Anda di halaman 1dari 6

Soal teks cerpen (3) Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak

1. Bacalah teks berikut ini! berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki diparkir di
.... halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar
“Apa-apaan sih, elo? Posternya kan jadi sobek!!!” semakin nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin
“Sorry, Rin! Gue bener-bener nggak sengaja!” banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti,dan
Rinta sama sekali nggak ngegubris pembelaan Anya. Ia masih termangu. Dibayangkan istrinya yang sedang sakit harus
memandangi poster Blur kesayangannya yang kini sudah menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu,
terbagi dua karena robek. “Rin, sorry,ya. Gue . . . .” istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari
“Aah! Udah, deh! Pulang, sana!” potong Rinta kesal, matanya esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan
sudah sembap, hampir nangis. Anya nggak mau memperburuk datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa
keadaan. Ia pun langsung keluar dari kamar Rinta dan batunya.
bergegas pulang. (4) ”Ya, kamu memangmbeling , Min. di gerumbul ini hanya
kamu yang belum berpartisipasi.Hanya kamu yang belum
Kutipan teks cerpen tersebut memuat bagian….. setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang
a. Orientasi yangkelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak
b. Komplikasi mau lebih lama kau persulit.” Karyamin mendengar suara
c. Resolusi napas sendiri. Samar-samar Karyamin juga mendengar detak
d. Koda jantung sendiri. Tetapi karyamin tidak melihat bibir sendiri
yang mulai menyungging senyum.
2. Berikut ini yang bukan struktur teks cerpen adalah … (5) Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan
a. Rangkaian peristiwa tertawa keras-keras. Demikian keras sehingga mengundang
b. Komplikasi seribu lebah masuk ke telinganya. Seribu lunang masuk ke
c. Orientasi matanya. Lambungnya yang kampong berguncang-guncang
d. Imajinasi dan merapuhkan keseimbangan seluruh tubuhnya. Ketika
melihat tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak
3. Perhatikan data berikut ini! Pamong berusaha menahannya. Sayang, gagal.
1. Uraian deskriptif
2. Menggunakan sudut pandang pencerita 4. Nomor 3 pada cerpen singkat di atas termasuk struktur teks
3. Menggunakan dialog cerpen bagian …
4. Menggunakan kata kerja teknis a. Orientasi
5. Menggunakan kata kerja mental b. Resolusi
Berdasarkan data di atas, yang merupakan ciri kebahasaan c. Komplikasi
teks cerpen adalah … d. Rangkaian peristiwa
a. 1,2,3,4,dan 5
b. 1,2,dan 4 5. Nomor 5 pada cerpen singkat di atas termasuk struktur teks
c. 1,2,4,dan 5 cerpen bagian …
d. 2,4,dan 3 a. Orientasi
b. Komplikasi
Bacalah cerpen singkat berikut ini untuk menjawab soal c. Rangkaian peristiwa
nomor 4 s.d. 6 ! d. Resolusi
Senyum Karyamin
Karya : Ahmad Thohari 6. Berdasarkan cerpen singkat di atas, pembahasan dan telaah
yang tepat adalah …
(1) Mereka tertawa bersama. Mereka, para pengumpul batu a. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan majas,
itu, memang pandai bergembira dengancara menertawakan kata teknis, dan kata kerja mental. Sedangkan dari segi
diri mereka sendiri. Dan Karyamin tidak ikut tertawa, strukturnya terdiri atas orientasi,rangkaian peristiwa,
melainkan cukup tersenyum. Bagi mereka, tawa atau senyum komplikasi, dan resolusi.
sama-sama sah sebagai perlindungan terakhir. Tawa dan b. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan kata
senyum bagi mereka adalah simbol kemenangan terhadap teknis, dan kata kerja mental. Sedangkan dari segi strukturnya
tengkulak, terhadap rendahnyaharga batu, atau terhadap terdiri atas orientasi, komplikasi, dan resolusi.
licinnya tanjakan. Pagi itu senyum Karyamin pun menjadi c. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan majas,
tandakemenangan atas perutnya yang sudah mulai melilit dan dialog, dan konjungsi. Sedangkan dari segi strukturnya terdiri
matanya yang berkunang-kunang. atas orientasi dan resolusi.
