PENDAHULUAN
1
Kompas yang dahulu menggunakan media cetak sebagai sarana memberikan
informasi. Kini berkembang menjadi website berita yang bernama
Kompas.com. Tidak hanya itu bahkan Kompas terus melakukan inovasi
dengan menghadirkan aplikasi berita berbasis mobile yang bernama
Kompas.id. Media lain juga mengalami berkembangan yang sama seperti
Republika, Koran Sindo, Tribun, Jakarta Pos dan media lain yang telah
menghadirkan berita berupa aplikasi berbasis mobile (Irwan, 2018).
Salah satu surat kabar yang berada di Kalimantan Timur (Kaltim)
adalah Kaltim Post. Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer
Pemasaran Kaltim Post, Rahman Saeroni, saat ini koran cetak mengalami
penurun jumlah oplah. Oplah merupakan jumlah barang cetak yang beredar.
Pada tahun 2018 oplah koran cetak dapat mencapai sekitar 11.000 per hari.
Sedangkan oplah koran hanya berkisar 8.000 per hari pada tahun 2019.
Terjadi penurunan sebanyak sekitar 3.000 oplah koran cetak setiap tahunnya.
Dampaknya penurunan omzet oplah koran cetak. Dalam hal tersebut Kaltim
Post ingin melakukan pengembang dengan memanfaatkan teknologi
informasi. Meskipun Kaltim Post sudah memiliki e-paper berbasis website,
hal tersebut Tidak dapat meningkat pembaca koran Kaltim Post. Pengguna e-
paper berbasis website tersebut sebagian besar mengakses e-paper
menggunakan smartphone. Sehingga Kaltim Post ingin menambah kanal
dengan membuat e-paper Kaltim Post berbasis mobile. Hal tersebut
dilakukan agar memberikan kemudahan bagi para pembaca untuk
menemukan koran Kaltim Post. Sehingga, Kaltim Post dapat cepat dalam
menyajikan berita (Saeroni, 2020). Menurut data Badan Pusat Statistik,
pengguna smartphone di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 91,45%.
Bahkan lebih dari 100 juta orang Indonesia memiliki smartphone. Indonesia
sendiri merupakan negara pengguna smartphone keempat terbesar di dunia.
Sehingga e-paper Kaltim Post berbasis mobile sangat potensial sebagai media
penyebaran koran e-paper secara meluas (Badan Pusat Statistik, 2018).
Dengan ini Kaltim Post memiliki berbagai macam platform untuk
memudahkan pembaca untuk membaca koran Kaltim Post. Harapannya dapat
2
meningkat pembaca koran. Meningkatnya pembaca selaras dengan
meningkatnya iklan yang terdapat di koran.
Dalam hal meningkatkan iklan dan pembaca, e-paper Kaltim Post
berbasis mobile dapat menerapkan model digital subscription. Model digital
subscription merupakan pola bisnis dalam memberikan konten berita dengan
cara berlangganan. Digital subscription memiliki dua acara berlangganan
yaitu soft paywall dan hard paywall. Soft paywall yaitu memberikan tingkatan
akses sebelum user berlangganan atau membayar. Sedangkan hard paywall
adalah user harus melakukan registrasi dulu sebelum menikmati konten
berita, lalu setelah itu konten berita dibatas jika pengguna belum melakukan
pembayaran atau berlangganan (Haq & Fadillah, 2018). Kaltim Post dapat
menerapkan model digital subscription dengan metode hard paywall, karena
dapat meningkatkan pendapatan serta memperluas iklan. Sehingga fitur
utama yang ada di dalam e-paper Kaltim Post berbasis mobile yaitu login dan
daftar, fitur e-paper, fitur berlangganan, fitur konten terkini, dan fitur chat.
Terdapat penelitian terdahulu mengenai digital subscription yang ditulis
oleh Haq dan Fadilah. Penelitian tersebut menjelaskan langkah Kompas.id ke
ranah digital dengan langkah digital subscription. Kompas memberikan
paket-paket berlangganan sesuai dengan keinginan pembaca. Pembayaran
dan berlangganan tetap ada sebab Kompas ingin memberikan harga untuk
aspek jurnalisme seperti pada korannya (Haq & Fadillah, 2018). Penelitian
yang ditulis oleh Ayu menjelaskan mengenai Departemen Matematika
Fakultas MIPA Universitas Sumatra Utara ingin memberikan informasi
secara cepat dan mudah kepada mahasiswanya. Oleh sebab itu, penelitian ini
membuat portal berita berbasis android (Ayu, 2018). Ada penelitian
mengenai koran digital berbasis android yang ditulis oleh Saptomi. Penelitian
tersebut membuat portal berita berbasis Android untuk memudahkan
masyarakat dalam mendapatkan informasi secara real time dengan
menyajikan berita yang diambil dari website lampungnewspaper.citm.co.id
dengan metode waterfall. Metode ini digunakan karena lebih sistematis
dalam membangun suatu aplikasi untuk perusahaan yang memiliki lingkup
yang kecil (Saptomi, 2016).
3
Metode waterfall merupakan pendekatan yang sistematis dengan
cakupan aktivitas yaitu communication (komunikasi), planning
(perencanaan), modeling (pemodelan), construction dan deployment.
Menggunakan metode waterfall, kebutuhan dapat diidentifikasi serta di
dokumentasi dengan sangat jelas dan pemodelan prosesnya yang dijelaskan
secara lengkap agar mudah dipahami (Pressman, 2015). Oleh karena itu
dalam penelitian ini menggunakan metode waterfall sebagai acuan untuk
membuat perancangan e-paper Kaltim Post berbasis mobile. Tahap penelitian
ini yaitu komunikasi, perencanaan dan pemodelan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan manajer IT, Rahman Nur Hakim, pihaknya ingin
mengetahui keinginan pengguna pada e-paper Kaltim Post berbasis mobile
agar dapat berkesinambungan dengan keinginan perusahaan. Menurut
Rahman Nur Hakim belum pernah dilakukan analisis mengenai pengguna
terkait pembangunan e-paper, sehingga pihak mengalami kesulitan untuk
menentukan fitur yang ingin ditambahkan pada e-paper Kaltim Post berbasis
mobile (Hakim, 2020). Tahap pemodelan dirancang agar manajemen Kaltim
Post dapat memperkirakan besar biaya serta tingkat kerumitan dari e-paper
Kaltim Post berbasis mobile. Jika tahap komunikasi, perencanaan dan
pemodelan dinyatakan sesuai oleh manajemen Kaltim Post, baru dilanjutkan
tahap construction dan deployment. Tahap komunikasi tidak hanya
mengandalkan wawancara namun dilakukan penyebaran kuesioner untuk
menentukan fitur-fitur serta desain yang diinginkan pengguna. Tahap
kuesioner ini menggunakan model Kano dan model Nielsen. Kuesioner
model Kano dapat menghasil rekomendasi fitur-fitur yang wajib ada di e-
paper Kaltim Post berbasis mobile serta dapat mempengaruhi kepuasaan
pengguna terhadap e-paper Kaltim Post berbasis mobile. Kuesioner model
Nielsen digunakan untuk mengetahui apakah desain e-paper berbasis website
dapat menjadi acuan untuk membuat desain e-paper Kaltim Post berbasis
mobile. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk Kaltim
Post dalam menganalisis keinginan user terhadap e-paper Kaltim Post
berbasis mobile sehingga berita yang terdapat di e-paper dapat dibaca secara
luas oleh masyarakat dengan mudah dan fleksibel. Fitur-fitur yang hadir di e-
4
paper Kaltim Post berbasis mobile harapannya dapat meningkatkan
kepuasaan pengguna saat mengoperasikan e-paper Kaltim Post berbasis
mobile.
5
(SDD) dan desain mock-up yang dapat menjadi acuan Kaltim Post untuk
melakukan implementasi lanjutan.
6
product, place, people, dan price. Kategori produk menjelaskan bahwa koran
Kaltim Post tidak memiliki e-paper Kaltim Post berbasis mobile. Kaltim Post
memiliki e-paper berbasis website namun menurut data sebagian besar
pengguna e-paper berbasis website mengakses e-paper melalui smartphone.
Sehingga diperlukan e-paper Kaltim Post berbasis mobile untuk
mempermudah konten berita koran Kaltim Post dapat tersebar secara meluas.
Kategori tempat yaitu sulitnya pembaca Kaltim Post menemukan koran
Kaltim Post saat ini. Hal tersebut disebabkan rendahnya minat masyarakat
untuk menjadi agen koran. Kategori sumber daya manusia yaitu tidak
memiliki tim riset dan jumlah tim IT yang minim. Kaltim Post tidak memiliki
sumber daya manusia untuk melakukan pengembangan dalam bentuk
teknologi informasi karena tim IT yang minim, yaitu berjumlah 3 orang saja.
Kaltim Post juga Tidak memiliki tim riset untuk melakukan riset mengenai
kebutuhan pelanggan Kaltim Post saat ini. Sehingga Kaltim Post tidak tahu
apa yang diinginkan pelanggan terhadap korannya saat ini. Kategori harga
yaitu koran Kaltim Post memiliki harga Rp 5.000 per koran ini juga termasuk
mahal dibandingan dengan koran lokal lainnya seperti Tribun Kaltim, Koran
Kaltim dan lainnya yang harganya ekitar Rp 3.000 per koran.
Berdasarkan empat kategori tersebut menyebabkan penurunan oplah
koran Kaltim Post. Pada tahun 2018 oplah koran cetak dapat mencapai sekitar
11.000 oplah per hari menjadi 8.000 oplah per hari pada tahun 2019.
Selanjutnya setiap tahun terjadi penurunan oplah sekitar 3.000 oplah koran.
Dampaknya penurunan omzet oplah koran cetak. Sehingga e-paper Kaltim
Post berbasis mobile menjadi salah satu solusi pengembangan koran digital
agar pembaca Kaltim Post dapat dengan mudah mengakses berita. E-paper
Kaltim Post berbasis mobile akan dikenakan biaya yang relatif lebih murah
karena tidak ada biaya kertas serta informasi yang diberikan juga lebih up to
date. E-paper Kaltim Post berbasis mobile dapat diakses melalui smartphone
penggunaya sehingga untuk menikmati konten berita Kaltim Post sangat
mudah. Peneltian e-paper Kaltim Post berbasis mobile melakukan analisis
berupa kuesioner model Kano dan model Nielsen sebagai bentuk riset
7
kepada pengguna agar e-paper Kaltim Post berbasis mobile hadir sesuai
dengan keinginan pengguna.