Anda di halaman 1dari 127

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
STANDAR Direktur
PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASION 2019
AL
dr. Meriah Yacobi
Tujuan Menyiapkan tempat tidur dalam keadaan siap pakai.

Kebijakan 1. KepMenKes RI No.436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah


Sakit
2. Standar Praktek Keperawatan Profesional, PPNI, 1999
Persiapan 1. Tempat tidur dengan kasurnya.
2. Sprei (laken) sesuai dengan ukuran tempat tidur.
3. Perlak (zeil)
4. Kain pengalas (stiklaken)
5. Selimut
6. Kelambu bila diperlukan
Prosedur 1. Peralatan didekatkan di tempat tidur
2. Kasur dibalik dan diratakan
3. Sprei (laken) dipasang dengan ketentuan :
a) Garis tengah lipatannya harus tepat ditengah kasur
b) Bagian atas sprei dimasukkan dibawah kasur secukupnya,
demikian juga sprei pada bagian kaki setelah ditarik setegang
mungkin. Selanjutnya dipasang perlak dan stiklaken kemudian
kelambu (bila perlu)
Unit Terkait Rawat inap

MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan
1. Mengetahui berat badan dan perkembangan berat badan bayi / anak
Tujuan
2. Membantu menentukan program pengobatan, diet dll
1. Pasien bayi yang baru masuk untuk dirawat
2. Pasien bayi dengan penyakit tertentu misalnya: diabetes melitus, penyakit
Dilakukan kepada jantung dan nepritis
3. Bayi yang dirawatr (Secara rutin)
4. Pasien tertentu sesuai kondisi pasien, sewaktu-waktu
A. Persiapan Alat
1. Timbangan dalam keadaan siap pakai
2. Buku catatan
3. Kain pengalas timbangan
Persiapan B. Persiapan Pasien
1. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengam memberikan
penjelasan tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan, sesuai tingkat
perkembangan dan kemampuan pasien/keluarga dalam hal berkomunikasi
2. Persiapan bayi : bayi diselimuti dengan kain khusus (dibedong)
1. Perawat memakai baju khusus (braskort) dan masker bila perlu
2. Pintu dan jendela ditutup
3. Timbangan diberi kain pengalas dan siap untuk dipakai
4. Timbangan disetel dengan angka penunjuk pada angka nol
5. Selimut bayi dibuka, lalu bayi dibaringkan diatas timbangan
6. Berat badan dicatat dalam catatan medik bayi
7. Bayi dirapikan, alat-alat dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
Prosedur
Perhatian :
1. Timbangan harus diletakkan ditempat yang terang dan datar
2. Khusus untuk pasien bayi ditimbang:
a. Dengan timbangan bayi
b. Bayi dalam keadaan telanjang
c. Hindari bahaya jatuh
3. Pasien anak yang tidak dapat berdiri / berjalan harus digendong. Hasilnya
dikurangi berat badan yang menggendong
MENGUKUR PANJANG BADAN PASIEN BAYI DAN
TINGGI BADAN PASIEN ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1
Ditetapkan,
STANDAR Direktur
Tanggal terbit
PROSEDUR
2019
OPERASIONAL
dr. Meriah Yacobi
Mengukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak dengan
Pengertian
menggunakan alat pengukur.
Tujuan Mengetahui panjang badan bayi dan tinggi badan anak
1. Bayi baru lahir (setiap hari/secara rutin)
Dilakukan kepada
2. Pasien anak yang baru masuk untuk dirawat.
1. Persiapan alat : Ukuran panjang (meteran) yang terbuat dari
kayu/metal
2. Persiapan pasien :
a. Melakukan pendekatan kepada anak / keluarga dengan
Persiapan memberikan penjelasan tentang tindakan – tindakan yang akan
dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan
berkomunikasi
b. Persiapan bayi :
- Bayi dibaringkan dalam posisi sesuai kebutuhan.
a. Alat pengukur disiapkan
b. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibedong dengan kedua kaki
diluruskan.
c. Panjang badan diukur, mulai dari ujung kepala sampai ke tumit
Prosedur
dan hasilnya dicatat.
d. Bayi dirapikan dan diatur sesuai kebutuhan
e. Alat-alat dibersihkan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat
semula.
Unit terkait Rawat inap

MENGUKUR SUHU BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Pengertian Mengukur suhu badan bayi / anak dengan termometer.
mengetahui suhu badan bayi / anak untuk menentukan tindakan
Tujuan perawatan dan membantu menentukan diagnosa.

1. Setiap bayi / anak yang baru dirawat


Dilakukan kepada 2. Setiap pasien secara rutin
3. Pasien tertentu sesuai kebutuhan.
1. Persiapan alat :
a. Thermometer dalam keadaan siap pakai
b. Vaselin / minyak dalam tempatnya.
c. Bengkok (nierbekken)
d. Larutan sabun, desinfektan air bersih dalam tempatnya
e. Kain kassa / kertas tissue / lap pengering
Persiapan
f. Kapas cebok dalam tempatnya

2. Persiapan pasien :
Melakukan pendekatan kepada anak / keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang hal – hal yang dilakukan, sesuai
tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
a. Bayi dibaringkan dalam posisi telentang atau dimiringkan
sedemikian rupa, agar anus mudah dicapai.
b. Popok bayi dibuka, lalu daerah anus dibersihkan dengan kapas
cebok.
c. Thermometer diperiksa, apakah air raksa tepat pada angka nol,
lalu ujungnya diolesi dengan pelumas. Selanjutnya thermometer
dimasukkan melalui anus sampai batas air raksa (sekurang-
kurangnya 2 cm)
d. Setelah tiga menit, thermometer diangkat dan langsung dibaca
Prosedur
dengan teliti. Kemudian hasilnya dicatat dalam catatan medik
bayi.
e. Popok dipasang kemudian posisi bayi diatur kembali.
f. Thermometer dicelupkan ke dalam larutan sabun, dilap dengan
potongan kertas atau tissue, lalu dimasukkan ke dalam larutan
desinfektan. Selanjutnya dibersihkan dibilas dengan air bersih
dan dikeringkan.
g. Air raksa diturunkan kembali dan thermometer diletakkan pada
tempatnya, serta siap untuk dipakai pada pasien berikutnya.

MENGHITUNG DENYUT NADI BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Menghitung denyut nadi bayi / anak melalui perabaan pada nadi.
Tujuan Mengetahui jumlah denyut nadi 1 (satu) menit.
1. Pada pasien bayi / anak yang baru masuk untuk dirawat
Kebijakan 2. Secara rutin pada bayi / anak yang sedang dirawat
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan pasien
1. Persiapan alat :
a. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau polsteller
b. Buku catatan suhu dan nadi / lembaran catatan perawatan
2. Persiapan pasien :
Persiapan Mengadakan pendekatan kepada anak / keluarga dengan
memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan,
sesuai dengan timgkat perkembangan dan kemampuan
berkomunikasi. Sebaiknya bayi / anak dalam keadaan tenang /
tidur.
1. Pada bayi :
Dapat dilakukan pada :
- Arteri temporalis
- Ubun – ubun bila belum tertutup
a. Bayi dibaringkan dalam posisi telentang
b. Apabila menghitung pada arteri tangan / kaki, maka bedong
dibuka sebelumnya.
c. Perawat meraba arteri dengan jari telunjuk dan jari tengah,
sambil menghitung denyut nadi selama satu menit.
Prosedur d. Hasilnya dicatat dalam catatan perawatan
e. Bayi dirapikan
2. Pada anak :
a. Anak sebaiknya dalam keadaan tenang
b. Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan
pengukuran suhu
c. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk
dan jari tengah di atas arteri selama satu menit
d. Hasil perhitungan dicatat dalam lembaran catatan perawatan
(grafik suhu, nadi)

MENGHITUNG PERNAFASAN BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspresi)
Pengertian
dalam satu menit.
Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam satu menit, untuk
Tujuan
mengetahui keadaan umum bayi / anak.
1. Pasien bayi / anak yang baru masuk untuk dirawat.
Kebijakan 2. Setiap pasien (secara rutin)
3. Pasien tertentu, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
1. Persiapan alat :
a. Arloji tangan dengan penunjuk detik
b. Buku catatan

Persiapan 2. Persiapan pasien :


Melakukan pendekatan kepada anak / keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan,
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
berkomunikasi.
1. Pada bayi :
a. Bayi sebaiknya dalam keadaan tenang/tidur
b. Baju dibuka, penghitungan dilakukan dalam satu menit dan
hasilnya dicatat dalam catatan perawatan
c. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
Prosedur 2. Pada anak :
a. Pasien sebaiknya dalam keadaan tenang/tidur.
b. Penghitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan
pengukuran suhu dan denyut nadi.
c. Jumlah frekuensi pernafasan dihitung dalam satu menit dan
hasilnya dicatat pada catatan perawatan
d. Pasien dirapikan.

MENGUKUR LINGKAR KEPALA PASIEN BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Mengukur besarnya lingkaran kepala bayi/anak dengan
Pengertian
menggunakan pita pengukur.
Mengetahui besarnya lingkaran kepala bayi/anak untuk mendeteksi
Tujuan
pertumbuhan selanjutnya.
1. Bayi baru lahir
Dilakukan kepada
2. Pasien dengan kelainan kepala (Hydrocephalus)
1. Persiapan alat:
a. Pita pengukur dari kain

Persiapan 2. Persiapan pasien :


melakukan pendekatan kepada anak / keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
Prosedur

MEMANDIKAN PASIEN BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan minyak / air bersih
1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta keringat
2. Menghilangkan bau badan
Tujuan 3. Merangsang peredaran darah
4. Mencegah infeksi kulit
5. Membersihkan rasa segar dan nyaman
1. Bayi baru dilahir
Dilakukan kepada 2. Setiap bayi yang dirawat (secara rutin)
3. Bayi tertentu sesuai kondisi / kebutuhan
A. Persiapan Alat
1. Meja mandi khusus
2. Handuk mandi
3. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
4. Waslap sekurang-kurangnya dua buah
5. Sabun mandi dalam tempatnya
6. Kapas lembab (yang telah diseduh dengan air mendidih) dalam tempatnya
7. Kapas kering dalam tempatnya
Persiapan 8. Kapas alkohol dalam tempatnya
9. Minyak bayi
10. Ember tertutup untuk pakaian kotor
11. Tempat sampah bertutup
12. Perlengkapan pakaian bayi (bayi, popok dll)
13. Dua buah baskom berisi air hangat
B. Persiapan Petugas
1. Masker (bila perlu)
2. Pakaian khusus (barskort)
1. Perawat memakai masker dan pakaian khusus
2. Pintu dan jendela ditutup
3. Pakaian bayi dibuka
4. Bayi diangkat ke meja mandi dan diletakkan pada posisi yang aman
5. Mata bayi dibersihkan memakai kapas lembab dengan cara menghapus mulai
dari bagian dalam dan selanjutnya mengarah keluar. Setiap kali usapakan
kapas diganti. Hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi antara mata
satu
6. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih setiap kali usapan kapas harus
diganti
7. Muka dilap dengan waslap setelah bersih dikeringkan dengan handuk. Pada
saat membersihkan muka pemakaian sabun tidak dianjurkan karena soda
sabun dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit bayi
8. Kemudian kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri perawat secara hati-hati lalu
disabun dan dibersihkan memakai waslap. Pada saat menyabun kepala bayi
dijaga agar sabun tidak mengenai mata karena dapat menimbulkan mata pedih
Prosedur dan iritasi. Setelah sabun bersih kepala dikeringkan dengan handuk
9. Pakaian bayi dibuka, lalu tangan, badan, dan kaki disabun dan dibersihkan
dengan waslap basah
10.Punggung disabun dengan menelungkupkan/memiringkan bayi. Selama
menyabun punggung, dada dan leher bayi selalu berada diatas lengan kiri.
11. Punggung diseka dengan waslap basah. Sabun harus betul-betul bersih dari
semua bagian tubuh, terutama pada daerah lipatan, karena soda sabun dapat
menimbulkan rasa gatal dan iritasi.
12.Bokong dan daerah genetalia dibersihkan paling akhir. Genetalia dibersihkan
dari bagian menuju bagian-bagian belakang untuk mencegah kontaminasi
kotoran dari anus, dan harus betul-betul diperhatikan mengingat daerah ini
sering basah dan kotor.
13.Setelah bersih, tubuh bayi dikeringkan dengan handuk dan selanjutnya diberi
minyak
14.Tali pusat dan daerah sekelilingnya dirawat
15.Kulit yang terlalu kering diisolasi minyak bayi, setalh itu pakaian bayi
dipasang.
MERAWAT TALI PUSAT PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberikan perawatan terhadap tali pusat pada bayi
1. Mencegah terjadinya infeksi
Tujuan 2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat
A. Persiapan Alat
1. Alkohol 70% betadin 10% dalam tempatnya
2. Kassa dan kapas lidi steril dalam tempatnya
3. Korentang dalam tempatnya
4. Perlengkapan bayi (popok, baju, dll)
Persiapan 5. Pengikat tali pusat steril
6. Aquadest steril
7. Gunting verband
B. Persiapan Pasien
Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas meja khusus /
tempat tidur
1. Kassa pembungkus tali pusat ditetesi aquadest dan dibuka
2. Bersihkan tali pusat dengan kapas alkohol, mulai dari ujung sampai pangkal
tali pusat daerah sekitarnya dengan diameter 2 cm
3. Olesi tali pusat dengan betadin atau obat sejenisnya dengan cara yang sama
seperti diatas
4. Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan kassa steril
5. Pakaian bayi dikenakan dan selanjutnya dirapikan
Prosedur
Perhatian :
1. Perawatan tali pusat dilakukan secara rutin setiap selesai mandi dan sewaktu-
waktu bila diperlukan.
2. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk
mencegah infeksi
3. Dilarang menggunakan plester biasa sebagai penutup/fiksasi tali pusat
DISUSUKAN LANGSUNG PADA IBUNYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberikan ASI kepada bayi dengan cara menyusukan langsung kepada ibunya
1. Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan elektrolit
2. Menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi
Tujuan
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
4. Mencegah terjadinya infeksi
A. Persiapan Alat
1. Kapas pembersih dalam tempatnya
2. Nierbekken untuk tempat kapas kotor
B. Persiapan Bayi dan Ibunya
Persiapan 1. Bayi dirapikan kemudian lakukan pemeriksaan identitas/namaibu/nama
yang tercantum pada peneng yang terpasang di tangan bayi
2. Ibu diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
3. Ibu disiapkan dalam keadaan bersih dan rapi
4. Usahakan lingkungan dalam keadaan bersih dan tenang
1. Bayi dibawa dan diberikan kepada ibunya
2. Ibu disiapkan dalam posisi duduk yang nyaman
3. Air susu ibu diperiksa apakah memancar dengan baik atau tidak
4. Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas pembersih
5. Bayi disusukan dengan cara pergantian payudara kiri dan payudara kanan
selama masing-masing sepuluh menit
6. Bila pemberian ASI pertama kalu dilakukan dengan payudara kiri maka
pemberian selanjutnya dengan payudara kanan dilakukan secara bergantian
7. Selesai menyusu mulut bayi dibersihkan dengan kapas pembersih
8. Puting susu dan sekitarnya dibersihkan kembali dengan kapas pembersih
9. Bayi diangkat dan ditengkurapkan di bahu atas perawat/ibunya sambil
Prosedur ditepuk-tepuk sekitar punggungnya agar sendawa
10.Bayi dan ibu dirapikan
11. Bayi dibaringkan telentang atau tengkurap dan kepala dimiringkan
12.Alat-alat dibersihkan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
13.Catat pemberian ASI dalam lembaran catatan perawatan

Perhatian :
1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Hindarkan terjadinya bayi tertukar untuk ini perhatikan identitas bayi
3. Hindarkan hidung bayi tertutup payudara pada waktu menyusu
4. Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi ketika ibu menyusui sambil
berbaring misalnya ibunya tertidur sehingga hidung bayi tertutup

MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN


SENDOK / PIPET
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberi minum bayi dengan menggunakan sendok / pipet

Tujuan Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan cairan dan elektrolit
1. Bayi yang mengalami kelainan bawaan pada mulut
2. Bayi yang mengalami kesukaran mengisap
Dilakukan kepada 3. Bayi yang tidak boleh menyusu pada ibunya
4. Bayi yang produksi air susu ibunya kurang atau ada kelainan pada
payudaranya
1. Pipet / sendok dalam keadaan bersih
2. Susu / minuman dalam tempatnya
Persiapan
3. Air matang dalam tempatnya
4. Alas dada
1. Pasang alas dada pada bayi
2. Bayi dipangku dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan
3. Suhu susu diperiksa dengan cara meneteskan susu dipunggung tangan
perawat.
4. Suhu susu yang baik adalah hangat-hangat kuku. Bayi diberi minum sedikit
demi sedikit, dengan rasa kasih sayang tangan
5. Selesai pemberian susu bayi diberi air matang secukupnya untuk membilas
sisa susu air dalam mulut selanjutnya mulut bayi dibersihkan dengan kapas
pembersih
Prosedur
6. Bayi diangkat, kemudian ditelungkupkan di bahu perawat sambil ditepuk-
tepuk sekitar punggungnya agar bersendawa
7. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala dimiringkan
8. Catat jumlah minum susu yang diberikan pada lembar catatan perawatan

