Anda di halaman 1dari 3

Menulis rajah tidaklah sama dengan menulis tulisan lainnya yang hanya mengikuti panduan

kebahasaan dan kebenaran tulisan semata. Menulis rajah, wifiq, atau azimat memerlukan
waktu dan cara khusus agar bisa berfungsi dengan baik sebagaimana khasiat yang terkandung
di dalamnya.

Adapun waktu yang baik untuk menulis rajah, wifiq, atau azimat adalah sebagai berikut:

Pada hari senin. Jika malam hari, maka waktunya adalah tengah malam, jika siang hari maka
waktunya adalah dzuhur (tengah hari)
Pada hari selasa. Waktu yang baik adalah siang hari waktu dzuhur
Pada hari rabu. Waktu baiknya adalah pagi hari sesudah terbitnya matahari atau pada waktu
dhuha
Pada hari kamis. Waktu baiknya adalah sesudah shalat dzuhur
Pada hari jumat. Waktu baiknya adalah sesudah shalat maghrib
Pada hari sabtu. Waktu baiknya adalah sesudah shalat ashar
Pada hari ahad, waktu baiknya jika siang adalah ketika masuk waktu dzuhur dan jika malam
adalah tengah malam.
Cara Menghadap Pada Waktu Menulis Rajah, Wifiq, dan Azimat

Bila hari ahad, maka yang baik jangan menghadap ke arah barat
Bila hari senin maka yang baik jangan menghadap arah barat
Bila hari selasa maka yang baik jangan menghadap ke arah timur
Bila hari rabu maka yang baik jangan menghadap ke arah barat
Bila hari kamis maka yang baik adalah jangan menghadap ke timur
Bila hari jumat maka yang baik adalah jangan menghadap ke timur
Bila hari sabtu maka yang baik adalah jangan menghadap ke timur
Tulisan untuk Permulaan Semua Rajah, Wifiq, dan Azimat

Apabila anda ingin membuat semua bentuk rajah, wifiq atau azimat, sebelum ditulis harus
ditambah huruf menurut harinya. Berikut tata caranya

Apabila ditulis pada hari Ahad, harus ditambah huruf:

‫ه سح سح سح د ح ه عد ف ا ن‬

Apabila ditulis pada hari senin, harus ditambah huruf:

‫ه سح سح سح و م و ه ع د و ال ال م عم ه‬

Apabila ditulis pada hari selasa, maka harus ditambah huruf:

‫ه سح سح سح و م ي د ر م ه‬

Apabila ditulis pada hari rabu, maka harus ditambah huruf:

‫ه سح سح سح ي د ر م ح ه‬

Apabila ditulis pada hari kamis maka harus ditambah huruf:

‫ه سح سح سح و ر سه ا ب ر ن ه‬
Apabila ditulis pada hari jumat maka harus ditambah huruf:

‫ه سح سح سح سه ر ج ب ا د ال ه‬

Apabila ditulis pada hari sabtu maka harus ditambah huruf:

‫ه سح سح سح د له ا ب هحما م سح سح سح مع مع د ه‬

Keterangan: Letakkan tulisan yang sesuai dengan hari di atas pada permulaan rajah.

Aturan Menulis Rajah, Wifiq atau Azimat


Harus berwudhu terlebih dahulu dan jangan batal wudhunya
Waktu menulis jangan bercakap-cakap
Waktu menulis lidah harus ditekuk ke belakang
Waktu menulis yang baik adalah waktu keluarnya nafas yang keras tapi lewat lubang hidung
yang sebelah kanan
Apabila memulai menulis harus membaca “Qul uhiya ilayya annahus tama’a nafarum minal
jinni wa bihaqqi kaf ha ya ‘ain shad wa bihaqqi ha mim ‘ain sin qaf
Cara Membungkus Rajah, Wifiq, atau Azimat yang telah selesai ditulis

Baca al-Fatihah
Baca “Innaa fatahnaa laka fatham mubina 3x”
Baca Nashrum minallaahi wa fathun qariib. Wa Basysyiril Mu’minin 3x”
Baca Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad 3x
Baca “Astaghfirullahal ‘Adziim 3x”
Baca “Laa Ilaaha Illallaah 3x”
Baca “Innahu taqarruban ilallaahil ‘aliyyil ‘adziim 3x”
Kemudian dibungkus atau dijahit dengan membaca ayat kursi.

Share this:

 Twitter
 Facebook

Terkait

Turunnya Lailatul Qadar di Negara yang Masih Siang

Dalam beberapa hadits dijelaskan bahwa malam lailatul qadar ini kemungkinan besar
terdapat pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan perintah Nabi:
‫“ ت َ َح َّر ْوا ليلة القدر في العشر األواخر من رمضان‬Bersungguh-sungguhlah (mencari) Lailatul Qadar pada
sepuluh hari terakhir Ramadhan. ” (HR. Bukhari Muslim) Dalam hadits lain dijelaskan
lebih…

Keberkahan Berlimpah

Menurut Abu Laits al-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin setidaknya ada tujuh kalimat
thayyibah yang perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuh kalimat ini sangat mulia
di hadapan Allah dan Malaikat, serta orang yang membiasakannya akan diampuni dosanya.
Selain itu, orang yang membiasakannya akan merasakan manisnya ketaatan dan hidup akan
terasa lebih baik.…

HUKUM SHOLAT DI AKHIR WAKTU

Hukum sholatnya sah, namun bisa berakibat haram bila sudah waktu tahrim. Ada pembagian
waktu shalat fardu, diangkat dari kitab I’anathuth- Thalibin, sebagaimana berikut : ُ‫ظ ْه ِر ِستَّة‬ ُّ ‫َو ِلل‬
,‫ت‬ ٍ َ ‫ص ِ ِّليْها َ َم َع َرا ِت َب ِتها َ َو َيأ ْ ُك ُل لَ ِقيْما‬
َ ُ‫ضأ ُ َو َي ْست َُر ال َع ْو َرة َ َوي‬ َ ‫ َوه َُو أ َ َّو ُل‬: ‫ض ْيلَ ٍة‬
ِ ‫الو ْق‬
َ ‫ت ِب ِم ْقدَ ِار ما َ ي َُؤ ِذنُ َو َيت ََو‬ ٍ َ ‫أ َ ْوقا‬
ِ َ‫ت ؛ َو ْقتُ ف‬
‫ َوه َُو يَ ْست َِم ُر‬:‫… َو َوقتُ اِ ْختِيا َ ٍر‬ ْ

Posted in Uncategorized.

Tinggalkan Balasan

Navigasi pos
Previous Post 6 Shalawat Milik Syaikh Ahmad bin Idris
Next Post KISAH ISTRI MENUTUPI KEMISKINAN SUAMINYA

Anda mungkin juga menyukai