Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elis Widiyawati

NIM : 042924612

Mata Kuliah : Komunikasi Massa

TUGAS 1

Perkembangan teknologi membuat surat kabar mengalami banyak perubahan. Sehingga banyak
surat kabar mengambil dua modus dalam mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Oleh karena
itu tolong Saudara berikan contoh perkembangan surat kabar yang ada di daerah Saudara dengan :

1. Sebutkan 2 contoh surat kabar yang Saudara ketahui menggunakan dua modus yaitu cetak dan
online

2. Jelaskan apa perbedaan dan kelebihan utama dua modus tersebut melalui pendekatan
segmentasi media (jawaban 500 - 700 kata)

Jawaban Saudara mencerminkan pemahaman Saudara terhadap modul 1,2 dan 3. Jangan copy-
paste dari materi BMP atau inisiasi.

Salam Tutor

JAWABAN :
1. a. Surat kabar cetak contohnya : Koran cetak kompas dan Koran cetak Tribun Jabar.

b. Surat kabar online contohnya : Kompas.com dan Detik.com

2. Perkembangan media cetak dan online dimasa sekarang berbanding terbalik berdasarkan
perkembangan zaman yang terus berubah.Tentunya kedua media harus saling menjaga komitmen
agar saling bertahan, terutama media cetak yang terus tergerus alibat keberadaan media online.
Media cetak dan online tak saling menghilangkan. Masing-masing punya tantangan berbeda yang
harus dihadapi. Namun harus tetap disinergikan dengan mengoneksikan media cetak, digital dan
media sosial. Tujuannya supaya saling melengkapi, sifatnya komplementer. Media online digunakan
untuk membuat berita viral dan untuk mengejar keupdatan suatu berita. Sedangkan redaksi media
cetak memperdalam liputan investigasi.

Dalam pembangunan pertanian kedua media akan berfungsi sebagi saranan informasi dan publikasi.
Misalnya dalam bijakan kasus pajale, media online akan berfungsi sebagai sarana publikasi yang
pertama dan bertugas untuk memviralkan secara cepat. Media cetak akan melengkapinya dengan
meneruskan pemberitaan yang ada dan memajang iklan tentang pajale. Pemasangan iklan pada
kolom-kolom koran dinilai efektif karena media cetak masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat
yang minat baca koran masih tinggi. Selain itu alasan laian adalah pemasangan iklan melalui media
online hanya mendapatkan size kecil dibandingkan media cetak.

Contoh KOMPAS media online dan media cetak

Pada media cetak berita ditemukan tidak semua beritanya ada pada media online, seperti pada
halaman Koran Harian Kompas dengan kompas.com. Berita di media cetak (koranHarian Kompas)
bagian awal berita menjelaskan tentang “Evaluasi Total Rutan Teroris” hal tersebut tidak terdapat di
media online (kompas.com). Pada media online (kompas.com) pada hari yang sama minggu
(13/05/18) pagi terdapat headline yang berbeda yaitu “Ledakan Di GKI Jalan Dionegoro Satu Orang
Tewas, Dua Dibawa Ke RS”.

Perbedaan lainnya yaitu kecepatan informasi, media online kompas.com lebih mengedepankan
kecepatan dalam menyampaikan informasi dibandingkan kelengkapan informasi. Sehingga media
online kompas.com selalu memperbaharui beritanya tiap waktu dengan menyajikan informasi yang
sedang terjadi. Berbeda dengan media cetak Harian Kompas yang mengedepankan keduanya, yaitu
kelengkapan dan kecepatan sehingga apa yang ada pada media cetak dan telah diterbitkan pada hari
itu tidak bisa lagi diperbaharui, dan berita yang sedang terjadi akan ditampilkan pada keesokan
harinya. Kelengkapan isi berita dapat dibandingkan dengan melihat kedua media tersebut, yaitu
dengan menuliskan tanggapan dari beberapa pakar atau tokoh yang bersangkutan dalam kronologi
topik yang dibahas.

Surat kabar online ( Koran digital )


Koran digital termasuk ke dalam media yang dimengerti sebagai sarana komunikasi seperti pers,
media, media penyiaran (broadcasting) dan sinema yang merujuk pada berbagai institusi atau bisnis
yang berkomunikasi dengan para pembaca.
Koran digital ini merupakan koran yang dapat diakses melalui media elektronik seperti komputer
atau mobile handphone. Karena perkembangan teknologi, koran yang tadinya berbentuk cetak surat
kabar kini tak lagi berbentuk fisik melainkan berbentuk digital atau elektronik. Dalam hal inilah koran
mengalami proses digitalisasi dan sudah banyak media massa yang mengembangkan teknologi koran
digital ini dan membuat bentuk online dari koran cetak.
Koran digital berisi pesan-pesan atau berita untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai hal aktual atau yang baru saja terjadi. Prinsipnya sama seperti media cetak namun
dikategorikan ke dalam media elektronik karena proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik
dan eletromagnetis. Contoh dari media elektronik antara lain televisi, radio, internet). Edisi online
dari sebuah koran ini memiliki reputasi yang tak kalah dengan koran edisi cetak karena berbagai
macam user dapat mengakses koran digital ini dan semakin banyaknya pemasang iklan yang
terdapat di website.
Koran digital berkembang pesat sejalan dengan berkembangnya internet yang mulai dipopulerkan
pada tahun 1982. Koran digital muncul sebagai bentuk perkembangan teknologi komunikasi dan
sekaligus menjawab kebutuhan konsumen yang membutuhkan persebaran informasi yang cepat,
mudah, dan instan. Salah satu koran nasional yang mempelopori berkembangnya koran digital ini
adalah koran Kontan yang mulai membuat koran dalam bentuk digital pada 2 Juli 2008 silam. Hari
berikutnya, giliranKompas membuat koran digital Kompas. Dua koran nasional lain yang menjadi
pelopor digital adalah harian Republika dan Tempo.
Metamorfosa media cetak menjadi koran digital membuka peluang dunia baru dalam bisnis online
yang disebut dengan New Media atau media baru. Media baru yang dimaksud meliputi berita
online,blog, podcast, streaming video, dan social network atau jejaring sosial. Kehadiran koran
digital ini mengadopsi segala bentuk dari media baru ini.
Koran digital hadir dalam berbagai bentuk yang antara lain dalam bentuk web, RSS(web feed), dan
saat ini yang semakin berkembang adalah bentuk mobile phone dimana koran digital dapat diakses
melalui ponsel yang dilengkapi fasilitas 3G dan internet serta konten yang bisa diunduh setiap saat.

Kelebihan Koran digital


1. Tampilan lebih menarik karena ditambah dengan gambar bergerak dan iklan. Tidak hanya berupa
teks dan tulisan serta tata letak dan desain warna yang lebih banyak dan menarik.
2. Beritanya selalu terbaru. Tidak seperti edisi cetak yang harian atau mingguan. Jika ada berita baru,
langsung dapat diunduh dan diunggah sehingga peristiwa yang disajikan semakin aktual.
3. Kemudahan memilih berita mana saja yang akan dibaca. Dengan koran digital akan sangat mudah
untuk memilih berita karena semua terpampang di halaman pertama melalui menu previewsemua
halamannya. Selain itu, artikel yang bisa dibaca menjadi lebih banyak karena mampu diakses
sekaligus dalam satu kurun waktu yang sama.
4. Cepat dan bisa disimpan. Tak perlu bersusah membolak-balik karena bisa memilih-milih artikel
yang hendak dibaca serta waktu yang lebih singkat untuk membaca koran ini karena mampu
mengakses artikel sekaligus dalam satu kurun waktu yang sama. Selain itu, artikel yang penting bisa
disimpan dengan cara mengunduh atau dalam format PDF.
5. Tanpa kertas. Sesuai dengan isu pemanasan global saat ini, koran digital memberikan warna bagi
gerakan baru untuk menghemat penggunaan kertas dan percetakan. Dengan munculnya koran
digital, konten-konten dari sebuah koran dapat langsung diunggah sehingga mengurangi
penggunaan kertas dalam proses percetakan yang biasa dipakai oleh media cetak. Ancaman
ketersediaan kertas yang semakin menipis semakin berkurang disamping harga kertas yang semakin
mahal dan ketersediaanya yang semakin menipis.
6. Memangkas biaya produksi dan pengiriman yang mencapai angka 75 persen dari biaya
pengeluaran produksi seluruhnya. Sebagian penerbit melihat inovasi teknologi ini akan membantu
mereka meraih iklan online lebih besar lagi dan tetap menjangkau para pembacanya.
7. Praktis dan mudah di dapat di manapun dan kapanpun karena akses koran digital tidak terbatas
dengan berkembangnya teknologi internet. Penyimpanan koran digital pun tidak memerlukan
sebuah ruang atau tempat yang luas.

Kekurangan Koran digital


1. Keterbatasan sasaran pasar. Target yang dituju hanya pada kalangan menengah ke atas yang
mempunyai fasilitas internet dan mempunyai handphone yang memiliki kanal GPRS. Atau di
kalangan para pebisnis dan wirausahawan yang memiliki komputer pribadi atau komputer jinjing
yang bisa mengakses layanan internet melalui wifi atau modem internet.
2. Dijadikan lahan bisnis media dan komersil. Terutama karena adanya iklan-iklan bergerak dan video
yang hanya mampu diakses menggunakan teknologi Flash dan hanya beberapa pihak saja yang ahli
membuat gambar bergerak ini di Indonesia.
3. Loading masih memerlukan waktu yang lama karena kemampuan koneksi internet di Indonesia
masih lamban. Kecepatan internet di Indonesia masih jauh dibawah Korea Selatan, Hongkong,China,
Singapura dan Jepang yang sudah mencapai angka 16.00 Mbps dan hanya memerlukan waktu
sepersekian detik untuk mengakses internet daripada di Indonesia yang masih menghabiskan waktu
hingga belasan bahkan puluhan detik dengan kecepatan yang hanya mencapai ratusan kbps saja.
4. Mahalnya biaya internet di Indonesia yang mencapai 17 kali lebih mahal daripada di negara
Jepang. Dengan kecepatan yang hanya 256 kbps, para pengguna internet di Indonesia harus
membayar sekitar ratusan ribu rupiah per bulan dengan asumsi kuota internet tak terbatas. Selain
itu, para pembaca yang mengakses Koran Digital ini melalui telepon genggam mereka menghadapi
tagihan biaya yang sama mahalnya karena harga paket yang ditawarkan oleh provider handphone
untuk mengakses internet masih relatif mahal.

TERIMA KASIH.

Referensi :
Burton, Graeme, 1999, Media dan Budaya Populer, Yogyakarta: Jalasutra.
Fidler, Roger, 2003, Mediamorfosis, Yogyakarta: Bentang Budaya.
Cintan, Therina, 2009, Makalah Perkembangan Teknologi Komunikasi 345884, Jakarta: Universitas
Indonesia.
Rubin, Rebecca B, 2004, Communication Research Measures, London: Palmgreen Erlbaum
Associates Publishers.
Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si dan Dra. Lukiarti Komala Erdinaya, M.Si, 2005. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Anonymous. 2002. Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia. Jakarta: Penerbit buku
Kompas.

https://edizmykirakawan.wordpress.com/2011/11/20/surat-kabar/

https://agricia.faperta.ugm.ac.id/2018/10/04/sinergitas-media-cetak-dan-media-online/

Anda mungkin juga menyukai