KATA PENGANTAR
Salam Olahraga
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, buku Peraturan Kompetisi Panjat Tebing
tahun 2019 dapat selsai dengan baik, dan akan menjadi pegangan bagi para atlet, pelatih, juri,
pembuat jalur maupun pengurus FPTI dalam melaksanakan kompetisi mulai dari tingkatan club, tingkat
kabupaten/kota, tingkat provinsi hingga tingkat nasional.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun yang telah bekerja keras dalam menyiapkan
seluruh bahan dan meramu menjadi semua buku dan Peraturan Kompetisi FPTI ini telah disesuaikan
dengan Peraturan Kompetisi IFSC 2019.
Adalah menjadi tanggungjawab PP. FPTI membuat sebuah buku Peraturan Kompetisi FPTI sehingga
dapat menjadi buku pegangan disetiap kompetisi dengan harapan buku ini menjadi buku peraturan
yang hidup, yang berkembang dan dikritisi langsung dari lapangan oleh seluruh pelaku kompetisi panjat
tebing Indonesia.
Semoga buku ini dapat menjadi pegangan bagi seluruh penggiat panjat tebing Indoensia, agar
kompetisi yang diselenggarakan dapat berjalan dengan baik dan memenuhi standard kompetisi
internasional.
Salam Olahraga
Pengurus Pusat
Federasi Panjat Tebing Indonesia
Faisol Riza
Ketua Umum
PRISTIAWAN BUNTORO
RUDY FITRIANO
WIDHI SASONGKOHADI
M. AZIS
ANUGRAH AGUNG KAROKARO
AMANAT FADILLA
NURWIJAYANTI
GLASORRY .................................................................................................................................. 1
6. PROTES ........................................................................................................................... 26
7. LEAD ................................................................................................................................ 30
8. BOULDER......................................................................................................................... 43
9. SPEED .............................................................................................................................. 56
Interpretasi (penafsiran)
Artificial Aid berarti mengkontrol atau menggunakan beberapa hal dibawah ini :
(b). Bagian dari permukaan dinding panjat yang diberikan tanda pemisah;
(c). Kartu iklan atau informasi yang dipasang pada permukaan dinding panjat;
Call Zone berati area yang didesin dimana Atlet harus melapor/ terkonfirmasi sebelum memulai
Kategori berarti kelompok Atlet berdasarkan satu jenis kelamin atau kelompok umur;
(a). Tetapi tidak termasuk, pegangan buatan, volume, dan struktur sementara yang dipasang
Area Kompetisi berarti bagian pada venue kompetisi yang dialokasikan untuk tujuan aktifitas
3) Area lain yang diperuntukan untuk pelaksanaan kompetisi yang aman dan adil,
objek/struktur untuk :
(c). Melakukan ssebuah gerakan yang tidak dapat didefinisikan sebagai “Use”.
Dan kata “Controls”, “Controlled”, “Controlling” akan digunakan pula sesuai tujuan tersebut;
Kondisi Isolasi berarti atlet pada babak suatu kompetisi harus dibuat agar percobaan mereka
pada jalur/boulder pada babak tersebut terbatas akan informasi jalur/boulder terkait:
(a). Dapat melakukan pengamatan dari luar Area Kompetisi sebelum penutupan Zona Isolasi
(b). Diperoleh selama periode observasi untuk jalur/boulder, dari area yang diperuntukan
sebagai area observasi, termasuk informasi yang didapatkan antara Atlet yang akan
bertanding selama waktu observasi (dan hanya jika Atlet belum melakukan pemanjatan
(a). Atlet yang berhak untuk bertanding pada babak yang bersangkutan;
Junior berarti kelompok umur yang terdiri atlet pada rentang usia antara 18 tahun atau 19 tahun
Posisi Sah (Legitimate Posistion) berarti untuk kompetisi lead, bahwa Atlet pada saat
2| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
2) Belum menggerakan kedua tangan melewati pegangan terakhir yang dinyatakan oleh
Keputusan Asal (Original Decision) memiliki arti yang tertuang pada pasal 6.8 pada aturan
ini;
(a). Quick-Link yang dipasangkan pada hanger yang terpasang pada permukaan dinding
panjat;
(b). Karabiner yang mana atlet dapat mengaitkan tali pemanjatan ketika melakukan
(c). Sling yang dijahit secara khusus dengan panjang yang sesuai ( yang ditentukan oleh Chief
Reaction Time (Waktu Reaksi) berarti perbedaan antara waktu ketika para Atlet
meninggalkan Starting Pad dan dimulainya Sinyal Start dan bisa kosong, positif atau negatif;
Sinyal Start (Start Signal) berarti nada yang unik yang dikeluarkan oleh sistem pencatat waktu
Struktur berarti lubang atau objek solid yang menyediakan satu atau beberapa pegangan/point
untuk tangan atau kaki yang terpasang pada dinding pemanjatan dengan waktu paling sedikit
satu babak.
Insiden Teknis berarti kejadian atau keadaan yang menghasilkan kerugian atau keuntungan
yang tidak adil bagi Atlet dan bukan merupakan hasil dari aksi yang dilakukan oleh atlet;
Zona Transit berati area khusus yang diperuntukan bagi atlet melakukan persiapan (atau
Use berarti, untuk tujuan penjurian dan penilaian, bahwa Atlet telah menggunakan objek/struktur
untuk :
3| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
(a). Gerakan yang signifikan dari “center of mass” atau pinggul; dan
2) Pegangan lain yang lebih jauh sesuai sumbu pemanjatan yang telah berhasil di
Dan kata “Used”, “Uses”, “Using” akan digunakan pula sesuai tujuan tersebut;
Protes Valid mempunyai arti yang tertuang pada pasal 6.5 peraturan ini;
Area pemanasan (Warm-Up) berarti bagian dari area kompetisi dan dilengkapi untuk tujuan
persiapan Atletik;
Youth A berarti kelompok umur yang terdiri atlet pada rentang usia antara 16 tahun atau 17
Youth B berarti kelompok umur yang terdiri atlet pada rentang usia antara 14 tahun atau 15
Youth C berarti kelompok umur yang terdiri atlet pada rentang usia antara 12 tahun atau 13
Youth D berarti kelompok umur yang terdiri atlet pada rentang usia antara 10 tahun atau 11
4| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
BAGIAN 1 - UMUM
5| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
1. FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
Pendahuluan
1.1. Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) beranggung jawab terhadap semua aspek
Kompetisi Panjat Tebing Indonesia. FPTI adalah otoritas paling tinggi terhadap semua hal
1.2. FPTI telah diakui sebagai anggota Federasi oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia
1.3. FPTI memiliki kewenangan terhadap semua Kompetisi Panjat Tebing Indonesia. Yang
A) Melakukan pengawasan pada semua aspek teknis dan aspek lain yang
kompetisi;
olahraga panjat tebing dan jika dinilai sudah sesuai dengan peraturan dan regulasi
1.4. Semua kompetisi yang telah diakui oleh FPTI harus diorganisir, diselenggarakan, dan
dijalankan berdasarkan pada peraturan dan regulasi yang mengatur kompetisi tersebut
secara ketat.
1.5. Struktur organisasi FPTI digambarkan secara rinci dalam AD/ART dan Peraturan FPTI.
Tugas Fpti
1.6. Untuk hal-hal yang berhubungan dengan pengorganisasian kompetisi panjat tebing
6| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
A) Menerima semua permohonan untuk menyelenggarakan Kompetisi yang disetujui
FPTI.
B) Mengurusi semua hal, baik yang berhubungan dengan masalah umum maupun
pendaftaran tiap kompetisi kepada pengprov FPTI. Setiap pengprov FPTI yang
mengirimkan satu salinan formulir pendaftaran kepada PP FPTI dan pengprov FPTI
official tim harus didaftarkan oleh Pengprov FPTI dalam batas waktu yang sudah
ditentukan.
diterbitkan pada dokumen tersebut, yang mana harus dibaca bersama dengan dan
Kompetisi
1.7. Hanya anggota FPTI, atau organisasi-organisasi yang secara khusus diakui oleh FPTI yang
oleh FPTI.
1.8. Hanya anggota FPTI yang berhak mendaftar untuk memasukkan pemanjatnya dalam
kompetisi tersebut.
7| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
1.9. Kompetisi panjat tebing nasional yang memerlukan rekomendasi untuk disetujui dan
- Terbuka
- Militer
- Kelompok Umur
- Pelajar
B) Tingkat kejuaraan
- Nasional
- Provinsi
- Kabupaten/kota
- Nasional Series
- Kejuaraan Provinsi
- Kejuaraan Kabupaten/kota
1.10. Dalam suatu kejuaraan/Kompetisi dapat terdiri dari lebih dari satu jenis atau tingkat
kejuaraan/kompetisi.
1.11. Hanya Atlet pemegang KIATyang masih berlaku yang berhak mengikuti
kejuaraan/kompetisi yang diakui atau disetujui oleh FPTI yang menjadi dasar
1.12. FPTI merupakan wewenang ahir dari semua kompetisi Panjat Tebing Indonesia.
8| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
Official Kompetisi Fpti
1.13. FPTI dapat secara resmi menunjuk official kompetisi berikut ini untuk tiap Kompetisi yang
A) Technical Delegate
pelayananhasil; dan fasilitas medis, media dan lainnya) sesuai dengan Regulasi
FPTI. Technical Delegate adalah anggota Juri Protes, dan memiliki hak untuk
dalam kapasitasnya sebagai pemberi nasihat di rapat Juri Kompetisi. Dalam situasi
di mana Jury President absen dan sebelum mereka hadir di Kompetisi, Technical
format Kompetisi. Langkah tersebut dipisahkan secara khusus oleh FPTI. Technical
Untuk Kompetisi di mana seorang Technical Delegate belum ditunjuk atau jika
Technical Delegate tidak hadir, Jury President akan mengambil alih tugas Technical
Delegate.
B) Jury President
Jury President memiliki wewenang penuh dalam Zona Kompetisi. Wewenang ini
mencakup kegiatan awak media dan semua orang yang ditugaskan oleh
jalannya Kompetisi. Jury President memimpin atas semua rapat pihak resmi FPTI
9| P e r a t u r a n Kompetisi 2019
dan atas organisasi dan rapat teknis dengan penyelenggara Kompetisi, Official Tim
dan Atlet. Walaupun Jury President tidak biasanya memiliki peran penjurian,
ditugaskan kepada FPTI Judge atau juri lain jika dianggap perlu. Jury President
untuk mengumpulkan laporan rinci kepada FPTI di Kompetisi dan pada setiap Calon
C) FPTI Judge
FPTI Judge merupakan Juri Nasional yang ditunjuk oleh FPTI untuk membantu
Jury President yang melakukan semua aspek penjurian Kompetisi. FPTI Judge
tambahan dapat ditunjuk. FPTI juga dapat menunjuk Calon Juri yang sedang
menjalani program tahap akhir dari pelatihan mereka dengan membantu FPTI
Judge dalam tugas penjurian mereka. FPTI Judge bertanggung jawab untuk
Dalam penjurian, FPTI Judge dibantu oleh Route Judge atau Boulder Judge yang
menyelenggarakan. Peran utama dari Route Judge atau Boulder Judge adalah
untuk menilai pemanjatan yang sedang dilakukan oleh Atlet di jalur dan boulder
berturut - turut. Route Judge atau Boulder Judge diharuskan setidaknya orang
yang memegang lisensi C2. Route Judge atau Boulder Judge harus memahami
sepenuhnya peraturan teknis dan regulasi yang mengatur Kompetisi yang diakui
oleh FPTI, dan harus diberi instruksi dalam menjalankan tugas-tugas mereka oleh,
Chief Route Setter berkordinasi dengan anggota dari tim pembuat jalur yang
termasuk rancangan tiap jalur atau boulder; pemasangan pegangan, titik - titik
pengaman dan peralatan lain sesuai dengan regulasi FPTI; memperbaiki dan
dari fasilitas Pemanasan. Chief Route Setter bertanggung jawab untuk memeriksa
standar teknis dan keamanan dari tiap jalur atau boulder, mengusulkan kepada
Jury President atas segala persoalan teknis dalam Zona Kompetisi, membantu
menyusun sketsa jalur dari jalur lead, dan mengusulkan para juri dalam
laporan rinci kepada FPTI di Kompetisi dan pada setiap Calon Chief Route Setter
Pendahuluan
2.1. FPTI menghormati sepenuhnya otonomi Pengprov FPTI/organisasi yang berkaitan dengan
2.2. Menjadi kewajiban untuk seluruh Anggota Federasi, semua penyelenggara kompetisi dan
mereka yang berhubungan dengan kompetisi yang diakui oleh FPTI, apakah
B) Memastikan bahwa tidak ada perjanjian finansial atau apapun yang dimasukkan ke
C) Selalu meminta saran dan kesepakatan FPTI berkaitan dengan keputusan apapun
2.3. Menjadi tanggung jawab dari Anggota Federasi dari FPTI untuk:
Olympic Charter, IOC Medical Code, dan peraturan dan regulasi FPTI yang
B) Memahami dan taat pada peraturan dan regulasi olahraga panjat tebing dan
C) Secara terus menerus dan aktif memerangi penggunaan obat-obatan atau zat-zat
terlarang oleh Atlet dan offisial, dan mengikuti semua peraturan dan pedoman
memanipulasi peraturan dan regulasi demi keuntungan Atlet dan offisial tim
mereka;
F) Memastikan bahwa Atlet dan offisial mereka selalu memperlakukan Atlet, offisial,
dan pihak lain yang terlibat dalam olahraga panjat tebing dengan penuh hormat,
2.4. Semua offisial tim dan Atlet bertanggungjawab untuk memastikan bahwa mereka benar-
2.5. Setiap pengprov FPTI yang memenuhi syarat untuk memasukkan tim putra dan putrinya
A) Bahwa mereka patuh terhadap regulasi yang mengatur nominasi dan registrasi
Atlet;
terhadap FPTI.
C) Bahwa mereka tidak melanggar keputusan apapun, atau tindakan yang disyaratkan
D) Bahwa semua Atlet yang teregistrasi memiliki KIAT, atau pendaftaran untuk
Registrasi Tim
2.6. Setiap Pengprov FPTI harus menghormati batas waktu pendaftaran Atlet/official tim
2.8. Ketika mendaftaran Atlet/official tim, harus menyediakan informasi kontak yang bisa
mewakili tim.
2.9. Pengprov FPTI memastikan bahwa setiap pemanjat dan official tim yang terdaftar pada
suatu kompetisi yang diakui FPTI memegang KIAT terbaru, atau bahwa pendaftaran KIAT
tersebut sudah diterima FPTI. Hanya Pengprov FPTI yang diijinkan untuk mengirimkan
B) Biaya yang sudah ditentukan oleh FPTI untuk KIAT baru, sebagaimana dalam bukti
2.11. Setiap KIAT berlaku untuk satu tahun kalender; misalnya, dari 1 Januari sampai 31
Desember.
Biaya
2.12. Semua biaya (misalnya: Mengikuti kompetisi, biaya KIAT, dll), sangsi keuangan (misalnya:
Kompetisi), dan biaya-biaya lainnya adalah menjadi tanggung jawab Pengprov FPTI.
2.13. Biaya protes dibayarkan langsung kepada Technical Delegate ketika protes diajukan.
Disiplin
3.1. Kompetisi Panjat Tebing yang diatur oleh peraturan mencakup beberapa Disiplin, sebagai
berikut :
A) Lead : Atlet diberikan peringkat berdasarkan dari hasil pemanjatan di satu atau dua
jalur;
diselesaikan;
menyelesaikan jalur;
Keselamatan
3.2. Penyelenggara kompetisi bertanggung jawab menjaga keamanan dalam zona kompetisi
dan zona publik, dan aktivitas lain yang terkait dengan berlangsungnya kompetisi.
3.3. Setiap Atlet dianggap telah menyadari dan sepenuhnya bertanggung jawab penuh untuk
3.4. Jury President, dapat berkonsultasi dengan Chief Route Setter, memiliki kewenangan
untuk mengambil keputusan dalam hal yang mengenai keamanan dalam Zona Kompetisi,
termasuk menolak untuk memberi ijin untuk melanjutkan sebagian atau keseluruhan
kompetisi. Semua official atau orang lain yang menurut Jury President melanggar
tersebut dapat dibebas tugaskan dalam kompetisi dan/atau dikeluarkan dari arena
kompetisi.
3.5. Peralatan teknis yang digunakan di Kompetisi Panjat Tebing Indonesia harus memenuhi
standar EN (atau setara dengan standar internasional) kecuali ditetapkan lain oleh FPTI
atau Jury President dalam kondisi tertentu. Standar yang berlaku pada tanggal
EN15151-1 (Draft)
Belay Devices (Locking)
EN15151-2 (Draft)
Belay Devices (Manual)
EN12277 (Type C)
Climbing Harness
EN12572-3
Climbing Holds (Point)
EN892
Climbing Rope
EN12572-1, EN12572-2
Climbing Structure
EN12275 (Type H)
Karabiners (Screwgate)
EN12275 (Type H)
Karabiners (Self-Locking)
EN566
Quickdraw / Tape Slings
EN12275 (Type B, Type C)
Quickdraw / Connector (Karabiner)
EN12275 (Type Q)
Quickdraw / Connector (Quick Link)
Personil Medis
3.6. Jury President harus memastikan bahwa seorang dokter medis (Dokter Kompetisi) ada
untuk merespon secara cepat setiap kecelakaan atau cedera yang dialami seorang Atlet
atau pihak resmi (official pertandingan) yang bekerja di dalam zona kompetisi. Dokter
kompetisi harus hadir sejak dari pembukaan zona isolasi / zona pemanasan sampai akhir
dari percobaan pemanjatan yang dilakukan oleh Atlet terkahir pada setiap babak
kompetisi.
A) Jika Jury President meyakini bahwa Atlet kurang sehat untuk bertanding dengan
segala alasan, seperti luka atau sakit, maka :Jury President mempunyai
2) Tubuh bagian atas : Atlet harus mampu untuk melakukan lima kali push-up
secara berturut-turut.
B) Jury President harus menghentikan Atlet dari kompetisi jika, berdasarkan hasil dari
test, dokter kompetisi menyatakan bahwa Atlet tersebut tidak layak untuk
berkompetisi. Jika nantinya ada bukti bahwa Atlet telah pulih, maka permanjat
tersebut dapat meminta untuk dilakukan test fisik kembali. Jury President harus
mengijinkan Atlet untuk bertanding jika, berdasarkan test fisik, dokter kompetisi
3.7. Dalam kondisi apapun tidak akan dilakukan tindakan khusus atas permintaan Atlet, contoh
Zona Kompetisi
3.8. Zona kompetisi akan dibatasi dari area yang terbuka untuk publik/umum.
3.9. Merokok diperbolehkan hanya di zona yang dibuat khusus, biasanya di luar pintu dari
zona isolasi/pemanasan tapi tidak terlalu dekat dengan area Call Zone, Zona transit atau
Zona Kompetisi. Tiap zona merokok harus diperlakukan sebagai bagian dari zona isolasi.
3.10. Atlet dan official tim tidak diperbolehkan untuk membawa atau menggunakan alat
komunikasi elektronik selama berada di zona kompetisi kecuali Jury President telah
3.11. Hanya orang-orang yang ditetapkan dibawah ini yang dapat di ijinkan untuk memasuki
zona kompetisi :
B) Panitia Penyelenggara;
C) Atlet yang memenuhi syarat untuk mengambil bagian dalam babak kompetisi
D) Para Official tim resmi (Zona Isolasi/Pemanasan saja dan area manajer saja)
E) Orang lain yang diperkenankan secara khusus oleh Jury President. Orang tersebut
harus, selama di zona kompetisi harus dikawal dan diawasi oleh pihak resmi untuk
3.12. Hewan peliharaan, tidak diperbolehkan didalam zona kompetisi, dengan pengecualian
3.13. Semua peralatan yang digunakan oleh Atlet harus mengikuti standar, tiap Atlet :
A) Harus menggunakan sepatu panjat dan (pada disiplin tertentu) harnes selama
pemanjatan;
B) Dapat menggunakan chalk bag dan magnesium (kering atau basah) untuk tangan
melakukan pemanjatan.
3.14. BIB number yang resmi disediakan oleh panitia penyelenggara harus dipasang secara
menyolok dibelakang atas. Ukuran BIB number tidak diperkenankan melebihi ukuran yang
penyelenggara dapat menyediakan BIB number tambahan yang dipasang pada celana
Atlet.
3.15. Atlet dan official tim yang mewakili provinsi mereka pada saat acara dan pertemuan resmi
(termasuk wawancara, dan konferensi pers yang diselenggarakan oleh FPTI atau panitia
penyelenggara) harus memakai seragam khas, yang harus termasuk atasan lengan
panjang :
B) Logo Provinsi.
3.16. Atlet yang mewakili provinsi nya, ketika memanjat, harus mengenakan seragam tim khas
A) Baju atasan (baik lengan panjang atau pendek) dengan warna olahraga provinsi
2) Nama Provinsi atau kode huruf provinsi di bagian belakang atau samping baju
B) Design dari seragam tim mungkin berbeda untuk Atlet pria dan wanita. Warna dari
Iklan
3.17. Semua peralatan dan pakaian harus sesuai dengan aturan pengiklanan berikut ini :
A) Tutup kepala : nama dan logo perusahaan dengan ukuran total 18 cm2,
B) Baju atasan/celana : label sponsor – keseluruhan tidak lebih dari 300 cm2 . Gambar
atau logo perusahaan (tidak termasuk nama atau tulisan apapun) dapat digunakan
sebagai tanda design dekoratif baik hanya satu atau beberapa kali membentuk
suatu garis tidak lebih lebar dari 5 cm2. Tanda design dapat ditampilan pada salah
C) Chalk bag : nama perusahaan dan/atau logo dan label sponsor – tidak lebih dari
100 cm2.
E) Pemasangan nama iklan atau logo yang ditempelkan langsung pada tubuh Atlet,
Pemeliharaan Dinding
3.18. Chief Route Setter harus menguji bahwa tim maintenance yang berpengalaman tersedia
yang diminta oleh FPTI Judge secara efisien dan cara yang aman. Prosedur keselamatan
3.19. Atas permintaan FPTI Judge, Chief Route Setter akan secepatnya mengatur upaya
perbaikan apapun. Dalam penyelesaian suatu perbaikan, harus diawasi oleh Chief Route
Setter yang dapat mengusulkan kepada Jury President apakah perbaikan menghasilkan
keuntungan yang tidak adil atau kerugian bagi Atlet berikutnya. Keputusan Jury President
untuk melanjutkan, atau menghentikan dan memulai lagi dari awal, suatu babak
kompetisi, merupakan keputusan yang bersifat final, dan tidak ada protes yang dapat
A) Peringkat berjalan;
B) Peringkat nasional;
Pendahuluan
4.1. Jury President memiliki wewenang penuh atas segala kegiatan dan keputusan yang
4.2. Baik Jury President dan FPTI Judge akan diberi wewenang untuk mengambil tindakan
berikut sehubungan dengan pelanggaran atas aturan kompetisi dan berkenaan dengan
masalah ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh para Atlet atau official tim yang terdaftar
pada kompetisi :
4.3. Segera setelah pemberian kartu kuning atau merah, Jury President harus:
B) Memberikan salinan dari pernyataan tertulis bersamaan dengan laporan rinci atas
A) Pelanggaran ringan yang dilakuan di dalam Zona Kompetisi oleh Atlet atau Official
Tim :
2) Penundaan yang tidak semestinya untuk meninggalkan ke Call Zone dan masuk
1) Gagal untuk mematuhi aturan dan regulasi yang mengatur tentang peralatan
dan pakaian;
4.5. Official tim yang menerima kartu kuning, selama penyelenggaraan kompetisi tidak akan
Diskualifikasi
4.6. Hanya Jury President yang mempunyai wewenang untuk mendiskualifikasi seseorang dari
kartu merah dan seorang Atlet langsung didiskualikasi tanpa sanksi lebih lanjut:
kartu merah dan seorang Atlet langsung didiskualikasi dan dilanjutkan kepada komisi
disiplin FPTI:
official tim:
terbatas pada:
bersangkutan.
Untuk menghindari keraguan, dalam babak dimana isolasi tidak berlaku, Atlet
mungkin menerima informasi dari anggota tim lainnya yang berada diluar Zona
2) Mengganggu atau mengacaukan Atlet lain yang sedang bersiap untuk atau
3) Gagal mematuhi instruksi juri atau penyelenggara atau pihak resmi FPTI;
pakaian;
atau
publik atau di venue kompetisi atau di tempat akomodasi apapun atau fasilitas
yang digunakan sehubungan dengan kompetisi oleh seorang Atlet atau anggota
tim:
1) Berperilaku tidak sportif yang bersifat serius atau gangguan serius lainnya;
atau
C) Tidak menyerahkan tes Indeks Massa Tubuh (Body mass Index) yang dilakukan
4.9. Langkah selanjutnya dalam kasus yang dirujukkan kepada Komisi Disiplin FPTI dilakukan
4.10. Pengeluaran 2 (dua) kartu kuning terhadap orang yang sama dalam satu kompetisi akan
kompetisi.
4.11. Pengeluaran 3 (tiga) kartu kuning terhadap orang yang sama dalam musim yang sama
A) Jika orang tersebut sudah terdaftar untuk kompetisi FPTI selanjutnya yang
B) Jika A) tidak berlaku, maka Atlet tidak boleh mendaftar pada kompetisi FPTI
Dan dalam setiap kasus, kuota pedaftaran untuk tim terkait akan dikurangi dikarenakan
kasus di atas.
Personil Lain
4.12. Jury President berwenang untuk langsung mengeluarkan siapapun yang melakukan
pelanggaran peraturan dan, bila perlu menunda semua kegiatan Kompetisi sampai
Adopsi
5.1. FPTI telah mengadopsi Kode World Anti Doping Code (the “Code”), UIAA Anti Doping
Policy, Aturan dan prosedur kedisiplinan dalam kompetisi, dan peraturan Anti Doping
Penerapan
5.2. Kode Anti Doping Dunia berlaku untuk semua kompetisi yang diselenggarakan di bawah
wewenang FPTI.
5.3. Badan yang berkompeten dalam FPTI untuk menerapkan Kode Anti Doping Dunia dalam
Kompetisi Panjat Tebing Indonesia adalah Komisi Anti Doping dan Komisi Disiplin.
5.4. Pelanggaran yang berkenaan dengan penggunaan doping akan berhadapan dengan
Prosedur dan Kebijakan Anti-Doping FPTI, dan Peraturan Kedisiplinan dan Peraturan
Protes FPTI.
Umum
6.1. Para juri protes harus ditunjuk untuk tiap Kompetisi yang diselenggarakan berdasarkan
B) Jury President (atau FPTI Judge jika protes berhubungan dengan keputusan yang
6.2. Protes dan jawaban atas protes, harus ditulis dengan menggunakan bahasa indonesia
Protes.
Protes Keselamatan
6.4. Terlepas dari ketentuan lain dari aturan ini, protes dapat diajukan jika ada permasalahan
B) Ditanda tangani oleh para official tim paling sedikit dari tiga (3) tim yang berbeda.
Dan Juri Protes tanpa menunda harus menentukan dan melakukan tindakan untuk
Managemen Protes
6.5. Dalam menerima sebuah protes, anggota Juri Protes harus menilai apakah protes tersebut
A) “Invalid”, dalam hal ini segala biaya protes dan/atau lembar protes akan
B) “Valid”, dalam hal ini Juri Protes akan melanjutkan untuk memproses protes.
A) Dibuat secara tertulis menggunakan form yang disediakan (atau kertas yang
C) Menguraikan :
6.7. Meskipun pasal 6.6, Juri Protes dapat menyatakan Invalid terkait protes yang mana:
A) Dibuat diluar dari batas waktu yang ditentukan berdasarkan pada aturan ini;
6.8. Sehubungan dengan protes yang Valid terkait dengan ketidaksesuaian aturan ini, atau
A) Jika protes terkait dengan hasil resmi (Official Results), Jury President akan:
Menetapkan bahwa dalam mengambil keputusan terkait protes, Juri Protes tidak
C) Jika:
1) Bukti yang tersedia tidak meyakinkan, atau Juri Protes tidak dapat mencapai
2) Bukti yang tersedia meyakinkan, atau Juri Protes mencapai keputusan bulat,
berubah.
D) Jawaban protes harus tertulis dan ditanda tangani oleh anggota dari Juri Protes
Managemen Protes
6.9. Segala keputusan dari Juri Protes adalah final dan tidak ada protes lanjutan.
Umum
A) Dilakukan pada dinding buatan yang dirancang secara khusus memiliki ketinggian
minimal 12 meter, dimana Atlet diamankan dari bawah oleh belayer menggunakan
satu tali, setiap Atlet harus memasang tali pemanjatan pada setiap titik pengaman,
2) Dengan lebar minimal tiga (3) Meter (kecuali pengecualian khusus disetujui
B) Dilaksanakan dengan :
1) Babak Kualifikasi dengan dua (2) jalur yang tidak identik untuk tiap Starting
2) Babak Final (dan/atau Semi-Final) yang terdiri dari satu jalur untuk tiap
1) Untuk memasangkan tali pemanjatan pada satu atau lebih titik pengaman;
dan
pengamanan tambahan bagi Atlet pada bagian awal dari jalur pemanjatan,
A) Bersama dengan FPTI Judge dan Chief Routtesetter, harus memeriksa tiap jalur
sebuah Titik Pengaman dengan alasan keselamatan harus dipasang dari pegangan
tertentu (“Safety Hold”) atau peganggan sebelumnya, dalam hal ini untuk
pegangan dan Titik pengaman tersebut harus ditandai dengan jelas dengan Blue
B) Akan memutuskan apakah tali pemanjatan harus diganti setiap saat selama
kompetisi.
7.4. Tiap Atlet harus menggunakan harness, Jury President tidak akan mengijinkan Atlet untuk
melakukan pemanjatan jika diyakini bahwa harness yang digunakan tidak aman.
7.5. Tali pengaman harus dikendalikan dari dasar/bawah oleh seorang belayer, akan lebih baik
3) Tali panjat digulung dan diatur sedemikian rupa agar siap untuk digunakan
1) Gerakan Atlet tidak terhalang tali yang terlalu tegang atau kendor pada saat
melakukan pemanjatan;
2) Atlet yang jatuh harus dihentikan dengan secara dinamis dan aman; dan
7.6. Babak kualifikasi dapat dilaksanakan dengan satu (1) atau dua (2) Starting Group untuk
tiap kategori:
1
≤ 80
1 atau 2
>79
1) Setiap jalur untuk tiap Group harus memiliki tingkat kesulitan yang sama dan
2nd
1st
3rd
4th
6th
5th
b) Atlet yang tidak memiliki peringkat akan di tempatkan setelahnya
secara acak,
Diatur sedemikian rupa hingga jumlah Atlet untuk tiap-tiap group hampir sama.
7.7. Kuota untuk babak Semi-Final 26 (dua puluh enam) Dan Final 8 (delapan):
A) Jika ada dua Starting Group untuk tiap Kategori, kuota untuk babak berikutnya
B) Kuota untuk tiap babak harus diisi dengan peringkat tertinggi Atlet dari babak
sebelumnya, jika kuota terlebihi dikarenakan peringkat sama, maka peringkat sama
2) Untuk jalur kedua, dengan urutan yang sama dengan jalur pertama dengan
ganjil.
terjadi peringkat yang sama, maka urutan pemanjatanya akan diatur sebagai
berikut :
1) Jika Atlet dengan peringkat yang sama memiliki peringkat nasional, dengan
urutan terbalik dari peringkat mereka, yaitu Atlet dengan peringkat nasional
yang tidak memiliki peringkat nasional, maka Atlet yang tidak memiliki
Prosedur Kompetisi
7.9. Babak Semi-Final dan Final harus dilaksanakan dalam kondisi isolasi. Para Atlet yang
berhak untuk bertanding pada babak Semi-Final atau Final harus berada pada Zona
Isolasi sesuai dengan waktu yang ditentukan pada Start List resmi untuk babak tersebut,
Atlet yang tidak berada pada Zona Isolasi pada waktu yang ditentukan tidak dapat
A) Tidak kurang dari 50 menit antara akhir usaha pemanjatan mereka pada jalur
kualifikasi pertama dan awal usaha pemanjatan pada jalur kualifikasi kedua; dan
B) Ketika babak pada kompetisi dilakukan secara berturut-turut pada hari yang sama,
dua (2) jam antara waktu Atlet terakhir selesai pada di babak pertama dan waktu
7.11. Tiap Atlet akan melakukan pemanjatan sesuai dengan urutan yang tertera pada start list
yang bersangkutan. Tidak ada pengulangan yang akan diberikan jika Atlet tidak dapat
7.12. Untuk babak apapun ketika jumlah Atlet lebih dari 22:
A) Pegangan pada tiap jalur harus dibersihkan secara berkala selama pertandingan.
Interval untuk pembersihan tidak kurang dari 20 dan tidak akan melebihi 22.
A) Harus diawali dengan memperkenalkan para finalis yang akan bertanding pada
babak tersebut.
B) Harus memiliki durasi tidak lebih dari 90 menit untuk tiap Kategori;
Prosedur Observasi
7.14. Observasi:
1) Dengan demo video yang akan diputar secar terus menerus di Area
B) Babak Semi-Final dan Final harus diawali dengan waktu observasi selama enam (6)
dasar;
2) Pada akhir periode ini, para Atlet harus kembali ke Zona Isolasi atau Zona
Prosedur Pemanjatan
7.15. Periode waktu pemanjatan untuk tiap jalur harus enam (6) menit. Tiap Atlet dapat
melakukan satu (1) percobaan pada tiap jalur, selain dari percobaan tambahan yang
diberikan dikarenakan protes dan Insiden Teknis. Dalam keadaan tertentu, periode
“practice” terpisah dapat dilakukan dimana Kompetisi berformat “After-Work”, dimana tiap
Atlet dapat melakukan percobaan tambahan pada jalur dengan atau tanpa alat bantu
(Artificial Aid)
7.16. Kecuali di instruksikan lain, Atlet harus melakukan persiapan terakhir mereka di Call Zone.
Tiap Atlet harus diberikan waktu observasi tambahan selama 40 detik dimulai saat Atlet
A) Dimulai, dan penghitungan waktu pemanjatan harus dimulai, ketika seluruh bagian
dari tubuh Atlet telah meninggalkan dasar. Untuk menghidari keragu-raguan Route
pemanjatan atau hanya mengatur posisi start mereka sebelum memanjat. Selama
pemanjatan, pemanjat:
2) Harus memasang tali pada titik pengaman secara berurutan, selain dari itu :
terpasang.
B) Berakhir ketika :
bersangkutan;
2) Terjatuh; atau
berbahaya; atau
2) Atlet telah:
7.19. Gambar dari jalur (“Topo”) diberikan nilai untuk setiap pegangan seperti yang ditentukan
mungkin, tapi tidak sebelum waktu observasi untuk jalur yang bersangkutan dan
7.20. Minimal Juri Daerah (C2) yang bertugas untuk melakukan penjurian untuk tiap jalur yang
a) Memasangkan tali pada titik pengaman terakhir dari jalur dalam Periode
Waktu Pemanjatan;
mereka.
2) Nilai pada topo untuk pegangan terakhir apakah Controlled atau Used oleh
b) Sebelum mereka:
sama.
7.21. Dimana Atlet Controls/Used sebuah pegangan yang tidak ditandai pada topo, FPTI Judge
dan Chief Routesetter harus menentukan nilai untuk pegangan baru ini. Untuk
menghindari keragu-raguan, nilai dari pegangan ini bisa sama dengan pegangan yang ada
urutan berikut:
2) Semua Atlet dengan urutan besar ke kecil (“Descending”) dari nilai yang
B) Tiap Atlet yang gagal memulai sebuah jalur maka akan diberikan peringkat terakhir
A) Tiap Atlet yang mengikuti babak kualifikasi harus diberikan Ranking Points untuk
1) Dimana Atlet memiliki ranking yang unik, sama dengan ranking tersebut;
atau
2) Apabila terdapat dua atau lebih Atlet yang seri pada jalur tersebut, ranking
B) Peringkat dari Atlet untuk tiap Starting Group harus diurutkan dari kecil ke besar
(“Ascending”) dari total point yang didapatkan oleh tiap Atlet (contoh: Point
√ 1∗ 2
Dimana:
TP = Total Point
C) Atlet yang gagal untuk memulai pada kedua jalur Kualifikasi tidak akan diberi
peringkat; dan
desimal.
A) Jika setelah selesainya babak Semi-Final terdapat Atlet yang memiliki peringkat
sama setelah menggunakan prosedur dari Pasal 7.23, peringkat mereka harus
B) Jika setelah selesainya babak Final terdapat Atlet yang memiliki peringkat sama
setelah menggunakan prosedur dari Pasal 7.23, peringkat mereka harus dipisahkan
dengan:
2) Jika setelah dilakukan hitung mundur (Count Back), masih terdapat Atlet
yang sama pada peringkat Satu (1), Dua (2), dan Tiga (3), maka akan
lebih baik).
A) Para Atlet yang mempunyai Ranking Final, dalam urutan itu; dan
B) Jika ada, para Atlet yang mempunyai Ranking Semi-Final, dalam urutan itu; dan
C) Para Atlet yang mempunyai Ranking Kualifikasi, dalam urutan itu, dimana babak
Atlet yang memiliki peringkat serupa antara ke dua group sebagai peringkat sama.
7.26. Hanya video resmi, dan dengan kebijakan Jury President Video FPTI untuk penyiaran,
akan digunakan dengan tujuan untuk memutuskan Insiden Teknis dan Protes. Video
7.27. Jika Atlet, Official Tim, belayer atau Route Judge, menyadari telah terjadi Insiden Teknis,
mereka harus memberitahukan FPTI Judge secepatnya. FPTI Judge, jika dibutuhkan,
berkonsultasi dengan Route Setter, akan menentukan apakah Insiden Teknis telah terjadi.
A) Jika mengakibatkan Atlet mendapatkan keuntungan yang tidak adil, FPTI Judge
dapat:
ulang (dalam kasus ini tidak ada pemanjatan ulang yang akan diberikan jika
menghentikan pemanjatan;
Insiden Teknis akan diputuskan selesai dan tidak ada klaim lebih lanjut untuk
7.28. Ketika Atlet terjatuh atau pemanjatan dihentikan sebagai akibat langsung dari Insiden
A) Mereka harus diarahkan untuk menuju ruang isolasi terpisah yang memiliki akses
ke area pemanasan untuk menunggu keputusan dari Insiden Teknis dan untuk
petugas dari panitia penyelenggara yang ditunjuk selama periode ini; dan
1) Menyutujui waktu periode pemulihan dengan Atlet, yang dihitung satu (1)
Apabila Atlet yang mengalami Insiden Teknis ternyata memiliki peringkat pertama
pada akhir babak, maka Atlet tersebut tidak akan diizinkan untuk melakukan
pemanjatan ulang.
A) Memilih untuk melanjutkan pemanjatan sesuai keadaan yang dijelaskan pada Pasal
7.30. Protes:
1) Jika dibuat oleh Atlet yang terdampak, bisa menggunakan secara Lisan dan
Dan harus dibuat sebelum Atlet selanjutnya melakukan pemanjatan. Atlet yang
diputuskan.
B) Berhubungan dengan nilai atau Ranking dari Atlet, harus dibuat secara tertulis
dan:
1) Protes yang diajukan pada babak Kualifikasi dan Semi-Final, diajukan lima (5)
Result untuk Atlet yang bersangkutan (atau jika tidak ada Provisional Result
Dan ketika protes diajukan berkaitan dengan penilaian untuk Atlet pada pegangan
tertentu, Juri Protes harus meninjau ulang hasil untuk semua Atlet yang telah
Umum
B) Dilaksanakan dengan :
1) Babak Kualifikasi dengan lima (5) boulder untuk tiap Kelompok Pemanjatan;
2) Babak Final dan/atau Semi-Final dengan empat (4) boulder untuk tiap
Kategori.
Untuk kondisi tertentu Jury President dapat membatalkan salah satu (1) boulder
1) Sehingga bagian tubuh paling bawah Atlet tidak lebih dari 3 meter diatas
B) Jumlah maksimal pegangan untuk satu boulder adalah 12 (dua belas) dan jumlah
(delapan).
1) “Point Start”, untuk kedua tangan dan kaki yang tidak termasuk permukaan
yang kosong atau bagian tidak menyatu dari dinding panjat. Point start tidak
Dalam kasus ketika menggunakan warna lain untuk pemisah antar boulder. Contoh
dari tanda ini harus di pasang dalam Zona Isolasi dan/atau media pemanasan,
8.3. Timing System harus selalu digunakan untuk tiap babak untuk menampilkan waktu tersisa
A) Dapat terlihat oleh seluruh Atlet di area pertandingan dan tiap Zona Transit;
atas)
Keamanan
dengan matras yang tersedia. Bila matras digabungkan, celah antar matras
ditutup dengan tujuan untuk menghindari kejadian Atlet dapat jatuh dicelah
matras.
B) Jury President, FPTI Judge dan Chief Route-Setter harus memerikasa tiap boulder
8.5. Babak kualifikasi dapat dilaksanakan dengan satu (1) atau dua (2) Starting Group untuk
tiap kategori:
A) Jumlah dari Starting Group untuk tiap kategori akan ditentukan sebagai berikut:
1
≤ 40
1 atau 2
41 – 59
2
≥ 59
Catatan: Jika jumlah Atlet ≥ 59, tetapi media yang ada tidak memadai untuk dibuat
2 (dua) set boulder, maka Jury President dapat memutuskan untuk tetap
1) Tiap Group harus memiliki tingkat kesulitan yang sama dan Boulder untuk
tiap Group harus dirancang dengan karakter yang sama (profil dan bentuk);
a) Tiap Atlet yang memilliki Peringkat Nasional untuk Disiplin Boulder pada
berikut :
2nd
1st
3rd
4th
6th
5th
pemanjatan.
A) Jika ada dua Starting Group untuk tiap Kategori, kuota untuk babak berikutnya
B) Kuota untuk tiap babak harus diisi dengan peringkat tertinggi Atlet dari babak
sebelumnya, jika kuota terlebihi dikarenakan peringkat sama, maka peringkat sama
dari peringkat teratas (dengan kata lain, Atlet berperingkat tertinggi mulai
1) Jika Atlet dengan peringkat yang sama memiliki peringkat nasional, dengan
urutan terbalik dari peringkat mereka, yaitu Atlet dengan peringkat nasional
yang tidak memiliki peringkat nasional, maka Atlet yang tidak memiliki
8.8. Semua babak pada Kompetisi Boulder harus berlaku Isolasi. Pemanjat yang berhak untuk
bertanding pada tiap babak harus melapor/berada pada Zona Isolasi sesuai waktu yang
ditentukan pada Start List resmi untuk babak tersebut, Atlet yang tidak melapor ke Zona
Isolasi dan tidak berada di Zona Isolasi dengan waktu yang ditentukan tidak berhak
8.9. Apabila babak pada Kompetisi dilaksanakan secara berturut-turut pada hari yang sama,
maka harus ada jeda waktu minimal dua (2) jam antara waktu Atlet terakhir
menyelesaikan pemanjatan dan waktu penutupan dari Zona Isolasi babak selanjutnya.
8.10. Pada babak Kualifikasi dan Semi-Final, tiap Atlet pada babak tersebut:
A) Akan melakukan pemanjatan pada tiap boulder sesuai urutan yang tertera pada
Start List. Tidak ada pengulangan yang akan diberikan jika Atlet tidak dapat
C) Akan diberikan waktu istirahat yang sama dengan waktu Rotasi antara percobaan
1) Apabila sedang memanjat harus dihentikan dan masuk pada area Transit,
Transit ini harus diatur sehingga Atlet tidak dapat melihat boulder yang belum
dicoba;
2) Untuk yang sedang istirahat akan memulai pemanjatan mereka pada boulder
selanjutnya.
1) Tiap boulder akan dipanjat oleh seluruh Atlet dengan urutan yang tertera
3) Setelah seluruh Atlet telah selesai melakukan percobaan pada satu boulder,
maka para Atlet berpindah pada boulder selanjutnya dalam satu group.
Prosedur Observasi
8.12. Observasi
B) Babak Final harus dimulai dengan observasi terpisah selama dua (2) menit untuk
masing-masing boulder.
1) Selama periode ini, Atlet bisa menyentuh (hanya) Point Start dan dilarang
2) Pada akhir periode ini, Atlet akan kembali ke Zona Isolasi atau ke Zona
Prosedur Pemanjatan
Tiap Atlet bisa melakukan percobaan yang tidak terbatas pada tiap boulder selama waktu
rotasi. Dalam keadaan tertentu, periode “practice” terpisah dapat dilakukan dimana
Kompetisi berformat “After-Work”, dimana tiap Atlet dapat melakukan latihan atau
“mencoba” boulder. Selain dari periode latihan seperti itu, setiap boulder harus dipanjat
secara keseluruhan dan Atlet tidak diperbolehkan berlatih atau “mencoba” bagian
8.14. Tiap boulder harus dibersihkan sebelum Atlet melakukan percobaan pertama mereka.
A) Membersihkan bagian dari boulder yang dapat mereka capai tanpa menggunakan
pegangan;
Hanya sikat dan peralatan lain yang disediakan oleh penyelenggara yang dapat digunakan
A) Dimulai ketika seluruh bagian dari badan Atlet telah meninggalkan dasar;
B) Selesai ketika:
1) Successful (Berhasil);
8.16. Minimal Juri Daerah (C2) yang bertugas untuk melakukan penjurian pada tiap boulder
guna mencatat:
A) Jumlah percobaan yang dilakukan oleh Atlet. Tiap percobaan akan dihitung setiap
Atlet:
selain dari:
Terkait dengan bagian (2) dan (3), tindakan kedisiplinan mungkin diberikan.
atau
Dan untuk tiap kasus boulder judge telah mengangkat tangan dan meneriakan
“TOP”.
A) “Benar (Corrcect)” dimana Atlet telah mencapai posisi Controlled yang stabil
dengan kedua tangan dan kedua kaki pada Pegangan Start tanpa Mengkontrol
1) Menyentuh, Control, atau Use bagian dari permukaan dinding panjat untuk
1) Gagal untuk mencapai posisi Controlled yang stabil dengan kedua tangan dan
Controlled yang stabil dengan kedua tangan dan kedua kaki pada Pegangan
Start.
berhasil (“Tops”)
2) Dengan urutan besar ke kecil (“Descending”), jumlah dari boulder yang mana
a) Controlled atau Used (dalam salah satu kasus, dengan satu atau tangan
3) Dengan urutan kecil ke besar (“Ascending”), total jumlah dari percobaan Top;
Zone;
A) Jika setelah selesainya babak Semi-Final terdapat Atlet yang memiliki peringkat
sama setelah menggunakan prosedur dari Pasal 8.19, peringkat mereka harus
B) Jika setelah selesainya babak Final terdapat Atlet yang memiliki peringkat sama
setelah menggunakan prosedur dari Pasal 8.19, peringkat mereka harus dipisahkan
dengan:
peringkat 1st, 2nd, 3rd, peringkat untuk para Atlet ini akan ditentukan:
a) Dengan membandingkan hasil terbaik dari tiap Atlet, dimulai dari jumlah
Jika masih terdapat peringkat yang sama setelah menggunakan (a) dan (b),
A) Para Atlet yang mempunyai Ranking Final, dalam urutan itu; dan
B) Jika ada, para pemanajat yang mempunyai Ranking Semi-Final, dalam urutan itu;
dan
C) Para Atlet yang mempunyai Ranking Kualiikasi, dalam urutan itu, dimana babak
Atlet yang memiliki peringkat serupa antara ke dua group sebagai peringkat sama.
8.22. Hanya video resmi, dan dengan kebijakan Jury President Video FPTI untuk penyiaran,
akan digunakan dengan tujuan untuk memutuskan Insiden Teknis dan Protes. Video
8.23. Jika Atlet, Official Tim, atau Boulder Judge, menyadari telah terjadi Insiden Teknis,
mereka harus memberitahukan FPTI Judge sebelum melakukan usaha pemanjatan lebih
jauh. Insiden Teknis tidak akan dipertimbangkan ketika pemberitahuan dibuat setelah
8.24. FPTI Judge, jika dibutuhkan, berkonsultasi dengan Route Setter, akan menentukan
1) Jika dibuat oleh Atlet yang terdampak, bisa secara Lisan dan tidak ada biaya
protes;
a) Pada babak Kualifikasi dan Semi-Final, sebelum akhir dari periode rotasi
selanjutnya; atau
melakukan percobaan lebih lanjut pada boulder yang bersangkutan, dibuat secara
tertulis:
dari Atlet terkait (atau ketika Provisional Results tidak ditampilkan, Official
Result).
2) Jika Atlet memutuskan tidak akan melanjutkan pemanjatan, maka Atlet harus
meneruskan percobaan pada waktu yang telah ditentukan oleh Jury President
dengan memperhatikan :
1) Hanya pada kasus Insiden Teknis, babak tersebut harus ditunda untuk Atlet
yang terdampak dan untuk para Atlet pada boulder sebelumnya sampai
2) Atlet yang terdampak harus melanjutkan usaha pemanjatan atas arahan dari
Pada setiap kasus, Atlet yang terdampak akan mengikuti arahan dari Jury
melanjutkan pemanjatan.
8.27. Ketika Atlet yang telah mengalami Insiden Teknis atau Atlet yand dimaksud dalam sebuah
A) Mereka akan diberikan waktu tersisa ketika Insiden terjadi, minimal dua (2) menit;
dan
B) Percobaan selanjutnya:
2) Untuk kasus Protes yang diterima, dapat dinyatakan sebagai salah satu:
Umum
9.1. Format
A) Dilakukan:
top-rope, yang diamankan dari bawah oleh dua belayer yang ditempatkan
B) Dilaksanakan dengan:
1) Babak Kualifikasi, terdiri dari satu (1) tahapan, yang dilakukan pada dua
lintasan, Kiri “A” dan Kanan “B”, dengan pamanjat memanjat berpasangan;
dan
2) Dimana jumlah Atlet yang mencatatkan waktu valid adalah empat (4) atau
lebih, Babak Putaran Final, terdiri antara dua (2) dan empat (4) tahapan
eliminasi.
B) Pegangan yang digunakan adalah pegangan resmi untuk Speed World Record.
Keselamatan
9.4. Tiap Atlet wajib menggunakan Harness. Jury President tidak akan mengijinkan Atlet untuk
melakukan pemanjatan jika diyakini bahwa harness yang digunakan tidak aman.
4
4–7
8
8 – 15
16
> 16
perubahan urutan 50%, dibulatkan ketika terdapat jumlah yang ganjil dari
Atlet.
B) Untuk tiap tahapan pada babak Final harus sesuai dengan lampiran 1, yang mana
mengatur tentang lintasan untuk masing-masing race. Jika dua atau lebih Atlet
mempunyai peringkat yang sama pada babak Kualifikasi, urutan pemanjatan untuk
tahap pertama dari babak Final harus ditentukan dengan sistem random/acak.
9.7. Ketika periode Practice diadakan, Atlet harus diberi kesempatan untuk mencoba sebanyak
A) Harus disertai dengan peragaan dari sinyal False Start dari sistem pencatat waktu;
dan
berhak untuk terlibat dalam periode Practice pada babak Kualaifikasi melakukan
Kualifikasi. Jury President dapat memvariasikan waktu dan format dari periode
A) Tiap Atlet hanya melakukan satu kali percobaan untuk tiap jalur, kecuali:
2) Ketika Atlet tidak ada pada Call Zone ketika dipanggil, dalam hal ini race
B) Seluruh Atlet harus tetap berada di Area Kompetisi sesuai dengan arahan Jury
President sampai seluruh Atlet telah melakukan percobaan pada kedua jalur.
C) Atlet yang melakukan False Start pada race babak Kualifikasi akan dieliminasi dari
babak kualifikasi (dan akan kehilangan catatan waktu valid yang dicatatkan
sebelumnya). Atlet yang tidak melakukan False Start akan melakukan pemanjatan
ulang sendiri, pemanjatan ulang ini akan dilasanakan sebelum race selanjutnya.
Jumlah dari tahapan dan race akan ditentukan berdasarkan kuota untuk babak
final.
1) Dimana kedua Atlet mencatatkan waktu valid, Atlet yang memiliki waktu
tercepat;
3) Dimana kedua Atlet mencatatkan waktu valid yang sama atau tidak
4) Ketika Atlet tidak berada di Call Zone ketika dipanggil, Atlet lainnya:
C) Perkenalan dari semua Semi-Finalis harus dilakukan sebelum race pertama dari
tahapan Semi-Final.
D) Atlet yang tereliminasi pada tahapan babak Semi-Final akan bertanding untuk
E) Pemenang dari Semi-Final akan bertanding untuk posisi 1st dan 2nd di “Big Final”,
kategori dilaksanakan secara pararel, setelah selesai semua Small-Final). Jika False
Start terjadi pada Big Final, pemenang harus melakukan satu kali pemanjatan
F) Seluruh Atlet harus tetap berada di Area Kompetisi sesuai dengan arahan Jury
Prosedur Pemanjatan
9.10. Seluruh Race harus dimulai dengan sinyal yang jelas terdengar yang dikeluarkan oleh
Assigned Starter, yang bukan termasuk Official FPTI. Starter harus memposisikan dirinya
dimana dia tidak terlihat oleh Atlet. Sumber dari Sinyal Start harus ditempatkan sama jauh
9.11. Tiap race harus dimulai dengan menggunakan Protokol yang Umum:
b) Harnes dari Atlet terpasang secara aman ke belay otomatis atau top-
rope.
oleh Assigned Starter, tidak lebih dari dua (2) meter di depan dan
B) Setelah aba-aba “At your marks” tiap Atlet tanpa penundaan mengambil posisi
dengan kedua tangan dan satu kaki pada point start yang mereka sukai, dan satu
C) Setelah semua Atlet sudah tidak ada gerakan pada posisi start mereka, Starter
waktu.
D) Jika karena alasan apapun setelah aba-aba “At your mark” tapi sebelum aba-aba
“Ready”:
2) Atlet mengangkat tangan untuk menyatakan bahwa mereka belum siap untuk
mulai,
(Assembly Position).
E) Jika Atlet gagal untuk mematuhi (A) atau (B), atau menganggu Atlet lain, Starter
Position). Jury President dapat mengeluarkan Kartu Kuning kepada Atlet yang
melakukan pelanggaran.
1) Satu Atlet melakukan waktu reaksi kurang dari 0,100s, Atlet tersebut harus
b) Jika kedua Atlet memiliki waktu reaksi yang sama, maka race tersebut
akan diulang dan tidak ada False Start yang akan dicatat.
B) Saat sinyal False Start berbunyi, Starter harus mengatakan “Stop” secepatnya.
C) Tidak ada protes yang akan diterima berkaitan dengan validasi dari Waktu Reaksi
2) Menghentikan waktu,
Kecuali ketika False Start dilakukan oleh Atlet manapun pada race yang relevan;
2) Falls (Jatuh);
9.14. Selain dikarenakan melakukan False Start, Atlet harus diberikan waktu istirahat minimal
9.15. Waktu pemanjatan untuk tiap Atlet didefinisikan antara sinyal Start dan ketika Atlet telah
harus:
A) Mencatat dan menampilkan waktu pemanjatan untuk tiap Atlet secara terpisah.
1/1000s:
9.16. Waktu Valid harus dicatat ketika Atlet telah menyelesaikan percobaan mereka sesuai
Ranking
b) Apabila terdapat dua atau lebih Atlet memiliki waktu yang sama, posisi
terbalik waktu kedua mereka (Atlet yang memiliki waktu kedua akan
diberi peringkat diatas mereka yang tidak memiliki waktu kedua); dan
B) Jika, dengan ketentuan prosedur pemeringkatan pada (A), Kuota untuk babak final
terlebihi dikarenakan hasil seri, para Atlet terkait harus melakukan permanjatan
kembali di Jalur Kiri (Lane A) sampai hasil seri tersebut terpecahkan. Waktu yang
dicatat di percobaan mereka itu hanya akan digunakan untuk menentukan
Atlet mana yang memenuhi syarat untuk babak Final dan bukan untuk tujuan
lain.
9.18. Final dan General Ranking :
A) Atlet harus diberi peringkat pada babak Final dengan urutan tahap terakhir mereka
dari waktu mereka pada tahap tersebut (Atlet yang tidak memiliki waktu valid
akan diberi peringkat terakhir pada tahapan tersebut dan apabila terdapat
Atlet yang memiliki waktu yang sama, akan ditentukan dari waktu tahapan
2) Kedua, Atlet yang tidak memilik ranking Final, sesuai urutan dari Ranking
Kualifikasi mereka.
C) Dimana setiap tahap pada babak Final dibatalkan, kompetisi akan dinyatakan telah
berakhir dan General Ranking untuk kompetisi tersebut akan diambil dari hasil
terkakhir tahap yang telah selesai, para pemenang dari race pada tahap terakhir
9.19. Hanya video resmi, dan dengan kebijakan Jury President Video FPTI untuk penyiaran,
akan digunakan dengan tujuan untuk memutuskan Insiden Teknis dan Protes. Video
9.20. Jika Atlet, atau Official Tim menyadari telah terjadi Insiden Teknis, mereka harus
9.21. Klaim untuk Insident Teknis berkaitan dengan kinerja Sistem Pencatat Waktu bisa
9.22. Jury President akan memutuskan apakah insiden teknis benar terjadi:
1) Bisa diperbaiki dan dianggap telah mempengaruhi satu race, Atlet yang
ulang; atau
2) Tidak bisa diperbaiki atau dianggap dapat mempengaruhi seluruh Atlet pada
A) Penjurian dari:
Harus diajukan sebelum dimulainya race selanjutnya. Race selanjutnya tidak akan
dimulai sampai Protes sudah diputuskan. Protes tersebut dapat diajukan secara
B) Result yang sudah diterbitkan atau Peringkat dari Atlet, harus dibuat secara tertulis
dan:
1) Protes yang berhubungan dengan babak Kualifikasi, dalam waktu lima (5)
Umum
10.1. Aturan ini harus dibaca sebagai kelanjutan dari Bagian 9 (Speed).
10.2. Tiap tim harus terdiri dari tiga (3) Atlet untuk tiap tim.
10.3. Tiap pengprov normalnya akan diijinkan untuk mendaftarkan dua (2) tim pada tiap Event
Team Speed.
Struktur Pemanjatan
10.4. Struktur pemanjatan dan jalur harus sesuai dengan kebutuhan yang dijelaskan pada pasal
A) Struktur pemanjatan harus memiliki minimal dua pasang jalur paralel (dengan kata
lain, minimal empat (4) jalur dengan model dari tiap jalur (termasuk penempatan
B) Struktur dinding panjat untuk jalur kiri dari masing - masing tim harus memiliki dua
pemanjatan yang terpisah untuk Atlet pertama dan ketiga dalam tim.
Pencatatan Waktu
10.5. Waktu pemanjatan untuk sebuah tim adalah periode antara sinyal mulai dan selesainya
percobaan pemanjatan oleh Atlet ketiga. Waktu valid yang akan dicatat hanya dimana
semua Atlet dalam tim telah menyelesaikan percobaan pemanjatan mereka sesuai dengan
peraturan.
10.6. Waktu pemanjatan harus dicatat menggunakan satu system Pencatatan Waktu Mesin-
10.7. Di tiap jalur akan terdapat tanda yang dapat diketahui (misal, dengan penggunaan lampu
hijau) untuk menunjukkan Atlet yang sedang memanjat telah menyelesaikan percobaan
mereka dan sekaligus sebagai tanda mulai untuk Atlet berikutnya dalam tim tersebut.
Practice
10.8. Bila memungkinkan, babak Kualifikasi harus didahului oleh periode Practice dimana
masing – masing tim diberikan kesempatan untuk mencoba satu race. Jury President
harus mengumumkan waktu dan durasi Practice saat Tehnical Meeting (dan bila perlu,
10.9. Babak Kualifikasi normalnya berlangsung dalam dua (2) pasang jalur dengan para tim
memanjat berpasangan, dengan kata lain, satu tim di tiap pasang jalur. Kecuali
diperlukan untuk pemanjatan ulang sebagai akibat terjadi sebuah protes atau insiden
teknis, tiap tim hanya dapat melakukan satu (1) percobaan pemanjatan untuk
Catatan: Bila jumlah tim yang mengikuti Kompetisi merupakan jumlah ganjil, tim terakhir
10.11. Bila Kuota untuk babak final terlebihi dikarenakan hasil dari tim yang seri, tim-tim terkait
harus melakukan permanjatan kembali di Jalur Kiri dengan tujuan untuk memecahkan
hasil seri tersebut. Waktu yang dicatat di percobaan mereka itu hanya akan
digunakan untuk menentukan tim mana yang memenuhi syarat untuk babak Final.
10.12. Babak Final dapat berlangsung sebagai rangkaian dari tahap eliminasi, seperti yang
dikemukakan dalam Pasal 9.9 (Sangat dimungkinkan untuk mengganti istilah “Atlet”
Prosedur Pemanjatan
Start
10.13. Saat dipanggil untuk mulai pemanjatan sebuah jalur, tiap Atlet dalam tim tersebut dapat
mengambil posisi pasangan tidak lebih dari dua (2) meter di depan dinding. Atlet yang
dijadwalkan untuk memanjat kesatu (1) dan ketiga (3) dalam tim berada jalur kiri, dan
Atlet yang dijadwalkan memanjat kedua (2) dalam tim berada jalur kanan. Seorang
belayer dapat mengikatkan tali pemanjatan ke masing – masing harness Atlet seperti
10.14. Prosedur pemanjatan untuk Atlet yang dijadwalkan memanjat pertama dalam tim harus
seperti yang dikemukakan dalam Pasal 9.10, 9.11.B sampai dengan 9.11.E.
10.15. Prosedur pemanjatan untuk Atlet yang dijadwalkan memanjat kedua dan ketiga dalam tim
A) Tiap Atlet dapat segera mengambil posisi start, segera setelah Atlet pertama
B) Segera memulai memanjat hanya ketika tanda mulai telah menunjukkan bahwa
False Start
10.16. Pasal 10.17 hingga 10.20 menggantikan Pasal 9.12, yang mana tidak dapat diterapkan.
10.17. Satu Tim dapat dinyatakan telah melakukan false start jika, dalam penilaian Starter (atau
A) Atlet pertama dalam tim meninggalkan starting pad setelah Starter menyatakan ”
10.18. Dalam Kompetisi ketika terjadi false start oleh Atlet pertama dalam tim manapun, pemberi
aba-aba (starter) harus menghentikan kedua/semua tim segera dan/atau mencegah Atlet
10.19. Manakala Atlet pertama dari tim melakukan sebuah false start dalam satu race
perlombaan, maka tim tersebut tercatat tidak memiliki waktu valid untuk race
Catatan: Dalam Kompetisi yang mana Atlet pertama dalam tim melakukan false start, tim
yang tidak melakukan false start harus menyelesaikan percobaan mereka di race pemanjatan
terkait.
10.20. Apabila Atlet kedua/ketiga dalam tim melakukan start (False start), maka :
A) Pemberi Aba-aba (starter) akan mencegah pemulaan pemanjatan dari para Atlet
B) Tim yang tidak melakukan False start dapat melanjutkan pemanjatan dan
C) Dan tim yang melakukan False start dicatat tidak memiliki waktu valid untuk race
Catatan: Dimana dalam hal (B), tim yang melanjutkan untuk memanjat melakukan false
start, maka tim ini juga dihentikan. Meskipun demikian, bila tim ini gagal untuk mencatatkan
10.21. Pasal 10.22 hingga 10.24 menggantikan Pasal 9.13 yang mana tidak dapat diterapkan.
10.22. Tiap Atlet dalam tim harus memukul bantalan/saklar pencatat waktu dengan tangan
mereka, dan
A) Bagi Atlet pertama dan kedua harus memberi signal mulai untuk Atlet
berikutnya;
A) Atlet kesatu (1) atau kedua (2) gagal untuk memberi sinyal/tanda mulai
maka pemanjatan tim dapat dianggap tidak berhasil dan tidak ada waktu valid yang dapat
dicatat. Tidak ada pengulangan atau percobaan tambahan yang akan diijinkan kecuali
Catatan: Kegagalan seseorang untuk menghentikan alat pencatat waktu tidak dapat dijadikan
Catatan: Bila Atlet berturutan di jalur yang sama gagal untuk menghentikan alat pencatat
waktu, atau bila kegagalan sistematis muncul, Jury President dapat menentukan apakah Atlet
yang terpengaruh harus diijinkan untuk mengulang. Bila pengujian menemukan tidak ada
kesalahan, maka hasilnya harus berlaku. Pengujian meliputi permintaan pada Route-Setter
atau tidak perlunya pengujian alat. Namun rekaman video yang menunjukkan bahwa seorang
Atlet telah memukul bantalan/saklar (tetapi alat pencatat waktu tidak berhenti) tidak
A) Jatuh;
B) Menggunakan bagian apapun dari dinding, point atau fitur – fitur terbatas yang
digunakan terus – menerus dan selotip hitam yang secara jelas bisa diidentifikasi
(atau bila warna lain diminta untuk digunakan, seperti yang ditetapkanoleh Jury
Kualifikasi
10.25. Tim dapat diberi peringkat berdasarkan waktu valid tercepat yang dicatatkan di percobaan
kualifikasi mereka. Bila sebuah tim gagal untuk mencatatkan waktu valid maka tim
Final
10.26. Peringkat dari masing – masing tim akan mengikuti prinsip – dalam Pasal 9.18 (Untuk
Umum
11.1. Bagian ini harus dibaca bersama dengan Bagian 3 (General Rules/Peraturan Umum), 7
B) Babak Final dengan Kuota pasti delapan (8) Atlet untuk tiap Kategori,
Sesuai dengan urutan tersebut, dengan tiap tahap sesuai dengan bagian yang sesuai dari
Artikel 7 (Lead), 8 (Boulder) dan 9 (Speed) dari aturan ini, dengan Amandemen dan
11.3. Babak Kualifkasi dan Final harus dilakukan pada hari yang berbeda.
A) Periode antara akhir tahap Speed sesuai yang dijadwalkan dengan dimulainya
B) Periode antara akhir tahap Boulder sesuai yang dijadwalkan dengan dimulainya
A) Periode antara akhir tahap Speed sesuai yang dijadwalkan dengan dimulainya
B) Periode antara akhir tahap Boulder sesuai yang dijadwalkan dengan dimulainya
Speed.
B) Untuk tahap Boulder, berdasarkan pada ketentuan dari Artikel 8 (Boulder) dari
kompetisi Boulder.
C) Untuk tahap Lead, berdasarkan pada ketentuan dari Artikel 7 (Lead) dari aturan ini,
11.7. Starting Order (Urutan Pemanjatan) untuk tahap Boulder dan Lead, dan untuk Lintasan
A) Dimana para Atlet yang memenuhi syarat untuk babak Kualifikasi telah mengikuti
tersebut; dan
B) Dimana para Atlet yang memenuhi syarat untuk babak Kualifikasi telah melalui
FPTI,
Urutan pemanjatan untuk Lintasan B, dengan urutan yang sama dengan Lintasan A
A) Untuk tahap Heat Speed, berdasarkan pada ketentuan dari Artikel 9 (Speed) dari
aturan ini, menggunakan pengaturan dan pelaksanaan pada babak Final kompetisi
Speed.
B) Untuk tahap Heat Boulder, berdasarkan pada ketentuan dari Artikel 8 (Boulder)
dari aturan ini, menggunakan pengaturan dan pelaksanaan pada babak Final
babak ini.
C) Untuk tahap Heat Lead, berdasarkan pada ketentuan dari Artikel 7 (Lead) dari
aturan ini, menggunakan pengaturan dan pelaksanaan pada babak Final kompetisi
Lead.
11.9. Starting Order (Urutan Pemanjatan) untuk tiap tahap pada babak Final, akan ditentukan
sebagai berikut:
A) Untuk tahap Speed, berdasarkan pada ketentuan yang diatur pada lampiran 2.
Misalnya Race 1 harus antara Atlet dengan peringkat 1st dan 8th dari Tahap Speed
B) Untuk tahap Boulder, urutan pemanjatan adalah urutan terbalik dari peringkat
Tahap Speed sebelumnya, contoh: Atlet dengan peringkat teratas (terbaik) akan
memanjat terakhir.
C) Untuk tahap Lead, urutan pemanjatan adalah urutan terbalik dari peringkat
sementara yang dihitung berdasarkan tahap Speed dan tahap Boulder yang telah
selesai, contoh: Atlet dengan peringkat teratas (terbaik) akan memanjat terakhir.
A) Untuk tiap tahap Speed, berdasarkan pada ketentuan dari Artikel 9 (Speed) dari
1) Atlet yang kalah pada race Quarter Final tidak akan tereliminasi, tapi akan
maju pada seri tambahan untuk menentukan peringkat lima (5) sampai
delapan (8), sehingga semua Atlet menyelesaikan jumlah race yang sama;
2) Peringkat dari para Atlet pada tahap Speed akan ditentukan oleh seri Final
3) Dimana, pada race manapun, kedua Atlet gagal untuk mencatatkan waktu
valid (selain dikarenakan dari False Start), atau tidak dapat dipisahkan
maka race tersebut akan di ulang. Jika setelah pengulangan para Atlet masih
Untuk tujuan Artikel 11.10, berdasar dari Artikel 9 (Speed) tentang “Ranking
Kualifikasi” akan digunakan untuk menentukan Ranking babak Kualifikasi dari tahap
Speed Combined.
B) Untuk tiap tahap Heat Boulder, berdasarkan pada ketentuan dari Artikel 8
1) Dimana terdapat dua atau lebih pemanjat yang seri, peringkat mereka akan
ditentukan dengan:
a) Dengan membandingkan hasil terbaik dari tiap Atlet dalam, dimulai dari
2) Untuk babak Final, dimana setelah ketentuan (1) para Atlet masih seri,
babak Kualifikasi.
1) Dimana terrdapat dua atau lebih Atlet yang seri, peringkat mereka akan
ditentukan dengan:
b) Dimana pembandingan pada (a), dua atau lebih Atlet tetap seri, waktu
2) Untuk babak Final, dimana setelah ketentuan (1) para Atlet masih seri,
babak Kualifikasi.
Ranking Combined
11.11. Ranking Combined akan dihitung berdasarkan hasil dari tiap babak untuk tiap Kategori
A) Tiap Atlet harus diberikan “Ranking Point” untuk tiap tahap yang telah diselesaikan:
1) Jika Atlet memiliki peringkat yang unik, sama dengan peringkat tersebut; atau
2) Jika dua atau lebih Atlet seri untuk Tahap manapun, sama dengan peringkat
rata-rata dari Atlet yang seri. Misal: ketika terdapat empat (4) yang seri pada
peringkat 8th maka untuk Ranking Points yang akan diberikan kepada mereka
B) Ranking Total Point harus dihitung untuk tiap Atlet dengan mengkalikan Ranking
C) Tiap Atlet harus di beri peringkat dengan urutan naik (ascending) dari Ranking
Total Point (contoh: nilai rendah lebih baik) , apabila terdapat Atlet yang
mempunyai Ranking Total Point yang sama, untuk tiap babak peringkat mereka
akan ditentukan:
tersebut; dan
2) Dimana setelah ketentuan (1) masih terdapat Atlet yang seri, dengan
membandingkan:
11.12. Peringkat sementara harus dihitung berdasarkan hasil dari tahap Speed dan tahap
Boulder pada setiap babak untuk setiap Kategori, dalam hal ini hanya hasil dari dua tahap
Umum
12.2. Kompetisi Speed Klasik harus dilaksanakan pada jalur pemanjatan yang normalnya
memiliki panjang 10m s/d 15m dan memiliki tingkat kemiringan tak lebih dari lima (5)
derajat, dirancang khusus untuk dinding panjat buatan. Bila terdapat jalur roof, lebarnya
B) Babak Putaran Final, terdiri antara satu (1) sampai tiga (3) tahapan eliminasi.
Untuk kejadian tidak terduga, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan
salah satu babak dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat
12.4. Struktur dinding panjat dan pegangan untuk pemanjatan harus mematuhi persyaratan
12.5. Permukaan dinding panjat harus memiliki minimal dua lintasan paralel dengan masing –
A) Belay Klasik : Struktur dinding panjat memiliki dua (2) titik pengaman dimana tali
membantu pengendalian tali pengaman. “Top Protection Point” harus harus seperti
yang ditandai pada lampiran 4 dokumen IFSC Speed License Rules. Jika Deviation
Point berada didepan permukaan dinding panjat posisinya juga akan ditandai
12.7. Jalur pemanjatan untuk tiap lintasan harus sama panjangnya dan sama karakter dan
kesulitannya. jika jalur pada lintasan tidak vertikal maka dapat dirancang sehingga para
Atlet yang memanjat berjauhan dan tidak ke arah satu sama lain. Selain pegangan untuk
kategori speed (pegangan yang tidak sesuai untuk Kompetisi speed, quickdraws, dll.)
harus dibersihkan dari dinding, kecuali baut hangers yang terpasang secara permanen.
12.8. Semua peralatan pencatatan waktu yang dipasang dipermukaan dinding panjat akan
Keamanan
12.9. Semua jalur harus dipanjat dengan Atlet diamankan dari atas (“Top-Rope”) menggunakan
tali pemanjatan yang memenuhi persyaratan Standar (setara EN 892) yang diterapkan
untuk tali tunggal (single rope). Atau bellay otomatis yang disetujui oleh FPTI. FPTI Judge
Titik Pengaman
A) Klasik belay : Penghubung tali pemanjatan dengan top protection point, dan
diamankan ke titik pengaman dengan sling model pita yang dijahit dan
B) Otomatis Belay : Penghubung sistem dengan top protection point akan dilakukan
Peralatan Pribadi
12.11. Setiap Atlet harus memakai “climbing harness”. Jury President tidak akan mengijinkan
seorang Atlet untuk mulai pemanjatan jika Jury President menilai bahwa “harness” yang
Karabiner Screwgate atau Self-locking karabiner yang disusun berlawanan (dengan posisi
pintu yang saling berlawanan) dan tali pemanjatan harus terpasang pada Karabiner
dengan menggunakan “Simpul Delapan”, diamankan dengan “Simpul Stoper” atau selotip.
B) Otomatis belay : sistem harus terhubung ke harness Atlet sesuai dengan spesipikasi
12.13. Atlet di larang membawa atau mengunakan audio listening ( mp3, dll ) pada saat
melakukan pemanjatan.
Pemeriksaan Keamanan
12.14. Sebelum pemanjatan pada suatu lintasan, belayer harus memastikan bahwa:
B) Tali pemanjatan terhubung dengan harness pemanjat sesuai dengan Pasal 12.12.
Penambatan
12.15. Penambatan:
A) Klasik belay : Tali pemanjatan harus dikendalikan dari bawah oleh dua belayer
yang akan ditempatkan ke satu sisi dari lintasan pemanjatan. Belayer utama dapat
menggunakan dengan baik “Locking Belay Device” maupun ”Manual Belay Device”.
1) Pergerakan Atlet tidak terhalangi oleh jalannya tali baik terlalu ketat atau
terlalu longgar;
2) Atlet yang jatuh atau selesai melakukan pemanjatan dihentikan dengan cara
B) Belay Otomatis : Sistem belay yang disetujui oleh FPTI dapat digunakan ( mengacu
12.16. Belayer yang ditunjuk oleh penyelenggara harus dilatih untuk menambat dengan cara
yang sesuai untuk Kompetisi Speed. FPTI Judge diberikan kewenangan untuk
tidak dapat diijinkan untuk terlibat menjadi belayer pada Kompetisi tersebut.
Pencatatan Waktu
12.17. Waktu pemanjatan untuk setiap Atlet adalah periode antara starting signal dan
penyelesaian pemanjatan. Waktu yang valid akan dicatat jika Atlet telah menyelesaikan
12.18. Waktu pemanjatan dicatat menggunakan Sistem Pencatat Waktu Automatis yang disetujui
oleh FPTI.
12.19. Sistem pencatat waktu yang disetujui oleh FPTI. Sistem pencatat waktu yang dapat:
A) Mencatat waktu akhir untuk masing-masing Atlet secara terpisah ketika mereka
B) Menunjukkan waktu pemanjatan untuk tiap Atlet secara terpisah seperti perbedaan
12.20. Sistem pencatat waktu harus mampu mencatat waktu setidaknya 1/1000 detik. Untuk
tujuan peringkat Atlet, waktu akan dicatat dan ditunjukkan pada 1/100 detik. Kecuali
kalau waktu yang dicatat tepat 1/100 detik, maka dapat dibacakan dan dicatat ke 1/100
12.21. Timing device harus memiliki indikator start yang ditempatkan pada permukaan dinding
sesuai dengan IFSC Speed License Rules. Untuk kasus tertentu, Chief Routesetter dapat
menempatkan posisi alternatif untuk peralatan pencatat waktu agar tidak menggangu dan
12.22. Jury President harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem pencatat waktu
dapat berfungsi dengan baik. Jury President juga harus menemui petugas yang terlibat
untuk sistem ini dan memahami sistem pencatat waktu ini sebelum dimulainya kompetisi.
Beberapa tes harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem pencatat waktu berfungsi
normal.
Catatan: Jika jumlah Atlet yang mencatat waktu valid di babak Kualifikasi kurang dari
12.24. Kuota untuk babak putaran final akan diisi oleh Atlet yang mempunyai peringkat tertinggi
12.25. Dimana kuota untuk babak putaran final terlampaui dikarenakan Atlet yang memiliki
peringkat sama, Atlet yang bersangkutan dipisahkan dengan mengikuti prosedur sesuai
Urutan Pemanjatan
Kualifikasi
12.26. Semua Atlet harus konfirmasi atas partisipasi mereka di zona Transit satu jam sebelum
mulai (termasuk Practice). Urutan pemanjatan untuk lintasan kiri (Lintasan A) harus
diacak. Urutan pemanjatan untuk lintasan kanan (Lintasan B) harus sama dengan urutan
Contoh: jika Atlet terdiri dari 21 orang, maka Atlet dengan urutan pemanjatan 1 pada
lintasan A akan menjadi Atlet urutan ke 11 pada lintasan B (urutan ke 11 pada lintasan A,
Final
12.27. Urutan pemanjatan dan alokasi lintasan untuk tiap tahapan dari babak putaran final harus
seperti yang dikemukakan dalam lampiran 1 (Race/Lane Pairing (Speed)) untuk babak
maka urutan pemanjatan tahap pertama pada babak putaran Final akan dipisahkan secara
acak.
Prosedur Kompetisi
Practice
12.28. Jika memungkinkan, babak Kualifikasi harus didahului oleh periode Practice dimana tiap
Atlet diberikan kesempatan untuk mencoba masing – masing jalur kualifikasi. Dalam
menggantikan periode Practice. Jury President dapat mengumumkan waktu dan durasi
dari Practice saat Technical Meeting (dan jika tidak memungkinkan, maka percobaan
Kualifikasi
12.29. Babak Kualifikasi akan berlangsung dalam dua (2) lintasan dengan Atlet memanjat
berpasangan. Tiap Atlet akan mendapatkan kesempatan satu kali pemanjatan pada tiap
Catatan: Jika Atlet telah melakukan false start, Atlet lainnya akan melanjutkan usaha
pemanjatannya di satu atau kedua lintasan, tetapi akan melakukan pemanjatan sendirian.
12.30. Setelah menyelesaikan usaha pemanjatan pada lintasan pertama, maka Atlet akan
mendapatkan waktu istirahat tidak kurang dari lima (5) menit sebelum melakukan usaha
12.31. Tiap Atlet tetap berada di Zona Kompetisi seperti yang diatur oleh Jury President sampai
12.32. Jika kouta untuk babak Final terlebihi dikarenakan hasil dari Atlet yang seri, Atlet terkait harus
membuat satu kali pemanjatan di Lintasan A untuk memecahkan peringkat ini. Waktu yang
dicatatkan hanya akan digunakan untuk menentukan Atlet mana yang berhak untuk masuk
pada babak Final. Catatan: Jika diperlukan akan dilakukan pemanjatan secara berulang-ulang
12.33. Babak Final dapat didahului dengan presentasi dari para pemanjat yang memenuhi syarat
12.34. Babak putaran final dapat berlangsung sebagai rangkaian dari tahapan eliminasi, masing
– masing race terdiri pasangan Atlet, jumlah tahapan eliminasi (race pemanjatan di tiap
tahapan) tergantung dari kuota untuk babak putaran final. Tiap Atlet akan mendapatkan
kesempatan satu kali pemanjatan pada tiap lintasan, kecuali jika terjadi false start atau
insiden teknis.
12.35. Urutan pemanjatan dan alokasi lintasan untuk tiap tahapan dari babak putaran final harus
seperti yang dikemukakan dalam lampiran 1 (Race/Lane Pairing (Speed)) untuk babak
putaran final dengan kouta 4/8/16 berturut – turut. Segera setelah Atlet melakukan
percobaan di jalur pertama mereka, Atlet dapat ” tukar jalur ” dan melakukan
Misal, Atlet pada saat awal memanjat pada jalur A maka akan memanjat di jalur B, dan
Atlet pada saat awal memanjat pada jalur B akan memanjat di jalur A.
Catatan: Jika dua atau lebih Atlet mempunyai peringkat yang sama di babak Kualifikasi, maka
urutan pemanjatan tahap pertama pada babak putaran Final akan dipisahkan secara acak.
12.36. Pemenang dari masing – masing heat pemanjatan merupakan Atlet dengan jumlah total
Catatan: Jika hanya satu Atlet yang mencatatkan waktu valid di sebuah heat pemanjatan, Atlet
12.37. Jika tidak ada Atlet di sebuah race pemanjatan yang mencatatkan waktu valid di kedua
lintasan :
A) Jika salah satu dari Atlet melakukan false start, pemenangnya adalah Atlet
lainnya;Jika kedua Atlet dalam sebuah tahapan eliminasi melakukan false start
atau jatuh, maka kedua Atlet tersebut dinyatakan memiliki waktu yang sama dan
A) Jika hasil seri terjadi pada dua (2) Final (Big Final dan Small Final), maka race
B) Jika terjadi pada race yang lain, ketentuan pemenang sesuai dengan pasal 9.9(B).
Prosedur Practice
12.39. Periode practice secara normal akan menggunakan dari salah satu format berikut:
A) Practice dari babak Kualifikasi, dimana setiap Atlet yang berhak mengikuti babak
kualifikasi akan di beri kesempatan untuk melakukan percobaan Atletan satu kali
B) Rangkaian dari Periode Practice tunggal, satu untuk tiap tim yang terdaftar pada
kompetisi. Untuk kasus, ini Jury President harus menjadwalkan waktu latihan dari
tiap tim dan lama waktu latihan untuk tiap tim, yang mana harus disesuaikan
12.40. Jury President dapat menentukan periode practice agar sesuai dengan keadaan pada saat
pertandingan.
12.41. Periode percobaan lintasan harus disertai dengan demontrasi dari sinyal False Start dari
Prosedur Pemanjatan
Start
12.42. Seluruh Race harus dimulai dengan sinyal yang jelas terdengar yang dikeluarkan oleh
Assigned Starter, yang bukan termasuk Official FPTI. Starter harus memposisikan dirinya
dimana dia tidak terlihat oleh Atlet. Sumber dari Sinyal Start harus ditempatkan sama jauh
False Start
Kualifikasi
12.44. Sesuai pasal 9.12 mengenai false start, para pemanjat dapat diberi peringkat sebagai
berikut :
A) Jika Atlet telah mencatatkan waktu valid di masing - masing jalur, berdasarkan
jumlah total waktu pemanjatan yang dicatatkan dari kedua jalur (jumlah total
B) Jika seorang Atlet gagal untuk mencatatkan waktu valid maka Atlet tersebut akan
Final
12.45. Atlet yang gagal pada babak putaran final (tidak termasuk semi-final atau final) dapat
Catatan: Jika Atlet gagal untuk mencapai waktu valid Atlet dapat diberi peringkat terakhir
di tahapan tersebut.
12.46. Jika dua atau lebih Atlet (i) gagal menyelesaikan usaha pemanjatannya atau (ii)memiliki
catatan waktu yang sama pada suatu race, maka catatan waktu dari race sebelumnya
akan di gunakan sebagai hasil akhir untuk menentukan peringkat (dan jika di perlukan
12.47. Dua Atlet yang gagal di tahap semi-final akan bertanding berhadapan untuk tempat ke 3
dan ke 4 (Small Final) dan pemenang dari tahap semi-final akan bertanding berhadapan
untuk tempat ke 1 dan ke 2 (Big Final). Small Final dapat selalu dilakukan dan
Umum
13.1. Peraturan ini dapat dibaca bersama dengan Bab 3 (Peraturan Umum).
13.2. Kompetisi Speed Track dapat dilakukan pada dinding panjat dengan minimal ketinggian
Catatan : Jika tidak sesuai dengan pasal 13.2 maka Jury President dapat memutuskan untuk
B) Babak Final, terdiri antara satu (1) sampai tiga (3) tahapan eliminasi.
Untuk kasus-kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah
satu babak dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari
babak yg di batalkan.
13.4. Struktur dinding panjat dan point untuk pemanjatan harus mematuhi persyaratan yang
13.5. Permukaan dinding panjat harus memiliki minimal dua lintasan paralel dengan masing –
masing memiliki lebar 3m. Lintasan pemanjatan dapat berdekatan atau terpisah, tetapi
pemisahan antar lintasan tidak boleh lebih dari 1m dan lurus secara horizontal.
13.6. Struktur dinding panjat memiliki dua (2) titik pengaman dimana tali pemanjatan
melewati : sebuah titik utama suspensi (Top Protection Point); dan titik kedua
A) Belay klasik : Struktur dinding panjat memiliki dua (2) titik pengaman dimana tali
membantu pengendalian tali pengaman. “Top Protection Point” harus diatas akhir
dari jalur dan “Deviation Point” dapat ditempatkan agar supaya tidak membantu,
jalur. Posisi Top Protection Point akan diberi tandai, jika Deviation Point berada
didepan permukaan dinding panjat posisinya juga akan ditandai seperti dokumen
diatas.
13.8. Permukaan dinding panjat harus dilapisi dengan resin dan pasir kwarsa 0.1/0.4
(Granulometry). Permukaan dinding panjat diberi warna cerah dan warna yang
terang.
Jalur Pemanjatan
13.9. Jalur pemanjatan untuk tiap lintasan harus sesuai dengan model yang disetujui oleh FPTI
13.10. Peralatan pencatat waktu ditempatkan pada permukaan dinding panjat. Untuk kasus
tertentu, Chief Route Setter dapat menetapkan posisi alternatif untuk peralatan
Keselamatan
Prosedure Kompetisi
Prosedure Pemanjatan
Catatan : (sesuai dengan SK hasil rakornis) untuk start menggunakan star blok. Karena
speed track semua point merupakan pegangan dan pijakan perlu ditentukan garis batas
untuk start (1.75 m dari ujung papan paling bawah). Orang yang tinggi dan pendek
starnya sama dibawah garis start.
Ranking
Umum
14.1. Kompetisi untuk kategori lead tim diselenggarakan murujuk bagian yang sesuai pada
Artikel 7 (Lead).
A) Atlet untuk lead tim putra dan lead tim putri terdiri dari tiga (3) Atlet dengan salah
B) Atlet untuk lead tim campuran terdiri dari satu (1) putra dan satu (1) putri dan
C) Kompetisi Kategori Lead Tim hanya dapat dipertandingkan jika diikuti tidak kurang
14.4. Kompetisi kategori Lead Tim terdiri dari babak kualifikasi dan final dilakukan pada tiga (3)
jalur ( dua (2) jalur untuk Lead Tim Campuran) yang tidak identik dan tiap jalur tersebut
harus memiliki tingkat kesulitan dan karakter yang sama (grade sama). Untuk kasus-
kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah satu babak
dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari babak yg di
batalkan.
14.6. Jika kuota babak Final terlampaui dikarenakan terjadi peringkat yang sama, maka seluruh
A) Babak Kualifikasi berlangsung dengan tiga (3) jalur pemanjatan ( dua (2) jalur
B) Urutan pemanjatan untuk babak final, berdasarkan urutan terbalik dari babak
akan menjadi Tim terakhir pada babak selanjutnya. Jika terjadi peringkat yang
maka Atlet dengan peringkat yang lebih baik akan menjadi tim yang terakhir
peringkat nasional yang sama maka urutan pemanjatannya akan diacak; dan
Prosedur Kompetisi
14.8. Babak Kualifikasi dan Final dilakukan pada tiga (3) jalur ( dua (2) jalur untuk Lead Tim
Campuran) yang tidak identik, tiap jalur tersebut harus memiliki tingkat kesulitan dan
karakter yang sama (grade sama) serta anggota tim hanya memanjat satu (1) jalur dalam
tiap babak.
14.9. Tiap Atlet harus melakukan satu (1) usaha pemanjatan, kecuali diperlukan untuk
melakukan pemanjatan ulang sebagai akibat suatu protes atau insiden teknis.
pengamatan jalur. Waktu pengamatan jalur ditentukan oleh Jury President setelah
berkoordinasi dengan Chief Route Setter dan waktu pengamatan jalur tidak lebih dari
sepuluh (10) menit, terkecuali untuk lintasan pemanjatan yang panjang maka waktu
14.12. Setelah waktu pengamatan jalur berakhir, sesuai dengan pasal 7.14.(B).(2).
B) Setelah waktu observasi selesai, seluruh anggota tim kembali menuju Zona Isolasi
untuk berkoordinasi sampai dengan menyerahkan lembar formasi kepada juri tidak
lebih 2 menit
Prosedur Pemanjatan
A) Pertama, semua Atlet dinilai dengan nilai "TOP" sesuai dengan Pasal 7.20.(B)
B) Setelah itu A), semua Atlet yang jatuh atau yang telah mengakhiri usaha
pasal 7.20.(B).(2).
B) Tim yang tidak melakukan pemanjatan pada Babak Final akan mendapatkan nilai
14.16. Jika terjadi peringkat yang sama berdasarkan pasal 14.14 dan 14.15, maka peringkat dari
babak sebelumnya akan di gunakan untuk memisahkan peringkat dari Tim yang memiliki
nilai yang sama ("hitung mundur"). Tim yang memiliki nilai yang sama akan diperingkat
14.17. Jika menggunakan prosedur penyusunan peringkat pasal 14.16 masih terdapat tim yang
A) Tim yang mempunyai jumlah Atlet dengan nilai pemanjatan lebih baik pada babak
B) Jika pemisahan peringkat menggunakan metode 14.14 sampai dengan 14.16 dan
14.17.(A) tidak dapat dilakukan karena terjadi peringkat sama selain pada 2 (dua)
tim teratas maka tim yang bersangkutan akan dibiarkan memiliki peringkat sama.
14.16 dan 14.17.(A) tidak dapat dilakukan karena masih terdapat dua atau lebih
tim yang mempunyai peringkat sama untuk peringkat pertama, maka akan dilihat
total catatan waktu yang lebih baik akan menduduki peringkat teratas.
14.18. Setiap Atlet pada babak Kualifikasi dan Final akan diberikan nilai peringkat untuk setiap
A) Terdapat peringkat yang unik pada salah satu jalur ketika Atlet memiliki peringkat
rata-rata dari Atlet yang memiliki peringkat yang sama tersebut sesuai dengan
kelompok pemanjatannya.
Contoh: jika ada 6 Atlet dengan peringkat yang sama untuk peringkat pertama, maka
tiap-tiap Atlet dengan peringkat yang sama akan mendapatkan nilai berdasarkan (1 + 2 +
3 + 4 + 5 + 6) / 6 = 21/6 = 3,50
Contoh: jika ada 4 Atlet dengan peringkat yang sama untuk peringkat ke 2, maka tiap-
tiap Atlet dengan peringkat yang sama akan mendapatkan nilai berdasarkan (2 + 3 + 4 +
5) / 4 = 14/4 = 3,50
14.19. Penyusunan peringkat Atlet untuk babak kualifikasi, merupakan total nilai dari hasil usaha
pemanjatan dari kedua jalur yang di sediakan pada babak kualifikasi, dan dihitung
√ 1∗ 2∗ 3
Dimana:
TP = Total Point
14.20. Point data yang ditampilkan pada Official Result harus dengan format dua (2) desimal.
Umum
15.1. Kompetisi Boulder terdiri dari serangkaian jalur pemanjatan pendek, disebut boulder,
A) Membatalkan satu babak, pada kasus ini babak sebelumnya akan digunakan untuk
A) Jumlah Atlet untuk setiap tim pada masing-masing nomor Kompetisi adalah 4
B) Hanya dipertandingkan dalam dua (2) babak untuk kategori Boulder tim,yaitu
C) Kompetisi Kategori Boulder Tim hanya dapat dipertandingkan jika diikuti oleh paling
Pencatatan Waktu
15.7. Kuota untuk Final harus diisi Tim dengan peringkat tertinggi dari babak sebelumnya. Jika
kuota ini terlampaui karena adanya peringkat sama, jumlah Tim yang lebih banyak berhak
15.9. Urutan pemanjatan untuk Babak Final harus kebalikan dari urutan peringkat dari babak
sebelumnya, yakni Tim berperingkat tertinggi dapat mulai terakhir. Dalam hal babak
sebelumnya terdapat tim yang mempunyai peringkat sama, urutan pemanjatan antara
mereka diacak.
Prosedur Kompetisi
Kualifikasi
15.10. Babak Kualifikasi dapat berlangsung dalam satu (1) set boulder (4 boulder).
15.11. Di babak Kualifikasi, setiap anggota Tim yang berhak mengikuti babak ini akan melakukan
pemanjatan sesuai dengan urutan yang telah ditentukan oleh kapten tim, dengan periode
Final
15.12. Babak Final dapat berlangsung dalam satu (1) set boulder.
A) Tiap boulder harus dicoba oleh Atlet dalam urutan yang dikemukakan dalam Pasal
15.16.(A).
15.15. Waktu pemanjatan dalam babak Final adalah empat (4) menit untuk tiap Tim.
Prosedur Pemanjatan
B) Kapten tim akan melakukan observasi jalur selama 2 (dua) menit pada tiap-tiap
jalur.
C) Setelah waktu observasi selesai, kapten tim kembali akan berkoordinasi kepada
anggota timnya sampai dengan menyerahkan lembar formasi kepada juri tidak
D) Setiap anggota tim akan melakukan pemanjatan secara bersamaan sesuai dengan
E) Kapten tim dan anggota tim yang telah selesai melakukan pemanjatan boleh
Start
Penyelesaiaan Percobaan
Ranking
15.17. Setelah tiap babak Kompetisi, tiap Tim yang turut serta dibabak tersebut harus diberi
A) Pertama, paling banyak jumlah Total ” TOP ” yang berhasil diselesaikan dibabak
ini;
C) Ketiga, paling sedikit, jumlah Total percobaan untuk mencapai poin ” TOP”
tersebut;
D) Keempat, paling sedikit, jumlah total percobaan untuk mencapai poin ” ZONE”
tersebut.
15.18. Bila Tim gagal untuk memulai, sesuai dengan pasal 8.19.(B):
15.19. Jika setelah selesainya babak Final terdapat pemanjat yang memiliki peringkat sama,
peringkat mereka dipisahkan dengan menggunakan ketentuan dari pasal 8.20. (B)
Pengertian
16.1. Nasional Series merupakan Kompetisi resmi FPTI sekala nasional yang masuk dalam event
nasional.
16.2. Event Kompetisi Panjat Tebing Nasional merupakan Kompetisi resmi FPTI sekala nasional
16.3. Masuk dan tidaknya sebuah Kompetisi resmi FPTI sekala nasional dalam kalender
Nasional series berdasarkan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Pedoman
16.4. Atlet nasional series adalah atlet panjat tebing pemegang Kartu Identitas Atlet (KIAT)
16.5. Official Kompetisi adalah personal yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat Federasi Panjat
Tebing Indonesia (PP. FPTI) yang bertugas dan bertanggung jawab secara teknis atas
terlaksananya Kompetisi pada setiap nasional series yaitu terdiri dari FPTI Delegate, Jury
President, FPTI Judge, Chief Route Setter ditambah dengan Tim Route Setter yang
Penyelenggara
16.7. Penyelenggara wajib menanggung setiap kerugian yang timbul karena perubahan jadwal
daftar hitam (blacklist organiser) yang hanya bisa dibatalkan atas kebijakan Ketua Umum
PP. FPTI.
A) Lead.
B) Speed.
Jika tidak memungkinan menggelar tiga (3) kategori Kompetisi tersebut diatas, maka
diperbolehkan mempertandingkan minimal dua (2) kategori Kompetisi, yaitu: Lead dan
16.9. Hanya nomor perorangan yang wajib dilaksanakan pada setiap kategori.
Peraturan Kompetisi
16.11. Peraturan Kategori Kategori Lead : Sesuai dengan Bab 6 (Peraturan Lead).
16.12. Peraturan Kompetisi Kategori Boulder : Sesuai dengan Bab 7 (Peraturan Boulder )
16.13. Peraturan Kategori Kategori Speed : Sesuai dengan Bab 8 (Peraturan Speed)
Peringkat Nasional
16.14. Atlet yang menduduki Peringkat satu (1) sampai Tiga puluh (30) setiap nomor perorangan
pada Kompetisi yang masuk kalender Nasional Series berhak atas nilai seperti diatur pada
16.15. Pada tiap akhir Nasional Series, 30 Atlet terbaik pada tiap kategori, baik putra dan putri
nilai akan dihitung ulang setiap selesainya Nasional series dan Atlet yang mempunyai nilai
akan dirangking dari nilai tertinggi sampai terendah berdasar akumulasi nilai yang
diperoleh. Peringkat Nasional series untuk Lead, Boulder dan Speed akan dipublikasikan
kemudian ”
Pendahuluan
17.1. Kompetisi Nasional (Kejurnas) FPTI adalah Kompetisi panjat tebing yang dilaksanakan
oleh FPTI setiap tahun yang tempat dan tanggal pelaksanaannya ditentukan dan
17.2. Atlet adalah Atlet yang diutus oleh Pengurus Provinsi FPTI dimana Atlet tersebut adalah
pemegang Kartu Identitas Atlet (KIAT) yang syah di provinsi tersebut. Tidak ada Atlet
dibawah umur 14 (empat belas) tahun yang diijinkan untuk mengikuti Kejurnas FPTI.
kepanitiaan yang terdiri dari unsur-unsur Pengurus Provinsi FPTI tuan rumah dan
17.4. Juara umum adalah Pengprov FPTI yang memperoleh terbanyak medali terbaik.
17.5. Official Kompetisi FPTI adalah personal yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat FPTI untuk
Kejurnas, yang bertugas dan bertanggung jawab secara teknis atas terlaksananya
Kompetisi, yang terdiri: FPTI Delegate, Jury President, FPTI Judge, Chief Route Setter
ditambah dengan Tim Route Setter yang berjumlah 5 (lima) orang atau lebih.
17.6. Semua biaya yang timbul akibat penunjukkan Official Kompetisi FPTI menjadi
tanggung jawab Pengurus Pusat FPTI untuk Kejurnas dan menjadi tanggung jawab
Pengurus Provinsi FPTI untuk Kejurprov antara lain biaya transportasi menuju tempat
17.7. Jika dianggap perlu, Tim Route Setter dapat ditambah. Biaya yang timbul akibat
A) Kompetisi Lead
C) Kompetisi Boulder
F) Combined
M) Lead Tim putra, tiap regu terdiri dari 3 Atlet salah satunya kapten tim;
N) Lead Tim putri, tiap regu terdiri dari 3 Atlet salah satunya kapten tim;
O) Lead Tim Campuran, tiap regu terdiri dari 2 Atlet (1 pa dan 1 pi) salah satunya
Kapten Tim;
P) Boulder Tim putra, tiap regu terdiri dari 4 Atlet salah satunya kapten tim;
Q) Boulder Tim putri, tiap regu terdiri dari 4 Atlet salah satunya kapten tim;
R) Boulder Tim Campuran: tiap regu terdiri dari 4 Atlet (2 pa dan 2 pi) salah satunya
Kapten Tim;
U) Speed World Record Tim Campuran, tiap regu terdiri dari 2 Atlet (1 pa dan 1 pi)
17.10. Untuk nomor tim dan campuran setiap Pengprov FPTI hanya berhak mendaftarkan satu
tim.
17.11. Suatu nomor Kompetisi hanya dapat dipertandingkan di Kejurnas FPTI jika jumlah Atlet
atau regu yang akan berpartisipasi minimal 20 (dua puluh) Atlet untuk nomor perorangan
dan 6 (enam) tim untuk nomor tim dan campuran dari provinsi yang berbeda.
17.12. Penyusunan Peringkat untuk nomor tim dan campuran ditentukan berdasarkan:
A) Kategori Lead tim dan campuran: sesuai pasal 7.22 sampai dengan pasal 7.24
B) Katogori Boulder tim dan campuran: sesuai pasal 8.19 sampai dengan pasal 8.20
C) Kategori Speed tim dan campuran: didasarkan akumulasi waktu tercepat yang
17.13. Kompetisi nomor tim dan campuran Kategori Lead dan Boulder terdiri dari 2 (dua) babak
yaitu Kuallifikasi dan Final. Kuota tim pada babak Final untuk nomor tim dan campuran
17.14. Kompetisi nomor tim dan campuran Kategori Speed terdiri dari 2 (dua) babak yaitu Babak
Kualifikasi dan Babak Putaran Final. Kuota tim pada dengan pasal Babak Putaran Final
sesuai pasal 9.5 dan 9.6.(B) dengan mengganti kata Atlet menjadi tim.
A) Setiap Pengprov FPTI berhak mengirimkan Atlet sebanyak 10 (sepuluh) putra dan
10 (sepuluh) putri.
Official(satu orang manajer tim, dua orang pelatih dan dua orang Official).
Atlet inti dan cadangan wajib diisi pada Formulir Pendaftaran Kejurnas/Kejurprov.
17.16. Tiga terbaik untuk setiap nomor Kompetisi berhak atas medali yang disediakan oleh
PENGURUS PUSAT FPTI/Pengprov FPTI tuan rumah. Untuk peringkat 1, 2, dan 3 tidak
17.17. Tigapuluh (30) Atlet peringkat pertama pada setiap nomor Kompetisi perorangan berhak
17.18. Atlet Kelompok Umur diperbolehkan mengikuti Kompetisi Kelas Umum, terhadap
Nasional FPTI dan peringkat Kelompok Umurnya akan dicabut dan sebaliknya jika
Atlet Kelompok Umur yang mempunyai Peringkat Nasional Umum ketika mengikuti
17.19. Dari kuota Atlet pada 17.15 diatas dialokasikan untuk setiap nomor Kompetisi dengan
Alokasi Atlet
Nomor Atlet
No. Atlet Inti Cadangan
Kompetisi
17.20. Atlet Cadangan boleh tidak ada pada setiap nomor yang diikuti, konskuensinya tidak akan
17.22. Setiap kontingen yang berpartisipasi dikenakan biaya administrasi kompetisi sebesar Rp.
17.23. Uang administrasi pada pasal 17.22 diatas disetorkan ke rekening resmi sebelum
kompetisi dimulai.
17.24. Uang administrasi kompetisi pada pasal 17.22., dialokasikan sebagai berikut :
• 60% untuk Pengprov FPTI tuan rumah (Kejurnas), Pengcab FPTI tuan rumah
(Kejurprov).
kemudian ”
Pendahuluan
18.1. Kompetisi Nasional (Kejurnas) FPTI Kelompok Umur adalah Kompetisi panjat tebing untuk
kelompok umur tertentu yang dilaksanakan oleh FPTI setiap tahun yang tempat dan
18.2. Atlit adalah Atlit Kelompok Umur yang diutus oleh Pengurus Provinsi FPTI dimana Atlit
tersebut berdomisili. Atlit adalah pemegang Kartu Identitas Atlit (KIAT) yang syah dengan
kepanitiaan yang terdiri dari unsur-unsur Pengurus Provinsi FPTI tuan rumah dan
18.4. Juara umum adalah Pengprov FPTI yang memperoleh medali terbaik terbanyak.
18.5. Official Kompetisi FPTI adalah personal yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat FPTI untuk
Kejurnas, yang bertugas dan bertanggung jawab secara teknis atas terlaksananya
Kompetisi, yang terdiri: FPTI Delegate, Jury President, FPTI Judge, Chief Route Setter
18.6. Semua biaya yang timbul akibat penunjukan Official Kompetisi FPTI menjadi tanggung
jawab Pengurus Pusat FPTI untuk Kejurnas, antara lain biaya transportasi menuju tempat
18.7. Disiplin Kompetisi yang dipertandingkan dalam Kompetisi Nasional (Kejurnas) FPTI
A) Kompetisi Lead
B) Kompetisi Speed
C) Kompetisi Boulder
E) Combined
18.8. Setiap Disiplin Kompetisi terdiri dari kategori perorangan putra dan perorangan putri.
18.9. Suatu nomor Kompetisi pada satu kelompok umur hanya dapat dilaksanakan secara
tersendiri, jika jumlah Atlit minimal 6 (enam) Atlit. Jika tidak memenuhi kuota tersebut,
Pengelompokan Umur
18.10. Kejurnas FPTI Kelompok Umur memasukkan Disiplin Lead, Boulder, Speed Klasik, Speed
Youth
Kids
18.11. Kompetisi kategori Lead diadakan sesuai Bab 7 (Lead) dan Speed diadakan sesuai Bab 9
Boulder
A) Youth B.
B) Youth A.
C) Junior.
Combined
A) Youth A.
B) Junior.
A) Setiap Pengprov FPTI berhak mengirimkan pemanjat sebanyak tiga (3) putra dan
B) Setiap Pengprov FPTI berhak mengirimkan paling banyak lima (5) orang
official(satu (1) orang manajer tim, dua (2) orang pelatih dan dua (2) orang
official).
C) Daftar nama pemanjat, manajer dan official tim harus sudah diterima FPTI paling
pemanjat inti dan cadangan wajib diisi pada Formulir Pendaftaran Kejurnas.
D) Jury President berhak menolak daftar pemanjat yang diterima terlambat atau
18.17. Dari kuota pemanjat pada Pasal 18.16 diatas dialokasikan untuk setiap nomor Kompetisi
18.18. Setiap Pemanjat diijinkan mengikuti lebih dari satu Disiplin Kompetisi.
18.20. Setiap kontingen yang berpartisipasi dikenakan biaya administrasi kompetisi sebesar Rp.
18.21. Uang administrasi pada pasal 18.20 diatas disetorkan ke rekening resmi sebelum
kompetisi dimulai.
18.22. Uang administrasi kompetisi pada pasal 18.20., dialokasikan sebagai berikut :
• 60% untuk Pengprov FPTI tuan rumah (Kejurnas), Pengcab FPTI tuan rumah
(Kejurprov).
kemudian ”
PARACLIMBING NASIONAL
Pendahuluan
C) Harus terbuka untuk kategori kemampuan yang diuraikan dalam pasal 16.4,
dengan ketentuan :
1) Jumlah minimum peserta yang terdaftar minimal enam (6), empat (4)
paraclimbing.
2) Jika jumlah peserta yang terdaftar untuk kategori kurang dari jumlah yang
dikomunikasikan kemudian.
19.3. Hanya atlit yang berusia minimal 16 tahun dikompetisi ini dan yang mempunyai IAT yang
masih berlaku yang dapat berkompetisi di Seri Nasional dan Kejunas Paraclimbing.
19.4. Semua atlit yang terdaftar untuk kompetisi yang diatur dalam aturan ini harus diperiksa
oleh tim medis yang ditunjuk untuk kompetisi, untuk mengkonfirmasi klasifikasi kategori
yang sesuai untuk atlit tersebut. Atlit yang tidak dapat atau menolak untuk diperiksa tidak
pergelangan tangan
persimpangan antara
pinggang dan lutut-
lutut
persimpangan antara
lutut dan pergelangan
kaki
Catatan : ukuran ketajaman penglihatan dan bidang penglihatan harus dibuat dengan koreksi
dan hasil dari mata yang lebih baik digunakan untuk tujuan klasifikasi. Semua atlit yang
menggunakan lensa kontak atau kacamata harus memakainya untuk klasifikasi, apakah
mereka berniat untuk memakainya dalam kompetisi. Atlit harus melampirkan sertifikat medis
dari pemerikasaan oleh dokter spesialis mata di provinsi asal mereka pada saat pendaftaran.
Komisi medis akan menunjuk penguji kompetisi. FPTI melalui kompetisi penguji
mempertahankan hak untuk mengklasifikasikan kembali seorang atlit jika mereka merasa
setelah mengamati kinerja atlit, atlit tersebut harus didaftarkan pada kategori yang berbeda.
19.5. Dalam hal klasifikasi yang diusulkan untuk seorang atlit menyusul pemeriksaan yang
diperlukan sesuai pasal 16.4 tidak dapat ditentukan, bahwa atlit tersebut berhak untuk
mengikuti kompetisi hanya dalam klasifikasi tertinggi yang sesuai dalam kompetisi.
19.6. Atlit tidak dapat menggunakan alat bantu buatan (kacamata, prosthesis, dll) yang belum
Sebuah jari yang diamputasi akan diklasifikasikan dalam kategori RP, bukan
B) Kaki atlit yang diamputasi dapat menggunakan kaki buatan. Tidak ada arahan yang
dihentikan.
Format
Lead
19.7. Format untuk kompetisi lead paraclimbing harus sesuai dengan artikel 7 (Lead) bagian 2
Safety
A) Atlit akan melakukan pemanjatan secara Top-Rope, para FPTI judge dapat
dari Jury President untuk menggunakan assisten belayer pada awal pemanjatan,
B) Tali pemanjatan harus dipasang pada harnes atlit dengan menggunakan dua (2)
Prosedur Kompetisi
C) Kompetisi terdiri dari dua babak, babak Kualifikasi dan babak Final;
membimbing beberapa atlit tunanetra, dalam kategori yang sama atau tidak. Atlit
tunanetra dan pemandu mereka akan diperlakukan sama terkait dengan aturan
isolasi, tetapi mereka berhak untuk meninggalkan zona isolasi dan bergabung pada
area kompetisi sesuai dengan arahan dari Jury President tetapi tidak kurang dari 30
menit sebelum dimulainya kompetisi. Video demo pemanjatan jalur harus diputar
secara terus menerus di zona transit sampai akhir dari babak final atau, jika tidak
sebelum atlit pertama melakukan pemanjatan. Demonstrasi ini akan dilakukan oleh
Prosedur Observasi
E) Ketika memasuki zona kompetisi, pemanjat harus menghampiri belayer, yang akan
pengamatan terakhir selama 40 detik, waktu pengamatan ini akan dihitung ketika
atlit sudah menghadap dinding atau menyentuh dinding untuk atlit tunanetra.
Prosedur Pemanjatan
F) Usaha pemanjatan akan dinyatakan berhasil ketika atlit telah mengkontrol point
hasil yang dicapai oleh atlit pada jalur mana pun sehubungan dengan general result
mereka.
19.9. Peraturan kompetisi FPTI yang diberlakukan pada kompetisi Lead akan dimodifikasi/tidak
B) Pasal 7.17. A): dapat diautorisasi RP dan kaki yang masuk dalam kategori
diamputasi dapat melakukan lompatan kecil untuk mencari posisi start yang benar
19.10. Peraturan kompetisi FPTI yang diberlakukan pada kompetisi Lead akan dimodifikasi/tidak
Pasal 7.14 dimana atlit dapat menerima intruksi dari pelatih mengenai arah gerakan,
bentuk pegangan, dan juga jarak antar pegangan selama periode observasi dan selama
pemanjatan. Setiap peralatan komunikasi yang diperlukan untuk tujuan ini harus
Boulder
19.11. Format untuk Boulder pada paraclimbing sesuai dengan Artikel 8 (Bouldering) Bagian 2
Safety
B) Menggunakan tali tunggal. Tali pemanjatan harus dipasang pada harnes atlit
C) Jalur Boulder harus dirancang sedimikian rupa untuk menghindari terjatuh pada
relief , dan seluruh pegangan start harus dapat dicapai dengan posisi berdiri.
1) Hanya satu pegangan tangan yang ditandai untuk kategori tangan yang
diamputasi;
Prosedur Kompetisi
1) Babak Kualifikasi:
Dilakukan pada 8 boulder untuk setiap kelompok umur dan kategori , penomeran
pada boulder akan menunjukan tingkat kesulitan. Nomor 1 adalah boulder yang
adalah boulder yang paling sulit. Setiap atlit diberikan 5 kali percobaan untuk setiap
boulder.
Babak kualifikasi bersifat flash dan tanpa demonstrasi. Untuk kasus peserta yag
sedikit, kelompok umut dan kategori dapat digabungkan dalam satu kaulifikasi.
Para atlit hanya akan diberikan hak untuk meggunakan satu warna untuk
pegangan. Dalam hal ini, maksimum tiga warna dapat digunakan oleh route setter
manapun yang dia inginkan dan memberikan competitior card kepada Boulder
pemanjatan pada 8 boulder tersebut tidak lebih dari satu jam setengah. Jika jumlah
atlit lebih dari tiga puluh, maka waktu akan ditambah dua menit untuk setiap atlit
pemanjatan oleh para atlit. Jika perlu, Boulder Judge membuat start list dari
Awal dan akhir babak kualifikasi akan diumumkan dengan sinyal yang keras. Satu
2) Babak final:
Penutupan zona isolasi dapat lebih dari satu jam sebelum dimulainya babak final
jika beberapa boulder masih digunakan oleh finalis boulder dari kategori yang
berbeda.
Prosedur Pemanjatan
F) Bantuan kepada atlet kategori buta (B1, B2, B3) selama waktu pengamatan dan
mendapatkan petunjuk tentang arah gerakan, bentuk pegangan, dan juga jarak
Pemandu ini dapat membantu beberapa pemanjat yang berbeda dalam kategori
G) Para atlit harus diberi peringkat sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
Speed
19.12. Format untuk Kompetisi Speed Paraclimbing sesuai dengan Artikel 9 (Speed) pada aturan
ini.
19.13. Jalur yang speed mungkin tidak sama untuk semua kategori.
pertama akan diatur untuk semua kategori kecuali untuk tunanetra, amputasi lengan dan
Pendaftaran Tim
19.14. Anggota Federasi dapat mendaftar, dalam tenggat waktu yang ditentukan, Semua official
tim akan digratiskan masuk ke area kompetisi. Para official ini harus didaftarkan melalui
web FPTI, harus memiliki lisensi nasional yang valid dan secara khusus ditujukan untuk
B) Pelatih;
19.15. Sesuai dengan Pasal 16.3, 16.4 dan anggota 16.5 Anggota Federasi dapat mendaftar
pada formulir pendaftaran resmi FPTI tim Pengprov yang terdiri dari (jika berlaku):
A) Setiap juara nasional terkini (hanya untuk disiplin di mana mereka menjadi juara)
19.16. Kehadiran semua orang yang terdaftar sesuai dengan Pasal 16.3, 16.4 harus dikonfirmasi
melalui SMS atau email ke Technical Delegate dan/atau Jury President selambat-
lambatnya pada waktu yang ditentukan di lembar informasi yang disediakan oleh
penyelenggara ( atau jika tidak ada waktu tertentu yang ditentukan, selambat-lambatnya
19.17. Atlit terdaftar tidak mengkonfirmasi kehadiran sesuai dengan Pasal 16.5 akan dihapus dari
19.18. Batas waktu pendaftaran tim di setiap kompetisi yang diadakan berdasarkan peraturan ini
adalah tiga puluh (30) hari sebelum hari pertama kompetisi untuk seri nasional
waktu ini, untuk keadaan pengecualian, pengprov dapat menarik anggota tim dan
mengganti dengan anggota tim baru, tetapi tidak menambah jumlah anggota tim yang
terdaftar
Technical Meeting
19.19. Technical Meeting biasanya diadakan sebelum dimulainya kompetisi. Yang bertujuan
untuk:
web FPTI);
C) Informasi spesifik yang terkait dengan penerapan peraturan ini dalam kompetisi;
19.20. Daftar atlit yang terdaftar untuk tiap pertandingan akan dipublikasikan di situs FPTI
setidaknya dua puluh lima (25) hari sebelum seri nasional Paraclimbing dan lima puluh
19.21. Urutan pemanjatan pada setiap disiplin kompetisi akan diatur sebagaimana peraturan
A) Untuk babak kualifikasi, pada saat Technical Meeting dan mengikuti batas waktu
B) Untuk babak lainnya, setelah dikeluarkannya hasil resmi dari babak sebelumnya
papan dan di zona isolasi/pemanasan daerah; dan salinan yang dibuat tersedia untuk
anggota juri kompetisi, manajer tim, pembicara kompetisi dan perwakilan media.
B) Urutan pemanjatan;
E) Waktu pembukaan dan penutupan zona isolasi, ketika relevan (atau jika tidak
G) Setiap informasi lain yang disetujui oleh FPTI atau Juri President.
A) Registrasi pada babak/ke zona isolasi, sebelum waktu penutupan yang diumumkan;
Atau
Maka Atlit tersebut akan dihapus dari daftar Startling resmi untuk putaran. Urutan Atlit
yang tersisa dan alokasi mereka untuk memulai grup (bila relevan) akan tetap tidak
berubah
Publikasi hasil
19.25. Hasil dan peringkat untuk Atlit diatur dalam bagian yang relevan dari bagian 2 peraturan
ini.
19.26. Pada akhir setiap putaran kompetisi, sebuah daftar Provisional Result yang menunjukkan
hasil dan peringkat dari masing-masing Atlit harus dipersiapkan. Daftar Provisional Result
ini akan diterbitkan sebagai informasi tidak resmi menunggu daftar hasil resmi, dan
manajer tim dan/atau atlit dapat melakuan koreksi. Disarankan bahwa Provisional Result
disetujui secara tertulis oleh FPTI Judge, daftar hasil resmi akan diterbitkan.
19.28. Pada akhir kompetisi, daftar hasil resmi yang menunjukkan peringkat akhir semua Atlit,
serta hasil mereka di semua putaran kompetisi, harus dipersiapkan, ditandatangani oleh
19.29. Semua daftar resmi hasil harus disiapkan dalam format yang ditetapkan oleh FPTI,
diterbitkan pada papan pengumuman kompetisi resmi, dan salinan yang dibuat tersedia
19.30. Pada akhir setiap kompetisi Paraclimbing, medali emas/perak/perunggu akan diberikan
19.31. Pada akhir Paraclimbing, medali emas/perak/perunggu akan diberikan kepada Atlit
masing-masing peringkat 1, 2 dan 3 di setiap kategori untuk setiap disiplin jika jumlah
kompetisi leih atau sama di 3. Setiap posisi yang diperoleh di setiap kompetisi membawa
19.32. FPTI menetapkan jumlah minimum hadiah untuk setiap musim. Daftar hadiah ditetapkan
oleh pengurus FPTI dalam konsultasi dengan Panitia penyelenggara apabila melebihi
Upacara
19.33. Kecuali secara khusus disahkan oleh Jury President, semua Atlit harus menghadiri upacara
pembukaan. Kegagalan untuk mematuhi aturan ini akan membuat Atlit bertanggung
19.34. Upacara penghargaan di akhir kompetisi, yang akan diselenggarakan segera setelah
berakhirnya babak final, harus mematuhi protokol KONI untuk upacara tersebut.
19.35. Kecuali secara khusus disahkan oleh Jury President, tiga (3) finalis teratas dalam setiap
kategori akan menghadiri upacara penghargaan. Kegagalan untuk mematuhi aturan ini
(prosedur disipliner).
Anti-Doping Tes
mereka, kode Anti-Doping dunia, dan Kebijakan Anti-Doping FPTI dan prosedur dan
peraturan disiplin.
Peringkat
Peringkat Event
19.38. Peringkat Atlit individu yang berpartisipasi dalam setiap acara individu dalam kompetisi
Paraclimbing akan dihitung sebagaimana diatur dalam bagian yang relevan dari bagian 2
peraturan ini.
19.39. pada akhir setiap kompetisi Seri Nasional Paraclimbing, tiga puluh (30) Atlit pertama
dalam setiap kategori dan disiplin akan diberikan poin peringkat berikut untuk tujuan
diberikan kepada setiap Atlit di seluruh Seri nasional, peringkat Atlit dalam urutan dari
jumlah total akumulasi poin. Untuk mendapatkan peringkat nasional, Atlit harus telah
19.41. Jika dua Atlit atau lebih seri di tempat pertama di peringkat nasional Paraclimbing pada
akhir dari seri nasional Paraclimbing, memiliki jumlah poin yang sama; Atlit yang seri akan
telah bersaing langsung dengan satu sama lain-yaitu jumlah ' lebih baik ' tempat dalam
kompetisi di mana mereka berkompetisi satu sama lain. Jika hasil seri belum dapat
dipecahkan mengikuti penilaian ini, maka jumlah tertinggi hasil terbaik, dimulai dengan
jumlah tempat 1, maka jumlah tempat ke-2 dan seterusnya, akan menentukan tempat
pertama.
Peringkat gabungan
19.42. "Peringkat gabungan" akan dihitung dengan menambahkan poin peringkat tertinggi yang
diberikan kepada Atlit dalam setiap Seri Nasional Paraclimbing dan masing-masing dari 3
disiplin, peringkat atlit dalam urutan dari jumlah total poin ranking Akumulasi. Untuk
setiap disiplin, jika jumlah kompetisi adalah lima (5) atau kurang, semua hasil akan
dihitung, dan jika ada enam (6) atau lebih, jumlah hasil penghitungan akan menjadi