(2) Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban d. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan majas,
yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua dialog, dan konjungsi. Sedangkan dari segi strukturnya terdiri
keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah atas orientasi,rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi.
licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan
kawan-kawan, yang pulang balik mengangkat batu dari sungai 7. Bacalah kutipan cerpen berikut!
ke pangkalan material di atas sana. Karyamin sudah Ya, kediaman keluarga Sastro Suwiryo yang menempati lahan
berpengalaman agar setiap perjalananya selamat. Yakni seluas 200 meter persegi di Desa Kasongan pinggiran
berjalan menanjak sambil menjaga agar titik berat beban dan Yogyakarta itu bisa dibilang tenang dan tentram sebelumnya.
badannya tetap berada pada telapak kaki kiri atau kanannya. Malam itusudah hampir setengah jam isak tangis terdengar
Pemindahan titik berat dari kaki kirike kaki kanannya pun mengalahkan lagu malam yang dinyanyikan oleh angin
harus dilakukan dengan baik. Karyamin harus danlambaian pohon kelapa belakang rumah. Rembulan
memperhitungkan tarikannapas serta ayunan tangan demi purnama yang tengah asik menemani orang-orang yang
keseimbangan yang sempurna. sedang tidur dengan nyenyak juga tidak disapa oleh isak
tangis itu. a. bangunan tempat berjualan
“ Bapak, bangun, Pak.” b. bangunan tempat memproduksi barang
“ Ada apa, Bu? Malam-malam begini kok bangun? Kok c. bangunan tempat menitipkan barang
kelihatannya ada yang serius.” d. bangunan tempat menumpuk barang
Dikutip dari: Agung Webe, “Arjuna Tidak Mencari cinta”
dalam Arjuna Tidak Mencari Cinta, Bekasi, Soul Journey, 11. Bacalah kutipan cerpen berikut!
2016. Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin
Kalimat bercetak tebal dalam kutipan cerpen tersebut sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati
mengandung majas . . . . meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia
a. Metafora menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin.
b. Metonimia Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil
c. Personifikasi memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu,
d. Hiperbola pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi
sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan
8. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini! ibunya memang harus hidup hemat.
1. Menentukan perwatakan ”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy
2. Menentukan sudut pandang temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur
3. Menyajikan peristiwa yang ditentukan dalam alur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya.
4. Menentukan latar Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu
5. Menentukan tema belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-
Susunan yang tepat langkah menyusun teks cerpen warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum
adalah . . . . menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah
a. 5)-2)-1)-4)-3) untuk Tommy.”
b. 5)-3)-1)-4)-2)
c. 1)-2)-3)-4)-5) Kata "matahari yang mulai tenggelam" tersebut mengandung
d. 5)-1)-2)-4)-3) makna....
a. hari hampir siang
9. Perhatikan kalimat di bawah ini! b. hari hampir malam
1) Masing-masing mendapat bagian tiga buah kurma per c. hari hampir senja
kepala. d. hari hampir subuh
2) Maka, pada hari itu dapat ditebak, orang-orang
membukakan puasanya dengan tiga butir kurma dari Pak 12. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan
Ayub. kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup
3) Biasanya, kalau besok paginya di tepian sungai atau di berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika
lapau kopi, orang bercerita tentang nikmatnya membukakan kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah
puasa dengan tiga butir kurma, berarti orang-orang itu kebohonganmu yang pertama kepadaku.
kemarin habis dikunjungi Pak Ayub si Tuan Kurma. Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore
4) Artinya lagi, Pak Ayub dengan bayang-bayang sepanjang adalah.…
badannya, telah berbuat pengasih dan penyayang serta adil ke A. Mentari meredup
warga kampung. B. Mentari di sebelah barat
5) Biasanya, sekali atau dua kali dalam bulan Ramadan Pak C. Ketika kerumunan tidak bersama
Ayub mengantarkan kurma ke setiap rumah-rumah D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
6) Tak heran, di hari pembagian kurma itu, boncengan
sepedanya dibebani karung plastik berisi kurma. 13. (1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada
Dikutip dari: Yusrizal K.W, “Tiga Butir Kurma Per Kepala” jawabmu, hanya angin berdesir di sekeliling kita. (2)Bulan
dalam pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat
Kembali ke Pangkal Jalan Kumpulan cerpen Yusrizal K:W kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa
Kompas, Jakarta 2004 yang kita rasakan ini. (4)Jangan lagi memaknainya,
menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Susunan cerita yang runtut berdasarkan teks di atas adalah . .
a. 3)-5)-4)-1)-6)-2) Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari
b. 3)-1)-2)-4)-5)-6) terdapat pada nomor ….
c. 3)-4)-5)-1)-6)-2) A. (1)
d. 4)-3)-5)-1)-2)-3) B. (2)
C. (3)
10. Bacalah kutipan cerpen berikut! D. (4)
Sebuah mobil colt berplat nomor merah berhenti persis di
depan kedai kasur Alin. Murni berdebar-debar, kalau-kalau 14. Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama
orang yang turun dari mobil itu utusan hotel yang memesan Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Apa Ibu kenal
tiga puluh kasur single itu. Ia berusaha tersenyum dan dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sana
menyembunyikan giginya yang terlalu menonjol ke depan. itu?" Ia menjawab, "Silakan masuk, Nyonya! Kalau Anda
Orang berpakaian pegawai itu juga tersenyum membalas. ibunya Eric, sungguh Anda tak punya hati!”. Ia membuka
"Maaf, Bu. Saya pegawai ketertiban Balaikota. Apakah racun pintu tempat tinggalnya. (1)
api Ibu masih baik? Boleh saya periksa?" "Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji
menyayanginya dan tidak akan meninggalkannya lagi!” (2)
Kata tercetak miring tersebut mengandung makna.... Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya,
semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut
telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di kolong sombong terletak pada kalimat bernomor .…
jembatan,” jawabnya dengan suara terbata-bata. (3) A. (1) dan (2)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa B. (2) dan (3)
anakku Eric, dulu kutinggalkan. (4) C. (3) dan (4)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai D. (4) dan (5)
nomor ...
A. (1) 19. Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak
B. (2) denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan
C. (3) membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah
D. (4) kupercaya segala tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu
menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan kepadaku
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama kemudian sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan
kerjakan soal nomor 15 s.d. 17! padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan
pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin telah merusak cintaku.
sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui
meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia melalui ….
menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. A. Tingkah laku tokoh kamu
Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil B. Tingkah laku tokoh aku
memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, C. Dialog tokoh kamu
pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi D. Dialog tokoh aku
sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan
ibunya memang harus hidup hemat. 20. Bacalah dengan saksama!
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy Di Kantor Pos
temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur Oleh: Muhammad Ali
pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. “Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona
Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu membayarkan uang pos wesel kepada saya, sebab ….”
belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna- “Mana bias keliru?” si pegawai menyela dengan cepat.
warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum “Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak
menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah salah, sekian itulah angka yang tertulis dalam pos wesel saya.”
untuk Tommy.” “Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel
Saudara.” Si pegawai lalu memeriksa salah satu lajur dalam
15. Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian
adalah .... katanya,”Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda
A. kalimat pertama pada paragraf pertama C. Jumlah uang:tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama tadi Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?”
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua. “Tidak,”jawab laki-laki itu.” Nona tadi memberikan kepada
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua saya bukan tiga lembar kertas ratusan, tapi empat lembar. Jadi,
empat ratus rupiah yang saya terima tadi.”
16. Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah “Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru,” kata si
... pegawai akhirnya dengan kemalu-maluan.”Maklum banyak
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada. kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang itu masih baru
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi, Saudara mau
berguna. kembalikan uang yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?”
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan. “Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya ….”
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan. “Nona!” sela si pegawai cepat.
Kutipan cerpen tersebut bertema ….
17. Amanat yang terdapat pada cerpen tersebut adalah ... a. Keberanian pegawai mengakui kekeliruan.
A. Jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin b. Kehati-hatian pegawai terhadap seseorang.
memberi hadiah teman! c. Kejujuran seseorang dalam hidup.
B. Usahakan selalu memberi hadiah kepada teman orang tua! d. Kebaikan seseorang terhadap pegawai pos.
C. Temanilah ibumu saat duduk-duduk di beranda!
D. Matikan lampu jika sudah tidak diperlukan! 21. Sudut pandang yang digunakan pengarang pada kutipan
cerpen tersebut adalah …
18. (1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses a. Orang ketiga sebagai pengamat
dan kaya menghadapi pemuda kere macam aku. (2) Sebagai b. Orang pertama tokoh utama
pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia c. Orang campuran
tak rela hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia d. Orang ketiga manatahu
kelihatan tidak suka terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak
keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara wajah Mawar 22. Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan
memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek rumah
Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal gedong itulah yang selalu diperbincangkan Kurdi disetiap
menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat
Jamila). kerja bakti, sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia
senantiasa tidak lupa menceritakan rencananya membangun
rumah gedungnya itu. Kutipan Cerpen I
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat … "Sudah saya pikir masak-masak!"
a. pemberani Saya terkejut.
b. baik "Pikirkan sekali lagi! Bapak kasi waktu satu bulan!"
c. egois Taksu menggeleng.
d. sombong "Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya sama, Pak. Saya ingin
jadi guru!"
23. Bacalah kedua kutipan cerpen berikut! "Tidak! Kamu pikir saja dulu satu bulan lagi!"
Kutipan Cerpen I Bukan hanya satu bulan, tetapi dua bulan kemudian, kami
"Sudah saya pikir masak-masak!" berdua datang lagi mengunjungi Taksu di tempat kosnya.
Saya terkejut. Sekali ini kami tidak muncul dengan tangan kosong. Istri saya
"Pikirkan sekali lagi! Bapak kasi waktu satu bulan!" membawa krupuk kulit ikan kegemaran Taksu. Saya sendiri
Taksu menggeleng. membawa sebuah laptop baru yang paling canggih, sebagai
"Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya sama, Pak. Saya ingin kejutan.
jadi guru!"
"Tidak! Kamu pikir saja dulu satu bulan lagi!" Kutipan Cerpen II
Bukan hanya satu bulan, tetapi dua bulan kemudian, kami "Jadi, apa yang membawamu kemari?"
berdua datang lagi mengunjungi Taksu di tempat kosnya. "Kenangan."
Sekali ini kami tidak muncul dengan tangan kosong. Istri saya "Palsu! Kalau ini hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu
membawa krupuk kulit ikan kegemaran Taksu. Saya sendiri 10 tahun setelah keluargamu kembali dan menetap 30
membawa sebuah laptop baru yang paling canggih, sebagai kilometer saja dari sini?"
kejutan. Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami
sebelum katakata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang
Kutipan Cerpen II berebutan keluar dari magasin.
"Jadi, apa yang membawamu kemari?" Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali
"Kenangan." pada pengalaman kami dahulu. Pengalaman yang menjadikan
"Palsu! Kalau ini hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di ingatan saya.
10 tahun setelah keluargamu kembali dan menetap 30 Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang
kilometer saja dari sini?" diidapnya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang
Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia daripada saya.
sebelum katakata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar.
berebutan keluar dari magasin. Teplok yang menjadi penerang ruangan diletakkan di atas
Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia
pada pengalaman kami dahulu. Pengalaman yang menjadikan menunduk untuk menulis.
dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di ingatan saya. Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan
Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan
diidapnya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya.
sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia daripada saya. Ibunya, seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di
Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar. sudut sembari bekerja memilin sabut-sabut kelapa menjadi
Teplok yang menjadi penerang ruangan diletakkan di atas tambang.
meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh
menunduk untuk menulis. rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi
Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan
pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan diri dari maut karena waktu telah menghapus semua
besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya. kengeriannya.
Ibunya, seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di
sudut sembari bekerja memilin sabut-sabut kelapa menjadi Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerpen tersebut
tambang. adalah . . . .
Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh a. Kutipan I menggunakan alur maju. Kutipan II
rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi menggunakan alur sorot balik.
persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan b. Kutipan I menggunakan alur sorot balik. Kutipan II
diri dari maut karena waktu telah menghapus semua menggunakan alur maju.
kengeriannya. c. Kutipan I menggunakan alur maju. Kutipan II
menggunakan alur campuran.
