Anda di halaman 1dari 1

2.

Patofisiologi Ruptur Uteri Iminens

Saat his, korpus uteri berkontraksi, dan mengalami retraksi. Dengan demikian,
dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan volume korpus
uteri menjadi lebih kecil. Akibatnya tubuh janin yang menempati korpus uteri
terdorong ke dalam segmen bawah rahim. Segmen bawah rahim menjadi lebih lebar
dan karenanya dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik keatas oleh kontraksi
segmen atas rahim yang kuat, berulang dan sering sehingga lingkaran retraksi yang
membatasi kedua segmen semakin bertambah tinggi.
Apabila bagian terbawah janin tidak dapat turun oleh karena suatu sebab (misalnya :
panggul sempit atau kepala besar) maka volume korpus yang bertambah mengecil
pada waktu ada his harus diimbangi perluasan segmen bawah rahim ke atas. Dengan
demikian lingkaran retraksi fisiologis semakin meninggi kearah pusat melewati batas
fisiologis menjadi patologis yang disebut lingkaran bandl ( ring van bandl). Ini terjadi
karena, rahim tertarik terus menerus kearah proksimal tetapi tertahan dibagian
distalnya oleh serviks yang dipegang ditempatnya oleh ligamentum-ligamentum pada
sisi belakang
(ligamentum sakrouterina), pada sisi kanan dan kiri (ligamentum cardinal) dan pada
sisi dasar kandung kemih (ligamentum vesikouterina).
Jika his berlangsung terus menerus kuat, tetapi bagian terbawah janin tidak kunjung
turun lebih ke bawah, maka lingkaran retraksi semakin lama semakin tinggi dan
segmen bawah rahim semakin tertarik ke atas dan dindingnya menjadi sangat tipis. Ini
menandakan telah terjadi ruptur uteri iminens dan rahim terancam robek.

Anda mungkin juga menyukai