Anda di halaman 1dari 35

BAB III

Analisi Tindak Tutur Maksim Kesimpatian


Dalam Anime Natsume Yuujinchou

Pada bab ini penulis akan memaparkan, menganalisis, dan membahas


data penelitian guna menjawab pertanyaan yang tertera pada bab I. Data dari
penelitian ini diambil dari anime Natsume yuujinchou season 1 dan 2, penulis
akan menganalisis percakapan yang mengandung tindak tutur maksim
kesimpatian berdasarkan teori milik Leech, dan kemudian penulis akan
menjabarkan berdasarkan jenis tindak tutur sesuai dengan teori milik Austin,
juga dilihat fungsi dari tindak tutur tersebut bersadarkan teori milik Searle.

3.1 Paparan Data

Penelitian ini mengunakan anime Natsume Yuujinchou sebagai sumber


data. Data yang penulis ambil adalah tindak tutur yang mengandung maksim
kesimpatian baik dari tindak tutur yang berjenis berjenis lokusi, ilokus,
maupun perlokusi. Penulis mengambil 29 data yang terdiri dari 6 data yang
berjenis tindak tutur lokusi, 15 data yang berjenis tindak tutur ilokusi, dan 8
data yang berjenis tindak tutur perlokusi dalam tuturan yang mengandung
maksim kesimpatian.

Penulis juga akan melihat fungsi tindak tutur tersebut dilakukan, fungsi
yang ditemukan diantaranya 3 data yang memiliki fungsi arserif, 13 data yang
memiliki fungsi direktif, 3 data yang memiliki fungsi komisif, 8 data yang
memiliki fungsi ekspresif, dan 2 data yang memiliki fungsi deklaratif. Penulis
juga menganalisa kenapa tidak tuturan tersebut dituturkan oleh penutur dan
pada situasi seperti apa tuturan tersebut dituturkan.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


2

3.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa maksim kesimpatian


tidak hanya dituturkan oleh orang yang sudah mengenal dekat satu sama lain,
orang asing pun kerap mengunakan maksim kesimpatian. Seperti yang telah
penulis sebutkan sebelumnya maksim kesimpatian terjadi apabila penutur
memaksimalkan sikap simpati terhadap mitra tutur dan mengurangi rasa
antipati terhadap mitra tutur. Berikut penulis memaparkan hasil analisis dari
tindak tutur kesimpatian yang muncul dalam anime Natsume Yuujinchou.
Data yang dianalisis berjumlah 18 data yaitu 6 data tindak tutur lokusi, 6 data
tindak tutur ilokusi, dan 6 data tindak tutur perlokusi.

3.2.1 Tindak Tutur Iokusi Yang Mengandung Maksim Kesimpatian:

Data 1
Peserta tutur:
1. Natsume Takashi: seorang anak yang dapat melihat yokai ia
dikucilkan oleh teman-temanya karena hal ini oleh karena itu ia
menjadi penyendiri dan selalu dianggap aneh oleh orang sekitar
2. Bibi tetangga: seorang wanita paruh baya yang tinggal dilingkungan
rumah natsume

Konteks situasi:
Di taman pada sore hari saat senja. Natsume berbicara pada yokai
namun karena hanya dia yang dapat melihatnya, bibi tetangga natsume
yang kebetulan lewat saat itu mengira natsume berbicara sendiri

近所のお婆さん:あら, あら, どうしたの 貴志君?

Tonari no obasan : Ara, ara doushita no takashi kun?

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


3

Bibi tetangga : Wah, wah, apa yang telah terjadi takashi?

(Yuki Midorikawa 2008, sea 1,eps 2, 00:13:54)

Natsume yang pada saat itu tidak menyadari bahwa orang yang dia
ajak bicara adalah yokai, berbicara dengan semangat di taman pada
senja hari. Bibi yang melintas sudah mendengar rumor tentang natsume,
maka saat ia melihat natsume berbicara sendiri di taman pada sore hari
ia merasa simpati terhadap natsume dan menanyakan keadaanya
sebagai bentuk perhatiannya terhadap natsume.

Dalam tuturan yang di tuturkan bibi tersebut ia hanya menanyakan


keadaan berdasarkan kondisi yang ada pada saat itu, tanpa ada maksud

untuk meminta lawan bicara melakukan sesuatu .pada kata どうし た

の ’doushitano’ digunakan untuk menanyakan keadaan akhiran “-た”

berarti sesuatu yang telah terjadi atau lampau, tuturan yang dituturkan
oleh bibi tersebut mengacu pada keadaan sebenarnya natsume pada saat
itu. Oleh karena itu tindak tutur ini merupakan tindak tutur lokusi.

Walau dilontarkan dalam bentuk pertanyaan bibi yang saat itu


sudah mendengar mengenai kondisi natsume yang aneh menuturkan
tuturan tersebut sebagai ungkapan rasa simpatinya, tanpa
mengharapkan mendapat jawaban yang jelas dari natsume. Oleh Karena
itu tujuan dari tuturan tersebut lebih kepada sebuah pernyataan yang
merupakan fungsi arserif dalam tindak tutur.

Data 2
Peserta tutur:

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


4

1. Tamiko: seorang anak perempuan yang memiliki orang tua yang


sibuk dengan pekerjaanya sehingga ia sering sendirian dan berharap
bisa pergi keluar dengan kedua orang tuanya.
2. Nyanko sensei: yokai rubah yang kuat, ia memiliki wujud lain
berupa kucing gempal berwarna putih oren abu-abu, dalam wujud
kucingnya ia dapat dilihat oleh orang normal dan terlihat seperti
kucing biasa.memiliki kontrak sebagai pelindung natsume takashi.

Konteks situasi:
Pada suatu festival kuil yang diadakan pada sore hari didalam salah
satu stan panitia yang ada festival tersebut. Nyanko sensei diikat oleh
saragi sebagai Sandra agar natsume kembali, tamako melihat nyanko
sensei yang terikat ditiang stan tersebut berusaha untuk membantunya
melepas ikatan tersebut agar ia dapat bebas.

民子 :猫ちゃん どうしたの? 捕まっちゃったの? なんか悪い ことしたの?

よし、 民子が助けてあげる。

Tamiko: Nekochan doushitano? Tsukamacchata no? nanka warui koto


shiteno? Yoshi, tamiko ga tatsukete ageru.

Tamiko: Kucing kecil kenapa? Kau tertangkap? Apa kau melakukan


sesuatu yang buruk? Baiklah, tamiko akan memberikan
pertolongan.
(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 13, 00:13:41)

Tamiko dan nyanko sensei telah mengenal satu sama lain setelah
sebelumya mereka jatuh bersama disebuah lobang dan terjebak
didalamnya. Tamiko yang merupakan seorang anak kecil mengangap
nyanko sensei teman sebayanya, oleh karena itu saat melihat nyanko

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


5

sensei ia bertanya kepadanya kerena rasa simpati kepada nyanko sensei


yang saat itu terikat dan membantunya untuk bebas.

Percakapan ini berjalan semi satu arah, dengan gerak tubuh nyanko
sensei sebagai respon dari pertanyaan tamiko. Tamiko menyanyakan
hal tersebut berdasarkan kondisi yang ada pada saat itu tanpa memiliki
maksud tersirat lain, oleh karena itu tuturan tersebut termasuk dalam
tindak tutur lokusi.

Pada kalimat 民子が助けてあげる ‘tamiko ga tatsukete ageru’

tamiko menjanjikan suatu perbuatan yang akan dia lakukan untuk

nyanko sensei hal ini dapat dilihat dari pemakaian kata あげる’ageru’

yang berarti memberikan sesuatu. Kalimat ini berfungsi untuk


menyatakan kesangupan yang termasuk dalam fungsi tindak tutur
komisif.

Data 3
Peserta tutur:
1. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.
2. Natori Suichi: seorang pembasmi yokai yang juga bekerja sebagai
aktor. Ia merupakan penerus dari klan Suichi yang memiliki kertas
sebagai spesialis mereka.sering menerima misi untuk menyegel
yokai yang diangap menggangu.

Kontes situasi:
didalam kamar dipenginapan pemandian air panas yang penuh dengan
mantra penyegel pada malam hari. Natori menujukan kamar yang telah

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


6

ia siapkan untuk menjebak yokai jahat yang sebelumnya dibebaskan


oleh natsume, sekaligus meminta maaf kerena tidak memberi tahu
maksud sebenarnya mereka mengunjungi penginapan tersebut, dan
menjelaskan tujuan sebenarnya mereka pergi kesana. Ia menjelaskan
rencananya untuk menjebak yokai tersebut kekamar itu dan kemudian
menyegelnya. Natsume yang merasa juga bertangung jawab terhadap
hal ini memutuskan untuk membantu.

夏目 :手伝います。 今回のことは自分が甘かったんです。

Natsume: Tetsudaimasu. Konkai no koto wa jibun ga amakatadesu.

Natsume: Akan ku bantu. Kejadian kali ini karena aku terlalu mudah
terbujuk.

(Yuki Midorikawa, sea 2, eps 3, 00:18:45)

Natori dan natsume telah mengenal satu sama lain sebelumnya,


mereka dekat karena sama-sama dapat melihat yokai, dan natsume
sering membantunya dalam misi menyegel yokai sebelumnya. Mereka
merasa dekat karena dapat memperlihatkan sisi yang tidak bisa
diketahui orang biasa. Natori akhirnya memberi tahu tentang misinya,
dan meminta maaf pada natsume karena melibatkanya lagi. Natori
sebenarnya hanya ingin mereka menikmati penginapan tersebut
sementara ia membasmi yokai jahat. Namun keadaan menjadi di luar
kendali, natsume yang bersimpati terhadap natori dan mengerti
keinginanya untuk berlibur dengan tenang memutuskan untuk
membantu.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


7

Pada kalimat 手伝います ‘tetsudaimasu’ yang berati akan ku yang

dituturkan oleh natsume merupakan kata pernyataan kesangupan yang


dapat dibuktikan dan benar adanya. Natsume menuturkan hal tersebut
tanpa maksud tersirat hanya mendeklarasi kesangupannya. Oleh karena
itu ini termasuk dalam tuturan lokusi.

Natsume menyarakan tuturan tersebut sebagai bentuk kesangupan


yang difungsikan untuk memberitahu ia akan melalukan sesuatu dan
tuturan tersebut mengikatnya untuk melakukan sesuati oleh kerena itu
ini termasuk dalam fungsi tindak tutur komisif.

Data 4
Peserta tutur:
1. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.
2. Tama: yokai yang lahir dari telur yang dirawat natsume, ia
mengangap natsume sebagai orang tuanya dan sangat menyukainya.
Wujud tama saat itu adalah wujud sementaranya yang meniru orang
pertama yang ia lihat, ia akan berubah wujud menjadi lebih kuat
saat ia cukup kuat untuk menjadi dewasa.

Konteks situasi:
dilangit pada malam hari. Tama yang saat itu telah berubah ke wujud
dewasanya mengantar natsume dan nyanko sensei pulang dengan
menungangi dirinya yang sekarang berwujud seperti burung besar.
Tama berhasil berubah menjadi dewasa setelah sebelumnya menolak
untuk tumbuh dan makan karena tidak ingin berpisah dengan natsume.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


8

夏目 :すごいな たま!鳥みたいだ。

Natsume: Sugoina tama! Tori mitaida.

Natsume: luar biasa ya tama! Terlihat seperti burung .

(Yuki Midorikawa, sea 2, eps 4, 00:19:54)


Tama yang sebelumnya menolak untuk tumbuh dan makan karena
takut berpisah dengan natsume, akhirnya dapat mengalahkan
ketakutannya dengan keinginan untuk melindungi natsume. Natsume
yang merasa bangga atas keberhasilan tama, memujinya atas wujud
barunya yang telah ia dapatkan dengan kerja keras. Ia juga ingin
membuta tama merasa senang dengan wujud barunya. Tuturan ini
sesuai dengan aturan maksim kesimpatian dimana natsume
memaksimalkan simpatinya terhadap tama, dan meminimalkan
antipatinya.

Kalimat すごいな たま ‘sugoi na tama’ yang dituturkan natsume

berasar dari fakta yang ada saat itu, dan merupakan pendapat positif

terhadap tama, tanpa ada maksud lain yang tersirat didalamnya. 鳥みた

いだ ‘tori mitaida’ yang ia tuturkan juga sesuai dengan fakta yang ada

saat itu. Oleh karena itu tuturan ini termasuk tindak tutur lokusi.

Natsume melontarkan pujian ini kepada tama dengan maksud


mengekspresikan kekaguman yang ia rasakan terhadap wujud tama
yang baru. Hal ini merupakan perasaaan yang ia rasakan dari diri
sendiri dan tanpa paksaan, hanya bertujuan untuk mengungkapkan
perasaanya. Oleh karena itu tuturan ini memiliki fungsi ekspresif.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


9

Data 5
Peserta tutur:
1. Reiko natsume: seorang gadis yang bisa melihat yokai dan diangap
aneh juga dikucilkan oleh orang-orang sekitarnya, ia memilliki
kekuatan supernatural yang kuat. Dan sering memanfaatkanya
untuk bertanding dengan yokai, dan mengambil namanya sebagai
taruhan. Ia memuat semua nama tersebut kedalam buku
persahabatan yang akhirnya diwariskan kepada cucunya natsume
taksashi.
2. Shigeru fujiwara: seorang anak yang tinggal didesa yang sama
dengan reiko ia anak yang baik dan tidak mudah memandang buruk
orang lain dari hanya rumor saja.

Konteks situasi:
dikediaman fujiwara pada siang hari. Reiko berkunjung ke rumah
shigeru untuk mengecek yokai yang menggangu kediaman tersebut.
Sebelumnya shigure bercerita bahwa rumahnya sering kali mengalami
kejadian aneh belakagan ini, mendengar hal itu, reiko meminta untuk
mengunjungi rumah shigure tanpa menyatakan tujuanya untuk
memeriksa rumah tersebut.

レイコ:こんなお家が荒らされるのは 不愉快だわ。

Reiko : Konna oie ga arasareru no wa fuyukai dawa.

Reiko : Rumah seperti ini sangat disayangkan apabila hancur.

(Yuki Midorikawa, sea 2, eps 10, 00:14:33)

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


10

Sebelumnya reiko membantu shigure mengambil bola dipohon,


sejak saat itu mereka mulai berteman. Shigure tidak peduli rumor yang
ada tentang reiko. Karen itu reiko mengangap shigure temannya yang
berharga. Hingga cerita tentang rumah temannya yang diganggu oleh
yokai membuatnya cemas, ia pun berkunjung kerumah tersebut.
Tuturan yang ia tuturan tersebut mengekspresikan rasa simpatinya pada
shigure kalau sampai rumah tersebut hancur karena yokai.

Reiko menuturkan tuturan tersebut sebagai pengekspreian


pendapatnya yang ia rasakan saat itu, ia tidak memiliki maksud lain
didalam tuturannya selain merasa bahwa itu merupakan hal yang sangat

disayangkan seperti yang tercermin dalam kata 不愉快だわ ‘fuyukai

dawa’ ia mengunkan bentuk lampau karena melihat kondisi buruk saat


itu apabila yokai tersebut tidak ditangani, Oleh karena itu ini
merupakan tuturan lokusi

Pengunaan akhiran ‘わ’disini juga digunakan sebagai penekanan

terhadap perasaaan yang ia rasakan. Reiko turut merasa sedih dan


bersimpati pada rumah dan kelurga shigure. Oleh Karena itu ia
menuturkan tutran tersebut sebagai penyuaraan pendapat yang ia
pikirkan. Oleh karena itu tuturan ini memiliki fungsi ekspresif.

Data 6
Peserta tutur:
1. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.
2. Taki taoru: seorang gadis yang memiliki kakek seorang penelit
yokai, ia mengetahui hal-hal mengenai dunia supranatural walau ia

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


11

tidak dapat melihat yokai. Taki merupakan teman sekolah natsume.


Dan salah seorang yang mengetahui natsume dapat melihat yokai

Konteks situasi:
didepan sebuah rumah pada siang hari. Taki dan natsume bertemu yokai
yang mengaku sebagai manusia karena merasa kesepian tinggal sendiri,
mereka pergi kerumah yang sebelumnya diakui kai sebagi rumanya.
Saat ini kai sudah berhenti menyamar dan berbaur dengan manusia, ia
pergi dari daerah tersebut untuk menenangkan diri. Taki merasa cemas
dan sedih terhadap kai bila ia akan sendirian lagi sekarang.

多岐 :カイ 妖怪だったんだ

夏目 :ごめん

多岐 :あの子 また一人ぼっちになったんだね

Taki : Kai yokai tattanda


Natsume : Gomen
Taki : Ano ko mada hitori bocchi ni nattandane.

Taki : Kai adalah yokai ya.


Natsume : Maaf
Taki : Anak itu kembali menjadi sendirian lagi ya.

(Yuki Midorikawa, sea 2, eps 13, 00:19:48)

Taki dan natsume bertemu kai sebelumnya, dan mengira ia adalah


anak manusia biasa. Saat kemudian mereka tahu kai adalah yokai dan

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


12

ingin membuka sumur yang tersegel untuk membebaskan teman-


temannya, mereka terpakasa melawan kai untuk menghalanginya
melakukan hal tersebut. Pada akhirnya kai hanya kesepian dan ditipu
oleh yokai yang tersegel tersebut, ia pun pergi dari daerah tersebut
karena merasa butuh ketenangan saat ini. Taki yang cukup dekat
dengan kai, dan mengetahui kisah itu akhirnya bersimpati pada kondisi
kai dan merasa ikut sedih atas kesedihannya.

Pada kalimat tersebut taki menuturkan tentang hal yang terpikirkan


dikepalanya saat itu, memiliki arti sebenarnya dari apa yang ia tuturkan
dan tidak memiliki maksud tersirat. Ia hanya menyarakan perasaanya
yang ia rasakan saat itu, oleh karena itu ini merupakan bentuk tindak
tutur lokusi.

Taki mengatakan tuturan tersebut sebagai ungkapan rasa sedih


yang ia rasakan untuk kai. Ia merasa bahwa kai akan menjadi kesepian
lagi dan ikut sedih karenanya. Menurut fungsi tuturan tersebut sebagai
kalimat kekhawatiran, tuturan ini termasuk jenis tuturan ekspresif.

3.2.2 Tindak Tutur Ilokusi Yang Mengandung Maksim Kesimpatian:

Data 7
Peserta tutur:
1. Kogitsune: seorang yokai rubah muda yang berwujud seperti anak
kecil, ia pernah diselamatkan oleh natsume sebelumnya dan menjadi
sangat menyukai natsume. Ia menyukai manusia dan hal-hal yang
berkaitan dengannya. Ia menyamar sebagai manusia untuk
mengunjungi natsume.
2. Bibi pejalankaki: seorang wanita parubaya yang berpapasan dengan
kogitsune yang sedang dalam wujud manusia, bibi itu mengiranya
anak kecil yang tersesat karena kogitsune berkeliaran sendiri

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


13

Konteks situasi:
dijalan pada sore hari. Kogitsune yang terlihat seperti anak kecil
berjalan sendirian didaerah pemukiman yang ramai. kogitsune
berpapasan dengan seorang wanita parubaya,mereka tidak tidak saling
mengenal sebelumnya namun bibi tersebut menanyakan apakan
kogitsune baik-baik saja berjalan sendirian di sore hari, dan
menanyakan tentang orang tuanya.

お婆さん:あらあら 大丈夫? 一人なの? お母さんは?

子狐 :一人なんて平気。

Obasan : Ara, ara, daijobu? Hitori na no? okasan wa?


Kogitsune : Hitori nante heki.

Bibi : Wah, wah, tidak apa apa? Kamu sendirian? Ibumu dimana?
Kogitsune : Aku baik-baik saja bila sendirian.

(Yuki midorikawa, sea 1, eps 7, 00:17:55)

Kogistune yang saat itu pertama kali berkeliaran di lingkungan


manusia dengan penyamaran sebagai manusia, terus berusaha mencari
natsume dengan mengikuti bau natsume. Kogitsune tidak mengerti
bahwa anak-anak yang keluar sendiri pada sore hari merupakan hal
yang aneh. Oleh karena itu seorang wanita paruh baya yang berpapasan
dengannya merasa khawatir dan simpati pada kogitsune, mengira ia
kehilangan orang tuanya atau tersesat. Oleh karena itu dia mengutaraan
tuturan yang berisi pertanyaan sebagai bentuk rasa simpati kepada
kogistune.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


14

Pada tuturan tersebut, bibi pejalan kaki bertanya kepada kogitsune,


dalam tuturannya ia menyiratkan agar kogitsune meminta tolong
apabila ia tersesat atau hilang, ia juga mengharapkan jawaban dari
kogitsune atas pertanyaanya. Oleh karena itu tuturan tersebut termasuk
kedalam tindak tutur ilokusi.

Dalam tuturannya bibi tersebut ingin kogitsune menjawab


pertanyaanya, ataupun meminta bantannya apabila ia mengalami
kesulitan. Ia mengutarakannya dalam bentuk kalimat Tanya mengenai
kondisi, mengapa ia sendiri, dan dimana orang tuanya. Hal tersebut
umum ditanyakan kepada anak yang terlihat kesuliatan berdasarkan
sikap simpati masyarakat. Dalam hal ini penutur menanyakan hal yang
sesuai dengan kondisi saat itu oleh karena itu ini termasuk tuturan
arserif.

Data 8
Peserta tuturan:
1. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.
2. Hiiragi: yokai wanita yang menjaga gudang tua. Ia diikat oleh
sebuah tali sehingga ia tidak dapat pergi dari gudang tersebut. Ia
bertugas menjaga gudang tersebut dan apa bila gagal melakukan
tugasnya tali dilebernya akan semakin mengerat dan kepalanya akan
terpengal. Ia berusaha melepas tali itu dan pergi dari gudang
tersebut namun tidak bisa.

Konteks situasi:
djalan pada siang hari, natsume melihat yokai yang perban ditangannya
terbuka, dan yokai itu memiliki tali yang ngengikat lehernya. Mereka

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


15

tidak pernah bertemu sebelumnya. Saat natsume melihat perbanya


terbuka ia mengingatkan hiiragi atas hal tersebut, hiiragi yang agak
kaget karena natsume bisa melihatnya, terdiam sejenak namun tetap
digin dan tidak ramah.

夏目:おい 包帯が解けかけてるぞ巻き直そうか?

柊 :人のくせに構うな。

Natsume: Oi, houtai ga toke kake teru zo, maki naosou ka?
Hiiragi : Hito no kuse ni kamau na.

Natsume: Oi, perbannya terlepas tuh, ku bantu perbaiki?


Hiiragi : Kau hanya manusia jangan ikut campur.
(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 9, 00:03:28)

Natsume dan hiiragi tidak saling mengenal sebelumnya, namun


natsume mulai terbuka kepada yokai dan mengangap mereka seperti
manusia biasa. Oleh karena itu ia menujukan rasa simpatinya saat
melihat hiiragi yang terlihat menderita dan perban ditanganya terlepas.
Natsume berusaha memaksimalkan rasa simpatinya terhadap hiiragi dan
meminalisir rasa antipatinya.

Natsume menuturkan tuturan tersebut agar hiiragi membetulkan


perbannya, ataupun mengizinkan ia untuk memperbaikinya. Tuturan
yang ia utarakan bertujuan agar orang lain melalukan sesuatu, tuturan
tersebut memiliki suatu daya yang diutarakan. Namun hiiragi menolak
untuk melakukan hal yang dituturkan oleh natsume sehingga tuturan
tersebut tidak memiliki efek yang nyata. Maka tuturan tersebut berjenis
tindak tutur ilokusi.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


16

Tuturan yang diutarakan oleh natsume memiliki daya pengingat

atau teguran yang dapat dilihat dari akhiran ‘ぞ’yang berfungsi sebagai

penekan terhadap suatu hal atau untuk mempertegas kalimat. Dan juga

daya penawaran yang dapat dilihat dalam kalimat 巻き直そうか?’maki

naosou ka?’ yang dapat diartikan sebagai penawaran bantuan untuk


memperbaiki perban tersebut, atau secara tidak langsung meminta
hiiragi untuk mengizinkannya memperbaiki perban tersebut. Oleh
karena itu tuturan ini termasuk fungsi tindak tutur direktif.

Data 9
Peserta tuturan:
1. Natori Suichi: seorang anak laki-laki yang dapat melihat yokai, ia
berasal dari keluarga pembasmi yokai yang telah kehilangan
kekuatanya dibeberapa generasi ini hingga natori lahir dan menjadi
satu-satunya penerus. Karena natori bisa melihat yokai ia dianggap
pembawa kesialan oleh keluarganya dan dijauhi.
2. Hiiragi: yokai wanita yang menjaga gudang tua. Ia diikat oleh
sebuah tali sehingga ia tidak dapat pergi dari gudang tersebut. Ia
bertugas menjaga gudang tersebut dan apa bila gagal melakukan
tugasnya tali dilebernya akan semakin mengerat dan kepalanya akan
terpengal. Ia berusaha melepas tali itu dan pergi dari gudang
tersebut namun tidak bisa.

Konteks situasi:
Ditangga undakan gerbang depan rumah pada sore hari. Natori melihat
hiragi yang duduk dengan tangan terlukan, ia kemudian membalut luka
tersebut dengan perban. Mereka pun menjadi teman, natori bercerita
pada hiiragi tentang keluarganya yang membencinya dan menyebutnya
pembawa kesialan. Hiiragi pun menghibur natori dan memujinya, untuk
membuatnya tidak sedih lagi dan menjadi lebih percaya pada dirinya

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


17

sendiri. Hiiragi sangat bersyukur atas perhatian dan perban yang


diberikan oleh natori.

柊 :人はね、人の子には 不幸を招く力なんてないんだよ

名取:本当?

柊 :お前は優しい子だよ、優しいただの子供だよ。だって 私はお前に会え

てこんなに 嬉しかったのだから。

Hiiragi: Hito wa ne, hito no ko niwa fukou o maneku chikara nante


nainda yo.
Natori: Hontou?
Hiiragi: Omae wa yasashii koda yo, yasashii tada no kodomoda yo.
Datte watashi wa omae ni aete konnani ureshikatta no dakara.

Hiiragi: Manusia itu, anak manusia tidak memiliki kekuatan untuk


menyebabkan kesengsaraan loh.
Natori : Menerkah?
Hiiragi: Kamu adalah anak yang baik, hanya anak manusia biasa yang
baik. Sebab aku merasa sangat bahagia hanya dengan bertemu
dengan mu.

(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 9, 00:19:26)

Hiiragi yang merasa sangat bahagia dengan kebaikan yang


diberikan natori, merasa simpati atas penderitaan yang dialami natori. Ia
memaksimalkan simpatinya dalam tuturan dan memberi kalimat
penghibur untuk natori, kalimat tersebut tulus dari hatinya yang merasa
natori adalah anak yang baik. Ucapan hiiragi membuat natori merasa
lebih baik dan perasaan simpati hiiragi terhadap natori tersampaikan.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


18

Hiiragi mengucapkan fakta sebagai kalimat penyangkalan terhadap


kalimat negatif yang dilontarkan keluarga natori padanya. Ia berharap
dengan menuturkan hal tersebut natori dapat percaya bahwa dia
merupakan anak yang baik, dan bukan pembawa kesialan. Oleh kerena
itu tuturan tersebut termasuk tindak tutur ilokusi.

Hiiragi mengungkapkan perasaaanya sebagai upaya untuk

menghibur natori, hal tersebut dapat dilihat dalam kalimat だって 私はお

前に会えてこんなに 嬉しかったのだから。’ Datte watashi wa omae ni aete

konnani ureshikatta no dakara.’ Yang mengarah pada perasaaan senang


yang ia rasakan karena bisa bertemu dengan natori, hal ini menyiratkan
bahwa natori adalah anak yang baik dan dapat membuat seseorang
bahagia. Berdasarkan fungsinya tuturan ini termasuk kedalam tindak
tutur ekspresif.

Data 10
Peserta tuturan:
1. Sasada jun: seorang gadis yang periang, ia adalah ketua kelas
natsume. sasada percaya bahwa natsume dapat melihat yokai dan
sering mencoba untuk mengikuti natsume. Ia tinggal didesa yang
sama dengan natsume dan memiliki banyak kenalan disana.
2. Tamiko: seorang anak perempuan yang memiliki orang tua yang
sibuk dengan pekerjaanya sehingga ia sering sendirian dan berharap
bisa pergi keluar dengan kedua orang tuanya.
Konteks situasi:
jalan didepan daerah pertokoan pada siang hari, sasada bertemu dengan
anak tetangganya yang bernama tamiko saat mengikuti natsume dan

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


19

takuma, sasada dan tamiko memiliki hubungan yang cukup akrab.


tamiko bercerita ia akan pergi piknik dengan kedua orang tuanya,
sasada yang mengetahui kondisi orang tua tamiko yang sibuk
mengekspresikan kalau ia ikut senang karena tamiko bisa pergi piknik
dengan keluarganya walau biasanya mereka sibuk bekerja.

笹田 :お買い物?

民子 :うん 明日ピクニックだもん

笹田 :あ 民子ちゃんのパパとママ 一緒にお休み取れたんだ。よかったね。

Sasada : Okaimono?
Tamiko: Un, ashita pikunikku damon
Sasada: A, tamiko chan no papa to mama isshou ni oyasumi toretanda.
Yokattane.

Sasada : Pergi belanja?


Tamiko: Iya, untuk piknik besok.
Sasada : A, papa dan mamanya tamiko sama-sama mengambil libur.
Syukurlah ya.
(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 11, 00:13:27)

Sasada dan tamiko adalah tetangga yang cukup akrab, sasada


megetahui kondisi keluarga tamiko yang sibuk dan bagaimana tamiko
menyanyangi kedua orang tuanya. Oleh karena itu sasada
memaksimalkan kesimpatiannya terhadap tamako dalam tuturan
tersebut dengan merasa turut senang untuk tamiko. Penggunaan kalimat

よかったね。’yokattane’ dalam tuturan ini dapat menjadi penegas rasa

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


20

simpati sasada kepada tamiko, dimana ia turut bersyukur atas


kebahagiaan tamiko.

Sasada yang mengenal dan cukup akrab dengan tamiko, tidak


hanya mengutarakan tuturan tersebut untuk menjukan rasa senangnya
untuk tamiko namun juga memiliki maksud tersirat untuk menghibur
tamiko agar dia merasa lebih bahagia. Tamiko yang sering di tinggal
orang tuanya bekerja pasti merasa kesepian maka dari itu sasada
mengucapkan tuturan tersebut dengan tujuan membuat tamiko merasa
senang dan melupakan kesepiannya. Maka dari itu tuturan tersebut
termasuk dalam tindak tutur ilokusi.

Sasada mengutarakan perasaanya dalam tuturan tersebut, ia merasa


ikut senang dan bersyukur untuk tamiko maka dari itu ia menuturkan
kalimat tersebut. Kedekatan antara sasada dan tamiko juga
mempengaruhi terbentuknya tuturan tersebut. Tuturan ini dapat
termasuk dalam tuturan memberi selamat, oleh karena itu menurut
fungsinya tuturan ini adalah tindak tutur ekspresif.

Data 11
Peserta tuturan:
1. Tamiko: seorang anak perempuan yang memiliki orang tua yang
sibuk dengan pekerjaanya sehingga ia sering sendirian dan berharap
bisa pergi keluar dengan kedua orang tuanya.
2. Nyanko sensei: yokai rubah yang kuat, ia memiliki wujud lain
berupa kucing gempal berwarna putih oren abu-abu, dalam wujud
kucingnya ia dapat dilihat oleh orang normal dan terlihat seperti
kucing biasa.memiliki kontrak sebagai pelindung natsume takashi.

Konteks situasi:

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


21

dibawah lubang yang ada dihutan pada malam hari, nyanko sensei
dan tamiko terjatuh ke lubang dan terjebak disana sejak sore hari.
Tomiko batal pergi piknik dengan keluarganya karean mereka
mendapat pekerjaan mendadak, jadi ia nekat untuk pergi piknik sendiri
dan jatuh ke lubang. Nyanko sensei yang tidak sengaja jatug ke lubang
itu juga harus berpura-pura menjadi kucing biasa dan tidak bisa
memanjat pergi dari lubang tersebut. perut nyanko sensei berbunyi
karena lapar, mendengar hal itu tamiko menawarkan coklat yang ia
punya kepada nyanko sensei karena melihat nyanko sensei lapar dan
memberikan setengah coklatnya.

民子:お腹空いたね。そうだ チョコあるんだよ。はい、猫ちゃんにも半分こ、

美味しいね。

Tamiko: Onaka Suita ne. souda choko arunda yo. Nekochan ni mo han
bun ko, oishiine.

Tamiko: Perutnya lapar ya. Oh iya ada coklat loh. Kucing kecil juga
makan setenganya, enakkan.

(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 11, 00:18:25)

Tamiko yang terjebak dilubang tidak panic lagi dengan adanya


kedatangan nyanko sensei, ia mengangap nyanko sensei sebagai
temannya.saat ia mendengar suara perut nyanko sensei, ia bersimpati
padanya dan berbagi coklat agar mereka tidak terlalu lapar. Hal ini
sesuai dengan maksim kesimpatian, dimana tamiko memaksimalkan
simpatinya dan meminimalkan antipatinya kepada nyanko sensei.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


22

Pada kalimat 猫ちゃんにも半分こ ‘nekochan ni mo hanbun ko’

mengisaratkan perintah untuk nyanko sensei agar memakan setengah


coklat itu juga. Tuturan tersebut merupakan bentuk ajakan. Kalimat
tersebut dituturkan agar mitra tutur melakukan sesuatu, oleh karena itu
ini termasuk jenis tuturan ilokusi.

Fungsi dari tuturan ini adalah fungsi direktif karena tujuan tamiko
mengucapkan tuturan ini adalah agar nyanko sensei memakan setengah
coklatnya. Yang dibarengi dengan gesture membelah dan memberi
setengah coklat tersebut kepada nyanko sensei.

Data 12
Peserta tuturan:
1. Hinoe : seorang yokai kuat yang memiliki wujud wanita dewasa.ia
sangat menyukai reiko dan sesalu menunggu reiko memangil nama
yang telah ia berikan di buku persahabatan.
2. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.

Konteks situasi:
dihutan pada malam hari, natsume membuat lingkaran pemangil untuk
memangil hinoe yang namanya ada pada buku persahabatan untuk
membantunya menghilangkan kutukan. Hinoe yang datang salah
mengira natsume sebagai reiko, dan saat hinoe mengetahui reiko sudah
meninggal ia menangis, natsume menawarkan kepada hinoe untuk
mengunakan sapu tangannya untuk mengelap air matanya.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


23

夏目 :使ってください、レイコさんのために 泣いてくれてるんでしょう。

Natsume: Tsukatte kudasai, reiko san no tameni naite kureterun


deshou?

Natsume: Silahkan gunakan ini, kamu menangis untuk reiko kan?


(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 12, 00:09:17)

Hinoe yang sangat menyukai reiko merasa sangat sedih atas berita
kepergiahan reiko, sehingga ia menangis untuk kepergian reiko.
natsume sebagai cucu reiko merasa bahagia seseorang menangis untuk
kepergian neneknya, sehingga ia memiliki penilaian yang postif untuk
hinoe. Ia menawarkan saputangannya sebagai bentu simpati atas
perasaan sedih yang dirasakan hinoe saat itu. Hal ini sejalan dengan
maksim kesimpatian.

Pada kalimat 使 っ て く だ さ い ‘Tsukatte kudasai’ natsume

menyampaikan permintaannya kepada hinoe untuk mengunakan sapu

tangannya. Bentuk akhiran て + ください ‘te + kusadai’ digunkan untuk

meminta tolong atau mempersilahkan suatu aksi atau kegiatan. Dalam


hal ini natsume mempersilahkan hinoe untuk mengunakan saputangan
miliknya. Ia mengatakan tuturan tersebut agar mitra tuturnya
melakukan sesuatu, maka dari itu tuturan ini termasuk tindak tutur
ilokusi.

Tuturan ini dituturkan untuk menawarkan sesuatu oleh karena itu


termasuk pada fungsi tindak tutur direktif. kalimat penawaran yang
dituturkan natsume disertai dengan alasan mengapa ia menawarkan hal

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


24

tersebut, hal itu dapat dilihat pada kalimat レイコさんのために 泣いてくれて

る ん で し ょ う 。 ’reiksan no tameni naite kureterun deshou?’ yang

mengisyaratkan bahwa natsume menawarkan sapu tangannya karena


hinoe menangis untuk neneknya.

3.2.3 Tindak Tutur Perlokusi Yang Mengandung Maksim Kesimpatian:

Data 13
Peserta tuturan:
1. Hinoe : seorang yokai kuat yang memiliki wujud wanita dewasa.ia
sangat menyukai reiko dan sesalu menunggu reiko memangil nama
yang telah ia berikan di buku persahabatan.
2. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.

Konteks situasi:
didepan rumah natsume pada siang hari. Natsume melihat ada mahluk
aneh didepan rumahnya dan khawatir kalau hal itu bisa menyakiti
keluarganya yang ada dirumah tersebut. Hinoe datang untuk memeriksa
keadaan natsume dan melihatnya terlihat khawatir didepan rumahnya.
hinoe mencoba membuat natsume tidak cemas lagi.

ヒノエ :レイコと同じ顔なのに しけた面をお見せでないよ。

Hinoe : reiko to onaji kaona noni shiketa men o misedenai yo .

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


25

Hinoe : jangan memperlihatan wajah yang murung karena wajah mu


sama dengan reiko.

(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 12, 00:12:26)

Natsume yang merasa cemas terhadap keselamatan keluarganya,


karena yokai aneh muncul didepan rumahnya. Ia khawatir itu ada
hubunganya dengan kutukan yang ia alami sekarang. Hinoe yang
kebetulan datang mengunjungi natsume untuk memberi tahu cara
mengatasi kutukan tersebut melihat wajah cemas natsume. Hinoe
merasa simpati pada natsume maka ia mengatakan tuturan tersebut agar
membuat natsume tidak terlihat murung. Hal yang dituturkan hinoe
sesuai dengan maksim kesimpatian, hinoe memaksimalkan
kesimpatiannya dan meminimalkan sifat antipatinya.

Pada kalimat 見せでないよ ‘misedenai yo’ memiliki arti bentuk

perintah larangan, dalam tuturan ini hinoe melarang natsume untuk


berwajah murung. Dengan kata lain ia menyuruh natsume untuk
tersenyum atau merasa bahagia. Dan nastume pun tersenyum setelah
mendengar hal ini. Tuturan tersebut dituturkan untuk memberi efek
langsung pada mitra tuturnya, dan mitra tutur tersebut merasakan efek
dari tuturan tersebut. maka dari itu tuturan ini termasuk dalah tindak
tutur perlokusi.

Tindak tuturan ini merupakan kalimat perintah, dan memiliki


fungsi direktif. Hal ini diperkuat dengan adanya penekanan dari

akhiran “―よ ”’yo’yang digunakan untuk mempertegas suatu kalimat.

Data 14

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


26

Peserta tuturan:
1. Natori Suichi: seorang pembasmi yokai yang juga bekerja sebagai
aktor. Ia merupakan penerus dari klan Suichi yang memiliki kertas
sebagai spesialis mereka.sering menerima misi untuk menyegel
yokai yang diangap menggangu.
2. Kogitsune: seorang yokai rubah muda yang berwujud seperti anak
kecil, ia pernah diselamatkan oleh natsume sebelumnya dan menjadi
sangat menyukai natsume. Ia menyukai manusia dan hal-hal yang
berkaitan dengannya. Ia menyamar sebagai manusia untuk
mengunjungi natsume.
3. Penjaga toko: seorang pria paruhbaya yang berjualan takoyaki pada
festival kuil yang diadakan didesa tempat tinggal natsume, ia
berwatak pemarah.

Konteks situasi:
dibelakang stan makanan yang sedang mempersiapkan untuk festifal
pada sore hari. Kogitsune dijahili oleh yokai jahat yang sering
mengangunya, mereka menumpahkan adonan takoyaki dan
melimpahkan kesalahan pada koitsune. Penjaga toko memarahi
kogitsune karena mengira ia menumpahkan adonannya, natori datang
dan menahan tangan penjaga toko yang mencengkram wujud rubah
kogitsune. natori meminta secara tidak langsung agar penjaga toko
melepaskan rubah kogitsune, sekaligus menegurnya kalau perbuatanya
itu terlalu kasar.

名取:ちょっと乱暴すぎやしないか?

Natori :Chotto ranbou sugi janai ka?

Natori: Sebentar, apakah itu tidak terlalu kasar?

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


27

(Yuki Midorikawa, sea 1, eps 13, 00:08:53)

Natori yang bisa melihat yokai mengetahui bahwa koitsune dijahili


oleh yokai lain, oleh karena itu dia memutuskan untuk menolongnya hal
ini dipengaruhi oleh rasa simpatinya terhada kogitsune. Pada tuturan
tersebut natori mengkritik sikap penjaga toko yang diangapnya terlalu
kasar, sehingga dia mau melepaskan kogitsune agar ia bebas. Tuturan
natori ini merupakan maksim kesimpatian dimana ia memaksimalkan
rasa simpati pada kogitsune dan meminimalkan sikap antipati.

Pada tuturan tersebut kalimat すぎやしないか ‘sugi janaika’ menjadi

penanda bahwa tuturan tersebut merupakan tuturan yang mengutarakan


kritik. Natori menuturkan tujuan tersebut agar pejaga toko melepas
kogitsune,dan penjaga toko pun melepaskannya. Dapat dilihat tuturan
tersebut memiliki efek yang mempengaruhi mitra tutur, dan mitra tutur
melakukan hal yang menjadi tujuan tuturan penutur. Oleh karena itu
tuturan ini merupakan jenis tindak tutur perlokusi.

Tujuan dari tuturan ini adalah untuk mengkritik sehingga


merupakan fungsi tindak tutur ekspesif. Hal ini dikarenakan tujuan
natori mengutarakan tuturan tersebut adalah untuk mengungkapkan
ketidak setujuannya terhadap tindakan dari pemilik toko sekaligus
menolong kogitsune yang tertangkap.

Data 15
Peserta tuturan:
1. Kogitsune: seorang yokai rubah muda yang berwujud seperti anak
kecil, ia pernah diselamatkan oleh natsume sebelumnya dan menjadi

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


28

sangat menyukai natsume. Ia menyukai manusia dan hal-hal yang


berkaitan dengannya. Ia menyamar sebagai manusia untuk
mengunjungi natsume.
2. Hiiragi: yokai wanita yang sebelumnya menjaga gudang tua, natori
membantu membalut lukanya karena itu ia menjadi sangat
menyukai natori dan rela menjadi yokai pegawalnya. Saat ini ia
menjadi salah satu yokai pengawal milik natori.

Konteks situasi:
didaerah belakang stan yang ada difestival pada malam hari. Kogitsune
kehilangan kantong kecil miliknya yang didalamnya terdapat benda
yang sangat berharga baginya yaitu pil untuk berubah wujud menjadi
manusia untuk sementara waktu. Hiragi pun mengajak kogitune untuk
mencari kantongnya, sekaligus menawarkan bantuan secara tersirat.

柊:そうか、もっと向こうも探してみよう

Hiragi: souka, motto mukou mo sagashite miyou.

Hiragi: begitu ya, ayo cari lebih jauh lagi.

(Yuki midorikawa, sea 1, eps 13, 00:14:51)

Hiragi dipercaya oleh natori untuk mengawasi dan menjaga


kogitsune. Saat kogitsune kehilangan kantongnya yang berharga hiiragi
memaksimalkan rasa simpatinya pada kogitsune dan mengajak untuk
mencarinya juga secara tersirat menginformasikan bahwa ia ikut
membantu mencarinya. Dan jugs meminimalkan antipatinya terhadap
kogitsune. Maka dapat dilihat bahwa tuturan tersebut merupakan
maksim kesimpatian.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


29

Pada kalimat 探してみよう’sagashite miyou’ terdapat akhiran ‘-おう’

yang digunakan dalam bentuk mengajak atau ajakan. Dengan


menuturkan tuturan ini hiiragi bertujuan agar kogitsune terus
mencaranya dan tidak hanya merasa khawatir saja. Setelah mendengar
tutura hiiragi kogitsune pun terus mencarinya, sehingga tujuan tuturan
hiiragi telah tergapai. Karena itu tuturan tersebut termasuk dalam tindak
tutur perlokusi.

Tujuan dari tuturan tersebut adalah untuk mengajak, makan tuturan


tersebut termasuk dalam fungsi direktif. hiiragi menuturkan tuturan
tersebut dengan maksud agar mitra tuturnya melakukan sesuatu.

Akhiran -おう yang ia gunakan membuat permintaanya tidak terlalu

mengikat dan termasuk dalam ajakan halus.

Data 16
Peserta tuturan:
1. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.
2. Gen: yokai penunggu patung dewa hujan, ia memiliki kembaran
bernama Sui. Patung yang ditempati mereka berdua dipercaya oleh
penduduk desa sekitar sebagai pembawa hujan, pada saat bencana
kekeringan melanda para penduduk desa melampiaskan amarah
mereka pada patung tersebut dan menghancurkan patung milik Sui.
Sui berubah menjadi roh jahat dan meningalkan gen kesepian
sendirian.
Konteks situasi:

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


30

didalam kamar natsume. Gen perlahan berubah menjadi roh jahat,


karena perasaan negatif, kebencian, dan rasa kesepian yang ia rasakan.
Gen sudah menyerah terhadap dirinya dan meminta natsume untuk
menulis namanya dibuku persahabatan lalu membakarnya kalau ia
berubah menjadi roh jahat agar dia mati. Natsume berusaha
menyakinkan gen agar ia tidak berubah menjadi roh jahat, dan menolak
untuk menuliskan namanya dalam buku persahabatan. natsume mencoba
untuk membuat Sui berhenti menjadi roh jahat dan kembali normal.

玄 :私が悪しきものになってしまったら そのときは嫌だ、 もう嫌だ。一人

は嫌だ

夏目:玄 !しっかりしろ!一人じゃない 翠がいる 俺たちもいる、手伝って

やるって 何とかしてやるって言ったじゃないか?!

玄 :私は何もできない 私は森を守るしかー、いや それすらできない 誰も

守れぬ役立たずだ。

夏目:役立たずなんかじゃない!玄は 玄は庭を掃いてくれた、翠から俺を

かばってくれた。玄は人を嫌いかもしれないけれど、おれは玄が好き

だよ。それにきっと虹に願おうとしてくれた翠のことも。

Gen : Watashi ga warui shiki mono ni natte shimattara zono taki wa


iyada, mou iyada. Hitori wa iyada.
Natsume: Gen! shikkari shiro! Hitori janai Sui ga iru bokutachi mou iru,
tetsudatte yarutte nan to ka shite yarutte iitta janai ka?!
Gen : Watashi wa nanimo dekinai ,watshi wa morio mamoru shika-,
iya sore sura dekinai, daremo mamorenu yakutatazuda.
Natsume: yakutatazu nanka janai! Gen wa gen wa niwa o haite kureta,
Sui kara boku o kabatte kureta. Gen wa hito o kirai kamo

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


31

shirenai keredo, ore wa gen ga sukida yo. Sore ni kitto niji o


onegaou toshite kureta Sui no kotomo.

Gen :Kalau aku sampai berubah menjadi shiki jahat, aku tidak ingin
hal itu terjadi. Aku tidak ingin. Aku tidak ingin sendirian.
Natsume: Gen! bertahanlah! Kau tidak sendirian, ada Sui, juga ada
kami. Bukankah sudah ku bilang akan membantu, akan
melakukan sesuatu?!
Gen : Aku tidak bisa melalukan apapun, selain melindungi hutan-,
tidak itupun tidak bisa, tidak bisa melindungi siapun, tidak
berguna.
Natsume: kau bukan tidak berguna! Gen membantu menyapu halaman,
melindungi ku dari Sui, gen mungkin membenci manusia, tapi
aku menyukai gen, dan pasti Sui yang berharap pada pelangi
pun menyukai mu.

(Yuki Midorikawa, sea 2, eps 2, 00: 17:11)

Gen yang sudah terlalu lama merasa kesepian dan dipenuhi


kebencian terhadap manusia mulai berubah menjadi roh jahat. Natsume
berusaha meyakinkan gen untuk bertahan dan tidak berfikir negatif
sehingga ia tidak berubah menjadi roh jahat. Natsume membantah hal
negatif yang diutarakan oleh gen dan membalasnya dengan hal-hal yang
positif.hal ini membuktikan rasa simpati yang ia rasakan pada gen, dan
sesuai dengan maksim kesimpatian diaman ia memaksimalkan
simpatinya dan meminimalkan sikap antipatinya.

Natsume menuturkan hal-hal positif agar gen tidak lagi berfikir


negatif, ia berusaha menyangkal semua pikiran negatif yang dituturkan
oleh gen dengan tujuan agar ia merubah cara fikirnya dan berhenti
menjadi roh jahat. Tuturan natsume mengandung efek kepada mitra

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


32

tuturnya yaitu gen, natsume berhasil membuat gen tidak berubah


menjadi roh jahat. Oleh karena itu tuturan yang dituturkan natsume
merupakan tindak tutur perlokusi.

Natsume mengucapkan tuturan tersebut dalam upaya meyakinkan


gen. tindakan natsume yang selalu menyangkal hal yang dituturkan oleh
gen, dan mengatakan hal-hal yang berkebalikan dari apa yang dikatakan
gen. hal ini ia lakukan untuk meyakinkan gen oleh karena itu fungsi
tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif.

Data 17
Peserta tuturan:
1. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.
2. Tama: yokai yang lahir dari telur yang dirawat natsume, ia
mengangap natsume sebagai orang tuanya dan sangat menyukainya.
Wujud tama saat itu adalah wujud sementaranya yang meniru orang
pertama yang ia lihat, ia akan berubah wujud menjadi lebih kuat
saat ia cukup kuat untuk menjadi dewasa.

Konteks situasi:
dihutan pada malam hari. Tama tidak ingin makan karena takut tumbuh
besar dan harus berpisah dengan natsume, karena itu tubuhnya semakin
melemah. Natsume dan tama berusaha melarikan diri dari nezumi yang
ingin mengambil tama dan menyakiti mereka, dalam situasi yang
terpojokan tama mulai memberontak dan gelisah. natsume membujuk
tama agar kembali tenang dan tidak mencemaskan tentang mereka yang
akan berpisah.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


33

夏目 :大丈夫だよ たま、行かなくていい お前はここにいていいんだよ。ご

飯もちゃんと食べるんだ、いつか旅立ちの日がきても それはきっと

別れの日じゃないんだから、だからそのときまで ここにいていいんだ

よ。

Natsume: Daijoubuda yo tama, ikanakute ii omae wa koko ni ite iinda


yo. Gohan mo chanto taberunda, itsuka tabi tachi no hi ga
kitemo sore wa kitto wakare no hi janain dakara, dakara sono
toki made koko ni ite iinda yo.

Natsume: Tidak apa-apa tama, tidak perlu pergi kau tidak apa-apa tetap
disini. dan harus makan dengan teratur. Karena walau hari
untuk berpisah tiba pun itu tidak akan menjadi hari
perpisahan. Karena itu sampai saat itu tiba tidak apa-apa bila
tetap disini.

(Yuki Midorikawa, sea 2, eps 4, 00:18:00)

Natsume berusaha untuk menenangkan tama yang tiba-tiba


memberontak dan menjadi gelisah, pada saat itu sedang dalam situasi
yang genting karena mereka terpojokan oleh nezumi yang ingin
mengambil tama dan menyakitinya. Namun natsume dengan tenang
memfokuskan dirinya untuk menengangkan tama, dengan intonasi yang
lembut ia mengatakan bahwa tama tidak perlu pergi saat ia tumbuh
dewasa oleh karena itu ia tidak perlu takut untuk tumbuh dewasa. Hal

itu dapat dilihat dari kalimat 大丈夫だよ たま、行かなくていい ‘Tidak

apa-apa tama, tidak perlu pergi’ natsume mengatakan hal tersebut


sebagai reaksi tangapan terhadap rasa cemas yang tama rasakan. Ia

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


34

memaksimalkan rasa simpatinya, dan meminimalkan rasa antipatinya.


Oleh karena itu tuturan ini termasuk dalam maksim kesimpatian.
Setelah natsume menuturkan tuturan tersebut tama menjadi tenang
dan tidak lagi memberontak, hal itu menandakan bahwa efek yang ada
pada tuturan yang dituturkan natsume berefek pada mitra tuturnya yaitu
tama. Tuturan yang dituturkan oleh natsume memiliki efek atau tujuan

untuk menengkan mitra tuturnya, kata 大丈夫 ’daijoubu’ dapat menjadi

indikasi tujuan tuturan tersebut. Karean mitra tutur melakukan suatu


tindakan atas tuturan penuturnya makan tuturan ini termasuk tindak
tutur perlokusi.

Tuturan yang dituturkan natsume berisi hal-hal yang berlawanan


dari apa yang dipikirkan atau dipercaya tama, tuturan ini ditujukan
untuk mempengaruhi kepercayaan yang dimiliki oleh lawan tuturnya.
Natsume menyangkal pemikiran tama yang berfikir bahwa mereka akan
berpisah pada saat ia tumbuh dewasa dengan mengatakan bahwa tama
tidak perlu pergi, dan walau ia harus pergi itu bukanlah sebuah

perpisahan untuk mereka. Dapat dilihat dari kalimat いつか旅立ちの日が

きても それはきっと別れの日じゃないん ‘Karena walau hari untuk berpisah

tiba pun itu tidak akan menjadi hari perpisahan’, kalimat tersebut
berfungsi untuk membujuk mitra tuturnya, oleh karena itu tuturan ini
termasuk tuturan direktif.

Data 18
Peserta tuturan:
1. Natsume Takashi: seorang pemuda yang dapat melihat yokai dan
memiliki kekuatan spiritual yang kuat, ia juga mewarisi buku
persahabatan yang berisi nama-nama yokai yang merupakan
kontrak bagi yokai tersebut.

UNIVERSITAS DARMA PERSADA


35

2. Kirinoha: yokai yang tingal dihutan, ia tidak pernah pergi jauh dari
hutan. Ia bertemu dengan reiko dan menyerahkan namanya kepada
reiko karena ia kalah dalam pertandingan, reiko mengikat namanya
pada batang pohon dan melarangnya untuk mengambil nama
tersebut 50 tahun yang akan datang. Sekarang setelah 50 tahun
berlalu ia menemui natsume untuk mengembalikan namanya.

Konteks situasi:

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

Anda mungkin juga menyukai