Anda di halaman 1dari 28

DRAMA SCRIPT (HORROR)

“Untuk memenuhi nilai tugas tambahan Bahasa Indonesia”

DRAMATIC PERSONAE :

∏Ahmad Muhajir (Ajir)


∏Clarissa Nurul (Lala)
∏Eka Reskyawati (Eres)

∏Farah Fathin (Farah)

∏Iis Kurnia (Iis)

∏Iqbal Jalil Hafid (Bale)

∏Noor Fizwar (Pusa)

∏Tafty Hapsari (Tafha)

RSBI of XII IPA3


Judul :
“Salah Siapa Aku Mati ?!”
Tema :
“Antara persahabatan, cinta dan dendam”
Konflik :
“Kisah persahabatan yang terputus akibat suatu fitnah dan berakhir dengan
kematian”

Penokohan :
1. Farah Fathin sebagai Fhy (Tidak pilih-pilih namun pendendam)
2. Iis Kurnia sebagai Dara (Baik, penurut, dan mudah percaya)
3. Clarissa Nurul sebagai Nata (Cerewet, sinis, dan ingin menang sendiri)
4. Tafty Hapsari sebagai Vero (Tomboy, cerewet, dan merasa paling berkuasa)
5. Iqbal Jalil Hafid (script writer) sebagai Bill (Bersikap dingin, dan misterius)
6. Noor Fizwar sebagai Jerry (Penurut namun mudah terhasut)
7. Ahmad Muhajir sebagai Aldo (Jahil, dan pencari masalah)
8. Eka Reskyawati sebagai Nike (Baik, pintar, dan penolong)
9. Pemeran pembantu sebagai Polisi (tegas)

2|Salah Siapa Aku Mati ?!


Sinopsis!

Sahabat jadi benci itu adalah hal yang biasa terjadi di kalangan remaja pada
umumnya. Namun apa yang terjadi jika suatu persahabatan menjadi dendam dan
akhirnya saling membunuh?
Di salah satu sekolah menengah atas di kota Kendari terdapat empat orang
sahabat yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Mereka adalah Vero, Nata, Fhy, dan
Dara. Di antara mereka berempat, Vero-lah yang terlihat tomboy sementara Dara
sangat feminim.
Disisi lain, banyak yang iri dengan persahabatan mereka terutama dikalangan
para cewek sekolah, dan membuat banyak laki-laki merasa ingin menghancurkan
eratnya persahabatan mereka, termasuk Aldo dan Jerry. Mereka berdua dengan
sengaja membuat sebuah taruhan tak masuk akal dengan maksud tertentu hingga
menjadi awal dari kisah tragis yang menimpa sebagian siswa maupun siswi di SMAN
4 Kendari.

Saat-saat menegangkan dan penuh ancaman pun dimulai....

3|S alah S iapa Aku Mati ?!


ADEGAN 1

Siang hari sejak tadi pagi hujan tak kunjung reda. Di dalam kelas yang
terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu keseruan
tersendiri bagi siswa-siswi XII IPA3 karena salah satu guru yang seharusnya
mengajar pada jam terakhir tidak kunjung datang ke kelas mereka. Ada
seorang siswi sedang menyisir rambutnya. Dan beberapa siswa lainnya
terlihat tengah asyik berbincang dan tertawa cekikikan.
Aldo : “Kenapa, ya..., persahabatan mereka kok sangat erat? Ingin rasanya melihat
persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya? (diam sambil memikirkan
sesuatu)”
Jerry : “Hoi! (menepuk pundak Aldo). Melamun sendiri, ikutan dong! Mang ada apa,
bro?”
Aldo : “Gila! Bikin kaget aja! Coba lihat mereka berempat! (menunjuk ke arah Nata
d.k.k)”
Jerry : “Kenapa? Naksir, ya?”
Aldo : “Sepertinya..., tapi pengin lihat mereka bubaran dulu.”
Jerry : “Kamu curi aja dompetnya Vero si galak itu, terus taruh di dalam tasnya
Nata atau Fhy, Vero pasti bakal nuduh diantara mereka berdua.”
Aldo : “Jadi, Dara mau diapain? (teriak)”
Jerry : “Psssst! (menutup mulut Aldo) Yang tadi itu bohongan, jangan dianggap
serius, bodoh!”
Terlihat Vero masuk kedalam kelas dengan tawa yang terbahak-bahak.
Vero : “Ahahahaha! Nat, coba deh lihat model rambut modis-ku! (sambil memainkan
rambutnya dengan jarinya) Keren kan?!”
Nata : “Idih, apanya yang keren? Norak tau!”
Vero : “Ahahahaha! Bilang aja ngiri.... (menarik rambut Nata)”
Nata : “Ah, ah! Iya iya, bagus ah!”
Fhy : “Eh, aku ke kantin dulu, ya?! (langsung menoleh kearah Dara) Ra, temenin aku
dong?”
Dara : “Wait! (menuju mejanya dan mengambil buku pelajaran) Sekalian temenin aku ke
perpus balikin buku ini.”

4|S al ah S i ap a Ak u M at i ? !
Sementara berjalan menuju pintu kelas, tiba-tiba seorang siswi terlihat buru-
buru masuk ke dalam kelas dan tanpa sengaja menabrak Dara dan juga Fhy
di depannya hingga buku-buku yang dibawa Dara ikut terlempar.
Fhy : “(merintih) Aaaauch!!! Kakiku!”
Dara : “(memungut buku-bukunya) Buku-buku pinjamanku, aduh!”
Nike : “(membantu Fhy berdiri) Sorry, ya Fhy..., Dar.... Lagi buru-buru tadi, ga sengaja
kok! (memelas) Sorry, ya?”
Fhy : “(memegang kakinya yang sakit) Iya, ga apa-apa.”
Dari kejauhan terlihat Vero dan Nata beserta murid yang lain menghampiri
tempat kejadian tersebut hingga membentuk suatu barisan. Tanpa sadar
Nike telah mendapat tamparan bertubi dari Nata juga Vero.
Nata : “(menampar Nike) PLAKK! Perempuan sial! Cari gara-gara, ya! (dengan nada
membentak).”
Nike : “(merintih dan mencoba menahan air matanya) Apa maksud kamu, Nat?”
Nata : “Apa maksud kamu, Nat? Apa maksud kamu, Nat? (nada mengejek) Pura-
pura bego’ apa bego’ beneran sih, hah!”
Vero : “Udah, sekarang kamu pergi sana! Lain kali kalo jalan ga usah sampai buru-
buru deh..”
Nike : “Tapi…. (belum sempat ia berkata, tangan kanan Vero telah menempel di pipi
kirinya)”
Vero : “Bacot!”
Akhirnya air mata yang tertahankan sejak tadi kini tak mampu dibendung
lagi keluar dari mata Nike. Dia mencoba mencari celah dari kesalahpahaman
teman-temannya dengan berkata yang sejujurnya namun tak dapat dipercaya
oleh Nata dan Vero. Kemudian mampu diredam oleh seorang siswa baru di
sekolah itu.
Nike : “(memegang pipinya sambil menangis) Aku buru-buru ke kelas itupun karena ada
suatu hal yang harus aku sampaikan pada kalian, tapi aku ga bermaksud untuk
menabrak Dara dan Fhy.”
Nata : “Oh, masih berani mengelak rupanya, ya? (tiba-tiba dengan kasar menarik-narik
tangan Nike bersama Vero)”
Vero : “Sini kamu! (dengan kuat menarik-narik tangan Nike)”

5|S al ah S i ap a Ak u M at i ? !
Fhy & Dara : “(mencoba melerai) Cukup! Udah dong, ah!”
Dan di ujung pintu telah berdiri seseorang yang belum sempat diperkenalkan
oleh Nike. Dia adalah Billy Sandora, siswa baru dari luar kota. Semua mata
tertuju padanya.
Bill : “(berteriak) Lepas!”
Nike : “(berusaha melepaskan diri) Tolong, Bill!”
Vero & Nata : “Diam!!!”
Bill : “Lepas! Lepaskan dia, perempuan bodoh!”
Nata : “(terbata) A...aa...apa???!”
Bill : “Masih belum dengar?! Lepaskan!”
Mereka berdua pun melepaskan Nike dan menjauh dari keramaian sesaat
menuju arah luar kelas. Disaat yang bersamaan bel berbunyi panjang.
Bill : “(membantu Nike) Sini, kamu kesakitan? Biar aku bantu.”
Nike : Makasih, Bill. Kalau ga ada kamu, apa jadinya aku sekarang.”
Bill : “Udah, kita ke UKS dulu. Kalau perlu langsung ke ruang BK.”
Nike : “Ga usah, nanti aku sama Dara dan Fhy yang ke UKS. Kamu ke kelas aja,
bel masuk udah bunyi.”

6|Salah S iapa Aku Mat i ?!


ADEGAN 2

Sementara itu di dalam kelas, Bill rupanya sedang membolak-balikkan buku


yang dibacanya disaat Aldo dan Jerry menyapanya. Namun ia tetap bersikap
dingin seolah tidak ingin menanggapi sapaan yang ditujukan padanya.
Jerry : “(menghampiri Bill di sudut ruangan) Eh, bro! Siswa baru ya? Aku Jerry, nama
dong? (menjulurkan tangan)”
Aldo : “Aldo, bro! (menjulurkan tangan)”
Bill : “(acuh) Oke, udah selesai?”
Jerry : “Wah, selesai apanya? Kenalan aja belum.”
Aldo : “Iya.”
Bill : “(tetap acuh dan kali ini berusaha lewat di antara Aldo dan Jerry) Permisi bro, udah
waktunya pulang.”
Aldo : “(marah) Kurang ajar! Sombong sialan!”
Bill : “(menoleh ke samping lalu ke belakang) Cih! Diam kau!!!”
Jerry : “Eits, udah, Do! Jangan diterusin. Pulang, ah!”
Jerry dan Aldo memutuskan untuk mengalah, memilih mengambil tas mereka
lalu meninggalkan Bill sendiri. Tak lama kemudian Dara, Fhy, dan Nike
masuk ke kelas yang baru saja dari UKS.
Nike : “(kaget) Hah! Belum pulang, Bill? (menuju meja dan mengambil sesuatu dalam laci
lalu menghampiri Bill) Ini roster pelajaran yang belum sempat aku kasih tadi. Makasih,
ya!”
Bill : “(hanya mengambil kertas tanpa bersuara lalu keluar kelas)”
Fhy : “(berbisik) Jadi namanya Bill, ya?”
Dara : “(memapah Fhy yang sakit kakinya) Kelihatan orangnya dingin gitu.”
Mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

7|S alah S iapa Aku Mat i ?!


ADEGAN 3

Keesokan harinya pada saat bel istirahat berbunyi, semua siswa maupun siswi
diwajibkan mengikuti rapat konsulat di Aula sekolah. Dimana pada saat itu
telah terjadi perdebatan antara Vero, Nata, Fhy, dan Dara, yang bermula dari
surat kiriman seseorang yang ada di dalam tas Fhy.
Vero : “Malas deh ikutan rapat. Kantin yuk?!”
Nata, Fhy & Dara : “Yuk!”
Mereka pun beranjak pergi dari kelas. Tidak lama mereka berjalan, Vero
merasa ada yang terlupa.
Vero : “Wait a second! Aku lupa cerminku! Ah, rambutku!”
Nata : “Butuh sisir?”
Fhy : “Kalo cermin sih ada, ambil aja di dalam tas! (menunjuk tasnya)”
Vero : “(sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat
gelisah) Mana sih?! (menemukan surat) Kertas apa ini?”
Nata : “(merampas surat yang sementara dibaca oleh Vero kemudian membacanya dengan
lantang) Ow..., ow... ow.... (menepuk tangan) Jadi ini yang yang dibilang sahabat?”
Fhy : “(bingung sambil melongo) Itu surat bukan sih? Surat untuk siapa? Sorry, Nat.
barangkali itu bukan buat aku.”
Vero : “(mendorong pundak Fhy dengan kasar) Lagak! Main belakang, ya?! Tau ga, yang
suka sama Jerry itu bukan cuma kamu aja! Tuh, Nata lebih dulu dibanding kamu!
(sekali lagi mendorong pundak Fhy dengan kasar)”
Dara : “(shock melihat pertengkaran diantara persahabatan mereka) Udah! Udaaaah!
Persahabatan macam apa ini?! Lagi-lagi Jerry, masih banyak cowok lain selain dia,
kenapa sih milih dia?!”
Nata : “(membentak Dara) What the...!!! Si blo’on ini udah mulai ngajar nih, Ver.
Ahahahaha!”
Dara : “(menampar Nata hingga terjatuh) Jahat!”
Nata : “(merintih dan memegang pipinya) Aaaaaaah!”
Vero : “(mendorong Fhy hingga terjatuh kemudian mendorong Dara hingga tersungkur) Ih,
kurang ajar deh!!!”

8|S al ah S i ap a Ak u M at i ? !
Nata : “(bangkit lalu menjambak rambut Dara dengan kasar memaksanya untuk berdiri)
Jangan sok cantik kamu, hah!”
Dara : “(mencoba melepas tarikan Nata namun tak bisa) Aaah! Nat, jangan! Sakit, Nat!
Aah!”
Nata : “(terus menjambak) Aku udah muak dengan gaya sok lugumu itu, aku tahu
kamu suka sama Jerry dan diam-diam sering merhatiin dia, hah! Wanita sial!”
Dara : “(berteriak kesakitan) Nat!!!!”
Fhy : “(memukul tangan Nata untuk menolong Dara) Kamu gila, ya?!! Mau ngebunuh,
hah! Lepasin!!”
Vero : “(menjambak rambut Fhy tiba-tiba hingga tersungkur ke belakang) Persahabatan ini
udah hancur! Urusan kita belum selesai! Aku muak dengan sok kebaikanmu. Wanita
sial!”
Fhy : “(berusaha mencakar wajah Vero dan mengenai pelipis mata bagian kanan Vero
hingga berdarah) Aaaah! Sialan!”
Vero : “(melepas jambakannya dan merintih kesakitan memegang pelipisnya) Ah, darah!
Mataku?! Aaah!”
Fhy : “(berlari dan mencoba memukulkan pot bunga yang ada di meja guru ke kepala Nata)
kamu yang sial!”
Vero : “(berteriak) Awas, Nat!”
Nata : “(berbalik namun pot bunga tersebut sudah mengenai kepalanya hingga ia pingsan) Oh,
kepalaku. Sialan kau, Fhy!”
Fhy : “(menolong Dara yang bibirnya telah berdarah akibat jambakan dan tamparan bertubi-
tubi dari Nata) Ra, sadar, Ra! Bangun! Ayo lari dari sini!”
Dara : “(terkejut karena melihat sosok Vero yang sedang berdiri diatas Fhy dengan memegang
pot bunga penuh amarah) Effff.. effff.. fhy! Diii.. be.. belakang.. mu! (terbata)”
Fhy : “(tanpa ia sadari bahwa pot bunga begitu cepat melayang kearahnya dan membuat
bibirnya ikut berdarah) Ugh! Ini sekolah, Ver. Hentikan! (menahan darah yang keluar dari
mulutnya)”
Vero : “(menarik baju Fhy hingga berdiri tepat dihadapannya) Ahahahaha! Ini kamu,
Fhy?! Ahahahaha! Yang memulai semuanya.”

9|S al ah S i ap a Ak u M at i ? !
Tiba-tiba Dara bangkit dan membentangkan tangannya dihadapan Vero yang
mencoba membunuh Fhy. Namun apa daya, ia pun terhempas kemudian
tersungkur pingsan di sudut lantai.
Dara : “(membelakangi Fhy sambil membentangkan tangannya) Jangan, Ver. Kita
sahabatan, Ver. Kasihan Fhy.. (lesu)”
Vero : “(menampar Dara sekuat-kuatnya hingga iapun ikut terjatuh namun Dara pingsan)
Awas, tolol!!”
Nata : “(bangkit dan menghampiri Fhy yang masih dalam posisi berdiri membelakangi tembok
kelas) Rasakan ini, wanita sialan! (menghantamkan kepala bagian belakang Fhy ke tembok
sebanyak sepuluh kali) Ahahahaha!”
Fhy : “Na..., na... natttt.... (terbujur kaku di lantai dengan pakaian yang bersimbah darah
akibat hantaman di kepalanya)”
Vero : “(teriak) Nattttttt!”
Dara : “(menangis sambil menutup mulut karena shock) Hikss..., hikss.... Apa yang telah
kalian lakukan? Hikss....”
Nata : “(menoleh ke arah Dara) Diam kamu! Atau kamu akan aku bunuh juga, Dar!”
Vero : “U..., u...udah, Nat! Be..., be...resin.. ma...yatnya! (terbata)”
Tubuh Fhy yang sebelumnya ingin dibuang ke danau akhirnya dibatalkan
karena ketakutan akan siswa lain yang melihat mereka sedang membawa
mayat, lebih memilih menyembunyikan di dalam gudang sekolah yang
terletak agak jauh dari kelas mereka. Dan tak lupa mereka membersihkan
bercak darah yang ada di lantai kelas sehingga tidak menimbulkan suatu
kecurigaan. Namun, sejak saat itu hubungan antara Vero, Nata, dengan Dara
kurang baik.

10 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 4

Bel panjang berbunyi. Begitu sepi siang ini, Bill merasa ada yang mengganjal
sejak tadi pagi. Ia menduga-duga telah terjadi sesuatu yang belum pernah ia
ketahui sebelumnya. Tanpa dituntun ia telah melewati sebuah gudang
sekolah yang tak terawat, yang ia rasa seperti ada seseorang sedang meminta
tolong di dalamnya.
Bill : “(membuka pintu) Sepertinya ada yang meminta tolong? Halooo!”
Lima menit kemudian terdengar suara tubrukan antara benda satu dengan benda lain
yang diselingi rintihan seseorang.
Bill : “(terkejut) Ah, sial! Pasti ulah kucing!”
Fhy : “(merintih) Tolooooongg..”
Bill : “(menemukan tubuh Fhy) Ah, kamu!”
Fhy : “Keluarkan aku dari sini.... (menutup mata)”
Bill : “Oke, oke! (berusaha membangunkan Fhy namun Fhy sudah tak berdaya).
Tolooong! Tolooooong! Woy, tolong! Siapapun di luar!”

11 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 5

Sementara itu di rumah Jerry. Aldo dan Jerry bercerita panjang lebar
mengenai surat yang sengaja Jerry tulis untuk seseorang yang sangat ia sukai
di kelas, dan Aldo sebagai perantaranya.
Jerry : “(memulai cerita) Do, gimana tadi? Sukses? Kok tadi kamu langsung pulang,
bro? Oh, iya! Dara tadi juga ga kelihatan, padahal sebelum istirahat tadi masih ada.”
Aldo : “(terbata) A’.. a’.. anu, Jer! Tadi, surat cinta yang kamu titip ke aku itu salah
tempat!”
Jerry : “Heh? Salah tempat apanya?”
Aldo : “Itu, aku naruhnya di dalam tas punya Fhy, bukan di dalam tasnya Dara. Pas
mau aku ambil balik, eh! Mereka keburu datang.”
Jerry : “Alamak! (membanting stik game yang sejak tadi dipegangnya) kenapa bisa sih,
Do?! Terus kamu kemana waktu itu?”
Aldo : “(memungut kembali stik game yang terjatuh) Sorry, Jer, ada kesalahan teknis.
Sedikit sih. Tadi aku langsung cabut ke aula, ya, nemuin kamu juga. (mencoba melucu)”
Jerry : “Ini masalah serius, Aldo. Ga ikhlas banget jadi sahabat.”
Aldo : “Hehe, besok deh. Besooook....”
Jerry : Aaaargh!”

12 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 6

Seminggu setelah kepergian Fhy. Dara yang lagi duduk sendiri di dalam kelas
begitu sedih dikarenakan kepergian sahabatnya Fhy, ia tak tahu harus
berbuat apa lagi untuk membuat Fhy kembali. Jangankan kembali, mayatnya
pun tidak pernah ia ketahui.
Dara : “(sedih) Maaf, ya, Fhy...”
Vero : “(menghampiri Dara) Dar, ke kantin yuk?”
Nata : “Iya nih, udah lama ga jalan bareng.”
Dara : “(teriak) Pergi! Pergi kalian! Jangan sok baik di hadapanku!!”
Vero : “(bentak) Apa, hah?!”
Nata : “Nih orang diajak gabung malah ngajak ribut!”
Dara : “Ahahahaha! Kalian berani bilang seperti itu setelah berhasil menyingkirkan
sahabat kalian sendiri? Hah!”
Nata : “Dia bukan sahabatku!”
Nike : “Ada apa, Dar? Kok ribut?”
Vero : “(melototi Nike) Diam kamu!”
Nata : “(sinis terhadap Dara dan Nike) Kalian berdua bikin muak tau ga!!”
Nike : “Udah yuk, Dar. Ke kantin aja deh? Orang gila macam mereka ini pasti ada
hubungannya dengan absennya Fhy di kelas akhir-akhir ini. Mana mau ujian lagi.”
Nike dan Dara akhirnya sepakat untuk ke kantin sementara itu Bill masuk ke
dalam kelas dan duduk di sudut belakang tanpa sepengetahuan Vero dan
Nata.
Vero : “Nat, kamu mimpi ga semalam?”
Nata : “Aku dapat mimpi yang sama selama empat hari berturut-turut. Mataku
masih fresh ga?”
Vero : “Apa ini karena make up-nya yang kurang atau ga cocok, ya? Hm, atau arwah
Fhy dendam sama kita?”
Nata : “Pssssstt! (menoleh ke belakang dan terkejut ketika tahu ternyata ada Bill di dalam
kelas besama mereka) Astaga! Kamu nguping, ya?!”
Vero : “Dia ga dengar deh! Orangnya aneh! Pulang aja yuk? (sambil berlalu membawa
tas mereka)”

13 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
Bill : “Dasar orang-orang licik. Cih! (mengetik sebuah pesan singkat melalui handphone
sambil mondar-mandir)”

14 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 7

Malam hari di rumah Nata. Kebetulan Vero merasa takut tidur di rumahnya
sendiri, maka menginaplah dia di rumah Nata. Hingga pagi menjelang, Nata
sulit untuk tertidur karena bayang-bayang akan arwah gentayangan
sahabatnya.
Fhy : “(sosok arwah gentayangan yang terlihat buruk keadaannya) Salah siapa aku matiii?
Salah siapa aku matiiiiii? Hikss....”
Nata : “(mencoba melepaskan diri dari ketakutan) Bukan aku, Fhy.. Bukan aku!”
Vero : “(membangunkan Nata) Nat, bangun, Nat! Nat! Nat!”
Nata : “(bangkit dan berteriak) Aaaaah, jangaaan!”
Vero : “Nih, minum dulu.... (menyodorkan air dalam gelas)”
Nata : “Fhy! Ya, dia Fhy! Dia ingin balas dendam, Ver! Dia tadi ada di situ
(menunjuk sudut kamarnya)”
Vero : “Kamu mimpi buruk dan parno, Nat. Tenangin diri kamu dulu.”
Nata : “Ga, Ver. Tadi dia datang. Terus bilang gini..., salah siapa aku mati, salah
siapa aku mati! (panik sambil mengacak-acak rambutnya karena ketakutan)”
Vero : “(memeluk Nata) Udah....”

15 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 8

Pada hari dimana seluruh siswa telah mengetahui kepergian Fhy, mereka
bertanya-tanya apa yang menyebabkan kematiannya dan mereka juga heran
setelah kepergian Fhy banyak hal aneh yang terjadi. Satu persatu muncul
kematian mendadak.
Keesokan harinya....
Nike : “Bill, punya tipe-x ga?”
Bill : “(menyodorkan tipe-x) Nih!”
Nike : “(memakai tipe-x tersebut setelah itu mengembalikannya kepada Bill) Nih! Thanks
ya!”
Bill : “Nik, bisa mintol ga?”
Nike : “Ya, mitol apa?”
Bill : “Kamu punya arsip denah sekolah ini kan? Bisa kupinjam?”
Nike : “Umm, bentar, ya! (berlari ke meja guru dan mengambil arsip di dalam laci dan
memberikannya pada Bill)”
Bill : “Oh, thank you! Aku duluan, ya? (keluar kelas sambil tersenyum)”
Nike : “Most welcome.”
Di bangku lain, Aldo hari ini terlihat bingung.
Aldo : “Ver, kamu lihat Jerry dimana tadi?”
Vero : “Cari tahu sendiri! Tadi sih di kantin 10 tuh!”
Nata : “Emang kenapa, Do?”
Aldo : “Dia lagi marah. Eh, aku ke kantin duluan, ya! Kalau dia udah ke kelas
sebelum aku datang, entar sms. (berlari)”
Nata : “Eh, Do! Do! Do! Yaaaah.. (lemas kemudian memegang kedua tangan Vero dengan
erat karena ketakutan) Ver, ngerasa aneh ga? Kelas kita kok jadi sepi gini sih?!”
Vero : “(melepas paksa pegangan Nata) Ih! Apaan sih! Ga usah lebay deh!”
Nata : “(gemetar) Kok gitu sih, Ver? Temenin aku dong? (memelas) yah, yah, yah? Ke
toilet tapi....”
Vero : “Ga, ah, males.”
Bill kemudian datang.

16 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
Bill : “(berjalan santai membawa buku untuk Nata) Ini, katanya kamu disuruh antar ke
ruang Pak Kepsek se-ka-rang!”
Nata : “Hah! Masa, sih aku (menunjuk wajahnya dengan heran)?”
Bill : “Ya, udah. Kalo ga yakin, ga usah. (berlalu)”
Vero : “Huh! Cuek banget sih jadi orang. (menoleh kearah Nata) Nat, mending
buruan kesana deh sebelum ditunggu Bapak kamu!”
Nata : “Yeeee! (berlalu)”
Tiba-tiba pintu kelas terkunci rapat dan tak ada seorangpun yang masuk,
Vero terperangkap, terjerembab dalam kesunyian kelas. Apalagi kini dia
sedang dihantui bayang-bayang arwah Fhy.
Vero : “(panik berusaha membuka pintu) Woy! Yang di luar jangan main-main dong!
Oke, kalian sukses ngerjain aku. (jeda beberapa detik) Ya, aku takut... Nat! Bill!”
Dan tiba-tiba kursi yang ada di sudut belakang terjatuh hingga menimbulkan
suara dentuman yang keras, namun kenehan tersendiri bagi Vero.
Vero : “(kaget) Hah! (semakin keras memukul pintu) Dar, aku tahu ini pasti ulah kamu!
Dar?”
Sekali lagi terdengar suara kursi yang terjatuh.
Vero : “Ga! Ini bukan Fhy! Fhy udah mati! (terduduk sambil menutup mata dan telinga)”
Fhy : “(muncul dari sudut kelas tempat kursi itu terjatuh) Verooooooo... Veroooooo..”
Vero : “(membuka mata dan berteriak) Aaaaaaaaaa! Ga! Ga! Ga mungkin!”
Fhy : “(perlahan menuju Vero) Ver, ini aku. Sahabat kamuuuu. Apa kamu masih
mengingatku? Masih ingat bagaimana aku mati?”
Vero: “(terbata) Ka..., ka..., ka... kamuuu. (berlari untuk bersembunyi dibalik meja guru)
Pergi brengsek! Aaaaaa!”
Fhy : “Salah siapa aku mati? Salah siapa aku mati? (bersedih)”
Sosok Fhy muncul tiba-tiba di hadapan Vero.
Fhy : “(tertawa) Ahahahaha! Ahahahaha! Kalian jahat, membunuh aku seperti ini.
Kini aku ingin kalian ikut denganku. Ahahahaha!”
Vero : “(berteriak lalu mendorong sosok Fhy hingga sosok Fhy terpental kemudian terjatuh
dan bergerak mundur ke belakang) Aaaaaaa! Jangan, Fhy!”
Fhy : “(lama terduduk menunduk kemudian bangkit) Kamu akan mati! Mati! Mati!”

17 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
Ketika sosok Fhy semakin dekat padanya, Vero kemudian bangkit dan berlari
menuju pintu. Namun pada saat ia berlari, kakinya terkilir hingga membuat
ia terjatuh yang tanpa sadar matanya tertancap pada sebuah patahan kayu
kursi yang runcing di lantai. Saat itu pula Vero tergolek tanpa nyawa.
Vero : “(mencabut kayu yang tertusuk dimatanya) Aaaaaa! (tergolek tanpa nyawa dengan
mata sebelah yang masih terbuka)”
Fhy : “Ahahahaha! Ahahahaha! Ahahahaha!”
Satu jam kemudian Nata kembali ke kelas dengan perasaan kesal terhadap
Bill sampai-sampai dia harus mencaci Dara yang berpapasan dengannya.
Namun, ekspresinya berubah seketika ketika mendapat mayat Vero yang
telah mati secara tragis di belakang bangkunya.
Nata : “(bergumam) Sial! Dari tadi nyari Pak Kepsek susah amat sih! Gara-gara Bill
aku sampai harus keringatan gini! (kemudian melihat Dara berjalan di sampingnya)”
Dara : “(memakan snack dan mengangkat handphone miliknya) Halooo? (terputus) siapa,
ya?”
Nata : “(merampas snack milik Dara lalu membuangnya) Ish, berisik amat sih kamu!”
Dara : “(mengambil snacknya yang terjatuh kemudian membuang isinya ke kepala Nata)
Kamu gila, ya? Ga ada yang gangguin malah sibuk sendiri! (berlari ke arah
berlawanan)”
Nata : “(memperbaiki rambutnya dan berjalan menuju kelas) Aaaah! Ish!”
Di dalam kelas....
Nata : “(terkejut saat menemukan mayat Vero) Aaaaaaaaaaaa!”

18 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 9

Pagi-pagi sekali, Aldo dan Bill sudah berada di kelas. Terlihat beberapa polisi
sedang bertanya kepada beberapa siswa yang berkumpul di luar kelas,
menyelidiki kasus kematian yang telah terjadi di sekolah. Hari yang malang
bagi Aldo dan Jerry, persahabatan mereka akhirnya terputus akibat kesalahan
seseorang yang dengan sengaja mencari celah untuk menghancurkan
mereka. Bill pun kena amarah dari Aldo gara-gara seseorang yang mengirim
kertas bertuliskan “SALAH SIAPA AKU MATI ?!” bertinta darah asli entah
itu dari hewan ataukah manusia.
Aldo : “(marah dan memukul meja) Woy, kamu jangan cari gara-gara!”
Bill : “(berdiri) Maksud kamu apa, hah?!”
Aldo : “(menunjukkan kertas misterius tersebut) Apa ini?! Jangan pura-pura ga tahu,
sudah jelas-jelas ini kertas milikmu!”
Bill : “Bodoh! Kamu pikir dengan kertas milikku, kamu sudah yakin bahwa itu
tulisanku?! (menunjuk otak Aldo) Pikir dong, bro. Pikir!”
Aldo : “(melihat kertas misterius yang dipegangnya) Ini pasti ulah Jerry!”
Terlihat Jerry masuk ke kelas mengenakan sweater yang ia pakai setiap
berangkat ke sekolah. Saat Jerry hendak melepas sweater miliknya tiba-tiba
Aldo mendorong Jerry hingga merapat ke dinding kelas.
Aldo : “(melabrak Jerry kemudian mendoronya sambil menarik baju Jerry) Apa kamu,
hah?!”
Jerry : “Woy, woy, woy, woy. Apaan ini? Lepas ga?! Di luar ada polisi tahu!”
Aldo: “Aduuuuh! Lagak! Pura-pura. Ahahahah! Lihat ini? (menunjukkan kertas misterius
tersebut)”
Jerry : “Aldo! Lepas! (mendorong Aldo hingga terbentur ke meja)”
Aldo : “(merintih kesakitan) Aaaaah!”
Jerry : “(mendekati Aldo kemudian merampas kertas misterius itu) Oh, ini! Aku yang
menulisnya, tolol! (merobek kertas itu lalu melemparnya ke kepala Aldo)”
Tanpa sadar ucapannya telah membuat Aldo percaya jika tulisan misterius itu
memang sengaja ditulis oleh Aldo. Padahal Jerry sendiri tidak tahu siapa

19 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
pelaku sebenarnya. Hanya saja ia sendiri terbawa emosi sehingga tak mampu
mengontrol ucapannya.
Jerry : “Lain kali kalo marah prediksi dulu, bro! (berlalu)”
Aldo : “Bangsat! Jadi kamu yang selama ini mengirim surat tiap tengah malam ke
rumahku untuk membuat aku merasa bersalah atas kematian Fhy?”
Jerry : “(balik) Udah deh, bro. kalo emang kamu ngerasa bersalah, datang aja ke
makamnya sono! Kita aja ga tau di mana tempatnya.”
Aldo : “(berdiri kemudian meninju pipi Jerry) Bangsat kau! (menendang Jerry)”
Bill : “(bangkit, memukul meja sambil berteriak) Woy! Woy! Woy! Stop! Apa-apaan
kalian ini?! (melerai namun ikut kena pukulan)”

20 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 10

Nata akhir-akhir ini terlihat murung dan merasa bersalah atas kehilangan
sahabatnya. Dalam pikirannya bertanya-tanya siapakah pelaku pembunuh
Vero. Di sisi lain dia juga berpikir bahwa kematian Vero ada kaitannya
dengan kematian Fhy. Siang ini di sekolah, Nata mendadak sakit namun sifat
untuk menyakiti orang lain tak ada hentinya ia lakukan. Jika bukan karena
tatapan tajam Bill, ia mungkin bisa membunuh saat itu pula.
Nike : “(berada di meja guru) Baiklah, teman-teman. Berhubung hari ini hari terakhir
kita untuk bertatap muka sebelum Rabu liburan dimulai hingga tiga minggu
kemudian, ada baiknya kita sempatkan diri untuk datang ke pemakaman teman kita
Vero Valentia. Apa ada pendapat lain?”
Dara : “(mengangkat tangan) Selain ke pemakaman Vero. Sempatkan juga berkunjung
ke makam Fhy.”
Jerry : “(sambil memegang pipinya yang biru) Emang kamu tahu makam Fhy dimana,
Dar?”
Dara : “(mencerna perkataannya) Eh, eh... Ga tahu, Jer. Kita coba cari tahu nanti.”
Aldo : “Yaelah, kerjaan! Rumah orangtuanya juga ga tau di mana sekarang, terlalu
banyak kasus ga masuk akal di sekolah ini. Cih! (sambil memegang pipinya yang lebam)”
Jerry : “(membentak Aldo) Aldo!”
Aldo : “Apa, hah? Mau lagi?! (mengangkat genggaman tangannya)”
Jerry berusaha beranjak dari kursinya untuk memberi pelajaran namun usaha
itu dihalangi oleh hatinya sendiri.
Nike : “Udah, udah! Jadi kesimpulannya kita bakal nyari tahu makamnya Fhy
setelah dari pemakaman Vero. Makasih.”
Nata : “(bergumam) Apa sebenarnya yang terjadi?”
Dara : “(mencemooh) Itulah akibatnya, tunggu di mana hari itu akan datang. Selamat
menderita, man-tan sa-ha-bat-ku!”
Nata : “(bangkit kemudian) Diaaaam! Apa jangan-jangan kamu ada sangkut-pautnya
atas kematian Vero?! (mengambil tas lalu melemparnya ke Dara namun yang kena adalah
Nike)”
Nike : “(terjatuh bersama buku yang dibawanya) Aah!”

21 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
Dara : “(menolong Nike) Oh, Nike! Kamu ga apa-apa kan?”
Nike : “Kepalaku, Dar.. Aaauch! Sakit banget. (memegang kepalanya)”
Nata : “(meninggalkan bangku dan menuju Dara dan Nike) Kamu lagi, kamu lagi, selalu aja
kamu! (mengambil tasnya lalu memukulkannya ke kepala Nike sebanyak 10 kali) Rasain ini!”
Nike : “Aah! (pingsan)”
Dara & Nata : “(kaget) Nike!”
Jerry : “Tolongin, woy! (mengangkat tubuh Nike bersama Aldo dan Dara ke UKS)”
Bel panjang berbunyi. Hingga tersisa Nata dan Bill yang masih berada di
dalam kelas.
Nata : “(kembali ke tempatnya dan menyesali perbuatannya) Barusan itu apa? Apa yang
aku lakukan? 10 kali. Ah, 10 kali.... (mengacak-acak rambutnya)”
Ketika Nata menoleh ke belakang, tanpa sengaja ia mendapati Bill tengah
menatapnya dengan tajam namun tatapan itu segera dialihkan oleh Bill
dengan membolak-balikkan beberapa halaman novel yang ia baca. Kejadian
itu berulang hingga sepuluh kali dan membuat Nata merasakan keganjalan.
Bill : “(beranjak pulang dan melewati Nata) E’hm! Ceroboh!”
Nata : “(mengacak-acak rambutnya dan melemparkan buku kearah Bill namun tidak kena)
Aaah, sialan!”

22 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 11

Hari Selasa, hari menegangkan sebaian siswa di kelas ini, satu-persatu orang-
orang yang terlibat dalam kematian Fhy mendapatkan kesialan. Ketika jam
pelajaran sedang berlangsung, Aldo tertidur dan tanpa sadar telah berada di
dalam gudang.
Aldo : “(bangun dari tidur) Hoam.... (heran) orang-orang pada kemana?”
Fhy : “(menampakkan diri) Aldoooooo..., Aldoooooo....”
Aldo : “Aah! Tidak! Tidak! (menampar pipinya sendiri) ini mimpi!”
Fhy : “Salah siapa aku mati, Doooo.... salah siapa? Siapa!”
Aldo : “(berusaha membuka pintu) Ah, sial! Ini gudang!”
Fhy : “(menancapkan pisau di belakang Aldo) Nikmatilah kematianmu!”
Aldo : “A’ a’ apaa ini? (terbata sambil memegang belakangnya)”
Fhy : “(sekali lagi menancapkan pisau di tubuh depan Aldo) Ahahahaha!”
Seketika tubuh Aldo terbujur kaku tak bernyawa dalam gudang hingga baju
yang ia kenakan berlumuran darah telah keluar dari dua sisi tubuhnya.
Sementara di dalam kelas yang sedang sepi.
Nata : “(mengambil tas dan minumannya) Pulang, ah. Kenapa tiba-tiba kepalaku pusing
begini?”
Ketika Nata berjalan selangkah menuju pintu kelas, tiba-tiba terlihat sosok
lain yang dengan sengaja menguncinya dari luar.
Nata : “(berteriak) Siapa sih! Jangan main-main, ga lucu deh! (mencium bau sesuatu)
bau apa ini? Huh, daraaaaah!”
Fhy : “(suara merdu) Nataaa... ini aku sahabatmu, Nat....”
Nata : “(menutup mata dan berteriak) Aaaaaaaaa! Mau apa kamu?! Kamu sudah mati!”
Fhy : “Kita masih sahabatan ‘kan? Tapi kenapa kamu membunuhku?”
Nata : “(menutup kedua telinganya dengan gelisah) Tidak! Kamu salah! Bukan aku yang
membunuhmu. Itu adalah Vero!”
Fhy : “Pembohong! (dengan mata sinis yang kemudian melotot)”
Nata : “Jangan ganggu aku. Jangan.... (mundur ke belakang dengan tetap pada posisi
duduk)”
Fhy : “(melangkah maju mengikuti Nata) Ceritakan padaku!”

23 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
Nata : “Aku khilaf, Fhy. Aku khilaf waktu itu. (bersedih) Hikss, hikssss.... (nadi
tangannya teriris tiba-tiba) Aaaauch! Tanganku!”
Fhy : “(mengeluarkan pisau lalu dengan cepat mengiris wajah Nata) Ikutlah denganku,
Naaaat....”
Nata : “Aaaaaah! Wajahku (memegang wajahnya yang kini berlumuran darah) Da..., da...
daraah! Aaaaaa!”
Dan tibalah saatnya Fhy menusuk pisau ke leher bagian samping Nata
hingga sahabatnya itu meregang nyawa, dengan kondisi yang tragis.

24 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
ADEGAN 12

Tanpa tahu apa-apa Dara dan Nike masih berada di kantin menunggu
selesainya waktu istirahat. Sementara Jerry memilih balik ke kelas karena tak
ada yang perlu dia tunggu lagi semenjak hubungan persahabatannya dengan
Aldo telah putus.
Di kantin sekolah....
Dara : “(melahap makanan di mangkuk sambil berbicara) Nik, kamu ngerasa aneh ga
dengan sikap Bill yang misterius itu? Dingin banget sih dia.”
Nike : “Aneh? Dia emang dingin orangnya, tapi mudah diajak ngobrol kok!”
Dara : “Kata siapa?!”
Nike : “(menunjuk wajhnya dengan sendok) Aku! Tapi, kemarin tuh, ya, dia minta
denah sekolah kita. Buat apa sih? Ikut lomba juga ga.”
Dara : “Nah, tuh ‘kan!”
Nike : “Udah, itu urusan dia. Bukan urusan kita, ngapain ikut campur. Makan udah
yuk terus ke kelas!”
Dara : “(tidak puas) Umm, jawabannya kok gitu....”
Di dalam kelas, Jerry amat terkejut ketika melihat kedua sosok tubuh yang
tergeletak berjauhan dengan keadaan yang mengenaskan. Tubuh Aldo
terbaring sementara Nata dengan posisi duduk di bangku, kepalanya
tertunduk.
Jerry : “Oh, Tuhan! Apa ini?! (melihat mayat Aldo) Astaga, Aldo! (melihat mayat Nata
kemudian mendatanginya) Siapa ini? (membuka rambut Nata) Nata!”
Dan ketika Jerry memegang salah satu bagian tubuh Nata dengan hati-hati,
tiba-tiba tubuh Nata oleng dan kepalanya terbentur di meja dengan pisau
yang masih menancap di lehernya. Jerry panik.
Jerry : “(duduk di salah satu bangku) Apa yang terjadi sekarang? (mengacak-acak
rambutnya) aaaargh!”
Tiba-tiba dari belakang seseorang menjerat leher Jerry dengan tali. Orang itu
adalah Bill yang telah siap dari tadi untuk menjerat seseorang yang
mendapatinya di kelas karena belum sempat ia keluar, Jerry telah lebih dulu
masuk ke dalam kelas. Rupanya Bill telah lama mengalami kelainan

25 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
psikoneurosis dengan multiple personality, yaitu kepribadian ganda, dan
itulah sebabnya ia menjadi misterius selama ini karena takut seseorang akan
mengetahui sikap dan reaksi psikisnya.
Bill : “(menjerat leher Jerry dengan kuat) Halo, Jerry. Ahahahaha!”
Jerry : “(berusaha berbalik dan melepaskan tali di lehernya) A..., a...apaa ini,
Be...Be..Biiiilll! Aaakk!”
Bill : “(senang dan tertawa namun jeratannya semakin kuat) Ahahahaha! Ini..., ini...
saatnya kamu mati! Ahahahaha!”
Dari balik pintu terlihat Nike sedang berdiri menyaksikan mereka kemudian
berlari ke luar kelas untuk meminta bantuan, sementara Dara berlari menuju
Bill dan berusaha mencegahnya.
Dara : “Hentikan, Bill, hentikan!”
Bill : “(mendorong Dara hingga terjatuh) Jangan halangi aku! Aku sedang bermain-
main. Ahahahaha!”
Dara : “(melihat sosok Fhy di depannya) Aaaaaaa!”
Fhy : “(sedih) Salah siapa aku mati, Dar? Salah siaaaapaa?”
Dara : “(menutup mata dengan gelisah) Pergiii!”
Fhy : “Kamu ke mana saat aku mati? Kamu kemana saat jasadku dibuang? Kamu
kemana?!”
Dara : “Cukup! Aku yang salah! Aku terlalu takut saat diancam Nata dan Vero!
Aku tahu mereka membuang mayat kamu di gudang dan aku juga tahu kalau kamu
masih hidup! Billy-lah yang membuat aku merasa tenang ketika melihat dia keluar
dari gudang membawa tubuhmu, tapi apa kamu tahu betapa menderitanya aku
dengan rasa bersalah ini?”
Fhy : “(sedih) Jadi..., jadi kamu udah tahu semuanya? Kenapa kamu ga
mencegahku?”
Dara : “Karena aku adalah sahabatmu dan punya perasaan yang sama denganmu.
Balas dendam terhadap mereka! (mengambil pisau yang tertancap di leher Nata) Baiklah
jika ini maumu! (menusuk perutnya) Aaaah!”
Fhy : “(berusaha mencegah Dara) Jangan, Dar!”
Dara : “(berbicara tersendat-sendat karena darah keluar dari mulutnya) Aku juga salah,
Fhy.... Maafin aku. Uhuk, kamu terlihat seperti hantu beneran.

26 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
Fhy : “Hiks.... Kamu ceroboh. Tapi ini bukan darah asli, Dar. Aku menyuruh Bill
untuk mencampur pewarna merah, biru, sirup jagung dan tepung kanji. (disela-sela
leluconnya tangisnya meledak)”
Dara : “Hehe, sekarang darahnya dari darahku, ya... (menadah darah perutnya kemudian
mengoleskannya ke gaun putih yang dikenakan Fhy dan tak lama kemudian menghembuskan
napas terakhir)”
Fhy : “(memberontak tubuh Dara) bangun, Daaaar....”
Namun nyawa Dara tak dapat tertolong lagi hingga Nike kembali kelas.
Sementara Bill sudah merasa yakin jika Jerry yang ia jerat telah mati namun
sialnya ketika hendak berjalan menuju Fhy, tubuhnya terhuyung-huyung dan
terkapar bersimbah darah di kepalanya yang mengalir di lantai karena terkena
hantaman kuat dari balok yang dipukulkan oleh Jerry.
Bill : “(melepaskan talinya kemudian berjingkrak menuju Fhy) Ahahahaha! Dia mati!
(memegang-megang kepalanya layaknya abnormal seiring perubahan emosinya dari sangat gembira
menjadi sangat sedih dan panik) ahahahaha! Dia mati...! Aku..., aku, hahaha, aku
membunuhnya. Tolooooongg!”
Jerry : “(bangun dan mengambil balok kemudian menghantamkannya ke kepala bagian
belakang Bill) Ini!”
Fhy : “(sambil bersimpuh disamping mayat Dara ia berteriak menyesali perbuatannya)
Aaaaaaaaaaaaaaaaa! Aku yang salah! Aku yang salah! Aku yang salah selama ini! Hiks
hiksss.”
Jerry : “(menuju Fhy lalu menamparnya) Kamu gila! Bangsat! (memegang tubuh Dara dan
mencabut pisau yang tertancap di perut Dara) Dar! Bangun, Dar! Jangan mati! (berteriak)
aaaaaaaa!”
Dari ujung pintu terlihat Nike bersama seorang polisi. Polisi itu kemudian
menangkap Fhy. Tak lama kemudian Jerry ikut tertangkap karena pisau yang
masih digenggamnya diduga telah ikut membunuh Dara.
Nike : “(menunjuk Fhy dengan wajah panik) Itu dia, Pak! (kemudian berlari ke dalam
kelas) Aaaa, Daraaa!”
Polisi : “Baik! (masuk)”
Nike : “(bersimpuh di samping mayat Dara dan bersedih) Dara yang malang. (balik lalu
menampar Fhy dan kembali bersedih) Kamu jahaaaat! Hiks... hiksss.”

27 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !
Jerry : “(bingung) Pak, aku salah apa? Ini..., ini... bukan aku yang membunuhnya.
Pak!”
Polisi : “Sudah, diam! (membawa Jerry & Fhy keluar)”
Akhirnya sekolah mereka ditutup dan Nike memilih untuk pindah sekolah di
luar negeri lalu peristiwa itu dikenang sebagai hari terburuk baginya dimana
hari itu adalah hari terbantainya beberapa siswa dalam satu hari di kelas yang
sama. Fhy dianggap telah melakukan pelanggaran yang amat besar hingga ia
harus di hukum mati, sementara Jerry yang tak tahu bagaimana nasibnya.
Diduga ia telah melarikan diri dari penjara dan memilih untuk mengasingkan
diri sejauh mungkin dari Kendari.

********************
THE END

28 | S a l a h S i a p a A k u M a t i ? !

Anda mungkin juga menyukai