Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda/atau gejala hilangnya fungsi sistem
saraf pusat fokal atau global yang berkembang cepat. Gejala-gejala ini berlangsung
lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, dengan tanpa penyebab lain selain
vaskular.1
Stroke merupakan 10% penyebab kematian di seluruh dunia dan penyebab
keenam dari kecacatan, tanpa penanggulangan dan pencegahan yang tepat stroke dapat
menjadi penyebab keempat dari kecacatan pada tahun 2030. Selain itu, satu dari tiga
penderita stroke maupun TIA akan mengalami serangan stroke yang lebih berat dan
dapat memicu demensia, sehingga pencegahan primer maupun pencegahan sekunder
sangat penting. Penatalaksanaan stroke sangat kompleks meliputi fase akut, subakut dan
rehabilitasi serta melibatkan berbagai pihak. 2
Menurut WHO, rehabilitasi ialah semua tindakan yang ditujukan untuk
mengurangi dampak disabilitas/handicap,agar memungkinkan penyandang cacat
berintegrasi dengan masyarakat. Prinsip rehabilitasi medik pada stroke ialah
mengusahakan agar sedapat mungkin pasien tidak bergantung pada orang lain.3 Bagi
pasien yang telah mendapat serangan stroke, intervensi rehabilitasi medis sangat penting
untuk mengembalikan pasien pada kemandirian mengurus diri sendiri dan melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa menjadi beban bagi keluarganya.4

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Stroke
Stroke adalah suatu gangguan peredaran darah di otak. Organisasi kesehatan
dunia, WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu sindrom klinis dengan gangguan
fokal atau global dari fungsi otak yang berkembang dengan cepat, dengan gejala
yang bertahan lebih dari 24 jam atau lebih atau dapat menyebabkan kematian,
dengan penyebab yang tak lain berasal dari gangguan sirkulasi darah. Gangguan
sirkulasi ini dapat disebabkan oleh beberapa patofisiologi, diantaranya trombosis,
emboli dan perdarahan.5

B. Klasifikasi Stroke
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. Stroke Hemoragik
Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid
yang disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Pembuluh darah yang
pecah menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam
suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemoragik
terjadi pada penderita hipertensi.6
Umumnya terjadi pada saat melakukan aktivitas, namun juga dapat
terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang
paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Stroke
hemoragik terbagi menjadi intracerebral hemorrhage (ICH), subarachnoid
hemorrhage (SAH), dan cerebral venous thrombosis.7
2. Stroke Non Hemoragik
Aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah
menyumbat di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.
Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun trombus pembuluh darah
otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur.

2
Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema
otak oleh karena hipoksia jaringan otak.6 Hampir sebagian besar pasien atau
sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.7
Klasifikasi Oxford Community Stroke Project (OCSP, juga dikenal
sebagai Bamford atau Klasifikasi Oxford) membaginya berdasarkan gejala
awal dan episode stroke yaitu total anterior circulation infarct (TACI),
partial anterior circulation infarct (PACI), lacunar infarct (LACI), dan
posterior circulation infarct (POCI).8
Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan
penyakitnya, yaitu:
a. TIA (Trans Ischemic Attack)
Yaitu gangguan neurologi sesaat, beberapa menit atau beberapa
jam saja dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24
jam.
b. RIND (Reversible Ischemic Neurologis Deficit)
Gangguan neurologi setempat yang akan hilang secara sempurna
dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu.
c. Stroke in Volution (Progressive Stroke)
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan
yang muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya
berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari.
d. Stroke Komplit
Gangguan neurologi yang timbul bersifat menetap atau
permanent.6

C. Patogenesis Stroke
1. Stroke Non Hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh
trombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat,
aliran darah ke area trombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia
kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.

3
Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui
arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang
tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologi fokal. Perdarahan
otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.6
2. Stroke Hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke
substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen
intrakranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intrakranial
yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan tekanan
intra kranial (TIK) yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga
timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau
ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak
dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau
tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.6

D. Diagnosis Stroke
Diagnosis klinik stroke dibuat berdasarkan batasan stroke, dilakukan
pemeriksaanklinis yang teliti, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
neurologisdan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan fisik dapat membantu
menentukan lokasi kerusakan pada otak. Untuk memperkuat diagnosis biasanya
dilakukan pemeriksaan CT scan. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu
menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak.9

E. Rehabilitasi Medik pada Stroke


Tujuan rehabilitasi stroke adalah lebih ke arah meningkatkan kemampuan
fungsionalnya daripada ke arah memperbaiki defisit neurologisnya,atau
mengusahakan agar penderita sejauh mungkin dapat memanfaatkan kemampuan
sisanya untuk mengisi kehidupan secara fisik, emosional, dan sosial ekonomi
dengan baik.10
Menurut definisi WHO, jelaslah bahwa yang ditanggulangi rehabilitasi medik
adalah problem fisik dan psikis.Untuk mengatasi problem fisik yang berperan
adalah program fisioterapi dan terapi okupasi. Keduanya sebetulnya mempunyai

4
kesamaan dalam sasaran, dengan sedikit perbedaan bahwa terapi okupasi juga
melatih aktivitas kehidupan sehari-hari dan melakukan prevokasional untuk
mengarahkan pasien pada latihan kerja bila terpaksa alih pekerjaan.4
Program rehabilitasi medik pada penderita stroke10
1. Fase Awal
Tujuannya adalah mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi
yang tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaaan umum
memungkinkan dimulainya rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah
proper bed positioning, latihan lingkup gerak sendi (LGS), stimulasi
elektrikal dan setelah penderita sadar dimulai penanganan emosional.

2. Fase Lanjutan
Tujuannya untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan
aktivitas sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara
medik telah stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau embolik
mobilisasi dimulai pada 2-3 hari setelah stroke.Penderita dengan perdarahan
subarachnoid mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada fase
ini meliputi:
a. Fisioterapi
i. Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan kekuatan otot (kekuatan
2 ke bawah)
ii. Diberikan terapi panas superfisial
iii. Latihan gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau aktif tergantung
dari kekuatan otot
iv. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot
v. Latihan fasilitasi atau redukasi otot
vi. Latihan mobilisasi bertahap.
b. Okupasi Terapi
Sebagian besar penderita stroke mencapai kemandirian dalam
AKS, meskipun pemulihan fungsi neurologis pada ektremitas yang
terkena belum tentu baik. Dengan alat bantu yang disesuaikan, AKS
dengan menggunakan satu tangan secara mandiri dapat dikerjakan.

5
c. Terapi Bicara
Penderita stroke sering menagalami gangguan bicara dan
komunikasi. Ini dapat ditangani oleh speech therapist dengan cara:
i. Latihan pernapasan (pre speech training) berupa latihan napas,
menelan, meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan.
ii. Latihan di depan cermin untuk melatih gerakan lidah, bibir dan
mengucapkan kata-kata.
iii. Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi
mengucapkan kata-kata.
iv. Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga.
d. Ortotik Prostetik
Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti
dalam membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering
digunkan antara lain: tripod, walker, dan wheel chair.
e. Psikologi
Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan
melampaui serial fase psikologis, yaitu: fase syok, fase penolakan, fase
peyesuaian dan fase penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-
fase tersebut secara cepat, sedangkan sebagian lain mengalami secara
lambat, berhenti pada satu fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat.
Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat
menerima rehabilitasi.
f. Sosial Medik
Pekerjaan sosial medik dapat memulai pekerjaan dengan
wawancara keluarga, keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial,
ekonomi dan lingkungan hidup serta keadaan rumah penderita.

6
BAB III
LAPORAN KASUS

Nama : RM
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Malalayang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Kristen Protestan
Tanggal Periksa : 24 November 2015

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak kanan yang dirasakan
secara tiba-tiba sejak 1 minggu yang lalu saat bangun tidur di pagi hari. Keluhan
disertai dengan bicara pelo, namun saat ini sudah membaik. Riwayat penurunan
kesadaran (-), kejang(-), nyeri kepala(-), muntah(-). Pasien kesulitan dalam
menjalankan kegiatan sehari – hari dan membutuhkan bantuan orang lain terutama
saat mandi, berpakaian dan makan. Pasien merasa menjadi beban bagi anak –
anaknya akibat penyakitnya. Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB)
dalam batas normal.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit diabetes melitus (+) sejak 7 tahun yang lalu, tidak minum obat
teratur
Riwayat penyakit hipertensi dan kolesterol baru diketahui saat pemeriksaan
Riwayat penyakit jantung, paru dan ginjal disangkal
Riwayat trauma disangkal

7
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya penderita yang sakit seperti ini

5. Riwayat Kebiasaan
Penderita melakukan aktifitas sebagai ibu rumah tangga. Selain itu penderita juga
membuka warung dan bekerja di kebun. Saat sebelum sakit, penderita lebih banyak
menggunakan tangan kanannya namun sekarang lebih menggunakan tangan kiri.
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol.

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita tinggal di rumah semipermanen, memiliki dua kamar tidur, satu kamar
mandi dengan WC jongkok. Penderita tinggal dengan suami dan anak yang sudah
berkeluarga. Biaya hidup sehari-hari cukup. Biaya pengobatan di RS menggunakan
BPJS.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 76x/m
Respirasi : 20x/m
Suhu : 36,20C
Antropometri
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan : 45 kg
IMT : 19,48 (Normal)
Kepala : Normocephal
Mata : Pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm
Refleks cahaya +/+

8
Konjugtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Septum deviasi -/-, sekret -/-
Mulut : caries (-), lidah beslag (-)
Telinga : serumen (-)
Leher : Trakea letak tengah, pembesaran KGB (-)
Thoraks
Jantung : S1-2 normal, bising (-)
Paru-paru : SP vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, hepar/lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), fraktur (-)

2. Status Neurologis
GCS : E4M6V5
N. Kranialis : N.I – N.XII intak
3. Status Motorik dan Sensorik
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Pemeriksaan
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Gerakan Menurun Normal Menurun Normal
Kekuatan otot 1/2/1/1 5/5/5/5 4/5/5/5 5/5/5/5
Tonus otot Menurun Normal Normal Normal
Refleks
Normal Normal Normal Normal
Fisiologis
Refleks
Negatif Negatif Negatif Negatif
Patologis
Sensibilitas :
Protopatik Normal Normal Normal Normal
Proprioseptik Normal Normal Normal Normal

9
4. Status Otonom
Inkontinensia : tidak ada
Hipersekresi keringat : tidak ada

Indeks Barthel

Aktivitas Tingkat Kemandirian N Nilai

Makan Mandiri (independent) 10 5


Memerlukan bantuan (memotong, mengoles 5
mentega, dll) 0
Tidak dapat makan sendiri

Mandi Mandiri (or in shower) 5 0


Perlu bantuan 0

Grooming Mandiri dalam perawatan 5 0


(Mengurus wajah/gigi/rambut/mencukur 0
Diri) Perlu bantuan

Berpakaian Mandiri (memasang kancing, menutup resleting, 10 5


mengikat sepatu dll)
Perlu bantuan, tapi dapat mengerjakan sebagian 5
tanpa dibantu 0
Perlu bantuan

Pencernaan Dapat menahan BAB 10 10


Kadang-kadang tidak dapat menahan BAB 5
Inkontinensia 0

Kandung Dapat menahan BAK 10 10


Kemih Kadang-kadang tidak dapat menahan BAK 5
Inkontinensia atau dengan kateter 0

Penggunaan Mandiri 10 10
Toilet Perlu bantuan, namun dapat melakukan sendiri 5
Tidak mandiri 0

Berpindah Mandiri 15 10
Tempat Sedikit bantuan 10
Sebagian besar dibantu (1 atau 2 orang, fisik), dapat 5
duduk 0
Tidak dapat berpindah, tidak seimbang saat duduk

10
Aktivitas Tingkat Kemandirian N Nilai

Naik turun Independent 10 5


tangga Dibantu secara fisik / verbal 5
Tidak dapat naik/turun tangga 0

Mobilitas Mandiri (dapat menggunakan alat misalnya 15 15


tongkat) 10
Berjalan dengan bantuan satu orang (verbal/fisik) 5
Dapat menggunakan kursi roda sendiri 0
Immobile

Total 100 70
Nilai Interpretasi:
0-20 : Disabilitas Total
25-45 : Disabilitas Berat
50-75 : Disabilitas Sedang
80-90 : Disabilitas Ringan
100 : Mandiri
Interpretasi Hasil: Nilai 85 : Ketergantungan sedang

The Mini-Mental Statee Exam (MMSE)


Nilai
No Tes Nilai
Max
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5 2
2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung),
5 5
(ruang)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya
selang 1 detik (misal apel, uang, meja) responden diminta
mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. 3 3
Ulangi sampai responden dapat menyebutkan dengan benar
dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI

11
4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk
tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.
Atau responden diminta mengeja terbalik kata “WAHYU” 5 5
(nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;
misalnya uyahw = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 2
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang
2 2
ditunjukkan (perlihatkan pensil dan jam tangan)
7 Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau dan
1 1
atau tetapi”
8 Responden diminta melakukan perintah “Ambil kertas ini
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di 3 3
lantai”
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang
1 1
dibacanya: “Pejamkanlah mata Anda”
10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1
11 Responden diminta menyalin gambar

1 1

Skor Total 30 26

Nilai Interpretasi:

< 24 : Dianggap terdapat gangguan kognitif

> 24 : Dianggap tidak terdapat gangguan kognitif

Interpretasi Hasil: Nilai 26 : Tidak terdapat gangguan kognitif

5. Pemeriksaan Penunjang
No Parameter Hasil
1 Leukosit 4600/uL
4,28 x
2 Eritrosit
10^6/uL

12
3 Hemoglobin 12,6 g/dL
4 Hematokrit 37,6 %
5 Trombosit 225000/uL
6 Gula darah puasa 137 mg/dL
7 Gula 2 jam PP 207 mg/dL
8 SGOT 23 U/L
9 SGPT 16 U/L
10 Ureum darah 26 mg/dL
11 Kreatinin darah 0,7 mg/dL
12 Asam urat 2,8 mg/dL
13 Kolesterol 207 mg/dL
14 HDL 45 mg/dL
15 LDL 138 mg/dL
16 Trigliserida 118 mg/dL
17 HBA1c 12,3 %
18 Klorida 98,6 mEq/L
19 Kalium 3,88 mEq/L
20 Natrium 139 mEq/L

RESUME
Pasien perempuan usia 70 tahun datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak
kanan yang dirasakan secara tiba-tiba sejak 1 minggu yang lalu saat bangun tidur di
pagi hari. Keluhan disertai dengan bicara pelo, namun saat ini sudah membaik. Riwayat
penurunan kesadaran (-), kejang(-), nyeri kepala(-), muntah(-). Riwayat penyakit
diabetes melitus sejak 7 tahun yang lalu, tidak teratur minum obat. Hipertensi dan
hiperkolesterol baru diketahui saat pemeriksaan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan takanan darah 140/90 mmHg, nadi 76x/m,
pernapasan 20 x/m, suhu 36,20 C. Pemeriksaan status motorik didapatkan kekuatan otot
ekstremitas superior dextra ( 1/1/2/1) dan inferior dextra (5/5/5/4). Nilai indeks barthel
85 (disabilitas ringan) dan nilai MMSE 26 (tidak terdapat gangguan kognitif.

 Gadjah Mada skor


Penurunan kesadaran (-) + sakit kepala (-) + refleks babinski (-)  stroke
iskemik

13
 Siriraj skor
Skor Stroke Siriraj
Rumus :
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah) +
(0,1 x tekanan diastolik) – (3 x penanda ateroma) – 12
Keterangan
:
Derajat 0 = kompos mentis; 1 = somnolen;
kesadaran 2 = sopor/koma

Muntah 0 = tidak ada; 1 = ada


Nyeri 0 = tidak ada; 1 = ada
kepala 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih
Ateroma (diabetes; angina; penyakit pembuluh darah)

Hasil :
Skor > 1 Perdarahan supratentorial
Skor < 1 Infark serebri
Skor pasien:
(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 90) - (3 x 1) – 12 = - 6  infark cerebri

DIAGNOSIS
1. Diagnosis Klinis : Hemiparesis Dekstra
2. Diagnosis Topis : Kortikal
3. Diagnosis Etiologi : Stroke Non Hemoragik
4. Diagnosis Fungsional :
a. Impairment : Hemiparese dekstra
b. Disability : Gangguan melakukan aktivitas sehari-hari dalam hal
mandi, makan, berpakaian menyisir rambut, BAB dan
BAK dibantu, berjalan dipapah, serta tidak dapat
melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga seperti
mencuci dan membersihkan rumah.

14
c. Handicap :-

PROBLEM REHABILITASI MEDIK


- Penderita sulit menggerakkan lengan dan tungkai kanannya.
- Gangguan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (mandi, makan, BAB, BAK,
berjalan, tugas sebagai ibu rumah tangga).
- Gangguan ambulasi (tidak dapat naik atau turun tangga sendiri).
- Gangguan kecemasan dari pasien akibat penyakit yang diderita.

PROGRAM REHABILITASI MEDIK

1. Fisioterapi
a. Evaluasi
- Kelemahan ekstremitas superior dan inferior dekstra
- Gangguan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (mandi, makan,
BAB, BAK, berjalan, tugas sebagai ibu rumah tangga).
b. Program
- Infrared theraphy ekstremitas superior dan inferior dekstra
- Latihan lingkup gerak sendi pasif ekstremitas superior dan latihan
lingkup gerak sendi aktif ekstremitas inferior
- Latihan penguatan otot ekstremitas superior dan inferior dekstra

2. Okupasi Terapi
a. Evaluasi
- Kelemahan ekstremitas superior dan inferior dekstra
- Gangguan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (mandi, makan,
BAB, BAK, berjalan, tugas sebagai ibu rumah tangga).
- Gangguan ambulasi (tidak dapat naik atau turun tangga sendiri).
b. Program
- Latihan peningkatan aktifitas sehari-hari dengan keterampilan.
- Latihan berjalan dan naik turun tangga sendiri.

15
3. Ortotik Prostetik
a. Evaluasi
- Penderita dapat berjalan sendiri dengan perlahan
b. Program
- Saat ini belum diperlukan

4. Ahli Bina Wicara


a. Evaluasi

- Tidak ditemukan gangguan bicara dan gangguan menelan

b. Program

- Saat ini belum diperlukan

5. Sosial Medik
a. Evaluasi
- Pasien tinggal di rumah permanen
- Biaya pengobatan penderita saat ini ditanggung BPJS
- Biaya hidup sehari-hari cukup.
b. Program
- Home Visite
- Memberikan edukasi kepada pasien untuk berobat dan berlatih
secara teratur

6. Psikologi
a. Evaluasi
- Gangguan kecemasan dari pasien akibat penyakit yang diderita.
b. Program
- Dukungan mental untuk penderita dan keluarga.

16
PROGNOSIS
Quo Ad vitam : dubia ad bonam
Quo Ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo Ad sanactionam : dubia ad bonam

EDUKASI
- Saat melakukan aktifitas disarankan menggunakan sisi yang sehat dengan
mengikutsertakan sisi yang sakit.
- Sedapat mungkin untuk melakukan aktifitas kegiatan sehari-hari secara mandiri.
- Rajin berlatih dan kontrol secara teratur.
- Tetap optimis dan menghindari stress.

17

Anda mungkin juga menyukai