Jenis : Monologue
Tema : Pendidikan
Suasana : tegang
Sinopsis :
“Aku terkejut”
Kakek :”Duduk ! jangan ngomong dulu , aku mau bicara.Apa apa saja kerjaan
gurumu itu disekolah ? Apa gurumu itu sudah berhenti mengajar sejarah
bangsa indonesia ? Apa gurumu tidak pernah memberitahukan kepada kamu
bahwa pada 17 agustus 1945 jam 10 pagi di jalan pekansaan timur.Bung Karno
dan Bung Hatta telah memproklamasikan kemerdekaan kita”.
Sukarno-Hatta”.
Kakek :”Kampret ! dengarkan baik baik , kalau kita ini merdeka itu artinya kita
sudah bebas dari penindasan para penjajah,kita bebas menentukan nasib kita
sendiri,kita bebas berbuat,kita bebas berfikir,kita bebas menentukan sikap kita
sendiri.Tapi kalau kamu itu lapar,miskin,sakit,terpuruk,gagal,kecewa,kalah,hina
itu bukan urusan kemerdekaan.Gini kalau kamu itu mau kaya,harus kerja keras
,mencari sendiri kekayaanmu,membalik sendiri nasib kamu,tidak ada itu orang
yang mau nolong.Kalau kamu itu mau berhasil,mau kaya,mau hebat harus
kerja keras,harus berani bersaing,harus berani berkorban,harus berani
berjuang melawan tantangan ga ada itu orang yang mau menyuapi apalagi
mengasihani.Kalau kamu itu ulet, berprestasi,pinter kamu bakal jadi orang
nomor 1.Tapi kalau kamu males,bodoh,teler,memelempem,doyannya hanya
mengeluh, mengemis ,protes yakin kamu bakal jadi orang kere seumur
hidup.Karna sebentar jangan ngomong dulu.Karna jika kita ini merdeka.Kita
harus bisa menggunakan sebuah kebebasan yang diberikan
kemerdekaan.Jangan mentang-mentang kamu merdeka pikir terus kamu
seenaknya sendiri,kebablas,seenak udelmu sendiri. Padahal ,padahal sebentar
jangan ngomong dulu saya lagi ngomong.padahal bila kamu
merdeka.kemerdekaan kamu itu dibatasi,dibatasi oleh kemerdekaan-
kemerdekaan lain.Milik saudara-saudaramu yang ada di lingkungan kamu
sekitar kamu,yang sama-sama merdeka sama seperti kamu.Walau hasil,kalau
kamu merdeka sebenarnnya kamu tidak merdeka.Ngerti?”.
Kakek :”Ngerti?NGERTI?”.
Cucu :”Tidak”.
“Sang Saka telah naik berada di puncak tiang anggun,perkasa. Aku telah
turut,aku telah ikut membayar ongkos perjalanannya hingga kaki ku pincang
sampai sekarang.Tapi sama sekali tidak ada rasa menyesal”.
Cucu :”Kalau betul kek,kita sudah merdeka kenapa kakek menangis ?”.
“Aku terkejut cepat cepat aku seka air mataku,ku gayut tangan kampret
ku tutup mulutnya lalu aku bicara”.