Komentar atas perbedaan pola pengembangan kedua kutipan d. Kutipan I menggunakan alur sorot balik. Kutipan II
cerpen tersebut adalah . . . . menggunakan alur campuran.
a. Kutipan I menggunakan alur sorot balik. Kutipan II
menggunakan alur maju. 25. Berikut ini yang bukan struktur teks cerpen adalah …
b. Kutipan I menggunakan alur maju. Kutipan II a. Rangkaian peristiwa
menggunakan alur campuran. b. Komplikasi
c. Kutipan I menggunakan alur sorot balik. Kutipan II c. Orientasi
menggunakan alur campuran. d. Imajinasi
d. Kutipan I menggunakan alur maju. Kutipan II
menggunakan alur sorot balik. 26. Perhatikan data berikut ini!
1. Uraian deskriptif
24. Bacalah kedua kutipan cerpen berikut! 2. Menggunakan sudut pandang pencerita
3. Menggunakan dialog teks cerpen bagian …
4. Menggunakan kata kerja teknis a. Orientasi
5. Menggunakan kata kerja mental b. Resolusi
Berdasarkan data di atas, yang merupakan ciri kebahasaan c. Komplikasi
teks cerpen adalah … d. Rangkaian peristiwa
a. 1,2,3,4,dan 5
b. 1,2,dan 4 28. Nomor 5 pada cerpen singkat di atas termasuk struktur
c. 1,2,4,dan 5 teks cerpen bagian …
d. 2,4,dan 3 a. Orientasi
b. Komplikasi
Bacalah cerpen singkat berikut ini untuk menjawab soal c. Rangkaian peristiwa
nomor 27 s.d. 30 ! d. Resolusi
Senyum Karyamin
Karya : Ahmad Thohari 29. Cerpen singkat di atas menggunakan sudut pandang …
a. Orang pertama pelaku utama
(1) Mereka tertawa bersama. Mereka, para pengumpul batu b. Orang pertama pelaku sampingan
itu, memang pandai bergembira dengancara menertawakan c. Orang ketiga pelaku utama
diri mereka sendiri. Dan Karyamin tidak ikut tertawa, d. Orang ketiga pelaku sampingan
melainkan cukup tersenyum. Bagi mereka, tawa atau senyum
sama-sama sah sebagai perlindungan terakhir. Tawa dan 30. Berdasarkan cerpen singkat di atas, pembahasan dan
senyum bagi mereka adalah simbol kemenangan terhadap telaah yang tepat adalah …
tengkulak, terhadap rendahnyaharga batu, atau terhadap a. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan majas,
licinnya tanjakan. Pagi itu senyum Karyamin pun menjadi kata teknis, dan kata kerja mental. Sedangkan dari segi
tandakemenangan atas perutnya yang sudah mulai melilit dan strukturnya terdiri atas orientasi,rangkaian peristiwa,
matanya yang berkunang-kunang. komplikasi, dan resolusi.
(2) Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban b. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan kata
yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua teknis, dan kata kerja mental. Sedangkan dari segi strukturnya
keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah terdiri atas orientasi, komplikasi, dan resolusi.
licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan c. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan majas,
kawan-kawan, yang pulang balik mengangkat batu dari sungai dialog, dan konjungsi. Sedangkan dari segi strukturnya terdiri
ke pangkalan material di atas sana. Karyamin sudah atas orientasi dan resolusi.
berpengalaman agar setiap perjalananya selamat. Yakni d. Dalam cerpen tersebut, terdapat unsur kebahasaan majas,
berjalan menanjak sambil menjaga agar titik berat beban dan dialog, dan konjungsi. Sedangkan dari segi strukturnya terdiri
badannya tetap berada pada telapak kaki kiri atau kanannya. atas orientasi,rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi.
Pemindahan titik berat dari kaki kirike kaki kanannya pun 7. Bacalah kutipan cerpen berikut!
harus dilakukan dengan baik. Karyamin harus Ya, kediaman keluarga Sastro Suwiryo yang menempati lahan
memperhitungkan tarikannapas serta ayunan tangan demi seluas 200 meter persegi di Desa Kasongan pinggiran
keseimbangan yang sempurna. Yogyakarta itu bisa dibilang tenang dan tentram sebelumnya.
(3) Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak Malam itusudah hampir setengah jam isak tangis terdengar
berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki diparkir di mengalahkan lagu malam yang dinyanyikan oleh angin
halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar danlambaian pohon kelapa belakang rumah. Rembulan
semakin nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin purnama yang tengah asik menemani orang-orang yang
banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti,dan sedang tidur dengan nyenyak juga tidak disapa oleh isak
termangu. Dibayangkan istrinya yang sedang sakit harus tangis itu.
menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, “ Bapak, bangun, Pak.”
istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari “ Ada apa, Bu? Malam-malam begini kok bangun? Kok
esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan kelihatannya ada yang serius.”
datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa Dikutip dari: Agung Webe, “Arjuna Tidak Mencari cinta”
batunya. dalam Arjuna Tidak Mencari Cinta, Bekasi, Soul Journey,
(4) ”Ya, kamu memangmbeling , Min. di gerumbul ini hanya 2016.
kamu yang belum berpartisipasi.Hanya kamu yang belum Kalimat bercetak tebal dalam kutipan cerpen tersebut
setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang mengandung majas . . . .
yangkelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak a. Metafora
mau lebih lama kau persulit.” Karyamin mendengar suara b. Metonimia
napas sendiri. Samar-samar Karyamin juga mendengar detak c. Personifikasi
jantung sendiri. Tetapi karyamin tidak melihat bibir sendiri d. Hiperbola
yang mulai menyungging senyum.
(5) Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan 31. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini!
tertawa keras-keras. Demikian keras sehingga mengundang 1. Menentukan perwatakan
seribu lebah masuk ke telinganya. Seribu lunang masuk ke 2. Menentukan sudut pandang
matanya. Lambungnya yang kampong berguncang-guncang 3. Menyajikan peristiwa yang ditentukan dalam alur
dan merapuhkan keseimbangan seluruh tubuhnya. Ketika 4. Menentukan latar
melihat tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak 5. Menentukan tema
Pamong berusaha menahannya. Sayang, gagal. Susunan yang tepat langkah menyusun teks cerpen
adalah . . . .
27. Nomor 3 pada cerpen singkat di atas termasuk struktur a. 5)-2)-1)-4)-3)
b. 5)-3)-1)-4)-2)
c. 1)-2)-3)-4)-5)
d. 5)-1)-2)-4)-3)

32. Perhatikan kalimat di bawah ini!


1) Masing-masing mendapat bagian tiga buah kurma per
kepala.
2) Maka, pada hari itu dapat ditebak, orang-orang
membukakan puasanya dengan tiga butir kurma dari Pak
Ayub.
3) Biasanya, kalau besok paginya di tepian sungai atau di
lapau kopi, orang bercerita tentang nikmatnya membukakan
puasa dengan tiga butir kurma, berarti orang-orang itu
kemarin habis dikunjungi Pak Ayub si Tuan Kurma.
4) Artinya lagi, Pak Ayub dengan bayang-bayang sepanjang
badannya, telah berbuat pengasih dan penyayang serta adil ke
warga kampung.
5) Biasanya, sekali atau dua kali dalam bulan Ramadan Pak
Ayub mengantarkan kurma ke setiap rumah-rumah
6) Tak heran, di hari pembagian kurma itu, boncengan
sepedanya dibebani karung plastik berisi kurma.
Dikutip dari: Yusrizal K.W, “Tiga Butir Kurma Per Kepala”
dalam
Kembali ke Pangkal Jalan Kumpulan cerpen Yusrizal K:W
Kompas, Jakarta 2004

Susunan cerita yang runtut berdasarkan teks di atas adalah . .


a. 3)-5)-4)-1)-6)-2)
b. 3)-1)-2)-4)-5)-6)
c. 3)-4)-5)-1)-6)-2)
d. 4)-3)-5)-1)-2)-3)

Anda mungkin juga menyukai