Perhatian :
1. Perhatikan reaksi menelan.
2. Bagi bayi yang tidak boleh diangkat, pada waktu memberi minum posisi
kepala harus lebih tinggi dari badan dengan cara mengatur posisi tempat tidur

MEMBERI MINUM DENGAN MENGGUNAKAN PIPA


PENDUGA LAMBUNG (MAAG SLANG ATAU
NASOGASTRIK TUBE)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan cairan ke dalam lambung bayi dengan menggunakan pipa penduga
Pengertian
lambung / maagslang
Tujuan Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan dan elektrolit
1. Bayi yang mengalami kesulitan mengisap
Dilakukan kepada 2. Bayi dengan kelainan bawaan, misalnya: Labiopalatoshizis, atresia
oesophagus
A. Persiapan Alat
1. Susu atau cairan sesuai kebutuhan
2. Corong
3. Pipa penduga lambung / maag slang
4. Air matang dan tempatnya
5. Alas dada bayi
Persiapan 6. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
7. Plester
8. Kasa steril dalam tempatnya
9. Gunting verband
10. Nierbekken (bengkok)
B. Persiapan Pasien
Bayi diatur posisi sesuai kebutuhan
1. Pasang alas dada pada bayi
2. Bayi disiapkan dalam posisi kepala lebih tinggi dari badan, misalnya dengan
menggunakan bantal
3. Bila pemberian cairan dilakukan melalui hidung, maka lubang hidung harus
dibersihkan dahulu
4. Pipa penduga lambung diukur dari epigastrium sampai kehidung, kemudian
belok ke telinga. Selanjutnya, pipa penduga lambung diberi tanda (ujung pipa
pada arah epigastrium)
5. Ujung pipa dilicinkan dengan ir atau dengan pelicin lainnya
6. Bagian pangkal pipa diklem atau dilipat, tutup dengan jari, dan ujungnya
dimasukkan melalui hidung dengan hati-hati sampai batas yang diberi tanda.
Prosedur
Perhatikan keadaan umum bayi, apakah ada tanda-tanda sesak nafas atau tidak
7. Periksa apakah pipa betul-betul masuk ke dalam lambung, caranya dengan
mengisap cairan lambung menggunakan spuit. Kemudian pastikan bahwa
betul-betul yang keluar adalah cairan lambung caranya dengan memakai
kertas lakmus biru atau melihat warna cairan
8. Corong atau spuit dipasang pada pangkal pipa
9. Tuangkan sedikit air matang. Klem/lipatan pipa dibuka, kemudian cairan
dimasukkan melalui pinggir corong. Selama pemberian cairan, corong ditutup
dengan kassa steril untuk mencegah kontaminasi.
10.Bila pipa dipasang secara menetap, pangkal pipa diklem atau dilipat dan
diikat. Setelah itu difiksasi pada dahi dengan plester
MENGGANTI POPOK BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Menukar popok bayi yang sudah basah atau kotor dengan popok yang bersih dan
Pengertian
kering
1. Memberikan rasa nyaman
Tujuan
2. Mencegah iritasi dan infeksi
Dilakukan Sehabis mandi dan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
1. Perlengkapan pakaian bayi
2. Kain pengalas bayi
Persiapan 3. Kapas pembersih cebok dan tempat kapas kotor
4. Minyak (baby oil), waslap, air hangat dalam tempatnya
5. Ember bertutup untuk pakaian kotor
1. Perawat memakai pakaian khusus
2. Popok basah / kotor dibuka / ditanggalkan
3. Bokong bayi dibersihkan dengan kapas pembersih kemudian dikeringkan dan
olesi dengan baby oil
4. Pasang popok bersih dan bila perlu baju bayi diganti
5. Bayi dirapikan, dibaringkan kembali dalam posisi sesuai kebutuhan
Prosedur 6. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula

Perhatian :
1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit, bokong diolesi dengan minyak
(baby oil)
3. Hindari bahaya yang mungkin terjadi, antara lain jatuh.
PEMBERIAN OBAT MELALUI MULUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut dan selanjutnya
Pengertian
ditelan
Memberikan obat kepada pasien melalui mulut secara tepat dan benar, sesuai
Tujuan
dengan program pengobatan
Bentuk dan macam obat yang dapat diberikan melalui mulut adalah :
1. Obat cair yang terdiri dari:
a. Larutan (misalnya OBH)
Bentuk dan Macam Obat
b. Suspensi (misalnya chloramphenicol syrup)
c. Emulasi (misalnya scotss emulsion)
2. Obat padat yaitu berupa puyer tablet atau pil dan kapsul
A. Persiapan Alat
1. Troley/baki
2. Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya
3. Gelas obat
4. Sendok ukuran
5. Air minum dalam tempatnya
6. Lap kerja, atau tisue bila mungkin disediakan
7. Lembaran/kartu-kartu obat yang mencantumkan secara lengkap mengenai :
a. Nama pasien
Persiapan b. Nomor tempat tidur
c. Nomor registrasi
d. Jenis dan nama obat
e. Dosis obat
f. Jadwal pemberian obat
g. Lain-lain
B. Persiapan Pasien
Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi
1. Siapkan troley atau baki obat lengkap dengan obat dan gelas obat sesuai
dengan kebutuhan
2. Obat-obat yang telah disiapkan beserta kartu-kartu untuk masing-masing
pasien diperiksa dan ditunggu sampai obat ditelan habis. Bila perlu petugas
membantunya
3. Setiap pemberian obat harus dicatat pad akartu/ lembaran medikasi dan
catatan perawatan untuk masing-masing pasien.

Perhatian :
1. Pemberian obat harus tepat waktunya, macam atau jenisnya dan dosisnya
serta benar cara pemberiannya
2. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien, harus disimpan dalam lemari obat,
pada tempat khusus dan dengan etiket nama yang jelas. Bila kurang yakin
Prosedur atau kurang jelas mengenai catatan tersebut, tanyakan kembali kepada
penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan
3. Pada waktu menyiapkan obat, bacalah etiket dari tiap-tiap obat sekurang-
kurangnya tiga kali, yaitu pada saat :
4. Obat-obat yang kurang jelas etiketrnya tidak boleh dipergunakan
5. Pada waktu menuangkan obat – obat cair, sisi yang beretiket harus berada
disebelah atas agar etiket tidak terkena cairan dan dapat dengan mudah dibaca
6. Setelah mengambil obat, tempat obat harus selalu ditutup kembali dan benar-
benar tertutup rapat
7. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat, harus segera dilaporkan
kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan
8. Bila terjadi reaksi pada saat dan setelah pemberian obat, harus segera
dilaporkan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan
dan pemberian obat segera dihentikan.
INHALASI ZAT ASAM (OKSIGEN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan zat asam ke dalam paru – paru pasien melalui saluran pernafasan
Pengertian
dengan menggunakan alat khusus
1. Memenuhi kekurangan zat asam (oksigen)
2. Membantu kelancaran metabolisme
Tujuan
3. Sebagai tindakan pengobatan
4. Mencegah hipoksia
1. Dengan anoksia, hipoksia
2. Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan
3. Selama dilakukan tindakan narkose umum
Dilakukan kepada
4. Yang mendapat trauma paru-paru
5. Yang tiba-tiba memerlihatkan tanda-tanda shock, dispnea, sianosis, aonea
6. Dalam keadaaan gawat (coma dll)
A. Persiapan Alat
1. Tabung oksigen lengkap dengan manometernya
2. Pengukur aliran (flow meter)
3. Botol pelembap (humidifier ) yang sudah diisi dengan air matang atau
aquadest sampai pada batas untuk melembabkan udara
4. Slang oksigen
Persiapan 5. Kedok zat asam atau kanula hidung ganda (nasal kanula) atau pipa
endotrakeal atau tenda oksigen
6. Alat resusitasi lengkap bila mungkin disediakan
B. Persiapan Pasien
Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi
1. Berikan oksigen (O2) yang sederhana dengan mempergunakan kedok zat asam
atau kanula hidung ganda. Bila mempergunakan kedok zat asam, kedok
dipasang atau ditutupkan pada mulut dan hidung, tali kedok diikatkan di
belakang kepala. Bila mempergunakan kanula hidung ganda, ujung kanula
dimasukkan ke dalam kedua lubang hidung, dan tali diikatkan di belakang
kepala.
2. Isi tabung diperiksa dan dicoba
3. Slang oksigen dihubungkan dengan kedok zat asam atau kanula hidung ganda
4. Flow meter dibuka dengan kebutuhan (biasanya dua liter sampai tiga liter per
menit)
5. Pasien ditanya, apakah sekarang sesaknya berkurang
6. Pemberian oksigen dapat dilaksanakan terus-menenurs, selang-seling
Prosedur (intermitten) atau dihentikan sesuai dengan program pengobatan
7. Apabila pemberian oksigen tidak diperlukan lagi, kedok atau kanula hidung
ganda diangkat dan selang oksigen ditutup
8. Pasien dirapikan kembali
9. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan kembali ke tempat semula.

Perhatian :
1. Perhatikan reaksi pasien sebelum dan sesudah pemberian oksugen
2. Hindarkan tindakan yang menyebabkan pasien merasa sakit
3. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya api yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
4. Pada pasien anak-anak digunakan nasal kateter dan bila pemakaian lebih 24
jam kateter dibersihkan dan dipindahkan ke lubang hidung yang lain
PEMBERIAN OBAT TETES MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberikan obat salep mata dengan mengoleskan pada mata

Tujuan Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai dengan program pengobatan


A. Persiapan Alat
1. Salep mata sesuai dengan kebutuhan
2. Kapas bulat khusus untuk mata
Persiapan
B. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi duduk atau telentang
1. Baca etiket pada tube salep mata, untuk mencegah kekeliruan
2. Bersihkan mata pasien dengan kapas bulat
3. Kapas bulat yang sudah dipakai dibuang ke dalam bengkok
4. Tarik kelopak mata kebawah dan oleskan salep dari canthus dalam ke canthus
Prosedur
luar
5. Anjurkan pasien untuk menutup dan mengejap kelopak mata
6. Bersihkan sisa salep yang ada disekitar mata dengan kapas bulat
7. Bila perlu mata ditutup dengan kain kasa steril dan diplester.
IRIGASI MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Membersihkan mata dengan cara mengalirkan cairan ke dalam mata
Membersihkan mata yang kotor atau mengeluarkan benda asing dan
Tujuan
melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai program pengobatan
A. Persiapan Alat
1. Obat tetes hidung sesuai dengan program pengobatan
2. Pipet obat
3. Kertas tissu bila mungkin disediakan
Persiapan
B. Persiapan Pasien
Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi
1. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan
2. Teteskan obat sebanyak yang telah ditentukan dalam program pengobatan
Prosedur 3. Anjurkan pasien agar tetap dalam posisi tidur dengan kepala ekstensi dalam
dua menit
4. Bersihkan daerah sekitar hidung dengan kertas tisu

PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA MELALUI ANUS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memasukkan obat berupa kapsul (Suppositoria) melalui anus
1. Untuk penenang
Tujuan
2. Untuk pencahar / membantu memudahkan bab
A. Persiapan Alat
1. Suppositoria
2. Pelicin
3. Sarung tangan
Persiapan 4. Bengkok yang berisi cairan desinfektan
5. Pispot dan air cebok kalau bab
B. Persiapan Pasien
1. Penderita / anak diberitahukan, bahwa akan dimasukkan obat melalui anus
2. Posisi harus sesuai dengan kebutuhan
1. Anak dibaringkan miring kiri pakaian bawah/celana dibuka, diselimuti
2. Perawat memakai sarung tangan, bungkus kapsul suppositoria dibuka ujung
diolesi pelicin, kemudian dimasukkan ke dalam rectum sekurang-kurangnya
sepanjang jari (7-10 cm)
3. Anak disarankan untuk menahan suppositoria agar tidak keluar, dengan cara
menarik nafas panjang dan tidak mengejen, sementara itu perawat menahan
bokong pasien sekurang-kurangnya 20 menit
4. Selanjutnya tergantung tujuan pengobatan
Prosedur
5. Anak dirapikan
6. Alat-alat dibereskan
7. Catat kegiatan dan reaksi pasien, pada lembaran catatan perawatan

Perhatian :
1. Kalau tidak berhasil segera lapor kepada penanggung jawab
2. Obat harus disimpan dalam lemari es
3. Lihat batas pemakaian obat, sebelum diberikan kepada anak

PEMBERIAN OBAT CLORALHYDRAT MELALUI ANUS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan cairan cloralhydrat ke dalam usus besar dengan menggunakan spuit
Pengertian
glycerin
Menenangkan anak yang sedang kejang dengan memberikan obat sesuai program
Tujuan
pengobatan
Anak / bayi yang sedang mendapat serangan kejang dan sudah mendapat obat
Dilakukan kepada
penenang parenteral belum berhasil
A. Persiapan Alat
1. Cloralhydrat 2 – 10% (pada bayi 2%) direndam dalam air hangat
2. Spuit glycerin
3. Alas bokong
Persiapan
4. Bengkok berisi cairan desinfektan
B. Persiapan Pasien
Anak diberitahukan, bahwa akan diberi obat melalui anus untuk
menghilangkan, mengurangi kejang
1. Anak dibaringkan miring ke kiri
2. Selanjutnya, cara memasukkan cloralhydrat sama dengan memasukkan
glycerin
3. Cloralhydrat dimasukkan pelan-pelan. Bila kejang telah berhenti, walaupun
obat belum habis, spuit segera dicabut, anus dirapatkan
4. Spuit direndam dalam cairan desinfektan
Prosedur 5. Anak dirapikan
6. Catat kegiatan ini dan banyaknya cairan cloralhydrat yang diberikan serta
reaksinya.

Perhatian :
Cairan cloralhydrat yang diberikan harus dalam keadaan segar (kurang dari 24
jam)

MEMBERIKAN INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam vena dalam jumlah banyak dan
Pengertian
dalam waktu yang lama, dengan menggunakan infus set/microdrips
1. Sebagai tindakan pengobatan
Tujuan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
1. Pasien dengan dehidrasi
2. Pasien sebelum transfusi darah
3. Pasien ora dan pasca bedah, sesuai dengan program pengobatan
Dilakukan kepada
4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut
5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara
infus
A. Persiapan Alat
1. Seperangkat infus set steril
2. Cairan yang diperlukan
3. Spuit, jarum dan kain kassa steril dalam tempatnya
4. Kapas, alkohol dalam tempatnya
5. Plester
6. Gunting verband
7. Pembalut atau verband
Persiapan
8. Bengkok (nierbekken)
9. Standar infus lengkap dengan gantungan botol (kolf)
10. Perlak kecil dan alasnya
11. Spalk dalam keadaan siap pakai (bila perlu)
B. Persiapan Pasien
Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi
1. Perlak dan alasnya dipasang dibawah anggota tubuh yang akan dipasang infus
2. Botol cairan digantungkan pada standar infus
3. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol, lalu tusukan (Slang)
saluran udara, kemudian (Slang) saluran infus.
4. Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar, sehingga udara tidak ada
dalam slang saluran infus. Selanjutnya, dijepit (Diklem) dan jarum ditutup
kembali. Tabung tetesan jangan sampai penuh
5. Lengan pasien bagian atas dibendung dengan karet pembendung. Daerah
permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi,lalu jarum ditusukkan ke vena
dengan lubang jarum menghadap ke atas
6. Bila berhasil, darah akan keluar (Dapat dilihat pada slang) maka
pembendungan dilepaskan, penjepit (klem) dilonggarkan untuk melihat
kelancaran cairan atau tetesan.
7. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester,
kemudian tetesan diatur sesuai dengan jumlah tetesan yang ditentukan
8. Jarum dan tempat tusukan ditutup dengan kain kasa steril dan diplester
9. Anggota tubuh yang dipasang infus, posisinya diatur agar jarum infus tidak
bergerak atau berubah letaknya. Bila perlu gunakan spalk
10.Setelah pemasangan infus selesai, pasien dirapikan dan posisinya diatur
senyaman mungkin
11. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
12.Bila pemberian infus selesai, infus distop, plester dilepas dan jarum dicabut.
Prosedur Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol, kemudian ditutup dengan kain
kasa steril dan diplester.

Perhatian :
1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat, sesuai dengan program
pengobatan
2. Bila terjadi hematoma, bengkak dan lain-lain pada tempat pemasangan jarum,
maka infus haerus dihentikan dan dipindahkan pemasangannya ke bagian
tubuh lain
3. Perhatikan reaksi pasien selama 15 menit pertama. Bila timbul reaksi alergi
(misalnya menggigil, urticaria, atau shock) maka infus harus segera
diperlambat tetesannya, jika perlu dihentikan, kemudian segera dilaporkan
kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan
4. Buatlah catatan pemberian infus secara terperinci yang meliputi :
a. Tanggal, hari dan jam dimulainya pemasangan infus
b. Macam dan jumlah cairan atau obat, serta jumlah tetesan per menit
c. Keadaan umum pasien (tensi, nadi, dan lain-lain) selama pemberian infus
d. Reaksi pasien yang timbul akibat pemberian cairan atau obat
e. Nama dokter dan petugas pelaksana atau yang bertanggung jawab
5. Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya
6. Perhatikan teknik septik atau aseptik
7. Cara pemasangan infus harus disesuaikan dengan perangkat infus yang
digunakan
MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Memindahkan atau memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam tubuh
Pengertian
pasien melalui vena
Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan pasien akan darah
Tujuan
sesuai dengan program pengobatan
1. Pasien yang banyak kehilangan darah (misalnya perdarahan waktu operasi
besar atau akibat kecelakaan)
Dilakukan kepada
2. Pasien dengan penyakit kelainan darah tertentu (misalnya anemia, leukemia
dan sejenisnya)
A. Persiapan Alat
1. Untuk pengambilan contoh darah (blood cross) :
a. Botol kecil yang bersih
b. Spuit dan jarum steril
c. Formulir permintaan darah
2. Untuk pelaksanaan pemberian darah kepada pasien :
a. Peralatan untuk pemasangan infus, atau infus set steril
Persiapan
b. Cairan sesuai dengan kebutuhan (cairan NaCl)
c. Persediaan darah yang cocok dengan golongan darah pasien, sesuai
dengan kebutuhan
B. Persiapan Pasien
Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi
1. Untuk pengambilan contoh darah dalam menentukan golongan darah pasien
diambil daraj dari vena sekurang-kurangnya 3 cc lalu dimasukkan ke dalam
botol yang tersedia dan diberi etiket yang dengan jelas mencantumkan:
a. Nama pasien
b. Umur
c. Nomor register / nomor catatan medik
d. Ruang rawat
e. Tanggal dan jam pengambilan darah
2. Formulir permintaan darah diisi secara tepat dan benar kemudian segera
dikirim bersama contoh darah ke Bank Darah Rumah Sakit atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku
3. Segera setelah darah diperlukan tersedia, lakukan hal-hal berikut:
a. Periksa apakah suhu darah dalam botol sesuai dengan suhu tubuh normal
(Suhu kamar) dengan cara meraba bagian luar botolnya. Bila suhu belum
sesuai maka pemasangan infus ditangguhkan (dibiarkan di luar lemari es
sekurang-kurangnya 30 menit)
b. Pemasangan infus dilakukan dengan cairan NaCl yang tersedia
c. Bila aliran/tetesan sudah lancar, slang infus dipindahkan ke botol darah
dengan cara: dahuluhkan memindahkan slang infusnya ke botol darah
kemudian baru slang darahnya
4. Atur jumlah tetesan darah per menit sesuai dengan yang telah ditentukan
5. Bila pada transfusi darah ini tidak ada kesulitan, maka pemberian dilanjutkan
sampai jumlah yang ditentukan. Bila yang diberikan telah mencapai jumlah
yang ditentukan, slang klem kemudian dipindahkan. Klem dibuka dan tetesan
Prosedur
diatur kembali.
6. Pemberian transfusi diteruskan atau dihentikan, harus disesuaikan dengan
program pengobatan yang telah ditentukan.
7. Setelah transfusi selesai, jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dengan kapas
alkohol, kemudian ditutup dengan kain kassa steril dan plester

Perhatian :
1. Sebelum pemberian darah dilakukan cocokkan dengan teliti label atau etiket
botol darah dengan identitas pasien bersangkutan. Darah tanpa label tidak
boleh diberikan
2. Perhatikan keadaan darah, apakah dalam keadaan baik. Bila kelihan ada
gumpalan (Stosels) darah tidak boleh diberikan
3. Bila akan diberikan cairan darah harus bercampur merata (Secara homogen),
yaitu dengan cara membalikkan perlahan-lahan. Darah tidak boleh dikocok
atau dipanaskan
4. Awasi reaksi pasien terutama selama 15 menit pertama apakah ada reaksi
(misalnya menggigil, sesak nafas, urticaria, suhu meninggi dan lain-lain). Bila
terjadi hal yang demikian, makan slang transfusi segera diklem dan laporkan
kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan
5. Pada pasien dengan suhu tinggi, sebelum transfusi darah terlebih dahulu harus
meminta petunjuk dokter yang bersangkutan
6. Catat tanggal dan jam pemberian jumlah dan golongan darah yang akan
diberikan, nomor seri pada botol reaksi pasien dan lain-lain
7. Sediakan obat-obatan anti alergi. Lengkap dengan spuitnya.
MENGAMBIL DARAH PADA BAYI/ANAK DENGAN
DEXITROSTIK UNTUK BAHAN PEMERIKSAAN
GULA DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Mengambil darah dari pembuluh darah tepi untuk bahan pemeriksaan

Tujuan Untuk mengetahui kadar gula dalam darah menurut standar dexitrostik
1. Pasien yang ibunya menderita diabetes mellitus
2. Pasien dengan diabetes mellitus
Dilakukan kepada
3. Pasien dengan berat badan lahir lebih dari 3.700 gram
4. Pasien yang mendapat serangan/kejang untuk menegakkan diagnosa
A. Persiapan Alat
1. 1-2 buah dexitrostik dalam tabungnya
2. Jarum penusuk/lanset darah steril
3. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Kapas kering dalam tempatnya
5. Botol berisi aquadest dengan alat penyemprot (botol khusus)
6. Tissue
Persiapan
7. Bengkok
8. Plester
9. Gunting verband
B. Persiapan Pasien
Mengadakan pendekatan kepada anak/keluarga dengan menjelaskan tindakan
yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
berkomunikasi
1. Pasien diberitahu tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pegang jari yang akan ditusuk, permukaan kulit daerah yang akan ditusuk
didesinfeksi dengan alkohol. Biarkan sampai kering baru kemudian ditusuk
memakai lanset darah steril dengan posisi tegak dan dalam
3. Darah yang pertama kali keluar dihapus dengan kapas kering
4. Darah yang keluar berikutnya dioleskan pada ujung DX yang ada lapisannya,
tunggu selama satu menit
5. Setelah selesai bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol, kemudian ditutup
dengan plester
6. Setelah ± 1 menit lapisan darah pada DX tadi disemprot dengan aquadest
sampai darah bersih
7. Tunggu sampai kering atau dikeringkan dengan tissue
Prosedur
8. Hasil darah gula dapat diperoleh/dibaca dengan cara membandingkan dengan
standar yang ada pada tabung DX
9. Hasil dicatat
10.Pasien dirapikan kembali
11. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
Perhatian :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat
2. Membaca hasil DX dapat juga mempergunakan eye tone
3. Pada bayi pengambilan darah dapat dilakukan di bagian tumit
4. DX disimpan dalam botol yang tertutup rapat dan dalam suhu 30o C
5. Jika botol khusus tidak ada, DX dapat disemprot dengan air atau dicuci di
bawah air kram
MEMBERIKAN OKSIGEN PADA BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Memberikan (memasukkan) oksigen ke dalam paru-paru pasien dengan gangguan
Pengertian
sistem pernafasan bagian atas dan menggunakan alat khusus
1. Pasien dengan hypoksia / anoksia yang disebabkan oleh :
a. Trauma paru-paru
b. Kelumpukkan alat-alat pernafasan
c. Gangguan pusat / alat pernafasan
d. Shock dan pasien dalam keadaan gawat
Dilakukan kepada e. Kelainan pada alat pernafasan (trachemalacia, atelectasis, RSD pada
neonatus)
f. Kelainan jantung
g. Serangan kejang yang lama (status convelsivus)
h. Sumbatan saluran nafas
2. Pasien dengan narkose umum
A. Persiapan Alat
Satu set alat oksigen lengkap dalam keadaan siap pakai yang terdiri dari:
1. Tabung oksigen lengkap dengan manometernya
2. Botol pelembap oksigen berisi aquadest
3. Slang oksigen
Persiapan
4. Kedok maker atau kateter oksigen (O2)
5. Flow meter
B. Persiapan Pasien
Melakukan pendekatan kepada pasien/keluarga dengan menjelaskan tentang
maksud/tujuan tindakan, cara pelaksanaan, lamanya dan hal-hal yang alami
Pemberian oksigen (O2) yang sederhana dengan menggunakan masker zat asam
(kanul hidung ganda) :
1. Alat didekatkan kepada pasien
2. Pasien disiapkan dalam sikap semi fowler
3. Tabung O2 diperiksa dengan membuka manometer (pengukur aliran)
4. Slang oksigen dihubungkan dengan masker zat asam atau kateter. Bila
menggunakan masker zat asam, masker dipasangkan dan ditutup pada mulut
dan hidung. Tali masker diikatkan dibelakang kepala melewati atas telinga.
Bila mempergunakan kanul hidung ganda, ujung kanul dimasukkan ke dalam
lubang hidung, tali diikatkan di belakang kepala melalui telinga
5. Flow meter dibuka dengan ukuran yang sesuai kebutuhan (2, 3 L (Liter/menit)
6. Perlu ditanyakan, apakah sesaknya berkurang (pada pasien yang sadar)
7. Alat yang tidak dipergunakan dikembalikan ke tempat semula
8. Pemberian oksigen ini dapat diteruskan selang selin intermitten atau terus
menerus, tergantung pada program pengobatan
9. Apabila pemberian oksigen tidak diperlukan lagi, maka dihentikan.
Masker/kateter hidung (binasal kateter) diangkat, saluran oksigen ditutup.
10. Pasien dirapikan, alat dibereskan
Prosedur 11. Catat pemberian oksigen ini dalam catatan perawatan

Perhatian :
1. Sistem pemberian oksigen (O2) dua macam yaitu: secara sentral atau langsung
dari tabung oksigen
2. Tabung oksigen yang berisi harus selalu dalam keadaan terkunci
3. Pengisisan aquades tidak boleh melebihi batas dan jangan sampai botol
pelembap tersebut kering
4. Masker zat asam dapat diganti dengan membuat corong dari kertas tebal,
misalnya kertas karton
5. Jauhkan tabung oksigen dari api
6. Bila pasien gelisah, maka dapat dipasang manset pada tangan
7. Bila pemberian oksigen lebih dari 24 jam, kateter oksigen dibersihkan dan
dipindahkan ke lubang hidung lain
8. Bahaya pemberian oksigen:
a. Bila diberikan dengan tekanan tinggi dapat berakibat overdosis dan
mengakibatkan rerlental fibroplasia
b. Bila diberikan terlalu lama, tanpa intermitten dapat berakibat paru-paru
tidak berfungsi dan dapat menyebabkan colaps paru-paru
MENGISAP LENDIR PADA BAYI/ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Melaksanakan pembersihan saluran pernafasan lebih ke dalam dengan
Pengertian mengginakan alat pengisap lendir (Sekresi) baik melalui hidung, mulut maupun
trakea (pada pasien tracheostomi)
Saluran pernafasan bebas dari sumbatan semua kotoran/lendir sehingga pasien
Tujuan
dapat bernafas secara normal
1. Pasien dengan gangguan saluran pernafasan karena adanya lendir/sekresi
Dilakukan kepada
2. Pasien dengan tiba-tiba mengalami depresi pernafasan/apnea
A. Persiapan Alat
1. Mesin pengisap lendir (slym zuiger)
2. Slang pengisap kendir sesuai dengan kebutuhan
3. Air matang untuk membilas dalam tempatnya
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
Persiapan 5. Pinset anatomis untuk memegang slang
6. Spatel/sudip lidah yang terbungkus kain kassa
B. Persiapan pasien
1. Bila pasien sadar, siapkan dalam posisi setengah duduk
2. Bila pasien tidak sadar : posisi miring, kepala ekstensi aagar pengisap
dapat berjalan lancar
1. Alat-alat didekatkan pada pasien
2. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
3. Slang dipasang pada mesin pengisap lendir
4. Mesin pengisap lendir dihidupkan
5. Sebelum mengisap lendir pada pasien, cobakan terlebih dahulu untuk
menghisap air
6. Setiap kali sesudah menghisap lendir, slang dibilas dengan air bersih yang
tersedia
7. Bila pengisapan lendir selesai, mesin dimatikan
Prosedur
8. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia.

Perhatian :
1. Gunakan slang pengisap lendir sesuai petunjuk, karena ada beberapa jenis
slang
2. Dilarang melakukan oengisapan secara terus-menerus beri kesempatan pasien
untuk bernafasa
3. Dilarang menggunakan slang yang telah mengeras (bahaya iritasi)
4. Lakukan teknik pengisapan dengan gerakan memutar.
MEMASANG SLANG PENDUGA LAMBUNG (NGT) PADA
BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memasukkan slang penduga lambung ke dalam lambung melalui hidung/mulut

Tujuan Mengeluarkan cairan/udara dari dalam lambung


1. Pasien yang kembung
Dilakukan kepada 2. Pasien dengan timbunan cairan dalam lambung
3. Pasien pasca bedah pada saluran pencernaan
A. Persiapan alat
Troley/baki berisi:
1. Slang penduga lambung steril sesuai dengan kebutuhan (pada bayi dapat
dipergunakan pipa makanan no 8)
2. Kantong plastik/botol/bengkok
3. Spuit 5cc/20 cc + bengkok
Persiapan 4. Air matang dalam gelas/kyjelly
5. Kain kassa/tissue
6. Plester, karet gelang, gunting
B. Persiapan pasien
Mengadakan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan, sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi
1. Slang penduga lambung diukur dari epigastrium sampai ke pertengahan dahi
kemudian diberi tanda
2. Ujung slang dibasahi dengan air/jelly
3. Bagian pangkal slang diklem
4. Slang dimasukkan perlahan-lahan melalui hidung sambil pasien disuruh
menelannya (bila pasien sadar)
5. Periksa apakah slang betul-betul masuk ke dalam lambung, dengan cara
sebagai berikut:
a. Mengisap cairan lambung
b. Memasukkan udara ke dalam lambung 2-3 cc dengan spuit, sambil
didengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi letupan berarti posisi
pia sudah tepat.
6. Pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal
7. Pangkal slang dimasukkan ke dalam botol/kantong plastik kemudian diikat
dengan karet
8. Pipa difiksasi/diplester dibawah telinga kiri. Kantong plastik bisa digantung
Prosedur disisi tempat tidur. Botol/bengkok ditempatkan dibawah tempat tidur
9. Mulut dan sekitarnya dibersihkan
10.Anak dimiringkan ke sebelah kiri
11. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
12.Catat kegiatan yang telah dilaksanakan dalam lembaran catatan perawatan
13.Perawatan selanjutnya: observasi :
a. Keadaan umum anak
b. Pengisapan cairan pada pasca-bedah setiap setengah jam (sesuai dengan
keadaan anak)
c. Catat banyaknya cairan yang keluar, warna dan bau
Perhatian :
1. Setelah pemasangan NGT untuk pengeluaran udara ternyata kembung tidak
berkurang, lapor kepada penanggung jawab. Bila kembung sudah hilang
slang dicabut
2. Penampung cairan diganti tiap hari
3. Jangan memakai slang yang sudah mengeras
4. Pada pengisapan cairan, kalau cairan sudah tidak keluar, slang segera dicabut
MENGAMBIL DARAH PERIFER PADA BAYI/ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Mengambil darah dari pembuluh darah tepi

Tujuan Mendapatkan darah dari pembuluh darah tepi (perifer) untuk bahan pemeriksaan
A. Persiapan Alat
1. Lanset darah/ jarum khusus yang steril
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Kapas kering dalam tempatnya
4. Tempat bahan pemeriksaan tergantung macam pemeriksaan (mis: botol
kecil, obyek glass)
5. Bengkok
Persiapan
6. Gunting verband
7. Plester
8. Alat pengukur Hb
B. Persiapan Pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien/keluarga dengan menjelaskan tentang
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi
1. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
3. Permukaan kulit daerah yang akan ditusuk, didesinfeksi dengan kapas alkohol
tunggu sampai kering
4. Pegangan agak dikencangkan sedikit untuk mengurangi rasa sakit
5. Tusuk agak ke dalam dengan lanset darah atau jarum khusus
6. Darah yang baru keluar dihapus dengan kapas kering
7. Tetesan darah berikutnya diambil untuk pemeriksaan
8. Setelah selesai, bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai darah
berhenti kemudian ditutup dengan plester
9. Pasien dirapikan kembali
Prosedur
10.Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula

Perhatian :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat
2. Pada bayi, pengambilan darah perifer dapat dilakukan pada jari kaki dan tumit
3. Untuk mendapatkan darah yang lebih banyak jangan menekan atau memijit-
mijit daerah yang ditusuk, sebab dengan tindakan ini darah menjadi sencer
4. Pengambilan darah harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari
pembekuan darah
5. Pengambilan darah untuk pemeriksaan filaria harus ilakukan pada malam hari
antara pukul 22.00 sampai 24.00
MENGAMBIL DARAH VENA PADA BAYI/ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Mengambil darah dari pembuluh darah balik(vena)
Mendapatkan darah dari vena untuk bahan pemeriksaan darah yang diambil dari
Tujuan pembuluh darah balik(vena) digunakan untuk pemeriksaan antara lain: fungsi
hepar, ureum, elektrolit, gaal, Widal, kultur
A. Persiapan Alat
1. Spuit dan jarum yang steril pada tempatnya
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Karet pembendung
4. Kain pengalas
5. Botol tempat bahan pemeriksaan sesuai kebutuhan tergantung pada
macam pemeriksaan yang diperlukan
Persiapan
6. Bengkok
7. Plester
8. Gunting verband
B. Persiapan Pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien/keluarga dengan menjelaskan tentang
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi
1. Pasien diberi tahu tentang hal hal yang akan dilakukan
2. Pasang kain pengalas didaerah yang akan ditusuk
3. Raba vena yang akan ditusuk
4. Pada vena fossa cubiti yang akan ditusuk, dipasang karet pembendung pada
lengan atas
5. Pasien dianjurkan untuk mengepal tangannya
6. Permukaan kulit daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol,
tunggu sampai kering
7. Tegangkan kulit diatas vena dengan tangan kiri, supaya vena tidak bergerak
8. Tusukkan jarum ke dalam vena, tarik pengisap perlahan-lahan sampai darah
masuk ke dalam tabung spuit sebanyak yang diperlukan
9. Lepaskan karet pembendung dan kepalan tangan pasien dibuka
10.Jarum dicabut bersama spuitnya dan bekas tusukan ditekan dengan kapas
alkohol sampai darah tidak keluar kemudian diplester
11. Darah dimasukkan ke dalam botol yang telah tersedia dengan posisi botol
agak dimiringkan, serta penyemprotan darah ke dalamnya tidak terlalu keras
12.Setelah selesai, jarum dilepaskan pengisap spuit dikeluarkan, kemudian
Prosedur
jarum, spuit dan pengisapnya diletakkan ke dalam bengkok.
13.Pasien dirapikan kembali
14.Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
Perhatian :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah pelaksanaan
2. Karet pembendung jangan diikat terlalu keras
3. Bekerja cepat dan cermat untuk mencegah terjadinya bekuan darah di dalam
spuit
4. Spuit dan jarum harus steril dan kering
5. Bila darah dimasukkan ke dalam botol yang berisi tepng Okslat, harus segera
dikocok supaya jangan terjadi pembekuan (kocok ± 30 detik)
6. Pengambilan darah vena dapat dilakukan pada vena cubiti, vena radialis dan
vena dipergelangan kaki
7. Botol pemeriksaan diberi etiket yang jelas(nama pasien, ruang rawat, tanggal
dan jam pemeriksaan yang diperlukan
8. Setiap pengambilan darah harus dicatat, pada catatan perawatan antara lain:
tanggal dan jam pengambilan, macam pengambilan darah
MENGAMBIL DARAH ARTERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Mengambil darah dari pembuluh darah bersih (arteri)
Mendapatkan darah arteri untuk bahan pemeriksaan. Darah yang diambil dari
Tujuan arteri dipergunakan untuk pemeriksaan antara lain: ASRTRUP, menghitung
jumlah sel darah
A. Persiapan Alat
1. Spuit 2 cc dan jarum steril berisi 0,1 cc heparin
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Kain pengalas
4. Bengkok (nierbekken)
5. Plester
Persiapan
6. Tutup jarum atau gabus steril
7. Gunting verband
B. Persiapan Pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien/keluarga dengan menjelaskan tentang
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi
1. Pasien diberitahu tentang hal hal yang akan dilakukan
2. Pasangkain pengalas di daerah yang akan ditusuk
3. Arteri diraba bila sudah teraba jelas permukaan kulit daerah yang akan
ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol dan ditunggu sampai kering
4. Udara dalam spuit dikeluarkan dan jarum ditusukkan, dengan posisi tegak
lurus sampai menembus kulit
5. Tegangkan kulit diatas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari kiri
6. Bila denyut arteri telah terasa pada ujung jarum, jaruk cepat ditusukkan
7. Apabila penusukan tepat, maka penghisap di dalam spuit akan terdorong ke
atas oleh tekanan dari daerah arteri dan pengisap tidak boleh ditarik
8. Setelah jumlah darah cukup,kapas alkohol ditekian disamping jarum sambil
jarum dicabut
9. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol sekurang-kurangnya 5 menit
Prosedur
kemudian ditutup dengan plester
10.Udara di dalam spuit yang telah berisi darah, dikeluarkan kemudian ujung
jarum ditutup dengan tutupnya atau gabus steril yang ditusukkan
11. Spuit yang berisi darah diberi etiket dan bersama formulit pemeriksaan yang
telah diisi lengkap segera dikirim ke laboratoirum
12.Pasien dirapikan kembali
13.Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
Perhatian :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat
2. Spuit yang berisi darah diberi etiket yang jelas (nama pasien, nomor register,
ruang rawat dan tanggal pengambilan
3. Awasi bekas tusukan bila darah masuk keluar penekanan harus diulangi
4. Bekerja secara aseptik
MENGAMBIL DARAH PADA BAYI/ANAK DENGAN
MENGGUNAKAN MIKRO-PIPET UNTUK
PEMERIKSAAN BILIRUBIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Mengambil darah dari pembuluh darah perifer yang dimasukkan dalam micro-
Pengertian
pipet untuk pemeriksaan kadar bilirubin
Tujuan Untuk mengetahui kadar bilirubin total dalam darah

Dilakukan kepada Pasien yang menderita ikterus


A. Persiapan Alat
1. Micro-pipet steril 1-2 buah
2. Jarum penusuk/lanset darah steril
3. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Gunting verband
Persiapan 5. Plester
6. Bengkok
B. Persiapan Pasien
Mengadakan pendekatan kepada anak/keluarga dengan menjelaskan tindakan
yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
berkomunikasi
1. Permukaan kulit daerah yang akan ditusuk, didesinfeksi dengan kapas alkohol
tunggu sampai kering baru kemudian ditusuk dengan lanset darah dengan
posisi tegak dan dalam
2. Darah yang keluar pertama kali dihapus dengan kapas kering. Kemudian tetes
darah berikutnya dimasukkan ke dalam micro-pipet agak dimiringkan
(pangkal pipet boleh lebih rendah)
3. Micro pipet tidak boleh berisi penuh
4. Setelah selesai, bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol, kemudian diberi
plester
5. Beri etiket yang jelas (tanggal pengambilan, nama pasien, ruang rawat,
Prosedur
macam pemeriksaan) kemudian darah dibawa ke laboratorium untuk
pemeriksaan
6. Pasien dirapikan kembali
7. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
Perhatian :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat
2. Micro-pipet yang dipakai adalah micro-pipet khusus (sudah berisi hepari)
3. Untuk mendapatkan darah yang lebih banyak, dan menghindari
bercampurnya darah dengan cairan jaringan, dilarang menekan-nekan bagian
yang ditusuk
MEMBERIKAN CAIRAN MELALUI VENA DENGAN JARUM
BERSAYAP (WINGNEEDLE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan cairan ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan
Pengertian
waktu yang lama dengan menggunakan jarum bersayap dan infus set
1. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
2. Sebagai tindakan pengobatan
Tujuan
3. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat/tidak boleh makan
melalui mulut
1. Dehidrasi
2. Sebelum transfusi darah
Dilakukan kepada 3. Pra dan pasca sesuai program pengobatan
4. Yang tidak dapat/tidak boleh makan/minum
5. Yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya
A. Persiapan Alat
1. Seperangkat infus set steril
2. Wingneedle steril
3. Cairan yang diperlukan
4. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. Jodium tincture 1% atau betadin 10% dalam tempatnya
6. Alat pencukur
7. Kain pengalas
8. Perlak kecil
9. Gunting verband
10. Kapas dalam tempatnya
Persiapan
11. Kassa steril
12. Korentang dalam tempatnya
13. Plester
14. Bengkok
15. Standar infus lengkap dengan gantungan botol (kolf)
16. Pembalut atau verband
17. Spalk dalam keadaan siap pakai (bila perlu)
B. Persiapan Pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien/keluarga dengan menjelaskan tentang
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi
1. Pasien diberitahu kemudian disiapkan untuk dibawa ke kamar khusus
2. [asien dibedong dan ditidurkan telentang
3. Perlak dan kain pengalas dipasang dibawah anggota tubuh yang akan
dipasang infus (pada bayi dibawah kepala)
4. Daerah yang akan ditusuk dicukur dan dibersihkan
5. Botol cairan digantung, tutup botol didesinfeksi dengan kapas alkohol, lalu
ditusukkan slang (Saluran) udara, kemudian slang infus dipasang dan
disambung dengan jarum bersayap
6. Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga tidak ada udara
dalam slang saluran infus. Selanjutnya diklem dan jarum ditutup kembali
7. Daerah permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol
Prosedur
lalu jarum ditusukkan ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas
8. Bila berhasil maka darah akan masuk ke dalam slang dan klem di longgarkan
untuk melihat kelancaran cairan atau tetesan
9. Bila tetesan lancar, jarum difiksasi dengan cara:
a. Pasang plester I sepanjang jarum yang akan ditusukkan
b. Pasang plester II melintang diatas jarum
c. Pasang plester III dibawah sayap jarum dan dibelitkan dari kanan ke kiri
dan sebaliknya melampaui jarum
10.Dibawah sayap jarum diberikassa untuk penahan
11. Slang diatur membentuk huruf U atau melingkar kemudian diplester
12.Tetesan cairan infus diatur sesuai kebutuhan
PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN ALAT INKUBATOR

PROSEDUR PEMAKAIAN
1. Pertama-tama incubator harus bersih
2. Suhu inkubator diatur sesuai dengan Berat Badan dan Umur bayi yaitu:

No Berat Badan (Gram) Suhu (Celsius)


1 500 35,5 + 0,5
2 1000 34,9 + 0,5
3 1500 34 + 0,5
4 2000 33,5 + 0,5
5 2500 33,2 + 0,8

Pemeliharaan Tingkat I
1. Setiap selesai dipakai langsung dibersihkan
2. Suhu dikontrol dan harus selalu diisi aqua
3. Diletakkan pada tempat yang aman
PROSEDUR TETAP
PENGGUNAAN ALAT PHOTO THERAPIE SINAR

Prosedur Pemakaian
1. Pertama – tama dalam keadaan siap pakai
2. Bayi dalam posisi telentang dengan kedua mata gonat ditutup dengan penutup yang dapat
memantulkan cahaya (kaca mata hitam dan celana hitam)
3. Setelah alat dipasang tombol lampu ditekan
4. Photo therapy dikontrol tiap saat (lampu)
5. Cara pemakaian 4 jam jalan 1 jam stop

Pemeliharaan Tingkat I
1. Setiap selesai lampu langsung dimatikan
2. Alat harus dirapihkan dan alat harus diletakkan dalam tempat yang aman
MELATIH PASIEN UNTUK BATUK SECARA EFEKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Melatih pasien untuk batuk efektif dengan mengajarkan dan melaksanakan
Pengertian
sendiri
Melatih pasien untuk batuk efektif dengan mengajarkan dan melaksanakan
Tujuan
sendiri agar lendir/sputum bisa keluar
Dilakukan pada pasien dengan :
1. Bronchitis
Kebijakan
2. Broncopneumonia
3. Asma bronkial
A. Persiapan Alat
1. Piala ginjal (bengkok)
2. Sputum pot + cairan desinfektan
3. Kertas tissue
4. Stetoskop
B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tujuan batuk
3. Mengatur posisi pasien
4. Membantu mengurangi rasa sakit
5. Menganjurkan pasien bernafas dalam (3 kali)
Prosedur
6. Menganjurkan pasien untuk batuk sekuat tenaga
7. Mengulangi sampai 3 kali
8. Mengontrol paru-paru dengan auskultasi
9. Membersihkan mulut dengan menggunakan kertas tissue kemudian
dibuang dibengkok
10. Bila pasien bisa mengeluarkan dahaknya dibuang ke dalam sputum pot
yang telah diberi desinfektan
11. Observasi respon pasien
12. Membereskan peralatan dan kembalikan ke tempatnya
13. Mencuci tangan
14. Mencatat tindakan yang telah dilakukan
Unit Terkait Semua bangsal rawat inap/rawat jalan
PERAWATAN DAERAH TERTEKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Suatu tindakan perawatan pada daerah kulit yang tertekan
1. Melancarkan sirkulasi
Tujuan
2. Mencegah terjadinya luka pada kulit
1. KepMenKes RI No 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Profesional PPNI 1999
1. Waskom + Air hangat + Sabun
2. Handuk
3. Waslap
Persiapan 4. Perlak
5. Minyak kelapa/lotion
6. Alat tenun
7. Sampiran
1. Beri pasien penjelasan
2. Perawat cuci tangan
3. Siapkan alat dan lingkungan
4. Mandikan pasien diatas tempat tidur sambil mengganti alat tenun
5. Miringkan pasien
Prosedur 6. Pasang perlak dibawah punggung pasien
7. Oleskan minyak pada punggung dan daerah tertekan lainnya sambil dilakukan
massage
8. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat
9. Perawat cuci tangan
10.Catat pada catatan medik
Unit Terkait Rawat inap/rawat jalan

IBU MENYUSUI BAYI YANG BENAR DAN BAIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Ibu bayi meneteki bayi dengan teknik dan posisi yang sedemikian rupa sehingga
Pengertian
bayi bisa meneteki dengan baik dan benar
Memberikan kenyaman pada ibu yang meneteki bayinya serta bayi bisa menetek
Tujuan
dengan baik dan benar
Ibu bisa memberikan ASI nya dengan benar sehingga bayi terpenuhi kebutuhan
Kebijakan
minum dan nutrisinya
A. Persiapan Alat
1. Kapas dan air hangat
2. Dingklik
3. Kom
B. Pelaksanaan
1. Bersihkan putting susu sampai ke aerola dengan kapas air hangat
2. Usahakan posisi ibu waktu menyusui cukup enak
3. Usahakan isapan bayi sampai ke aerola payudara
4. Pada waktu menyusui tekan payudara bagian atas dengan jari agar
Prosedur
payudara tidak menutupi hidung sehingga bayi dapat bernafas dengan
baik
5. Jika menyusui harus duduk dan kaki ibu tidak menggantung/kaki ibu
taruh diatas dingklik
6. Susukan bayi pada kedua payudara secara bergantian
7. Setiap habis menyusui usahakan payudara bisa kosong
8. Pandang bayi dengan kasih sayang
9. Sesudah menyusui bersihkan mulut bayi dengan kapas air hangat
10. Bayi disendawakan agar tidak muntah
Unit Terkait Ruang Rawat Gabung

PEMBERIAN ASI SECARA ON DEMAND


No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Pemberian ASI secara terus menerus (tanpa jadwal)

Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap nutrisi yang terkandung dalam ASI

Kebijakan Pada semua bayi tanpa komplikasi


1. Berikan ASI tanpa jadwal secara terus menerus sesuai dengan kemauan bayi
tidak tergantung waktu
Prosedur
2. Apabila ada permasalah bayi tidak mau atau sukar menetek konsulkan ke
klinik laktasi yang buka setiap hari kerja
Unit Terkait Rawat Inap

KONTRA INDIKASI MENETEK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Keadaan yang tidak memperbolehkan seorang ibu untuk menyusui
1. Agar bayi tidak terkena pengaruh obat yang diminum ibu
Tujuan 2. Untuk mencegaj bertambah beratnya penyakit ibu
3. Untuk mencegah penularan penyakit ibu kepada bayi
Pada ibu-ibu seperti dibawah ini tidak diijinkan untuk menyusui:
1. Kanker payudara
2. Phemil keton urea
3. Ibu yang mendapat obat sitostatika (anti kanker)
4. Ibu yang mendapat therapi radio aktif (radio terapi)
5. Ibu sakit berat :
Kebijakan - Sakit Jantung Grade III
- Eklamsi
- Typhoid (Saat demam)
6. TBC Aktif
7. Penyakit jiwa tertentu
8. Ibu yang menderita AIDS
9. Mastitis
Prosedur Bayi tidak dirawat gabung

Unit Terkait Rawat Inap

PEMBERIAN ASI EKSLUSIF


No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Pemberian ASI kepada bayi sampai umur 6 bulan
1. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
Tujuan 2. Mencegah terjadinya kelainan-kelainan yang diakibatkan oleh pemberian
PASI terlalu dini
Kebijakan ASI diberikan kepada semua bayi umur 0-6 bulan
1. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan (Secara eksklusif)
2. Makanan pendamping ASI diberikan pada waktu bayi sudah berumur 6 bulan
Prosedur
pola pemberian makanan pendamping ASI disesuaikan dengan umurnya
3. Pemberian susu formula dikonsultasikan pada dokter
Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan

MENGHITUNG TETESAN INFUS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Menghitung tetesan infus dalam menit
1. Sebagai tindakan pengobatan
Tujuan
2. Memberikan cairan nutrisi parenteral
Kebijakan Setiap pasien mendengarkan tulus
A. Persiapan Alat
1. Jam yang ada jarum detiknya
2. Pulpen
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Menjelaskan tujuan menghitung tetesan infus
Prosedur 3. Mengatur dan melihat posisi jarum infus apakah tetesan infus lancar/tidak
pakai seringan mungkin
4. Menghitung banyaknya/jumlah tetesan dalam 1 menit. Sesuai dengan
program dokter dengan rumus:
Volume total infus X .....tetesan
Total infus dalam 1 menit
5. Atur tetesan infus sesuai dengan jumlah tetesan/menit
Unit Terkait Rawat Inap, Ruang Tindakan, UGD, dan Ruang Operasi

MENOLONG MEMBERIKAN MAKANAN/MINUMAN


KEPADA PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Menyajikan/memberikan makanan/minuman kepada pasien dengan daftar
Pengertian
makanan/diet pasien
1. Agar pasien mendapatkan makanan/minuman pada waktu yang telah
ditentukan
2. Untuk menolong pasien yang tidak sanggup atau tidak dapat makan/minum
Tujuan
sendiri
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Membantu meningkatkan selera makan/minum pasien
Kebijakan Pasien yang dapat makan sendiri
A. PASIEN SAMBIL DUDUK
1. Alat-alat makan menurut kebutuhan misalnya baki, piring, sendok, garpu,
gelas minum, serbet, kalau perlu pisau dan mangkok untuk cuci tangan
2. Makanan dan minuman disiapkan dan dibawa ketempat pasien
3. Pasien diberitahukan dan dibantu untuk duduk di tempat tidur/kursi
lingkungan dirapikan
4. Pasien diberi serbet untuk alas
5. Makanan dan minuman yang telah disiapkan dihidangkan di depan pasien
6. Pasien dipersilahkan makan
B. PASIEN BERBARING
1. Alat-alat makanan menurut kebutuhan misalnya baki, piring, sendok,
Prosedur
garpu, gelas minum, serbet, kalau perlu pisau dan mangkok untuk cuci
tangan
2. Makanan dan minuman disiapkan dan dibawa ketempat pasien
3. Pasien diberitahukan dan dibantu (kalau perlu) untuk miring
4. Atur posisi pasien agar dapat dipastikan tidak terjadi aspirasi atau
tersedak
C. PERSIAPAN ALAT
1. Serbet dibentangkan dibawah dagu
2. Makanan dihidangkan, perawat membantu memotong lauk atau
menuangkan sayur
3. Pasien dipersilahkan makan
Unit Terkait Rawat inap

MENOLONG MEMBERIKAN MINUMAN KEPADA PASIEN


KHUSUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memberikan minum pada pasien yang tidak dapat minum sendiri atau harus
Pengertian
minum banyak
1. Menghilangkan rasa haus pasien
Tujuan 2. Memberikan cairan untuk memenuhi keseimbangan cairan dalam tubuh
3. Mengurangi gerakan pasien
1. Dilakukan pada pasien yang tidak dapat minum sendiri
Kebijakan 2. Memberikan cairan untuk memenuhi keseimbangan cairan dalam tubuh
3. Mengurangi gerakan pasien
A. Persiapan alat dan pasien
1. Gelas berisi minuman
2. Sendok/sedotan
3. Pasien diberitahukan bahwa perlu banyak minum
4. Bila mungkin pasien disuruh duduk/didudukkan
B. Peralatan
Prosedur 1. Mencuci tangan
2. Serbet dipasang didada
3. Perawat membantu meminumkan
4. Pada pasien yang berbaring dibantu dengan menggunakan
sedotan/sendok
5. Mencuci tangan
6. Mencatat berapa banyak minuman yang dihabiskan
Unit Terkait Rawat Inap

MENYUAPI PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memberikan bantuan kepada pasien untuk memasukkan makanan ke dalam
Pengertian
mulutnya yang disebabkan karena ketidakmampuan pasien
1. Agar pasien mendapatkan makanan/minuman pada waktu yang telah
ditentukan
2. Untuk menolong pasien yang tidak sanggup atau tidak dapat makan/minum
Tujuan
sendiri
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Membantu meningkatkan seleran makan/minum pasien
1. KepMenKe RI No 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Porfesional PPNI 1999
A. Persiapan Alat
1. Alat-alat makan menurut kebutuhan misalnya baki, piring, sendok, garpu,
gelas minum, serbet, kalau perlu pisau dan mangkok untuk cuci tangan
Persiapan 2. Makanan dan minuman disiapkan dan dibawa ketempat pasien
B. Persiapan Pasien
1. Pasien disiapkan dalam sikap yang menyenangkan dengan kepala lebih
tinggi dari badan
1. Bentangkan serbet dibawah dagu
2. Perawat duduk pada tempat yang memudahkan pekerjaan
3. Tawarkan pasien minum, kalau perlu pakai seotan
4. Atur posisi pasien agar dapat dipastikan tidak terjadi aspirasi atau tersedak
5. Suapkan makanan sedikit demi sedikit sambil berkomunikasi dengan pasien.
Perhatikanlah apakah makanan sudah ditelan habis sebelum menyuapkan
Prosedur
makanan berikutnya
6. Setelah selesai makan, beri pasien minum, bila perlu berikan obat
7. Bersihkan mulut dan sekitarnya serta rapikan pasien
8. Bereskan alat-alat
9. Perawat cuci tangan
10.Catat berapa porsi yang dihabiskan
Unit Terkait Rawat Inap

MENYIAPKAN DAN MEMBERI HUKNAH


RENDAH/TINGGU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan cairan fisiologis (NaCl) hangat ke dalam colon decendens (huknah
Pengertian rendah) dan colon acendens (huknah tinggi) dengan menggunakan canula resti
melalui anus
1. Merangsang peristaltik usus sehingga pasien dapat BAB
Tujuan 2. Mengosongkan usus sebagai tindakan operatif/diagnostik
3. Sebagai tindakan pengobatan
1. KepMenKe RI No 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Porfesional PPNI 1999
1. Sampiran
2. Selimut mandi/kain penutup
3. Pengalas
4. Irigator lengkap dengan canula sesuai anus pasien
5. Cairan hangat (NaCl)
Persiapan
6. Bengkok dan cairan desinfektan hidroclorin 0,5%
7. Jelly
8. Pispot 2 buah
9. Klem
10.Sarung tangan bersih
1. Beri penjelasan pada pasien
2. Pasang sampiran/tutup pintu
3. Siapkan pasien dalam posisi tidur/sims
- Miring kiri huknah rendah
- Miring kanan huknah tinggi
4. Perawat cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Pasang pengalas di bokong pasien
7. Pasang selimut mandi, pakaian ditanggalkan tutup dengan selimut pasien
8. Isi irigator dengan NaCl hangat
9. Pasang canula rectum pada ujung selang diolesi jelly, udara dikeluarkan,
selang dijepit/diklem
10.Pegang irigator dengan tangan kiri perawat pada huknah rendah setinggi ± 15
Prosedur cm pasien disarankan nafas panjang. Pada huknah tinggi 30 cm dari tempat,
canula dimasukkan ± 15 cm dengan waktu 20 menit
11. Buka klem selang, masukkan cairan pelan-pelan maksimal 1 liter
12.Bila cairan sudah habis, klem selang, cabut canula
13.Lepas canula dan masukkan ke dalam bengkok yang berisi larutan desinfektan
14.Pasien tetap dalam posisi miring dan anjurkan untuk menahan sebentar
kemudian sarankan ke toilet bila mampu
15.Setelah selesai, cebok pasien dan keringkan
16.Bersihkan alat dan kembalikan ke tempatnya
17.Perawat cuci tangan

Perhatian :
1. Menjaga kesopanan jangan sampai melelahkan dan menyakitkan pasien
2. Selama dan sesudah pemberian huknah, pasien tetap diawasu
Unit Terkait Rawat Inap
MENYIAPKAN DAN MEMBERU HUKNAH TINGGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan cairan hangat ke dalam anus rectum sampai kedalam colon
Pengertian
ascendens dengan mempergunakan kanula usus
1. Membersihkan usus untuk suatu tindakan
Tujuan 2. Untuk pengobatan
3. Membantu menegakkan diagnosa
1. Untuk persiapan pemeriksaan radiology
Kebijakan
2. Untuk persiapan operasi
A. Persiapan Alat
1. Sama dengan persiapan huknah rendah
2. Kanula rectukm diganti dengan kanula usus
3. Banyaknya cairan 2 liter
4. Pasien diberitahukan untuk miring ke kanan
B. Pelaksanaan
1. Cara pelaksanaan sama dengan huknah rendah, hanya pasien miring ke
kanan dan kanula dimasukkan lebih dalam
Prosedur
2. Tinggi iragator 30 cm dan kanula dimasukkan lebih dalam supaya cairan
jangan mengalir terlalu cepat
3. Cairan dialirkan perlahan-lahan (± 20 menit)
4. Tinggimya cairan 30 cm dari pelepasan (Anus)

Perhatian :
- Menjaga kesopanan jangan sampai melelahkan dan menyakitkan pasien
- Selama dan sesudah pemberian huknah, pasien tetap diawasi
Unit Terkait Rawat Inap
MENGELUARKAN TINJA SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Mengeluarkan feses dari anus dengan menggunakan jari telunjuk perawat
1. Memenuhi kebutuhan eliminasi feses
Tujuan
2. Memenuhi kebutuhan rasa nyama
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang kesulitan buang air besar
A. Persiapan Alat
1. Sarung tangan bersih
2. Minyak pelumas/vaselin
3. Piala ginjal
4. Kertas closet
5. Wash lap bawah
6. Sabun
7. Air dalam kom bawah
8. Handuk bawah
9. Pasu serungan
10. Mengkaji pasien kembali terhadap tindakan yang akan dilakukan
11. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan
12. Memasang tabir disekeliling tempat tidur
B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Melepas pakaian bawah
3. Tutup bagian bawah dengan handuk
4. Membantu pasien dengan posisi tidur miring kiri membelakangi perawat,
dengan posisi lutut kanan ditekuk atau sikap sim
5. Dekatkan pasu surungan ke panggul pasien
Prosedur
6. Memakai sarung tangan
7. Membasahi sarung tangan bagian telunjuk dengan minyak pelumas diatas
piala ginjal
8. Pasien disuruh bernafas dalam
9. Memasukkan jari telunjuk perlahan-;ahan ke dalam anus dengan arah
menuju umbilicuc sampai terasa adanya sumbatan feses
10. Membuat gerakan melingkar/sirkuler dengan jari telunjuk 2-5 kali untuk
merangsang spinter anus, kemudian jari telunjuk dan ditampang dalam
pasu surungan
11. Mengeluarkan semua feses dengan jari telunjuk dan ditampang dalam
pasu surungan
12. Observasi respon pasien
13. Membersihkan dan merapikan pasien dan lingkungannya, anus dan
sekitarnya dibersihkan dengan kertas kloset kemudian disabuni dan
dibersihkan dengan waslap basah sampai bersih. Setelah bersih bokong
dikeringkan dengan handuk
14. Membuat feses
15. Melepas sarung tangan dan meletakkan pada bengkok
16. Membereskan peralatan dan kembalikan pada tempatnya
17. Mencuci tangan
18. Mencatat tindakan yang telah dilakukan
Unit Terkait Rawat Inap
MENYIAPKAN DAN MEMBERI SEMPRIT GLISERIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan semprit
Pengertian
glyserin
1. Sebagai pengobatan
Tujuan
2. Merangsang untuk buang air besar
1. Pada pasien yang sembelit
Kebijakan
2. Persiapan operasi kecil/persiapan partus bila diperlukan
A. Persiapan Alat
1. Selimut mandi
2. Alas pot/bokong
3. Perlak
4. Semprit glyserin
5. Bengkok
6. Glyserin dalam botol direndam dalam air panas
7. Mangkok kecil
8. Pasu najis
9. Botol cebok/kertas kloset
10. Sampiran
11. Pasien diberitahukan dengan seksama
B. Pelaksanaan
1. Pasang sampiran kalau perlu pintu ditutup
2. Pasien dimiringkan ke kiri
3. Alas bokong dan perlak dipasang
4. Pakaian bawah dikeataskan kepunggung atau dibuka, lalu dipasang
selimut mandi atau kain penutup
5. Bengkok diletakkan disisi bokong
6. Glyserin diteteskan diatas punggung tangan untuk mencoba hangatnya
lalu dituangkan ke dalam mangkok kecil
Prosedur
7. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah dan penuh perhatian
8. Bila pasien dapat berdiri ditimbang dulu berat badannya dan diukur tinggi
badannya sebelum dibaringkan ditempat tidur
9. Setelah berbaring ditempat tidur dilakukan
- Anamnesa (pengumpulanm data pasien pada catatan perawatan)
- Pengukuran suhu, menghitung nadi, pernafasan, tekanan darah dll
10. Beritahukan maksudnya pasien kepada: dokter ruangan, bagian catatan
medik, bagian gizi, dan bagian administrasi rumah sakit
11. Catat nama dan alamat yang jelas serta nomor telepon (kalau ada) dari
penanggung jawab pasien
12. Keadaan umum pasien, bila pasien kotor sekali dan keadaan
memungkinkan pasien dibersihkan atau memandikan terlebih dahulu
13. Beri penjelasan kepada pasien mengenai peraturan-peraturan Rumah
Sakit tentang: waktu makan, waktu berkunjung, visite dokter serta waktu
berkunjung keluarga dll
14. Bila ada barang berharga/uang, agar segera diserahkan kepada
keluarganya atau dicatat pada buku dan diserahkan kepada kepala Ruang
15. Beri penjelasan kepada keluarga pasien tentang: hal-hal yang perlu
/segera dilakukan tarih Rumah Sakit dan cara pembayarannya, waktu-
waktu berkunjung, makan atau alat-alat kebutuhan pasien yang boleh
dibawa
Unit Terkait Rawat Inap
KATETERISASI URINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Suatu teknik memasukkan kateter ke dalam kandungan kencing (bladder)
1. Untuk drainase urine
Tujuan
2. Untuk memasukkan cairan ke dalam bladder
1. KepMenKe RI No 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Porfesional PPNI 1999
1. Kateter steril + urin bag 1 buah
2. Duk steril 1 buah
3. Sarung tangan steril 1 buah
4. Kapas pembersih steril/kapas betadine
Persiapan 5. Spuit 10 cc yang telah diisi air steril
6. Jelly
7. Plester + Gunting
8. Bengkok 2 buah
9. Alat + bahan steril dan non steril
A. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan pasien
2. Cuci tangan
3. Pilih tipe dan ukuran kateter (orang dewasa, amak, bayi)
a. Sambungkan urine bag dengan kateter
b. Untuk kateter tetap, ambil spuit dan tes balon dengan mengisi air
steril dan kempeskan balon dengan menarik air, biarkan spuit
tertinggal
c. Siapkan alat steril dan non steril
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil nama klien
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
3. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
C. Tahap Kerja
1. Berikan privasi pada klien: tutup pintu atau pasang sampiran
2. Atur posisi klien
3. Beri pengalas pada bokong
4. Dekatkan alat-alat
5. Pakai sarung tangan steril
6. Gunakan tangan non dominant untuk mengekspos neatus
7. Lakukan desinfeksi: gunakan kapas betadine dengan pinsest secara
asepsis
8. Untuk laki-laki, bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar
minimal 3 kali
9. Untuk wanita, bersihkan daerah labia luar terakhir di daerah meatus kapas
hanya sekali pakai
10. Jauhkan kapas bekas ke dalam bengkok dari area steril
11. Menutup genital pria dengan duk lubang
12. Tangan non dominant memegang penis atau membuka vulva
Prosedur
13. Memasukkan jelly dengan spuit ke dalam uretra (2-3cc) untuk pasien
laki-laki atau mengoles jelly pada kateter untuk wanita
14. Masukkan kateter 15-22,5 cm sampai urine keluar, tegakkan penis 90 0
untuk pasien laki-laki atau masukkan kateter 5-7,5 cm sampai urine
keluar pada wanita
15. Jika saat memasukkan kateter terasa ada tahanan, jangan dilanjutkan
16. Selama pemasangan kateter, anjurkan pasien nafas dalam
17. Masukkan lagi kateter 2,5 cm sambil sedikit diputar
18. Isi balon dengan air steril sejumlah yang tertera pada kateter
19. Tarik kateter sampai ada tahanan
20. Gunting plastik yang membungkus kateter
21. Buka sarung tangan
22. Fiksasi kateter ke bawah abdomen untuk pasien pria atau pada paha
depan untuk wanita
23. Tempatkan penampung dan saluran dengan benar
24. Bantu pasien untuk posisi yang nyaman
25. Kumpulkamn dan sisihkan alat disposible
26. Perawat cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil yang didapat sebagai berikut:
a. Urine mengalir lancar
b. Kateter langsung masuk dan dilepas tanpa ketidaknyamanan
c. Pasien menyatakan nyaman
2. Dokumentasikan :
a. Tanggan dan jam
Unit Terkait Rawat Inap
PENGUNJUNG RAWAT GABUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Keluarga/suami atau orangtua pasien yang diperbolehkan berkunjung ke ruangan
Pengertian
rawat gabung dalam waktu tertentu (jam berkunjung)
Tujuan Untuk mengurangi angka infeksi nosokomial
Dilakukan bilamana dari pengunjung tidak ada yang menderita penyakit
Kebijakan
menular/infeksi
- Tata tertib pengunjung
Persiapan Alat & Pasien - Kursi pengunjung
- Pasien dalam keadaan siap berkunjung
1. Keluarga diperbolehkan berkunjung ke ruang rawat gabung hanya saat jam
berkunjung
Prosedur 2. Pasien hanya boleh ditunggu oleh satu orang
3. Pengunjung terbatas pada suami/orangtua/keluarga terdekat saja
4. Pengunjung harus mentaati tata tertib ruangan
Unit Terkait Rawat Inap
MENERIMA PASIEN SEBELUM PEMBEDAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


117/RSIA-A/ASKEP/I/2019 00 1

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Menerima pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan sesuai dengan
Pengertian
pertauran yang berlaku.
Tujuan Agar pasien memperoleh pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan.

Kebijakan Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan dikamar operasi
A. PERSIAPAN
1. Baju Operasi
2. Tempat Tidur
3. Status Pasien
4. Alat-Alat
- Tensimeter
- Termometer
- Timbangan BB/ Tinggi Badan
B. PELAKSANAAN
1. Identitas Pasien
Prosedur 2. Kelengkapan Status
3. Surat Persetujuan Operasi
4. Pemeriksaan Laboratorium, Rontgent, FKG, dll.
5. Pemeriksaan Gigi Palsu, Kontak Lensa, Perhiasan, Cat Kuku, Jepit
Rambut, Lipstik, dll.
6. Ganti Baju Pasien
7. Menilai Keaddan Umum
8. Menyakan keadaan pasien apakah dalam keadaan puasa
9. Mengosongkan kandung kemih
10. Membawa pasien kekamar tindakan sesuai jenis kasus pembedahan
11. Memindahkan pasien ke meja operasi
Unit Terkait Ruang Operasi
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
044/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pa dan keesien.
1. Memberikan rasa nyaman pada pasien
Tujuan 2. Mencegah terjadinya decubitus.
3. Memelihara kebersihan dan kerapian penderita.
1. kepMenKes RI No: 436/ 1993 tentang standar pelayanan rumah sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Profesional, PPNI, 1999
1. Alat tenun bersih ( sprei, perlak, stik laken, selimut, sarung bantal )
2. Kereta dorong/ troly
Persiapan 3. Ember besar tertutup tempat pakain kotor
4. Waskon 2 buah, 1 bersis larutan Chlorin 0,5 % dan air bersih
5. Lap basah dan lap kering
1. Pasien diberi penjelasan
2. Letakkan bantal diatas troly, semua alat tenun kotor dimasukkan
dalam tempat linen kotor.
3. Miringkan pasien pada sisi tempat tidur
4. Lepaskan alat tenun kotor dengan menggulung satu persatu sampai
dibawah penggung pasien, stik laken digulung ketempat sejauh
mungkin, perlak bersihkan dengan larutan chlorin 0,5 % lalu
digulung ketengah sejauh mungkin.
5. Gulung sprei bersih setengah bagian, kemudian gulungannya
diletakkan idbawah punggung pasien, setengah bagian pasangkan
dikasur.
6. Ratakan perlak/ dipasang
Prosedur 7. Letakkan stik laken diatas perlak pasien
8. Miringkan pasien ke daerah yang bersih
9. Ambil alat tenun kotor, masukkan dalam tempat linen kotor
10. Pasang sprei, perlak, stik laken kesisi sebelah tempat tidur yang
belum terpasang
11. Ganti sarung bantal kotor dengan yang bersih
12. Rapikan susunan bantal
13. Baringkan pasien dengan sisi yang nyaman
14. Pasangkan selimut
15. Bersihakn tempat tidur dengan chlorin 0,5 %
16. Perhatikan keadaan umum pasien
17. Rapikan alat-alat bila pasien menular rendam alat kototr dengan
chlorin 0,5 % selama 15 menit dalam tempat tertutp
Unit Terkait Rawat Inap
MEMOTONG KUKU

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
045/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memotong kuku pasien yang panjang karena tidak dapat melakukan sendiri.
1. Menjaga kebersihan
Tujuan 2. Mencegah penularan
3. Menvegah timbulnya luka atau infeksi
1. KepmenKes RI No: 426/ 1993 tentang Standar Pelayana Rumah Sakit
Kebijakan
2. Tandar Praktek keperawatan Profesional, Ppni, 1999
A. PERSIAPAN ALAT :
1. Gunting/ pemotong kuku.
2. Handuk
3. Bengkok
4. Kom berisi air hangat
5. Sabun dalam tempatnya
6. Sikat kuku
7. Aceton
8. Kapas
9. Minyak kelapa/ Baby oil
10. Penggosok kapalan
B. PELAKSANAAN :
1. Informasikan kepada pasien, siapkan pasien, kemudian perawat
Prosedur mecuci tanfan
2. Rendam tangan ( kuku ) pasien pada baskom yang telah berisi air
hangat kurang lebih 5 menit
3. Bila kuku sangat kotor, harus disikat dengan sabun dan sikat kuku
kemudian bilas hingga bersih dan keringkan dengan handuk
4. Kemudian potong kuku dengan hati-hati dengan beralaskan
bengkok agar kuku tidak berserakan ( lakukan satu persatu hingga
semua kuku terpotong )
5. Bila ada kapaln pada tangan dan kaki lakukan penggosokan
6. Balurkan minyak kelapa ( Baby oil ) pada ujung jari pasien dan
lakukan message ringan agar peredaran darah menjadi lancar
7. Bereskan alat, informasikan kepada pasien bahwa kegiatan sudah
selesai dilaksanakan
8. Perawat cuci tangan
Unit Terkait Semua Unit Pelayanan BRSU Tabanan
MENYISIR RAMBUT

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
046/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Mengatur rambut agar rapi dengan mempergunakan sisir, dilakukan pada pasien
Pengertian
yang tidak dapat menyisir rambut sendiri.
1. Memberikan rasa nyaman dan menigkatkan kepercayaan diri sendiri
dalam diri pasien.
2. Memlihara agar rambut tetap rapi.
Tujuan
3. Merangsang kulit kepala
4. Mencegah adanya kuku dan kotoran lain
5. Mengetahui apakah ada kelainan pada kulit kepala.
1. KepMenKes RI No: 436/1993 tentang Standar Pelayan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praketk Keperawatn Profesional, PPNI, 1999
1. Sisir, minyak rambut/ air
2. Kertas untuk pembungkus rontok
Persiapan 3. Pengalas, handuk
4. Karet gelang, bengkok dan desinfektan
5. Pasien diberitahukan
1. Perawatn cuci tangan
2. Atur posisi pasien
3. Letakkan kain penadah/ handuk di bawah baju
4. Sisir rambut pasien
5. Belah dua dan sisir secara bertahap dari ujung rambut ke pangkal jika
Prosedur rambut pasien panjang
6. Sisir rambut pasien dari pangkal ke ujung jika rambut pasien pendek
7. Kumpulkan dan bungkus dengan kertas tissue bila ada rambut pasien
yang rontok, kemudian taruh dalam bengkok yang berisi desinfektan
8. Bersihkan perlatan dan pasien
9. Perawat cuci tangan
Unit Terkait Rawat Inap
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
047/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Melaksanak kebersihan rongga mulut, gigi dan lidah agar mulut tetap bersih dan
Pengertian
sehat
1. Menghilangkan/mencegah bau mulut
2. Mencegah infeksi pada mulut, keruskan gigi, bibir dan lidah pecah-
Tujuan pecah/stomatitis
3. Memberikan rasa nyaman dan menigkatkan rasa percaya diri pasien
4. Membantu membangkitkan nafsu makan
Kebijakan 1. Ilmu keperawatan dasar
A. Persiapan Alat :
1. Handuk
2. Boraks glyserin
3. Gentian violet ( k/p )
4. Gelas kumur berisi air matang
5. Kom kecil berisi air hangat air garam
6. Touge spateldan kasa bersih
7. Depers
Persiapan
8. Pinset ( k/p pinset plastik )
9. Bengkok
10. Baki yang di beri pengalas
11. Suction(k/p)
12. Catatan medik

B. Persiapan Pasien :
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
1. Perawat cuci tangan
2. Letakkan handuk di bawah dagu pasien
3. Miringkan kepala pasien di atas penggiran bantal
4. Buka mukut pasien dengan touge spatel yang dibungkus dengan kasa
bersih
5. Bersihakn gigi, sela-sela gigi dan gusi dengan menggunakan pinset dan
dapers yang dibasahi air hangat atau air garam. Lakukan sebnayka 3
kali.
Prosedur 6. Bila pasien sadar, beri pasien air untuk kumur-kumur, jika pasien tidak
sadar, lakukan suction untuk menghisap ludah.
7. Olesi bibir dan murkosa mulut dengan boraks glyserin
8. Rapikan pasien
9. Beresakan alar :
a. Cuci gelas di bawah air mengalir keringkan dan kenmbalikan pada
tempatnya
b. Rendam touge spatel dalam bengkok yang berisi desinfektan
c. Perawat cuci tangan
Unit Terkait Semua Instalasi Ranap Dan Rasif
MEMBANTU PASIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE
KURSI RODA DAN SEBALIKNYA
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
049/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk diatas kursi bagi pasien
Pengertian
yang tidak dapat berjalan sendiri, tetapi sudah boleh duduk.
a. Membantu mobilitas pasien untuk melatih oto dan sendi
Tujuan b. Memberikan rasa nyaman pada pasien
c. Memenuhi kebutuhan konsultasi dan pindah ruangan
Kebijakan Dilakukan pada pasien tidak bisa jalan sedniri tetapi boleh duduk.
A. PERSIAPAN
1. Mencuci tangan
2. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN
1. Meletakkan kursi roda sejajar dengan tempat tidur
2. Mengunci kursi roda dan membuka sandaran kaki
3. Kedua kaki pasien digeser ke pinggir tempat tidur dan dibantu untuk
duduk dengan kaki terjuntai.
Prosedur 4. Perawat berdiri di depan pasien dengan kaki direntangkan
5. Perawat meletakkan kedua tangah di bawah ketiak pasien dan jari-
jari melebar menutupi bagian atas
6. Pasien dibantu untuk berdiri
7. Menganjurkan pasien membelakangi kursi roda
8. Kedua tangan pasien memegang kedua tangan kursi roda, kemudian
pasien dibantu duduk diatas kursi roda
9. Memasang kembali sandaran kaki dan meletakkan kaki pasien di
atas sandaran kaki
10. Mencuci tangan
Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan
MEMBATU PASIEN YANG DAPAT PINDAH SENDIRI DARI
TEMPAT TIDUR KE KERETA DORONG
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
050/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda tanpa mengankat pasien
1. Membantu mobilitas pasien untuk melatih otot dan sendi
Tujuan
2. Memenuhi kebutuhan konsultasi dan pindah ruangan.
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang belum boleh jalan sendiri
A. PERSIAPA :
1. Kereta dorong yang sudah dialasi
2. 1 Buah Bantal
3. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN :
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan
2. Mengunci roda tempat tidur, letakkan kereta dorong merapat pada
pinggir tempat tidur
3. Mengunci roda kereta dorong
4. Menganjurkan pasien bergeser ke kereta dorong
5. Menyeliuti pasien dengan rapih
6. Perawat mencuci tangan
Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan.
MEMINDAHKAN PASIEN / MENGANGKAT DARI TEMPAT
TIDUR KE KERETA DORONG ( OLEH 2 ATAU 3
ORANG PERAWAT )
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
051/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan, dilakukan dari
Pengertian
tempat tidur ke kereta dorong.
1. Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
Tujuan keadaan fisik
2. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan.
A. PERSIAPAN:
1. Kereta dorong yang sudah di alasi
2. Bantal
3. Memberitahu pasien mengenai prosedure yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN :
1. Menempatkan kereta dorong
2. Mendekatkan bagian kepala dorong ke bagian kaki tempat tidur
( melintang )
3. Mengunci kereta dorong
4. Menggeser pasien ke tepi
5. Mengangkat pasien
6. Perawat I di bagian kepala, tangan kiri menyokong kepala dan
Prosedur
memegang pangkal lengan.
7. Tangan kanan melalui atas dada pasien, memegang tangan perawat
II di bawah punggung
8. Perawat II dibagian tengah tangan kiri di bawah pinggang pasien,
berpegangan dengan tangan perawat I, tangan kanan di bawah
pangkal paha
9. Perawat III dibagian kaki, tangan kiri menyokong paha bawah.
Tangan kanan pada betis
10. Kedua tangan pasien menyilang di atas dada
11. Perawat I memberi aba-aba
12. Bersama-sama mengangkat pasien
13. Memberi posisi yang menyenangkan
14. Perawat mencuci tangan
Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan.
MEMINDAHKAN PASIEN / MENGANGKAT DARI TEMPAT
TIDUR KE KERETA DORONG ( OLEH 2 ATAU 3
ORANG PERAWAT )
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
051/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan, dilakukan dari
Pengertian
tempat tidur ke kereta dorong.
3. Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
Tujuan keadaan fisik
4. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan.
C. PERSIAPAN:
4. Kereta dorong yang sudah di alasi
5. Bantal
6. Memberitahu pasien mengenai prosedure yang akan dilakukan

D. PELAKSANAAN :
15. Menempatkan kereta dorong
16. Mendekatkan bagian kepala dorong ke bagian kaki tempat tidur
( melintang )
17. Mengunci kereta dorong
18. Menggeser pasien ke tepi
19. Mengangkat pasien
20. Perawat I di bagian kepala, tangan kiri menyokong kepala dan
Prosedur
memegang pangkal lengan.
21. Tangan kanan melalui atas dada pasien, memegang tangan perawat
II di bawah punggung
22. Perawat II dibagian tengah tangan kiri di bawah pinggang pasien,
berpegangan dengan tangan perawat I, tangan kanan di bawah
pangkal paha
23. Perawat III dibagian kaki, tangan kiri menyokong paha bawah.
Tangan kanan pada betis
24. Kedua tangan pasien menyilang di atas dada
25. Perawat I memberi aba-aba
26. Bersama-sama mengangkat pasien
27. Memberi posisi yang menyenangkan
28. Perawat mencuci tangan
Unit Terkait Rawat Inap dan Rawat Jalan.
PERAWATAN PASIEN TERMINAL ( SAKRATUL MAUT )

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
168/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memberikan perawatn khusu kepada pasien yang akan meninggal ( dalam
Pengertian
keadaan sakratul maut )
1. Memberikan kepuasan dan ketenangan kepada pasien dan keluarganya
Tujuan 2. Memberikan ketenangan dan kesan yang baik kepada pasien di
sekitarnya
1. KepMenKes RI No: 436/1993 tentang standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Profesional, PPNI, 1999
A. PERSIAPAN ALAT:
1. Sampiran/ ruangan khusu bila memungkin
2. Alat resusitasi
3. Tensimeter dan stetoscope
4. Pinset
5. Kain kasa dan air matang dalam tempatnya
Persiapan
6. Handuk kecil dan waslapuntu menyeka keringat
7. Alat tenun secukupnya

