Anda di halaman 1dari 3

SET 1

Raden Ajeng Kartini adalah Seorang wanita bangsawan jawa, putri dari Raden Mas
Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Jepara, Jawa Tengah. Beliau prihatin melihat penderitaan
masyarakat setiap harinya. Hati beliau tersentuh. Kartini ingin wanita memiliki kebebasan
menuntut ilmu. Kartini dilarang ayahnya untuk sekolah, sebagaimana adat jawa pada waktu
itu yang masih membedakan antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Tetapi tekad
kartini untuk memajukan orang indonesia sangat kuat waktu itu. Karena tekadnya yang
sudah bulat untuk memajukan bangsa indonesia, Kartini pun memutuskan untuk mengajar
orang-orang desa tersebut.

(Suasana kartini sedang mengajari murid-murid perempuan membaca. Ayah Kartini


memarahinya karena tidak suka dengan ulah Kartini yang mengajari anak-anak desa dengan
ilmu pengetahuannya)

Ayah Kartini : Kartini! Ayah tidak suka kamu mengajari anak-anak dengan ilmu
pengetahuan yang sudah kamu pelajari di bangku sekolah!

Kartini : Tapi kenapa ayah? Kenapa ayahanda tidak memperbolehkan?

Ayah Kartini : Karena mereka masyarakat kalangan bawah! Kamu tau sendiri kan?
Yang boleh mengenyam pendidikan hanyalah kaum bangsawan dan
belanda! Mengerti kamu?!

Kartini : Tapi mereka perempuan tidak harus di rumah terus mengerjakan semua
pekerjaan rumah tangga, ayah! Mereka juga butuh pendidikan yang layak

Ayah Kartini : Tidak peduli! Selesaikan dulu sekolahmu! Dan berhenti mengajari
anak-anak desa itu! Mengerti?! Ayo kalian semua pulang, jangan
pernah belajar lagi di sini

Kartini : Ayah (Menunduk, Sangat sedih)

SET 2

Usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di


sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda dan ilmu lainnya. Kartini memanfaatkan
ilmunya untuk mengajar anak-anak desa. Tanpa Kartini ketahui, pesuruh ayahnya
memperhatikan apa yang dilakukan kartini selama ini untuk mengajar masyarakat desa.

( Suasananya kartini sedang mengajar murid-murid menjahit )

Disini tiba-tiba noni belanda sedang lewat

Noni Belanda : Hei Hei sedang apa kalian? Belajar ? huhhh . Kalian anak pribumi
gak punya hak untuk belajar, tahu? Kami orang Belanda dan kaum
bangsawan yang bisa belajar sampai usia kapanpun, nggak ada aturan
apapun yang mengikat. Bahkan setelah selesai pendidikan, kami bebas mau
jadi apa yang kami mau. Jangan mimpiiii hei anak-anak kumuh ..
kassiiiaaan ... nggak bisa sekolah yaa????
Kartini : Jangan hiraukan . Mereka bisa merendahkan dan menghina kita tapi
tidak akan bisa mematikan tekad kita untuk tetap belajar sehingga tidak
mudah dibodohi mereka. Ya sudah hari sudah siang kita cukupkan
pelajaran hari ini besok sy tunggu di sini ya kita belajar lagi

Murid-murid : Inggih, Den Ayu

SET 3

Setelah kartini menyelesaikan pendidikannya di EUROPASE LEGERE SCHOOL, Kartini


bertekad mengirim surat menantang kolonial belanda yang bernama Van Den Burg agar
tekadnya untuk memberikan hak yang layak untuk rakyat indonesia, termasuk kaum
wanita dalam hal pendidikan.

(Terlihat Kartini menulis surat untuk Van den Burg)

Pada keseokan harinya Van Den Burg yang sedang menikmati suasana pagi, tiba-
tiba menerima surat dari murid kartini).

Van Den Burg : Indah sekali Negeri jajahan ini. Tidak salah bila para pendahulu
menyebut negeri ini negeri surganya rempah-rempah. Tapi sayang,
orang-orangnya katrok dan bodoh semua!

Van Den Burg : Surat apa ini? Oh, dari anak Bupati jepara yang cantik itu

(Terlihat Van den Burg sedang membaca suratnya..)

Wahai penjajah yang sombong, saya tantang kau beradu ilmu denganku. Apabila saya
menang maka kau harus berjanji bahwa kaum wanita di negeri ini berhak mendapatkan
ilmu pendidikan dan layak serta bebaskan semua tawaranmu. Apabila saya kalah, maka
saya rela menjadi istrimu. Saya tunggu kau di balai desa. Kartini.

(Dengan Geram)

Van den burg : Kuterima tantanganmu segera kita ketemu di kantor desa

Ketika bertemu di Balai Desa, Van Den Burg dan Kartini saling menatap penuh benci.

Van Den Burg : Mau menantang aku rupanya kau?!

Kartini : Iya saya menantangmu, saya akan mengajukan sebuah permainan dari situ
akan mengetahui diantara kita berdua, siapa yang menang

Van Den Burg : Baik. Mulailah!

Kartini : Oke, lebih baik mana merah putih dengan merah putih biru?

Van den Burg : Ahahaha, itu mudah sekali ya merah putihlah! (dengan
mudahnya)
Kartini : Sebenarnya Anda ini Belanda atau bukan

Van Den Burg : Ya iyalah saya orang belanda, saya jendral kompeni disini

Kartini : Ah, masa?

Van Den Burg : Lalu? Kenapa?

Kartini : Hah, tadi anda menjawab bahwa merah putih itu lebih baik. Anda tahu
tidak? Merah putih adalah Bendera Kebangsaan Negara Indonesia. Anda
kalah anda harus tepati janji

Van Den Burg : Baiklah kamu menang

Kartini : Mulai detik ini, tanggal 21 April, sy bertekad akan terus memajukan
perempuan Indonesia, wanita Indonesia harus mengenyam pendidikan dan
mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki

Kartini : Ayo perempuan Indonesia Bersatulah keluarlah dari kebodohan!

Bersama : Habis GelapTerbitlah Terang Jayalah perempuan Indonesia .

Anda mungkin juga menyukai