Anda di halaman 1dari 4

PERENCANAAN CUT AND FILL LAHAN

Oleh :
Angga Nugraha, ST
(Alumni Teknik Sipil dan Lingkungan IPB)

Dalam sebuah pembangunan atau pembukaan lokasi baru baik untuk pertambangan,
pembangunan gedung, perkebunan atau beragam kegiatan konstruksi lainnya selalu berkaitan
dengan proses penggalian tanah (cut) dan pengurugan tanah (fill). Dalam hal ini, maka pekerjaan
tanah dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis contoh data permukaan tanah yaitu permukaan tanah
asli (original ground) dan permukaan tanah yang direncanakan (design ground). Berikut
merupakan langkah-langkah perencanaan cut and fill suatu lahan yang akan dikerjakan :

Original Ground

Surveying / Pengukuran Lahan

Pengolahan Data Hasil Survey

Perencanaan Lahan (Design Ground)

Perhitungan Volume Cut and Fill

Perhitungan RAB

Eksekusi/Pelaksanaan Pembangunan

a. Original Ground
Peninjauan lokasi lahan existing yang akan dieksekusi atau dilakukan pembangunan
sesuai peruntukannya. Hal ini agar diketahui lokasi tersebut berada dimana, akses jalan
ataupun prasarana yang ada disana seperti apa, kondisi lingkungan, kondisi tanah serta data-
data pendukung lainnya bagaimana, yang kemudian akan digunakan untuk perencanaan
pembangunan lahan (design ground) serta faktor inilah akan menjadi penentu awal yang
mempengaruhi besar kecilnya biaya yang akan dibutuhkan untuk pembangunan sesuai
peruntukannya.
b. Surveying/Pengukuran Lahan
(Catatan : Hal ini tidak perlu dilakukan apabila lokasi lahan sudah mempunyai peta situasi dyang ada
gari-garis konturnya)
Langkah selanjutnya setelah peninjauan lokasi, maka dilakukanlah pengukuran lahan
baik secara manual ataupun menggunakan alat ukur seperti theodolite atau GPS maupun alat
ukur lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara presisi bentuk kontur lahan maupun
batas lahan di lokasi tersebut. Hasil ini digunakan untuk menentukan perencanaan cut and fill
lahan, penyediaan prasarana seperti jalan, instalasi air maupun titik-titik bangunan yang akan
dibangun.

c. Pengolahan Data Hasil Survey dan Perencanaan Lahan (Ground Design)


Data yang telah didapat dari hasil survey atau pengukuran lahan kemudian diolah agar
dapat disajikan secara visual sehingga memudahkan dalam tahap pembangunan maupun
perencanaan biayanya. Sebagai contoh, data lahan didapat dengan mengkur lahan
menggunakan alat theodolite, kemudian data tersebut diinput kedalam software yang dapat
menyajikan kontur seperti Surfer, CAD, GIS ataupun software-software lainnya. Hasil
pegolahan data tersebut dapat digunakan untuk merencanakan bangunan apa saja yang akan
dan perlu disediakan disana, jenis prasarana apa saja yang perlu dibuat disana, instalasi airnya
seperti apa agar dapat menyediakan kebutuhan air di lokasi tersebut serta titik-titik bangunan
nya yang akan dibangun dilokasi mana sehingga besarnya cut and fill tanah dapat
menyesuaikan.

Gambar 1. Pengolahan Data di AUtocad dari hasil Survey


(sumber : http://yoghaken.blogspot.co.id/2014/05/menghitung-volume-galian-dan-timbunan.html)

Catatan : Perhitungan volume dapat juga dilakukan secara otomatis didalam software, dengan membandingkan
original ground dengan design ground, contoh diatas adalah pengolahan dan perhitungan data
menggunakan software Autocad Land Development (ALD)
Tanah Fill/Timbunan sesuai peruntukan
Tanah Existing

Gambar 2. Penampang Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)


(sumber : Slide materi perkuliahan Bab 12, CIV-104, Universitas Pembangunan Jaya)

Catatan : Perhitungan kebutuhan volume cut and fill dapat juga dilakukan manual dengan cara menghitung
secara matematis tergantung kontur atau bentuk lahannya, misalnya berbetuk persegi yang tinggal
mengitung volume persegi (p x l x t), misal berbetuk trapesium tinggal menggunakan rumus volume
trapesium maupun lainnya, kuncinya terdapat pada data pengukuran lahan.

Gambar 3. Contoh Tanah Original Ground dan Design Ground


(sumber : http://jasapengurukantanah.blogspot.co.id/p/cut-fill-land.html)

d. Perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya)


Setelah diketahui kontur tanahnya serta telah direncanakan bangunan apa saja yang
akan dibangun dan disediakan disana, maka dapatlah dihitung besarnya jumlah biaya yang
perlu dikeluarkan terutama untuk hal paling pertama yaitu besarnya biaya cut and fill di lahan
tersebut sesuai volume yang telah dihitung dan didapat dari data pengukuran dan pengolahan
data tersebut.

Catatan : untuk perhitungan RAB Cut and Fill diperlukan juga pengetahuan mengenai estimasi sewa alat yang
dibutuhkan. Misal dalam cut, maka dibutuhkan excavator untuk menggali tanah, truk untuk mengangkut
tanah yang dibuang, dozer untuk perataan tanah, serta biaya penyewaan area buangan tanah. Sedangkan
untuk fill, maka dibutuhkan tanah untuk menimbun (dimana perhitungan tanah harus dikalikan waste,
missal kebutuhan sesuai perhitungan adalah 1 m3, maka dibuatlah harga pembelian tanah sebanyak 1.2
x volume yaitu 1 m3 sehinggakebutuhan timbunan perhitungan 1 m3 perhitungan sama dengan 1.2 m3
total tanah real yang dibutuhakn dilapangan.), truk untuk mengakut tanah ke lokasi, dozer untuk
pemadata dan perataan tanah.

Gambar 4. Ilustrasi Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)


(sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Cut_and_fill)

Catatan : Dalam proses cut and fill yang baik adalah saat mengcut tanah/menggali tanah, tanah galian tersebut
harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengfill tanah/menimbun tanah di titik bagian lokasi
lain yang membutuhkan untuk ditimbun, hal ini bertujuan agar biaya cut fill dapat ditekan seminimal
mungkin sehingga tidak terjadi overcost dikarenakan saat memanfaat sebaik mungkin metode ini dapat
mengurangi jumlah biaya untuk pembuangan tanah maupun biaya untuk pembelian tanah timbunan.

e. Eksekusi atau Pelaksanaan Pembangunan


Tahap terakhir setelah tahap-tahap diatas didapat, maka dilakukan pada tahap
pembangunannya sesuai dengan rencana bangunan yang akan dibangun.

Anda mungkin juga menyukai