B. PERSIAPAN PASIEN :
1. Beritahu keluarga pasien secara bijaksana
2. Siapkan pasien sesuai dengan agama dan kepercayaan nya
1. Tempatkan pasien terpisah dari pasien lain atau pasang sampiran
2. Tetap dampingi pasien
3. Sarankan keluarga untuk tetap menunggu pasien
4. Usahakan suasana di sekitar pasien tetap tenang
5. Bila bibir pasien kering, basahi dengan kapas yang dibasahi dengan air
matang menggunakan pinset
Prosedur 6. Keringkan keringat bila perlu di ganti pakaian
7. Observasi keadaan pasien
8. Berikan obat sesuai instruksi dokter
9. Berikan bantuan kepada keluarga pasien untuk kelancaran pelaksanaan
upacara keagamaan
10. Berikan pengertian kepada keluarga pasien tenatang keadaan pasien,
berikan hiburan dan ketenangan.
Unit Terkait Semua Unit Pelayanan Di Rumah Sakit
PERAWATAN JENAZAH

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
169/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Membersihkan jenasah dari kotoran sebelum jenasah dibungkus
1. Jenasah bersih
Tujuan 2. Mencegah penularan
3. Memberikan kepuasan pada keluarga
1. KepMenKes RI No: 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Profesional, PPNI, 1999
1. Handscoen 1 pasang
2. Handuk
3. Waskom 2 + air + sabun
4. Waslap
5. Kapas
6. Kain pembungkus
Persiapan
7. Sisir
8. Kertas label
9. Kapas cebok
10.Bengkok
11.Buku registrasi
12.Sampiran
A. Tahap Preinteraksi :
1. Lihat catatan
2. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi :
1. Beritahu keluarga
2. Siapkan alat
Prosedur
C. Tahap Kerja :
1. Mandikan mayat dari ujung rambut ke ujung kaki
2. Tutup lubang-lubang pengeluaran dengan kapas
3. Tangan dan kaki di ikat
4. Bungkus jenasah dengan kain pembungkus
5. Pasang label
Unit Terkait Rawat Inap, Rawat jalan, IRD, ICU, dan Instalasi pemulasaran jenasah
MELAKUKAN PENDEKATAN PADA PASIEN DENGAN
PERILAKU MENARIK DIRI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
169/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Melakukan pendekatan dan komunikasi pada pasien dengan perilaku dengan
Pengertian
perilaku menarik diri
1. Pasien mampu melakukan komunikasi
Tujuan
2. Pasien mampu beradaptasi kembali dengan linkungan
Kebijakan Dilakukan dengan pasien yang berperilaku menarik diri
A. Persiapan Pasien dan Alat :
1. Menemui pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
B. Persiapan Lingkungan :
1. Waktu
2. Tempat
C. Pelaksanaan :
1. Menemui pasien dan memanggil namanya
2. Bina hubungan saling percaya
3. Observasi perilaku pasien
4. Duduk di samping pasien dan pertahankan kontrak dengan pasien
5. Gunakan sarana yang ada ( misalnya main halma ) dalam
Prosedur komunikasi
6. Gunakan kata-kata yang jelas dan sederhana ( pendekatan ) yang
positif dan langsung
7. Bantu pasien agar tetap menjaga kontak dalam lingkungan, keluar
dari dunia khayal
8. Beri bimbingan atas dasar taraf tingkah laku pasien
9. Dorong pasien untuk melakukan aktifitas fisik
10. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan
11. Pertahankan keseimbangan nutrisi
12. Bantu pasien untuk melaksanakan personal hygeine
13. Bantu pasien untuk melaksanakan toilet training
14. Cegah tingkah laku agresif
D. Hasil
Adanya catatan pendekatan pasien dengan perilaku menarik diri.
Unit Terkait Rawat Inap/ Rawat Jalan.
MELAKUKAN PENDEKATAN PADA PASIEN DENGAN
KECEMASAN
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
170/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Mendampingi pasien yang dalam keadaan cemas, serta membantu mengatasi
Pengertian
kecemasan pasien
Tujuan Pasien mampu menanggulangi kecemasan nya

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang mengalami kecemasan


A. Pelaksanaan :
1. Menemui pasien dan ciptakan hubungan antar pribadi
2. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
3. Ciptakan kesimbangan antara waktu istirahat, tidur, aktifitas,
dan pengobatan
4. Tingkatkan pemahaman tentang stress yantimbul dan cara
menghadapinya
Prosedur
5. Observasi perilaku pasien/keluarga sehubugna dengan sakit dan
dirawat
6. Bantu pasien menggunakan cara pemecahan masalah yang
konstruktif
7. Tingkatkan pasien dalam pemahaman harga diri
8. Adanya catatan pendampingan pasien yang mengalami
kecemasan
Unit Terkait Rawat Inap/ Rawat Jalan

MELAKUKAN PENDEKATAN PADA PASIEN DENGAN


PERILAKU MERUSAK DIRI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
171/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
1. Melakukan pendekatan mendampingi dan mengawasi pasien yang
Pengertian cenderung merusak diri
2. Mengawasi pasien yang cenderung merusak diri
1. Pasien dapat mengekspresikan perasaan nya
Tujuan
2. Pasien tidak lagi menunjukkan tanda-tanda akan merusak diri
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang cenderung ingin merusak diri
A. Pelaksanaan :
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan cegah pasien melakukan
tindakan bunuh diri
2. Observasi secara ketat terencana perilaku pasien
3. Kaji riwayat percobaan bunuh diri masa lalu
4. Laksanakan program terapi dokter
5. Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaan nya dan
Prosedur pemahaman tentang dirinya
6. Beri kesempatan pada pasien untuk bertindak secara konstruktif
dalam menghadapi masalah
7. Tingkatkan interaksi pasien dan lingkungannya
8. Diskusikan dengan pasien tentang rencana masa depan
B. Hasil :
Adanya catatan melakukan pendekatan pada pasien yang cenderung
meruska diri.
Unit Terkait Rawat Inap, Rawat Jalan

MELAKUKAN PENDEKATAN PADA PASIEN DENGAN


PENYAKIT KRONIK, AKUT, DAN TERMINAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
172/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Melakukan pendekatan mendapingi pasien yang menderita penyakit, akut, kronik,
Pengertian
dan terminal
1. Pasien patuh pada program pengobatan
Tujuan 2. Pasien mampu beradaptasi dengan keadaan penyakitnya
3. Mencegah perilaku menarik diri
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang menderita penyakit akt, kronik, dan terminal
A. Pelaksanaan :
1. Menemui pasien/ keluarga
2. Ciptakan lingkungan yang aman
3. Hindari pasien dari perilaku menarik diri
4. Observasi pasien/ keluarga tentang reaksi psikologik
5. Bantu pasien/keluarga tentang untuk mengekspresikan perasaan
Prosedur terhadap penyakit dan dirawat
6. Tingkatkan harga diri pasien
7. Bantu pasien untuk menggunakan waktu rekreasi dan
sosialisais sesuai dengan kemampuan nya
B. Hasil
Adanya catatan melakukan pendekatan dengan pasien yang
menderita penyakit akut, kronik, dan terminal
Unit Terkait Rawat Inap, Rawat Jalan

MELAKUKAN PENDEKATAN PADA PASIEN DENGAN


PERILAKU GRIEVING ( BERKABUNG )
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
173/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Mendampingi pasien yang dalam keadaan berkabung, sampai dapat menerima
Pengertian
kenyataan
1. Memenuhi kebutuhan emosional diri
Tujuan
2. Mencegah terjadinya tindakan merusak diri
Kebijakan Dilakukan pada semua pasien yang berperilaku grieving ( berkabung )
1. Ciptakan suasana yang aman sehingga bebas mengungkapkan
perasaan nya
2. Ciptakan hubungan saling percaya
3. Perhatikan intake/ out put
4. Perhatikan keseimbangan antara istirahat
Prosedur 5. Beri kesempatan pada pasien untuk melalui beberpa tahapan dari
grieving
6. Cegah tindakan klien yang cenderung bertindak destruktif, merusak
diri dalam menghadapi kecemasannya
7. Bantu pasien dalam menerima kenyataan akan kehilangan
8. Dorong pasien dalam mengindentifikasi rekasi kehilangan
Unit Terkait Rawat Inap/ Rawat Jalan

PELAKSANAAN PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
174/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberikan informasi melalui bahasa isyarat

Tujuan Pasien mengetahui informasi melalui bahasa isyarat

Kebijakan Semua pengunjuk di RS Ibu dan Anak ASIH


A. Persiapan Alat Dan Lingkungan
1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan
bahasa isyarat
2. Menyiapkan lingkungan yang tenang dan tidak menyilaukan

B. Pelaksanaan
Prosedur 1. Memberikan informasi dengan isyarat yang di pahami pasien
2. Informasi diberikan secara lengkap
3. Memhami isyarat yang diberikan pasien
4. Mengobservasi respon pasien

C. Hasil
Adanya catatan pemberian informasi secara singkat
Unit Terkait Rawat Inap

MELAKSANAKAN KOMUNIKASI SECARA


LANGSUNG/TERTULIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


120/RSIA-A/ASKEP/I/2019 00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberikan informasi kepada pasien/keluarga/pengunjung secara tertulis
Pasien/keluarga/pengunjung mengetahui informasi yang diberikan dari RSIA
Tujuan
ASIH
Kebijakan Semua pengunjung di RSIA ASIH
A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:
1. Menyediakan lingkungan yang tenang dan tidak menyilakukan
2. Menyiapkan kertas tulis pensil ballpoin atau spidol
B. PELAKSANAAN
1. Menuliskan informasi secara jelas, lengkap dan tepat waktu
Prosedur
2. Tuliskan jelas dan mudah dibaca
3. Mempergunakan bahan yang mudah dimengerti
4. Mengobservasi respon pasien/keluarga/pengunjung
C. HASIL
Adanya catatan informasi tertulis
Unit Terkait Rawat Inap

MELAKSANAKAN KOMUNIKASI SECARA


LANGSUNG/LISAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


121/RSIA-A/ASKEP/I/2019 00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memberikan informasi kepada pasien/keluarga/pengunjung mengenai hal-hal
Pengertian
yang berhubungan dengan keperawatan pada pasien
Tujuan Pasien/keluarga mengetahui prosedur pelayanan keperawatan yang diberikan

Kebijakan Semua pasien/keluarga yang berobat di RSIA ASIH


A. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT
1. Memberitahu pasien bahwa akan diberikan informasi
2. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang
B. PELAKSANAAN
1. Memanggil nama pasien dengan jelas
Prosedur 2. Menyampaikan/menyebutkan informasi yang ingin disampaikan
3. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
4. Menyampaikan informasi secara tepat dan lengkap
5. Mengobservasi respon pasien
C. HASIL
Adanya catatan komunikasi secara lisan
Unit Terkait Rawat Inap

MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN KOMPRES BASAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


053/RSIA-A/ASKEP/I/2019 00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberi kompres pada luka atau bagian badan yang memerlukan
1. Membersihkan luka
Tujuan 2. Mengobati luka
3. Mencegah kekeringan pada luka-luka tertentu
1. Luka yang kotor
Kebijakan
2. Pasien colostomy sebelum dipotong
A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN
1. Kain kasa steril secukupnya dalam mangkok berisi cairan untuk
kompresnya
2. Pinset anatomy 3 buah (2 steril)
3. Kapas sublimat
4. Pembalut
5. Kasa steril kering
6. Gunting verband
7. Olester
8. Bengkok 1 buah
9. Pasien diberitahu maksud diberi kompres
B. PELAKSANAAN
Prosedur 1. Plester dan balutan dibuka
2. Kain kasa yang kotor diangkat memakai pinset memasukkan ke dalam
bengkok/kantomg plastik
3. Bersihkan daerah luka dengan kapas sublimat lakukan kesatu arah saja
lalu kapasnya dibuang lakukan sampai bersih
4. Pinset yang kotor dimasukkan kedalam bengkok yang tersedia
5. Dengan pinset yang steril ambil kassa steril yang telah dibasahi dengan
cairan obat kemudian diperas dengan dua pinset bentangkan dan letakkan
secukupnya diatas luka lalu ditutup dengan kasa steril yang kering
kemudian dibalut/diplester
6. Membereskan alat
7. Cuci tangan
8. Mendokumentasikan
Unit Terkait Rawat Inap

PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


055/RSIA-A/ASKEP/I/2019 00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Membersihkan luka mengobati dan menutup kembali luka dengan
Pengertian
memperhatikan teknik sterilisasi
1. Mencegah masukkan kuman dan kotoran ke dalam luka
2. Mencegah penyebaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari luka ke
Tujuan daerah sekitar
3. Mengobati luka dengan obat yang telah ditentukan
4. Mencegah infeksi nosokomial
Kebijakan Dilakukan pada pasien luka
A. PERSIAPAN ALAT
1. Set ganti balut
2. Kasa steril dalam tromol
3. Korentang steril alkohol 70% dan obat untuk luka
4. Bensin plester dan kapas
5. Piala ginjal dua buah kantung plastik
6. Memberi tahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang
dilakukan
7. Menyiapkan lingkungan
8. Mengatur posisi tidur pasien
9. Handscoen steril/sarung tangan
Prosedur
B. PELAKSANAAN
1. Perawat mencuci tangan dan komunikasi dengan pasien
2. Membuka balutan dengan kapas yang diberi bensin
3. Memasukkan balutan kotor ke dalam piala ginjal/kantung plastik
4. Mendekatkan piala ginjal ke tubuh pasien
5. Membersihkan daerah sekitar luka dengan alkohol 70%
6. Menutup luka dengan rapat
7. Merapikan pasien
8. Membersihkan alat-alat dan membuang kotoran
9. Mencuci tangan
10. Mendokumentasikan
Unit Terkait Rawat Inap

MERAWAT LUKA YANG MEMAKAI DRAIN

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
058/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Membersihkan luka mengobati luka dan membersihkan drain dari pada luka
Pengertian
dengan memperhatikan teknik steril
1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
2. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman dari luka ke daerah
Tujuan
sekitar
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
Kebijakan Dilakukan pada pasien luka dengan memakai drain
A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN
1. Set ganti balut
2. Bila perlu set angkat jahitan
3. Kasa dan bak insrumen steril
4. Plester verband dan gunting
5. Obat yang diperlukan sesuai terapi medik
6. Bengkok
7. Sarung tangan steril
8. Kantung balutan kotor
9. Alkohol 70%
10. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang
akan dilakukan
11. Memasang tabir sekeliling tempat tidur dan mengatur posisi pasien
Prosedur sehingga luka mudah dirawat
B. PELAKSANAAN
1. Perawat mencuci tangan
2. Melepaskan pembalut yang kotor pakai pinset dan balutan dimasukkan
dalam kantung balutan kotor
3. Sekitar luka dibersihkan dengan alkohol luka dibersihkan dengan kassa
steril
4. Drain bagian luar dibersihkan dengan alkohol 70%
5. Drain ditutup kasa yang sudah digunting tengahnya
6. Luka diberi obat sesuai terapi medik dan ditutup kasa steril lalu diplester
7. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya
8. Merapikan alat dan mengembalikan alat pada tempatnya
9. Perawat mencuci tangan
10. Mencatat prosedur yang telah dilakukan catatan perawatan
Unit Terkait Rawat Inap

MENGGANTI BALUTAN

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
059/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Menukar balutan/penutup luka yang kotor atau yang lama dengan
Pengertian
penutup/pembalut luka yang baru
1. Mencegah masuknya kuman-kuman dan kotoran ke dalam luka
2. Mencegah pencemaran cairan dan kuman-kuman yang berasal dari luka ke
daerah sekitarnya
Tujuan 3. Mencegah infeksi silang
4. Mengistirahatkan bagian yang luka/sakit
5. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
6. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien dan orang lain
Kebijakan Pada setiap luka yang dibalut pada waktu-waktu tertentu atau bila diperlukan
A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN
1. Seperangkat alat-alat steril untuk satu pasien (Dalam duk steril):
- Pinset anatomi 1, gunting, lip hecting 1
- Pinset sirurgis
- Penjepit arteri 2
- Kapas lidi 2
- Kasa steril 10-15 helai
- Kasa penekan (Deppers) 5 buah
- Mangkok kecil
2. Alat – alat tidak steril
- Gunting pembalut
- Plester
- Botol berisi alkohol 70%
- Mercurohroom/ tinctura Jodii 3% H2O2
- Bengkok/ kantong plastik
- Kain pembalut/verband secukupnya
- Obat-obatan desinfektan misalnya: bethadine solution, lysol dll
Prosedur - Obat luka yang diperlukan
B. PELAKSANAAN
1. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya
2. Buka plester yang menempel di kulit
3. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu arah memakai pinset
4. Kapas kotor dibuang pada tempatnya
5. Pinset yang sudah dipakai ditaruh pada bengkok
6. Sampul jahitan ditarik sedikit keatas secara hati-hati memakai pinset
sirurgis sehingga kelihatan benang yang dalam kulit. Benang ini
digunting dan ditarik hati-hati lalu dibuang pada kassa yang sudah
disediakan
7. Luka diolesi dengan kapas/kasa yang telah diberi mercurohroom dengan
menggunakan pinset steril dan usahakan serat kasa jangan melekat pada
luka
8. Luka dibalut atau diplester dengan rapi
9. Setelah selesai pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan dan disterilkan
kembali
10. Cuci tangan
Unit Terkait Rawat Inap
PEMBERIAN INJEKSI SUBCUTAN

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
069/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memberikan obat melaluio suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan
Pengertian
atas daerah luar kaki bagian atas dan daerah sekitar pusat
Tujuan Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan
1. KepMenKes RI No: 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktek Keperawatan Profesional PPNI, 1999
1. Spuit 1 cc/ 3 cc
2. Kapas alkohol
3. Bak injeksi
4. Perlak
Persiapan
5. Obat yang dibutuhkan
6. Bengkok
7. Catatan pemberian obat injeksi
8. Alat tulis
1. Beri penjelasan pada pasien tentang obat yang akan diberikan
2. Perawat cuci tangan
3. Tentukan daerah yang akan disuntik dan lakukan desinfeksi dengan kapas
alkohol
4. Perhatikan prinsip pemberian obat 6 benar
5. Masukkan obat ke dalam spuit sesuai program doktyer
6. Masukkan jarum dengan posisi 90o bila memakai jarum kecil (panjangnya 1
cm) atau dibawah 45o bila memakai jarum yang lebih panjang
7. Lakukan aspirasi dan pastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah
8. Masukkan obat dengan perlahan-lahan
Prosedur 9. Observasi kondisi pasien
10. Cabut jarum dan desinfeksi kulit dengan alkohol
11. Bereskan pasien dan alat-alat
12. Perawat cuci tangan
13. Dokumentasikan pada catatan pemberian obat injeksi obat yang telah
disuntikkan, beri tanda tangan dan nama terang petugas yang memberikan
Perhatikan :
1. Pada pasien yang mendapat sejumlah suntikan subkutan, kita harus secara
terus menerus berganti tempat penusukan
2. Jangan menyuntik pada tempat dimana ada bekas jaringan yang terluka atau
tempat dimana terjadi edema
Unit Terkait Rawat Inap
PRINSIP PEMBERIAN OBAT (6B)

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
064/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Suatu metode/pedoman dalam pemberian obat pada pasien
Untuk mencegah terjadinya cedera pada pasien karena adanya kesalahan obat
Tujuan
atau pemberian obat
1. KepMenKes RI No: 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Praktik Keperawatan Profesional PPNI 1999
1. Obat yang dibutuhkan
2. Catatan pemberian obat/kartu obat sesuai dengan cara pemberian obat
3. Pulpen
4. Sarung tangan
5. Baki obat/bak suntik
Persiapan 6. Spuit dengan jarum yang sesuai
7. Kapas alkohol
8. Bengkok
9. Segelas air
10.Label obat
11. Buku referensi obat
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Bandingkan catatan pemberian obat/kartu obat dengan instruksi dokter sesuai
prinsip 6 benar:
a. Benar pasien: periksa nama pasien, no RM, Ruang, Nama dokter yang
meresepkan pada cattaan pemberian obat oral/kartu obat
b. Benar obat: memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama dagang,
pasien tidak alergi pada kandungan obat yang diberikan, dan memeriksa
label obat dengan catatan pemberian obat oral
c. Benar dosis: memastikan dosisi yang diberikan sesuai dengan rentang
pemberian dosisi untuk cara pemberian tersebut, berat badan dan umur
khususnya dengan dosis yang ada catatan pemberian obat dengan
penghitungan dosis secara akurat
d. Benar waktu: periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang
tertera pada catatan pemberian obat (misal: obat diberikan 2 kali sehari,
maka catatan pemberian obat tertera waktu pemberian jam 6 pagi dan 6
sore)
e. Benar cara: memeriksa label obat untuk memastikan obat tersebut dapat
diberikan sesuai cara yang diinstruksikan dan periksa cara pemberian
Prosedur pada catatan pemberian obat
f. Benar dokumentasi
4. Jika pasien mempunya riwayat alergi, beritahu dokter
5. Fokuskan persiapan pada satu obat pada satu waktu
6. Bandingkan label obat dengan instruksi dokter atau catatan pemberian obat
7. Hitung dosis obat jika diperlukan dengan rumus sebagai berikut:
Dosis yang diinginkan x satuan obat (ml, tablet) = dosis yang benar
Dosis yang tersedia
8. Periksa label pada setiap obat:
a. Sebelum mengambil obat dan tempat penyimpanannya
b. Sebelum mengambil sesuai dosis
c. Sebelum meletakkan obat kembali ke tempat penyimpanannya
9. Periksa kembali catatan pemerian obat oral untuk memastikan pasien sesuai
obat yang telah disiapkan
10.Gunakan teknik aseptik saat mulai setelah memeriksa label obat untuk kedua
kalinya
11. Siapkan obat pada baki obat setelah memeriksa label untuk ketiga kalinya
sebelum mempersiapkan obat yang lain
12.Periksa kembali catatan pemberian obat atau kartu obat pada baki
13.Tempatkan semua peralatan pada baki
Unit Terkait Rawat Inap
TATA TERTIB TENAGA MEDIS, PERAWAT DAN TENAGA
MEDIS LAIN DI RUANG PERAWATAN LUKA
BAKAR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
122/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Peraturan bagi tenaga medis, perawat dan petugas lain di ruang perawatan luka
Pengertian
bakar
Mencegah terjadinya infeksi silang antara tenaga medis, perawat dan non perawat
Tujuan
dengan pasien
Kebijakan 1. Standar pelayanan rumah sakit
1. Setiap masuk ruang perawatan luka bakar alas kaki harus dilepas, memakai
alas kaki, baju pelindung, masker dan topi yang telah disediakan
2. Jika keluar dari ruang perawatan luka bakar alas kaki, baju pelindung, masker
Prosedur
dan topi ditanggalkan kembali dan ditaruh pada tempat yang sudah disediakan
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa atau merawat pasien
4. Menjaga kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruang perawatan luka bakar
Unit Terkait Rawat Inap

TATA TERTIB PENGUNJUNG PASIEN DI RUANG


PERAWATAN LUKA BAKAR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
123/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Peraturan terhadap penunggu dan pengunjung pasien melalui pembatasan kontak
Pengertian langsung dengan pasien untuk mencegah penularan penyakit di ruang perawatan
luka bakar
1. Mencegah terjadinya infeksi silang antara pengunjung dengan pasien
2. Menciptakan suasana yang nyaman untuk mempercepat penyembuhan
Tujuan
pasien
3. Menjaga privacy dan kenyamanan pasien
Mengijinkan penunggu atau pengunjung masuk ke dalam ruang perawatan luka
Kebijakan
bakar
1. Keluarga pasien tidak diperkenankan menunggu didalam ruang perawatan
luka bakar
2. Keluarga pasien tidak mengobrol atau berbicara seperlunya saja apabila ada
pasien dalam keadaan sadar
3. Keluarga pasen tidak membawa barang bawaan kedalam ruang perawatan
Prosedur luka bakar
4. Setiap masuk ruang perawatan luka bakar diwajibkan membuka alas kaki
dan memakai baju pelindung yang sudah disediakan
5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung ke dalam ruang perawatan
luka bakar
6. Keluarga pasien tidak diperkenankan makan di ruang perawatan luka bakar
Unit Terkait Rawat Inap

MEMBANTU PASIEN DALAM LATIHAN OTOT (RANGE OF


MOTION)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
068/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Memberikan bantuan mobilisasi eksitensitas atas dan bawah secara aktif dan pasif

Tujuan Agar tidak terjadi kekakuan otot dan sendi

Kebijakan Dilakukan pada pasien bed rest, stroke, hemiplegi


1. Mencuci tangan
2. Mengkaji keadaan pasien
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
4. Melakukan pergerakan pada leher dan ekstermitas atas:
- Gerakan flexi ekstensi pada leher
- Memutar kepala
- Gerakan fleksi dan ekstensi dari bahu dan siku
- Memutar siku kedalam dan keluar
- Menggerakkan pergelangan tangan dan kaki
Prosedur - Menggerakkan jari-jari
5. Melakukan pergerakan pada ekstermitas bawah:
- Gerakan flexi dan ekstensi dari lutut dan tumit
- Gerakan abduction dan rotasi dari pangkal paha
- Gerakan fleksi dan ekstensi dari pergelangan kaki
- Memutar pergelangan kaki
6. Melakukan prosedur dengan tidak menimbulkan rasa sakit
7. Menciptakan rasa nyaman
8. Mencuci tangan
9. Mencatat tindakan
Unit Terkait Rawat Inap

MEMBANTU PASIEN MENGGUNAKAN TONGKAT/KRUK


DAN PENYANGGA TUBUH
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
069/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Membuat pasien turun dari tempat tidur dan kursi dan berjalan menggunakan
Pengertian
tongkat/kruk/penyangga tubuh
1. Memenuhi kebutuhan mobilisasi pasien
Tujuan 2. Memberikan rasa senang dan nyaman
3. Melatih otot dan sendi
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang menggunakan tongkat/kruk
A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN
1. Tongkat/kruk yang sesuai dengan ukuran pasien
2. Penyangga tubuh sesuai dengan ukuran pasien
3. Perawat mencuci tangan
4. Menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
B. PELAKSANAAN
1. Menyiapkan pasien untuk berjalan:
2. Membantu pasien duduk ditepi tempat tidur
3. Memperagakan cara menggunakan tongkat/truk
4. Membantu pasien turun dari tempat tidur
5. Mendampingi pasien berjalan
6. Mengobservasi keadaan pasien selama berjalan
7. Perawat mencuci tangan
Prosedur 8. Mencatat tindakan
9. Membantu pasien mengatur posisi untuk menggunakan tenaga tubuh
10. Memakaikan alat penyangga tubuh dengan baik
11. Perhatikan prinsip bodi aligment (penjajaran tubuh) ketika merubah
posisi tubuh pasien
12. Menyiapkan penyangga untuk siap dipakai
13. Mengatur letak penyangga pada tubuh pasien
14. Menutup penyangga dengan baik
15. Mengatur penyangga agar dapat menyangga tubuh dengan baik dan
kuat
16. Observasi adanyat tekanan pada tempat tertentu
17. Memberikan rasa nyaman
18. Membantu memakaikan pakaian
19. Membantu dalam melakukan gerakan
Unit Terkait Rawat Inap

MEMBANTU PASIEN MENGGUNAKAN WALKER


No. Dokumen
No. Revisi Halaman
070/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian Membantu pasien turun dari tempat tidur dan berjalan menggunakan walker
1. Melatih otot dan sendi
Tujuan 2. Memberikan rasa senang dan nyaman
3. Mendukung kemandirian pasien
Kebijakan Dilakukan pada pasien berjalan menggunakan walker
A. Persiapan Alat dan Pasien
1. Walker yang sesuai dengan ukuran
2. Mencuci tangan
B. Pelaksanaan
1. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
2. Meletakkan walker disisi tempat tidur
3. Menyiapkan pasien untuk berjalan
4. Memakaikan pakaian pasien
Prosedur 5. Memakaikan sepatu/alas kaki
6. Membantu pasien masuk ke dalam walker
7. Mendampingi pasien ketika berjalan
8. Mengobservasi keadaan pasien selama berjalan
9. Membantu pasien keluar dari walker
10. Membantu pasien duduk/tidur
11. Mengembalikan walker pada tempatnya
12. Mencuci tangan
13. Mencatat tindakan
Unit Terkait Rawat Inap

PENGEMBALIAN RUJUKAN (TIMBAL BALIK)

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
127/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
1. Membuat sistem pengembalian rujukan pelayanan kesehatan dilingkungan
RSIA ASIH oleh Dokter sebagai penanggung jawa kesehatan klien dengan
institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta di sekitarnya
Pengertian 2. Batasan dari surat rujukan yang menjelaskan klien yang membawa surat
rujukan dari RS/Puskesmasn/Dokter/Bidan/Perawat dinyatakan sembuh dan
telah mendapat pelayanan tindakan lebih lanjut sesuai dengan diagnosa
penyakitnya
1. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara teman sejawat dari
institusi yang terkait dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan sistem
rujukan
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam
Tujuan
sistem rujukan dan tindak lanjut penanganan pada klien
3. Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut pada klien
4. Untuk memantau perkembangan lebih lanjut di institusi terkait atau yang
mengirim rujukan
Kebijakan Memberikan pelayanan pengembalian rujukan yang cepat, tepat dan akurat

Persiapan Alat & Bahan Blanko-blanko dan buku register


A. Persiapan Alat
Blanko-blanko dan Buku Register
B. Pelaksanaan
Klien yang dinyatakan sembuh dan boleh pulang dilakukan persiapan
sebagai berikut:
1. Outlet oleh dokter yang merawat dengan mengisi surat jawaban dan
titipkan klien untuk disampaikan kepada institusi/petugas kesehatan
Prosedur yang merujuk
2. Melakukan pengkajian ulang
3. Melakukan perincian obat untuk dibawa pulang
4. Melakukan perincian biaa perawatan/administrasi
5. Memberikan surat untuk kontrol kembali ke RS ataupun tempat
pelayanan kesehatan yang terdekat
Melakukan dokumentasi pada status dan buku laporan. Melakukan
kelengkapan status klien untuk dimasukkan ke Medical record
Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Memberikan terapi dengan cara menggunakan gas oksigen/udara yang
Pengertian
ditambahkan dengan obat-obatan
Tujuan Membantu terciptanya suatu hygiene bronchial yang normal/mendekati normal
1. KepMenKes RI No 436/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Kebijakan
2. Standar Prakter Keperawatan Profesional PPNI 1999
1. Alat nebulizer
2. Spuit 2,5 cc dan 5 cc
3. Obat-obatan sesuai dengan program dokter
Persiapan
4. Aquadest atau Nacl 0,9%
5. Catatan medik
6. Alat tuli
1. Beri penjelasan pada pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Cek alat nebulizer agar siap pakai
4. Masukkan obat ke dalam alat nebulizer encerkan obat dengan NaCl 0,9%
5. Hubungkan alat dengan sumber listrik
6. Hidupkan alat dan pakaiakan sungkup 02 pada hidung pasien
Prosedur 7. Perhatikan uap yang keluar
8. Anjurkan pasien untuk:
a. Menarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan lewat mulut
b. Tarik nafas dalam berulang-ulang sampai obat habis
9. Setelah obat habis/waktu habis, alat-alat dirapikan, mesin dimatikan
10.Rapikan pasien
11. Dokumentasikan pada rekam medik
Unit Terkait Rawat Inap

PERAWATAN LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


067/RSIA-A/ASKEP/I/2019 00 1
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api radiasi air
Pengertian
panas dan bahan kimia
1. Mengurangi kerusakan jaringan epidermis dan dermis
2. Mencegah terjadinya coktraktur keloid dan jaringan perut
Tujuan
3. Membersihkan jaringan yang terkontaminasi
4. Mempertahankan struktur penting semaksimal mungkin
Kebijakan 1. Standar pelayanan rumah sakit
A. Persiapan Alat
1. Set luka bakar
2. NaCl 0,9%
3. Kassa/gaas
4. Verband
5. Olester
6. Tulles/sufratul
7. Handscoen steril dan non steril
Persiapan
8. Bengkok
9. Perlak/pengalas
10. Schort
11. Masker
12. Antibiotik topikal
B. Persiapan pasien
1. Beritahu dan jelaskan kepada pasien
2. Siapkan lingkungan
1. Perawat cuci tangan
2. Pasang perlak/pengalas
3. Letakkan bengkok di dekat pasien
4. Perawat memakai schort masker dan handscoen nonsteril
5. Basahi balutan luka dengan NaCl 0,9% kemudian buka balutan dengan pinset
anatomis
6. Buang gaas bekas balutan dibengkok/tas plastik
7. Lepaskan handcoen nonsteril cuci tangan dengan handsanitizier
Prosedur
8. Gunakan handscoen steril
9. Bersihkan luka dengan nacl 0,9%
10.Olesi luka dengan antibiotika topikal, kemudian tutupi luka dengan
tulles/supratul
11. Tutup luka dengan kassa yang dibasahi nacl 0,9% setelah itu kasa kering
12.Fiksasi/balut luka dengan verband
13.Rapikan pasien dan bereskan alat-alat
14.Perawat cuci tangan
Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

TERAPI INHALASI

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
065/RSIA-
00 1
A/ASKEP/I/2019
Ditetapkan,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
OPERASIONAL 01 Januari 2019
dr. Meriah Yacobi
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai