PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perwajahan dan pengemasan bahan ajar juga meliputi penyediaan alat bantu belajar dalam bahan
ajar, sehingga bahan ajar dapat dipelajari peserta secara mandiri (sendiri, atau dengan teman-
teman dalam kelompok).
Desain Grafis (Graphic Design) dalam dunia grafika Indonesia lebih dikenal sebagai Perwajahan.
Perwajahan dari asal kata wajah (frontal), ialah sesuatu yang bernilai positif. Perwajahan
merupakan kegiatan melalui rancangan dengan segala aspeknya untuk menghasilkan suatu
barang cetakan yang diharapkan.
Perwajahan menjadi salah satu begian penting dalam membuat sebuah bahan ajar, yang mana
dari perwajahan dari sebuah bahan ajar menggambarkan isi dari sebuah buku. Perwajahan yang
baik dari sebuah bahan ajar harus mampu menarik perhatian pembaca , dapat menyampaikan
pesan dari isi buku tersebut.
Pada materi ini, akan dibahas tentang mendesain sebuah perwajahan dari sebuah bahan ajar, yang
nantinya perwajahan itu dapat menarik pembaca, dan menggambarkan isi buku, dan bagaimana
nantinya perwajahan itu dapat di buat sesuai dengan apa yang telah dipelajari.
B. Tujuan
Tujuan mempelajari bab ini agar mahasiswa dan penulis memiliki pemahaman dan keterampilan
memngenai bahan ajar, sebab perwajahan merupakan salah satu bagian penting dalam membuat
sebuah bahan ajar.
C. Sasaran
Sasaran pembahasan mengenai perwajahan ini adalah pembaca dan mahasiswa aktif yang
mengikuti perkuliahan pengembangan bahan ajar yang sedang mempelajari mengenai
perwajahan sebuah bahan ajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perwajahan
Perwajahan dan atau pengemasan berperan dalam perancangan atau penataan letak informasi
dalam satu halaman cetak, serta pengemasan dalam paket bahan ajar multimedia. Penataan letak
informasi untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar hendaknya mempertimbangkan beberapa
hal berikut:
Narasi atau teks yang terlalu padat dalam satu halaman membuat peserta lelah membacanya.
Bagian kosong (white space) dari satu halaman sangat diperlukan untuk mendorong peserta
mencoret-coret bagian kosong tersebut dengan rangkuman atau catatan yang dibuat peserta
sendiri. Sediakan bagian kosong secara konsisten dalam halaman-halaman bahan ajar.
Padukan grafik, poin, dan kalimat-kalimat pendek, tetapi jangan terus menerus sehingga menjadi
membosankan.
Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan, karena paragraf seperti itu lebih
mudah dibaca.
Gunakan grafik atau gambar hanya untuk tujuan tertentu, jangan gunakan grafik atau gambar jika
tidak bermakna.
Gunakan sistem penomoran yang benar dan konsisten untuk seluruh bagian bahan ajar.
Gunakan dan variasikan jenis dan ukuran huruf untuk menarik perhatian, tetapi jangan terlalu
banyak sehingga membingungkan.
Perwajahan dan pengemasan bahan ajar juga meliputi penyediaan alat bantu belajar dalam bahan
ajar, sehingga bahan ajar dapat dipelajari peserta secara mandiri (sendiri, atau dengan teman-
teman dalam kelompok). Dalam kasus bahan ajar cetak, alat bantu belajar terdiri dari tiga
kategori, yaitu alat bantu belajar pada bagian pendahuluan, alat bantu belajar pada uraian
informasi per topik, dan alat bantu belajar pada bagian akhir bahan ajar cetak, sebagai berikut:
Pendahuluan:
Judul
Daftar isi
Peta konsep, diagram, pemandu awal
Tujuan pembelajaran
Tes awal
Uraian:
Ringkasan awal
Pengacuan pada bagian bahan ajar lain
Judul bagian
Perintah/instruksi
Signposts (tanda verbal atau visual di bagian samping teks)
Rangkuman
Akhir:
Senarai (daftar kata sukar)
Tes akhir
Indeks
Tidak semua alat bantu belajar tersebut harus ada dalam satu bahan ajar, artinya Anda dapat
memilih alat bantu belajar yang paling tepat dan paling dibutuhkan untuk melengkapi bahan ajar
Anda. Di samping itu, jika bahan ajar Anda terdiri dari berbagai media (multimedia), Anda dapat
menggunakan alat bantu belajar berupa synopsis informasi dalam setiap media, peta konsep atau
pemandu awal, serta lembar media yang beraneka warna. Alat bantu belajar ini pada dasarnya
diharapkan dapat membantu peserta untuk lebih mudah memahami isi bahan ajar, mengingat,
dan menguasai bahan ajar tersebut
Perwajahan atau pengemasan berperan dalam perancangan atau penataan letak informasi dalam
satu halaman cetak, serta pengemasan dalam paket bahan ajar multimedia. Menurut Setiawan
(20071.49) Penataan letak informasi untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar hendaknya
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (1) Narasai atau teks yang terlalu padat, (2) bagian
kosong, (3) penulisan grafik, point dan kalimat pendek (4) gunakan system paragraph yang tidak
rata pinggir (5) Gunakan grafik atau gambar tertentu (6) sistem penomoran yang benar dan
konsisten (7) Gunakan variansi huruf untuk menarik perhatian.
B. Mengenal Anatomi Buku
Sebelum menerbitkan sebuah buku, sebaiknya kita mengetahui anatomi buku, yaitu bagian-
bagian yang menjadi kelengkapan buku. Pengetahuan ini perlu, karena setiap naskah buku yang
akan diterbitkan harus diperlakukan secara berbeda, sesuai dengan isi dan kegunaannya.
Berdasarkan buku karya Iyan Wibowo yang berjudul Anatomi Buku (2007). Anatomi buku itu
terbagi atas:
1. Cover dan Perwajahan Buku
a. Cover Buku (sampul buku)
Sebuah buku terdapat beberapa cover yaitu:
1) Kover depan: Kover sangat mempengaruhi daya tarik sebuah buku, sebab persepsi awal
terhadap buku ada di sini. Setiap datang ke toko atau sebuah pameran buku, yang terlebih
pertama kali oleh pandangan kita adalah pajangan buku berbentuk kover buku yang menarik.
Kover depan biasanya berisi judul, nama penulis, nama pemberi pengantar atau sambutan, serta
logo dan nama penerbit.
2) Kover belakang: Biasanya berisi judul buku, sinopsis, biografi penulis, ISBN (International
Standard Book Number) berserta barcode-nya, dan alamat penerbit sekaligus logonya.
3) Punggung buku: Buku yang memiliki ketebalan tertentu biasanya memiliki punggung buku
(khusus untuk buku tebal). Punggung buku berisi nama pengarang, nama penerbit, dan logo
penerbit.
4) Endorsement: Semacam dukungan atau pujian terhadap buku dari pembaca atau ahli atau
orang terkenal untuk menambah daya pikat buku yang ditulis di kover buku atau kover belakang.
5) Lidah kover (jarang ada, buku tertentu saja): Biasanya berisi foto beserta riwayat hidup
pengarang dan atau ringkasan buku yang dihadirkan untuk kepentingan estetika dan
keeksklusifan buku.
b. Perwajahan Buku
1) Ukuran buku: Masalah ukuran buku sangat berhubungan dengan materi (isi). Sebuah novel
biasanya memiliki ukuran yang berbeda dengan buku pelajaran. Buku pelajaran biasanya lebih
panjang dan lebih lebar.
2) Bidang cetak: Dalam setiap halaman isi buku, kita melihat bagian yang kosong di setiap
pinggir-pinggirnya, atau biasa disebut margin. Selain untuk keindahan, bagian tersebut berfungsi
mengamankan materi dari kesalahan cetak (misalnya terpotong). Sedangkan bagian yang berisi
tulisan (materi) biasa dinamakan bidang cetak.
3) Pemilihan huruf: Jenis huruf (font), ukuran huruf (size), dan jarak antarbaris (lead) sangat
penting dalam pembuatan buku. Ketiga hal tersebut selain untuk kepentingan estetika, akan
menentukan enak tidaknya buku dibaca.
6) Keindahan dan kesesuaian ilustrasi: Beberapa buku, terutama yang dipruntukkan anak-
anak banyak membutuhkan ilustrasi yang berfungsi menggambarkan materi, sehingga membantu
imajinasi pembaca memahami pesan di dalam buku.
7) Kualitas kertas dan penjilidan: Tidak semua buku dicetak dengan menggunakan kertas
yang sama. Untuk buku anak-anak yang mengandung banyak ilustrasi dan berwarna, biasanya
membutuhkan kertas yang lebih tebal. Hal ini mempengaruhi penjilidan di akhir proses
penerbitan buku.
b) Hak cipta (copyright): Halaman hak cipta berisi judul, identitas penerbit, penulis, termasuk
tim yang terlibat selama proses publikasi, misalnya editor, penata letak, desainer sampul,
ilustrator, dan lain-lain. Halaman hak cipta ini biasanya juga disertai pernyataan larangan atau
izin untuk memperbanyak (menggandakan) buku tersebut. Akan tetapi, kami pernah menemukan
buku yang seakan-akan menolak hak cipta dengan menyebutkan bahwa buku tersebut boleh
difotokopi. Secara umum memang aneh, tapi begitulah adanya perbedaan pendapat.
c) Sambutan: Halaman ini berisi semacam sambutan yang disampaikan oleh lembaga atau
pese¬orang-an yang berkompeten. Ada pula yang menyebutnya sebagai Sekapur Sirih dan lain
sebagainya.
d) Kata pengantar: Kata pengantar berisi sedikit ulasan atas buku atau ulasan atas penulis, yang
ditulis penerbit atau siapa pun yang berkompeten dan berkaitan dengan isi buku.
e) Prakata: Prakata ditulis sendiri oleh penulis sebagai pemandu sebelum pembaca memasuki
materi atau isi buku. Prakata biasanya berisi uraian tentang tujuan serta metode penulisan.
f) Daftar isi: Memudahkan pembaca mencari halaman isi yang berkaitan dengan tema tertentu
dari materi buku.
g) Selain itu ada juga beberapa hal yang termasuk dalam Halaman Preliminaries, tetapi
tergantung kebutuhan atau sesuai dengan materi (isi) buku (tidak selalu ada), yaitu: Daftar tabel,
Daftar singaktan dan akronim, Halaman daftar lambang, Halaman daftar ilustrasi, Halaman
pendahuluan.
b. Penomoran bab: Penomoran ini berbeda-beda pada beberapa buku. Pada buku yang berisi
ilmu pengetahuan teoritis biasanya penomoran bab menggunakan angka Romawi atau angka
Arab. Akan tetapi, pada buku-buku sastra atau buku-buku ilmu pengetahuan populer, biasanya
lebih banyak menggunakan simbol-simbol atau berupa tulisan, satu, dua, tiga, dan seterusnya.
g. Ilustrasi: Ilustrasi harus memiliki keterkaitan dengan materi. Sebab, pemberian ilustrasi
bertujuan membantu menjelaskan materi melalui gambar.
h. Tabel: Penempatan tabel harus berdekatan dengan materi yang berkaitan. Jika tidak
memungkinkan karena menyesuaikan lay out, sebaiknya diberi nomor.
i. Judul lelar: Judul lelar biasanya ditempatkan di atas atau di bawah teks, kadang diletakkan
bersebelahan dengan nomor halaman buku. Judul lelar biasanya berisi judul buku (pada setiap
halaman genap) dan judul bab atau nama pengarang (pada setiap halaman ganjil).
j. Inisial: Inisial adalah huruf pertama dalam di awal paragraf setelah judul bab yang dibuat
sangat besar melebihi ukuran huruf yang lain.
b) Daftar istilah: Biasanya berisi istilah-istilah asing dan penjelasannya yang dipakai dalam
materi buku.
c) Lampiran: Penjelasan-penjelasan atau data yang berfungsi sebagai pendukung atau penguat
materi buku.
d) Indeks: Daftar kata atau istilah penting yang dilengkapi dengan nomor halaman. Indeks
disusun secara alfabetis dan tereletak pada bagian akhir buku. Kita dapat mencari informasi dari
istilah yang terdapat dalam indeks dengan membuka halaman yang tertera di belakang istilah.
Namun, tidak semua buku menggunakan indeks sebagaimana tidak semua buku memerlukan
indeks.
e) Daftar pustaka: Berisi daftar buku-buku yang dijadikan referensi dalam menulis materi
buku.
f) Biografi penulis: Penjelasan tentang latar belakang penulis yang melahirkan buku.
2) Sketsa
Sketsa atau layout kasar merupakan kelanjutan dari layout miniatur dengan diadakan perubahan
atau penyempurnaan. Coretan-coretan tebal, miring, normal dapat digunakan menandai secara
kasar bentuk elemen tata letak.
3) Layout Kompherensif
Visualisasi rancangan yang lebih lanjut dan lengkap adalah layout komprehensif, dalam
visualisasinya telah menunjukkan, antara lain : Ukuran bersih barang cetak., Ruang cetaknya,
Elemen-elemen layoutnya seperti huruf, ilustrasi, dan lain-lain, Warna cetakan, serta Tata letak
elemen-elemen tersebut
a) Jenis
Jenis atau macam huruf yang sedemikian banyaknya, dapat kita golongkan dalam 5 (lima)
kelompok besar :- Jenis pokok Roman- Jenis pokok Bodoni- Jenis pokok Egyption- Jenis pokok
San Serif - Jenis pokok Fantasi.
2) Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil angan-angan yang divisualisasikanberisi informasi. Seorang pewajah atau
adesainer perlu mengarahkan bagaimana sebaiknya ilustrasi disiapkan dengan mengingat tujuan
dan penempatan dalam tata letaknya nanti, seandainya ilustrasi ini tidak disiapkan sendiri oleh
desainer.
a) Fungsi Ilustrasi
Ilustrasi didalam barang cetak berfungsi sebagai Elemen daya tarik untuk memperjelas atau
menerangkan isi teks dan mengisi ruang kosong untuk keseimbangan tata letak. Mengingat
keefektifannya maka ilustrasi diharapkan mampu menarik perhatian dan merangsang minat
untuk membaca kesanyang disampaikan pada cerita/berita tersebut. Dengan kata lain
kehadirannya diharapkan mampu menerangkan persaingan dalam menarik perhatian pembaca
diantara rentetan pesan lainnya dalam suatu media yang sama.
b) Macam-macam Ilustrasi
(1) Ilustrasi Garis
Ilustrasi ini dapat ditandai dengan melihat adanya goresan-goresan berupa garis seperti misalnya
yang dibuat mempergunakan pena (garis lurus, garis lengkung, garis patah, garis getar, dan
sebagainya). Untuk memproduksinya pada barang cetak, digunakan klise garis dengan
pemotretan tanparaster di bagian reproduksi foto. Ilustrasi ini bisa kita jumpaipada buku-buku
cerita bergambar, novel, surat kabar, dan sebagainya.
http://htmlimg4.scribdassets.com/3rka48nadcxo6be/images/142-78be8cf65a.jpg
Gambar : ilustrasi garis
c) Penyajian Ilustrasi
Menurut Sukadi (1982 : 98) sifat-sifat penyajian/karakteristik ilustrasi dapat dijabarkan dalam
tiga sifat, yaitu :(a) secara humor; humor tidak menyindir, menyentil (mengoreksi), sebagai
karikatur, (b) secara reklame; sebagai perangsang, sebagai daya tarik, dan (c) secara kiasan atau
perlambang. Mengenai ilustrasi sebuah cerita dapat diceritakan secara efektif dengan gaya, corak
dan sebagainya baik dalam bentuk tunggal maupun berseri.
Tugas selanjutnya dari seorang pewajah setelah memilih elemen-elemen layout yang mana untuk
membawakan pesan/informasi adalah menata letak elemen-elemen tersebut dalam polatata letak
yang telah disiapkannya. Hasil yang diharapkan adalah suatu sarana komunikasi yang efektif,hal
ini menyangkut soal fungsi dan keindahan. Untuk mencapai hal tersebut perlu seorang pewajah
(designer) mengetahui/memperhatikan keenam dasar-dasar pokok yang erat hubungannya sifat-
sifat manusia untuk cenderung menghubungkan titik-titik dalam ruang.. Adapun dasar-dasar
pokoknya adalah :
1) Proporsi
Proporsi atau perbandingan menunjukkan hubungan antara :
a) suatu elemen dengan elemen layout yang lain
b) elemen layout dengan dimensi ruang layoutnya
c) dimensi ruang layout itu sendiridalam kata proporsi tercakup pula pengertian
hubunganharmonis antara elemen
d) dengan elemen dan ruang layoutnyayang menyenangkan sehingga hasil akhirnya ialah
wajahkeseluruhan yang menyenangkan ialah hubungan antara tinggidan lebar tidak menyolok.
3) Keseimbangan
Keseimbangan akan terjadi bila elemen-elemen ditempatkan dan disusun dengan rasa serasi atau
sepadan atau dengan kata lain bila bobot elemen-elemen itu setelah disusun memberi kesan
mantap dan tepat pada tempatnya. Keseimbangan ada 2 jenis :
a) Keseimbangan formal (simetris)
b) Keseimbangan informal (asimetris) Formal apabila elemen-elemen sama pada kedua belah
pihak dari garis poros ruang layout.
4) Kontras
Dalam setiap bentuk komunikasi ada beberapa bahan atau gagasan yang lebih perlu ditampilkan
dari pada yang lain. Seorang pembicara yang ;pandai, dapat memanipulasi suaranya, ditambah
dengan gerakan tangan untuk menonjolkan gagasan-gagasannya yang ingin diminta perhatian.
Dengan maksud yang sama dalam hal produk cetak kontraslah yang digunakan sebagai kekuatan
dalam menyatakan sesuatu yang ingin ditonjolkan. Kontras dapat dicapai dengan mengganti
ukuran, bentuk, nada dan arah.
5) Kesatuan (unity)
Antara elemen-elemen tersendiri yang ke semuanya akan membentuk suatu bentuk sarana
informasi visual harus ada hubungannya satu dengan yang lain dan dengan seluruh rancangan
sehingga memberi kesan menjadi satu.
2) Metode Diagonal
Pada metode ini lebar susunan atau panjang baris telah ditentukan lebih dahulu sedang tinggi
susunan ataubanyaknya baris belum ditemukan.
Soal ini diselesaikan dengan pedoman angka 35-58,artinya nilai 3 untuk margin punggung, 5
untuk tepi, dan 8 untuk bawah/kaki. Yang dibagi-bagi dengan perbandingan ituadalah selisih
antara tinggi halaman dengan tinggi susunan dan selisih lebar susunan dengan lebar halaman
tanpa metode atau bebas. Berarti seseorang bebas menentukan baik margin maupun bidang
cetaknya dengan pertimbangan seninya. Yang menjadi pedoman adalah harus diingat bahwa
margin mempunyai manfaat membatasi teks, sebagai tempat jari tangan memegang buku
terutama ibu jari, dan tempat meletakkan angka halaman.
c) Membuat visualisasi penyajian baik sampul maupun bagian teks.
Ide penyajian wajah buku perlu kita visualisasikan berupa layout komprehensif (layout
comprehensif) untuk memberikan ujut yang lebih nyata bagaimana buku nanti disajikan baik
sampul maupun bagian teksnya.
Hal ini penting untuk menghindari keterlanjuran sebelum naskah tersebut masuk di bagian
produksi mulai pengesetan sampai ke penjilidannya dan sekaligus menguji apakah
penyajiannya cukup berfungsi sebagai sarana komunikasi.
d) Menyiapkan gambar kerja (art work ) terutama sampul.
Yang dimaksud dengan gambar kerja (art work) adalah suatu model yang akan dikerjakan
selanjutnya di bagian penyiapan acuan cetak yaitu bagian foto reproduksi. Gambar kerja ini
dibuat berdasarkan layout komprehensif yang sudah disetujui.
Diharapkan kerapian, ketepatan di dalam menyiapkan gambar kerja ini dan disiapkan diatas
kertas putih yang cukup baik dengan elemen-elemennya semuanya kita gambar dengan hitam
walaupun dalam layout komprehensifnya berwarna. Dengan gambar kerja ini bagian persiapan
acuan cetak akan bekerja menyesuaikan keinginan juru pewajah yang digambarkan pada layout
komprehensifnya.
e) Instruksi pelaksanaan dengan tertulis.
Suatu petunjuk tertulis yang akan menyertai visualisasi rancanganinstruksi ini menyebutkan
antara lain :
1) ukuran bersih barang cetak
2) jenis kertas
3) jenis huruf dan korpnya
4) berapa kali cetak
5) lebar susunan
6) macam penjilidannya
7) instruksi untuk ilustras
8) dan petunjuk-petunjuk yang lain
Dengan demikian selesailah tugas juru pewajah (desainer) menyiapkan rancangan penyajian fisik
barang cetak dan bersama naskah rancangan ini dilanjutkan ke bagian produksi.
f) Imposisi
Imposisi adalah tahap penggabungan beberapa halaman/film agar ketika dicetak susunan
halaman sesuai dengan yang direncanakan
Gambar 5.13 Peletakan nomor halaman sesuai karakteristik barang cetak (brosur, majalah, dll.)
yang dibuat
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perwajahan dan pengemasan bahan ajar juga meliputi penyediaan alat bantu belajar dalam bahan
ajar, sehingga bahan ajar dapat dipelajari peserta secara mandiri (sendiri, atau dengan teman-
teman dalam kelompok).
Desain Grafis (Graphic Design) dalam dunia grafika Indonesia lebih dikenal sebagai Perwajahan.
Perwajahan dari asal kata wajah (frontal), ialah sesuatu yang bernilai positif. Perwajahan
merupakan kegiatan melalui rancangan dengan segala aspeknya untuk menghasilkan suatu
barang cetakan yang diharapkan.
Perwajahan menjadi salah satu begian penting dalam membuat sebuah bahan ajar, yang mana
dari perwajahan dari sebuah bahan ajar menggambarkan isi dari sebuah buku. Perwajahan yang
baik dari sebuah bahan ajar harus mampu menarik perhatian pembaca , dapat menyampaikan
pesan dari isi buku tersebut.
SARAN
Saran penulis dalam makalah ini terutama bagi mahasiswa agar lebih memahami mengenai
perwajahan dalam bahan ajar dan dapat mempraktekkan setelah mempelajarinya.