Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA PERAK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI


DI PT DONG BANG INDO KABUPATEN SEMARANG
PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana


Manajemen dalam jurusan Manajemen dengan peminatan Manajemen
Sumber Daya Manusia

Disusun Oleh :

Nama : Merryana Tri Setyaningrum


NPM : 20511269

Program Studi : S1 Manajemen

Jurusan : MSDM

PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA

(STIEPARI) SEMARANG, NOVEMBER 2021


LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Judul Skripsi : PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA


PERAK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI DI PT
DONG BANG INDO KABUPATEN SEMARANG

Nama : Merryana Tri Setyaningrum

NPM : 20511269

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

Nama Tanda Tangan


Tanggal

Krisnawati Setyaningrum N, STP, MM …………… (……………)


Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA


PERAK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI DI PT
DONG BANG INDO KABUPATEN SEMARANG

Nama : Merryana Tri Setyaningrum

NPM : 20511269

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

Nama Tanda Tangan Tanggal

Krisnawati Setyaningrum N, STP, MM …………… (……………)


Pembimbing

PERSETUJUAN TIM PENGUJI


Nama Tanda Tangan Tanggal
............................................... ..................... .................
Penguji I
................................................ ..................... .................
Penguji II
................................................ ...................... .................
Penguji III
Mengetahui
Ketua STIEPARI Semarang

Dr. Samtono, M.Si


NIP. 195709121978021006

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menulis proposal Skripsi dengan judul “Pengaruh

Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT.

Woori Sukses Apparel Ungaran” dengan baik. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Dr. Samtono, M.Si, selaku ketua STIEPARI Semarang


2. Tuwuh Adhistyo, S.E., M.Par, selaku Kaprodi Manajemen Sekola Tinggi
Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang
3. Krisnawati Setyaningrum N, STP, MM selaku dosen pembimbing satu
yang memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan
tanggungjawab tinggi sampai proposal ini selesai.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen STIEPARI Semarang yang telah memberikan,
mengarahkan dan memberikan ilmunya dengan sukarela sehingga penulis
mendapat bekal dalam menjalani masa depan.
5. Seluruh Staff dan Karyawan STIEPARI Semarang yang telah membantu
penulis selam menjalankan pendidikan dan dalam pengumpulan materi guna
penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu yang senantiasa selalu mendoakan, memberikan semangat dan
mendukung dalam penyusunan skripsi selama ini.
7. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat untuk dapat bersama-sama
segera menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan

yang di sebabkan karena keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal

ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

proposal Skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk memperbaiki proposal Skripsi ini kedepannya. Akhir kata,


penulis berharap semoga proposal tesis Skripsi dapat bermanfaat bagi penulis

pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 14 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Pembatasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kajian Teori 10
2.3. Kerangka Berpikir 16
2.4. Pengajuan Hipotesis 17

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian 18
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 18
3.3. Definisi operasional 20
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 25
3.5. Instrumen Penelitian 30
3.6. Teknik Analis Data 37

DAFTAR PUSTAKA 38
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri di Indonesia beragam dari mulai industri rumahan, UKM

sampai industri berskala besar terkenal memiliki banyak industri, dimana

setiap daerah di Indonesia cenderung memiliki industri sendiri dan mewakili

ciri khas daerah tersebut maupun tidak. Industri Indonesia sudah mendunia

dengan berbagai macam keunikan serta kekhasan yang menonjolkan

kebudayaan asli Indonesia. Produk industri Indonesia memang sudah

menembus pasar luar negeri, ini sebagai bukti bahwa Industri Indonesia ini

banyak digemari oleh konsumen dunia. Hal ini dapat kita amati dengan

semakin banyaknya sentral industri manufaktur yang nyatanya terlihat jauh

lebih berkembang. Seiring berjalannya waktu, persaingan dalam dunia industri

seperti saat ini menuntut agar berinovasi dengan cara menawarkan produk

yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan

produk pesaing. Sentral industri yang ada saat ini tidak hanya menawarkan

produk-produk yang berkualitas dan menarik bahkan cara pembuatan pun

sudah moderen.

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula

strategi yang harus dijalankan perusahaan, untuk itu perusahaan perlu

memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya

dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam

menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan

1
2

tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku

konsumen. Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau

jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas

pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where),

bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under

what condition) barang – barang dan jasa – jasa dibeli.

Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung

pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan

memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang

diinginkan konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan ini perusahaan yang

bergerak dibidang industri dituntut untuk lebih memahami konsumennya.

Produsen barang sebenarnya dapat memilih bagaimana cara untuk membawa

produknya ke tangan konsumen. Banyak pilihan yang ada di tangan produsen.

Misalnya, produk langsung dihantarkan sendiri oleh produsen, melalui

perantara/distributor, ataupun melalui multi saluran. Distribusi multi

saluran merupakan bauran antara berbagai saluran distribusi konvensional

dengan saluran distribusi moderen. (Marketing, 2002).

Sepertihalnya yang terjadi di PT. Dong Bang indo adalah suatu

perusahaan yang bergerak di bidang accesories atau perhiasan. PT. Dong bang

indo merupakan salah satu produsen yang berbahan perak di Indonesia,

perusahaan ini memproduksi berbagai macam perhiasan berbahan perak

dengan kualitas tinggi, perhiasan yang biasa di produksi di PT. Dong Bang

Indo adalah anting, kalung, gelang, cincin, dan bros. PT. Dong Bang Indo
3

perusahaan menghasilkan perhiasan yang baik dengan pengiriman yang tepat

waktu dan harga yang terjangkau. Dari karakter produk perusahaan maka

diketahui akan ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dan

diperhitungkan oleh pihak produsen. Dalam menciptakan produk yang bisa

memberikan nilai tambah bagi konsumen maupun pelanggan, maka

tentunya produk tersebut harus memiliki kegunaan, karena konsumen

secara rasional akan melihat kegunaan produk tersebut bagi dirinya.

Selanjutnya konsumen juga akan melihat atribut yang terdapat pada

produk tersebut. Jika suatu produk memiliki atribut serta keunikan yang

berbeda dengan produk lain maka ini akan memberikan nilai tambah

bagi konsumen. Ciri-ciri produk (product feature) menurut Kotler &

Armstrong (1996: 281) adalah sebuah alat bersaing yang membedakan

produk badan usaha dengan produk pesaing. Keegan (1995: 371) juga

menambahkan bahwa setiap perusahaan senantiasa akan menghasilkan

produk yang berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh produsen

lain.

Pada PT Dong Bang indo pembedaan ciri khas produk yang

dihasilkan sedemikian rupa bertujuan untuk menjadikan produk tersebut

memiliki keunikan tersendiri. Pelanggan akan membeli produk yang

berkualitas karena pelanggan adalah orang yang memaksimalkan nilai, dan

nilai yang diterima pelanggan akan mempengaruhi tingkat kepuasannya

terhadap suatu produk dan kebiasaan mereka untuk membeli kembali.

Pelanggan yang merasa sangat puas menghasilkan manfaat bagi


4

perusahaan seperti, mereka kurang peka terhadap harga, mereka tetap

menjadi pelanggan dalam periode yang lama, mereka akan membeli produk

baru yang ditawarkan oleh perusahaan, dan mereka akan membicarakan

produk perusahaan dengan gembira kepada orang lain.

Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk

preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan

untuk membeli atau tidak. Hal ini sejalan dengan pendapat Aaker

(1997) dalam Sodik (2004) bahwa kesan kualitas memberikan nilai dalam

beberapa bentuk diantaranya adalah alasan untuk membeli. Niat untuk

melakukan pembelian dapat terbentuk dari sikap konsumen terhadap

bauran pemasaran diantaranya melalui promosi. Kegiatan promosi sepeda

motor Yamaha mio diantaranya dapat dilakukan melalui periklanan,

pemberian hadiah, potongan harga, dan personal selling.

Kualitas produk merupakan salah satu faktor pembentuk nilai

pelanggan. Dalam pandangan konsumen, nilai suatu produk merupakan

kualitas produk yang dinikmati konsumen dengan pengorbanan sejumlah

uang atau sumber daya yang lain (Oliver, 1997: 167). Sejalan dengna hal

tersebut kualitas produk (Kotler & Amstrong, 1996: 279) mengemukakan

kualitas produk (product quality) adalah kemampuan suatu produk

untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk ketahanan, keterandalan,

ketepatan dan kemudahan dalam penggunaan.

Kualitas Produk merupakan salah satu faktor individu yang dapat

mempengaruhi perilaku pembelian seseorang, Produk Perak adalah salah


5

produk perak yang diproduksi dalam bentuk televise, radio, tape maobil dan

lain sebagainya yang dulunya di rancang khusus untuk para

bangsawan, tetapi sekarang diminati oleh semua kalangan. Menurut (Souza,

2005: 189). Kualitas dan harga produk sebagai acuan dari kepuasan

pelanggan untuk melakukan pembelian. Bagi konsumen, kualitas mempunyai

beberapa dimensi. Performance adalah dimensi yang paling basic dan

berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk. Konsumen akan

sangat kecewa apabila harapan mereka terhadap dimensi ini kurang

terpenuhi. Reliability sepintas terlihat mirip tetapi mempunyai perbedaan

yang jelas. Reliability lebih menunjukkan probabilitas produk gagal

menjalankan fungsinya. Feature atau fitur dapat dikatakan sebagai aspek

sekunder. Karena perkembangan fitur ini hampir tidak ada batasnya

sejalan dengan perkembangan teknologi, maka fitur menjadi target para

produsen utnuk berinovasi dalam upaya memuaskan pelanggan. Kualitas yang

tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk menciptakan nilai konsumen

yang tinggi (Naumann,1995: 15-31).

Persaingan dalam dunia bisnis seperti saat ini menuntut setiap

perusahaan agar selalu berinovasi dengan cara menawarkan produk yang

berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan

produk pesaing. Begitupula kenyataan yang terjadi di PT Dong bang Indo

fenomena perusahaan dima kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi

pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Perusahaan ingin

mengetahui sebenarnya Bagaimanakah yang mempengaruhi keputusan


6

pembelian produk perak dari perusahaan. Karena dalam kenyataanya terjadi

fluktuatif nilai penjualan perak selam tiga tahun terkhir ini, seperti dalam tabel

berikut ini:

Tabel 1.1 Penjualan Produk Perak di PT Dong bang Indo (Rp)

Tahu Target Penjualan Realisasi


n
2017 70.000.0000 50.000.000
2018 80.000.000 85.000.000
2019 80.000.000 70.000.000
Sumber: data perusahaan 2019

Dari data diatas diketahui pada tahun 2017 realisasi tak sesuai target

kemudian tahun 2018 realisasi lebih tinggi dari target penjualan, namun tahu

2019 justru turun lagi. Sehingga menarik untuk di teliti lebih lanjut

Bagaimanakah kualitas dan harga produk sudah sesuai dengan minat

pembelian konsumen. Karena diketahui kualitas ditentukan oleh sekumpulan

kegunaan dan fungsinya, termasuk didalamnya daya tahan, ketidak

tergantungan pada produk lain atau komponen lain, eksklusifitas,

kenyamanan, wujud luar (warna,bentuk, pembungkusan, dan sebagainya).

(Dharmestha dan Handoko, 2000: 49). Dengan adanya kualitas yang

bagus dan terpercaya, maka produk akan senantiasa tertanam dibenak

konsumen, karena konsumen bersedia membayar sejumlah uang untuk

membeli produk yang berkualitas. Permaslahan yang timbul seperti, realisasi

penjualan tak sesuai target yang diharapkan, realisasi lebih tinggi dari target

penjualan, namun justru turun lagi, kualitas produk menurun menurut


7

beberapa konsumen, harga kurang kompetitif dengan pesaing, pembeli

mengalami penurunan secara terus menerus. Dari kenyataan permasalahan

yang terjadi itu penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul,

“Pengaruh Kualitas Dan Harga Produk Perak Terhadap Keputusan Pembeli

Di PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang”. Alasan pemilihan judul ini

dikarenakan selain karena penulis tertarik kenyataan yang terjadi di

perusahaan tersebut juga karena untuk memudahkan penelitian, penulis

memilih lokasi yang masih dekat dengan domisili penulis.

1.2 Indentifikasi Masalah

1. Realisasi penjualan tak sesuai target yang diharapkan.

2. Realisasi lebih tinggi dari target penjualan, namun justru turun lagi.

3. Kualitas produk menurun menurut beberapa konsumen

4. Harga kurang kompetitif dengan pesaing.

5. Pembeli mengalami penurunan secara terus menerus.

1.3 Batasan Penelitian

Untuk memudahkan dalam penelitain agar lebih focus dan adanya

keterbatasan penelitian maka penelitian ini hanya dibatasi pada persoalan

kualitas produk, harga produk terhadap keputusan pembeli di PT Dong Bang

Indo Kabupaten Semarang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah
8

1. Bagaimanakah pengaruh secara parsial kualitas produk terhadap keputusan

pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang?

2. Bagaimanakah pengaruh secara parsial harga produk terhadap keputusan

pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang?

3. Bagaimanakah pengaruh secara bersama-sama kualitas produk, harga

produk terhadap keputusan pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten

Semarang?

4. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembeli di

PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel (X1) kualitas produk

terhadap keputusan pembeli (Y) di PT Dong Bang Indo Kabupaten

Semarang

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial harga produk variabel (X2)

terhadap keputusan pembeli (Y) di PT Dong Bang Indo Kabupaten

Semarang

3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama kualitas produk (X1),

harga produk (X2) terhadap keputusan pembeli (Y) di PT Dong Bang Indo

Kabupaten Semarang

4. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap

keputusan pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang

1.6 Manfaat Penelitian


9

Manfaat terbagi menjadi manfaat teoritis dan praktis, secara teoritis

diharapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu contoh aplikasi dari ilmu

manajemen khusunya terkait harga dan kualitas produk, terkait keputusan

pembelian konsumen.

Manfaat paraktisnya adalah sebagai berikut ini:

a. Manfaat Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan

wawasan berkaitan dengan atribut-atribut produk apa saja yang

dipertimbangkan konsumen dalam pembelian perhiasan perak

b. Manfaat Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

masukan bagi pembeli dalam menarik konsumen untuk membeli

produknya.

c. Bagi instansi dan kampus

Diharapakan dapat menjadi salah satu refrensi keilmuan yang bermanfaat

dan berdaya guna bagi kemslahatan semua pihak baik diluar Maupin

didalam civitas akademika.

d. Bagi peneliti lain

Karena keterbetasan penelitian maka diharapkan peneliti berikutnya dapat

mencari sumber refrensi dan kemungkinan variabel lain untuk lebih

memperkaya khasanah keilmuan yang sedang diteliti.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Keputusan Pembeli

2.1.1.1 Pengertian Keputusan Pembeli

Kotler dan Armstrong (2019: 181) mengatakan bahwa keputusan

pembelian pada konsumen adalah membeli merek yang paling disukai

berdasarkan alternatif yang tersedia. Ada dua faktor yang bisa berada antara

niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang

lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional. Oleh sebab itu niat

prefensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual.

Menurut Kotler and Keller (2019:181) bahwa keputusan pembelian

adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berbeda

antara niat membeli dan keputusan pembelian, yaitu sikap dari orang lain dan

faktor situasional yang tidak diharapkan. Dari beberapa definisi para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang

dilakukan oleh konsumen untuk dapat memilih merek yang disukai dari

beberapa alternative yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

keingian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2018:96), keputusan di definisikan

sebagai sebuah pilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan. Ditinjau dari

10
11

perilaku konsumen, maka ketika seseorang telah memilih antara membeli atau

tidak membeli, pilihan antar merek satu dengan merek lain, atau pilihan

menghabiskan waktu dengan melakukan A atau B, orang itu berada dalam

posisi membuat keputusan.

Keputusan pembelian adalah tahap sikap selanjutnya setelah adanya

niat atau keinginan untuk membeli. Sebagian pemasar ada tentu diikuti dengan

pembelian yang sebenarnya. Oleh karena itu konsumen masih harus melalui

tahap selanjutnya lagi yaitu pembelian yang sebenarnya. Dalam keputusan

pembelian konsumen kadang masih harus mempertimbangkan beberapa hal

yaitu: Kapan membeli, dimana membeli serta berapa banyak uang yang harus

dikeluarkan (Ekawati, 2010:110).

Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk

merupakan suatu tindakan yang lazim dijalani oleh setiap individu konsumen

ketika mengambil keputusan membeli. Keputusan membeli atau tidak membeli

merupakan bagian dari unsur yang melekat pada diri individu konsumen yang

disebut behavior, dimana ia merujuk kepada tindakan fisik yang nyata.

2.1.1.2 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Engel, Blackwell & Miniard dalam Mahmudah (2015:14),

bahwa keputusan konsumen mengambil langkah-langkah berikut ini: (1)

Pengenalan Kebutuhan, (2) Pencarian Informasi, (3) Evaluasi Alternatif, (4)

Pembelian, Dan (5) Hasil. Kelima langkah-langkah tersebut dijelaskan sebagai

berikut
12

a. Pengenalan Kebutuhan, proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali

masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau

eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar,

haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan

rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat

roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.

b. Pencarian Informasi, konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi

konsumen

c. Evaluasi alternatif, konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang

atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari.

Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang

disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan

selektif.

d. Keputusan pembelian, dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk

preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor

sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat

mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian.

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima

subkeputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok,

keputusan kuantitas, keputusan waktu dan metode pembayaran.

e. Perilaku Pasca Pembelian, para pemasar harus memantau kepuasan pasca

pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca


13

pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan

pembelian ulang.

2.1.1.3 Jenis-jenis Perilaku Keputusan Membeli

Menurut Kotler dan Armstrong (2019: 177-179), jenis-jenis perilaku

pembelian antara lain:

1) Perilaku membeli yang kompleks Konsumen melakukan perilaku

pemmbelian kompleks (complex buying behavior) ketika mereka benar-

benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda

antara merek yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin amat

terlibat ketika produksinya mahal, berisiko, jarang dibeli dan sangat

menonjolkan ekspresi diri. Biasanya, konsumen harus banyak belajar

mengenai kategori produksi tersebut.

2) Perilaku pembelian pengurangan disonansi Perilaku pembelian

pengurangan disonansi (dissibabce-reducing buying behavior) terjadi

ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang atau

berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek yang ada.

3) Perilaku pembelian kebiasaan Perilaku pembelian kebiasaan(habitual

buying behavior) terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah

dan kecilnya perbedaan antar merek. Konusmen tampaknya memiliki

keterlibatan yang rendah tehadap produk-produk murah dan sering dibeli.

4) Perilaku pembelian mencari keragaman Konsumen melakukan perilaku

pembelian mencari keragaman (variety seeking buying behaviour) dalam


14

situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun

perbedaan merek dianggap cukup berarti. Dalam kasus semacam itu,

konsumen seringkali mengganti merek. Penggantian merek terjadi demi

variasi dan bukan untuk kepuasan.

2.1.1.4 Dimensi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Sopiah (2013:335), membagi faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1) Faktor Pribadi. Faktor pribadi merupakan faktor yang unik bagi seseorang.

Berbagai faktor pribadi dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor

pribadi digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a) Faktor demografi Faktor demografi berkaitan dengan siapa yang

terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian. Faktor ini meliputi

ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku bangsa,

pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan pekerjaan.

b) Faktor situasional Faktor situasional merupakan keadaan atau kondisi

eksternal yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian.

c) Faktor tingkat keterlibatan Faktor tingkat keterlibatan konsumen

ditunjukkan dengan sejauh mana konsumenmempertimbangkan

terlebih dahulu keputusannya sebelum membeli suatu produk.

2) Faktor psikologis. Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang sebagian

menetapkan perilaku orang tersebut sehingga mempengaruhi perilakunya

sebagi konsumen. Faktor – faktor psikologis meliputi:


15

a) Motif Motif adalah kekuatan energy internal yang mengarahkan

kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pencapaian

sasaran.

b) Persepsi Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan

penginterprestasian masukan informasi untuk menghasilkan makna.

c) Kemampuan dan Pengetahuan Kemampuan adalah kesanggupan dan

efisiensi untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kemampuan yang

diminati oleh para pemasar adalah kemampuan seorang individu untuk

belajar dimana proses pembelajaran tersebut merupakan perubahan

perilaku seseorang yang disebabkan oleh informasi dan pengalaman.

d) Sikap Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau

negative terhadap sebuah objek atau kegiatan tertentu.

e) Kepribadian Kepribadian adalah semua ciri internal dan perilaku yang

membuat seseorang itu unik. Kepribadian seseorang berasal dari

keturunan dan pengalaman pribadi.

3) Faktor Sosial. Manusia hidup di tengah-tengah masyarakat. Sudah tentu

manusia akan dipengaruhi oleh masyarakat dimana dia hidup. Dengan

demikian, perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau

faktor sosial yang melongkarinya. Faktor sosial tersebut meliputi.

a) Peran dan pengaruh keluarga Dalam kaitannya dengan perilaku

konsumen, keluarga mempunyai pengaruh langsung terhadap

keputusan pembelian konsumen. Setiap anggota keluarga mempunyai

kebutuhan, keinginan, selera yang berbeda-beda.


16

b) Kelompok referensi Kelompok referensi dapat berfungsi sebagai

bandingan dan sumber informasi bagi seseorang sehingga perilaku

para anggota kelompok referensi ketika membeli suatu produk

bermerek tertentu akan dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi.

c) Kelas sosial Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang terbuka untuk

para individu yang memiliki tingkat social yang serupa. Dalam kelas

social terjadi pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara

bertingkat, ada kelas yang tinggi dan ada juga kelas yang rendah.

d) Budaya dan subbudaya Budaya yang mempengaruhi bagaimana

seseorang membeli dan menggunakan produk tersebut, serta kepuasan

konsumen terhadap produk tersebut sebab budaya juga menentukan

produk-produk yang dubeli dan yang digunakan.

2.1.2 Kualitas Produk

Produk merupakan objek yang berwujud, maupun yang tidak

berwujudyang dapat dibeli orang (Harjanto, 2019). Pengertian kualitas

produk menurut Kotler and Armstrong (2018) adalah sekumpulan ciri-ciri

karakteristik dari barang dan jasa yang mempunyai kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan yang merupakan suatu pengertian dari gabungan

daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut-

atribut lainnya dari suatu produk.Kotler dan Keller (2009) produk adalah

segala sesuatu yang dapat di tawarkan ke pasar untuk memuaskan

keinginan atau kebutuhan.


17

Kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use)

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, Juran dalam (Nasution,

2015).Nasution (2015) kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas,

serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Konsumen atau

konsumen. Tjiptono (2012) mendefinisikan kualitas sebagai tingkat mutu

yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut

untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sedangkan menurut Kotler dan

Amstrong (2018), kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk

melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, kehandalan, kemudahan operasi

dan perbaikan, serta atribut nilai. Dari definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa kualitas produk adalah suatu keadaan dimana konsumen merasa

cocok dengan suatu produk atau sesuai dengan keinganan yang diharapkan

untuk memenuhi kebutuhannya.

2.1.2.1 Indikator kualitas produk

Gaspersz (2018) menjelaskan bahwa dimensi dari kualitas produk

ini meliputi 8 dimensi, yang terdiri dari :

a) Kinerja (performance) Yaitu karakteristik operasi pokok dari

produk inti dan dapat didefinisikan sebagai tampilan dari

sebuah produk sesungguhnya. Performance sebuah produk merupakan

pencerminana bagaimana sebuah produk itu disajikan atau

ditampilkan kepada konsumen. Tingkat pengukuran Performance

pada dasarnya mengacu pada tingkat karakteristik dasa produk itu


18

beroperasi. Sebuah produk dikatakan memiliki Performance yang

baik bilamana dapat memenuhi harapan. Bagi setiap produk/jasa,

dimensi performance bisa berlainan, tergantung pada functional

value yang dijanjikan oleh perusahaan. Untuk bisnis makanan,

dimensi performanceadalah rasa yang enak.

b) Keandalan (reliability), yaitu tingkat kendalan suatuproduk atau

konsistensi keandalan sebuah produk didalam proses operasionalnya

dimata konsumen. Reliability sebuah produk juga merupakan ukuran

kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam

suatu periode waktu tertentu. Sebuah produk dikatakanmemiliki

Reliability yang tinggi bilamana dapat menarik kepercayaan dari

konsumen terkait kualitas keandalan sebuah produk. Dimensi

performance dan reliability sekilas hampir sama tetapi mempunyai

perbedaan yang jelas. Reliability lebih menunjukkan probabilitas

produk menjalankan fungsinya.

c) Keistimewaan tambahan (feature), yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap dan dapat didefinisikan sebagai tingkat kelengkapan

atribut-atribut yang ada pada sebuah produk. Pada titik tertentu,

performance dari setiap merek hampir sama tetapi justru perbedaannya

terletak pada fiturnya. Ini juga mengakibatkan harapan konsumen

terhadap dimensi performance relatif homogen dan harapan terhadap

fitur relatif heterogen.


19

d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) Yaitu

sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-

standar yang telah ditetapkan sebelumnya dan dapat didefinisikan

sebagai tingkat dimana semua unityang diproduksi identik dan

memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Definisi diatas dapat

dijelaskan bahwa tingkat Conformance sebuah produk dikatakan

telah akurat bilamana produk-produk yang dipasarkan oleh

produsen telah sesuai perencanaan perusahaan yang berarti

merupakan produk-produk yang mayoritas diinginkan konsumen.

e) Daya tahan (durability) Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat terus digunakan dan dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran

usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal.

f) Kemampuan melayani (service ability) Meliputi kecepatan,

kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan

keluhan yang memuaskan dan dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran

kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal. Disini

artinya bilamana sebuah produk rusak atau gagal maka kesiapan

perbaikan produk tersebut dapat diandalkan, sehingga konsumen

tidak merasa dirugikan.

g) Estetika (Aesthethics), yaitu keindahan produk terhadap panca

indera dan dapat didefinisikan sebagai atribut-atribut yang

melekat pada sebuah produk, seperti warna, model ataudesain,

bentuk, rasa, aroma dan lain-lain. Pada dasarnya Aesthetics


20

merupakan elemen yang melengkapi fungsi dasar suatu produk

sehingga kinerjasebuah produk akan menjadi lebih baik dihadapan

konsumen.

h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu kualitas yang

dirasakan. Bilamana diterapkan pada pengukuran kualitas produk

maka perceived quality merupakan kualitas dasar yang dimiliki sebuah

produk

Pentingnya kualitas produk Rusel dalam (Ariani, 2013)

mengidentifikasi tujuh peran pentingnya kualitas, yaitu: 1) Meningkatkan

reputasi perusahaan Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan

suatu produk atau jasa yang berkualitas akan mendapatkan predikat

sebagai organisasi yang mengutamakan kualitas, oleh karena itu, perusahaan

atau organisasi tersebut dikenal oleh masyarakat luas dan

mendapatkan nilailebihdimata masyarakat. 2) Menurunkan biaya Untuk

menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas perusahaan atau

organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi. Hal ini disebabkan

perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada (customer

satisfaction), yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk

yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan konsumen. 3)

Meningkatkan pangsa pasar Pangsa pasar akanmeningkat bila minimasi

biaya tercapai, karenaorganisasi atau perusahaan dapat menekan harga,

walaupun kualitas tetap menjadi yang utama.


21

Pada penelitian ini ditentukan empat indikator dari variabel

kualitas produk menurut Gaspersz (2018) dimensi dari kualitas produk terbagi

menjadi delapan yaitu performa (Performance), keistimewaan (feature),

kehandalan (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to

specification, daya tahan (durability), kemampuan pelayanan (service

ability), estetika (Eastherics), kualitas yang dipersepsikan (perceived

qualit), dari dimensi tersebut dipilih empat indikator yang sesuai dengan

penelitian yaitu:

1) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

2) Keistimewaan (Feature)

3) Estetika (aestethic)

4) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

2.1.3 Harga Produk

Pengertian harga adalah hal yang sangat penting dalam pembelian

baik barang dan jasa. Menurut Basu Swasta (2010:147), harga merupakan

sejumlah uang ditambah beberapa barang beserta pelayanannya. Harga

sering kali digunakan sebagai indikator nilai bila mana harga tersebut

dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau

jasa. Dalam penentuan nilai suatu barang dan jasa, konsumen

membandingkan kemampuan suatu barang dan jasa dalam

memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan suatu barang dan jasa

subtitusiAgardapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa,


22

setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Dari sudut

pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya

yang ditukarkan agar memperolah hak kepemilikan atau penggunaan

suatubarang atau jasa Tjiptono (2009).

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2017:340) harga

didefinisikan sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk produk

atau jasa, lebih luas lagi harga adalah jumlah dari nilai yang

dipertukarkan dalam nilai jual produk yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari

penegrtian diatas disimpulkan bahwa harga merupakan salah satu penentuan

keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar

keuntungan yang akan di peroleh perusahaan dari penjualan produknya baik

berupa jasa maupun barang. Menetapkan harga terlalu tinggi akan

menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah

akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

Tujuan Penetapan Harga Pada umumnya penjual mempunyai

beberapa tujuan dalam penetapan harga produknya.Menurut Tjiptono

(2016:152), pada dasarnya terdapat tujuan penetapan harga, yaitu :

a) Tujuan berorientasi pada laba. Asumsi teori ekonomi klasik

menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat

menghasilkan laba paling tinggi,tujuan ini dikenal dengan istilah

maksimasi laba.

b) Tujuan berorientasi pada volume Selain tujuan berorientasi pada laba,ada

pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang


23

berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan

istilah volume pricing objectives.

c) Tujuan berorientasi pada Citra (image) suatu perusahaan dapat

dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat

menetapkan harga tinggi untuk membentuk ataumempertahankan citra

prestisius.

d) Tujuan stabilisasi harga pada pasar yang konsumennya sangatsensitif

terhadap harga, bila suatuperusahaan menurunkan harganya,maka para

pesaingnya harusmenurunkan harga mereka.

e) Tujuan-tujuan lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengantujuan

mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,

mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan

pemerintah Secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas.

Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan

keputusan para pembeli, yaitu Tjiptono (2016:152) :

a) Peran alokasi yaitu fungsi dari harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas

tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Pembeli

membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

b) Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”

konsumen mengenai faktor-faktor produk seperti kualitas. Hal ini


24

bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk

menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.

2.1.3.1 Indikator Harga

Didalam penelitian ini ada beberapa indikator yang digunakan

Menurut Goenadhi (2011:159) indikator harga adalah:

a) Harga terjangkau daya beli konsumen, dimana konsumen membeli

suatu produk yang memiliki harganya terjangkau sehingga mudah

dicapai atau dibeli.

b) Harga bersaing dengan merek lain, yaitu konsumen biasanya

membeda-bedakan harga produk yang mau dibeli.

c) Pemberian diskon atau potongan harga, pihak manajemen perusahaan

atau produsen memberikan potongan terhadap konsumen pada

pemebelian produk yang di inginkan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh para

peneliti sebelumnya dan memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan

di masa mendatang.

Nama Judul Metodologi Hasil


Thn.
Peneliti Penelitian
2017 Dessy Pengaruh Kualitas Produk, a. Jenis Variabel
25

Kartika F Harga dan Promosi Penelitian : kualitas

Koto Terhadap Keputusan Asosiatif produk, harga

Pembelian Sepatu dengan pola dan promosi

Converse All Star pada pengaruh berpengaruh

Mahasiswa- mahasiswi antar variabel positif dan

Fakultas Ekonomi b.Skala signifikan

Universitas Methodist pengukuran : terhadap

Medan skala Likert keputusan

dengan 5 skala pembelian

c. Analisis data : sepatu

Regresi linier Converse All

berganda Star pada

mahasiswa-

mahasiswi

Fakultas

Ekonomi

Universitas

Methodist

Medan
2012 Dheany Analisis Pengaruh a. Skala Variabel

Arumsari Kualitas Produk, Harga pengukuran : kualitas

dan Promosi Terhadap skala Likert produk, harga

Keputusan Pembelian dengan 5 skala dan promosi

Air Minum Dalam b.Analisis data : berpengaruh

Kemasan (AMDK) Regresi linier secara positif

merek Aqua berganda dan signifikan


26

terhadap

keputusan

pembelian.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah, bagaimana membuktikan

bahwa penelitian mencakup tentang, kualitas produk, harga produk, dan

keputusan pembelian seperti berikut ini:

Kualitas Produk (X1)

Kesesuaian spesifikasi

Keistimewaan

Estetika
Keputusan Pembeli (Y)
Kualitas dipersepsikan
Faktor Pribadi
Gaspersz (2018)
Faktor Pshikologis

Faktor Sosial
Harga Produk (X2)
Sopiah (2013
Goenadhi (2011)

Harga terjangkau

Harga bersaing

Pemberian diskon

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

2.4 Hipotesa Penelitian


27

Berdasarkan pendapat tersebut maka hipotesis yang akan diuji

dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu :

1. Terdapat pengaruh secara parsial kualitas produk terhadap keputusan

pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang

2. Terdapat pengaruh secara parsial harga produk terhadap keputusan

pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang

3. Terdapat pengaruh secara bersama-sama kualitas produk, dan harga

produk terhadap keputusan pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten

Semarang

4. Variabel harga diduga menjadi variabel paling berpengaruh terhadap

keputusan pembeli di PT Dong Bang Indo Kabupaten Semarang


28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan

pendekatan kuantitatif. penelitian kuantitatif yaitu yang menekankan

analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

statistika. Dengan metode penelitian kuantitatif akan diperoleh signifikansi

perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variable yang diteliti.

Pendekatan kuantitatif dapat menggali data dengan cara penyebaran

kuesioner yang kemudian akan dilakukan analisa dengan program SPSS.

Sugiyono (2012:2) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Asosiatif

Kausal. Dengan menggunakan assosiatif kausal dapat diketahui hubungan

antara dua variabel atau lebih. Pendekatan penelitian yang di gunakan adalah

asosiatif yang bersifat menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih.

Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal,

dan interaktif/timbal balik. Pada penelitian ini menggunakan hubungan


29

kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.

(Sugiyono,2012)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Objek penelitian ini adalah tempat di mana penelitian ini akan

dilakukan, yaitu di PT. Dong Bang Indo Jl. Patemon Rt/Rw. 02/01,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Kode Pos 50775. Penelitian


28
dilakuakn dalam kurun waktu tiga bulan mulai bulan November 202

3.3 Metode Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Sedangkan istilah dokumentasi berarti “pengumpulan,

pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi. Metode dokumentasi

adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau

organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini

merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil

penelitian. Menurut Sugiyono (2012:240), dokumentasi bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari seseorang.

2. Angket atau Kuesioner

Menurut sugiyono (2012: 199) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat


30

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan responden. Jika dilihat dari cara menjawabnya,

angket/kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup,

karena telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

mana yang sesuai dengan dirinya.

Menurut Bachtiar kuesioner atau angket merupakan alat

pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Diharapkan

dengan menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada setiap

responden, peneliti dapat menghimpun data yang relevan dengan tujuan

penelitian dan memiliki tingkat reliabilitas serta validitas yang tinggi.

(Bakhtiar,1997)

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan kuesioner/angket

tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang tersedia. Skala

pengukuran yang digunakan dalam instrument ini dalah skala likert. Skala

likert merupakan skala pengukuran yang pertama kali dikembangkan oleh

Rensis Likert, dan sering disebut sebagai methode of summated ratings,

yang berarti nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan

sehingga mencapai nilai total. Skala likert secara umum menggunakan

peringkat 5 angka.

Sangat setuju, skor :5


31

Setuju, skor :4

Tidak pasti/netral, skor :3

Tidak setuju, skor :2

Sangat tidak setuju, skor :1

3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2012: 115). Secara keseluruhan (Sugiyono, 2012: 61) mengartikan populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah

kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang

dikaji. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah

membeli produk PT. Dong Bang Indo dalam kurun waktu tiga tahun sebesar

238 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) menyatakan bahwa pengertian sampel

adalah sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Arikunto (1998:117) sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pada penelitian ini

menggunakan metode Accidental Sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan responden yang ditemui di lokasi. Populasi dalam penelitian


32

ini sudah diketahui sehingga metode perhitungan rumus sampel

menggunakan metode Slovin.

Beriku rumus tersebut sebagai berikut:

= 70.42

= 70 (dibulatkan)

Keterangan ;

n = number of sampling (jumlah sampel)

N = total populasi (jumlah seluruh populasi)

e = error -> (^2 = pangkat dua) signifikasi 0,5%

Teknik penarikan sampel dengan menggunakan metode sampel

rumus slovin, sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang

ditentukan sebanyak 70 orang sampel kuisioner.

3.5 Jenis Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua, yaitu :

Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari

responden. Sumber

a. Data primer,
33

Diperoleh dengan cara membagikan kuesioner (angket penelitian) kepada

obyek yang akan diteliti dalam hal ini pembeli PT. Dong Bang Indo.

b. Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau

melalui media perantara. Misalnya data yang diperoleh dari arsip bagian

pengelolaan sumberdaya manusia dan bagian pengembangan PT. Dong

Bang Indo. Selain itu juga diperoleh dari penelitian terdahulu, literature,

dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 144) yang dikatakan validitas

adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevaliditan atau

kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid

berati memiliki validitas rendah”. Uji validitas merupakan prosedur

pengujian untuk mengetahui Bagaimanakah instrumen dapat mengukur

dengan tepat atau tidak. Kriteria pengajuan suatu butir dikatakan valid

apabila koefisien korelasi rxy berharga positif dan sama atau lebih besar

dari r tabel dengan taraf signifikasi 5%, jika koefisien lebih kecil dari

harga r tabel 5% maka korelasi dikatakan tidak signifikan.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang baik selain valid juga harus reliabel, artinya dapat

diandalkan. Suharsimi Arikunto (2012: 152) menyatakan bahwa


34

“instrumen dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tepat atau

ajeg walaupun oleh siapa dan kapan saja”. Suatu instrumen dikatakan

reliabel atau dapat dipercaya apabila pada taraf signifikansi 5% harga r11

semakin mendekati 1 dan sebaliknya apabila 0 atau bahkan negatif, maka

instrumen tersebut dapat dikatakan rendah tingkat kepercayaannya atau

tidak reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70”.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Teknik analisis data yang perrtama kali dilakuakan adalah uji

normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui

Bagaimanakah data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 24) “Apabila data yang dihasilkan normal,

maka menggunakan statistik parametrik, dan apabila tidak berdistribusi

normal maka menggunakan data statistik nonparametrik”. Uji Normalitas

ini menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS.

b. Uji Linieritas

Dalam menguji lineritas hubungan digunakan teknik uji – F.

Tujuan uji linearitas adalah untuk mengetahui Bagaimanakah antara

variabel X dengan variabel Y memiliki hubungan linear atau tidak. Harga

Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5

% . Hubungan dapat dikatakan linear apabila diperoleh Fhitung> Ftabel.


35

Atau hubungan dikatakan linier jika harga “p beda” sama atau lebih besar

dari 0,05.

4. Pengujian Hipotesis

Analisis korelasi parsial ini digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan anatara korelasi kedua variabel dimana variabel lainnya yang

dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel

kontrol). Karena variabel yang diteliti adalah data interval maka teknik

statistik yang digunakan adalah Pearson Correlation Product Moment

(Sugiyono, 2012:216). Menurut Sugiyono (2012:248) penentuan koefisien

korelasi dengan menggunakan metode analisis korelasi Pearson Product

Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N  XY  ( X )( Y )
rxy 
N  X 2
 ( X ) 2  N  Y 2  ( Y ) 2 

Keterangan:

r XY = koefisien korelasi antara Y dan X

N = jumlah sampel

∑X1 = jumlah produk X

∑Y = jumlah produk Y

∑X1Y = jumlah produk X dengan Y

2
∑X 1 = jumlah produk kuadrat X

∑Y2 = jumlah kuadrat produk Y


36

Kriteria pengujian apabila rxy > rtabel maka antara X dengan Y

ada hubungan yang berarti.

a. Uji Parsial (Uji t)

Untuk membuktikan hipotesis dilakukan uji t, yaitu menguji

pengaruh antara variabel-variabel bebas secara satu persatu (parsial)

terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara

parsial dapat diketahui dari besarnya probabilitas signifikansi tiap

variabel pada tabel coeficient. 1) Jika probabilitas signifikansi > 0,05,

maka H0 diterima. 2) Jika probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0

ditolak.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari

seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen
37

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2013. Manajemen Pemasaran. cet. II.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Bilson, Simamora. 2013. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan


Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Ekawati Rahayu Ningsih.2010.Perilaku Konsumen, Nora Media Enterprise,


Kudus

Engel, Blackwell, dan Miniard. 2015. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa.


Aksara.

Ginting, Nembah F. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV Yrama Widya

Gitosudarmo. 2005, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Revisi,


Yogyakarta :BPFE

Hasibuan, Melayu S.T. 2019. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.


Jakarta: Bumi Aksarah.

Koto, Dessy Kartika F. 2017 “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Converse All Star pada Mahasiswa-
mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Medan”. Skripsi –
Universitas Sumatera Utara,

Khoirudin.2017.Pengaruh Atribut Produk Dan Harga Produk Terhadap


Keputusan Pembelian Produk Smartphone Xiaomi Di Bandar Lampung.
Skripsi
38

Kotler dan Keller. 2019. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta:


Erlangga

Mahmudah, Risma Nurul. 2015. Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan


Pembelian Pakaian Wanita Di Media Sosial Pada Toko Vieney Online
Shop (Studi Kasus Di Akbid Al-Suaibah Palembang). Jurusan Administrasi
Bisnis Polsri. Laporan Akhir Polsri.

Mangkunegara. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Maria.2016. Kualitas Produk, Harga Produk, Harga Produk, Dan Merek Produk
Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen Sepatu Olahraga Basket Nike.
Skripsi

Muflih, Muhammad.2019.Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi


Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2012. Perilaku Konsumen Dan Strategi
Pemasarann. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Schiffman dan Kanuk. 2018. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks.

Setiadi, Nugroho, SE., MM., 2013, ”Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi
untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”. Jakarta: Kencana

Simamora. 2012. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto.2007.Marketing Strategi Top Brand Indonesia.Yogyakarta:CV. Andi


Offset

Tjiptono, Fandy. 2018. Stategi Pemasaran Edisi Pertama. Andi Ofset :


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai