FISIKA DASAR Untuk MAHASISWA SEMESTER 1 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

HAFIDZ JAZULI LUTHFI

PHYSIC ASSIGNMENT
AND NOTES
@2011

FISIKA DASAR
Semester I
PREFACE
Fisika adalah ilmu alam yang mempelajari segala fenomena fisis yang terjadi
pada ruang lingkup alam semesta. Berbeda dengan ilmu alam yang lain, fisika
dibagi menjadi dua cabang vital; satu cabang yang mempelajari tentang fenomena
realitas dalam kehidupan sehari-hari, biasa disebut sebagai fisika klasik (atau
modern) ada pula istilah Newtonian dan satunya lagi mempelajari gejala fisis
sampai pada kajian sub-atomik, biasa disebut sebagai fisika kuantum. Meskipun
keduanya terlihat sebagai dualitas dalam satu dunia fisika, namun sebenarnya
keduanya saling berjalan beriringan. Dalam fisika, tidak ada teori baru yang absolut
lebih benar daripada teori sebelumya. Meskipun fisika Newton tidak cocok
digunakan untuk model atomik, namun hokum-hukum fisika klasik sangat ampuh
untuk menjelaskan fenomena sehari-hari yang kita rasakan. Contoh lainya, dalam
misi peluncuran apaollo NASA lebih memilih menggunakan formula newton untuk
penghitungan gravitasi daripada formula Einsten yang lebih akurat. Kasus tersebut
menunjukan bahwa fisika klasik masih dibutuhkan dan masih ampuh untuk
menjelaskan fenomena sehari-hari tanpa perlu menghiraukan faktor relative
pengamat meskipun ada fisika kuantum yang lebih akurat.

Berhubungan dengan dualitas dunia kuantum dan dunia realitas, sampai


saat ini para ilmuwan masih berusaha menggabungkan keduanya menjadi satu
hukum yang independen. Jika hal tersebut tercapai, maka terjawab sudah
permasalah bagaimana gejala atomik suatu benda sangat berbeda dengan gejala
fisiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Hafidz.
BESARAN
Fisika klasik terfokus pada analisis proses-proses fisik yang dapat teramati dengan
mata telanjang, khusunya gejala dan fenomena yang terjadi pada suatu benda.
Untuk menggambarkan fenomena atau gejala suatu benda, maka digunakan
model berbagai besaran-besaran untuk mendefiniskanya. Dalam perkembanganya,
besaran-besaran tersebut banyak mengalami perubahan karena faktor subjektif
dan keterbatasan manusia, maka para ilmuwan membuat kesepakatan
konvensional untuk menetapakan standart besaran internasional, salah satu yang
paling kita kenal adalah SI.

SI merupakan langkah yang paling ampuh untuk mempermudah penggunaan


besaran sebagai satuan pengukuran secara global. Seperti yang telah kita pelajari
dalam SMA, ada tujuh satuan pokok dalam SI, yaitu:

1. Panjang (meter)

2. Massa (kilogram)

3. Waktu (sekon)

4. Arus listrik (ampere)

5. Temperatur (kelvin)

6. Jumlah zat (mol)

7. Intensitas cahaya (candela)

Lebih lanjut, besaran-besaran dalam fisika dapat dikelompokan menjadi tiga jenis
besaran, yaitu besaran scalar, besaran vector dan besaran tensor. Besaran tensor
tidak dibahas dalam fisika dasar. Besaran scalar adalah besaran yang hanya
memiliki nilai saja, contohnya waktu, suhu, intesnitas cahaya, massa dan panjang.
Besaran vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah, contohnya
kecepatan, gaya, momentum, panjang dan luas.
VEKTOR
Vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah, maka vector dapat
digambarkan seperti berikut:

Seperti gambar anak panah di atas, vector memiliki pangkal yang menunjukan
tempat asal titik dan arah. Untuk menentukan menemtukan posisi sebuah titik
relative terhadap titik yang lain, kita menggunakan system koordinat. Dalam ruang
dua dimensi, terdapat dua titik koordinat yaitu x dan z untuk menggambarkan dua
titik panjang dan lebar relative terhadap titik nol. Vektor posisi P terhadap titi asal
dapt digambarkan sebagai berikut:

Dari konsep vektor posisi, vektor satu dengan lainya dapat dijumlahkan maupun
dikalikan, disebut sebagai operasi vektor.

Penjumlahan Vektor
Sederhanya, dua buah vector yang meiliki posisi dan arah berbeda dapat
dijumlahkan dengan menghubungkan kedua anak panah dua vector tersebut
membentuk vector baru. Vector baru tersebut dinamakan resultan, yaitu jumlah
terpendek dari dua vector atau lebih.

C
B

A+B=C

Perkalian vector

Dua buah vektor dapat ‘diperkalikan’. Konsep perkalian antar vektor sangat
bermanfaat dalam perumusan berbagai persamaan-persamaan fisika. Konsep
perkalian dalam vektor berbeda dengan perkalian dua buah bilangan (skalar)
karena vektor memiliki definisi tersendiri. Dua buah vektor dapat diperkalikan
menghasilkan sebuah skalar ataupun sebuah vektor baru. Perkalian yang
menghasilkan skalar disebut sebagai perkalian skalar atau perkalian titik (dot
product).

A X B = AB cos

B
A • B = |A||B| cos jika kita mengoperasikan perkalian tersebut dalam notasi
vektor, maka kita akan mendefinisikan beberapa keadaan berikut:

i • j = |i||j |cos ( = 90˚, karena cos 90˚ = 0),


maka, i • k = i • j = j • k = 0

i • i = i||i|cos ( = 0, cos 0 = 1)
maka, i • i = j • j = k • k = 1
sehingga, jika vektor A dan B dinyatakan dalam komponen-komponennya, maka
perkalian antara keduanya dapat diperoleh sebagai berikut:
A • B = (Axi + Ayj + Azk) (Bxi + Byj + Bzk)
= AxBx + AyBy + AzBz

Perkalian Silang (Cross)

A x B = |A| |B| sin


Jika kita mengoperasikan perkalian tersebut dalam bentuk notasi vektor, maka kita
akan mendefinisikan beberapa keadaan berikut:
i x i = |i | |i |sin
= (1)(1) sin 0
=0
maka, i x i = j x j = k x k = 0

ixj =k
jxk =i
kxi =j

sehingga, jika vektor A dan B dinyatakan dalam komponen-komponennya, maka


perkalian antara keduanya dapat diperoleh sebagai berikut:
A x B = (Axi + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj + Bzk)
= AxBx (i x i) + AxBy (i x j) + AxBz (i x k)
+ AyBx (j x i) + AyBy (j x j) + AyBz (j x k)
+ AzBx (k x i) + AzBy (k x j) + AzBz (k x k)
= AxBy (k) + AxBz (-j) + AyBx (-k) + AyBz (i) + AzBx (j) + AzBy (-i)
= (AyBz – AzBy) i + (AzBx-AxBz) j + (AxBy – AyBx) k
GERAK BENDA

A. Definisi gerak
Gerak adalah suatu kejadian dimana suatu benda atau apapun yang mengalami
perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain (mengalami perubahan posisi dan
waktu).
Gerak dari suatu benda dapat ditentukan oleh sebuah lintasan, yaitu
a. Dikatakan gerak lurus, apabila benda bergerak pada lintasan yang berupa
garis.
b. Dikatakan gerak parabolik, apabila benda bergerak pada lintasan yang
berbentuk parabola.
c. Dikatakan gerak melingkar, apabila benda bergerak pada lintasan yang
berupa lingkaran.

r .

rA . rB

rA = XAi + YAj

rB = XBi + YBj

r = rB – rA

= (XB – XA) i + (YB – YA) j

r = Xi + Yj
1. Kecepatan
Kecepatan adalah suatu besaran dalam fisika yang dipengaruhi oleh jarak,
waktu yang ditempuh, dan arah. Alat untuk mengukur kecepatan adalah
velocitometer.
1.1 Kecepatan Rata-rata
Kecepatan Rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan dibagi dengan
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perpindahan tersebut.
Dirumuskan seperti berikut:

1.2 Kecepatan Sesaat


Kecepatan Sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata pada selang
waktu yang pendek.
Dirumuskan seperti berikut:

= ingat, r = Xi + Yj

2. Percepatan
Percepatan adalah suatu besaran dalam fisika yang dipengaruhi oleh
besarnya kecepatan dan waktu yang ditempuh. Percepatan mempunyai
kecepatan yang tidak tetap.

2.1 Percepatan Rata-rata


Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan, atau
perubahan kecepatan dibagi dengan selang waktu yang dibutuhkan selama
perubahan tersebut.
Dirumuskan seperti berikut:
2.2 Percepatan Sesaat
Percepatan Sesaat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata dalam selang
waktu yang sangat singkat.
Dirumuskan sebagai berikut:

Nilai a berupa negatif (-) dan positif (+)


=

∫ ∫
|

∫ ∫

|

Simbol tambahan:

̇
̈
1. Jika nilai a = 0

2. Jika nilai a
Gerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan adalah gerak dengan lintasan berbentuk lingkaran dan
kelajuan konstan. Walau kelajuannya konstan, tetapi vector kecepatan-nya
berubah, yaitu berubah arahnya.
Kita tinjau suatu partikel bergerak melingkar dengan jari-jari lintasan
lingkarannya r. Lihat gambar di bawah ini:

Dari gambar di atas, untuk selang waktu ∆t, partikel yang bergerak
melingkar telah menempuh jarak sejauh:

v∆t = rθ (1)

Dengan θ adalah sudut dalam satuan radian. Dalam selang waktu tersebut,
karena vektor kecepatan selalu tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran, maka
arah vektor kecepatan juga berubah sebesar ∆v (lihat gambar), Sehingga selang
waktunya cukup kecil;

∆v = θv. (2)

Dengan mengeliminasi θ dari pers. 1 dan 2, diperoleh:

∆t
∆v = v 2
r
atau, dengan membagi kedua ruas dengan ∆t, akan didapatkan percepatan:

∆v v 2
a = lim = .
∆t→0 ∆t r

Arah percepatannya searah dengan arah perubahan kecepatan ∆v, untuk ∆t


yang sangat kecil, akan tegak lurus terhadap arah kecepatan v mengarah ke pusat
lingkaran. Percepatan ini disebut sebagai percepatan sentripetal, dengan besar
yang konstan dan selalu mengarah ke pusat lingkaran.
Untuk gerak melingkar dengan kelajuan yang tidak konstan, dapat dianalisa
dengan menuliskan vektor kecepatan sebagai v = vuˆ dengan uˆ adalah vector
satuan searah dengan arah kecepatan, dan menyinggung (tangensial terhadap)
lintasan. Dengan menderivatifkan vektor kecepatan ini, diperoleh:

dvû dv dû
a= = û +v
dt dt dt

suku pertama disebut sebagai suku percepatan tangensial

dv
~at = û = at û
dt

sedangkan pada suku kedua

dû dθ v
= r̂ = − r̂
dt dt r
Dengan r adalah vektor satuan
arah radial. Maka suku kedua
ini tidak lain adalah
percepatan radial atau
sentripetal

v2
~ar = − r̂
r

Anda mungkin juga menyukai