Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akhir-akhir ini mengakibatkan

makin kompleksnya sector kelembagaan ekonomi dan inovasi ekonomi yang

berkembang. Keberadaan sector perbankan sebagai subsistem dalam

perekonomian suatu Negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam

kehidupan masyarakat modern sehari-hari, sebagian besar melibatkan jasa

dari sector perbankan. Hal tersebut dikarenakan sector perbankan

mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit

ekonomi yang surplus dana, dengan unit-unit ekonomi yang kekurangan dana.

Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam berbagai

bentuk simpanan selanjutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh

bank disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada sector bisnis

atau pihak lain yang membutuhkan.

Penghimpunan dana bank dimanfaatkan sebagai sumber modal utama

selain dari modal pemilik guna melaksanakan kegiatan operasionalnya.

Kecukupan modal yang memadai sebagai cerminan untuk melindungi bank

dari kerugian yang tak terduga, mendukung pertumbuhan dimasa depan, dan

menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi bank. Masyarakat

luas pada umumnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan dari


2

kinerja manajemen dalam mengelola laba. Salah satu pengukur pemenuhan

kewajiban pemodalan, dapat dihitung dengan menggunakan Capital

Adequancy Ratio (CAR). CAR yaitu alat pengukur atau penilai kinerja bank.

CAR dapat pula sebagai penilai permodalan dalam suatu bank yang

didasarkan pada rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut menurut

resiko (ATMR), sebagaimana diatur dalam peraturan Bank Indonesia nomor

15/12/PBI/2013 tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank umum.

Begitu pentingnya modal bank karena merupakan sumber dana bank yang

digunakan untuk membelanjai atau mendanai kinerja bank, maka dari itu

tingkat kecukupan modal sangat dijaga agar kuantitas dan kualitasnya dapat

menangani risiko yang akan dihadapi. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi rasio kecukupan modal (CAR) antara lain profitabilitas, kredit

bermasalah atau Non Performing Loans (NPL) dan likuiditas (LDR).

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang perbankan, memberikan

kredit merupakan salah satu kegiatan usaha bank umum. Penyaluran kredit

merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama

bank berasal dari kegiatan ini. Kredit yang disalurkan kepada masyarakat

memiliki arti penting baik bagi masyarakat maupun bagi bank itu sendiri. Risiko

yang biasa muncul pada kegiatan penyaluran kredit kepada nasabah biasanya

berbentuk dalam kredit bermasalah atau sering juga disebut Non Performing

Loans (NPL). Menurut siamat (2001:174) kredit bermasalah atau sering juga

disebut Non Performing Loans (NPL) yaitu kualitas aktiva kredit yang

bermasalah akibat pinjaman oleh debitur yang gagal melakukan pelunasan


3

karena adanya factor. Batas minimum NPL yaitu 5 persen. Peningkatan NPL

akan mencerminkan risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Apabila

semakin tinggi NPL maka tunggakan bunga kredit semakin tinggi sehingga

menurunkan pendapatan bunga CAR akan turun pula.

Semakin besarnya jumlah kredit yang diberikan, maka akan membawa

konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank

tersebut. Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu

ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai kemampuan

perusahaan menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Salah satu

ukuran dari profitabilitas yang terkait dengan investasi yaitu tingkat

pengembalian investasi atau pengembalian aktiva (ROA). Rasio ini mengukur

efektivitas perusahaan dalam hal ini bank, dalam memanfaatkan seluruh

dananya. Rasio ini juga menunjukkan efektivitas manajemen dalam

menggunakan aktiva untuk memperoleh profitabilitas. Tingkat Return On

Assets (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena

perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dari

asset yang dananya berasal sebagian besar dana simpanan masyarakat.

Semakin besar ROA semakin besar pula keuntungan yang diperoleh bank dan

semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset

(Dendawijaya,2009). Profitabilitas merupakan salah rasio paling dominan

yang dijadikan rujukan para investor untuk melihat kinerja suatu perusahaan

atau perbankan. (Lestari, Tanuatmodjo & mayasari, 2016). Profibilitas bank

yang rendah berdampak pada kesehatan bank, yaitu akan dinilai tidak sehat.
4

Kasmir (2008) mengungkapkan “ Bank yang sehat adalah bank yang diukur

secara profitabilitas terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan,”

kemudian (Dendawijaya, 2009) juga mengungkapkan bahwa “semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.”

Penurunan profitabilitas dapat diartikan sebagai penurunan kinerja yang dapat

menyebabkan financial distress, yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan

mendekati kebangkrutan jika tidak diselesaikan yang berdampak pada

menurunnya penilaian kinerja perusahaan dimata masyarakat (Ongore and

Kusa, 2013).

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan jangka pendek. Menurut Sudirman (2013;185) rasio likuiditas yang

umum digunakan dalam dunia perbankan diukur melalui Loan to Deposit Ratio

(LDR). LDR merupakan pengukuran terhadap seluruh kredit yang diberikan

dengan dana pihak ketiga sebagai upaya penilaian terhadap kinerja bank.

Menurut suyatmin (dalam syamsul bahri, 2015:3) “ Bank dikatakan likuid jika

bank dapat membayar semua hutangnya, terutama hutang-hutang jangka

pendek (tabungan,giro,deposito) serta mampu membayar dan dapat

memenuhi semua permintaan kredit yang harus dipenuhi’. makin tidak lkuid

maka akan menimbulkan runtuhnya kepercayaan masyarakat yang dapat

menyebabkan penarikan dana dan menurunkan kinerja.penelitian terdahulu

yang telah dilakukan oleh fitrianto (2006) menemukan hasil bahwa tingginya

pengaruh suku bunga kredit perbankan membuat berkurangnya minat para


5

debitur untuk mengambil kredit sehingga akan menimbulkan kerugian pada

bank. Bila bank mengalami kerugian maka akan ada penyediaan likuiditas

bank akan diambil dari permodalannya sehingga kecukupan modal bank akan

mengalami penurunan. Penelitian lainnya dilakukan oleh savitri (2011) yang

menunjukkan bahwa semakin besar NPL maka semakin menurunkan laba

sehingga dapat menurunkan modal. Sedangkan untuk LDR, semakin besar

ratio kredit yang diterima maka semakin besar meningkat juga perubahan

laba. Menurut Rita Tri Yusnita (2011) peningkatan kredit bermasalah akan

menurunkan perputaran kas. Menurut farah Margaretha dkk (2011) besarnya

risiko kredit bermasalah akan menyebabkan bank membentuk cadangan

penghapusan kredit sehingga juga akan menyebabkan berkurangnya

penghasilan yang dapat dijadikan tambahan modal. Menurut Ayu (2013)

besarnya NPL dan LDR menjadi suatu penghambat tersalurnya kredit

perbankan. Karena dengan rasio NPL yang tinggi akan menyebabkan bank

enggan menyalurkan kreditnya, sehingga modal yang dimiliki oleh bank

menjadi tertahan (Fransisca Carindri,Filona & meita putri, 2013:2).

Berdasarkan uraian diatas, maka terlihat jelas begitu pentingnya masalah

kecukupan modal dalam menghadapi risiko-risiko yang berpotensi muncul,

sehingga akan diteliti lebih lanjut tentang “ Pengaruh Profitabilitas,

Likuiditas, Dan Non Performing Loans Terhadap Tingkat Kecukupan

Modal Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI)”.
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

didefinisikan suatu permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

kecukupan modal (CAR) ?

2. Apakah Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

kecukupan modal (CAR) ?

3. Apakah Non Performing Loans (NPL) berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat kecukupan modal (CAR) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakan permasalahan dan perumusan masalah yang

telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap tingkat kecukupan

modal (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas (LDR) terhadap tingkat

kecukupan modal (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Loans (NPL) terhadap

tingkat kecukupan modal (CAR) pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah untuk menambah

pengetahuan terkait dengan hubungan antara profitabilitas, likuiditas dan

NPL terhadap tingkat kecukupan modal pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, untuk menambah ilmu

pengetahuan mengenai dunia perbankan tentang analisis laporan

keuangan bank, terutama mengenai pengaruh besarnya tingkat kecukupan

modal dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya serta

dampak yang ditimbulkan dari kredit yang teridentifikasi macet. Dan

penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai apakah

ketiga variable bebas berpengaruh positif atau negative terhadap variable

terikat. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi

pihak-pihak yang melakukan penelitian sejenis tersebut.

2. Manfaat praktis

manfaat praktis pada penelitian ini adalah dapat dijadikan pedoman

dan referensi dan memberikan masukan kepada perbankan mengenai

pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas, Likuiditas, dan NPL-

nya sebagai acuan untuk pengambilan sebuah keputusan atau kebijakan.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Bank

A) Definisi Bank

Apa yang dimaksud dengan Bank? Pengertian Bank adalah suatu

lembaga keuangan yang memiliki kewenangan untuk menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk

pinjaman modal kerja untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat umum.

Istilah “Bank” berasal dari bahasa itali, yaitu “Banco” yang artinya bangku.

Dalam hal ini arti kata bangku adalah tempat operasional para banker

pada masa lalu dalam melayani nasabah mereka. Istilah “Banco”

kemudian berubah dan lebih popular dengan kata BANK.

Pengertian bank menurut ahli bank adalah badan usaha yang

menerima kredit namun tidak memberikan kredit. Dalam hal ini,

operasional bank hanya bersifat pasif saja, hanya menerima titipan uang

saja (Pierson), sedangkan menurut (Jerry M Rosenberg) definisi bank

adalah suatu organisasi atau perusahaan yang melakukan penerimaan

deposito dan giro yang memiliki jangka waktu, membayar bunga,

memberikan pinjaman, membuat catatan diskon, melakukan investasi

dalam pemerintah atau pada surat berharga lainnya. Kasmir (2002:11)

bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang


9

kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa

bank lainnya. Salah satu sifat dasar bank adalah lembaga kepercayaan

dengan tugas pokok menjadi perantara antara pihak yang mengalami

kelebihan dana untuk diproduktifkan pada sector-sektor yang mengalami

kekurangan dana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang

perbankan yang merupakan perubahan atas Undang-Undng Nomor 7

Tahun 1992, definisi bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Perbankan menurut undang-

undang tersebut adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Sesuai dengan pendapat diatas, dapat

dinyatakan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, giro, dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

pinjaman serta memberikan pelayanan jasa bank lainnya.

B) Fungsi Bank

Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998

tentang perbankan, fungsi bank adalah menghimpun dana dan kemudian


10

menyalurkan dana itu ke masyarakat. Fungsi itu dikenal sebagai

intermediasi keuangan (financial intermediate). Dengan kata lain, bank

memiliki fungsi memberikan kemudahan untuk mengalirkan dana dari

nasabah yang memiliki kelebihan dana (savers) dengan kedudukan

sebagai penabung kepada nasabah yang memerlukan dana (borrower)

untuk berbagai kepentingan.

Budisantoso dan Triandaru (2006:9) fungsi bank yang lebih spesifik

adalah sebagai berikut :

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (Trust)

baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi

adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya

tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola

dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah

dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.

Begitupun sebaliknya, pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan

menyalahgunakan pinjamannya,debitur akan mengelola dana

pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk

mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai

kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan debitur

mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta

kewajiba lainnya pada saat jatuh tempo.


11

b. Agent of Development

Sector dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sector

moneter dan sector riil. Kedua sector tersebut tidak bisa dipisahkan

dan saling berinteraksi mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Sector riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sector

moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai

penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk

kelancaran kegiatan perekonomian di sector riil. Kegiatan bank

tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi,

distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan uang, sehingga

dapat membangun perekonomian masyarakat.

c. Agent of Service

Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur

dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang

lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat

kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara

umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengirim

uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank

dan jasa penyelesaian tagihan.

Dari berbagai fungsi bank tersebut, menggambarkan bahwa

fungsi bank dalam perekonomian tidak hanya dapat diartikan

sebagai suatu lembaga perantara keuangan.


12

C) Jenis Bank

Jenis-jenis bank yang ada di Indonesia diklasifikasikan sebagai begai

berikut :

1. Berdasarkan Fungsinya

a. Bank Sentral

Bank sentral di suatu Negara, pada umumnya adalah sebuah

instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah

Negara tersebut. Bank sentral berusaha untuk menjaga stabilitas

nilai mata uang. Stabilitas sector perbankan, dan system finansial

secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank sentral

diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

b. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Berdasarkan Kepemilikannya

a. Bank Milik Pemerintah


13

Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh

sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Contoh : Bank

Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank

Tabungan Negara.

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta adalah bank dimana sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan

oleh swasta, pembagian keuntungannya juga untuk swasta

nasional. Contoh: Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank

Danamon,dll.

c. Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi adalah bank yang kepemilikannya

sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hokum koperasi.

Contohnya : Bank Umum Koperasi Indonesia.

d. Bank milik Campuran

Bank campuran adalah bank yang kepemilikannya sahamnya

bercampur antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham

bank ini sebagian besar dimiliki oleh Warga Negara

Indonesia.contohnya : Bank Agris, Bank Capital Indonesia,dll

e. Bank Milik Asing


14

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar

negri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negri. Contoh: Bank Of

Amerika, Bangkok Bank,dll

3. Berdasarkan Target Pasar

Sebagian bank memfokuskan pelayanan dan transaksinya pada

jenis-jenis nasabah tertentu. Dalam pemfokusan diharapkan bank-bank

tersebut dapat lebih menguasai karakteristik nasabahnya sehingga

kegiatan usahanya dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan

menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Secara umum, jenis bank

atau dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga,

diantaranya:

a. Retail Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada

nasabah-nasabah retail. Retail diartikan sebagai nasabah-

nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya

kecil.

b. Corporate Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada

nasabah-nasabah yang berskala besar. Meskipun namanya

adalah bank korporat tidak berarti seluruh nasabahnya berbentuk

suatu perusahaan.
15

c. Retail-Corporate Bank

Bank jenis ini memberikan pelayanannya tidak hanya kepada

nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi. Bank jenis

ini memandang bahwa potensi baik pasar ritel dan korporasi

harus dimanfaatkan untuk mengoptimalkan keuntungan

maksimal, meskipun terdapat kemungkinan penurunan efisiensi.

2. Modal

Modal (dari bahasa Tamil mutal, yang berarti “dasar”, “kaki”,”bagian

bawah”,”puntung”) memiliki banyak arti yang berhubungan dalam ekonomi,

finansial, dan akunting. Dalam finansial dan akunting, modal biasanya

menunjukkan kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan

awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal

lainnya, missal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal

finansial. Jadi dibawah kata modal berarti cra produksi. Fani Awaliana Putri

( 2016:2) Modal merupakan factor utama bagi suatu bank untuk dapat

mengembangkan pertumbuhan usahanya. Menurut KBBI modal adalah

uang yang digunakan sebagai pokok (Induk) untuk berdagang: Harta

benda (uang, Barang ) yang bisa digunakan dalam menghasilkan sesuatu

yang mampu menambah kekayaan dan sebagainya. Dari pengertian

diatas, dapat diketahui bahwa pengertian modal secara umum adalah

sejumlah dana yang ditanamkan kedalam suatu perusahaan oleh para

pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan menghendaki agar

uang yang ditanamkannya memberikan hasil.


16

Muchdarsyah Sinungan (dalam fatwal sam, 2012:11) “ penggunaan

modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segalla kebutuhan guna

menunjang kegiatan operasi bank”. Fungsi utama dari modal bank adalah

melindungi para penyimpang uang (deposan) dari kerugian yang timbul.

Modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat,

khususnya masyarakat peminjam. Kepercayaan masyarakat akan terlihat

dari besarnya dana giro, deposito dan tabungan yang harus melebihi

jumlah setoran modal dari pemegang saham. Kepercayaan masyarakat

amat penting artinya bagi bank, karena dengan demikian bank akan dapat

menghimpun dana untuk keperluan operasional. Ini berarti modal dasar

bank akan bisa digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi

dalam aktiva tetap.

Lukman dendawijaya (2001:46) komponen modal bank yang

didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti dan modal

lengkap.

1. Modal Inti

Masyhud Ali (2004:453-455) komponen modal inti pada prinsipnya

terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari

laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut:

a. Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh

pemiliknya.
17

b. Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh

bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai

nominalnya.

c. Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan

laba ditahan atau bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat

persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota

sesuai anggaran dasar masing-masing.

d. Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapatkan

persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota

saham.

e. Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak oleh

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan

untuk tidak dibagikan.

f. Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah

dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun

lalu diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar lima puluh

persen. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu,

seluruh kerugian tersebut menjadi factor pengurangan dari modal

inti.

g. Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku

berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun


18

be diperhitungkan sebagai modal inti hanya lima puluh persen.

Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh

kerugian tersebut menjadi factor pengurangan dari modal inti.

h. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan

keuangannya dikosolidasi adalah modal inti anak perusahaan

setelah dikompensasikan nilai penyertaan bnk pada anak

perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak perusahaan

adalah bank dan lembaga keuangan nukan bank (LKBB) lain yang

mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

2. Modal Pelengkap

Modal pelengkap ini terdiri dari cadangan-cadangan yang tidak

dibentuk dari laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat

dipersamakan dengan modal. Secara terperinci modal pelengkap dapat

berupa sebagai berikut :

a. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap adalah cadangan yang dibentuk

dari selisih penilaian kembali aktiva tetap mendapat persetujuan dari

Direktorat Jenderal Pajak.

b. Cadangan Penghapusan Aktiva yang diklasifikasikan adalah

cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun

berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang

mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian

atau seluruh aktiva produktif.


19

c. Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrument atau

warkat yang memiliki sifat seperti modal.

d. Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang harus memenuhi

beberapa syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan

pemberi pinjaman, mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia,

minimal berjangka lima tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo

harus ada persetujuan BI. ATMR terdiri atas jumlah ATMR yang

dihitung berdasarkan masing-masing nilai pos aktiva pada rekening

administrative bank dikalikan dengan bobot resikonya masing-

masing.

Komponen pembentukan ATMR :

a. Penempatan pada bank lain (bobot 20%)

b. Surat berharga (bobo10%)

c. Tagihan derivative (bobot 100%)

d. Kredit yang diberikan (bobot 100%)

e. Penyertaan (bobot 100%)

f. Aktiva tetap (bobot 100%)

g. Aktiva lain-lain (bobot 100%)

h. Fasilitas kredit yang belum ditarik nasabah (bobot 100%)

i. Bank garansi yang belum diberikan (bobot 100%)

Permodalan bank Indonesia menjadi factor yang penting bagi

perkembangan dan kemajuan bank, serta sebagai upaya untuk tetap

menjaga kepercayaan masyarakat. Salah satu fungsi modal


20

sekaligus tugas bank untuk menjaga eksistensinya terhadap Bank

Indonesia, maka bank-bank umum harus menyediakan sebagai

pemenuhan kecukupannmodal minimunya, paling rendah sebesar

8% sesuai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tingkat kecukupan

modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio

permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam

menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta

menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam

operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik

posisi modal. Bank Indonesia mentetapkan CAR yaitu kewajiban

penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh

setiap bank sebagai suatu proporsi terstentu dari total Aktiva

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) atau secara sistematis:

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥 100%
𝐴𝑇𝑀𝑅

Ketetapan minimal 8% untuk penyediaan modal minimum

oleh BI untuk bank-bank umum sesuai dengan peraturan oleh Bank

Of International settlement (BIS) yang jika kurang dari 8% maka akan

dikenakan sanksi oleh Bank Indonesia, berupa penilaian kesehatan

bank yang buruk dan juga diberikan sanksi dalam rangka pembinaan

dan pengawasan bank. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan

disiplin dan profesionalisme bagi setiap bank untuk mengelola

seluruh aktiva yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan bagi

bank.
21

Syamsul Bahri (2015: 16) modal digunakan untuk menilai seberapa

besar kemampuan bank untuk menanggung risiko-risiko yang

mungkin akan terjadi. Bank yang mempunyai tingkat risiko tinggi

akan lebih solvable. Begitu juga sebaliknya bank yang mempunyai

risiko yang kecil mengidentifikasi bank tersebut kurang solvable.

Tingkat modal yang tinggi akan meningkatkan cadangan kas yang

dapat digunakan untuk memperluas kreditnya, sehingga tingkat

solvabilitas yang tinggi akan membuka peluang yang lebih besar bagi

bank untuk meningkatkan profitabilitasnya. Sebaliknya bank yang

tingkat solvabilitasnya rendah akan mengurangi kemampuan bank

untuk meningkatkan profitabilitasnya, bahkan dapat mengurangi

kepercayaan masyarakat, sehingga akanberpengaruhi buruk

terhadap kelangsungan usahanya.

3. Profitabilitas

A) Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang didapatkan dengan

usaha manajemen atas dana yang di investasikan pemilik

perusahaan.untuk lebih memahami dan mendalami tentang pengertian

profitabilitas berikut beberapa pendapat menurut para ahli :

Menurut Mamdun M. Hanafi (2012:81), pengertian profitabilitas

adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal

saham tertentu. Ada 3 rasio yang paling umum digunakan yaitu profit
22

Margin, Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Menurut

sudana (2012:22) pengertian profitabilitas adalah rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaaan untuk mendapatkan keuntungan dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti aktiva,

modal atau penjualan perusahaan. Menurut Kasmir (2015:22) pengertian

profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk

mencari keuntungan atau laba dalam satu periode tertentu. Rasio ini juga

dapat memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan

yang dapat ditunjukkan dari laba yang diperoleh dari penjualan atau dari

pendapatan investasi.

B) Tujuan Profitabilitas

Menurut Kasmir (2015 :187), tujuan profitabilitas untuk perusahaan

atau pihak luar adalah :

a. Untuk mengetahui besaran laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode tertentu.

b. Untuk membandingkan posisi laba perusahaan tahun

sebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Untuk mengukur perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Untuk mengukur besarnya laba bersih setelah pajak dengan

modal sendiri.

e. Untuk menilai produktivitas seluruh dana perusahaan yang

dipakai berupa modal pinjaman maupun modal sendir.

f. Untuk mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu


23

g. Untuk menilai kinerja setiap karyawan dalam melakukan

pekerjaannya.

h. Untuk mengevaluasi perkembangan atau kemunduran kinerja

perusahaan sehingga bisa dilakukan upaya agar masalah yang

terjadi tidak berlarut larut

i. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba melalui seluruh kemampuan dan sumber yang ada seperti

kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah

cabang, dan unsur unsur laporan keuangan.

j. Untuk menggambarkan tentang tingkat efektifitas manajemen

dalam melaksanakan kegiatan operasional.

C) Manfaat Profitabilitas

Profibilitas memiliki manfaat tidak hanya untuk pihak

manajemenatau pemilik usaha tapi juga untuk pihak yang berada diluar

perusahaan, khususnya pihak yang memiliki keterkaitan dengan

perusahaan. Menurut Kasmir (2015:198), berikut beberapa

manfaatprofitabilitas:

a. Mengetahui posisi laba perusahaan sebelumnya dibandingkan

dengan tahun sekarang

b. Mengetahui pertumbungan laba dari waktu ke waktu

c. Menginformasikan jumlah laba bersih perusahaan setelah

dipotong pajak
24

d. Mengetahui produktivitas semua dana milik perusahaan yang

digunakan baik dari modal pinjaman maupun modal sendiri.

e. Memperoleh gambaran tentang tingkat laba yang diperoleh

dalam satu periode (satu tahun)

f. Posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang bisa dibandingkan dan dievaluasi

g. Produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri bisa dilihat dan dijadikan

patokan yang sesuai konsep dasar akuntansi untuk

merencanakan kegiatan pada periode berikutnya.

D) Jenis-Jenis Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Gross profit margin dipergunakan untuk mengatur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba melalui persentase laba

kotor dari penjualan.

b. Net Profit Margin

Net profit margin dimanfaatkan untuk mengetahui laba bersih dari

penjualan sesudah dikurangi oleh pajak.

c. Profit Margin

Profit margin digunakan untuk menghitung laba sebelum pajak

dibagi dengan penjualan

d. Return on Investment (ROI) atau Return on Asset


25

Return on investment (ROI) atau Return on asset (ROA) digunakan

untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba dari aktiva yang digunakan.

e. Return on Equity

Return on equity dimanfaatkan untuk menghitung kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang

saham.

4. Likuiditas

A) Konsep Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu masalah yang kompleks dalam

kegiatan operasional bank. Hal tersebut dikarenakan dana yang

dikelola bank sebagian besar adalah dana dari masyarakat yang

sifatnya jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Menurut

Hasibuan (dalam Rini Wigiyawati, 2011:29) “likuiditas (cash ratio) bank

adalah kemampuan bank untuk membayar semua utang jangka

pendeknya dengan alat-alat likuid yang dikuasainya’. Tingkat

likuiditasbsuatu bank pada umumnya merupakan jaminan atau

tindakan berjaga-jaga atas kemungkinan terjadinya kewajiban

membayar akibat peningkatan penarikan dana maupun peningkatan

Giro Wajib Minimum (GWM). Beberapa bank memilih melakukan

strategi untuk memiliki likuiditas yang berlebih sebagai sinyal kepada

pasar bahwa bank tersebut memiliki likuiditas yang kuat. Di sisi lain,

kelebihan likuiditas dapat juga diinterprestasikan bahwa bank memiliki


26

pengelolaan likuiditas yang buruk sehingga tidak optimal dalam

mengelola portofolio asset dan liabilitas. Menurut Nurul Chaeriah

(2013) untuk memelihara agar tingkat likuiditas dapat memenuhi

kewajibannya kepada semua pihak diterapkan dengan teori yakni :

1. Commercial Loan Theory, teori ini beranggapan bahwa bank

hanya boleh memberikan ppinjaman dengan surat dagang

jangka pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya (self

liquiditing). Self liquiditing berarti pemberian pinjaman

mengandung makna untuk pembayan kembali.

2. Asset Shiftability Theory, teori ini beranggapan bahwa likuiditas

sebuah bank tergantung pada kemampuan bank memindahkan

aktivanya kepada orang lain dengan harga yang dapat

diramalkan, misalnya dapat diterima bagi bank untuk berinvestasi

pada pasar terbuka jangka pendek dalam portofolio aktivanya.

Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors harus memutuskan

untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal menjual

investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan

membayarnya kembali kepada depositornya.

3. Doctrine of Anticipated income theory, teori ini beranggapan

bahwa likuiditas dapat dipelihara meskipun bank menyalurkan

kredit jangka panjang, apabila pembayaran pokok dan bunga

pinjaman direncanakan dengan baik dan betul-betul disesuaikan

dengan pendapatan dari debiturnya.


27

4. The Liability Management Theory, teori ini beranggapan

bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa

sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas.

Likuiditas suatu bank mempunyai peranan penting dalam

keberhasilan pengelola bank. Likuiditas diperlukan antara lain

untuk keperluan:

a. Untuk pemenuhan aturan reserve requirement atau cadangan

wajib minimum yang ditetapkan BI

b. Untuk menghadapi penarikan dana oleh nasabah

c. Untuk memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah

d. Untuk memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo.

Bank dikatakan likuid apabila :

1. Memiliki sejumlah likuiditas / memegang alat-alat likuid, cash

assets (uang kas, rekening pada bank sentral dan bank

lainnya) sama dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang

diperkirakan.

2. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi bank memiliki

surat-surat berharga yang segera dapat dialihkan menjadi

kas, tanpa mengalami kerugian baik sebelum / sesudah jatuh

tempo.

3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan

cara menciptakan uang, misalnya penggunaan fasilitas


28

diskonto, call money,penjualan surat berharga dengan

repurchase agreement (repo).

Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek

(termasuk bagian dari utang jangka panjang yang jatuh

temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva

lancarnya. Dalam likuiditas perbankan terdapat ukuran

khusus yang berlaku untuk menentukan likuiditas bank sesuai

dengan peraturan bank Indonesia. Rasio likuiditas yang lazim

digunakan dalam dunia perbankan yaitu Loan to deposit ratio

(LDR). LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur

besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang

berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank (terutama

dana masyarakat). Menurut dendawijaya dan lukman (dalam

hadi wijaya 2012:31) “loan to deposit ratio (LDR) menyatakan

seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali

penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya”. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian

kredita kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi

kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan

yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan


29

oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio LDR dapat

diformulasikan sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑛𝑠
LDR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑠 x 100%

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi

semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang

bersangkutan, disebabkan jumlah dana yang diperlukan

untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga

sebagai indicator kerawanan dan kemampuan dari suatu

bank. Tingginya rasio LDR ini, di satu sisi menunjukkan

pendapatan bank yang semakin besar,tetapi menyebabkan

suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan konsekuensi

meningkatnya jumlah Non Performing Loans atau Credit Risk,

yang mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang

telah dititipkan oleh nasabah, karena kredit yang disalurkan

mengalami kegagalan atau bermasalah.

Namun, disisi lain, rendahnya rasio LDR, walaupun

menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi, tetapi

menyebabkan bank memiliki banyak dana menganggur (idle

fund) yang apabila tidak dimanfaatkan dapat menghilangkan

kesempatan bank untuk memperoleh pendapatan sebesar-

besarnya, dan menunjukkan bahwa fungsi utama bank

sebagai Financial intermediasy tidak berjalan. Batas aman


30

dari LDR suatu bank berkisar antara 78% - 92% sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia.

B) Fungsi Likuiditas

Likuiditas bank sangat penting karena besar likuiditas wajib minimum

(LWM) atau giro wajib minimum (GWM) bank telah ditetapkan Bank

Indonesia selaku bank sentral. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2007:95)

fungsi likuiditas wajib minimum (LWM) atau giro wajib minimum (GWM)

bank antara lain :

1. Untuk memenuhi ketetapan Bank Indonesia

2. Untuk jaminan pembayaran pencairan tabungan Masyarakat

3. Untuk mempertahankan agar bank tetap dapat mengikuti kliring

4. Untuk memperkuat daya tahan dalam menghadapi persaingan antar

bank

5. Untuk menentukan tingkat kesehatan bank

6. Merupakan salah satu alat kebijaksanaan moneter pemerintah untuk

mengatur jumlah uang beredar

7. Sebagai salah satu alat otoritas moneter dalam menstabilkan nilai

tukar uang

8. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank

Adapun fungsi utama likuiditas yaitu:

a. Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari

b. Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak


31

c. Memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan

fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang

menguntungkan.

4. Non Performing Loans (NPL)

Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003, risiko adalah potensi

terjadinya peristiwa (event) yang dapat menimbulkan kerugian. Salah satu

risiko usaha bank yang berpotensi dapat menimbulkan kerugian adalah

risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang dihadapi bank karena

menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman terhadap masyarakat.

Adanya kemungkinan masyarakat atau debitur tidak dapat memenuhi

kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman,

pembayaran bunga dan lain-lain menjadi risiko bagi yang bersangkutan.

Rasio keuangan yang digunakan sebagai indicator terhadap nilai

suatu risiko kredit adalah Non Peforming Loans (NPL). Menurut Dahlan

Siamat (2001:174) Non Peforming Loans (NPL) atau sering disebut kredit

bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan

pelunasan akibat adanya factor kesengajaan dan atau karena factor

eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Rasio ini menunjukkan

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin

buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah

semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah


32

semakin besar yaitu kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian

kredit macet.

Rasio ini menunjukkan kualitas aktiva kredit yang jika

kolektibilitasnya kurang lancer, diragukan dan macet dari total kredit

secara keseluruhan maka bank tersebut menghadapi kredit bermasalah.

Semakin tinggi rasio maka semakin besar pula jumlah kredit yang tak

tertagih dan berakibat pada penurunan pendapat bank. Risiko kredit ini

dapat terjadi akibat kegagalan dan ketidakmampuan nasabah dalam

mengembalikan sejumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta

bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau

dijadwalkan, dan pihak analisis dari pihak perbankan kurang teliti baik

dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam

menghitung rasio-rasio yang ada. Akibatnya, apa yang seharusnya terjadi,

tidak diprediksi sebelumnya.

Meskipun risiko kredit tidak dapat dihindarkan, maka harus

diusahakan dalam tingkat yang wajar berkisar antara 3% - 5% dari total

kreditnya. Adapun rasio NPL dapat diformulasikan sebagai berikut :

𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐾𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟+𝑑𝑖𝑟𝑎𝑔𝑢𝑘𝑎𝑛+𝑚𝑎𝑐𝑒𝑡


NPL = x 100 %
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/9/PBI/2004 tentang tindak lanjut

pengawasan dan penetapan status bank menyatakan bahwa bank yang

dinilai memiliki potensi kesulitan yang dapat membahayakan

kelangsungan usahanya adalah bank yang memiliki kredit bermasalah (

non performing loans) secara netto lebih dari 5% dari total kredit.
33

Trindaru (2006:120) kriteria kualitas kredit dibagi menjadi lima kelompok

yaitu sebagai berikut:

1. Kredit Lancar

Kriteria atau ukuran suatu kredit dapat dikatakan kurang lancar

apabila:

a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu

b. Tidak ada pelanggaran perjanjian kredit

c. Mutasi rekening aktif

2. Kredit Dalam Perhatan Khusus

Kriteria atau ukuran suatu kredit dapat dikatakan kurang lancar

apabila:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga sampai dengan

90 hari

b. Jarang mengalami cerukan

c. Jarang terjadi pelanggaran kontrak

d. Mutasi rekening aktif

3. Kredit Kurang Lancar

Kriteria atau ukuran suatu kredit dapat dikatakan kurang lancar

apabila:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga diatas 90 hari

sampai dengan 120 hari

b. Sering terjadi cerukan

c. Frekuensi mutasi rekening relative rendah


34

d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur

4. Kredit Diragukan (Doubtful)

Suatu kredit dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga diatas 120 hari

sampai dengan 180 hari

b. Cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi rugi

dan kekurangan arus kas

5. Kredit Macet

Kualitas kredit dikatakan macet apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga lebih dari 180 hari

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

c. Dari segi hokum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

6. Penilaian Permodalan

Penilaian terhadap permodalan didasarkan pada kewajiban

penyediaan modal minimum bank sebagaimana ditetapkan dalam surat

edaran Bank Indonesia No. 26/1/BPPP tanggal 29 mei 1993 perihal

kewajiban penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank umum, cara

penilaiannya adalah :

a. Untuk rasio modal 0% atau negative diberi nilai kredit 1, dan

b. Untuk setiap kenaikan 0,1% mulai dari 0 % nilai kredit ditambah

1 dengan maksimum 100.


35

7. Hal-hal yang Mempengaruhi CAR

Hal-hal yang dapat mempengaruhi CAR adalah :

a. Tingkat kualitas manajemen bank dan kualitas system dan prosedur

operasionalnya.

b. Tingkat kualitas aktiva serta besarnya risiko yang melekat padanya.

c. Kualitas dan tingkat kolektibilitasnya

d. Struktur posisi dan kualitas permodalan bank

e. Kemampuan bank untuk meningkatkan pendapatan dan laba

f. Tingkat likuiditas yang dimilikinya

g. Kapasitas untuk memahami kebutuhan keuangan jangka panjang.

8. Cara Meningkatkan CAR

Posisi CAR dapat ditingkatkan/diperbaiki antara lain dengan :

a. Memperkecil komitmen pinjaman yang tidak digunakan

b. Jumlah atau posisi pinjaman yang diberikan dikurangi atau diperkecil

sehingga risiko semakin berkurang.

c. Fasilitas bank guarantee yang hanya memperoleh hasil pendapatan

berupa posisi yang relative kecil namun dengan risiko yang sama

besarnya dengan pinjaman ada baiknya dibatasi.

d. Komitmen letter of credit bagi bank-bank devisa yang belum benar –

benar memperoleh kepastian dalam penggunaanya atau tidak dapat

dimanfaatkan secara efisien baiknya juga dibatasi.

e. Penyertaan yang mempunyai risiko 100 % perlu ditinjau kembali

apakah bermanfaat atau tidak.


36

f. Posisi aktiva tetap dan inventaris diusahakan agar tidak berlebihan dan

sekedar memenuhi kelayakan.

g. Menambah atau memperbaiki posisi modal dengan cara setoran tunai,

go public, dan pinjaman subordinasi jangka panjang dari pemegang

saham.

9. Hubungan Profitabilitas Terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR)

Profit atau laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh

laba.informasi kinerja perusahaan terutama dalam hal kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba (profitabilitas) diperlukan untuk

menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin

dikendalikan di masa yang akan datang. Factor permodalan sangat

penting dalam menjalankan kegiatan operasional bank dan untuk

menunjang kebutuhannya, dengan kualitas pihak manajemen dalam

pengelolaan kegiatan perbankan akan mendapatkan tingkat laba yang

diharapkan. Dengan pengelolaan yang baik suatu bank akan terus

meningkatkan modal dengan memperhatikan indicator kesehatan

permodalan yaitu CAR, maka profitabilitas pun akan ikut meningkat.

Sebaliknya apabila CAR suatu bank menurun maka profitabilitas pun akan

ikut menurun.
37

10. Hubungan Likuiditas (LDR) Terhadap Tingkat Kecukupan Modal

(CAR)

Factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kebutuhan capital

bagi suatu bank adalah tingkat likuiditasbyang dimilikinya, dimana suatu

bank yang memiliki alat-alat likuid yang sangat terbatas dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya, aka nada kemungkinan penyediaan likuiditas

tersebut akan diambil dari permodalannya. Maka dari itu, tingkat

kecukupan modal harus tetap terjaga karena untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban bank jangka pendek akan dibiayai oleh modal dan sangat

berpotensi mengurangi kecukupan modal minimum sesuai yang

ditetapkan oleh Bank Indonesi. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin

riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR

menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit.

Semakin tinggi LDR maka CAR semakin menurun (kondisi likuiditas

terancam), maka pada kondisi seperti ini LDR berpengaruh negative

terhadap CAR.

11. Hubungan Non Performing Loans (NPL) Terhadap Tingkat

Kecukupan Modal (CAR)

Salah satu jenis risiko yang biasa dihadapi oleh kinerja Bank adalah

risiko kredit dalam artian kredit yang bermasalah. Kredit yang bermasalah

sangat mempengaruhi ketersediaan kecukupan modal minimum yaitu

apabila kredit bermasalah, bank harus menyisihkan cadangan aktiva

produktif yang diklarifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini


38

pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat

berpengaruh terhadap CAR. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin

tinggi tingkap NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung

oleh pihak bank. Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan

pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut

terkikis.

Sesuai yang dikatakan dendawijaya bahwa pengaruh dari terjadinya

kredit bermasalah terhadap tingkat kecukupan modal yaitu apabila terjadi

kredit bermasalah, bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan

aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada.hal

ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat

berpengaruh terhadap CAR.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu antara lain :

1. Fatwal Sam (2012)

Melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh LDR,NPL

dan ROA terhadap CAR pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) se-

Indonesia Tahun 2007-2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel independen LDR,NPL dan ROA secara parsial berpengaruh

signifikan terhdapat CAR dengan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan

secara bersama-sama LDR,NPL dan ROA terbukti berpengaruh signifikan

terhdap CAR.
39

2. Dewa Ayu Anjani dan Ni ketut Purnawati (2013)

Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Non Performing Loan

(NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap rasio kecukupan modal”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap

CAR. lDR berpengaruh negative dan signifikan negative dan signifikan

terhadap CAR. ROE berpengaruh negative dan signifikan terhadap CAR.

NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap capital CAR.

3. Fransisca Carindri,Filona dan Meita Putri (2013)

Melakukan penelitian dan menganalisis “Pengaruh likuiditas Bank

dan kredit Bermasalah terhadap tingkat kecukupan modal”. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini adalah Loan to deposit ratio dan Non

performing Loans negative mempengaruhi Capital Adequancy Ratio

(CAR).

4. Syamsul bahri (2015)

Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Likuiditas dan

Non Performing Loans terhadap tingkat kecukupan Modal Pada PT. Bank

Negara Indonesia Periode 2004-2013”. Hasil mengatakan bahwa hanya

variable likuiditas secara parsial yang berpengaruh secara signifikan

terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Sedangkan variable Non

Performing Loans tidak berpengaruh signifikan.

5. Aulia purnama sari (2016)


40

Melakukan penelitian tentang “Analisis pengaruh NPL,BOPO,LDR,

dan NOPFE terhadap CAR (studi empiris: Bank Pembangunan Daerah se-

indonesia periode 2012-2015)”. Hasil pengujian hipotesis dapat

disimpulkan bahwa: Non Performing Loans (NPL) berpengaruh positif

signifikan terhadap capital Adequacy ratio (CAR), serta Loan to Deposits

Ratio (LDR) dan Net Open position in Foreign Exchange (NOPFE) tidak

berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).

6. Fani Awaliana Putri (2016)

Melakukan penelitian tentang “Pengaruh LDR, APB, NPL, PDN,

BOPO, ROA, NIM Terhadap CAR pada Bank Pemerintah”. Hasil penelitian

ini berarti variable independen terdisi dari LDR,APB,NPL,PDN,BOPO,

ROA dan NIM bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan untuk

variable dependen, yaitu CAR.

7. Pipin Nugrahanti, Haerani Tanuatmodjo (2018)

Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kecukupan Modal

Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah”. Dari hasil penelitian

menujukkan Gambaran tingkat kecukupan modal yang diukur dengan

menggunakan rasio CAR pada bank umum syariah periode 2012-2016,

mengalami fluktuasi yang cenderung menurun setiap tahunnya tetapi tidak

pernah dibawah batas minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia

yaitu sebesar 8 %.

8. Yusriani (2018)
41

Melakukan penelitian tentang “Pengaruh Car, NPL, BOPO, dan LDR

terhadap Profitabilitas pada Bank Umum milik Negara Persero di Bursa

Efek Indonesia”. Hasilnya secara simultan ketiga variabel bebas yaitu

CAR, NPL, BOPO, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) pada bank umum milik Negara yang terdaftar di BEI.

Oleh karena itu hipotesis penelitian ini diterima.

Penelitian terdahulu diatas secara ringkas diuraikan pada table berikut.

Tabel 1

Penelitan Terdahulu

N Penulis Judul Variabel Hasil

o (Tahun Penelitian Penelitian

1 Fatwal Analisis pengaruh Dependen: CAR Hasil penelitian

sam LDR, NPL dan ROA Independen: menunjukkan

(2012) Terhadap CAR pada Likuiditas (LDR), bahwa variable

Bank Pembangunan non performing LDR,NPL dan

Daerah (BPD) se- loans (NPL), dan ROA secara

Indonesia Tahun return on asset parsial

2007-2011 (ROA) berpengaruh

signifikan

terhdapat CAR
42

dengan nilai

probabilitas

lebih kecil dari

0,05 dan

secara

bersama-sama

LDR,NPL dan

ROA terbukti

berpengaruh

signifikan

terhdap CAR

2 Dewa Pengaruh Non Dependen: tingkat Hasil penelitian

Ayu Performing Loan kecukupan modal memaparkan

Anjani (NPL), Likuiditas (CAR) independen: bahwa NPL

dan Ni dan Rentabilitas Non performing berpengaruh

ketut terhadap rasio Loans tidak signifikan

Purnaw kecukupan modal (NPL),Likuiditas terhadap CAR.

ati (LDR), return on lDR

(2013) equity (ROE) dan berpengaruh

net Interest Margin negative dan

(NIM) signifikan

terhadap CAR.

ROE
43

berpengaruh

negative dan

signifikan

terhadap CAR.

NIM

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

capital CAR.

3 Fransis Pengaruh likuiditas Dependen: Hasil yang

ca Bank dan kredit Kecukupan Modal diperoleh dari

Carindri Bermasalah (CAR) independen: penelitian ini

,Filona terhadap tingkat Likuiditas Bank adalah Loan to

dan kecukupan modal (LDR) dan Non deposit ratio

Meita Performing Loans dan Non

Putri performing

(2013) Loans negative

mempengaruhi

Capital

Adequancy

Ratio (CAR)
44

4 Syamsu Analisis Pengaruh Dependen : tingkat Hasil penelitian

l bahri Likuiditas dan Non kecukupan Modal ini mengatakan

(2015) Performing Loans (CAR) independen: bahwa hanya

terhadap tingkat Likuiditas (LDR) dan variable

kecukupan Modal Non performing likuiditas

Pada PT. Bank Loans (NPL) secara parsial

Negara Indonesia yang

Periode 2004-2013 berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

Capital

Adequacy

Ratio (CAR).

Sedangkan

variable Non

Performing

Loans tidak

berpengaruh

signifikan.

5 Aulia Analisis pengaruh Dependen : CAR Hasil pengujian

purnam NPL,BOPO,LDR, independen: hipotesis dapat

dan NOPFE disimpulkan


45

a sari terhadap CAR (studi NPL,BOPO,LDR, bahwa: Non

(2016) empiris: Bank dan NOPFE. Performing

Pembangunan Loans (NPL)

Daerah se-indonesia berpengaruh

periode 2012-2015) positif

signifikan

terhadap

capital

Adequacy ratio

(CAR), serta

Loan to

Deposits Ratio

(LDR) dan Net

Open position

in Foreign

Exchange

(NOPFE) tidak

berpengaruh

terhadap

Capital

Adequacy

Ratio (CAR).
46

6 Fani Pengaruh Dependen: CAR Hasil penelitian

Awalian LDR,APB,NPL,PDN, Independen: ini berarti

a Putri BOPO,ROA,NIM LDR,APB,NPL,PDN, variable

(2016) Terhadap CAR pada BOPO,ROA,NIM independen

Bank Pemerintah terdisi dari

LDR,APB,NPL,

PDN,BOPO,

ROA dan NIM

bersama-sama

memiliki

pengaruh yang

signifikan

untuk variable

dependen,

yaitu CAR.

7 Pipin Pengaruh Dependen : Gambaran

Nugrah Kecukupan Modal Profitabilitas tingkat

anti, Terhadap Independen : kecukupan

Haerani Profitabilitas Pada kecukupan Modal modal yang

Tanuat Bank Umum Syariah (CAR) diukur dengan

modjo menggunakan

(2018) rasio CAR

pada bank
47

umum syariah

periode 2012-

2016,

mengalami

fluktuasi yang

cenderung

menurun

setiap

tahunnya tetapi

tidak pernah

dibawah batas

minimum yang

ditentukan oleh

Bank

Indonesia yaitu

sebesar 8 %.

8 Yusriani Pengaruh Dependen : Secara

(2018) CAR,NPL,BOPO Profitabilitas simultan ketiga

dan LDR terhadap Independen : CAR, variabel bebas

profitabilitas pada NPL, BOPO, dan yaitu CAR,

bank umum milik LDR NPL,BOPO,LD

Negara persero di R berpengaruh

bursa efek indonesia signifikan


48

terhadap

profitabilitas

pada bank

umum milik

negara yang

terdaftar di

BEI.

Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian yang akan dilakukan

memiliki persamaan dan berbedaan dengan peneliti – peneliti sebelumnya.

Persamaannya dengan peneliti-peneliti terdahulu adalah menganalisis faktor

faktor yang berpengaruh terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR).

Sedangkan perbedaannya dengan beberapa penelitian terdahulu dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Penelitian Fatwal Sam, Dewa Ayu Anjani dan Ni ketut Purnawati, Syamsul

Bahri sama sama menggunakan variabel dependen CAR, sedangkan

variabel independennya menggunakan variabel LDR dan NPL.

2. Penelitian Pipin Nugrahanti, Haerani Tanuatmodjo, dan yusriani

menggunakan variabel independen CAR, NPL, BOPO, dan LDR

sedangkan variabel dependen yang sama-sama profitabilitas.

3. Perbedaan yang lain adalah dalam objek penelitian, dimana objek dalam

penelitian ini adalah Bank Umum Syariah, bank umum.


49

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian serta telaah pustaka, dan juga penelitian-penelitian terdahulu, maka

variabel yang mempengaruhi tingkat kecukupan modal (CAR) dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat kecukupan Modal (CAR)

Tingkat profitabilitas yang sehat merupakan salah satu tujuan dari setiap

bank karena profitabilitas digunakan sebagai alat untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dan juga

menunjukkan kemampuan manajemen dalam menekan biaya operasional.

Tingkat profitabilitas yang mencermin kemampuan manajemen bank dalam

mengelola asset dan liabilitas.

Menurut Kasmir (2012), Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan ratio

untuk mengukur kecukupan suatu modal bank. Semakin tinggi CAR, maka

bank tersebut semakin solvable. Kegiatan operasional suatu bank akan

berjalan dengan lancar apabila bank tersebut memiliki modal yang cukup

sehingga pada saat krisis, bank tersebut tetap dalam posisi yang aman karena

memiliki cadangan modal. Untuk dapat terus memiliki cadangan modal yang

cukup atau untuk dapat terus berada dalam keadaan bank yang sehat, maka
50

bank tersebut harus bisa mendapatkan profit/laba yang nantinya akan

menambah permodalan bank.

Dengan permodalan yang kuat, akan mampu menjaga kepercayaan

masyarakat terhadap bank yang bersangkutan sehingga masyarakat percaya

untuk menghimpun dana kepada bank tersebut. Dana yang dihimpun tersebut

kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit. Kredit dapat

mendorong pendapatan sehingga dapat menhasilkan bunga. Kemudian dari

bunga itulah bank mendapat laba/profit. Dengan tingkat laba inilah bank dapat

meningkatkan struktur permodalan yang kuat sehingga dapat membentuk

kondisi keuangan yang sehat. Dengan pengelolaan yang baik, suatu bank

akan terus meningkatkan modal dengan memperhatikan indicator kesehatan

permodalan yaitu CAR, maka profitabilitas pun akan ikut meningkat.

2. Pengaruh Likuiditas terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR)

kesehatan permodalan bank juga ikut dipengaruhi oleh tingkat likuiditas bank.

Dalam hal ini likuiditas yang baik tidak baik tidak akan membuat bank

berkurang permodalannya apabila deposan menagih bank sewaktu-waktu.

Likuiditas merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang

diberikan dibanding jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang

digunakan

3. Pengaruh Non Performing Loans (NPL) terhadap Tingkat Kecukupan

Modal (CAR)
51

Non Performing Loan (NPL), NPL merupakan rasio yang sangat

berpengaruh dalam menunjukkan kinerja suatu bank dalam hal pengelolaan

kreditnya. Kredit merupakan komponen yang dapat memberikan pendapatan

bagi suatu bank. NPL sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai

pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya factor

kesengajaan dan atau karena factor eksternal diluar kemampuan kendali

debitur. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Bila kredit dikaitkan

dengan tingkat kolektabilitasnya, maka yang digolongkan kredit bermasalah

adalah kredit yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus (DPK), kurang

lancar (kolektibilita 1), diragukan (kolektibilitas 2), dan macet (Kolektibilitas 3).

Adapun Kerangka Konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Profitabilitas
(X1)

Tingkat Kecukupan Modal


Likuiditas (LDR)
(CAR)
(X2)
(Y)

Non Performing Loans


(NPL)
(X3)

Gambar 1 . Kerangka Konseptual


52

B. Hipotesis

Berdasarkan Kerangka konsep yang telah diuraikan sebelumnya, maka

hipotesis yang akan diujji kebenarannya adalah :

1. Profitabilita berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modal pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Likuiditas berpengaruh Signifikan terhadap tingkat tingkat kecukupan modal

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Non Performing Loans berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan

modal pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


53

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis dan metode verifikatif. Deskriptif analisis adalah metode yang

menggambarkan apa yang terjadi pada perusahaan berdasarkan fakta atau

kejadian pada perusahaan tersebut untuk kemudian diolah menjadi data dan

selanjutnya diadakan suatu analisis sehingga bisa menghasilkan kesimpulan dari

hipotesis yang diuji. Sedangkan yang dimaksud metode verifikatif adalah suatu

metode yang diharapkan bisa memperlihatkan pengaruh antara beberapa variabel

yang diteliti dengan menggunakan pengujian statistik.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil

data di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia yaitu PT.IDX di Makassar yang

berlokasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia, Jl. Urip

Sumoharjo KM. 5 dan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk menyelesaikan penelitian ini selama kurang

lebih 2 bulan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data
54

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan

bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik

perhitungan matematika atau statistika. Dalam hal penelitian ini, secara time-

series laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Selama 5 tahun yang berkelanjutan menjadi perhatian utama yaitu

2013 hingga 2017.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang telah

diola sebelumnya, yaitu data yang diperoleh oleh peneliti yang berasal dari

informasi tertulis atau biasa disebut data sekunder seperti laporan

keuangan,jurnal atau berbentuk dokumen lain yang berhubungan dengan

penulisan ini. Dalam penelitian ini, laporan tahunan perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga menjadi perhatian utama.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :

1. Teknik studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan kategori dan

klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Data tersebut diolah kembali sesuai dengan kebutuhan model yang digunakan.

Data tersebut seperti : narrative text, table dan grafik yang memuat penjelasan

mengenai perusahaan.

2. Studi pustaka yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,

membaca, dan mempelajari literature referensi dari jurnal, makalah, dan buku-
55

buku yang relevan dengan permasalahan yang dikaji untuk mendapatkan

kejelasan konsep dalam upaya penyusunan landasan teori yang berguna

dalam penyelesaian masalah dalam penelitian ini.

3. Interest Searching yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan

berbagai tambahan referensi yang bersumber dari internet dengan tujuan

untuk melengkapi referensi penulis yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Indriantoro dan Supomo (dalam Fitrah Amiruddin, 2016:25) “populasi adalah

sekelompok orang, kejadian, atausegala sesuatu yang mempunyai

karakteristik tertentu”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

tahun 2013 hingga 2017. Adapun perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yaitu :

1. AGRO (Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk)

2. AGRS ( PT Bank Agris Tbk)

3. ARTO ( PT Bank Artos Indonesia Tbk)

4. BABP (PT Bank MNC Internasional Tbk)

5. BACA (PT Bank Capital Indonesia Tbk)

6. BBCA (PT Bank Central Asia Tbk)

7. BBHI (PT Bank Harda Internasional Tbk)

8. BBKP (Bank Bukopin Tbk)


56

9. BBMD (PT Bank Mestika Dharma Tbk)

10. BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk)

11. BBNP (Bank Nusantara Parahyangan Tbk)

12. BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk)

13. BBTN (Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk)

14. BBYB (PT Bank Yudha Bhakti Tbk)

15. BCIC (PT Bank JTrust Indonesia Tbk)

16. BDMN (Bank Danamon Indonesia Tbk)

17. BEKS (PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk)

18. BGTG (PT Bank Ganesha Tbk)

19. BINA (PT Bank Ina Perdana Tbk)

20. BJBR (Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk)

21. BJTM (Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk)

22. BKSW (PT Bank QNB Indonesia Tbk)

23. BMAS (PT Bank Maspion Indonesia Tbk)

24. BMRI (PT Bank Mandiri (persero) Tbk)

25. BNBA (Bank Bumi Arta Tbk)

26. BNGA (PT Bank CIMB Niaga Tbk)

27. BNII (PT Bank Maybank Indonesia Tbk)

28. BNLI (Bank Permata Tbk)

29. BRIS (PT Bank BRIsyariah Tbk)

30. BSIM (Bank Sinarmas Tbk)

31. BSWD (Bank of India Indonesia Tbk)


57

32. BTPN (PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk)

33. BTPS (PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk)

34. BVIC (Bank Victoria International Tbk)

35. DNAR (PT Bank Dinar Indonesia Tbk)

36. INPC (Bank Artha Graha International Tbk)

37. MAYA (PT Bank Mayapada International Tbk)

38. MCOR (PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk)

39. MEGA (Bank Mega Tbk)

40. NAGA (PT Bank Mitraniaga Tbk)

41. NISP (PT Bank OCBC NISP Tbk)

42. NOBU (PT Bank Nationalnobu Tbk)

43. PNBN (Bank Pan Indonesia Tbk)

44. PNBS (PT Bank panin Dubai Syariah Tbk)

45. SDRA (PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk)

2. Sampel

Indriantoro dan Supomo (dalam Fitrah Amiruddin, 2016:26) “ sampel adalah

sebagian dari elemen-elemen populasi”. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dengan menggunakan pendekatan Purposive Sampling, yaitu

pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu.

Adapun kriteria perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

yaitu:
58

1. 6 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013 hingga 2017.

2. Perusahaan perbankan yang memiliki publikasi laporan keuangan per

desember selama tahun 2013 hingga 2017.

3. Bank umum milik Badan Usaha Milik Negara.

4. Bank umum milik Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).

Jadi, perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa efek Indonesia dan

akan diteliti pada penelitian ini yaitu:

a. BUMN

1. Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

2. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

3. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BBRI)

b. BUMS

1. Bank Central Asia Tbk (BBCA)

2. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)

3. Bank Sinarmas Tbk (BSIM)

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Rasio Keuangan

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan

dengan melihat data laporan keuangan yang dipublikasikan dari tahun 2013-

2017 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Melalui pendekatan


59

rasio akan dilihat seberapa besar pengaruh dan kaitannya antara Profitabilitas

dengan CAR, LDR dengan CAR dan NPL dengan CAR.

2. Uji Asumsi Klasik

A) Normalitas

Salah satu cara mengecek normalitas adalah dengan Probabilitas

Normal. Melalui plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan

dengan nilai harapan dari distribusi Normal, dan apabila titik-titik (data)

terkumpul disekitar garis lurus. Selain plot normal ada satu plot lagi untuk

menguji Normalitas, yaitu Detrend Normal Plot. Jika sampel berasal dari

populasi normal, maka titik-titik tersebut seharusnya terkumpul disekitar

garis lurus yang melalui 0 dan tidak mempunyai pola.

B) Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang sempurna (pasti)

di antara beberapa atau semua variable independen dari model regresi.

Adapun cara pendeteksiannya adalah jika multikolinieritas tinggi,seseorang

mungkin memperoleh R2 yang tinggi tetapi tidak satu pun atau sangat

sedikit koefisien yang ditaksir yang signifikan secara statistic.

C) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditunjukkan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu


60

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable

independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau

memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variable dependen

berdasarkan nilai variable independen yang diketahui. Dalam penelitian ini,

tingkat kecukupan modal merupakan variable terikat (Y) sedangkan

profitabilitas, likuiditas dan tingkat kredit macet adalah variable bebas.

Hubungan dari variable-variabel tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y : Tingkat Kecukupan Modal (CAR)

A : Konstanta

XI : Profitabilitas

X2 : Loans to Deposit Ratio

X3 : Non Performing Loans

B1,b2,b3 : Koefisien Regresi

e : kesalahan residual
61

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk

variable bebas secara bersama-sama terhadap variable terikatnya dengan

melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Nilai R2 mempunyai

interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≥ 1 ). Semakin besar R 2 (mendekati 1),

semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0,

maka variable independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan

variable independen ( wahid Sulaiman, 2004:86).

Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin

kuat model tersebut menerangkan hubungan variable bebas terhadap variable

terikat. Sebaliknya jika (R2) makin mendekati 0 (nol) maka semakin lemah

pengaruh variable-variabel bebas terhadap variable terikat.

Koefisien determinasi untuk mengetahui kemampuan variable independen

dalam menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien

determinasi semakin baik.

5. Pengujian Hipotesis

A. Uji-F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen

secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table. (Wahid Sulaiman,

2004:86)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama

variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana fhitung > Ftabel, maka
62

secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel

terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel, maka

secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap

variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara

bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan

probability sebesar 5% (α = 0,05).

B. Uji-t (Uji Parsial)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

variabel independen (X1, X2, X3,……. Xn) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Y). uji-t digunakan untuk menguji

secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji-t dapat dilihat pada table

Coefficient pada kolom sig (significance) . Uji-t dapat dilakukan dengan

membandingkan antara nilai probabilitas dengan taraf signifikan. Jika nilai

probabilitas < signifikan maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika

nilai probabilitas > signifikansi maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikat.

G. Definisi Operasional dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Pada umumnya variabel penelitian dibedakan menjadi 2 jenis, yakni

variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Berdasarkan


63

telaah pustaka dan perumusan hipotesis, maka variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas/variabel Independent (X)

Variabel bebas atau independent sering disebut juga variabel

predictor,nput, antencendent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel

independen adalah variabel yang menjadi sebab ttimbulnya atau

berubahnya variabel dependen (terikat), yaitu factor-faktor yang diukur,

dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang

diobservasi atau diamati. Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas

dalam mempengaruhi variabel lain. Pada penulisan ini variabel bebasnya

adalah Profitabilitas, Likuiditas, dan NPL yang dinyatakan dalam skala

rasio.

b. Variabel Terikat/Variabel Dependent (Y)

Variabel terikat atau merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Dalam

penelitian ini merupakan variabel terikatnya adalah tingkat kecukupan

modal (CAR).

2. Definisi Operasional Variabel

Tabel 2

Operasional Variabel

NO Variabel Konsep Skala


64

1 Profitabilitas Profitabilitas adalah Rasio

(X1) Perbandingan untuk

mengetahui kemampuan

perusahaan untuk

mendapatkan laba (profit) dari

pendapatan terkait penjualan,

asset, dan ekuitas berdasarkan

dasar pengukuran tertentu.

2 Tingkat Tingkat Likuiditas adalah rasio Rasio

Likuiditas/LDR antara seluruh jumlah kredit

(X2) yang diberikan bank dengan

dana yang diterima oleh bank.

3 Kredit NPL diukur dari rasio Rasio

Bermasalah/NPL perbandingan antara kredit

(X3) bermasalah terhadap total

kredit.

4 Tingkat CAR adalah rasio yang Rasio

Kecukupan memperlihatkan seberapa

Modal/ CAR (Y) besar jumlah seluruh aktiva

bank yang mengandung resiko

(kredit,penyertaan,surat

berharga,tagihan pada bank

lain) ikut dibiayai dari modal


65

sendiri disamping memperoleh

dana dari sumber-sumber diluar

bank.
66

BAB V

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan

yaitu bulan Agustus 2019 – Oktober 2019,Sesuai dengan jadwal sebagai berikut :

Bulan

No Jenis Kegiatan Juli Agustus September

I II III IV I II III IV I II III

1 Prasurvey

2 Penyusunan Proposal

3 Seminar Proposal

4 Revisi Proposal

5 Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan data dan


6
penyusunan Hasil Penelitian

7 Seminar hasil penelitian

8 Perbaikan hasil penelitian

9 Ujian Tutup

B. Perkiraan Biaya

1. Pra Survey : Rp. 500.000,-

2. Pengumpulan Data
67

a. Pengadaan buku Referensi : Rp. 800.000,-

b. Transportasi selama penelitian : Rp. 800.000,

3. Pengolahan Data : Rp. 750.000,

4. Penyusunan Hasil Penelitian

a. Pengetikan Laporan : Rp. 700.000,-

b. Penggandaan dan cover Laporan Akhir : Rp. 1.000.000,-

Rekapitulasi :

Pra Survey : Rp. 500.000,-

Pengumpulan Data : Rp. 1.600.000,-

Pengolahan Data : Rp. 750.000,-

Perampungan Data/ Penyusunan Laporan : Rp. 1.700.000,-

Total : Rp. 4.550.000,-

C. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang menjadi langkah-langkah dalam proses

penyusunan tesis ini selanjutnya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian.
68

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan kajian terhadap beberapa teori dan referensi yang menjadi

landasan dalam mendukung studi penelitian ini, diantaranya adalah Manajemen

keuangan, kinerja keuangan, laporan keuangan, analisis laporan keuangan,

pengertian dan analisis rasio, serta penelitian terdahulu yang mendukung.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Bab ini berisi tentang kerangka konseptual dan hipotesis penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan mengenai pendekatan penelitian, waktu dan lokasi penelitian,

populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data yang

digunakan, serta definisi operasional dari variable yang terkait dalam penelitian ini.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan (1) deskripsi hasil penelitian yang diperoleh berupa narasi yang

disertai analisis statistik, pengujian hipotesis, (2) pembahasan menjawab rumusan

masalah, menafsirkan temuan-temuan dari hasil penelitian.


69

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Fitrah. 2016. Pengaruh Rentabilitas dan Likuiditas Terhadap Capital


Adequancy Ratio (CAR) Sektor perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2015. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

Anjani, Dewa Ayu dan Ni Ketut Purnawati. 2013. Pengaruh Non Performing Loan
(NPL), Likuiditas dan Rentabilitas Terhadap Rasio Kecukupan Modal. Bali:
Universitas Udayana.

Bahri, Syamsul. 2015. Analisis Pengaruh Likuiditas dan Non Performing Loans
Terhadap Tingkat Kecukupan Modal pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
Periode 2004-2013. Makassar: Universitas Hasanuddin

Bank Indonesia. 1998. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan.


Jakarta

Budisantoso, Totok dan Triandaru Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta : Salemba Empat.

Chaeriah, Nurul. 2013. Manajemen Likuiditas. (online) Available:


http://nurulchaeriah.blogspot.com/2013/12/manajemen-likuiditas.htm1?m=1

Kasmir. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/ 12/ Pbi/ 2013 Tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum. 2013. Jakarta: Bank Indonesia.
Putri, Fani Awaliana. 2016. Pengaruh LDR, APB, NPL, PDN, BOPO, NIM Terhadap
CAR pada Bank Pemerintah. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
70

Sam, Fatwal. 2012. Analisis Pengaruh LDR, NPL dan ROA Terhadap CAR pada Bank
Pembangunan Daerah (BPD) Se-Indonesia Tahun 2007-2011. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai