Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

REFARAT
PNEUMONIA PADA ANAK

OLEH :
ANDI MUH FADILAH MURSYID
111 2018 2093

PEMBIMBING:
dr. FLORIA EVA, Sp.A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
2

PENDAHULUAN

▸ Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak


berusia dibawah lima tahun.
3

TINJAUAN PUSTAKA
PNEUMONIA
4

DEFINISI

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim


paru. sebagian besar oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan
sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (seperti aspirasi,
radiasi).1
5

EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan hampir seperlima


kematian anak diseluruh dunia,
lebih kurang 2 juta anak balita
meningal setiap tahun akibat
pneumonia,

Menurut survei kesehatan


nasional 2001, 27% kematian
bayi, 22,8% kematian balita di
Indonesia disebabkan oleh
penyakit respiratori, terutama
pneumonia.
6

ETIOLOGI
Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang
Lahir – 20 hari Bakteri Bakteri
E. colli Bakteri an aerob
Streptococcus grup B Haemophillus influenza
Listeria monocytogenes Streptococcus pneumonia
Ureaplasmaurealyctims
Virus
3 minggu -3 bulan Bakteri Bakteri
Chalmydia trachomatis Bordetella pertussis
Streptococcus pneumonia Haemophilus influenza tipe B

Virus Moraxella cathralis


Virus adeno Staphylococcus aureus
Virus influenza Ureaplasmaurealyctims
Respiratory syncytial virus Virus
Virus parainfluenza 1,2,3 Virus sitomegalo
7

ETIOLOGI
Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang
4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri
Chalmydia trachomatis Haemophilus influenza tipe B
Streptococcus pneumonia Moraxella cathralis
Mycoplasma pneumoniae Staphylococcus aureus
Virus Neisseria meningitidis
Virus adeno virus
Virus influenza Virus varisela-Zoster
Respiratory syncytial virus
Virus rinovirusparainfluenza
5 tahun- remaja Bakteri Bakteri
Chalmydia trachomatis Haemophilus influenza tipe B
Streptococcus pneumonia legionella
Mycoplasma pneumoniae Staphylococcus aureus
virus
Virus adeno
Virus influenza
Respiratory syncytial virus
Virus rinovirusparainfluenza
Virus Epstein-Barr
Virus Varisela Zoster
8

Klasifikasi

▹ Berdasarkan klinis dan epidemiologis :


Pneumonia community
• Pneumonia yang didapat di masyarakat.

Pneumonia nosokomial
• Pneumonia yang terjadi setelah pasien 48 jam dirawat di rumah sakit dan
disingkirkan semua infeksi yang terjadi sebelum masuk rumah sakit

Pneumonia aspirasi
• Pneumonia aspirasi adalah kerusakan paru yang disebabkan oleh masuknya
cairan, partikel eksogen, atau sekresi endogen ke dalam saluran napas
bawah
9

Klasifikasi

▹ Berdasarkan etiologinya
Pneumonia bakteri tipikal

Pneumonia bakteri atipikal

Pneumonia virus

Pneumonia jamur
10

Klasifikasi

▹ Berdasarkan predileksi infeksi

Pneumonia lobaris

Bronkopneumonia

Pneumonia interstisial
11

PATOGENESIS

Stadium hepatisasi merah

Terjadi edema jaringan dan konsolidasi jaringan paru

Stadium hepatisasi kelabu

Konsolidasi yang makin memberat dan terjadi proses fagositosis yang cepat

Stadium resolusi
jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin
menipis, kuman dan debris menghilang
12

GEJALA KLINIS

▸ Gejala infeksi umum ▸ Gejala gangguan respiratori


Demam, sakit kepala, Batuk, sesak napas, retraksi
gelisah, malaise, penurunan dada, takipnea, napas cuping
napsu makan, keluhan hidung, merintih, dan
gastrointestinal seperti mual, sianosis.
muntah atau diare; kadang-
kadang ditemukan gejala
infeksi ekstrapulmuner.
13

DIAGNOSA

▸ Pneumonia pada anak umumnya didiagnosis berdasarkan


gambaran klinis yang menunjukkan keterlibatan sistem
respiratori, serta gambaran radiologis.
▸ Prediktor paling kuat adanya pneumonia adalah demam,
sianosis, dan > 1 gejala respiratori berikut: takipnea, batuk,
nafas cuping hidung, retraksi, ronki dan suara nafas
melemah.
DIAGNOSA (WHO)
14

Usia 2 bulan – 5 tahun ▸ Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik,
Pneumonia berat: hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti
penurun panas
▸ Bila ada sesak nafas
Usia < 2 bulan
▸ Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia
Pneumonia
▸ Bila tidak ada sesak nafas
▸ Bila ada nafas cepat (>60x/menit) atau sesak
nafas
▸ Ada nafas cepat dengan laju nafas: ▸ Harus dirawat dan diberikan antibiotik
>50x/menit untuk anak usia 2 bulan-1 tahun Bukan pneumonia
>40x/menit untuk anak >1-5 tahun ▸ Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
▸ Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral ▸ Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan
Bukan pneumonia simptomatis
▸ Bila tidak ada nafas cepat dan sesak nafas
15

DIAGNOSA

Tanda bahaya pada anak:1,3


▸ Usia 2 bulan – 5 tahun adalah tidak dapat minum, kejang,
kesadaran menurun, stridor, dan gizi buruk
▸ Usia < 2 bulan adalah malas minum, kejang, kesadaran
menurun, stridor, mengi dan demam/badan terasa dingin.
16

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah perifer lengkap 


Leukositosis (15.000-
40.000/ mm3 ) dan LED
meningkat
2. Rontgen toraks  bercak
infiltrat ringan pada satu
paru hingga konsolidasi
luas pada kedua paru.
17

PEMERIKSAAN PENUNJANG

3. C- Reactive Protein (CRP)  meningkat


4. Uji serologi  titer antibodi meningkat
5. Pemeriksaan mikrobiologis  sputum yang
mengandung lebih dari 25 lekosit dan kurang dari 40 sel
epitel/ lapangan
18

DIAGNOSIS BANDING

▸ Bronkiolitis
▸ Bronkitis
19

TATALAKSANA

▸ Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat


inap.
▸ Indikasi perawatan terutama berdasarkan berat ringannya
penyakit  toksis, distres pernapasan, tidak mau
makan/minum, atau ada penyakit dasar yang lain, komplikasi
dan terutama mempertimbangkan usia pasien.
▸ Neonatus dan bayi kecil dengan kemungkinan klinis
pneumonia harus dirawat inap.
20

TATALAKSANA

▸ Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan


kausal dengan antibiotik, serta tindakan suportif.
▸ Pengobatan suportif  pemberian cairan intravena, terapi
oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam-
basa, elektrolit dan gula darah.
▸ Nyeri dan demam dapat diberikan analgetik/antipiretik.
Pathogen Rekomendasi terapi Terapi alternative
21
Streptococcus pneumonia Seftriakson, sefoktaksim, penisilin G Sefuroksimaxetil, eritromisin, klindamisin,
atau penisilin V atau vankomisin.
Streptococcus grup A Penisilin G Sefuroksimaxetil, eritromisin, sefuroksim
Streptococcus grup B Penisilin G
Haemophilus influenza tipe B Seftriakson, sefotaksim, ampisilin- Sefuroksimaxetil,,sefuroksim
sulbaktam, atau ampisilin
Bakteriaerob gram negatif Sefotaksim dengan atau pun tanpa Piperacilin-tazobactam ditambah sediaan
aminoglikosida aminoglikosid
P. aeroginosa Seftazidim dengan ataupun tanpa Piperacillin-tazobactam ditambah sediaan
aminoglikosida aminoglikosida
Staphylococcus aureus Nafsilin, sefazolin, klindamisin (untuk Vankomisin (untuk MRSA)
MRSA)
Chel,ydophilis pneumonia Eritromisin, azitromisin atau Doksisiklin (<9 tahun), florokuinolon (>18
klaritromisin tahun)
Chalmydia trachomatis Eritromisin, azitromisin, atau
klaritromisin
Herpes simplex virus asiklovir
22
23

Komplikasi

▸ Empiema torasis
▸ Perikarditis purulenta
▸ Pneumotoraks
▸ Infeksi ekstrapulmuner seperti meningitis
purulenta.
24

PENCEGAHAN

1. Perawatan selama masa kehamilan


2. Perbaikan gizi balita
3. Memberikan imunisasi lengkap pada anak
4. Memeriksakan anak sedini mungkin apabila terserang batuk.
5. Mengurangi polusi didalam dan diluar rumah
6. Menjauhkan balita dari penderita batuk.
25

PROGNOSIS

Pada umumnya anak akan sembuh dari pneumonia


dengan cepat dan sembuh sempurna, walaupun kelainan
radiologi dapat bertahan selama 6-8 minggu sebelum
kembali ke kondisi normal.
26

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai