Anda di halaman 1dari 31

PERUBAHAN PSIOLOGI DAN

ASUHAN PERSALINAN II

Oleh:
Kisti Meilani
01902005
Perubahan fisiologis secara umum
yang terjadi pada persalinan kala II: 

His menjadi lebih kuat dan lebih sering 


Timbul tenaga untuk meneran 
Perubahan dalam dasar panggul 
Lahirnya fetus 
Perubahan Fisiologis Kala II
Persalinan 
Kontraksi Uterus /His 

Dimana kontraksi ini bersifat nyeri yang


disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot
tekanan pada ganglia dalan serviks dan
Segmen Bawah Rahim (SBR), regangan dari
serviks, regangan dari tarikan pada
peritoneum, itu semua terjadi pada saat
kontraksi.  
Perubahan yang dirasakan yaitu : 
Mengalami kontraksi yang datar hampir
secara beriringan, merasa lebih intens dan
nyeri (karena pengaruh reseptor regangan dan
efek oksitosin).  
Merasa sensasi ingin mengejan, meskipun
serviks tidak cukup terdilatasi secara penuh-
tidak ada rasional untuk mencegah wanita
mengejan jika mereka mengiginkannya.  
Wanita memiliki sensasi ingin buang air besar
selama kontraksi.  
Wanita dapat merintih dipuncak kontraksi dan
menunjukkan kongesti pada wajahnya selama ia
melakukan upaya mengejan  
Anus menonjol kemudian mendatar karena
adanya kontraksi  
Desakan untuk mengejan memungkinkan bagian
presentasi janin untuk menekan jaringan didasar
panggul.  
Sekitar 1 cm diatas spina iskiadika, tekanan
dari bagian presentasi janin menstimulasi
reseptor saraf didasar panggul (reflex
ferguson) dan ibu mengalami desakan yang
tidak dapat tergelincir turun.  
Pada peristiwa kelahiran, saat dianjurkan
untuk mengejan segera diawal kontraksi,
mekanisme penarikan dapat menghilang atau
dicegah, menyebabkan kekurangan atau
kerusakan.  
Kontraksi dapat mereda selama periode 10-12
menit atau sampai dengan 2 jam, wanita
biasanya mengambil kesempatan ini untuk
Perubahan – Perubahan Uterus 
 Segmen atas rahim aktif, berkontraksi, dinding
bertambah tebal  
Segmen bawah rahim/SBR pasif, makin tipis  
Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua
bagian yang berbeda. Segmen atas yang berkontraksi
secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan
berlangsung. Bagian bawah, relative pasif disbanding
dengan segmen atas, dan bagian ini berkembang
menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis.
Segmen bawah uterus analog dengan ismus uterus
yang melebar dan menipis pada perempuan yang tidak
hamil, segmen bawah secara bertahap berbentuk ketika
kehamilan bertambah tua. 
Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan
konsistensi segmen bawah uterus jauh kurang kencang.
Segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi, dan
mendorong janin keluar; sebagai respons terhadap gaya
dorong kontraksi segmen atas; sedangkan segmen bawah
uterus dn serviks akan semakin lunak berdilatasi dan dengan
demikian membentuk suatu saluran muscular dan
fibromuskular yang menipis sehingga janin dapat menonjol
keluar  
Bagian atas uterus atau segmen aktif, berkontraksi kebawah
meski pada saat isinya berkurang, sehingga tegangan
miometrium tetap konstan. Efek akhirnya adalah
mengencangkan yang kendur, dengan mempertahankan
kondisi menguntungkan yang diperoleh dari ekspulsi janin
dan mempertahankan otot uterus tetap menempel erat pada
isi uterus. 
Perubahan Bentuk Uterus
  Setiap kontrraksi menghasilkan pemanjangan uterus
berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter horizontal.  
 Pengurangan diameter horizontal menimbulkan pelurusan
kolumna vertebralis janin, dengan menekan kutub atasnya
rapat-rapat terhadap fundus uterus, sementara kutub bawah
didorong lebih jauh kebawah dan menuju kepanggul.
Pemanjangan janin berbentuk ovoid yang ditimbulkannya
diperkirakan telah mencapai antara 5 sampai 10 cm; tekanan
yang diberikan dengan cara ini dikenal sebagai tekanan sumbu
janin.  
 Dengan memanjangnya uterus, serabut longitudinal ditarik
tegang dan karena segmen bawah dan serviks merupakan satu-
satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik keatas
pada kutub bawah janin. Efek ini merupakan faktor yang
penting untuk dilatasi serviks pada otot-otot segmen bawah
dan serviks. 
Perubahan pada Serviks
 Perubahan pada serviks pada kala II ditandai
dengan pembukaan lengkap, pada
pemeriksaan dalam tidak teraba lagi bibir
portio, Segmen Bawah Rahim (SBR), dan
Serviks. 
Perubahan pada Vagina dan Dasar Panggul
 Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup
oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama
membentuk dasar panggul. Struktur yang paling
penting adalah m.levator ani dan fasia yang
membungkus permukaan atas dan bawahnya, yang
demi praktisnya dapat dianggap sebagai dasar
panggul. Kelompok otot ini menutup ujung bawah
rongga panggul sebagai sebuah diafragma sehingga
memperlihatkan permukaan atas yang cekung dan
bagian bawah yang cembung. 
Pada pemeriksaan pervaginam tepi dalam otot ini
dapat diraba sebagai tepi tali tebal yang membentang
kebelakang dari pubis dan melingkar vagina sekitar 2
cm diatas hymen. 
Sewaktu kontraksi, m.levator in menarik rectum dan vagina
ketas sesuai arah simfisis pubis sehingga bekerja menutup
vagina. 
Pada kala satu persalinan selaput ketuban dan bagian terbawah
janin memainkan peran penting untuk membuka bagian atas
vagina. Namun setelah ketuban pecah, perubahan-perubahan
dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang
diberikan oleh bagian terbawah janin. . 
Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut-
serabut m.levatores ani dan penipisan bagian tengah perineum,
yang berubah bentuk dari massa jaringan berbentuk baji setebal
5 cm menjadi ( kalau tidak dilakukan episiotomy) struktur
membrane tipis yang hampir transparan dengan tebal kurang
dari 1 cm. 
Ketika perineum teregang maksimal, anus menjadi jelas terbuka
dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2 sampai 3 cm dan
disini dinding anterior rectum menonjol. 
Pola Penurunan Janin
 Pada banyak nulipara, masuknya bagian
kepala janin kepintu atas panggul telah
tercapai sebelum persalinan mulai, dan
penurunan janin lebih jauh tidak akan terjadi
sampai awal persalinan. Sementara itu , pada
multipara masuknya kepala janin kepintu atas
panggul mula-mula tidak begitu sempurna,
penurunan lebih jauh akan terjadi pada kala I
persalinan.  
Dalam pola penurunan dalam persalinan
normal, terbentuknya kurva hiperbolik yang
khas ketika station kepala janin diplot pada
Dalam pola penurunan aktif biasanya
tejadi setelah dilatasi serviks sudah maju
untuk beberapa lama
Pada nulipara, kecepatan turun biasanya
cepat selama fase lereng maksimum
dilatasi serviks. Pada waktu ini,
kecepatan turun bertambah sampai
maksimum, dan laju penurunan maksimal
ini dipertahankan sampai bagian
terbawah janin mencapai dasar
perineum. 
Posisi mengejan dalam
persalinan
PosisiPersalinan: Berbaring / Posisi
Lithotomy / Terlentang

Keterangan:
Berbaring telentang atau miring sedikit,
kadang-kadang dengan kaki di sangga.
Keuntungan:
Tidak ada Keuntungan, Selain tidak akan
mengganggu pemasangan kateter, infus, kateter
epidural atau monitor internal janin.
Keaakurangan:
1. Lithotomy posisi lebih menyakitkan daripada
posisi lainnya (1,2)
2. Akses mudah ke perineum. (bidan sering
melihat ini sebagai keuntungan, tapi jika Anda
ingin menghindari tindakan episiotomy atau
bahkan menghindari kejadian robekan perineum,
maka hindari posisi ini)
3. Tidak membantu proses persalinan sama sekali.
• Posisi Berbaring Miring
Keuntungan:
 Posisi ini dapat digunakan untuk beristirahat disela kontraksi
 Dapat digunakan dalam persalinan dengan epidural.
 Posisi ini membantu Anda untuk mengurangi tekanan dari
organ-organ internal ke tali pusat yang memungkinkan
pengurangan jumlah suplai oksigen yang mengalir ke bayi.
 Ini membantu untuk menjaga denyut jantung janin tetap stabil
selama kontraksi.
 Menghemat energi si ibu
 Menguntungka bagi ibu yang memiliki tekanan darah rendah.
Kekurangan:
Bisa memperlambat persalinan jika tidak digunakan dengan tepat.
Artinya pada kala I fase aktif posisi ini tidak akan membantu
penurunan bagian terendah janin. Karena posisi ini tidak dapat
memanfaatkan gaya gravitasi bumi
berjongkok
Dari semua posisi persalinan yang
dapat Anda pilih, untuk kala II posisi
berjongkok ini mungkin adalah
posisi yang terbaik. Jika Anda
berharap untuk melahirkan secara
alami.
Keuntungan:
1. Berjongkok membuka panggul hingga 30%
dibandingkan dengan posisi berbaring (18)
2. Posisi Jongkok dilaporkan terasa kurang
menyakitkan daripada posisi berbaring (19).
3. Posisi Jongkok dapat meluruskan ‘jalan lahir
karena membantu tulang panggul untuk sejajar
dengan jalan lahir,ini menyulitkan bagian
terendah janin untuk turun ke jalan lahir.
4.. Posisi Jongkok untuk melahirkan akan
memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Jika Anda
berpikir untuk mengabaikan efek gravitasi Anda
salah besar. Apakah Anda pernah punya
pengalaman di mana Anda kesulitan buang air
kecil ketika Anda berbaring dan Anda lebih mudah
buang air kecil ketika Anda berdiri atau jongkok?
Itulah efek GRAVITASI!
5. Posisi ini akan memperpendek tahap mengejan
dalam persalinan (20,21,22,23).
6. Yang berarti bahwa oksitosin kurang diperlukan
untuk mempercepat persalinan, sehingga dengan
posisi ini akan mengurangi kejadian induksi dalam
7. Posisi Jongkok juga mengurangi kebutuhan penggunaan forsep bila
dibandingkan dengan posisi setengah-duduk (22).
8. Posisi Jongkok juga membantu untuk memperpanjang tubuh ibu
sehingga dapat memberikan ruang yang lebih banyak kepada bayi untuk
masuk ke posisi yang lebih baik
9. Beberapa studi menyebutkan jongkok yang mencegah robekan perineum
(20,23), meskipun beberapa menyebutkan bahwa tingkat robekan adalah
sama (19) atau lebih tinggi (21,24) . Seperti yang disebutkan
sebelumnya, kalau saya berpikir bahwa peningkatan robekan perineum
adalah karena kurangnya dukungan, atau tehnik berjongkok yang salah.
10. Jongkok dapat menurunkan tingkat episiotomy (19,20,24)

Kekurangan:

Posisi ini Mungkin melelahkan, itulah sebabnya mengapa itu umumnya


merupakan ide yang baik untuk menerapkannya hanya pada saat kala II
atau saat mengejan saja.
Setengah duduk
Posisi setengah duduk adalah posisi yang
umumnya di lakukan di rumahsakit, rumah
bersalin atau bidan praktek karena posisi ini
juga sangat memudahkan bidan, dokter atau
perawat untuk melakukan tindakan.
Keuntungan:
1.Posisi ini dalam beberapa hal sedikit lebih
baim dibandingkan dengan posisi berbaring
terlentang atau lithotomy
2.Posisi ini tidak akan mengganggu pada
epidural, pemasangan kateter, infuse atau CTG
3.Anda mendapatkan bantuan dari gaya gravitasi
walaupun hanya ssedikit
4.Posisi ini dapat digunakan untuk istirahat
Kekurangan posisi setengah duduk:

1. Lebih menyakitkan daripada posisi


lainnya.
2. Akses mudah ke perineum.
3. Meningkatkan tekanan pada perineum
yang meningkatkan resiko robek dan
4. Gerakan wanita dibatasi.
5. meningkatkan risiko forcep dan vacum.
duduk
Keuntungan:
1. Gravitasi bumi membantu yang dapat
mengurangi lamanya persalinan (28,29).
2. Duduk adalah posisi yang cukup santai
(28,29)
3. Duduk juga membuka panggul.
4. Duduk menghadap dan membungkuk ke
depan bisa membantu meringankan nyeri
punggung pada persalinan yang umumnya
terjadi ketika bayi menghadap ke perut
Anda atau posisi bayi posterior
5. Dengan posisi duduk diatas bola Anda dapat
bergoyang maju mundur membetuk angka
delapan maupun melingkar dan ini dapat
membantu memindahkan bayi ke posisi yang
lebih baik.
6. Duduk di toilet dapat membantu
maemperlancar persalinan terutama jika
Anda mengalami ketuban pecah dini.  Ini
juga membantu Anda untuk memastikan
bahwa kandung kemih Anda kosong untuk
memungkinkan dilatasi/pembukaan jalan
lahir lebih cepat.
TERIMAKASI
😊

Anda mungkin juga menyukai