untuk melanjutkan wawancara. Di sana kami menanyakan

berbagai informasi yang sekiranya dibutuhkan. Beliau juga bercerita

tentang batik di daerah Giriloyo dari jaman dahulu dan banyaknya

pengunjung yang mulai tertarik belajar batik tulis.

Setelah selesei bertanya mengenai berbagai informasi tentang

persediaan kami meminta foto bersama dengan beliau. Selanjutnya kami

menanyakan arah menuju rumah ibu Hefid yaitu selaku bendahara Batik

Tulis Sido Mulyo. Kamipun segera ke sana sekitar pukul 12.30 WIB dan

bertemu dengan beliau. Beliau menyambut ramah kami semua dan


mempersilahkan duduk di rumahnya. Di sana kami menyampaikan

maksud tujuan kami dan mulai menanyakan mengenai informasi biaya-

biaya dan banyaknya pemesanan dalam UMKM tersebut. Setelah

berbincang cukup lama kamipun berpamitan meninggalkan rumah beliau.

Beliau menjelaskan banyak hal dan menunjukkan beberapa catatan yang

sempat beliau catat. Sebelum meninggalkan rumah ibu Hefid kami

meminta foto bersama sebagai dokumentasi. Selanjutnya sekitar jam 14.30

WIB kami meninggalkan Kampung Batik Tulis Giriloyo.


Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

Pemilik UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo

A. Tujuan

Untuk mengetahui mengenai manajemen persediaan bahan baku yang

digunakan saat ini di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo

B. Panduan Pertanyaan:

1. Identitas diri

a. Nama : Nurjanah

b. Jabatan : Pemilik

2. Pertanyaan penelitian:

a. Produk apa saja yang diproduksi di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo?

b. Bahan apa saja yang digunakan dalam proses produksinya?

c. Dimana dapat memperoleh bahan baku yang dibutuhkan?

d. Berapa biaya-biaya yang dikeluarkan dalam perolehan bahan baku

tersebut?

e. Dalam sebulan berapa banyak produk yang diproduksi?

f. Berapa stock minimum persediaan yang ada di penyimpanan?

g. Dimana penyimpanan bahan baku dilakukan?

h. Bagaimana proses pembelian bahan baku? Apakah memesannya

terlebih dahulu atau langsung ke pemasok?


i. Berapa banyak bahan baku yang dibeli dalam sekali beli?

j. Apakah ada kendala dalam penyimpanan bahan baku?


PEDOMAN WAWANCARA

Bendahara UMKM Batik Tulis Sido Mulyo Giriloyo

A. Tujuan

Untuk mengetahui mengenai pembukuan transaksi yang berkaitan dengan

persediaan bahan baku yang dilakukan saat ini di UMKM Batik Tulis Sido

Mulyo

B. Panduan Pertanyaan:

1. Identitas diri

c. Nama : Hafid

d. Jabatan : Bendahara

2. Pertanyaan penelitian:

a. Bagaimana pencatatan setiap transaksi persediaan bahan baku

dilakukan?

b. Apa kendala dalam pencatatan transaksi-transaksi persediaan bahan

baku?
Lampiran

Transkip wawancara 1

Keterangan:

A: permasalahan

P: pemesanan

D: permintaan tahunan

Q: pemesanan sekali pesan

C: penyimpanan

Narasumber: Ibu dari Ibu Nurjanah (I) dan Ibu Nurjanah (N)

Pewawancara:

1. Fatiya (F)

2. Khofifah (K)

3. Esti (E)

Tanggal: 22 September 2018

Nama Katerangan Kode

Narasumber 1: Ibu dari Ibu Nurjanah (I)

F “Assalamu’alaikum bu.”

I “Wa’alaikumsalam. Iya mbak, ada apa?”

F “Bu maaf boleh minta waktunya sebentar.”

I “Oh iya mbak boleh, monggo lenggah mriki.”

E, F, “Nggih bu, matur nuwun.”


K

Kami pun akhirnya duduk sambil melihat ibu tersebut membatik.

F “Begini bu, kami dari mahasiswa IAIN Surakarta ingin meminta

izin apakah kami boleh melakukan penelitian di UMKM Batik

Tulis Sido Mulyo ini?”

I “Ohh yaa.. coba mbak konfirmasinya ke ketua UMKM saja. Kalau

saya tidak berwenang untuk mengizinkan.”

K “Lha ketuanya ada di mana bu?”

I “Di gazebo sana mbak, namanya Bu Nurjanah.”

K “Gazebo itu yang Kampung batik tulis pertamina itu kan?”

I “Iya mbak, semua ketua-ketua kelompok batik kumpulnya di situ

semua.”

E “Ohh berarti Bu Nur itu ketua UMKM Batik Tulis Sido Mulyo

nggih bu.”

I “Iya mbak, Bu Nur itu anak saya. Kalau saya di sini hanya sekedar

membatik. Coba njenengan ke gazebo bertemu langsung dengan

Bu Nur.”

F “Nggih bu, matur nuwun. Kita langsung ke sana saja menemui Bu

Nurjanah.”

I “Nggih mbak.”

Narasumber 2: Ibu Nurjanah (N)


F “Assalamu’alaikum bu.”

N “Iya mbak.”

F “Bu, maaf kami dari mahasiswa IAIN Surakarta yang akan

melakukan penelitian. Kami di sini ingin bertemu dengan Bu

Nurjanah ada tidak ya bu?.”

N “Ohh ya saya sendiri mbak. Mari mbak masuk ke dalam dulu.”

Kami pun dipersilahkan masuk ke dalam gazebo, kemudian dipersilahkan duduk.

F “Bu, maaf jadi maksud kedatangan kami ke sini ingin melakukan

penelitian. Bu Nurjanah ini ketua UMKM Batik Tulis Sido Mulyo

nggih?”

N “Iya betul. Selain ketua di Sido Mulyo, saya juga yang mengurusi

di kampung batik pertamina ini.”

K “Kampung batik pertamina ini yang menaungi semua UMKM di

sini ya bu?”

N “Kami memiliki beberapa naungan, tapi tidak semua UMKM

masuk ke sini.”

F “Sampai sekarang sudah menaungi berapa UMKM bu?”

N “Ada 12 kelompok batik yang kami naungi, termasuk di Sido

Mulyo.”

F “Tadi kami sudah ke rumahe njengan dan bertemu dengan ibu

njenengan. Dan kami diminta ke sini untuk bertemu dengan Bu


Nurjanah selaku ketua UMKM Batik Tulis Sido Mulyo.”

N “Kira-kira yang mau diteliti ini apa ya mbak? Ini mahasiswa

jurusan apa?”

K “Kami dari jurusan Akuntansi Syariah bu.”

F “Tapi kami belum tahu materi apa yang diteliti. Nah, kedatangan

kami ke sini ingin meminta izin dulu kepada ibu, apakah

diperbolehkan melakukan penelitian di Batik Tulis Sido Mulyo.”

N “Boleh saja mbak, silahkan.”

E “Bu kalau di UMKM itu sendiri apakah ada bendahara?”

N “Iya mbak ada. Setiap UMKM ada ketuanya sendiri dan ada

bendaharanya sendiri.”

E “Kalau di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo bendaharanya siapa

bu?”

N “Namanya Bu Hafid.”

K “Ini kan kami baru meminta izin dulu bu. Tapi, untuk

wawancaranya satu atau dua minggu lagi. Kita boleh minta

waktunya untuk wawancara kan bu?”

N “Iya mbak boleh. Tapi kalau mau ke sini konfirmasi dulu ya.”

K “Kalau gitu kami boleh minta nomor teleponnya bu?”

N “Iya boleh.”

Bu Nurjanah akhirnya memberikan nomor teleponnya kepada kami.


F “Mungkin itu dulu bu, terima kasih sudah mengizinkan kami untuk

melakukan penelitian di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo.”

N “Iya mbak sama-sama.”

Kami pun pulang dengan perasaan lega karena sudah mendapat izin untuk melakukan

penelitian di UMKM Batik Tulis Sido Mulyo. Setelah beberapa hari, kami sudah

mengetahui apa yang harus diteliti, yaitu mengenai persediaan. Pada tanggal 5

Oktober 2018, kami pun segera meghubungi Bu Nurjanah melalui chat whatsapp.

