Anda di halaman 1dari 8

Kelebihan dan kekurangan media cetak di era digital

Kelebihan dan kekurangan

Walaupun media cetak sekarang ini terasa tenggelam oleh kehadiran media digital. Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat dimasing-masing media tersebut,
adapun kelebihan media cetak, yaitu,

1. Harganya dapat dijangkau oleh semua kalangan,


2. Berita yang disampaikan lebih banyak dan mampu menjelaskan secara lengkap,
3. Dapat dibaca berkali-kali dengan cara menyimpannya,
4. Mudah dibawa kemana – mana.

kekurangan media cetak yaitu, (1) Berita yang tampil bukan merupakan berita terbaru
(berita kemaren). (2) Biaya untuk memproduksi media cetak lebih besar dibandingkan
media digital, (3) Waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan media cetak
cenderung lebih lama. Demikian juga halnya dengan media digital yang memiliki
kelebihan dan kekurangannya.kelebihan media digital yaitu,

1. Informasi (berita) dapat disampaikan secara cepat,


2. Biaya produksi cenderung lebih murah.
3. Kejadian suatu berita dapat diberitakan secara langsung.

Kekurangan media cetak adalah tidak dapat menyajikan berita secara real time karena
terpaut terhadap waktu terbit. Disamping kekurangan tersebut, media cetak memiliki
kelebihan yang dapat menutupi kekurangan tersebut sehingga tetap dicintai oleh
penggemar berita seperti, dapat kita miliki sehingga dapat kita baca kapanpun dan
dimanapun serta analisis beritanya lebih mendalam, tajam, dan luas karena tidak
terpaut pada ruang dan waktu. Maksudnya, media cetak tidak ada batasan mencari
informasi dan tidak ada batasan menyajikan berita.

Zaman saat ini sudah berkembang. Dalam era digital, peran media bertansisi ke arah
online dan elektronik ketimbang media cetak. Di era digital ini penggunaan internet
merupakan langkah bijak menghemat tenaga dalam mencari materi di internet
cenderung lebih mutakhir. Internet yang tak mengenal batas geografis juga
menjadikannya sebagai sarana ideal penyebaran informasi. Duniapun dikejutkan kabar
menghebohkan pada 18 Oktober 2012 lalu. Majalah Newsweek yang sudah malang
melintang selama lebih dari tujuh dekade memutuskan akan menghentikan penerbitan
edisi cetak per 31 Desember 2012. Penerbitan dalam edisi cetak selanjutnya akan
diganti digital dengan mengusung nama Newsweek Global.

Sekarang ini, hampir semua orang mengenal internet. Berdasarkan data Internet World
Stats, hingga 2011 jumlah pengguna internet sudah lebih dari 2,2 miliar orang atau
hampir sepertiga dari jumlah penduduk dunia. Angka tersebut berpeluang besar
bertambah pada akhir 2012 mengingat akses internet kian mudah. Dulu, selain
memanfaatkan fasilitas di kantor, orang harus ke warung atau kafe internet untuk bisa
menjelajahi dunia maya.

Kini, internet bisa diakses di mana saja, kapan saja. Dukungan piranti atau gadget yang
semakin canggih memungkinkan orang mendapatkan akses internet dengan mudah.
Selain smartphone dan tablet, mayoritas telepon seluler kini dilengkapi perangkat lunak
untuk mengakses internet. Operator telepon seluler juga berlomba-lomba menawarkan
paket berlangganan internet bertarif murah dengan kecepatan maksimal. Sementara
bagi pengguna PC dan notebook, akses internet bisa diperoleh dengan memakai
modem. Pengguna notebook juga bisa memanfaatkan jaringan Wi-Fi untuk akses
internet. Saat ini, ruang publik seperti kafe, restoran, taman, stasiun dan terminal mulai
menyediakan fasilitas Wi-Fi untuk umum.

Tren ini tidak hanya membawa dampak pada inovasi teknologi dan pertumbuhan pasar
elektronik, tapi juga pada perkembangan bisnis media. Sejak awal tahun 2000an, media
online banyak bermunculan. Menyuguhkan berita-berita terkini, keberadaan media
online pelan-pelan menggeser eksistensi media cetak. Dulu, media cetak seperti koran,
majalah dan tabloid menjadi acuan masyarakat dalam mendapatkan informasi terkini
tentang peristiwa yang terjadi di sekitar mereka maupun di dunia internasional. Kini,
masyarakat lebih memilih mengakses media online untuk mengetahui berita maupun
perkembangan terbaru. Media online turut mempermudah akses informasi itu dengan
memanfaatkan sosial media seperti Twitter dan Facebook sebagai sarana
menyebarluaskan berita terbaru yang sudah diunggah tim redaksi.

Transisi dari media cetak ke arah media yang berbasis pada proses digital atau bisa
dikatakan online, akan menimbulkan pertanyaan tentanng bagaiman peranan dan
eksistensi ,media cetak di masyarakat. Tak bisa dipungkiri teknologi memberikan
kemudahan bagi masyarakat terutama dalam mendapatkan informasi. Lewat media
digital, semua informasi bisa didapatkan dalam waktu yang relatif cepat. Hal ini juga
yang membuat banyak media cetak mulai beralih mendigitalkan lembaran beritanya
seperti Tempo yang kini telah hadir dalam format korantempo.com, tempo.com, dan
majalah digital dengan akses berbayar.

Di Indonesia sendiri mungkin terlalu cepat mengatakan media cetak akan mati
digantikan media digital. Namun, terlalu naïf juga menyatakan media cetak akan terus
hidup. Nyatanya, kita tak pernah tahu sampai kapan eksistensi media cetak akan terus
terjaga sementara media digital terus berkembang di tengah semakin maraknya
manusia-manusia melek digital dilihat dari tingkat penggunaan smartphone yang tak
pandang status sosial.

Beberapa kalangan beranggapan media cetak akan tetap eksis karena perasaan
berbeda pasti timbul ketika seseorang membaca majalah yang bisa dipegang
dibandingkan dengan membaca majalah digital lewat perangkat elektronik seperti
telepon genggam, laptop, tab, pad, maupun notebook. Namun, hal ini masih bisa
bergeser dengan perkembangan teknologi yang kian pesat. Awal tahun 2000-an, orang
masih kaku dan jarang menggunakan laptop atau notebook. Namun hal itu telah
berubah, setiap orang sudah tak asing lagi dengan laptop dan notebook bahkan
kemunculan tab dan pad semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses internet
yang malahan lebih praktis dibandingkan harus membawa majalah kemana-mana.

Media cetak memang akan tetap ada, namun seberapa mampukah mereka bertahan di
tengah biaya percetakan dan distribusi yang kian meningkat? Selain itu perlu pula bagi
media cetak untuk menyajikan diri sebagai media yang benar-benar bisa memenuhi
kebutuhan masyarakat yang kini telah lebih ‘mobile’. Mungkin tak jadi masalah ketika
media cetak tetap ada, namun eksistensinya perlu ditilik lebih lanjut lagi apakah masih
mampu mengimbangi pesatnya perkembangan media digital.

Kekurangan Media Cetak


1. Dari seg iwaktu media cetak lambat dalam memberikan informasi. Karena media cetak
tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi pada masyarakat dan harus
menunggu turun scetak.
2. Media cetak hanya dapat berupa tulisan dan media cetak hanya dapat memberikan
visual berupa gambar yang mewakil ikeseluruhan isi berita.
3. Biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan
mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.
4. Jika sudah lewat hari mudah diabaikan dan cepat basi yakni Short life span ; meski
jangkauannya luas dan missal serta dapat didokumentasikan, pembaca surat kabar
hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta
umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu usia informasinya hanya 24 jam
setelah itu sudah dianggap basi.
5. Clutter yakni Jika isi dan tataletaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan
pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
6. Limited coverage of certains group yakni beberapa kelompok tertentu tidak bias
dijangkau oleh surat kabar, missal kelompok masyarakat menengah kebawah atau
masyarakat usia di bawah 15 tahun.
7. Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis
tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
8. Media cetaksering kali hanya memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media
lainnya.

Kelebihan Media Cetak


1. Biasanyarelatiftidakmahal.
2. Fleksibel (lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang
mempublikasikan (apakahlokal, regional ataukahnasional) berkaitandengankhalayak
yang dijadikansasaraniklan).
3. Dapatdinikmatilebih lama.
4. Market coverage yakni surat kaba rmampu menjangkau daerah-daerah perkotaan
sesuai cakupan wilayahnya.
5. Comparison shooping yakni sura tkabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau
referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa.
6. Positive consumer attitude yakni aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga
sebagai acuan pembaca.
7. Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan cara menyimpannya.
8. Harganya lebih terjangkau maupun dalam distribusinya.
9. Lebih mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks atau rigid.
10 Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan
analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang is
itulisan.

Media cetak masih mampu mempertahankan pembacanya di tengah-tengah pergeseran


minat baca dari cetak ke digital. Koran masih menjadi pilihan utama pembaca dan
pandapatan iklan koran relatif tetap dari tahun ke tahun.

Menurut survey Nielsen Consumer & Media View (CMV) kuartal III 2017 yang dilakukan
di 11 kota dan mewawancara 17.000 responden, saat ini media cetak (termasuk koran,
majalah dan tabloid) memiliki penetrasi sebesar 8 persen dan dibaca oleh 4,5 juta
orang. Dari jumlah tersebut, 83 persennya membaca koran. Televisi masih merajai
dengan penetrasi 96 persen atau dilihat 52,8 juta orang sementara radio 37 persen atau
11,9 juta orang.

Alasan utama para pembaca masih memilih koran adalah karena nilai beritanya yang
dapat dipercaya. “Elemen trust terhadap konten tentu berpengaruh terhadap iklan yang
ada di dalamnya. Sehingga keberadaan koran sebagai media beriklan sangat penting
untuk produk yang mengutamakan unsur trust misalnya produk perbankan dan
asuransi,” ujar Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Media, dalam siaran
persnya.

Sedangkan untuk tabloid atau majalah lebih kepada kisah nyata yang diulas. Jika dilihat
dari profil pembaca, media cetak di Indonesia cenderung dikonsumsi oleh konsumen
dari rentang usia 20-49 tahun (74 persen), memilki pekerjaan sebagai karyawan (32
persen) dan mayoritas pembacanya berasal dari kelas atas (54 persen).

Ini menunjukkan bahwa pembaca media cetak masih produktif dan dari kalangan yang
mapan. Pembaca media cetak juga merupakan pembuat keputusan dalam rumah
tangga untuk membeli sebuah produk (36 persen). Membaca buku adalah salah satu
hobi dari konsumen media cetak. Selain membaca, mereka juga lebih cenderung
menyukai traveling. Sebanyak tiga dari empat pembaca media cetak mengakui tidak
keberatan saat melihat iklan karena iklan adalah salah satu cara untuk mengetahui
produk baru.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, pembaca media cetak juga menggunakan


internet dalam kehidupan sehari-hari.

“Tingginya frekuensi penggunaan internet di antara pembaca media cetak yang


mencapai 86 persen, yaitu di atas rata-rata yang sebesar 61 persen semakin
memperkuat fakta bahwa pembaca media cetak berasal dari kalangan yang lebih
affluent,” ujar Hellen.

Sebanyak 65 persen pembaca media cetak mengakses internet melalui smartphone


dan menghabiskan waktu dengan internet hampir 3 jam setiap harinya.

Kepembacaan melalui internet atau digital juga cukup tinggi. Menurut data Nielsen
Consumer and Media View, sampai dengan kuartal ketiga 2017, jumlah pembaca versi
digital mencapai 6 juta orang dengan penetrasi sebesar 11 persen. “Ini membuktikan
bahwa minat membaca tidak turun, tapi hanya berganti platform saja,” tambah Hellen.

Hal ini juga terlihat dari tingginya penetrasi kepembacaan digital di beberapa kota di
pulau Jawa seperti, area Bandung dan sekitarnya (25 persen), Surakarta (22 persen),
Yogyakarta dan sekitarnya (19 persen), Semarang dan sekitarnya (12 persen) serta
Jakarta dan sekitarnya (11 persen). Sementara itu, di luar pulau Jawa, kebanyakan
pembaca masih lebih banyak membaca dalam bentuk cetak.

Hal menarik lainnya adalah, versi digital mampu menjangkau pembaca dari Generasi Z
dengan rentang usia 10-19 tahun (17 persen). Mereka adalah konsumen media masa
depan.

Berbicara tentang konten media, pada kenyataannya konten muatan lokal masih
menarik perhatian para pembaca di beberapa kota di Indonesia, baik yang dibaca
melalui media cetak ataupun yang diakses di media online. Seperti di Makassar,
sebanyak 80 persen konsumen membaca konten lokal melalui koran dan 60 persen
mengakses konten lokal melalui internet. Di Surakarta, 54 persen konsumen membaca
konten lokal melalui koran dan 36 persen mengaksesnya melalui Internet.

Dilihat dari sisi belanja iklan, meskipun jumlah pendapatan belanja iklan turun 11
persen dari tahun 2013 ke tahun 2017, namun total pendapatan iklan koran yang masih
tetap berada di angka Rp 21 triliun adalah gambaran bahwa media cetak masih
memiliki peluang mendapatkan kue iklan yang signifikan.

Jika dibandingkan porsi belanja iklan di media cetak dan media televisi, kategori hotel
dan restoran masih banyak beriklan di media cetak dengan share 97 persen, lalu
kategori kesehatan dan pengobatan serta kategori toko/toko spesialis masing-masing
memiliki share iklan yang tinggi di media cetak dengan 95 persen, disusul oleh kategori
institusi pendidikan formal (89 persen). Sementara share iklan di media cetak untuk
kategori multivitamin dan suplemen adalah 18 persen, dan kategori perangkat dan
layanan komunikasi masih di angka 12 persen, artinya pelaku media cetak masih
memiliki peluang untuk memikat pengiklan dari kedua kategori ini

Survey CMV adalah survey sindikasi yang dilakukan Nielsen terhadap + 17,000 orang
usia 10 tahun ke atas di 11 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang,
Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar dan Banjarmasin).
Informasi yang ada di dalamnya termasuk data-data demografi, psikografi, penggunaan
media, sampai dengan penggunaan produk.

Informasi belanja iklan diambil dari data Ad Intel yang memonitor aktivitas periklanan
Indonesia. Monitoring iklan mencakup 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar dan 123
majalah dan tabloid. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa
menghitung diskon, bonus, promo, dll.

Kelebihan Koran

Koran sangat populer di masyarakat karena memang keberadaannya sudah puluhan


tahun. Sejak zaman penjajahan media ini dimanfaatkan untuk bertukar informasi dan
mengobarkan semangat para pejuang. Supaya mereka tidak patah semangat dalam
memperjuangkan kemerdekaan. Nah, apa saja kelebihan koran secara umum
dibandingkan media cetak lainnya ?

 Harga jual terjangkau. Media cetak ini paling digemari masyarakat, karena harga
jualnya lebih murah daripada tabloid, dan majalah. Sehingga berbagai kalangan
masyarakat mampu membeli koran dan bahkan berlangganan setiap hari.
Dengan begitu, tidak pernah ketinggalan berbagai informasi terkini yang
berkembang di masyarakat.
 Banyak informasi yang disuguhkan. Informasi yang dikabarkan selalu terkini,
sehingga masyarakat bisa mengikuti perkembangan terbaru terkait berbagai
bidang. Mulai dari berita agama, ekonomi, sosial, kriminal, hiburan, olahraga dan
sebagainya. Sedangkan media cetak lainnya biasanya lebih fokus pada satu
bidang saja.
 Mudah disimpan dan dibaca kembali. Secara ukuran media cetak ini memang
lebih lebar daripada majalah dan tabloid. Tetapi karena ukurannya relatif tipis,
maka bisa dilipat untuk penyimpanannya. Termasuk bila ingin membawanya
atau menyimpannya di dalam tas. Bila disimpan dengan tepat, maka kapan saja
diperlukan untuk dibaca kembali, Anda tetap bisa membukanya lagi. Bahkan
tidak sedikit pula pelanggan koran yang mengoleksi koran. Terkadang juga
dibuat klipping untuk berita tertentu yang menurutnya sangat penting.
 Tidak butuh alat untuk menggunakan koran. Bila Anda ingin menikmati tayangan
program televisi, tentunya harus memiliki perangkat elektronik tersebut.
Demikian bila ingin mendengarkan siaran radio. Bagi yang ingin membaca berita
di portal digital juga harus menyiapkan peralatannya, seperti laptop, smartphone,
tablet dan sebagainya serta pastikan kuota internetnya masih mencukupi.
 Lahan penghasilan menggiurkan. Selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bacaan dan sumber referensi atas berbagai hal, koran juga bisa digunakan
sebagai sumber penghasilan. Caranya dengan menjadi kontributor tulisan
tertentu, seperti pada rubrik opini, cerita pendek, cerita bersambung, karikatur,
dan sebagainya. Komisi yang didapatkan sangat menggiurkan mulai dari
puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Sangat tergantung dari perusahaan
medianya, kualitas tulisan, dan pengalaman penulisnya.
 Mengubah pandangan seseorang atas pemahaman tertentu. Berita atau opini
yang tertuang di dalam koran bisa mengubah pandangan seseorang atas
berbagai hal yang berkembang di masyarakat. Mereka juga bisa melakukan
analisa atas segala kejadian, sehingga bisa mempunyai kesimpulan sendiri.
 Tempat mencari informasi lowongan pekerjaan. Kolom iklan lowongan pekerjaan
selalu tersedia di setiap koran. Karena memang media ini dikenal tidak hanya
memuat berita semata, tapi juga informasi terkait lowongan kerja. Sehingga
pembaca bisa memilah lowongan kerja yang paling sesuai dengan
kemampuannya.
 Media untuk beriklan. Banyaknya pembaca atau jumlah oplah cetakan koran
tentunya menjadi media yang bagus untuk mempromosikan atau menjual produk
atau layanan tertentu. Sehingga pebisnis bisa mengiklankan produk andalannya.
Dengan begitu, masyarakat mengenal dan mulai tertarik untuk
menggunakannya.

Berdasarkan jangkauan pembaca, terdapat koran regional dan nasional. Koran regional
biasanya hanya memuat berita di kawasan tertentu saja. Semisal untuk wilayah Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta saja. Sedangkan koran nasional akan
menampilkan berita dari berbagai daerah. Dengan cakupan yang luas ini, maka
korannya lebih tebal dan harganya sedikit lebih malah ketimbang koran lokal.

Kekurangan Koran

Selain memiliki sejumlah kelebihan, koran juga mempunyai kekurangan dalam hal
tertentu. Meskipun kondisi tersebut tidak langsung membuatnya ditinggalkan oleh
pembacanya. Nah, berikut ini beberapa kelemahan dari koran secara umum.

 Berita tersaji lebih lambat. Kekurangan ini terutama kalau dibandingkan dengan
media elektronik seperti radio, televisi apalagi dengan portal berita digital. Hal ini
terjadi karena koran biasanya hanya dicetak sekali dalam sehari. Pada umumnya
koran baru beredar di pagi hari, sehingga berita yang ditampilkan bisa saja lebih
lambat daripada media elektronik. Tetapi tidak semua orang melihat atau
mendengar berita tersebut dari radio atau televisi. Jadi tetap saja informasinya
tetap diperlukan masyarakat. Namun, kecepatan penyampaian berita tetap lebih
bagus dibandingkan majalah atau tabloid.
 Hanya menyuguhkan foto dan tulisan saja. Karena tergolong media massa versi
cetak, maka koran hanya mampu menampilkan tulisan dan foto saja. Berbeda
dengan media elektronik yang bisa mengeluarkan suara dan gambar bergerak.
Seperti berita yang ditampilkan oleh televisi atau media digital.
 Biaya cetak dan distribusi cukup mahal. Biaya untuk mencetak koran dan
mendistribusikannya hingga ke tangan masyarakat terbilang mahal. Meskipun
harga jual yang diberikan masyarakat relatif terjangkau, hanya beberapa ribu
rupiah saja. Hal ini karena perusahaan media cetak ini memberikan subsidi
kepada pembacanya. Dengan menggunakan dana yang didapatnya dari
pemasang iklan.
 Jangkauan pembaca terbatas. Sebagai contoh oplah koran lokal sebanyak 200
ribu ekslempar. Berarti hanya sekitar itu jumlah pembacanya. Itu pun kalau
semuanya terjual dan terbaca oleh pembelinya. Meskipun harganya relatif murah
tetapi tidak semua masyarakat mau membelinya. Bagi yang tidak berlangganan
biasanya membeli koran hanya untuk mencari info lowongan kerja atau bahkan
menggunakannya untuk kertas bungkus.

Solusi Efektif Media Iklan Selain Koran

Media digital yang terbit di internet dianggap sebagai solusi terbaik pengganti koran
bahkan berbagai media massa lainnya. Karena memang mempunyai berbagai
keunggulan, dan bahkan bagi pemasang iklan akan lebih menghemat anggarannya.
Dengan jangkauan pasar atau pembaca yang paling luas, tidak hanya lokal, nasional
bahkan internasional.

Perkembangan yang sangat masif itu tidak mengherankan kalau semakin banyak portal
berita digital di dunia maya. Medianya ada yang berbasis website atau aplikasi berita
bahkan keduanya. Pembaca berita memang sudah banyak yang beralih ke media
digital. Sehingga perusahaan media yang ingin tetap eksis sudah pasti akan
membangun situs di internet.

Khususnya bagi para pebisnis, perkembangan media digital juga membawa


keuntungan besar. Karena mereka bisa memasang iklan dengan jangkauan pasar
semakin luas. Bahkan untuk anggarannya bisa saja lebih hemat. Selain itu, pelaporan
atas tingkat efektivitas iklannya juga mudah dipantau secara detail. Dengan begitu,
memudahkan pula untuk melakukan evaluasi terhadap efektivitas iklan yang
ditayangkan.

Bila Anda sedang mencari agen iklan digital profesional, terpercaya dengan harga
kompetitif, Arfadia Advertising Agency adalah jawabannya. Anda akan dibantu untuk
menentukan target pasar produk dengan strategi mumpuni. Kemudian akan disediakan
berbagai kanal promosi produk, bisa melalui konten atau artikel, email marketing, iklan
PPC, dan sebagainya. Seterusnya Anda akan memperoleh laporan hasil iklan secara
berkala.

Prev article

Anda mungkin juga menyukai