ASKEB II 2
Sifat khas kontraksi :
A. Penyebab rasa nyeri belum diketahui secara pasti.
Beberapa dugaan penyebab antara lain :
1. Pada saat kontaksi terjadi kekurangan oksigen
pada miometrium.
2. Penekanan ganglion syaraf di serviks dan uterus
bagian bawah.
3. Pergerakan servik akibat dari pelebaran serviks.
4. Peregangan peritoneum sebagai organ yang
menyelimuti uterus.
ASKEB II 5
c. Perubahan ligamentum rotundum
ASKEB II 7
D. Effasment dan dilatasi serviks
Pengaruh tidak berlangsung dari kontraksi uterus
adalah terjadinya effasment dan dilatasi serviks.
Effasment merupakan pemendekan atau pendataran
ukuran dari panjang kanalis servikalis. Ukuran normal
kanalis servikalis 2-3 cm.
Dilatasi adalah pembesaran ukuran ostium uteri
interna (OUI) yang kemudian disusul dengan pembesaran
ukuran ostium uteri eksterna (OUE). Pembesaran ini
berbeda antara primigravida dan multigravida. Proses
dilatasi ini dibantu / dipermudah oleh tekanan hidrostatik
cairan amnion. Tekanan hidrostatik cairan amnion terjadi
akibat dari kontraksi uterus.
ASKEB II 8
2. Asuhan sayang Ibu dan posisi meneran
ASKEB II 9
Asuhan sayang Ibu dan posisi meneran
ASKEB II 11
3. MEKANISME PERSALINAN
1. Penurunan terjadi selama persalinan oleh karena daya
dorong dari kontraksi dan posisi, serta peneranan
(selama kala II) oleh ibu.
2. Fiksasi (engagement) ialah tahap penurunan pada
waktu diameter bipariental dari kepala janin telah
masuk panggul ibu.
3. Fleksi adalah sangat penting bagi penurunan selama
kala dua. Melalui fleksi ini, diameter terkecil dari
kepala janin dapat masuk kedalam panggul dan terus
menuju dasar panggul. Pada saat kepala berada di
dasra panggul tahanannya akan meningkat sehingga
terjadi fleksi yang bertambah besar yang sanggat
diperlukan supaya diameter terkecil dapat terus
menurun.
ASKEB II 12
MEKANISME PERSALINAN. . . . .
4. Rotasi internal dari kepala akan membuat
diameter anteroposterior (yang lebih panjang)
dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter
anteroposterior dari panggul ibu.
5. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi (untuk
posisi-posisi occiput anterior) terjadi oleh
karena gaya tahanan dari dasar panggul dimana
gaya tersebut membentuk cekungan carus,
yang menggarahkan kepala ke atas menuju ke
lubang vulva. Bagian leher belakang di bawah
occiputnya akan bergeser di bawah symphys
pubis dan bekerja sebagai titik poros. Uterus
yang berkontraksi kemudian memberikan
tekanan tambahan atas kepala yang
menyebabkannya ekstensi kepala lebih lamjut
saat lubang vulva vagina membuka lebar.
ASKEB II 13
MEKANISME PERSALINAN. . . . .
ASKEB II 15
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
1. Engagement
2. Penurunan kepala
3. Fleksi
4. Rotasi dalam
5. Ekstensi
6. Rotasi luar
7. Ekspulsi
ASKEB II 18
4. ASUHAN KALA II
1. Meningkatkan perasaan aman dengan mendukung,
mendorong dan menyakinkan ibu.
2. Membantu pernafasan.
3. Membantu dalam teknik meneran.
4. Mengikutsertakan, menghormati, anggota keluarga
atau teman yang menemani.
5. Memberikan tindakan-tindakan yang menyenangkan
misalnya mengusap dahi.
6. Membiarkan dan membantu ibu minum antara selang
waktu kontraksi.
7. Secara terus menerus mengamati prinsip-prinsip
pencegahan infeksi serta dasar-dasar hygiene.
8. Memastikan kandung kemih kosong dengan
membantu dan mendorong ibu mengosongkannya
secara teratur.
ASKEB II 19
KALA II
PERSALINAN
ASKEB II 21
Gejala dan Tanda Kala II
ASKEB II 22
Diagnosis
ASKEB II 25
Perhatikan ! ! ! !
► Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak
ingin meneran, anjurkan untuk mobilisasi atau
mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan
untuk meneran
► Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran
setelah 60 menit dari sejak pembukaan lengkap,
pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak (beri
asupan yang cukup)
► Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih
belum terjadi, rujuk ibu ke fasilitas rujukan
ASKEB II 26
Pemantauan penatalaksanaan
Kala II
• Nadi ibu setiap 30 menit
• Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
• DJJ setelah meneran atau kontraksi
• Penurunan kepala (palpasi luar) setiap 30 menit
atau jika ada indikasi, lakukan periksa dalam setiap
60 menit
• Kondisi selaput ketuban dan warna cairan ketuban
• Kemungkinan adanya presentasi majemuk
• Putaran paksi luar (setelah lahirnya kepala bayi)
• Pencatatan hasil pemeriksaan dan intervensi
ASKEB II 27
Episiotomi
ASKEB II 29
Pada saat pengeluaran, perhatikan hal-
hal berikut:
ASKEB II 30
Gejala dan Tanda Distosia Bahu
ASKEB II 33
Ekstraksi Vakum
ASKEB II 34
Ekstraksi Forseps
ASKEB II 35
Penambahan sumbu anteroposterior
dengan perasat Mc Robert
ASKEB II 36
ASKEB II 37