F “Assalamu’alaikum bu, untuk observasinya insyaaAllah kami akan

mulai besok sabtu, kira-kira ibu bisa tidak?”

N “Maaf, tapi saya lagi sibuk. Ini gazeboo lagi ada acara sampai hari

senin.”

F “Ohh.. nggih bu tidak apa-apa, nanti kami tunggu.”

N “Nanti tanya-tanya sama mbak Hefid saja ya.”

F “Nggih bu.”

Pada tanggal 11 Oktober 2018, kami menghubungi Bu Nurjanah kembali untuk

konfirmasi wawancara.

F “Bu, kira-kira besok sabtu tanggal 13 Oktober bisa kami

wawancarai tidak?”

N “InsyaaAllah bisa mbak.”

F “Iya bu, terima kasih.”

N “Iya.”
Transkip wawancara 2

Narasumber 1 : Ibu Nurjannah (N)


Pewawancara:
Fatiya (F)
Khofifah (K)
Esty (E)
Nama Keterangan Kode
Via Whats Up
Waktu: Sabtu, 13 Oktober 2018, pukul 09:00 WIB - 11.00 WIB
F Bu kira-kira nanti bu Hafidnya ada ndak ya?
N Waduh... mungkin ada mbak
F Bu ini kita sudah sampai... bisa ketemu kapan njeh?
N Duuuh bentar ya... tamune jam 1..
Bentar ya
F Iya bu ndakpapa.. santai saja buk ini juga baru istirahat bu
N Saya ganti baju dulu ya
F Iya bu, ketemunya dimana? Di rumah atau pertamina
Tempat: Gazebo Pertamina
Waktu: 11.30 WIB
N Mbak yang chat tadi?
F Iya bu
N Silahkan masuk ke dalam mbak
F,K,E Iya bu...
F Bu, jadi tujuan kami ke sini untuk memperoleh informasi
mengenai persediaan bahan baku dan persediaan produk jadi di
UMKM Batik Tulis Sido Mulyo
N Oh kalau persediaan bahan di batik Sido Mulyokan belum maju,
jadi stocknya bahan itu kalau mulai menipis
F Itu ada targetnya tiap bulan?
N Oh gak ada, masalahnya masyarakat di sinikan membatiknya
tidak mesti ikut satu kelompok, jadi dia bisa ikut kelompok lain.
Masalahnya tiap orangkan beda bidangnya dalam membatik, jadi
tiap membatikkan ada beberapa tahap. Di situ orang yang
mengerjakan tersendiri, jadi dalam satu kain batik dikerjakan
oleh satu orang itu enggak. Nanti bikin pola sendiri..
E Mewarnai juga ya bu
N Iya, mewarnai kalau terutama saya sih sekarang tak minta
tolongkan orang karena gak mau resiko
K Kalau untuk produknya apa aja bu?
N Ya kain, kain seperti ini sama persis, cumankan ukurannya
karena kita warisan dari nenek moyang dan dahulu yang
memakai hanya keluarga kerajaan. Jadi kainnya ukurannya
segitu, kalau soal model mau dibuat baju itu terserah
pembelinya, kita di sini tidak berani membuat langsung pakaian,
karena di sinikan belum tau model yang lagi ngtrend itu seperti
apa. Jadi bikinnya memang kain
K Jadi mesen baju gitu baru dibuat ya bu atau gimana?
N Iya, he eh. Semua di sini seperti itu kok mbak antara satu dan
lainnya semua sama.
K Kalau belinya per bulan itu gak tentu bu berapanya?
E Mungkin bikinnya kalau ada pesanan langsung beli bahannya
gitu bu?
N Kalau beli pesanan iya, kita langsung beli. Tapi kalau misalkan A
untuk kesehariannya yang tiap bulannya harus ditargetkan berapa
kain harus jadi itu enggak. Mungin kalau punya perseorangan
atau kelompok yang sudah majukan ada stock kain batik, kalau
semisal kain batik di sini terjual habiskan dan menipis kita bisa
ambil dari sana. Karenakan membuat batik tulis itu lama.
F Itu berapa lama bu membuat kain batiknya?
N Kalau misalkan yang rumit-rumit ya dua bulan
K Berarti lama banget ya bu
N Ya dua bulannya mungkin lamanya karena ini juga, pas polanya
nanti orang sendiri, yang membatiknya sendiri, begitupun yang
mewarnainya. Jadi dilempar ke orang yang berbeda beda. Kita
gak satu orang mengerjakan satu kain aja, bosen nanti.
K Kalau dari ibu sendiri membatik juga?
N Kalau saya sekarang sih paling cuman menyediakan tenaga siapa
yang mau membatik. Karena kegiatan di sinikan (pertamina)
selalu ada. Jadi kalau mau nyanting di rumahkan juga tanggung,
jadi fokusnya sayakan di sini, karena sayakan pengurus
paguyuban di sini dan di bagian produksi. Nanti kalau misalkan
kebutuhan batik seperti kain, minyak, dan lilin itukan saya yang
harus cari.
E Jadi njenengan bu?
N Iya
K Itu belinya buat sini (pertamina)?
N Iya, jadi saya memang mengurusi keluar masuknya uang
produksi
E Njenengan yang ngatur niku?
K Tapi kalau buat pencatatan batik Sido Mulyonya sendiri gimana
bu?
E Ada tidak?
N Ada, tapi di tempatnya mbak Hefid
E Ini mbak Hefid di rumah bu?
N Ada kayaknya, tapi bukan di rumahku lho. Itukan ada tanjakan
sebelum masuk kampung, pokoknya paling, duh gimana ya...
F Apa minta nomornya saja bu?
N Kalau nomornya juga gak selalu aktif
K Tapi kalau tanya orang situ tau bu?
N Tau tau, inikan ada tanjakan toh, kira-kira sebelum 50 meter dari
rumah. Nah di situ.
F Kiri atau kanan jalan bu?
N Kiri jalan
E Oh jadi ibu tidak fokus hanya ke Batik Sido Mulyo saja ya, tapi
keseluruhan?
N Iya
K Kalau penjualannya ada gak dari ibu sendiri? Maksudnya tidak
dijual oleh kelompok?
N Kalau dari saya sih mungkin online, biasanya memang udah
kenal saya, harga dan modelnya cocok. Biasanya saya yang jual
juga bisa.
K Kalau pesenan itu masuknya di gazebo ini (pertamina) atau ibu
pribadi?
N Kalau itu saya pribadi
F Berarti fokusnya ibu tidak hanya di Sido Mulyo saja ya
N Iya tidak, soalnyakan awalnya saya itu bagian ngeblok sama
nutup, jadi kata orang seantero sini kalo saya bagianitu bisa
cepat. Jadi orang lain dapet satu saya sudah bisa dapet dua.
K Kalau di Sido Mulyo sendiri ada yang bantuin untuk
mengerjakannya bu?
N Ada, kalau saya pribadikan bebas mau dikerjakan seperti apa,
siapa yang mau saya pekerjakan. Karenakan saya sudah paham
batik mana-mana yang orang itu bisa membuat bagus. Karena
keahliannyakan beda-beda bidangnya.
Jadi misalkan ada pesenan 10 potong kain batik itukan
dikerjakan beda-beda orng sesuai keahliannya. Jadi yang pola
sendiri, yang nyanting sendiri. Jadi sebenarnya dalam dua bulan
itu juga bisa selesei 10 potong kain batik. Karenakan tadi
dilempar-lempar sesuai bidangnya masing-masing.
E Itu panjang kainnya berapa meter bu?
N Panjangnya 2,5 meter lebarnya 1,5 meter
K Kalau itu ibu nyetok kainnya gak bu (kain mori)?
N Kalau itu kemarin saya nyetok kain 2 pcs, jadi 1 pcsnya itu D
560.000. Jadi saya nyetok, itu nanti 2 pcs jadi 26 potong
F Itu bentuknya udah potongan atau gimana?
N Panjangan gitu ya gulungan
E Jadi ibu nanti motongin sendiri?
N Iya nanti motongin sendiri
K Itu pemesanan kainnya sendiri biasanya gimana bu?
N Ya itu saya tinggal kontak mereka, telepon, kan sudah kenal P
juga. Nanti diantar.
F Kalau diantar seperti itu ada biaya tambahannya tidak bu? Apa
tetap sama?
N Tidak, tetap sama harganya. Kan sudah kenal juga.
E Itu termasuk malam gitu bu?
N Iya termasuk malam juga. Cumankan mesti beda penjual.
F Ya sudah bu terima kasih waktunya, ini kami mau langsung ke
tempat bu Hefid untuk menanyakan terkait harga-harga bahan
bakunya
N Oh iya silahkan
E Kalau minta foto bersama boleh bu?
N Oh ya boleh
F, K, Mari bu, Assalamu’alaikum.....sekali lagi terima kasih banyak
E bu..
N Iya sama-sama mbak Wa’alaikumussalam

Narasumber 2 : Ibu Hefid (H)


Pewawancara:
Fatiya (F)
Khofifah (K)
Esty (E)
Tempat: Rumah bu Hefid
Waktu: 12.30 WIB
F Assalamu’alaikum, dengan ibu Hefid?
H Wa’alaikumussalam, oh iya mbak. Mari silahkan masuk...
E Jadi begini bu, kami dari IAIN Surakarta ingin meminta izin
untuk bertanya-tanya sebentar dengan ibu, bisa tidak bu?
H Oh mau nanya-nanya apa ya mbak?
F Jadi di sini kami ingin menanyakan tentang persediaan bahan
baku di Batik Sido Mulyo bu..
H Oh soal persediaan, kalau kemarin sih kebetulan yang pertama
itu ada yang memfasilitasi dan yang kedua itu dapat pinjaman
dari Bank BRI. Yang pertama itu kita membeli alat dan kain
untuk produksi, beli kain sekitar 2 pcs. Dan untuk yang kedua
dapat pinjaman dari Bank BRI itu sebenarnya kami belum siap
buat menerima, tapi ya kita ambillah soalnyakan kesempatan
juga. Soalnya kemarin itu batikkan lagi sepi jadinya kita buat
dana itu untuk simpan pinjam antar anggota. Jadinya nanti tiap
bulannya mengangsur.
F Waktu itu beli malamnya berapa bu?
H Beli sekitar 10 kg an
F Per kilo berapa bu?
H Per kilonya Rp 30.000
F Itu belinya tahun 2016 juga bu?
K Berarti setahun cuman beli sekali bu?
H Iya beli sekali saja Q
H Iya, tahun 2016 sekitar bulan Mei bareng sama kain morinya
E Kalau pencatatan persediaan itu bagaimana bu?
H Pencatatan bagaimana ya mbak?
F Maksudnya itu misalnya ada pesanan kemudian kita nyediain
bahan baku berapa gitu.
H Kalau kemarin gini, kalau ada pesanan gitu ya. Contoh kemarin
kan ada pesanan hem. Umpamanya pesenannya 30 kita jadiin 31,
yang satu buat sampel sekalian. Jadi suatu saat nanti kalau udah
terkumpul kelebihan-kelebihan pesenan kemarin udah banyak,
penginnya besok dijadiin kayak koleksi, nanti bias jadi limited
edition. Kemarin rencananya kayak gitu. Jadi, setiap kali ada
pesanan, jumlahnya kita lebihin satu. Tapi, satu itu untuk koleksi
sendiri, untuk kelompok gitu. Karena kan setiap pesanan kan
beda-beda motif, jadi yang satu itu buat kenang-kenangan.
Awalnya sih rencananya begitu, tapi kalau gitu nanti ngga balik
modal. Jadi, suatu saat nanti kita jual atau buat koleksi
kelompok. Nanti pas ada event gitu, ini loh karya kami.
F Kira-kira pencatatan keluar masuk gitu ada tidak bu?
H Pancatatan keluar masuk barang?
F Nggih bu.
H Keluar masuk barang ada pembukuannya. Jadi yang laku itu apa,
terus berapa, harga jual berapa, harga pokok berapa semua ada
pencatatannya.
F Bisa dijelasin tidak bu, keluarnya berapa terus HPP nya berapa.
H Bentar aku liat buku dulu
E Iya bu.
K Kalau misalnya pencatatan pembelian bahan kain gitu dicatat
tidak ya bu?
H Ada juga catatan seperti itu.
K Pencatatannya itu mulai tahun berapa bu?
H Mulai tahun 2016 mbak. Buku ini pokoknya dari kas bergerak.
Kas bergerak itu istilahnya ini uang kita gerakin untuk produksi.
Yang saya tunjukin awal tadi kan laba, jadi kalau laba kita
bongkar satu tahun sekali.
F Itu nyetok ya bu bahannya?
H Iya mbak nyetok.
K Bahan bakunya itu disimpan di rumahnya Bu Nurjanah ya?
H Iya, di rumahnya Bu Nurjanah.
K Biasanya itu belinya sekali banyak apa tergantung?
H Kalau kemarin kita belinya langsung banyak bahannya, karena
kan kemarin dapat dana. Jadinya kita langsung menggunakan
uang itu untuk produksi.
F Untuk pesanan batik tulis itu kira-kira di tahun 2016 ada pesanan
di bulan apa saja bu?
H Kemarin itu pesananya ada motif cecek buntal sekitar bulan
November kalau ngga salah. Terus motif sido mulyo, keyong,
kopi sekitar bulan apa ya antara Agustus sampe Desember.
K Cecek buntal itu apa bu?
H Cecek buntal itu motif mbak.
K Itu ada upahnya juga gitu bu?
H Iya ada.
K Jadi contoh lain pesanannya itu gimana bu?
H Kemarin hem ini pesanan dari lembaga apa ya aku lupa.
Sebanyak 4 potong hem, ini catatannya mbak (sambil
menunjukkan catatannya).
E Itu pesanan bulan apa bu?
H Itu pesanan bulan Oktober mbak.
E Ini beli kainnya berapa lembar bu?
H Kan 1 lembarnya buat 1 hem, terus kita beli sekitar 7 lembar
kain.
K Kalau hem ini maksudnya kain atau bentuk jadi?
H Iya, bentuk jadi. Jadi kain putih kita pola hem kemudian
digambar terus dijahit jadi hem. Kemarin mintanya motif biota
laut kalau ga salah.
E Kalau kainnya itu pakai kain mori yang dibeli tadi atau beda kain
bu?
H Oh beda mbak, kalau buat hem itu kainnya beda.
E Beli malam untuk hem itu berapa bu?
H Beli malamnya waktu itu sekitar 4 kilo an.
E Lha satu hem itu kira-kira menghabiskan berapa kilo malam?
H Setengah kali ya mbak. Sekitar setengah atau lebih lah.
E Kan pemesanan hem bulan Oktober. Nah, berarti beli bahan baku
untuk hem nya itu juga bulan Oktober ya bu?
H Iya mbak sekitar bulan itu. Karena kalau pemesanan hem kan
kainnya beda. Jadi ya harus pesen lagi.
K Kalau beli kain mori berapa pcs gitu dicataat tidak bu?
H Ada mbak, tapi di buku mana ya. Kemarin ada tapi buku yang
mana bingung yang nyari mbak. Soale ini kan udah 2016, jadi
kalau mau nyari susah mbak. Ya dibaca saja.. hehe
K Kalau beli kain gitu berapa bulan sekali bu?
H Kita belinya kalau ada uang mbak dan kalau pesenan kan satu
dua tiga kan ya ada. Tapi kalau beli bahan baku ya ngga semua
dipakai. Anggotanya ada 19 orang atau berapa itu. Jadi kalau beli
2 pcs itu 26 ya kalau ga salah, jadi ada sisa. Dan kadang semua
anggota tidak mampu mbatik, karena ada yang tidak mampu
mengerjakan 1 lembar full. Jadi 1 kain bisa dikerjakan beberapa
orang.
K Kalau satu potong batik itu dijualnya beda-beda ya bu?
H Iya, tergantung coraknya, tergantung kerumitan, kasar halusnya,
warnanya gitu mbak.
K Berarti beli kain morinya di tahun 2016 itu cuma sekali ini ya
bu?
H Iya, yang 2 pcs itu. Kalau yang 2017-2018 belum pernah beli.
Karena tahun ini ngolah sisa bahan bakunya kemarin.
F Itu dulu belinya bulan apa bu?
H Kalau gak salah bulan Mei
F Itu semua tepat waktu tidak bu dalam pengumpulan batik?
H 19 anggota aja yang belum setor 3 orang atau 4 orang. Itu kan
sebenarnya sebentar pengerjaannya tapi kan kita nyambi juga.
F Itu diberi jangka waktu tidak bu harus selesai tanggal ini gitu.
H Harusnya kan gitu ya mbak. Tapi yang mbatik sendiri itu ya
sesuai kelonggaran.
F Motif di Sido Mulyo ini apa motifnya cuma sido mulyo bu?
H Ohh tidak mbak. Ada motif sido mukti, naga rini, macem-macem
sesuai pesanan.
K Ada rapat rutin gitu bu?
H Sebenere ada setiap tanggal 1, tapi kadang saya tidak bisa dan
Mbak Nur juga tidak bisa. Jadi, nunggu longgarnya.
F Lha Bu Hefid ini selain mengurusi di Sido Mulyo apa mengurusi
yang lain juga?
H Sebenere saya juga ngurusi di Sekar Arum. Tapi cuma anggota
sih.
K Kalau kainnya sudah jadi gitu produknya di taruh mana bu?
H Di taruh di gazebo.
K Ohh di gazebo pertamina ya bu?
H Iya dititipin di sana.
F Yasudah bu, mungkin cukup sekian observasi dari kami. Nanti
kalau misalnya kita mau nanya, ke sini lagi atau lewat whatapp
gapapa nggih bu.
H Iya mbak ndakpapa silahkan.
E Bu, boleh minta fotonya untuk dokumentasi.
H Ohh iya mbak boleh. Tapi saya Cuma begini ndakpapa ya mbak.
Hehe..
K Iya bu ndakapapa.
Cekrek...
F Bu terima kasih atas kelonggaran waktu yang sudah diberikan.
Ini ada sedikit oleh-oleh dari kami.
H Ealah.. iya mbak terima kasih.
F Nggih bu, sama-sama.
Transkip wawancara 3

Narasumber 1 : Ibu Nurjannah (N)


Pewawancara:
Fatiya (F)
Khofifah (K)
Esty (E)

Nama Keterangan Kode

Via Whats Up

Waktu: 27 Oktober 2018

K “Bu, kalau bahan bakunya itu disimpen di etalase atau

gimana bu?”

N (Bu Nurjanah tidak membalas)

K “Assalamu’alaikum... Bu maaf, boleh minta nomernya ibu

hefid?”

N “Wa’alaikum salam..entar ya..ni msh sibuk....”

K “Iya bu.”

N (memberi kontak Bu Hefid)

K “Terimakasih bu..”

N “Iya sm2...”

Via Whats Up

Waktu: 28 Oktober 2018

F “Bu maaf mau tanya, kalau beli kain mori sama malam gitu
kan dikirim ya bu. Nah itu berapa hari bu waktu tunggu

pengirimannya? Hari itu juga langsung dianter atau nunggu

beberapa hari bu?”

N “Ya hari berikutnyalah...”

F “Njeh bu.. Satu potong kain batik itu biasanya habis berapa

kg malam bu?”

N “Tergantung.. ad yg 1kg ad yg kurang..”

F “Kalau pewarnaannya pakai warna naptol sama remasol njeh

bu?”

N “Remasol gk pke..alam sm naftol”

F “Ohh ya bu.. Belinya berapa liter dan harganya kira” berapa

bu?”

N (Bu Nurjanah tidak membalas)

Via Whats Up

Waktu: 30 Oktober 2018

K “Bu maaf utk kain morinya itu kan katanya nyimpennya di

rumah. Nah itu diplastikin atau ditaruh dimana bu?”

N “Di tumpuk.. Di plastik jg bs” C

K “Kalau gitu malamnya ditaruh di tempat apa bu?”

N (Bu Nurjanah tidak membalas)


Narasumber 2 : Ibu Hefid (H)
Pewawancara:
Fatiya (F)
Khofifah (K)
Esty (E)

Via Whats Up

Waktu: 28 Oktober 2018

F “Assalamu’alaikum.. Maaf bu saya fatiya dari mahasiswa

iain solo yg kmaren observasi. Bu mau tanya, jenis

pewarnaan batik yg biasanya dipakai itu apa saja bu?”

H “Warna alam dan sintesis mbak”

F “Kalo beli warna itu berapa liter bu kira-kira?”

H “Kalo warna alam kita buat sendiri mbk,,,kalo sintesis kita

sering e diwarnakne(g marna sendiri)”

F “Bu kira-kira tau tidak ya kalo satu potong kain itu butuh

berapa liter warna?”

H “Kalo warna alam bisa 5lt an,,,tp g cukup satu x

celup,,,harus berulang2”

F “Ohh iya bu terima kasih.”

H “Ok. Mbk fotone kmarin masih g,,,kirim dungk”


F “Ohh iya bu” (mengirim foto)

H “bunder amat”

F “Hehe”

.......

E “Bu maaf mau tanya, beli kainnya itu bentuknya gulungan

bu?”

H “Iza mbak”

E “Oke bu...”

.........

K “Kalau kompor, malam gitu yg nyediain siapa bu?”

H “Kalo kompor,canting,gawangan,dah punya masing2”

K “Iya bu terima kasih”

H “Maaf za,,,telat terus le bales”

K “Ndakpapa bu, malah saya yg minta maaf nanya-nanya terus

hehe”

H “G papa mbk,,,selagi msh bisa mnjawab tak jwb”

K “Njeh bu makasih banyak.”


Via Whats Up

Waktu: 30 Oktober 2018

F “Bu hefid tahun 2016 itu masih ingat tidak ada pesanan batik

tulis? Tp yg hanya batik tulis bu..”

H “Za th 16 tu ada pesanan sbnare byk tu mbk,,tp dulu blm da

catatan rinci”

F “Gapapa buk.. tp masih ingat tidak bu pesanannya kira-kira

berapa potong per bulan?”

H “Syal warna alam 2potong, dg motif kopi, kain 1 dg motif

sidomulyo 2warna, 1 kain dg motif kenyong 2warna. Yg

lain lupa mbak”

F “Itu bulannya masih ingat tidak ya bu. Yg pesanan motif

buntal itu berapa potong bu?”

H “Bulane lupa mbak. Buntal 2 potong”

..........

E “Bu kalau 1 hem itu habis berapa meter kain biasanya?”

H “Paling byk 2m”

E “Njeh bu..”

Via Whats Up
Waktu: 31 Oktober 2018

F “Bu utk pemesanan tahun 2017 itu ada pemesanan batik tulis

tidak?”

H “Bntar za,,,buka buku dl”

:“Pemesanan Cuma 1 hem,,,tp penjualan ada 11 potong”

F “Iya bu terimakasih..”

.........

E “Bu kalo yg kain utk hem itu namanya kainnya apa?”

H “Lupa mbak,,,kayake waktu tu kita pake gamelan”

E “Iya buu.. terima kasih..”


Lampiran

PROGRES REPORT

Nama Nur Khofifah

Lokasi Field Study UMKM Batik Tulis Sido Mulyo

Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul,

Yogyakarta.

Minggu ke-: Uraian Kegiatan

1 (satu) Observasi, survey

2 (dua) Observasi, wawancara, mencatat data

3 (tiga) Melakukan wawancara dengan Ibu

Nurjanah pada tanggal 24 Oktober

dengan menggunakan via Whats up dan

mengerjakan Bab 4.

4 (empat) Melakukan wawancara dengan Ibu Hefid

pada tanggal 28 Oktober dengan

menggunakan via Whats up


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai