NIM : I 1011131087
PEMBIMBING : dr. Diana Bancin, Sp A
STATUS UJIAN
1.1 Identitas
Nama : An. Aryo
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 29-12-2006
Usia : 11 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Sungai Kelambu Kecamatan Tebas
Urutan Anak : 3 dari 3 bersaudara
Tanggal MRS : 23-1-2018 (23.30)
1.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis terhadap orang tua pasien
pada hari Rabu, 24-1-2018.
1
memberat, pada hari kamis (18-1-2018) kelemahan tidak hanya terjadi
pada kedua kaki saja namun juga pada kedua tangan. Pasien
merasakan seperti kehilangan tenaga. Mulai saat itu, pasien tidak bisa
berjalan atau bermain lagi, bangun harus dibantu, makan, minum,
BAK dan BAB juga harus dibantu. Selain itu, pasien juga
mengeluhkan sulit menelan dan air liur banyak di kerongkongan dan
bicara menjadi kurang jelas. Selama sakit ini, keluarga pasien
mengaku belum pernah membawa pasien berobat, hingga akhirnya
pada hari selasa (23-8-2018) siang pasien dibawa oleh keluarganya ke
rumah sakit Sambas. Saat itu, badan pasien dirasakan mulai demam.
Dirumah sakit Sambas, keluarga pasien mendapat penjelasan bahwa
penyakit pasien merupakan penyakit pada sistem saraf dan obatnya
tidak ada di rumah sakit tersebut sehingga harus dirujuk ke rumah
sakit lain. Selama sakit, pasien masih dapat merasakan gatal, sensasi
nyeri atau sentuhan. Keluhan lain seperti BAB cair (-), batuk dan pilek
(-), nyeri kepala (-), nyeri perut (-), sesak (-), mual dan muntah (-),
nafsu makan menurun, berat badan turun 1 kg semenjak sakit (29kg
28 kg), BAB dan BAK tidak ada keluhan dan masih dapat
dirasakan oleh pasien.
4 hari SMRS:
Saat di RSU Sambas: Saat di RSAA:
Keluhan memberat, terjadi
juga kelemahan pada kedua Demam, kelemahan pada Demam, takikardi, pro ICU,
1 minggu SMRS: kedua tangan dan kaki,
Kelemahan pada kedua kaki tangan, merasa seperti tak BAB dan BAK tidak ada
bertenaga, sulit menelan, pasien dinyatakan keluhan, nafsu makan
Bangun dan berjalan harus menderita penyakit saraf
dibantu, tidak dapat bersekolah tidak dapat berjalan, makan, menurun karena sulit
minum, mandi, BAB dan dan harus dirujuk ke menelan, BB turun 1 kg
BAK harus dibantu RSAA untuk mendapatkan semenjak sakit
pengobatan
2
1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah mempunyai riwayat dengan keluhan serupa,
riwayat trauma disangkal.
Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara riwayat
penyakit dahulu dengan keluhan saat ini.
3
1.2.7 Riwayat Pemberian Makan
Ibu pasien mengaku pasien hanya minum ASI saja hingga usia
3 bulan, selanjutnya diberikan susu formula SGM karena payudara ibu
kering. Ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI berupa
tepung beras yang dicampur gula dan air (kole) saat usia 6-9 bulan,
frekuensi 2x sehari sebanyak 2-7 sendok makan. Pada usia 10 bulan
mulai diberikan bubur nasi dengan frekuensi 2x sehari sebanyak ½
mangkok kecil. Bubur nasi biasanya dicampur dengan wortel dan hati
ayam. Usia ≥ 12 bulan, pasien mulai makan makanan keluarga dengan
porsi 1 piring nasi, frekuensi makan 2-3x sehari.
Simpulan: Riwayat pemberian makan kurang baik dari
segi kualitas dan kuantititas.
4
1.2.10 Riwayat Sosioekonomi, Tempat Tinggal dan Lingkungan
Pasien dan keluarganya merupakan peserta BPJS mandiri kelas
III. Rumah pasien berjarak ± 1,5 km dari puskesmas. Pasien tinggal
bersama kedua orang tua dan seorang kakak perempuannya. Rumah
yang ditempati berukuran 4x8 meter, terdapat 2 kamar, dapur, ruang
tamu/keluarga dan jamban yang berada di luar rumah. Sehari-hari
pasien merupakan anak yang aktif dan suka bermain bersama teman-
temannya di kampung. Ayah dan ibu pasien sehari-hari bekerja di
sawah milik orang lain.
Simpulan: Riwayat sosioekonomi, tempat tinggal, dan
lingkungan kurang baik.
1.2.11 Genogram
Pihak Ibu Pihak Ayah
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
: Meninggal
5
1.3 Pemeriksaan Fisik
1.3.1 Keadaan Umum : Tampak lemah
1.3.2 Kesadaran : Compos mentis
1.3.3 Tanda Vital
a. Nadi : 92x/menit
b. Respirasi : 22x/menit
c. Suhu : 36,70C
d. Tekanan darah : 120/70 mmHg
e. Saturasi oksigen : 98%
Simpulan : Normal
1.3.4 Antropometri
a. Berat badan : 28kg
b. Panjang badan : 145cm
Status Gizi
a. BB/U : 28/36x100% = 77%
b. TB/U : 145/143x100% = 101%
c. BB/TB : 28/36x100% = 77%
Simpulan : Gizi kurang
6
g. Leher : pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
h. Dada : bentuk dada normal dan simetris, retraksi (-)
i. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V linea midklavikula
sinistra
Perkusi
Batas kiri : tidak dinilai
Batas atas : tidak dinilai
Batas kanan : tidak dinilai
Auskultasi : bunyi jantung I tunggal/II split tak konstan,
murmur (-), gallop (-)
j. Paru
Inspeksi : pengembangan paru simetris statis dan
dinamis
Palpasi : tidak dinilai
Perkusi : tidak dinilai
Auskultasi : suara napas dasar vesikular (+/+), rhonki (-
), wheezing (-/-), krepitasi (-/-)
k. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), scar (-), massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, NT
abdomen (-)
Perkusi : tidak dinilai
l. Ekstremitas : sianosis (-), akral hangat, edema - -
CRT< 2” - -
m. Genitalia : tidak diperiksa
Simpulan : tidak ditemukan kelainan pada status
generalis
7
1.3.1 Status Neurologis
Pemeriksaan rangsang meningeal : kaku kuduk (+), kernig sign (+)
Pemeriksaan refleks patologis : Babinzki (-)
Pemeriksaan motorik : 3333 3333
2222 2222
Pemeriksaan sensorik : + +
+ +
Pemeriksaan nervus kranialis VII : parese N. VII
Pemeriksaan nervus kranialis XII : parase N.XII
8
1.5 Daftar Masalah
An. A, laki-laki, usia 11 tahun
Kelemahan pada kedua tangan dan kaki
Kesulitan menelan
Berbicara kurang jelas
Onset 1 minggu
Demam 1 hari SMRS
Riwayat kehamilan kurang baik.
Riwayat persalinan kurang baik.
Riwayat pemberian makan kurang baik dari segi kualitas dan
kuantititas.
Riwayat imunisasi kurang lengkap menurut Kemenkes RI dan IDAI
Riwayat sosioekonomi, tempat tinggal, dan lingkungan kurang baik
Gizi kurang
Terdapat poliradikuloneuropati sesuai gambaran GBS
Kelemahan motorik
Kaku kuduk (+), kernig sign (+)
Parese nervus VII dan XII
1.6. Diagnosis
Diagnosis kerja : Tetraparese ec GBS, Gizi kurang
1.8 Tatalaksana
1. Non Medikamentosa
Observasi ketat tanda-tanda vital terutama tanda-tanda sesak napas
(pro ICU)
9
Edukasi kepada keluarga mengenai penyakit, pemeriksaan yang
dilakukan, prognosis dan tatalaksana yang diberikan
Energi yang dibutuhkan sebesar 1.540 kkal, protein 28 gr dalam
bentuk diet bubur 3x1 porsi
Oral higene
Konsul fisioterapi
2. Medikamentosa
IVFD D5NS 20 tpm makro
Inj. Ceftriaxone 2x1gr
Inj. Mecobalamin 3x1/2 amp
Inj. Ranitidin 2x28 mg
Inj. Paracetamol 300mg (k/p T>380C)
IVIg 0,4 gr/kgBB/hari selama 5 hari
1.9 Prognosis
Perjalanan penyakit penderita dewasa dan anak hampir sama, namun
menurut Sarada et al, penderita anak memiliki prognosis berjalan secara
mandiri yang lebih baik dibandingkan dewasa. Sekitar 35% penderita hidup
dengan disabilitas jangka panjang, sementara 38% penderita harus melakukan
modifikasi pekerjaan akibat penyakitnya; 44% kasus mengalami kesulitan
dalam melakukan aktivitas dan dalam keadaan psikososial yang kurang baik.
Prognosis buruk sering dihubungkan dengan perburukan gejala yang sangat
cepat, usia tua, penggunaan ventilator jangka panjang (lebih dari 1 bulan).
Namun, kesembuhan sempurna bisa terjadi pada 50-95% kasus. Sekuel
neurologis dilaporkan pada 10-40% kasus; yang paling buruk adalah
tetraplegia yang muncul dalam 24 jam dengan masa penyembuhan yang
tidak sempurna setelah 18 bulan atau lebih. Angka mortalitas bervariasi dari
5-10%; sebagian besar akibat instabilitas otonomik ataupun akibat komplikasi
intubasi lama, paralisis, dan aritmia. Sekitar 10% penderita tidak sembuh
sempurna dan tergantung pada kursi roda, ataupun hidup dengan kelemahan
atau kesemutan permanen.
10