Anda di halaman 1dari 64

Pemilihan GTK TK Berprestasi dan Berdedikasi 2018

Media Informasi Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas

DIKLAT BERJENJANG
RAIH PENGHARGAAN

UNESCO

Edisi IX / TAHUN IV / NOVEMBER / 2018


Selamat
Hari Guru Nasional
25 November Tahun 2018

Guru yang baik itu ibarat lilin,


Membakar dirinya sendiri
demi menerangi
JALAN ORANG LAIN.

~ Mustafa Kemal Atatürk, translated from Turkish ~


SAMBUTAN DIREKTUR

S
elamat Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap tanggal 25 November. Mari
kita sejenak merenung bersama, apakah tugas-tugas sebagai guru selama ini sudah
dijalankan dengan tepat dan sebaik-baiknya. Sudahkah kita mengembangkan kreavifitas
dan inovasi pembelajaran dengan menyesuaikan perkembangan zaman serta kebutuhan
peserta didik. Di tataran pengambil kebijakan, masih banyak hal yang harus di sempurnakan,
mulai regulasi hingga program-program yang digulirkan belum sepenuhnya menyentuh kalangan
GTK PAUD dan Dikmas, termasuk mereka yang mengabdi di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan
Tertinggal).
GTK PAUD dan Dikmas di Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan yang semakin
berat bersamaan dengan datangnya era revolusi industri 4,0. Era ini ditandai dengan sistem
cyber-physical, di mana industri mulai menyentuh dunia virtual. Revolusi industri 4,0 merupakan
inovasi disruptif yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar
yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi yang sudah ada.
Inilah tantangan berat era digital yang sudah tampak di depan mata yang harus dihadapi GTK
PAUD dan Dikmas. Perbaikan kualitas diri seorang GTK PAUD dan Dikmas mutlak harus dilakukan,
selain harus memperbaiki kualitas performanya. Tuntutan yang tampak pada era revolusi
industri 4,0 bagi seorang guru bahwa ia harus semakin akrab dan ramah dengan dunia digital
tanpa mengesampingkan tugas mulianya sebagai pendidik yang mengajarkan dan meneladani
budi pekerti yang luhur.
Dalam era revolusi industri 4,0, guru juga dituntut bisa mengonstruksikan kreativitas,
pemikiran kritis membangun kerjasama, serta harus mampu menguasai teknologi informasi dan
komunikasi. Guru harus mampu berdiri di tengah peserta didik, mengarahkan dan mengantarkan
hingga mencapai kecakapan-kecakapan tersebut.
Tidak ada salahnya mengutip apa yang disampaikan konglomerat asal China, Jack Ma pada
pertemuan tahunan World Economic Forum 2018. Ia mengatakan bahwa pendidikan mendapat
tantangan terbesar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, maka 30
tahun mendatang akan mengalami kesulitan lebih besar.
Ini adalah sinyal yang harus segera ditangkap GTK PAUD dan Dikmas. Lakukanlah
perubahan dalam proses belajar-mengajar. Proses pendidikan tidak dibatasi ruang dan waktu,
buatlah kreasi dan inovasi dari sesuatu yang ada. Niscaya daya kreasi dan inovasi akan terus
berkembang. Jangan membelenggu kreativitas karena sesuatu yang tidak ada, karena itu hanya
akan menghentikan inovasi.

Dr. Abdoeallah, M.Pd

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 1


MISI Salam
Redaksi
Pembina
Dr. Supriano, M.Ed
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pengarah
Dr. M. Qudrat Wisnu Aji, SE. M.Ed
Sekretaris Ditjen. GTK

Penanggung Jawab

D
Dr. Abdoellah, M.Pd
ari ruang redaksi majalah MISI di Gedung D lantai 13, kami sampaikan salam jumpa
dan salam hangat kepada pembaca yang budiman di manapun berada. Setapak
Pemimpin Redaksi demi setapak, jalannya waktu tahun 2018 sudah mendekati akhir. Kami harus
Ir. Alhidayati Aziz, M.Si berjibaku menuntaskan pekerjaan yang belum terselesaikan di tahun 2018 ini.
Kepada kawan-kawan pegawai Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas, semoga senantiasa
Editor diberi kesehatan dan kebarokahan dalam menjalankan tugas.
Drs. Suyatno, MM
Drs. Nasruddin Izinkan kami sampaikan pula Selamat Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2018.
Peringatan HGN yang jatuh pada tanggal 25 November merupakan hari bersejarah bagi
Dra. Suhatri, M. Si
kalangan guru di Indonesia. Semoga ke depan, guru Indonesia khususnya guru-guru yang
Dr. Agus Rachman, M.Pd
mengabdi pada pendidikan nonformal atau PAUD dan Dikmas diberikan keberkahan dan
Ir. Komaruddin, M.Pd., M.Si
kekuatan.

Redaktur Majalah MISI edisi 9 tahun ke-4 atau edisi 2 di tahun 2018 ini telah merangkum
Saiful Anam, Dipo Handoko, Mukti Ali berbagai peristiwa menarik. Kami mulai dari peristiwa terhangat yang terjadi pada awal
Rihad Wiranto, Taufik Alwie, Oktober 2018, di mana tanggal 5 Oktober Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas bertandang
A. Fauzi Ramdani, Nur Diansyah ke kantor UNESCO di Paris, Prancis untuk menerima penghargaan atas kinerja
meningkatkan kompetensi guru-guru PAUD melalui Diklat Berjenjang. Penghargaan ini
Desain Visual diberikan bersamaan dengan peringatan Hari Guru Internasional yang jatuh pada tanggal
Ari Subhan Hariri 5 Oktober. Dan peristiwa menggembirakan tersebut kami sajikan dalam Laporan Utama.
Peristiwa besar lainnya adalah Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi
Sekretariat dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2018 yang telah rampung dilaksanakan pada
Emilda Lovisia, SE, M.Pd, bulan Agustus lalu. Kegiatan tahunan ini adalah bentuk perhatian pemerintah khususnya
Tri Suci KC Kemendikbud terhadap pengabdian dan kinerja yang telah dilakukan GTK PAUD dan
Dra. Lina Hutahaean Dikmas di manapun berada.
Waras, M.Pd.
Di bagian lain tersaji juga paparan dari tiap kepala Subdirektorat di lingkungan
Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas pada saat Pemilihan GTK PAUD dan Dikmas
Diterbitkan Oleh Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2018. Dan selebihnya, majalah ini
Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan diisi best practices yang merupakan profil dari para GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi
PAUD dan Dikmas yang terpilih melalui ajang Pemilihan GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi
Tingkat Nasional Tahun 2018 serta sebagian lagi dari para juara Apresiasi GTK PAUD dan
Alamat Redaksi Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2018 yang telah berlangsung
Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas bulan Juli lalu di Pontianak, Kalimantan Barat.
Gedung D Lt. 13,
Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta Selamat membaca, !
Telp/fax (021) 57946130, 57946131
Website: www.pgtkpauddikmas.kemdikbud.go.id

2
DAFTAR ISI
4

LAPORAN UTAMA 4-13 GURU 32-47


Diklat Berjenjang Raih Penghargaan UNESCO Cerimen Tingkatkan Prestasi Peserta Didik dan Guru TK
Strategi Tingkatkan Kompetensi Guru PAUD Guru TK Pintar Menulis Buku Cerita
Mengatasi Anak Berkata Kotor
PERISTIWA 14-19 Gunakan Kartu Acak Bangun Karakter
Ajang untuk Tingkatkan Kompetensi dan Prestasi Mengajar dengan Jaring Pengetahuan
Jadi Tukang Parkir Demi Sekolah
PROGRAM 20-23 Belajar Sambil Mengolah Pisang
Mengenal Mobilitas Diklat Vokasi di Denmark Sempat Bimbang Tentukan Jurusan
Grand Desain Penerimaan dan Pemerataan Guru
TENAGA KEPENDIDIKAN 48-60
PENGENDALIAN 24-25 Ibu Motivatorku Bapak Teladanku
Guru Harus Kuasai Teknologi Informasi Tangguh Bagai Srikandi
Kompetensi Guru Naik Berkat “Gaul”
KOMPETENSI 26-27 Terinspirasi Semangat Ibu
Terus Tingkatkan Kompetensi dan Kualifikasi di Era Globalisasi Cara SMART Kembangkan Taman Bacaan Kolong
Pernah Jadi Pembantu Rumah Tangga
KESHARLINDUNG 28-29
Pacu Tenaga Pendidik dan Kependidikan Terus Berinovasi

KINERJA 30-31
Mencapai Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

8 14

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 3


LAPORAN UTAMA

K
Penghargaan diserahkan oleh Menteri Pendidikan Uni Emirat Arab (UEA),
Sheikh Rashid bin Hamdan bin Rashid Al Maktoum, abar gembira datang dari Direktorat
didampingi Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay.
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (Direktorat PGTK PAUD dan
Dikmas). Pasalnya tanggal 5 Oktober 2018 diundang
ke kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis untuk
Peningkatan Kompetensi Guru PAUD menerima penghargaan atas program peningkatan
kompetensi guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
yang sudah dilaksanakan selama ini. Penghargaan
sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Guru
Internasional tiap tanggal 5 Oktober.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr.

Raih Penghargaan
Muhadjir Effendy, M.P.A turut gembira atas capaian
yang diraih Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas

UNESCO
tersebut. “Selamat atas prestasi yang diraih Direktorat
PGTK PAUD dan Dikmas, semoga penghargaan ini
menjadi penyemangat dalam memberi pelayanan
yang lebih baik lagi. Jangan berpuas diri, lakukan
inovasi dan kreasi baru, karena tantangan ke depan
yang dihadapi guru termasuk guru PAUD sangat
besar,” ujarnya.

4
guru-guru PAUD yang mampu mendidik Dikembangkan Sejak Tahun 2010
anak Indonesia mencapai kemampuan Program Diklat Berjenjang sendiri, kata Abdoellah
optimalnya. “Kami seluruh keluarga mulai dikembangkan Direktorat PGTK PAUD dan
besar Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas sejak tahun 2010. Program ini berfokus pada
Dikmas menyampaikan terimakasih pengembangan dan peningkatan kompetensi guru
kepada semua yang terlibat dalam pada pendidikan anak usia dini (PAUD), khususnya
peningkatan kompetensi guru PAUD pada daerah-daerah terpencil di Indonesia melalui
melalui Diklat Berjenjang sehingga bisa pemberdayaan sumber daya manusia (SDM)
meraih pengakuan berharga dari UNESCO. setempat. “Program ini membantu memenuhi
Penghargaan ini kami persembahkan bagi kebutuhan Indonesia akan guru yang terampil,
seluruh guru PAUD di Indonesia, merekalah khususnya dalam menciptakan lingkungan belajar
Pada
pemenang yang sejati,” ujar Abdoellah. yang menstimulan perkembangan anak usia dini.
Lokakarya
Nasional saat Program Diklat Berjenjang yang berhasil meraih Melalui Diklat Berjenjang kami siapkan pelatih guru
menyambut Hari Guru Internasional yang penghargaan tersebut merupakan satu dari tiga potensial, untuk kemudian memberikan panduan
diselenggarakan tanggal 2 Oktober di kantor nominasi yang sama-sama meraih penghargaan langkah demi langkah dalam pengembangan
Kemendikbud, Mendikbud Muhadjir juga serupa. Ketiga program itu mampu menyisihkan 150 pembelajaran anak usia dini,” kata Abdoellah.
menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya nominasi lainnya dari berbagai negara. Dua nominasi Abdoellah juga mengatakan, bahwa sejak
meningkatkan harkat dan martabat guru. Peningkatan lain yang sama-sama meraih penghargaan tersebut digulirkan, Diklat Berjenjang mendapat sambutan
kesejahteraan sejalan dengan upaya pemerintah adalah, Center for Mathematics of University of Chile luar biasa dari masyarakat, bahkan banyak di
mendorong profesionalisme guru di Indonesia yang (Chile), dan Fast Track Transformational Teacher antaranya menggunakan dana pribadi untuk
berjumlah lebih dari 3 juta orang guru. “Saat ini kita Training Program yang diimplementasikan di Ghana mengikuti diklat secara mandiri, hingga tercatat
sedang berusaha keras menjadikan guru sebagai (Inggris). jumlah guru PAUD yang telah mengikuti diklat
pekerjaan profesional. Sehingga tidak sembarang Ketiga pemenang berhak atas pendanaan hingga saat ini sebanyak 175.828 orang. Lebih lanjut
orang menangani pekerjaan guru,” kata Muhadjir. sebesar USD 100.000 untuk pengembangan masing- Abdoellah mengatakan, bahwa usia dini merupakan
Sementara itu, di tempat terpisah, Direktur PGTK masing program lebih lanjut. Penghargaan tersebut usia emas karena fisik dan otak anak berada di
PAUD dan Dikmas, Dr. Abdoellah, M.Pd menyampaikan diserahkan oleh Menteri Pendidikan Uni Emirat masa pertumbuhan terbaiknya, di mana kemampuan
terimakasih atas penghargaan Hamdan Prize Arab (UEA), Sheikh Rashid bin Hamdan bin Rashid otak menyerap informasi sangat tinggi. Di masa ini,
yang baru saja diterima. Penghargaan tersebut Al Maktoum, didampingi Direktur Jenderal UNESCO, stimulasi pendidikan yang positif sangat penting
merupakan pengakuan internasional atas kerja keras Audrey Azoulay. bagi perkembangan anak, karena stimulan yang
pemerintah bersama para mitra dalam menyiapkan positif akan mampu mengembangkan potensi anak

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 5


LAPORAN UTAMA
Aziz yang saat itu menjabat sebagai Kasi PAUD Formal Anak Berkebutuhan Khusus. Materi konsep dasar
pada Subdit PTK PAUD menegaskan keterlibatan PAUD diakui oleh sebagian besar (83%) guru peserta
berbagai pihak dalam peningkatan kompetensi diklat memiliki kontribusi besar dalam melaksanakan
ini juga tidak dapat dipandang sebelah mata. kegiatan pengembangan. Keberadaan materi diklat
Lebih dari 95% PAUD di Indonesia dikelola tersebut mampu menguatkan tugas dan peran guru,
oleh masyarakat dengan jumlah yang menjadikan guru menjadi kenal dan memahami
terus meningkat dari tahun ke tahun. karakteristik, tumbuh kembang, dan gizi anak.
Pada 2011 terdapat 140.348 satuan
PAUD, hingga saat ini mencapai
202.795 satuan PAUD. “Sedangkan Guru Mampu Menyusun RPPH
jumlah guru PAUD yang tercatat Guru juga memperoleh pengalaman khusus dalam
pada Dapodik saat ini mencapai menangani anak berkebutuhan khusus. Sebelum
511.041 orang”, kata Alhidayati Aziz mengikuti diklat guru tidak memiliki pengetahuan
yang kini menjabat sebagai Kepala untuk memperlakukan anak berkebutuhan khusus,
Subbagian Tata Usaha Direktorat dan cenderung mengabaikan keberadaannya.
PGTK PAUD dan Dikmas. Setelah mengikuti diklat, guru mampu memberikan
perhatian yang sama kepada anak berkebutuhan
khusus sebagaimana anak yang normal lainnya.
Keunggulan Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar Keikutsertaan guru PAUD dalam diklat berjenjang
tingkat dasar telah meningkatkan kemampuan guru
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar berhasil
dalam menyusun Rencana Program Pembelajaran
menjadikan guru PAUD lebih berdaya dalam
Harian (RPPH), Rencana Program
tersebut. “Mengingat pentingnya peran guru pada melaksanakan pengembangan anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini (PAUD), Kemendikbud Hal ini terbukti dari perubahan pengetahuan
melakukan berbagai program dan inovasi untuk terus dan keterampilan guru PAUD, sehingga mampu
meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional
dalam memaksimalkan tumbuh kembang anak. Salah kepribadian, dan sosial guru PAUD. Perubahan
satunya melalui Diklat Berjenjang tersebut,” katanya. tersebut sangat dipengaruhi oleh perolehan hasil
belajar dari keikutsertaan guru PAUD pada diklat
Ir. Alhidayati Aziz, M.Si, pejabat yang terlibat
berjenjang tingkat dasar.
intensif dari awal dalam penyusunan kurikulum
program Diklat Berjenjang (tingkat dasar, lanjut, Materi yang disajikan dalam diklat memiliki
dan mahir), menambahkan bahwa program Diklat tingkat keterterapan tinggi pada proses
Berjenjang diimplementasikan tidak semata oleh pembelajaran, Pada diklat berjenjang tingkat
Kemendikbud, tetapi melibatkan masyarakat hingga dasar guru dibekali dengan materi tentang
pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, lanjuut Alhidayati konsep dasar PAUD, Perkembangan Anak Usia Dini,
Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini, dan Pengenalan

Pembelajaran Mingguan
(RPPM), dan Program Semester (Prosem), sehingga
guru bisa dan terbiasa membuat rencana
pembelajaran secara mandiri. Setiap guru yang
akan masuk kelas sudah menyiapkan rencana
pembelajaran. Melalui diklat berjenjang tingkat dasar
guru memperoleh pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan kegiatan pengembangan anak
usia dini. “Guru semakin menyadari bahwa mendidik
anak usia dini tidak hanya sekedar bernyanyi dan
tepuk tangan. Guru menjadi kenal dengan berbagai
model dan metode pengembangan anak usia dini,
seperti pembelajaran saintifik, pembelajaran sentra,
dan pembelajaran area,” kata Abdoellah.

6
Pembelajaran tidak lagi berkutat pada
baca, tulis, hitung (calistung), tetapi sudah
banyak menggunakan metode belajar melalui
bermain dengan menggunakan berbagai media
permainan. Kemampuan lain yang dimiliki guru
setelah mengikuti diklat adalah kemampuan
untuk membuat media pengembangan anak
usia dini; seperti mampu membuat playdough
sendiri, membuat kartu huruf, media gambar
berseri, dan boneka tangan. Guru juga mampu
mengembangkan media permainan dari bahan-
bahan bekas serta benda-benda dari lingkungan
sekitar seperti batu-bauan, pasir, biji-bijian,
daun-daunan, air, dan tanah.
Dalam proses pembelajaran, hampir seluruh
(95,5%) guru peserta diklat menyatakan selalu
mendemonstrasikan kemampuan khusus, seperti
menggunakan pendekatan tematik, berpusat
pada kebutuhan anak, menggunakan prinsip
belajar melalui bermain, menciptakan kegiatan Kegiatan interaktif edukatif yang dimaksud diklat menyatakan selalu melaksanakan kegiatan
yang kreatif dan inovatif serta mengembangkan adalah mampu menunjukkan perhatian dan sikap penilaian proses maupun hasil pengembangan anak
kecakapan hidup. Apalagi dengan adanya bersahabat, terbuka serta penuh pengertian pada usia dini. Bentuk-bentuk format penilaian yang biasa
pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD, anak, memelihara ketertiban anak, melakukan digunakan meliputi penilaian harian seperti catatan
maka setiap guru menjadi lebih aktif untuk komunikasi secara efektif, mengembangkan anekdot, checklist, dan hasil karya.
melaksanakan program pembelajaran saintifik hubungan dengan anak secara serasi, menghargai
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar bagi GTK PAUD
dengan memanfaatkan sumber belajar dari keragaman anak dan membantu anak untuk
ini mampu meningkatkan kompetensi kepribadian
lingkungan sekitarnya. Memberikan kesempatan mengenal kelebihan dan kekurangannya, membantu
Peserta pelatihan yang mengikuti Diklat Berjenjang
belajar kepada anak melalui kegiatan bermain. menumbuhkan kepercayaan diri anak; dan
Tingkat Dasar berdasarkan jenis kelamin didominasi
membetulkan kesalahan berbahasa anak. Guru
Setelah mengikuti diklat, guru menjadi tahu cara oleh perempuan yaitu sebanyak 97,8% dengan
juga mampu memberikan perhatian khusus untuk
berkomunikasi yang baik dengan anak usia dini, sebaran usia antara 30-45 tahun. Peserta diklat
menolong anak-anak yang tertinggal.
menjadi pribadi yang penyabar dan terarah dalam berjenjang tingkat dasar sebagian besar (62,5%)
mengajar. “Sebanyak 89,7% guru peserta diklat Melalui Diklat Berjenjang Tingkat Dasar, guru memiliki masa mengajar antara 5–10 tahun, dan 61,1%
menyatakan selalu melakukan kegiatan interaktif menjadi tahu tentang cara melakukan penilaian peserta yang mengajar di kelompok bermain belum
edukatif dalam pembelajaran,” ujar Abdoellah. terhadap perkembangan anak. Kegiatan penilaian tersertifikasi.
terhadap proses dan hasil pengembangan sudah
Setelah mengikuti diklat berjenjang tingkat
dilaksanakan. Hampir semua (94,8%) guru peserta
dasar, guru memiliki kepercayaan diri, disiplin,
beretika, berpenampilan lebih sopan dan
menarik saat melaksanakan pembelajaran
di kelas. Guru PAUD juga termotivasi untuk
meningkatkan kualifikasi akademik, dengan
mengikuti program sarjana PG-PAUD.
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar mampu
meningkatkan kompetensi sosial guru, terbukti
dari adanya kegiatan parenting yang dilakukan
di lembaga bekerjasama dengan orang tua,
pihak desa dan masyarakat. “Hal ini juga
terbukti dari analisis data yang membuktikan
bahwa sebanyak 71,7% telah mampu
membangun kerjasama dengan orang tua dan
masyarakat dalam program pengembangan
anak usia dini,” kata Abdoellah.

Mukti Ali

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 7


LAPORAN UTAMA

Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD

Kompetensi Guru PAUD


P
endidik PAUD adalah tenaga profesional yang yang sangat tinggi baik secara kualifikasi akademik penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bertugas merencanakan, melaksanakan maupun kompetensi. Tidak jarang ditemukan bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan
proses pembelajaran, dan menilai pendidik yang berpendidikan dasar (SD atau SMP). pada PAUD dan pendidikan masyarakat, pendidikan
hasil pembelajaran, serta melakukan Namun demikian banyak pula pendidik yang memiliki khusus, pendidikan layanan khusus, serta satuan
pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak tingkat pendidikan menengah (SMA atau SMK) dan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat
didik. Sehingga seorang pendidik PAUD seharusnya sedikit sekali yang berpendidikan diploma dan Indonesia di luar negeri. Dit. PGTK PAUD dan Dikmas
memiliki kompetensi dan kualifikasi akademik yang sarjana, meskipun tidak relevan/sesuai dengan menetapkan Program Diklat Berjenjang untuk
memadai. bidang pendidikan anak usia dini. meningkatkan kompetensi tiga tingkatan pendidik
PAUD (guru pendamping muda, guru pendamping
Pemerintah telah mengeluarkan Standar Di sisi lain, kondisi di lapangan juga menunjukan
dan guru PAUD) secara berkesinambungan dan
Pendidik PAUD (Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 banyak pendidik PAUD yang menjalankan tugasnya
berjenjang.
dan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014). Terdapat melebihi kewenangan yang seharusnya. Tidak jarang
tiga tingkatan pendidik PAUD yaitu: guru pendamping ditemukan guru PAUD yang hanya tamatan SMP tetapi Diklat tersebut meliputi Tingkat Dasar, Tingkat
muda, guru pendamping dan guru dengan masing- sudah berperan menjadi guru inti di lembaga PAUD Lanjut dan Tingkat Mahir. Diklat Berjenjang Tingkat
masing kualifikasi dan kompetensi yang harus tersebut. Atas dasar kondisi tersebut, diperlukan Dasar ditujukan untuk menyiapkan pendidik sebagai
dipenuhi. Sesuai dengan komptensinya, maka suatu upaya agar semua pendidik pada jenjang pengasuh dengan kompetensi minimal. Diklat Tingkat
masing-masing tingkatan ini dengan kewewenangan pendidikan anak usia dini dengan kewenangan Lanjut untuk menyiapkan pendidik yang kompeten
dan tanggung jawab yang berbeda dalam pelaksanaan yang diembannya sesuai dengan kompetensi dan sebagai guru pendamping, dan Diklat Tingkat Mahir
tugasnya sebagai pendidik PAUD. kualifikasi seharusnya. untuk menyiapkan guru kompeten sebagai guru
PAUD.
Namun, secara faktual, pendidik PAUD, terutama Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas, Ditjen GTK,
pada jalur pendidikan nonformal memiliki variasi Kemendikbud mempunyai tugas melaksanakan

8
(89,7%) peserta mengikuti tugas mandiri, sedangkan
peserta yang tidak mengikuti tugas mandiri hanya
berjumlah 7,2%, yang disebabkan oleh faktor internal
peserta.

Kompetensi Guru Merencanakan


Pengembangan Anak Usia Dini
Dari hasil analisis data diperoleh informasi
bahwa 79,6% peserta diklat menyatakan selalu
menyusun rancangan kegiatan belajar dalam bentuk
RPPH. Hambatan tertinggi yang dirasakan guru
saat menyusun perencanaan pengembangan anak
usia dini adalah guru tidak menguasai materi diklat.
Kegiatan penyusunan rencana pembelajaran ini
kurang didasari oleh konsep perkembangan anak
usia dini terbukti materi perkembangan anak usia
dini memberikan kontribusi paling rendah dalam
kegiatan perencanaan. Hal ini berarti bahwa guru
telah mengembangkan RPPH, walaupun konsep
Sejak 2010 sampai dengan 2017, Kemendikbud, diklat berjenjang tingkat dasar sebagian besar
perencanaan pembelajaran harian anak usia dini
Pemerintah Daerah dan Organisasi Guru PAUD telah (62,5%) memiliki masa mengajar antara 5–10 tahun,
yang dikembangkan masih kurang disesuaikan
melatih sejumlah 147.338 guru PAUD melalui Diklat dan 61,1% peserta yang mengajar di kelompok
dengan perkembangan usia anak.
Berjenjang. Berdasarkan data per 31 Desember 2017, bermain belum tersertifikasi. Dalam proses
jumlah guru PAUD yang berkualifikasi SMA dan belum penyelenggaraan diklat ada beberapa sumber dana Guru PAUD dalam mengembangkan perencanaan
mendapatkan pelatihan sebanyak 65.826 orang. yang digunakan oleh penyelenggara diklat antara pembelajaran belum menyesuaikan kegiatan
Untuk meningkatkan kompetensi guru tersebut, pada lain melalui dana APBN, APBD, biaya dari yayasan, pengembangan anak dengan teknologi informasi
tahun 2018 diprogramkan Diklat Berjenjang bagi guru maupun biaya mandiri. dan komunikasi. Hal ini terbukti dari pilihan jawaban
PAUD sebanyak 41.410 guru. Dengan demikian, masih peserta diklat yang 12,5% memilih kelompok
Penyelenggaraan diklat dengan menggunakan
terdapat 24.416 guru PAUD yang perlu dilatih pada pilihan jawaban jarang pada indikator memilih
biaya mandiri tergolong banyak yaitu sebesar 30,8%.
tahun 2019. teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai
Banyaknya biaya mandiri ini menunjukkan kesadaran
dengan kegiatan pengembangan anak. Hal ini
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Diklat peserta dalam mengikuti diklat dapat dikategorikan
menunjukkan bahwa guru PAUD masih memerlukan
Berjenjang adalah tersedianya GTK PAUD yang tinggi karena mereka bersedia mengeluarkan biaya
bantuan dalam meningkatkan kemampuan dan
kompeten sehingga mampu memberikan layanan sendiri untuk kepentingan diklat tersebut.
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
PAUD secara maksimal. Namun, saat ini belum ada
Peserta pelatihan sebagian besar (55,7%) pada pembelajaran anak usia dini.
analisis mendalam mengenai efektifitas Pelaksanaan
memiliki latar belakang pendidikan sarjana (S1)
Program Diklat Berjenjang bagi GTK PAUD se-
PGPAUD maupun nonPG-PAUD. Jumlah 55,7% ini
Indonesia, yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan
dimungkinkan oleh adanya fakta di lapangan yang Kompetensi Guru Melaksanakan
Guru Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas. Evaluasi
menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan peserta Pengembangan AUD
penyelenggaraan diklat ini dipandang penting
yang pada saat diklat ada yang sudah bergelar S1
sebagai upaya untuk menentukan kelayakan dan Kemampuan peserta diklat dalam menelaah teori
tetapi belum linear dan bisa juga dimungkinkan
keberlanjutan program diklat. Untuk itu, pelaksanaan pembelajaran dalam konteks belajar melalui bermain
oleh adanya keinginan peserta diklat yang ingin
evaluasi Program Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
melanjutkan studi
bagi GTK PAUD harus dilakukan secara komprehensif,
ke jenjang S1 setelah
kontinyu, objektif, berdasarkan kriteria yang valid,
mengikuti diklat
dan fungsional. Selain itu senantiasa berpegang pada
berjenjang.
prinsip keseluruhan, prinsip berkesinambungan, dan
prinsip objektivitas. Peserta pelatihan
diklat berjenjang
yang memiliki latar
Karakteristik Guru PAUD Peserta Diklat belakang pendidikan
Berjenjang Tingkat Dasar SMA/sederajat
yaitu sebanyak
Peserta pelatihan yang mengikuti Diklat
41,8%. Ditinjau dari
Berjenjang Tingkat Dasar berdasarkan jenis kelamin
keikutsertaan peserta
didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 97,8%
diklat dalam tugas
dengan sebaran usia antara 30-45 tahun. Peserta
mandiri, hampir semua

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 9


LAPORAN UTAMA

yang sesuai dengan kebutuhan anak tergolong baik kualitas pengembangan masih rendah karena hanya
karena sebanyak 52,3% menyatakan selalu, 41,9% ada 35,5% menyatakan selalu, 43,5% menyatakan
Kompetensi Guru Melakukan Evaluasi
menyatakan sering, 5,9% menyatakan jarang. sering, 18,1% menyatakan jarang, dan 3,0%
Kemampuan guru dalam menerapkan berbagai menyatakan tidak pernah. Pengembangan Anak Usia Dini
pendekatan, strategi, metode, dan teknik belajar Guru telah mampu menggunakan prinsip dan
Jumlah guru yang memanfaatkan hasil refleksi
melalui bermain yang bersifat holistik juga timggi prosedur asesmen dalam proses pengembangan
terhadap kinerja sendiri untuk meningkatkan
karena sebanyak 59,0% menyatakan selalu, 37,6% anak usia dini sebanyak 57,9% menyatakan selalu,
keprofesionalan juga masih rendah terbukti dari
menyatakan sering, 3,2% menyatakan jarang, dan 34,8% menyatakan sering, 6.8% menyatakan jarang,
hanya ada 37,7% menyatakan selalu melakukan
0,2% menyatakan tidak pernah. dan 0,5% menyatakan tidak pernah. Kemampuan
kegiatan tersebut. Hal ini dapat dimaknai bahwa
dalam menggunakan prinsip dan prosedur asesmen
Selanjutnya kompetensi guru dalam menggunakan kebiasaan untuk melakukan refleksi kinerja sendiri
dalam penilaian hasil pengembangan PAUD cukup
teknologi informasi dan komunikasi untuk belum menjadi budaya bagi pendidik PAUD. Sebagian
tinggi karena sebanyak 59,3% menyatakan selalu,
meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan besar guru PAUD (60,2%) telah bertindak tidak
34,5% menyatakan sering, 5,7% menyatakan jarang,
masih belum maksimal karena hanya ada 38,3% diskriminatif terhadap anak usia dini, teman sejawat,
dan 0,5% menyatakan tidak pernah.
menyatakan selalu, 42,4% menyatakan sering, 18,4% orangtua, dan lingkungan sekolah. Guru juga telah
menyatakan jarang, dan 0,9% menyatakan tidak membangun komunikasi dengan anak, teman sejawat Hambatan yang dirasakan dalam melakukan
pernah. Kemampuan guru dalam membuat media dan komunitas lainnya secara santun, empatik, dan evaluasi pengembangan anak usia dini yaitu tidak
kegiatan pengembangan anak usia dini cukup tinggi efektif, membangun kerjasama dengan orang tua diterimanya contoh RPPH. Hal ini menunjukkan
terbukti dari sebanyak 47,3% menyatakan selalu, dan masyarakat dalam program pengembangan bahwa guru PAUD masih mengalami kendala dalam
45,2% menyatakan sering, 7,0% menyatakan jarang anak usia dini. Sebagian besar (79,2%) guru mampu melakukan evaluasi pengembangan anak usia
dan 0,5% menyatakan tidak pernah. berkomunikasi dengan anak, teman sejawat dan dini, terutama dalam pengembangan ragam teknik
komunitas lainnya secara santun, empatik, dan evaluasi anak usia dini. Adapun materi diklat yang
Sebagian besar guru (62,5%) selalu
efektif. memiliki kontribusi besar dalam melaksanakan
mengembangkan kreatifitas anak usia dini melalui
evaluasi pengembangan anak usia dini adalah materi
kegiatan belajar melalui bermain. Kemampuan guru Hambatan guru PAUD dalam melaksanakan
perencanaan pembelajaran. Hal ini membuktikan
dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi pengembangan anak usia dini adalah tidak
bahwa kegiatan pengembangan evaluasi
secara efektif, empatik, dan santun pada anak diterimanya contoh RPPH. Ini artinya untuk
pengembangan anak usia dini sangat terkait dengan
usia dini tergolong tinggi karena terdapat 69,2% mendukung pengembangan kemampuan guru PAUD
kegiatan menyusun perencanaan pembelajaran anak
menyatakan selalu, 29,4% menyatakan sering, dalam melaksanakan mengembangkan anak usia
usia dini.
1,4% menyatakan jarang. Persentase guru yang perlu pendampingan khusus dalam menyusun RPPH
melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan yang memuat unsur pengembangan anak usia dini.

10
Dampak Diklat bagi Perkembangan Lembaga
PAUD
Diklat berjenjang tingkat dasar telah membawa
dampak positif bagi lembaga PAUD, diantaranya
lembaga PAUD menjadi lebih dikenal dan dipercaya
oleh masyarakat. Peningkatan kepercayaan
masyarakat dapat diketahui dari beberapa aspek
antara lain: daya tarik lembaga, percepatan
akreditasi, mutu program layanan, perkembangan
siswa 3 tahun terakhir, dan pengimbasan hasil diklat
kepada sejawat.
Partisipasi masyarakat untuk menyelenggarakan
program PAUD sangat tinggi. Selain itu, keikutsertaan
guru dalam Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
memberikan dampak yang baik bagi lembaga,
diantaranya kepercayaan masyarakat untuk
menyekolahkan anak usia dini semakin tinggi.
Kepercayaan masyarakat inilah yang meningkatkan
jumlah partisipasi dan kepedulian masyarakat untuk
menyelenggarakan PAUD Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar. Dampak diklat berjenjang tingkat dasar sangat implementasinya di sekolah, pembentukan kelompok dan hanya 0,4% yang jumlah siswanya tetap dalam
berpengaruh terhadap akreditasi lembaga. jumlah kerja di sekolah, (6) lembaga lebih berani menerima 3 tahun terakhir. Hal ini membuktikan bahwa diklat
lembaga yang terakreditasi sebesar 50,8%, lembaga anak berkebutuhan khusus (ABK) karena sudah berjenjang tingkat dasar sangat bermanfaat tidak
yang belum terakreditasi sebesar 48,1%, dan 1,1% punya guru yang sudah belajar. hanya kepada pengembangan kapasitas guru saja
yang tidak memilih. akan tetapi berdampak pada peningkatan mutu dan
Keunggulan diklat berjenjang tingkat dasar ini
pengelolaan lembaga.
Lembaga PAUD lebih siap menghadapi persiapan bagi upaya peningkatan perkembangan anak usia
akreditasi. Kesiapan lembaga untuk mengikuti dini ialah meningkatnya perkembangan anak dalam
akreditasi ini disebabkan oleh keikutsertaan guru bersosialisasi dengan lingkungannya. Peningkatan
Dampak Diklat bagi Perkembangan Anak Usia
pada diklat berjenjang tingkat dasar, sehingga dalam tumbuh kembang anak pada pembentukan
karakter sejak dini, dalam cara berkomunikasi Dini
keikutsertaan tersebut berdampak pada peningkatan
mutu lembaga seperti: (1) semangat untuk dengan teman sebayanya, sehingga anak dapat Keunggulan diklat berjenjang tingkat dasar ini
melaksanakan tugas mengajar meningkat sehingga mengekspresikan gagasan atau kemampuannya bagi upaya peningkatan perkembangan anak usia
layanan lembaga pada peserta didik jadi lebih baik; dalam mengembangkan karakter diri. Diklat ini dini ialah meningkatnya perkembangan anak dalam
(2) peningkatan program sekolah. Guru merasa tentang penanganan ABK melalui Diklat Berjenjang bersosialisasi dengan lingkungannya. Peningkatan
harus membuat program sekolah yang lebih menarik Tingkat Dasar, dan (7) Perlengkapan dan kualitas dalam tumbuh kembang anak pada pembentukan
dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak maupun perangkat administrasi lembaga PAUD meningkat. karakter sejak dini, dalam cara berkomunikasi
orangtua; (3) Guru lebih kompak dalam mewujudkan dengan teman sebayanya, sehingga anak dapat
Dampak diklat berjenjang tingkat dasar bagi
visi misi lembaga; (4) Peningkatan sarana prasarana mengekspresikan gagasan atau kemampuannya
peningkatan jumlah siswa dalam 3 tahun terakhir
pembelajaran termasuk penggunaan IT; (5) dalam mengembangkan karakter diri. Diklat ini telah
sangat signifikan. Peningkatan peserta didik dalam
Pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 di lembaga lebih membuahkan hasil berupa: (1) anak belajar sesuai
3 tahun terakhir selalu naik dari tahun ke tahun
digiatkan dan intensifkan. Caranya antara lain dengan konsep belajar usia dini yaitu bermain sambil
sebesar 50,2% dan 48,5%, tidak ada lembaga yang
dengan mengadakan lokakarya K13, bagaimana belajar sehingga anak tidak bosan dan merasa bahwa
selalu mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir,

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 11


LAPORAN UTAMA

di PAUD itu bermain, (2) anak usia dini lebih aktif dan sebagai tempat pengembangan pembelajaran; (2) beberapa guru senior atau kepala sekolah
senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (3) Teman sejawat tempat guru mengajar memberikan atau peserta alumni diklat membantu
memotivasi anak meningkat untuk rajin datang ke dukungan selama mengikuti diklat dan memberikan fasilitator dalam mendampingi tugas mandiri.
sekolah, (4) dapat berkomunikasi dengan teman- penilaian teman sejawat saat guru praktik mengajar;
d. Perusahaan memberikan bantuan dana
teman, (5) dapat melatih keberanian anak supaya (3) Direktorat GTK PAUD dan Dikmas menganggarkan
penyelenggaraan Diklat berjenjang melalui
tidak merasa malu dengan orang lain, (6) melatih dana APBN unuk penyelenggaraan Diklat Berjenjang
dana Coorporate Social Responsibility (SCR).
anak supaya anak menjadi berkarakter, (7) anak-anak dan penerbitan sertifikat bagi Guru PAUD yang
Hal ini diperoleh dari data wawancara dengan
lebih bersemangat ke sekolah karena ada lagu-lagu memenuhi syarat kelulusan; (4) Dinas Pendidikan
Pemerintah Daerah, salah satu lokasi evalusi
baru dan ada permainan serta pelajaran baru yang Kabupaten/Kota juga memberikan dukungan untuk
program di Kota Jayawijaya.
diajarkan guru, (8) anak-anak lebih senang ke sekolah suksesnya penyelenggaraan Diklat Berjenjang
karena guru memperhatikan tingkat kesulitan anak Tingkat Dasar dalam bentuk anggaran, penyampaian e. Orang tua siswa juga memberikan dukungan
sesuai dengan perkembangan anak secara detail, informasi; (5) Organisasi mitra (HIMPAUDI, IGTKI, dan dalam bentuk rasa bangga dan senang bila
(9) guru dalam menghadapi anak-anak lebih fokus lembaga sosial kemasyarakatan/LSK) memberikan gurunya dilatih. Harapannya dengan pelatihan
sehingga anak-anak senang dan penuh semangat dukungan sebagai berikut. guru akan meningkatkan kompetensi guru
datang ke sekolah, mudah mengerti terhadap PAUD dalam melaksanakan perencanaan
a. Memberikan motivasi terhadap guru PAUD
pelajaran yang diberikan oleh guru dan dapat program, pelaksanaan pembelajaran, dan
untuk meningkatkan kompetensi pendidik
menceritakan kegiatan sekolah kepada keluarganya mengevaluasi pembelajaran lebih baik
PAUD melalui keikutsertaan dalam kegiatan
di rumah dengan senang, dan (10) anak-anak lebih kepada anak-anak mereka baik dalam
pelatihan.
kreatif dan memperoleh rangsangan melalui minat, pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
bakat, dan tumbuh kembang anak. b. Menyampaikan informasi kepada guru PAUD
f. Peserta diklat yang begitu antusias dengan
dan lembaga pendidikan/yayasan tentang
Dukungan Pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat biaya mandiri untuk mendapatkan wawasan
jadwal pelaksanaan diklat berjenjang,
Dasar Berbagai dukungan yang dilakukan oleh di diklat dasar ini. Dukungan pihak-pihak
pengelolaan tugas mandiri, dan pengeloaan
berbagai pihak untuk penyelenggaraan diklat adalah terkait dalam pengelolaan diklat adalah
penilaian laporan.
sebagai berikut: (1) Kepala lembaga dan pimpinan bisa menginspirasi dan menjadi acuan
Yayasan PAUD memberikan ijin dan biaya diklat c. Dalam meningkatkan peran fasilitator dalam pembelajaran.
kepada guru PAUD, memberikan ijin penggunaan melakukan pendampingan tugas mandiri,
g. Pemerintah desa memberikan dukungan
tempat sehingga lembaga PAUD bisa digunakan maka Ormit menunjuk dan menugaskan
melalui program Generasi Sehat Cerdas.

12
h. Dukungan dari Bank Dunia memberikan melakukan pendampingan tugas mandiri, penghambat pelaksanaan Diklat Berjenjang Tingkat
bantuan dalam melaksanakan evaluasi maka Ormit menunjuk dan menugaskan Dasar, diantaranya berasal dari aspek berikut.
program Diklat Berjenjang. beberapa guru senior atau kepala sekolah
Kesiapan belajar peserta. Peserta merasa
atau peserta alumni diklat membantu
kesulitan dalam menerima materi, penyampaian
fasilitator dalam mendampingi tugas mandiri.
materi dirasa bertumpuk-tumpuk, satu materi belum
Daya Dukung Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
• Perusahaan memberikan bantuan dana dipahami sudah ditambah dengan materi yang lain.
Berbagai dukungan yang dilakukan oleh berbagai penyelenggaraan Diklat berjenjang melalui Hal ini disebabkan oleh jarak waktu antara materi
pihak untuk penyelenggaraan diklat adalah sebagai dana Coorporate Social Responsibility (SCR). satu dengan materi yang lainnya sangat mepet.
berikut: (1) Kepala lembaga dan pimpinan Yayasan Hal ini diperoleh dari data wawancara dengan Kemudian jarak tempuh tempat diklat dengan
PAUD memberikan ijin dan biaya diklat kepada guru Pmerintah Daerah, salah satu lokasi evalusi tempat kerja guru terlalu jauh, sehingga peserta
PAUD, memberikan ijin penggunaan tempat sehingga program di Kota Jayawijaya. merasa keberatan untuk menbeluarkan dana
lembaga PAUD bisa digunakan sebagai tempat sendiri untuk transport mengikuti diklat, sementara
pengembangan pembelajaran; (2) Teman sejawat • Orang tua siswa juga memberikan dukungan
itu biaya penggantu transport yang diberikan oleh
tempat guru mengajar memberikan dukungan dalam bentuk rasa bangga dan senang bila
penyelenggara diklat tidak memadai.
selama mengikuti diklat dan memberikan penilaian gurunya dilatih. Harapannya dengan pelatihan
teman sejawat saat guru praktik mengajar; (3) guru akan meningkatkan kompetensi guru
Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas menganggarkan PAUD dalam melaksanakan perencanaan
Dan peserta tidak siap untuk mengikuti kegiatan
dana APBN unuk penyelenggaraan Diklat Berjenjang program, pelaksanaan pembelajaran, dan
dengan jangka waktu yang lama per harinya.
dan penerbitan sertifikat bagi Guru PAUD yang mengevaluasi pembelajaran lebih baik
Kegiatan dari jam 08.00-22.00 dinilai terlalu lama
memenuhi syarat kelulusan; (4) Dinas Pendidikan kepada anak-anak mereka baik dalam
dan membosankan. Ditambah lagi pelaksanaan
Kabupaten/Kota juga memberikan dukungan untuk pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
diklat dilakukan di hari efektif sehingga harus
suksesnya penyelenggaraan Diklat Berjenjang • Peserta diklat yang begitu antusias dengan meninggalkan pembelajaran di kelas.
Tingkat Dasar dalam bentuk anggaran, penyampaian biaya mandiri untuk mendapatkan wawasan
informasi; (5) Organisasi mitra (HIMPAUDI, IGTKI, dan Keberagaman Kompetensi Fasilitator. Fasilitator
di diklat dasar ini. Dukungan pihak-pihak
lembaga sosial kemasyarakatan/LSK) memberikan dinilai oleh peserta kurang mumpuni dalam
terkait dalam pengelolaan diklat adalah
dukungan sebagai berikut: menyampaikan materi, terutama kemampuan dalam
bisa menginspirasi dan menjadi acuan
menciptakan suasana nyaman pada peserta dan
• Memberikan motivasi terhadap guru PAUD pembelajaran.
kemampuan mendampingi peserta dalam menyusun
untuk meningkatkan kompetensi pendidik • Pemerintah desa memberikan dukungan tugas mandiri. Seringkali antara fasilitator yang
PAUD melalui keikutsertaan dalam kegiatan melalui program Generasi Sehat Cerdas. satu dengan yang lainnya berbeda-beda dalam
pelatihan. h. Dukungan dari Bank Dunia memberikan menyampaikan pengarahan.
• Menyampaikan informasi kepada guru PAUD bantuan dalam melaksanakan evaluasi
Teknis Pelaksanaan Tugas Mandiri Teknis.
dan lembaga pendidikan/yayasan tentang program Diklat Berjenjang
Penyusunan tugas mandiri belum sepenuhnya
jadwal pelaksanaan diklat berjenjang, dipahami oleh peserta dengan baik, karena
pengelolaan tugas mandiri, dan pengeloaan perbedaan pemahaman fasilitator terhadap standard
penilaian laporan. Hambatan Pelaksanaan Diklat Berjenjang
operational procedures (SOP) tugas mandiri. Jumlah
Tingkat Dasar
• Dalam meningkatkan peran fasilitator dalam pendamping tugas mandiri sangat terbatas, karena
Beberapa hal yang ditemukan menjadi faktor seorang fasilitator mendampingi sekitar 8-10 orang
peserta. Fasilitator hanya berkewajiban melakukan
kunjungan sekali ke lembaga tempat praktik peserta.
Keberadaan Modul Diklat. Dirasakan oleh peserta
kurang menarik karena tampilan fisiknya hanya
berbentuk paparan kata-kata dan kurang ilustrasi
yang berwarna. Isi modul terlalu teoritis dan kurang
contoh-contoh praktis. Modul yang diharapkan
peserta adalah modul yang bahasanya sederhana
dilengkapi dengan contoh-contoh serta visualisasi
yang lebih menarik. Pemerolehan Sertifikat Sertifikat.
Hampir satu tahun tidak keluar, hal ini karena
belum diterimanya laporan dari penyelenggara oleh
Direktorat. 
Mukti Ali
Sumber: Ringkasan Eksekutif Evaluasi Program
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Bagi GTK PAUD

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 13


PERISTIWA

Pemilihan GTK TK Berprestasi dan Berdedikasi 2018 :

Tingkatkan
Kompetensi dan
Prestasi
14
P
erlombaan bergengsi bagi para Guru dan tanggung jawab sangat besar untuk
Tenaga Kependidikan kembali digelar oleh menjadi teladan di daerah masing
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masing. “Saudara adalah grassroot,
(Kemendikbud). Ajang Pemilihan Guru dan orang yang paling bawah tapi
Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi sangat menentukan,” kata
Tingkat Nasional Tahun 2018 ini diselenggarakan Menteri disambut tepuk
secara rutin sebagai bentuk apresiasi pemerintah tangan. Ibaratnya, kalau akar
kepada para GTK berprestasi dan berdikasi di sekolah kuat, rumput akan hijau.
Indonesia di dalam negeri dan di luar negeri. Kegiatan Kalau akar rusak, rumput
ini dilasksanakan pada 11 hingga 18 Agustus 2018, di pun tidak akan menghijau.
Jakarta.
Sebelum juara apresiasi
Secara umum ada sebanyak 1.296 orang peserta diumumkan, musisi cilik
yang mengikuti lomba ini. Mereka terdiri dari guru, Muhammad Hilbram yang
kepala sekolah, pengawas sekolah, tenaga laboran, biasa dipanggil Ibam, tampil
tenaga perpustakaan, dan kepala administrasi dari memainkan piano sambil
jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK. bernyanyi diselingi permainan
saksofon. Ia membawa beberapa
Dengan tema “Berkarya untuk Kemajuan
lagu, antara lain berjudul “Untukmu
Pendidikan dan Kebudayaan” Menteri Pendidikan
Guru”. Acara kemudian dilanjutkan
dan Kebudayaan, Prof. Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap.,
dengan pengumuman pemenang apresiasi perlu
mengatakan guru dan tenaga kependidikan menjadi
GTK berprestasi dan berdedikasi. Selain mendapat dibekali
penentu keberhasilan proses belajar mengajar di
hadiah uang dan laptop, para juara berkesempatan empat kompetensi
sekolah. “Kualitas guru dan tenaga kependidikan
untuk mendengarkan pidato kenegaraan Presiden utama yakni berpikir kritis, berkomunikasi dengan
sangat menentukan kualitas pembelajaran dalam
Republik Indonesia Joko Widodo pada 16 Agustus baik, mampu bekerja sama, dan berpikir kreatif.
rangka menumbuh kembangkan potensi yang
2018 di Gedung DPR.
dimiliki oleh setiap peserta didik. Guru yang berhasil Supriano berpesan agar para pendidik melahirkan
menyentuh hati dan jiwa peserta didik, akan dapat budaya pendidikan yang mendorong murid berpikir
membentuk karakter anak,” kata Muhadjir Effendy kritis. Sebab, berpikir kritis adalah bekal utama untuk
Bonus Demografi dan Tantangan Abad 21
pada malam penganugrahan Apresiasi Pemilihan menghadapi persaingan di abad 21. “Anak-anak diberi
GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2018, di Plaza Ajang Apresiasi GTK Berprestasi dan Berdedikasi
kesempatan untuk menyampaikan hal-hal yang ingin
Insan Berprestasi, Kemendikbud, Jakarta, pada 15 Tingkat Nasional 2018 ini sebelumnya dibuka pada
mereka kemukakan, jangan ditutupi, jangan dikunci.
Agustus 2018. 12 Agustus 2018, di Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Berpikir kritis tapi rasional. Berpikir kritis ini harus
Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Guru dan
Dalam sambutannya Muhadjir menegaskan, dibuka dalam proses pembelajaran,” ujar dia.
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Dr. Supriano,
GTK menjadi tempat berkaca atau menjadi contoh M.Ed., mengatakan bahwa bangsa Indonesia akan Selain itu, faktor komunikasi juga harus menjadi
bagi yang lain. “Yang sangat mendasar adalah menghadapi tantangan yang semakin besar di masa budaya dalam proses pembelajaran di tengah
keteladanan. Kalau tidak menjadi teladan, maka mendatang. Pada 2020-2030, penduduk Indonesia masifnya perkembangan teknologi komunikasi.
guru dan tenaga kependidikan kehilangan jati diri,” yang berusia 15 hingga 65 tahun mencapai 70 Menurut Supriano. jangan sampai, generasi muda
ujarnya. persen. Mereka termasuk umur produktif yang sangat fasih dalam teknologi namun gagap ketika
Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud sangat berguna dalam pembangunan. Bila diberikan berkomunikasi langsung. “Anak-anak pintar
menyampaikan ucapan terima kasih dan pendidikan dengan baik, bonus demografi ini akan berkomunikasi lewat smartphone, Twitter, Facebook,
penghargaan setinggi-tingginya atas komitmen menjadi tenaga kerja yang produktif dan bisa dan Instagram, tapi ketika berbicara berhadapan,
keprofesian, prestasi, dedikasi, tanggung jawab, memajukan bangsa Indonesia. “Namun bila tidak dia mengalami kesulitan. Hidup ini tidak bisa hanya
dan segala ikhtiar yang telah dilakukan oleh para ditangani dengan baik, jumlah yang besar ini akan mengandalkan teknologi, hubungan antar kita
GTK dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. menjadi beban bangsa,” ujar Supriano. tetap penting. Semuanya dimulai dari komunikasi,”
“Marilah kita jadikan Pemilihan Guru dan Tenaga imbuhnya.
Dilakukannya perubahan kurikulum yang
Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tahun dilakukan Kemendikbud, kata Supriano, i merupakan Kompetensi kolaborasi atau kerjasama juga
2018 ini sebagai semangat untuk terus membangun salah satu jawaban atas tantangan di abad 21. “Negara sangat penting. Dengan kemajuan teknologi, ada
peradaban bangsa Indonesia. Sehingga menjadi yang bisa bersaing harus menguasai teknologi, harus kecenderungan orang tidak terbiasa kerjasama. Ia
bangsa yang berbudaya, cerdas, bermutu dan menguasai budaya, dan harus menguasai industri,” mengingatkan anak-anak sekarang mulai egois.
berkarakter, dan mampu bersaing dalam kancah ungkapnya. Untuk itu, anak didik harus dibiasakan untuk
pergaulan internasional,” ajaknya. bekerjasama dalam berbagai kegiatan di sekolah.
Ia mengingatkan perlunya anak didik dikenalkan
Mendikbud berpesan agar guru dan tenaga Kompetensi lain yang tak kalah pentingnya adalah
dengan literasi baik dalam hal membaca, penguasaan
kependidikan berniat sungguh-sungguh melanjutkan kreativitas. Anak-anak harus mampu menciptakan
teknologi, maupun literasi budaya. Anak didik juga
perjuangan sepulang dari Jakarta. Mereka memiliki inovasi yang kreatif dalam berbagai bidang.

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 15


PERISTIWA

Di luar perihal kompetensi, aspek karakter siswa Proses penilaian


harus diperkuat. Sepintar apapun kalau anak didik pada ajang pemilihan
tak punya karakter, seseorang akan sulit sukses. GTK Berprestasi dan
Karakter yang perlu ditanamkan antara lain religius, Berdedikasi tahun ini,
nasionalisme, mandiri, gotong royong, dan integritas. tidak hanya fokus pada
“Pendidikan karakter harus berulang-ulang agar kompetensi teknis
menjadi kebiasaan yang selanjutnya menciptakan dan akademis tetapi
karakter,” ujar Supriano menasihati. juga meliputi soft skill
mencakup kompetensi
Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan
sosial. Peserta diuji
kepada peserta didik karena mereka menghadapi
kemampuannya bekerja
begitu banyak gangguan dan tantangan. Antara
sama, berkomunikasi,
lain, radikalisme, narkoba, dan pornografi yang
pemecahan masalah,
semakin merajalela. Supriano berharap guru dan
dan literasi digital.
tenaga kependidikan menjadi inspirator dan agen
Tak lupa, para peserta
perubahan. “Buat inspirasi dan motivasi untuk anak
juga diuji kedalaman
didik. Singkirkan status juara satu, juara dua. Jadilah
pemahamannya terkait
agen perubahan dan merekatkan bangsa ini melalui
nasionalisme, dan cinta
pendidikan.”
tanah air yang dikemas
mutlak dilakukan,” ujar Supriano.
dalam bentuk aktivitas permainan dan tugas proyek
kelompok. Melalui kegiatan Pemilihan GTK Berprestasi dan
Berdedikasi, diharapkan dapat memberikan rasa
Tahun ini sistem pemberkasan
kebanggaan dan motivasi bagi para GTK tanah air.
dilakukan secara paperless. Penjurian
“Serta membangkitkan tekad yang semakin kuat
dilakukan oleh para profesional dari
untuk terus memberikan pengabdian terbaik melalui
berbagai unsur, diantaranya perguruan
karya-karya inovatif, inspiratif dan dedikasi yang
tinggi, Pusat Pengembangan dan
tinggi,” pungkas Supriano.
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Media Belajar dan Berbagi Informasi
Penjaminan Mutu Pendidikan
Sementara itu di tempat berbeda, Dr. Abdoellah,
(LPMP), Perpustakaan Nasional, serta
M.Pd., Direktur PGTK PAUD dan Dikmas dalam
praktisi dari industri. “Profesi guru
kesempatannya menyampaikan bahwa guru dan
dan tenaga kependidikan akan selalu
tenaga kependidikan yang hadir adalah insan
ada serta mengikuti perkembangan
yang berprestasi dan berdedikasi yang dikirimkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka,
peningkatan kemampuan profesionalisme GTK

16
oleh daerahnya. “Dari 312 ribu guru TK, kalian Terluar, Terdepan & Tertinggal (3T). Namun meski mengikuti lomba di tingkat nasional. “Saya bangga,
berkesempatan untuk menunjukan prestasi statusnya sama, guru harus sama-sama menguasai karena saya dapat laporan presentasi guru TK kita
sebagai guru TK, Kepala TK, dan Pengawas TK. Jadi lima kemampuan dasar, seperti mempelajari sangat luar biasa. Sehingga nanti bisa saya tunjukan
pergunakanlah kesempatan ini sebaik-baiknya untuk kurikulum, membuat perencanaan, melakukan sebagai bukti kalau guru-guru kita itu luar biasa
menunjukan kinerja, kemampuan dan kelebihan, pembelajaran, melakukan penilaian dan melakukan hebatnya dan tidak seperti apa yang kita dengar
yang telah dilakukan selama ini,” ujar Abdoellah. pembimbingan. selama ini,” tutur Abdoellah
Abdoellah meminta agar ajang ini juga dijadikan “Tidak bisa kalau dia mengajar di daerah khusus Abdoellah mengatakan, banyak anggapan di
sebagai media untuk berkomunikasi agar bisa belajar hanya 3 atau 4 kemampuan yang dia miliki,” kata masyarakat bahwa guru adalah penikmat uang
dan saling membagi ilmu di antara para GTK. Hal ini Abdoellah. rakyat melalui tunjangan profesi. Hal ini karena
karena ada perbedaan mendasar antara guru TK hampir 8 T uang negara digunakan untuk tunjangan
Ia berharap agar lomba ini menjadi media
yang bertugas di wilayah profesi dan tunjangan khusus. “Melihat hasilnya,
pembelajaran dan komunikasi yang dapat
tampaknya anggapan itu tidak berlaku di guru TK.
dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan
Tapi mungkin yang datang ke sini itu yang baik-baik,”
pengetahuan. “Silahkan gunakan fasilitas whatsapp
terang Abdoellah
untuk saling tukar informasi, buat grup. Kalau
ada yang tidak dimengerti silahkan tanyakan, Bagi juara 1, seperti tahun sebelumnya, Direktorat
karena mungkin saja ada guru yang lebih PGTK PAUD dan Dikmas rencananya akan diberikan
mengerti,” tuturnya. “Gunakan teknologi hadiah studi banding ke luar negeri. “Biayanya
itu sebaik mungkin untuk menunjang memang mahal, tapi apa yang akan kita dapatkan
kebutuhan kita sebagai guru, kepala dan di sana lebih mahal manfaatnya. Sehingga saya
pengawas TK. Jangan sampai adanya meminta untuk dimanfaatkan betul-betul oleh para
teknologi tidak menambah kompetensi juara,” ucapnya. “Selamat kepada guru-guru yang
kita sebagai pendidik,” lanjut Abdoellah. telah juara. Bagi yang belum meraih juara 1, 2, dan 3,
kalian adalah juara. Kalian adalah guru terbaik yang
Kepada para juara, Abdoellah juga
mampu berlomba di tingkat nasional. Saya ucapkan
mengucapkan selamat atas prestasi yang
selamat!,” tegasnya.
telah diraihnya. Begitupun bagi yang belum
juara, baginya seluruh peserta yang hadir adalah
juara. Bintang dari provinsinya masing-masing.
Mereka adalah juara terbaik yang dikirimkan untuk

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 17


PERISTIWA

Menambah Pengalaman dan Pengetahuan dan Pengendalian Kebutuhan Ir. Komarudin, langka. Sehingga mereka ingin membeli sesuatu
Pemilihan GTK Taman Kanak-kana Berprestasi M.Pd., M.Si., dan dari Kepala Subdit Kesejahteraan, yang membuat teringat kembali dengan Jakarta
dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2018 dilaksanakan Penghargaan dan Perlindungan Dra. Suhatri, M.Si. yang telah memberikan mereka pengalaman sebagai
di Hotel Kartika Chandra, Jakarta. Ajang ini diikuti seorang GTK berprestasi dan berdedikasi.
Pada Kamis 16 Agustus, sebagian peserta diajak
oleh 126 orang peserta perwakilan dari 34 provinsi di berkunjung ke Gedung DPR/MPR. Mereka mengikuti Malam harinya secara resmi dilakukan penutupan.
Indonesia. Mereka terbagi ke dalam enam kategori, Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI Direktur PGTK PAUD dan Dikmas juga berkesempatan
yaitu: Guru TK Berprestasi, Guru TK Berdedikasi, – DPD RI, dan Rapat Paripurna Pembukaan Masa memberikan hadiah kepada Juara I, 2, dan 3. Selain
Kepala TK Berprestasi, Kepala TK Berdedikasi, Sidang serta mendengarkan Pidato Kenegaraan uang tunai, Juara I mendapatkan tambahan hadiah
Pengawas TK Berprestasi dan Pengawas TK yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo. berupa laptop. Tak lupa seluruh peserta dan panitia
Berdedikasi. Sebagian lagi diajak untuk berkunjung ke TK Pembina melakukan sesi foto bersama sebagai kenang-
Kegiatan dimulai dengan penilaian naskah dan di Jakarta. Di sana mereka berkesempatan untuk kenangan yang tak akan terlupakan sepanjang masa.
portofolio peserta oleh tim penilai. Peserta juga berbagi pengalaman dan tips dalam mengelola TK.
Usai penutupan, para peserta mengisi waktu
diberikan penjelasan teknis mengenai alur kegiatan Hari berikutnya, peserta melakukan upacara dengan malam keakraban. Mereka berkumpul
yang akan berlangsung, dari mulai pembukaan hingga peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia menggunakan pakaian adat daerah masing-masing
penutupan. Selanjutnya, selama tiga hari mulai dari (HUT RI) ke 73, pda 17 Agustus 2018. Ada dua tempat untuk menampilkan kemampuan dirinya dihadapan
tanggal 12 hingga 14 Agustus, para peserta bergiliran dilangsungkannya upacar HUT RI. Bagi peserta yang peserta lain. Ada yang berbagi cerita, bernyayi,
memperentasikan hasil karya dan pengalaman beruntung karena memiliki pengalaman yang terbaik dan bermain selayaknya permainan di TK. Sesekali
terbaiknya di hadapan tim penilai, sesuai nomor urut ketika mengabdi di sekolah, mereka berkesempatan terlihat beberapa orang mengusap air mata. Acara
yang telah ditentukan. untuk mengikuti upacara di Istana Negara malam keakraban ini terasa penuh kebahagiaan
Mereka juga mendapatkan beragam informasi bersama Presiden. Sisanya mengikuti upacara di karena bisa berkumpul dengan perwakilan guru dari
tentang program dan kebijakan yang dilaksanakan Kemendikbud. seluruh Indonesia. Di sisi lain juga penuh dengan
Direktorat PAUD dan Dikmas. Materi tersebut kesedihan karena mereka akan berpisah dan kembali
Usai upacara HUT RI, peserta pun diajak
disampaikan oleh Kepala Subdit Program dan pulang ke daerah masing-masing. 
berkeliling Jakarta. Mereka diajak belanja di pusat
Evaluasi Drs Suyatno M.M., Kepala Subdit Peningkatan perbelanjaan Thamrin City. Seluruh peserta terlihat
Kompetensi dan Kualifikasi, Dr. Agus Rachman, senang karena bisa membeli oleh-oleh untuk bisa
A. Fauzi Ramdani & Ari Subhan Hariri
M.Pd., Kepala Subdit Penilaian Kualifikasi dan dibawa pulang. Pasalnya kesempatan datang ke
Pengembangan Karier, Kepala Subdir Perencanaan Jakarta bagi sebagian peserta adalah kesempatan

18
TABEL JUARA
PEMILIHAN GTK TK BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI TAHUN 2018

Kategori Guru TK Berprestasi


Juara Nama Provinsi
I Yuli Rahayu, S.Pd. AUD Jawa Tengah
II Riyati, M.Pd Jawa Timur
III Dewa Ayu Anom Pratiwi Bali
Kategori Guru TK Berdedikasi
Juara Nama Provinsi
I Sri Wahyuni, S.Pd Aceh
II Anace Matahari, S.Pd Sulawesi Tengah
III Sahodah Nusa Tenggara Barat
Kategori Kepala TK Berprestasi
Juara Nama Provinsi
I Ary Mugiasih, S.Pd. Jawa Barat
II RR. Dewi Trisna, M.Pd. Jawa Timur
III Evawati, S.Pd. Sumatera Barat
Kategori Kepala TK Berdedikasi
Juara Nama Provinsi
I Erni N. Amu, S.Pd, AUD Gorontalo
II Lenny Eliawati, S.Pd Bengkulu
III Sugiman, S.Pd, M.Pd Nusa Tenggara Barat
Kategori Pengawas TK Berprestasi
Juara Nama Provinsi
I Dra. Hj. Nanik Irianwati, M.M Bengkulu
II Suriati Yusuf, S.Pd, M.Pd Nusa Tenggara Barat
III Hartini, S.Pd.M.Psi DI Yogyakarta
Kategori Pengawas TK Berdedikasi
Juara Nama Provinsi
I Sofiawati, S.Pd, M. Pd Nusa Tenggara Barat
II Arisni Laima, S.Pd Gorontalo
III Suryati, S.Pd. AUD Papua

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 19


PROGRAM

Kursus Singkat ke Luar Negeri Pada hari pertama, senin, 29 Oktober 2018,

Mengenal Mobilitas
rombongan tiba di Technical Education Copenhagen
(TEC), Kampus Frederiksberg pukul 09.00. Agenda
pada hari itu adalah sambutan selamat datang dari
pihak TEC dan sambutan dari perwakilan rombongan,
yang disampaikan oleh Bapak Suyatno, Kasubdit

Diklat Vokasi di Denmark program dan Evaluasi, Direktorat PGTK PAUD dan
Dikmas. Setelah itu acara di TEC dilanjutkan dengan
pengenalan konsep
kursus singkat, presentasi
mengenai lokasi kampus,
kunjungan lapangan,
dan materi mengenai
adminstrasi pendidikan
dan kebijakan pendidikan.

Di hari kedua, selasa,


30 Oktober 2018, kursus
singkat bertempat
di University College
Copenhagen (UCC),
Kampus Carlsberg, dengan
agenda penyampaian
materi Pedagogi umum di
sekolah umum di Denmark,
pandangan historis tentang
cara mengembangkan pola
pikir demokratis di sekolah
dasar Denmark, dan tur
keliling kampus.

K
ursus Singkat GTK PAUD dan Dikmas dan Dikmas di masa yang akan datang. Kursus Pada hari rabu, 31
Berprestasi dan Berdedikasi tahun Singkat yang memiliki konsep pemaparan teori Oktober 2018 pukul 12.00, rombongan melakukan
2018 dilaksanakan oleh Direktorat PGTK dalam sesi tatap muka di kelas, dan kunjungan kunjungan ke Perpustakaan Umum Frederiksberg
PAUD dan Dikmas di Kopenhagen, Denmark lapangan tersebut bertempat di sejumlah lembaga di untuk mendapatkan informasi tentang layanan
pada tanggal 29 Oktober-12 November 2018. Kopenhagen, Denmark. perpustakaan umum di Denmark, Pusat Layanan
Kegiatan ini menjadi bentuk penghargaan bagi
GTK PAUD dan Dikmas yang memiliki prestasi
dan dedikasi terbaik di tingkat nasional pada
tahun 2017. Kursus singkat yang melibatkan 22
orang peserta dari berbagai jenis GTK PAUD dan
Dikmas ini menitik beratkan pada peningkatan
strategi pembelajaran dan pengelolaan lembaga
pendidikan.
Tujuan dari Kursus Singkat ini adalah untuk
memperkaya wawasan GTK PAUD dan Dikmas
berprestasi dalam memberikan pelayanan kepada
peserta didik, mempelajari sistem pendidikan di
negara tujuan khususnya dalam bidang PAUD dan
Dikmas, meningkatkan pengetahuan terhadap
program luar negeri, memberikan kesempatan
untuk mendapatkan inspirasi bagi pengembangan
program pendidikan, dan memperoleh masukan
untuk penyusunan kebijakan Direktorat PGTK PAUD
20
melakukan banyak praktek mengenai inovasi dalam
pembelajaran terkait konsep Kreativitas, Inovasi, dan
Kewirausahaan. Di hari terakhir, Jum’at, 9 November
2018, rombongan menuju TEC, Kampus Hvidovre
untuk belajar mengenai manajemen pendidikan dan
melakukan observasi kampus.

Masyarakat, café IT, dan perpustakaan anak. Setelah dipersilahkan melakukan kunjungan lapangan ke Agenda di sore hari adalah penyerahan sertifikat
selesai di Perpustakaan Umum Frederiksberb, pada workshop yang tersedia di K-U-B-A. Kursus Singkat kepada peserta dan pendamping
sore hari rombongan melanjutkan perjalanan ke KBRI kelompok, dan pertunjukan budaya Indonesia
Agenda kursus di minggu kedua juga masih
untuk bersilaturahmi dengan Duta Besar Republik yang dibawakan oleh seluruh peserta, yaitu Senam
terdiri dari sesi teori di kelas dan kunjungan lapangan
Indonesia untuk Denmark, Bapak H.E. Mr. Muhammad Maumere dan Paduan Suara lagu daerah dan lagu
ke lembaga pendidikan. Pada hari Senin, 5 November
Ibnu Said. perjuangan Indonesia. Pertunjukan budaya dari
2018, rombongan mengadakan kunjungan ke Proyek
rombongan Indonesia mendapat sambutan dan
Pada hari Kamis, 1 November 2018, kursus Olahraga yang berada dalam naungan Dinas Sosial,
apresiasi yang sangat baik dari pihak lembaga di
bertempat di TEC, Kampus Gladsaxe. Agenda hari itu Pemerintah Kota Kopenhagen. Dalam kunjungan
Denmark, meski rombongan mempersiapkannya
adalah kunjungan lapangan, materi Manajemen kelas, tersebut, rombongan mendapatkan informasi
dalam waktu yang sangat singkat.
Poin-poin penting dalam pengajaran, tugas kelompok mengenai proyek olahraga bagi remaja bermasalah,
dan diskusi, praktek dan pengajaran inovatif, dan melakukan kunjungan lapangan, dan mencoba Secara umum, kegiatan Kursus Singkat ini
latihan praktis bagi peserta. Keesokan harinya yaitu praktek olah raga bersama para pekerja sosial di terlaksana dengan baik tanpa kendala yang berarti,
Jum’at, 2 November 2018 pagi, rombongan menuju sana. dengan bantuan berbagai pihak seperti Kedubes
K-U-B-A, yang merupakan sekolah produksi atau Denmark di Jakarta, KBRI di Kopenhagen, Denmark,
Siang harinya, rombongan berkunjung ke
pusat kegiatan kursus dan pelatihan bagi remaja, lembaga-lembaga di Denmark yang menjadi tuan
Kementerian Pendidikan Denmark untuk memperoleh
seperti kursus menjahit, memasak, membuat film, rumah pelaksanaan kursus singkat, khususnya
informasi mengenai mobilitas internasional dalam
menari, menyanyi, dan lain sebagainya. TEC yang menjadi koordinator lembaga-lembaga
diklat vokasi, dan sistem pendidikan di Denmark.
tersebut, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI)
Setelah rombongan mendapatkan informasi Keesokan harinya, Selasa, 6 November 2018,
di Denmark yang menjadi guide rombongan selama
mengenai konsep pendidikan alternatif bagi rombongan menuju Pusat Materi Pendidikan, UCC,
berada disana.
pemuda di sekolah produksi tersebut, rombongan Kampus Carlsberg dengan agenda materi
Kumpulan materi pembelajaran dan Di kemudian hari, diharapkan masih akan terjalin
Presentasi layanan bagi guru. Setelah kerja sama antara Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas
makan siang, agenda dilanjutkan dengan dan Pemerintah Denmark, dalam menyelenggarakan
paparan mengenai Pengenalan TK, Kursus Singkat dengan konsep yang lebih baik lagi,
Pendidikan diploma pedagogi bagi guru dan sebagai kelanjutan dari Memorandum Saling
kejuruan, dan Pembelajaran informal/ Pengertian antara Kementerian Pendidikan dan
pembelajaran orang dewasa. Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian
Pendidikan Kerajaan Denmark dalam Kerja Sama di
Rabu-Kamis, 7-8 November 2018,
Bidang Pendidikan. 
rombongan kembali menuju TEC,
Kampus Frederiksberg untuk belajar Subdit Program dan Evaluasi
Ditektorat PGTK PAUD dan Dikmas
mengenai Inovasi kursus dalam
kelas. Selain sesi teori, peserta juga

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 21


PROGRAM

Drs. Suyatno, M.M.

Kepala Subdit Program dan Evaluasi


Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas

dan Pemerataan Guru

P
rogram dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan Guru dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (Dit PGTK PAUD dan Dikmas)
memiliki program prioritas melakukan pengadaan
pendidik yang berkualitas dan merata. Dit PGTK PAUD dan Dikmas
juga memiliki program melakukan pendidikan dan pelatihan
kompetensi pendidik, penilaian kinerja pendidik, distribusi dan
pemerataan pendidik. Selain itu ada juga program sertifikasi
dan tunjangan insentif pendidik, pemerataan layanan pendidikan
berkualitas, dan penguatan kelembagaan satuan pendidikan.
Subdirektorat Program dan Evaluasi, Direktorat Dit PGTK
PAUD dan Dikmas bertugas melaksanakan penyusunan bahan
perumusan kebijakan, program, kegiatan, dan anggaran, kerja
sama, evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran,
dan laporan pertanggung jawaban Direktorat. “Angka-angka
anggaran ini akan didistribusikan di subdit-subdit di direktorat
kami,” tutur Drs. Suyatno, M.M., Kepala Subdit Program dan
Evaluasi, Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas.
Dalam rangka meningkatkan layanan di bidang pendidikan
dan kebudayaan, Suyatno mengatakan, Kemendikbud melakukan
penataan organisasi dan tata kerja Penataan organisasi dan
tata kerja melalui Permendikbud Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Kemendikbud. Permen ini
menggantikan OTK Kemendikbud yang sebelumnya diatur dalam
Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015.

22
Dengan adanya OTK baru ini, Suyatno menjelaskan, terjadi perubahan nama dan GTK, rancangan ini sudah hampir rampung. Tetapi setelah dilakukan analisis dan
pemisahan tanggung jawab sehingga kerja lebih jelas dan terarah. Saat ini kelima pengkajian oleh berbagai pihak dari berbagai universitas, kita disarankan untuk
subdit tersebut yaitu, Subdit Program dan Evaluasi, Subdit Peningkatan Kompetensi memperbaiki lagi,” ungkapnya.
dan Kualifikasi (PKK), Subdit Peningkatan Kualifikasi dan Pengembangan Karier
Hal ini karena untuk melakukan penerimaan dan penempatan guru harus
(PKPK), Subdit Perencanaan dan Pengendalian Kebutuhan (PPK), dan Subdit
melibatkan berbagai pihak. Pasalnya menangani pendidikan dan guru tidak hanya
Kesejahteraan, Penghargaan, dan Perlindungan (Kesharlindung). “Sekarang
dikelola oleh Kemendikbud. “Seperti guru Agama di daerah, kebanyakan mereka itu
seksinya jelas, seperti Subdit Peningkatan Kualifikasi dan Pengembangan Karier
berasal dari Kementerian Agama. Kemudian mereka mengajar di sekolah negeri,
ada yang menangani PAUD dan ada yang menangani Dikmas. Kalau dulu, dibaginya
tetapi untuk peningkatan mutu dan kompetensinya sangat minim sekali dilakukan
berdasarkan nama subdit, Seksi Peningkatan Kualifikasi dan Seksi Pengembangan
oleh Kemenag,” terang Suyatno. “Sementara seharusnya bagian dari garapan
Karier,” ujarnya.
Kemendikbud,” lanjutnya.
Terkait hal ini, Suyatno menerangkan bahwa masih dibutuhkan pertimbangan-
Menunggu Perpres pertimbangan yang matang agar penerimaan dan penempatan guru bisa
Suyatno menerangkan, program prioritas PGTK PAUD dan Dikmas adalah terlaksana dengan baik. Sehingga ke depan pemerintah akan mengeluarkan
melakukan penyediaan pendidik yang berkualitas dan merata. “Untuk penyediaan Peraturan Presiden (Perpres) supaya seluruh lembaga terkait, baik itu pemerintah
pendidik berkulitas, Direktorat Jenderal GTK sedang menyiapkan grand disain kabupaten/kota, provinsi, Kemenag maupun Kementerian Keuangan. “Khusus
formasi terkait dengan penerimaan PNS Guru. Ini sudah berulang-ulang melakukan Kemenkeu, karena ini berhubungan dengan anggaran,” kata Suyatno. “Sekarang
pertemuan dengan berbagai pihak, seperi Kemenpan RB, BKN, hingga Kominfo,” masih dalam penggodokan untuk Perpres. Mudah-mudahan kalau ini cepat lahir
kata Suyatno. penyaluran guru akan lebih baik lagi, khususnya guru-guru PNS,” lanjutnya. 

Dibentuknya grand desain ini, lanjut Suyatno, sebagai upaya pemerintah untuk
menempatkan guru-guru PNS yang ada di sekolah-sekolah negeri. Rancangan ini A. Fauzi Ramdani
rencananya akan dilaksanakan melalui kerjasama dengan pemerintah daerah, baik
itu kabupaten/kota maupun provinsi. “Sebenarnya dari data yang telah diperoleh

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 23


PENGENDALIAN

Ir. Komarudin, M.Pd.,M.Si.

Kepala Subdit Perencanaan dan Pengendalian Kebutuhan


Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas

Guru Harus Kuasai


Teknologi Informasi
D
ilaksanakannya berbagai macam ajang lomba
setiap tahun adalah sebuah upaya pemerintah,
untuk memacu para guru agar terus berinovasi.
Baik dalam meningkatkan pola pembejaran
yang baik dan benar maupun pengembangan
dan peningkatan kompetensi profesional guru.
Guru dituntut berkembang dalam menghadapi
perkembangan zaman yang memanfaatan teknologi
informasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran
secara kreatif dan inovatif. Tujuannya agar guru
melek teknologi sehingga berdaya saing serta
mempermudahkan proses pembelajaran.
“Sekarang dengan berkembangnya teknologi, guru
jangan ketinggalan. Kita harus sudah bisa membuat
slide presentasi. Jangan kalah sama anak, anak
sudah main gadget masa kita ketinggalan,” tutur Ir.
Komarudi, M.Pd.,M.Si., Kepala Subdit Perencanaan dan
Pengendalian Kebutuhan.
Komarudin meminta, agar guru jangan takut
menggunakan teknlogi. Kalau tidak dimengerti terus
pelajari. Karena uji kompetensi dan bimbingan teknis
kedepan akan berbasis Teknologi Informasi. Sehingga
kalau dalam menggunakannya saja guru belum mampu
menguasai teknologi, sudah dipastikan hasil ujiannya
akan rendah. “Kalau anak-anak main games coba kita
belajar main game dengan mouse. Bukan agar kita
jago main game, tapi agar kita terbiasa menggunakan
mouse,” tutur Komarudin.
Hal ini karena, lanjut Komarudin, tidak mungkin
Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas memberikan
pelatihan pada guru untuk bisa menguasai teknologi.
Guru harus belajar mandiri untuk menguasai
kemajuan-kemajuan teknologi yang terus berkembang
setiap harinya. “Silahkan berlatih secara pribadi. Kami
hanya akan memberikan panduannya seperti apa, jika
dilakukan secara online. Tapi kalau tak bisa maka akan
selalu tertinggal,” ujarnya.

Semua Meminta Tunjangan

24
Dalam kesempatan, Komarudin juga semjelaskan mengenai rasio kebutuhan semua dikasih tunjangan, nanti yang enak ketua yayasannya. Mereka hanya
guru Taman Kanak-kana (TK), Kelompok Bermain (KB) dan Tempat Penitipan Anak membangun tempat, gurunya yang bayar pemerintah. Tapi uang yang masuk
(TPA). Menurutnya, sesuai Permendikbud Nomorr 137 Tahun 2014 Tentang Standar dari peserta didik masuk ke yayasan. Itulah yang dikhawatirkan,” Komarudin
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Rasio kebutuhan guru TK dalam satu rombel menerangkan.
harus memiliki 15 peserta dan satu guru. Untuk KB rasio per rombelnya sebanyak
Untuk Dikmas pun sama, menurut Komarudin, banyak yang menuntut untuk
8 peserta dengan satu orang guru. Sedangkan untuk TPA rasionya 4 peserta per
disetarakan dengan formal. Mereka menuntut tunjangan satu kali gaji. Sejatinya
rombel per satu guru. “Beda dengan jenjang SMP, SMA atau SMK itu lebih sulit
pemerinta juga ingin memberikan kesejahteraan yang sama, baik guru formal
karena ada guru mata pelajaran. Sedangkan kalau TK hanya guru kelas, jadi
maupun informal, tetapi di sisi lain jika semua disetarakan akan banyak guru-guru
perhitungannya lebih mudah,” tuturnya.
dan lembaga baru yang meminta hal yang sama. “Itulah yang kita takuti, karena
Namun Komarudin menjelaskan, idealnya memang untuk guru TK ada guru inti anggarannya dari mana, apalagi pemerintah daerah anggarannya juga kecil.
dan guru pendamping. Masalahnya kalau TK hanya satu orang guru, ketika ada Makanya kami tidak menganjurkan, tapi kalau satu saat negara ada uang, mungkin
peserta didik pada saat belajar izin ke kamar kecil harus diantar, sedangkan siswa nanti lembaga-lembaga kelompok bermain akan diberikan juga,” ucapnya.
yang di kelas tanpa pengawasan. “Seringnya mereka ribut, naik ke atas bangku.
Sekarang ini saja, lanjut Komar, pemeberian tunjangan untuk guru TK msih
Kalau kemudian jatuh dan terbentur yang disalahkan gurunya,” tutur Komarudin.
belum merata, apalagi jika pemerintah memberikan kebijakan untuk memberikan
“Itulah kenapa dibutuhkan pendamping. Tapi tidak perlu S1, bisa D3 atau SMA,
tunjangan untuk kelompok bermain maka jumlahnya akan lebih banyak lagi. Selain
karena dia bukan guru inti, hanya mendampingi jadi tidak diberikan tunjangan.
itu, daerah banyak yang meminta kebutuhan guru, tapi pada saat penggajian
Soalnya kalau kita masukan semua repot negara, berapa tunjangan yang harus
mereka tetap meminta ke pusat, itu sedikit keliru. “Banyak kebutuhan guru dan
diberikan.”
penerimaan guru di daerah itu karena kepentingan politik,” ungkapnya. 
Sedangkan untuk guru KB pemerintah belum mengeluarkan kebiajakan
mengenai pemberian tunjangan bagi guru KB. Karena mungkin jika diberikan
tunjangan, maka seluruh daerah akan meminta tunjangan. Sehingga akan ada A. Fauzi Ramdani
kelompok bermain baru yang mencuat hanya untuk meminta tunjangan. “Kalau

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 25


KOMPETENSI

Dr. Agus Rahman, M.Pd.

Kepala Subdit Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi (PKK)

dan Kualifikasi di Era Globalisasi

“B
erdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank)
tahun 2015, kebermanfaatan tunjangan profesi terhadap layanan
pendidikan tidak meningkatkan apapun. Bahkan meski tunjangan
profesi telah dinaikan dua kali lipat oleh pemerintah, berdasarkan
riset hasilnya nihil atau doubling for nothing,” kata Dr. Agus Rahman, M.Pd., Kepala
Subdit Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi (PKK) Dit. PGTK PAUD dan Dikmas.
Lewat riset tersebut, kata Agus, para guru dan tenaga kependidikan harus
merasa tersinggung karena hasil yang diperlihatkan riset tersebut tidak berdampak
apapun. Ia meminta kepada para guru TK, kepala sekolah TK, dan pengawas TK
untuk menjawab hasil riset tersebut dengan prestasi dan peningkatan kompetensi
yang mumpuni. Sehingga menciptakan pendidikan yang berkualitas. “Saya harap
nanti dengan peningkatan kompetensi yang ibu bapak guru semua, hasilnya bukan
lagi doubling for nothing tapi doubling for improvement dan doubling for student
intelegent ” ujar Agus.
Menurut Agus, guru harus terus meningkatkan kompetensi dan kualifikasinya,
karena zaman terus bergerak dan perubahan akan selalu terus terjadi, khususnya
di era teknologi informasi seperti sekarang ini. Sehingga untuk mengatasi dan
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, kemampuan guru harus terus
ditingkatkan. “Dibandingkan dengan profesi lain, para guru itu beruntung. Karena
profesi guru tak akan bisa tergantikan oleh teknologi seperti robot,” ucap Agus.
Terjadinya perubahan sain dan teknologi, kata Agus, berakibat pula ke dalam
dinamika kehidupan masyarakat. “Contohnya di Jakarta, moda transportasi seperti
angkot, metromini, kopaja itu sudah mulai sepi peminat karena ditinggalkan.
Sekarang digantikan dengan moda transportasi online yang bisa dipesan langsung
lewat aplikasi,” tuturnya. “Selain mudah, aman dan nyaman harganya pun tergolong
murah,” lanjutnya.
Itulah contoh kongkret perubahan yang sekarang ini terjadi. Jika tidak
berubah maka akan mulai ditinggalkan. Para guru pun harus memikirkan hal
tersebut, karena siswa zaman dulu sangat jauh beda dengan masa kini. Tuntutan
pencapaian pendidikan pun berubah, baik kompetensi dan kualitasnya. “Kalau
ilmu yang dimiliki tidak diperbaharui sesuai zaman, guru akan sangat sulit
menyesuaikan diri dengan kondisi yang terjadi,” terangnya.

26
Agus menjelaskan, dalam menambah wawasan dan kompetensi pun saat ini telah memiliki panduan PAUD Holistik Integratif (PAUD-HI) yang mencakup
bukanlah hal yang susah, Agus mengatakan, di era teknologi belajar itu gampang. empat komponen layanan, yaitu 1) pendidikan, 2) kesehatan, gizi, perawatan, 3)
Sehingga sangat tidak masuk akal kalau guru mengeluh belajar itu susah. “Itu pengasuhan, serta 4) perlindungan dan kesejahteraan.
hanya kemauannya saja yang kurang. Kita harus tahu, mendidik itu bukan untuk
PAUD HI adalah pengembangan pendidikan anak usia dini yang dilakukan
sekarang, tetapi untuk menyiapkan ke depan,” kata Agus.
berdasarkan pemahaman untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang
Ia berharap para tenaga pendidik juga berkeinginan meningkatkan beragam dan saling berkait secara simultan dan sistematis. “Ciri PAUD HI itu
kompetensinya lewat short couse. Banyak pelajaran dan manfaat yang bisa diambil memiliki program layanan pendidikan, kesehatan, gizi dan layanan pengasuhan.
untuk bekal di tempat tugas masing-masing. “Dalam short couse yang pernah Karena pendekatan anak usia dini harus memiliki itu semua,” Agus menegaskan.
saya ikuti di Sidney University, banyak guru, kepala, dan pengawas yang menjadi
Ini merupakan kebijakan pengembangan anak usia dini yang melibatkan pihak
narasumber. Mereka yang berbicara membagikan ilmu dan pengalamannya, bukan
terkait baik instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
dosen,” ucapnya. “Sehingga ke depan, guru itu harus yang menjadi narasumber
tokoh masyarakat, dan orangtua. Dengan adanya konsep PAUD-HI tersebut
bukan LPTK,” Agus melanjutkan.
diharapkan anak usia dini dapat memperoleh layanan yang komprehensif dan
Di luar negeri, kata Agus, guru-guru menjadi narasumber karena mereka terus terintegrasi untuk tumbuh-kembang anak. “Di Korea, sejak dalam rahim, ibu hamil
berinisiatif belajar dan mengasah diri. Mulai dari kursus, melakukan kerjasama itu rutin minum susu murni. Coba kita upayakan itu untuk menjauhkan anak kita
antar lembaga dan antar sekolah, hingga mendatangi universitas untuk menggali dari bahaya gizi buruk (stunting),” ucapnya.
informasi. Mereka berusaha mengembangkan pendidikan inklusif di sekolah
Selain itu, PAUD juga harus memperkenalkan Science, Technology, Engineering,
masing-masing meski bukan berlatar belakang pendidikan inklusif. “Mereka punya
Math (STEM) pada anak usia dini. Pendidikan berbasis STEM itu memperkenalkan
kemauan itu, sehigga mereka bisa menjelaskan, mempraktikan dan menunjukkan
anak untuk memperaktikan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Melalui STEM,
apa yang telah dia lakukan di sekolahnya,” ujarnya.
anak didik diajarkan agar tidak hanya pandai dalam bidang akademik tetapi juga
Oleh karena itu, untuk menciptakan sekolah inklusif itu harus memiliki dalam hal emosi sosial. “Untuk menciptakan anak didik yang menguasai STEM itu
kompetensi karena yang dilayani adalah siswa berkebutuhan khusus. “Bapak ibu harus kita mulai, perlu kerjasama orangtua di rumah dan guru, kepala sekolah dan
kalau tidak menguasai ilmunya pelayanannya tidak baik, bisa jadi stres. Akhirnya pengawas,” tutur Agus.
anaknya dicubit atau dibentak,” terang Agus.
Ia berharap para guru untuk selalu menggali informasi tentang PAUD dengan
melakukan kajian ilmiah. Sehingga pola pendidikan terus berkembang. “Ayo belajar
dan terus menggali karena guru adalah ujung tombak pendidikan yang tak akan
Ciptakan PAUD Holistik Integratif
tergantikan,” jelas Agus. 
Menurut Agus, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) No. 137 dan 146 pada tahun 2014 terkait Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Kurikulum PAUD 2013, saat ini Kemdikbud A. Fauzi Ramdani

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 27


KESHARLINDUNG

Dra. Suhatri, M.Si.

Kepala Subdit Kesejahteraan, Penghargaan, dan Perlindungan (Kesharlindung)


Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas

Terus Berinovasi

S
etiap tahun Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan
Dikmas, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melaksanakan berbagai
kegiatan lomba bagi GTK PAUD dan Dikmas. Kegiatan yang dilakukan
mulai dari Pemilihan Guru dan Pengawas TK Berprestasi, GTK PAUD dan Dikmas
Berinovasi Pembelajaran, Simposium Guru, Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas
Berprestasi dan Berdedikasi, serta program pertukaran.
“Ini merupakan wujud nyata bahwa Pemerintah memberikan perhatian yang
sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui
pemberian penghargaan dan apresiasi bagi mereka yang memiliki prestasi
tinggi. Bagi mereka yang telah memberikan dampak terhadap peningkatan
kualitas lulusan peserta didik,” Dra. Suhatri,M.Si., Kepala Subdit Kesejahteraan,
Penghargaan, dan Perlindungan (Kesharlindung).
Kegiatan penghargaan juga adalah upaya pemerintah untuk memacu tenaga
pendidik agar terus berinovasi dalam meningkatkan pola pembejaran yang baik
dan benar. Serta memicu tenaga pendidikan lain agar terus berkembang dalam
memajukan sekolah. “Sebelumnya kita laksanakan Apresiasi GTK PAUD dan
Dikmas di Pontianak, dan saaat ini dilaksanakan Pemilihan GTK TK berprestasi dan
berdedikasi. Ini adalah bagian dari program Subdit Kesharlindung,” tutur Suhatri.

Bentuk Penghargaan Pemerintah


Pemilihan Kepala TK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2018 sendiri
merupakan bentuk penghargaan bagi guru, kepala, dan pengawas TK yang berhasil
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan di daerahnya. Melalui penghargaan
tersebut diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi dan profesionalisme
Kepala TK. Penghargaan ini diharapkan menjadi bagian dari perbaikan mutu
manajemen pendidikan nasional yang berlandaskan pada sikap produktif dan
proaktif. “Ajang ini juga diharapkan dapat memotivasi guru-guru lain untuk terus
meningkatkan kompetensinya,” ujarnya.
Menurut Suhatri, peran Kepala TK sangat besar dalam mengembangkan
suasana sekolah yang nyaman dan kondusif. Hal ini karena kepala TK memiliki
tanggung jawab dalam pengelolaan dan manajerial di sekolah. Sehingga mampu
meraih prestasi dan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya
saing.

28
Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang melaksanakan tugasnya,” tutur Suhatri. “Namun, insensif bagi guru KB/TPA/SPS
Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 40 Ayat 2 poin c menyatakan bahwa belum bisa disalurkan karena belum ada payung hukumnya,” tutur Suhatri.
pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban memberi teladan dan menjaga
Sebelumnya, kata Suhatri insentif untuk KB/TPA/SPS memang pernah cair,
nama baik lembaga, profesi dan kedudukan dengan kepercayaan yang diberikan
tetapi belum ada payung hukumnya. Sehingga untuk tahun ini Dit. PGTK PAUD
kepadanya. Mengingat fungsi strategis Kepala TK yang berprestasi dan
dan Dikmas akan menunggu payung hukumnya agar tidak menjadi masalah di
berdedikasi dalam meningkatkan kualitas lembaga yang dipimpinnya, “Maka sudah
kemudian hari. “Karena kami berikan insentif itu, kami ditegur oleh Bappenas,
sepantasnya Kepala TK yang secara nyata berprestasi dan berdedikasi diberikan
karena memang tidak ada dasarnya pemberian insentif itu,” ungkap Suhatri.
penghargaan yang layak,” tutur Suhatri.  
Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas telah mengupayakan untuk mengeluarkan
Sistem penghargaan dalam bentuk Pemilihan Kepala TK Berprestasi Tingkat
payung hukum lewat Peraturan Presiden (Perpres). Namun, menurut Suhatri, untuk
Nasional dilakukan secara berjenjang. Seleksinya dilakukan mulai dari tingkat
mengeluarkan Perpres tidaklah mudah, waktunya pun cukup lama. “Kami berharap
kabupaten/kota, tingkat provinsi dan di tingkat nasional. Peserta yang dipilih
payung hukumnya bisa cukup dengan Peraturan Menteri (Permen) saja. Kalau itu
secara selektif, transparan, dan terukur diharapkan memberi rasa kebanggaan
diperolehkan dan bisa keluar baru bisa kita cairka,” Suhatri menjelaskan.
yang dapat memotivasi para Kepala TK untuk menciptakan suasana sekolah
yang sehat. Suasana yang mampu meningkatkan kreativitas guru di dalam Sedangkan untuk penyaluran instensif GTK yang berada di daerah khusus,
menyampaikan proses pembelajaran serta memotivasi dan mendorong siswa Direktorat GTK PAUD dan Dikmas cukup kesulitan untuk mendapatkan datanya.
untuk berprestasi di berbagai bidang, termasuk dalam pengembangan diri. Dari jumlah alokasi 3.838 guru di daerah khusus, hanya 403 orang yang baru
mengusulkan. Sebelumnya dialokasikan untuk 1.500 guru, yang mengusulkan
hanya 402 orang. “Tapi anehnya, banyak bapak dan ibu guru yang bertugas di
Akan Berikan Intensif daerah khusus protes kenapa belum dapat. Padahal anggarannya sudah disiapkan,
Selain memberikan penhargaan lewat lomba, GTK PAUD dan Dikmas antar tapi yang mengusulkan sedikit,” terang Suhatri. “Kami bukan tidak menyiapkan,
daerah, Kesharlindung juga melaksanakan program kesejahteraan lewat tetapi yang punya guru itu Pemerintah Kabupaten/Kota, kami tidak punya guru.
penyaluran tunjangan profesi guru bukan PNS, insentif guru bukan PNS, dan Usulan itu datang dari kabupaten/kota baru bisa kita eksekusi,” lanjutnya. 
bantuan Insentif bagi Guru KB/TPA/SPS. “Kami juga memberikan bantuan A. Fauzi Ramdani
advokasi atau perlindungan kepada guru yang terkena masalah hukum akibat

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 29


KINERJA

Drs. Nassrudin

Kepala Subdit Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karier


Penilaian kinerja dan pengembangan karier
Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

G
uru dan tenaga kependidikan Taman Kanak-kanak (TK)
merupakan bagian dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
secara umum sama dengan pamong belajar, fasilitator,
tutor dan lain sebagainya. Guru TK memiliki peranan, tugas
dan tanggungjawab terhadap peserta didiknya dalam meberikan
pendidikan pertama kepada siswa. Perannya tidak akan bisa
digantikan dengan mesin atau robot canggih. Karena tugas guru
menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut
aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang unik dalam arti
berbeda satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, guru PAUD harus memiliki
standar kompetensi dalam memenuhi pendidikan anak usia dini.
“Masalahnya standar GTK PAUD kita itu masih rendah. Kualifikasi
dan kompetensinya pun masih bermasalah karena belum
memenuhi standar, jauh dari kata standar,” kata Drs. Nassrudin
Kepala Subbdit Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karier,
Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas.
Di hadapan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas
Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2018, Nasrudin mengatakan,
sesuai Permendikbud standar PAUD terdiri atas delapan standar,
yakni Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) Anak,
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan.
Delapan standar pendidikan tersebut, lanjut Nasrudin
harus didorong dan dibangun. Jika belum tercapai, pendidikan
yang dihasilkan tidak berkualitas karena standarnya pun tidak
terpenuhi. “Jadi membangun PAUD adalah membina pencapaian
8 standar tersebut, kalau standar minimalnya tidak terpenuhi
bagaimana mau bagus,” katanya.

30
Jangan Sampai Malpraktik pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja
Masalah lainnya, kata Nasrudin, banyak guru yang salah dalam mendidik dan seluruh staf sekolah. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program
salah dalam mengelola PAUD. Guru seharusnya memiliki kesabaran ekstra tinggi sekolah beserta pengembangannya, dan melakukan penilaian terhadap proses
dalam mendidik anak, jangan sampai melotot, membentak apalagi sampai kontak dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder
fisik. “Anak TK itu kalau ingin tahu angkat tangan, mereka bertanya. Lalu kita sekolah. “Sebagai pengendali mutu program, pengawas harus melihat apa
sebagai guru menjawab, tapi belum seslesai kita jawab satu pertanyaan mereka standarnya sudah terlaksana apa belum,” ujarnya.
bertanya lagi terus menerus, sampai-sampai kita melotot kepada anak, itu tidak Kepada pengawas, Nasrudin juga mengatakan bahwa pengembangan
boleh. Karena akan membuat sel syarat otak anak terputus,” ujar Nasrudin. karier pengawas sebagai PNS belum optimal. Banyak pengawas yang posisinya
“Berikanlah stimulasi yang baik, bukan melotot atau membentak.” terancam karena tidak bisa mengumpulkan angka kredit dalam kurun waktu 5
Nasrudin meminta kepada para GTK TK agar menuntaskan enam aspek tahun sehingga akan dilaksanakan pembebasan jabatan untuk sementara. “Itu
perkembangan anak, bukan meluluskan. Menurutnya banyak guru yang belum artinya ada masalah. Padahal dalam Peraturan Menpan RB diberikan waktu untuk
tau TPP anak. Padahal perkembangan anak merupakan salah satu hal yang mengumpulkan angka kredit, tetapi kenapa tidak tercapai,” Nasrudin menegur.
sangat penting dan harus senantiasa diperhatikan. Dengan perkembangan yang Nassrudin menjelaskan, jika tingkat kinerja guru dan tenaga kependidikan yang
maksimal, tentu seorang anak akan memiliki keahlian yang lebih dibandingkan belum optimal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak pada kualitas anak didik
teman mereka. “Karena kalau keenam aspek ini tidak tuntas, bebannya akan yang dihasilkan. Sehingga ke depan, Direktorat PGTK PAUD dan Dikmas berencana
terjadi ketika anak masuk SD kelas awal. Keenam aspek itu yakni, Nilai Agama untuk menuntut peningkatan indek kinerja GTK PAUD dan Dikmas melalui tunjangan
dan Moral, Fisik dan Motorik, Kognitif, Sosial Emosional, Bahasa, dan Seni,” tutur kinerjanya. “Besok tidak ada tawar menawar, seluruh guru harus dinilai kinerjanya.
Nasrudin. Itulah yang akan mempengaruhi penghargaan pemerintah kepada anda sekalian,”
Ia mengajak agar guru PAUD mau berubah dan berbenah diri dalam mengelola kata Nassrudin. “Sekarang anda boleh senang karena sudah sertifikasi dan sudah
PAUD dengan memahami secara konprehensif PAUD. Dirinya juga berharap para memenuhi syarat administrasi sehingga mendapatkan tunjangan profesi. Tapi ke
guru, kepala dan pengawas yang hadir dapat menjadi agen perubahan di daerahnya depan pemberian tunjangan tidak seperti sekarang. Nilainya berdasarkan kinerja
masing-masing. Sehingga mereka tau tentang TPP anak. Bahkan kalau bisa TPP masing-masing agar adil,” lanjut Nasrudin.
anak ditulis dan dipajang di dinding-dinding kelas, agar menjadi pengingat dalam Ia berharap GTK PAUD terus memperbaiki diri dan mengoptimalkan tugas
menyusun TTP anak. “Saya ingin pendidikan ini berhasil mulai dari yang sangat dan kewajibannya. “Jangan sampai masalah yang muncul kepermukaan itu
fundamental, yaitu dari PAUD,” ucapnya. “Jangan samapi dari dulu hingga sekarang masalah hak, sedangkan kewajibannya tidak terlaksana dengan baik,” Nassrudin
polanya biasa saja. Kita harus melakukan perubahan,” lanjutnya. melanjutkan. 
Sedangkan untuk pengawas TK yang bertugas melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi. Baik supervisi
A. Fauzi Ramdani
akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya,
ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni, melakukan pembinaan

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 31


GURU

Yuli Rahayu, S.Pd. AUD

Juara I Guru TK Berprestasi Tingkat Nasional 2018

Peserta Didik dan Guru TK

prestasinya itu, Yuli menerima piagam penghargaan


yang diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Prof. Muhadjir Effendi, M.A.P. Ia juga
menerima uang tunai Rp 20 juta dan satu unit laptop.
“Alhamdulillah..,” ucap Yuli penuh syukur.
Diakuinya, dalam mengikuti lomba ini ia
mendapat motivasi dari suami, pengawas, kepala
sekolah dan teman-teman guru yang lain. Yuli pun
mengucapkan ‘Bismillah’ dan memantapkan diri
mengikuti lomba. Dia menggambil tema cerita untuk
mengenalkan sains kepada anak didik yang diberinya
nama Cerimen (Cerita dan Eksperimen). Kebetulan
sejak tahun 2016 ia menjadi dijadikan mitra Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Jawa
Tengah sebagai penulis cerita pengembangan model
cerita dan eksperimen sampai dengan sekarang.

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sains


Peserta Didik

Y
Yuli mengemas pengalamannya dalam best
uli Rahayu jelaslah termasuk guru TK semakin percaya diri dan menjadi pemberani,
practice yang diberinya judul “Model Pembelajaran
yang peka akan keadaan siswanya. Ketika sehingga berdampak pula pada peningkatan prestasi
CERIMEN untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
mengetahui anak didiknya memiliki dalam mengikuti dan memenangkan perlombaan.
Sains pada Anak Kelompok A TK Sarimulyo Kecamatan
minat dan rasa ingin tahu yang rendah, Sedangkan bagi guru, model pembelajaran Cerimen
Ungaran Timur Kabupaten Semarang”. Tujuan
juga berkemampuan rendah dalam memecahkan membuat guru semakin kreatif, dan meraih prestasi
penulisan Best Practise ini untuk mendeskripsikan
masalah sains, Bu Guru TK Sarimulyo di Kecamatan dalam lomba mendongeng Tingkat Nasional.
proses penerapan model pembelajaran CERIMEN
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa
Pengalaman ini diangkat Yuli Rahayu sebagai dalam kegiatan pembelajaran sains pada peserta
Tengah, ini lantas terdorong mencari solusi dengan
tema best practice, yang mengantarkannya menjadi didik kelompok A TK Sarimulyo, serta mendeskripsi
menerapkan model pembelajaran Cerimen, singkatan
juara pertama Guru TK Berprestasi dalam ajang hasil dan dampak penerapan model Cerimen dalam
dari Cerita dan Eksperimen.
“Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi meningkatkan kemampuan berpikir sains pada
Hasilnya sangat menggembirakan. Peserta didik dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2018”, yang peserta didik kelompok A TK Sarimulyo.
Kelompok A yang menjadi target Cerimen itu menjadi berlangsung di Jakarta, 11-18 Agustus 2018 silam. Atas

32
Dalam karya nyatanya ini, Bu Guru kelahiran Bagi peserta didik, model
Banjarnegara, Jawa Tengah, 2 Juli 1977, ini pembelajaran Cerimen ini membuat
memaparkan bahwa anak usia dini cenderung mereka menjadi lebih percaya diri,
senang dengan hal yang baru didengar dan dilihat. kreatif dan kritis dalam berpikir.
Begitu juga pemahaman tentang sains oleh peserta Kondisi ini berdampak pada
didik akan berkembang apabila dilakukan melalui peserta didik dalam berprestasi di
pengalaman/percobaan nyata. perlombaan. Sehingga pada tahun
2016, TK Sarimulyo berhasil sebagai
Namun, kondisi nyata pada peserta didik
juara umum lomba Gebyar PAUD
kelompok A TK Sarimulyo, menyangkut minat, rasa
Tingkat Kecamatan Ungaran Timur.
ingin tahu dan kemampuan memecahkan masalah
Tahun 2017 juara umum tingkat
sains belum berkembang optimal. Sangat minim
Kabupaten Semarang, tahun 2018
minat, dan keingintahuan peserta didik rendah. Ini
meraih empat kejuaraan dan maju
terlihat ketika guru sedang menerangkan sains, eh,
ke tingkat Kabupaten Semarang.
peserta didik malah bermain dan berbicara sendiri
dengan teman. Tidak ada jawaban dari peserta didik Sedangkan bagi guru, model
bila guru mengajukan pertanyaan seputar masalah pembelajaran Cerimen lebih
sains. meningkatkan kerjasama dan
kreativitas guru di sekolah, gugus dan PKG PAUD, masalah, mengembangkan sikap karakter peserta
Melihat kondisi di atas, Yuli yang mengajar di didik, prestasi peserta didik, prestasi guru dan
sehingga eksperimen yang dilakukan semakin
TK Sarimulyo sejak 2004 ini menerapkan model meningkatkan kemampuan berpikir sains pada
berkembang. Yuli Rahayu juga mendapatkan
pembelajaran Cerimen, guna meningkatkan peserta didik kelompok A TK Sarimulyo.
kesempatan sebagai narasumber pada kegiatan
kemampuan berpikir sains dan merangsang
pelatihan sains dan cerita di PP PAUD dan Dikmas Atas motivasi dan dorongan sang suami bernama
kemampuan berpikir sains peserta didik. Model
Jawa Tengah, mengisi dongeng di sekolah–sekolah, Hamid Mustofa Puji Raharjo, juga dorongan pengawas,
kepala sekolah serta rekan-rekan
guru, Yuli kemudian mengikuti lomba
guru berprestasi, dengan mengusung
best practice mengenai metoda
pembelajaran Cerimen ini. Untuk
melangkah hingga ke tingkat nasional
tentunya bukan hal yang mudah.
Ibu dua anak yang hobi menyanyi,
menulis, menari, merias dan
mendongeng, ini harus melalui seleksi
dari tingkat Kabupaten Semarang,
tingkat Provinsi Jawa Tengah hingga
tingkat nasional dengan pesaing
yang merupakan pilihan terbaik dari
masing-masing provinsi.
Berbekal portofolio hasil prestasi
diri, pelatihan, diklat, seminar,
prestasi anak didik pembimbingan
teman sejawat dan penghargaan
serta karya-karyanya, Yuli berhasil
meraih peringkat pertama Guru TK
Berprestasi Tingkat Nasional 2018.
Ia mendapat hadiah uang dan satu
unit laptop. “Alhamdulillah hadiah
uangnya sangat membantu untuk
menjadi pendongeng sains PP PAUD dan Dikmas menggantikan biaya lomba dan untuk membayar
pembelajaran ini dikembangkannya melalui kuliah anak saya. Hadiah laptop juga sangat saya
Jawa Tengah.
penggabungan metode cerita dan metode syukuri karena kebetulan laptop saya telah rusak,”
eksperimen, karena melalui kegiatan cerita akan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ucap Yuli. 
lebih menarik peserta didik dalam menyampaikan tentang penerapan model CERIMEN, Yuli membuat
pesan isi cerita. Eksperimen sains merupakan cara kesimpulan bahwa dampak penerapan model
mengajak anak untuk mengenal hal baru dengan pembelajaran CERIMEN dapat meningkatkan Taufik Alwie
pengalaman langsung. minat, rasa ingin tahu, kemampuan memecahkan

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 33


GURU

Sri Wahyuni S.Pd

Juara 1 Guru TK Berdedikasi 3 T tingkat Nasional 2018

Pintar Menulis Buku Cerita

S
ri Wahyuni, S.Pd tak sia-
sia bekerja di daerah 3 T
(terdepan, terluar, tertinggal).
Ia mengabdikan diri sebagai
guru TK Pertiwi di Kota Sabang,
Aceh Darussalam, di ujung Indonesia
bagian barat. Atas jerih payah dan
pengabdiannya di wilayah terpencil
tersebut, ia meraih Juara 1 Guru
TK Berdedikasi 3T tingkat Nasional
2018. Ia menerima penghargaan
dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Muhadjir Effendy pada
acara   Apresiasi Pemilihan GTK
Berprestasi dan Berdedikasi Tahun
2018, di Plaza Insan Berprestasi,
Kemendikbud, Jakarta, Rabu (15/8).
Sri Wahyuni sangat bangga
dengan daerah tempat tinggalnya di
baik. Sri Wahyuni bersekolah di SD Muhammadiyah
Kota Sabang, Pulau Weh. Lokasinya terletak di ujung
Medan sampai kelas 5. Ketika itu ibu meninggal dunia,
paling barat wilayah Indonesia dengan tugunya yang Menentang Badai
Sri Wahyuni dibawa kembali ke Sabang oleh Paman.
terkenal “Tugu Kilometer Nol”. Pulau Weh berbatasan
Sri Wahyuni lahir di kota Sabang, 16 September Ia melanjutkan di Madrasah Ibtidaiyah Sabang. Sri
dengan Malaysia, Thailand dan India.   
1970 dari Ayah bernama Thohir Ilham dan Ibu Wahyuni melanjutkan ke SMP Muhammadiyah pada
Sri Wahyuni mengikuti lomba di tingkat Samiati. Sri Wahyuni adalah anak kelima dari enam 1983-1986. Lalu, ia sekolah di Madrasah Aliyah pada
nasional setelah dipilih oleh Dinas Pendidikan bersaudara. Masa kecilnya ia lalui dengan bahagia 1986-1989.   
Aceh. Saat mengikuti lomba di Jakarta, Sri Wahyuni walaupun hidup pas-pasan. Keluarga selalu rukun
dan penuh kasih sayang.”Yang paling berkesan dalam Sri Wahyuni awalnya kuliah di D1 PGTK tahun 1999
memaparkan kiat menjadi guru profesional di daerah
hidup saya adalah sosok ibu yang pintar memasak di Banda Aceh. Pada saat itu, Sri Wahyuni berstatus
3 T. Ia menulis tentang perjuangan guru di Sabang
dan selalu penuh kasih sayang walaupun beliau cepat tenaga bakti. Setelah lulus pada 2001, Sri Wahyuni
lewat karya best practice berjudul “Menempuh Badai
meninggalkan kami semua menghadap Yang Maha kembali mengajar TK di Sabang. Pada 2002, Sri
Meraih Asa Dari Titik Nol Kilometer”. Sri Wahyuni
Kuasa,” katanya.   Wahyuni lulus PNS dengan ijazah SLTA, kemudian ia
bersyukur bisa meraih juara pertama tingkat
melanjutkan D2 PGTK pada 2007.
nasional. “Alhamdulillah selama menulis best practice
Saat Sri Wahyuni berusia dua bulan, Ayah yang
ini tidak ada tantangan yang berarti, karena semua Sri Wahyuni termasuk pekerja keras, rajin dan
waktu itu berprofesi sebagai guru SD membawa
pihak sangat mendukung,” katanya. penuh semangat. Untuk menempuh kuliah, ia harus
keluarga pindah ke kota Medan agar kehidupan lebih
mondar mandir Sabang Banda Aceh setiap hari

34
Sabtu dan Minggu walau terkadang menghadapi Dengan doa dan tawakal kepada Allah SWT, ia Selain sebagai guru TK, Sri Wahyuni juga memiliki
hujan badai. Perjalanan untuk kuliah lumayan berat. menempuh semua badai dengan penuh keikhlasan. prestasi lain. Ia sudah menulis 10 dongeng anak.
Ia menyeberang lautan, keluar dari pulau dengan “Walaupun Pulau Weh adalah daerah terluar, namun Dalam berbagai tulisan, ia mengangkat berbagai
menggunakan kapal. Setiap kali menyeberang, ia tidak akan menjadi daerah terbelakang. Pulau Weh cerita tentang tempat wisata dan hewan yang
membawa bayi (anak kedua). Sedangkan anak yang akan menjadi daerah terdepan dalam pendidikan,” ada di kota Sabang. Sri Wahyuni mengumpulkan
pertama ditinggal bersama Ayah di Sabang. Pada katanya.   berbagai cerita tersebut dalam buku berjudul
saat itu,  Aceh baru dilanda musibah dahsyat tsunami “Dongeng dari Kilometer Nol”. Buku ini berisi cerita
Setelah lulus, Sri Wahyuni kembali ke Sabang.
pada 2006. berjudul “King-king si Kepiting”, “Gora
Tahun 2009, Sri Wahyuni melanjutkan kuliah S1 di
dari Negeri Kilometer Nol”, “Leupu pun
Perjalanan laut ditempuh lebih kurang 3-4 Universitas Serambi Mekkah jurusan FKIP Bahasa
Tersenyum”, “Lulu yang Lucu”, “Penghuni
jam. Di saat lautan tenang, tidak ada yang harus dan Sastra Indonesia. Usai lulus dari PGTK pada 2013,
Hutan Iboih”, “Persahabatan antara Jali
dikhawatirkan. Akan tetapi saat cuaca buruk dan ia melakukan penyesuaian ijazah guru. Kemudian
dan Jalu”, “Wowon yang Pemberani”,
laut tak bersahabat, di sinilah dibutuhkan perjuangan pada 2017, Sri Wahyuni meneruskan kuliah S1 PAUD
“Bubun yang Cerdik”, “Si Bro dan Si Been”,
untuk sampai ke Banda Aceh. “Saat badai di lautan BI selama tiga semester di Universitas Terbuka UPTD
dan “Willy Penghuni Gua Sarang”.
datang, maka kapal akan terombang-ambing Aceh dan lulus 2018. Ia melakukan hal itu supaya
diterpa badai. Kapal sulit untuk berlayar,” katanya linier antara ijazah dengan tugas Sri Wahyuni sebagai Ada dua judul dalam buku tersebut yang berhasil
mengenang. Penumpang menjadi panik bahkan ada guru TK. memenangkan prestasi di tingkat nasional. Cerita
yang sudah siap dengan pelampung. Jika badai berjudul “King-king Si Kepiting” meraih juara harapan
terjadi, maka untuk sampai ke seberang kapal 3 tingkat nasional 2009 pada lomba mendongeng
membutuhkan waktu lebih dari enam jam. Suka Anak-anak Porseni Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia
Sri Wahyuni   tertarik mengajar di TK (IGTKI) di Jakarta.   Kemudian, cerita “Lepu pun
Saat sampai di pelabuhan, kapal akan sulit
karena sejak kecil bercita-cita menjadi guru Tersenyum” memperoleh juara harapan tingkat
merapat. Penumpang keluar dari kapal sering
seperti Ayah. Sri Wahyuni mengajar di TK nasional 2017 pada lomba naskah cerita anak di
disambut  hujan. Namun semangat Sri Wahyuni tidak
Pertiwi sejak tahun 1996 hingga sekarang. Sri Jakarta. 
surut. Semangatnya justru bertambah tinggi, karena
ia ingin  kualitas pendidikan di Pulau Weh lebih baik Wahyuni sangat senang dan bangga
dan sejajar dengan daerah lain. Itulah tekad Sri dengan tugas mulia itu. ‘Saya sangat suka
dengan anak-anak karena tingkah lucu mereka Rihad Wiranto
Wahyuni.
penuh sejuta cerita,” katanya.

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 35


GURU

Ratri Widati, S.Pd

Juara I Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket A


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

Berkata Kotor
T
embang dan dongeng ternyata bisa menjadi Peserta Didik Paket A Melalui Pembelajaran PKn permasalahan psikologis yang dialami peserta didik
media pembelajaran yang efektif buat Terintegrasi Tembang, Dongeng, dan Dolanan”. sebelum masuk di PKBM Homeschooling Primagama.
anak didik. Hal itu dibuktikan oleh Tutor Ia menggabungkan tiga unsur kearifan lokal
Karena itu, Ratri kemudian menerapkan
Homeschooling Primagama Yogyakarta, Ratri Widati yaitu tembang, dongeng dan dolanan dalam
strategi pembentukan konsep diri peserta didik
S.Pd. Ia baru saja meraih juara 1 pada ajang Apresiasi pembelajarannya. “Strategi pembelajaran ini
melalui pembelajaran PKn terintegrasi tembang,
GTK PAUD dan Dikmas Tingkat Nasional yang bertujuan untuk membentuk konsep diri peserta
dongeng, dan dolanan untuk mengubah perilaku
berlangsung di Pontianak, Kalimantan Barat, 8-14 Juli didik seperti kejujuran, disiplin dan kerja sama,” kata
negatif peserta didik dan membentuk konsep diri
2018. Ia menang untuk kategori Tutor Ratri.
yang positif. “Tembang, dongeng, dan dolanan dipilih
Pendidikan Kesetaraan Paket A
Ia menceritakan alasan karena mengandung pesan atau nilai-nilai luhur yang
(setara SD).
mengapa dirinya dapat menstimulasi terbentuknya perilaku positif
Dalam lomba tersebut, menyusun peserta didik,” katanya.
Ratri membawakan
Inovasi pembelajaran ini bertujuan menstimulus
karya nyata berjudul
peserta didik agar berperilaku positif atau tidak
“Pembentukan
berbicara kotor. Dalam proses pembelajaran,
Konsep
tembang digunakan sebagai apersepsi. Tutor
Diri
mengajak peserta didik nembang bersama.
Kemudian perilaku positif peserta didik yang
dilakukan secara berulang akan menjadi
kebiasaan baik. Kebiasaan berperilaku baik
tersebut dilanjutkan di rumah dengan melibatkan
karya
peran orangtua. “Dampak inovasi pembentukan
n y a t a
konsep diri ditunjukkan pada perubahan perilaku
tentang
(afektif) peserta didik, peningkatan nilai (kognitif)
karakter anak ini.
pada pembelajaran PKn, dan proses pembelajaran
Menurut dia, peserta
yang semakin menarik,” ujarnya.
didik paket A di
PKBM Homeschooling Sebagai contoh, tembang Menthog-menthog
Primagama kadang memiliki pesan untuk selalu merefleksikan diri dan
berbicara kotor dan kasar. Hal itu membenahi kesalahan. Sementara itu tembang Pitik
terjadi karena beberapa alasan. Pertama, Walik Jambul mengandung pesan untuk bersyukur,
peserta didik menirukan berbagai hal yang ada mandiri, dan kritis. Dalam dongeng Ajisaka dan
di sekitarnya. Kedua, kurangnya pengawasan Asal Mula Hanacaraka (aksara jawa) terdapat nilai-
orangtua terhadap kebiasaan anak. Ketiga, nilai kemandirian, religius, dan kritis. Strategi ini

36
tidak terlepas dari penggunaan media. Hal tersebut BONEKA TANGAN sarjana di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan
bertujuan untuk menarik perhatian dan meningkatkan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Penggunaan strategi pembentukan konsep diri
keterlibatan peserta didik. Penggunaan partitur mini
mampu meningkatkan keterlibatan peserta didik. Hal Mengabdi di bidang pendidikan sudah Ratri
yang diberikan untuk masing-masing peserta didik
ini terwujud karena dalam penggunaannya strategi cita-citakan sejak anak-anak. Bagi Ratri, belajar
bertujuan untuk mengajak peserta didik nembang
ini dikombinasikan dengan metode dan media yang bersama anak-anak sangatlah menyenangkan. Di
bersama tutor di dalam kelas.
menarik. Sehingga peserta didik semakin aktif dalam PKBM Homeschooling Primagama, ia telah mengabdi
Sementara itu, boneka tangan digunakan saat mengikuti kegiatan pembelajaran. selama empat tahun. Selama empat tahun ini,
tutor mendongeng. Penggunaan boneka tangan banyak tantangan yang Ratri Widati alami. Peserta
Meningkatnya keterlibatan peserta didik
dibuat semenarik mungkin, misalnya dengan didik memiliki karakter sendiri-sendiri sehingga
membawa dampak positif terhadap pemahaman
membuat suara yang berbeda atau bermain dialog menuntut tutor semakin kreatif dalam mengemas
materi pembelajaran. Hal tersebut terbukti dengan
dengan boneka tangan. Bentuk keterlibatan orangtua pembelajaran. “Namun bersama mereka selalu
adanya peningkatan rata-rata nilai kognitif pada
yaitu dengan melanjutkan pembiasaan berperilaku menyenangkan dan saya belajar dari mereka. Saya
pembelajaran PKn. Hasil analisis rata-rata capaian
baik di rumah. Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan menjadi pribadi yang semakin baik,” kata wanita
nilai peserta didik Paket A pada tingkat I derajat
parenting. Bentuk kegiatan ini berupa diskusi kelahiran Sleman, Yogyakarta, 1 Maret 1991.
dasar setara kelas III SD
interaktif dan konseling mengenai perilaku peserta
Ratri telah memiliki seorang suami dan satu
didik. Lebih lanjut, tutor mendorong orangtua untuk Ratri Widati tinggal di Gancahan VI, RT 05, RW
anak. Saat ini, anak Ratri berusia delapan belas bulan.
memberikan contoh baik (suri tauladan) dalam 14, Sidomulyo, Godean Sleman, Yogyakarta. Saat ini ia
“Kegiatan yang suka kami lakukan bersama adalah
berperilaku. Bentuk lain dari kegiatan ini adalah aktif sebagai tutor Paket A di PKBM Homeschooling
menanam. Sementara hobi saya yang lain adalah
komunikasi efektif yang dilakukan melalui grup Primagama Yogyakarta. Ratri menyelesaikan
menyanyi. Dahulu saya pernah ingin jadi penyanyi,”
orangtua sebagai kontrol terbentuknya perilaku baik pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Pangudi
katanya sambil tersenyum. Tapi menjadi pendidik
peserta didik. Luhur Sedayu. Sekolah Menengah Pertama Negeri
adalah impian Ratri yang sebenarnya. 
(SMPN) 7 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 2 Yogyakarta, dan menyelesaikan pendidikan A. Fauzi Ramdani

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 37


GURU

Ummi Salamah., S.Pd

Juara I Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket B


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

Bangun Karakter
U
mmi Salamah, S.Pd sehari-hari bekerja Dalam kesempatan tersebut, Ummi Salamah Pertama, kartu soal berlatar belakang peci resam dan
sebagai tutor paket B di Satuan Pendidikan membawakan karya nyata berjudul “Penerapan gambar terkait materi. Kartu ini difungsikan untuk
Nonformal (SPNF) Sanggar Kegiatan Cermat Mendidik Melalui Kartu Acak dalam mengetahui soal-soal yang akan dibacakan dalam
Belajar (SKB) Kota Pangkalpinang. SKB beralamat Membangun Karakter Peserta Didik Paket B kelas melaksanakan strategi Cermat Mendidik. Kedua,
di jalan Kampung Melayu, Kelurahan Tuatunu VIII tingkat III derajat Terampil 1 pada Mata Pelajaran kartu jawaban berlatar belakang tudung saji dan
Indah, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang, PKn di Satuan Pendidikan Nonformal (SPNF) Sanggar gambar terkait materi. Kartu ini difungsikan untuk
Provinsi Bangka Belitung. Wanita kelahiran Kota Kegiatan Belajar (SKB) Kota Pangkalpinang”. mengetahui jawaban terkait materi pembelajaran
Pangkalpinang, 16 Desember 1973 ini yang terdapat dalam kartu soal.
Dengan menggunakan strategi tersebut,
bekerja dengan gigih. Berkat
peserta didik diharapkan mampu berpikir Ketiga, kartu sanksi berlatar belakang tudung
ketekunannya, Ummi Salamah
cepat, efektif, efisien, positif, tajam, dan saji. Kartu ini difungsikan untuk memberi sanksi
meraih juara 1 pada ajang
kritis, serta terlatih untuk menemukan kepada setiap kelompok yang tidak dapat menjawab
Apresiasi Guru dan Tenaga
masalah serta solusi dalam melaksanakan soal pada babak rebutan. Sebaliknya, bila jawaban
Kependidikan (GTK) Pendidikan
tugas yang diberikan oleh tutor. Dalam benar maka setiap kelompok akan mendapat nilai.
Anak Usia Dini (PAUD) dan
pelaksanaannya diintegrasikan dengan Strategi tersebut telah menghasilkan dampak
Pendidikan Masyarakat
media kartu acak yang mengandung lima nilai positif. Antara lain muncul perilaku positif peserta
(Dikmas) tingkat Nasional, yang
karakter yakni religius, nasionalis, mandiri, didik selama mengikuti pembelajaran di SKB Kota
berlangsung di Pontianak,
gotong royong, dan integritas. Pangkalpinang. “Dampak dalam keluarga, peserta
Kalimantan
didik mulai bertanggung jawab terhadap tugas
Barat, Media yang digunakan terdiri
yang diberikan orang tua serta dapat memberi
8-14 dari tiga jenis kartu.
contoh yang baik kepada saudaranya. Sedangkan
J u l i
dampak bagi masyarakat yaitu adanya kepercayaan
2018.
masyarakat menyekolahkan anak-anak mereka di
SKB Kota Pangkalpinang,” kata Ummi Salamah.

38
didik lainnya mereka memilih melanjutkan
pendidikan kembali ke SKB. Pada tahun ajaran
2017/2018 tutor SKB diberi kepercayaan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pangkalpinang untuk dapat membantu
mengajar di Lapas Anak Pangkalpinang. Ummi
Salamah salah satu tutor yang mendapat
kesempatan memberi ilmu pengetahuan kepada
anak-anak di sana. Kebetulan mata pelajaran
yang diajarkan adalah PKn. Usia anak-anak di
sana antara 15 sampai dengan 18 tahun.

Ini merupakan tantangan besar Ummi


Salamah menghadapi anak-anak yang telah
mengalami penurunan mental, moral dan
secara psikologis mereka malu untuk belajar.
Hal ini disebabkan karena predikat yang mereka
sandang adalah seorang narapidana. Banyak trik
dan metode pembelajaran yang bisa membuat
mereka betah mengikuti pembelajaran. Ummi
Salamah menggunakan metode pembelajaran
DELAPAN BERSAUDARA 1997, Ummi Salamah mendapat gelar sarjana
beragam seperti ceramah, tanya jawab, penugasan,
pendidikan. Ummi Salamah kemudian kembali ke
Ummi Salamah adalah anak ke 3 dari 8 tebak kata, tebak gambar, dan menyusun kalimat.
Pangkalpinang.
bersaudara, terlahir dari ibu bernama Homisah dan
ayah, Ahmad Nur. Pada usia 6 tahun, Ummi Salamah Pada 1998 hingga 2006 Ummi Salamah mengajar
belajar di SD Negeri 3 Pangkalpinang. Sekolah ini di beberapa sekolah, antara lain SMP Swadaya,
merupakan favorit keluarga sehingga 8 bersaudara SMA PGRI dan SMEA Negeri 1, seluruhnya berada di
sekolah di sana. Pada 1986, Ummi Salamah Pangkalpinang. Tahun 2006, Ummi Salamah lulus
melanjutkan ke SMP Dharma, yang pada 1988 berubah seleksi PNS dan ditempatkan di Sanggar Kegiatan
menjadi SMP PGRI 3 Pangkalpinang. Tahun 1989, Belajar (SKB) Pangkalpinang. Salamah menjadi
Ummi Salamah melanjutkan ke SMA Muhammadiyah. Pamong Belajar dengan sebutan Tutor pada program
Kelas 1 sampai kelas 3, ia mendapat peringkat 2 atau pendidikan kesetaraan.
3 di kelas. SKB menyelenggarakan program Paket A, B,
Pada 1992, Ummi Salamah mengikuti seleksi dan C yang peserta didiknya merupakan anak putus
masuk perguruan tinggi dan diterima di Universitas sekolah dan tidak dapat melanjut sekolah formal
Sriwijaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, karena keadaan ekonomi keluarga. “Merupakan tugas
Jurusan Ilmu Pendidikan Program Pendidikan Luar besar bagi saya untuk mengembalikan semangat
Sekolah. Setelah 4 tahun 6 bulan, pada 30 Januari belajar, membimbingnya serta memberi motivasi
agar terus berusaha Ia mulai menulis karya ilmiah pada 2011 saat
dalam menghadapi mengikuti lomba kategori pengelola TBM tingkat
tantangan hidup,” nasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada 2015,
katanya. Ummi Salamah mengikuti lomba tingkat nasional di
Medan, Sumatera Utara dan mendapat peringkat 10.
Ummi Salamah
Pada 2018, Ummi Salamah mengikuti lomba tutor
sangat bangga
paket B dan dan menjadi juara 1 di tingkat nasional.
terhadap peserta
“Semoga apa yang telah saya dapatkan menjadi
didik yang mempunyai
motivasi teman-teman di daerah dan tutor paket B
keinginan untuk
di seluruh Indonesia untuk terus menulis. Kita semua
melanjutkan ke sekolah
bisa berkarya asal ada kemauan yang kuat.” katanya
formal. Setiap tahun

terdapat beberapa
peserta didik yang
melanjutkan ke SMA
A. Fauzi Ramdani
atau SMK. Bagi peserta

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 39


GURU

Katrina Permassari, S.Pd

Juara I Kategori Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket C


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

Jaring Pengetahuan

S
ebagai Tutor Paket C, Katrina Permassari Peserta didik berasal dari keluarga prasejahtera digambar rumus-rumus. Rumus yang digambar
menghadapi banyak tantangan. Tapi ia yang rata-rata kurang memperhatikan pendidikan sifatnya menyeluruh untuk 1 bab agar peserta didik
justru bersemangat untuk menyelesaikan anak-anaknya, termasuk dalam pembinaan dapat menganalisis penggunaan rumus secara tepat.
masalah yang dihadapi. Saat ini, ia menjadi karakternya. Hal tersebut berdampak pada karakter
Berkat kreativitas Katrina tersebut, ia akhirnya
Tutor Paket C di Pusat Kegiatan Belajar peserta didik saat mengikuti pelajaran di kelas.
meraih predikat juara 1 di Provinsi Banten dan maju
Masyarakat (PKBM) Maleo, di Tangerang Selatan, Antara lain, mereka suka kabur saat jam pelajaran
ke ajang Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Tingkat
Banten. PKBM Maleo adalah Matematika, mencontek teman saat mengerjakan
Nasional di Pontianak pada 8-14 Juli 2018. Di tingkat
lembaga pendidikan gratis tugas atau ulangan, tidak mau bertanya meski tidak
nasional, Katrina pun meraih juara 1 untuk kategori
bagi peserta didik yang memahami materi, serta rasa percaya diri yang
Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket C.
berasal dari keluarga rendah.
prasejahtera di sekitar “Perasaan bangga dan tegang tentunya sebagai
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
Bintaro. Para tutornya finalis di ajang ini karena harus bersaing dengan
dibutuhkan strategi yang tepat untuk membangun
adalah relawan yang sesama Tutor Paket C dari seluruh Indonesia.
karakter peserta didik. Katrina kemudian
meluangkan waktunya Ditambah lagi harus menghadapi para juri yang
mengajukan strategi untuk pemecahan masalah
untuk berbagi ilmu kompeten yang menilai karya nyata yang telah saya
dengan konsep “Jaring Pengetahuan”, yakni
dengan para lakukan,” katanya.
strategi pembelajaran kooperatif
peserta dan inkuiri. Penerapan strategi Saat mengikuti lomba, ia sempat tegang.
didik. ini dilakukan dengan metode Ketegangan yang ia rasakan tidak lantas membuatnya
diskusi, belajar kelompok, lengah. Mendapat nomor urut tampil ke-30 akhirnya
dan peer teaching serta ia manfaatkan betul untuk menganalisis situasi serta
media Papan Rumus. pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan juri
kepada peserta lain. Hal tersebut membuat Katrina
Jaring Pengetahuan
semakin siap dengan presentasi yang akan dilakukan.
adalah proses penerimaan
pengetahuan oleh peserta Melihat peserta lain yang tampil sangat baik
didik diibaratkan dengan dan juga luar biasa karya nyatanya, tidak membuat
membentuk jaring. dia berkecil hati dengan karya nyata sendiri. Katrina
Penerapan strategi Jaring tetap yakin bahwa ia telah melakukan persiapan
Pengetahuan ini dilakukan dengan baik.
dengan penggunaan
Papan Rumus yakni
sebuah papan yang

40
Saat tiba giliran untuk presentasi di depan SENANG MENGAJAR yang akan diujikan. Namun saya bersyukur mereka
juri, rasa tegang pun hilang sehingga ia dengan dapat lulus dan meneruskan ke jenjang pendidikan
Katrina, kelahiran Jakarta, 22 November 1987,
lancar menyampaikan isi karya nyatanya. Juri pun lebih tinggi, “ kata Katrina.
adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dia
merespon sangat baik atas apa yang telah Katrina
menempuh pendidikan tingkat SD-SMA di daerah Ia sengaja berpindah ke PKBM karena ingin lebih
lakukan di PKBM Maleo. “Senang rasanya ketika apa
Sukabumi, Jawa Barat yang merupakan kampung memberi manfaat bagi orang lain. “Saya merasa
yang saya lakukan dapat diakui dan diapresiasi juri.
halaman Ibu. Ia menjadi lulusan terbaik saat SMA. kegiatan mengajar yang sebelumnya saya lakukan
Ternyata respon juri yang sangat baik itu menjadi
Ia kemudian memilih jurusan psikologi (pendidikan) seperti layaknya hanya menjalankan kewajiban
pertanda bahwa saya akan menjadi juara 1 Tutor
di Universitas Negeri Jakarta. Di jurusan tersebut, ia pekerjaan saya. Hingga akhirnya saya memutuskan
Paket C Tingkat Nasional tahun 2018,” ujarnya.
mempelajari cara mengajar dan mengenali peserta untuk menjadi pengajar relawan di PKBM Maleo,”
Katrina pun sangat terharu saat dibacakan didik melalui ilmu psikologi. Katrina pun lulus dengan ujarnya.
pengumuman. “Perasaan senang dan terharu saat predikat Cumlaude.

Lulus dari perguruan tinggi, ia memilih untuk PKBM Maleo yang terletak di Tangerang Selatan
MC memanggil nama saya sebagai juara. Tidak
menjadi guru di sebuah sekolah swasta di daerah ini merupakan sekolah gratis untuk keluarga
percaya tapi sungguh terjadi dan menjadi kenangan
Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. “Saya sangat prasejahtera (dhuafa) di sekitar Bintaro. “Keputusan
indah untuk hidup saya,” katanya
senang mengajar dan berinteraksi dengan anak- saya untuk menjadi relawan di PKBM Maleo adalah
Prestasi yang sudah Katrina raih ini tentu anak karena membuat hidup lebih berdinamika. keputusan terbaik yang pernah saya ambil selama
tidak akan membuatnya terlena. Ia berjanji akan Setelah dua tahun menjadi guru SD, saya memilih menjadi seorang pengajar,” katanya.
menularkan semangat ini kepada teman-teman tutor untuk menjadi Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket A
di daerah agar terus berinovasi dan bermanfaat bagi di PKBM Kak Seto,” katanya. Berbagi ilmu dengan peserta didik yang luar
orang lain. “Saya akan tetap melakukan yang terbaik biasa, sopan, ceria, serta hormat pada gurunya
Peserta didik di PKBM sangat bervariasi dan membuat Katrina semakin ingin membantu mereka
untuk para peserta didik di PKBM Maleo. Hingga
menantang buat Katrina. Di sekolah itu, Katrina dalam menuntut ilmu.
saya dapat menghantarkan serta mempersiapkan
ditugaskan menangani peserta didik berkebutuhan
mereka untuk dapat terjun ke masyarakat. Semoga Banyak sekali hal yang ia pelajari selama
khusus. Menghadapi peserta didik berkebutuhan
Allah terus memberikan saya kekuatan untuk tetap mengajar peserta didik di sana. “Mengajar mereka
khusus yang menjalani program Paket A tentu cukup
bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.” membuat kita semakin bersyukur dengan kondisi
sulit. “Tentu untuk mendapatkan ijazah tersebut,
peserta didik saya harus dilatih dengan soal-soal yang kita miliki.” katanya 

A. Fauzi Ramdani

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 41


GURU

Florens Ludia De Fretes

Juara I Pendidik PAUD wilayah 3T


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

Demi Sekolah
T
erbatasnya tenaga pendidik dan tenaga beberapa anak setiap pagi kumpul dan bermain tersebut. Kemudian ia   pergi ke perkotaan untuk
kependidikan di Kabupaten Sorong bersama, akhirnya pada 17 September 2012,   ia mencetak gambar-gambar dengan menggunakan
Selatan, Papua Barat, membuat satu guru membuka PAUD dengan nama Kindi yang artinya kertas HVS ukuran A4.
harus   mampu membawahi dua kelas bahkan pasir, sesuai hasil alam di tempat tersebut. Pada
Saat hari pertama sekolah, semua gambar
lebih. Hal inilah yang dihadapi Florens Ludia tahun pelajaran 2017/2018 peserta didik sudah
tersebut dipasang pada dinding  ruang belajar. Florens
di desa Bariat, Kecamatan Konda, Kabupaten mencapai 34 anak dengan 4 tenaga pendidik. PAUD
Ludia   kemudian meminta siswa menceritakan
Sorong Selatan. Dengan kondisi seperti itu, menggunakan bangunan gereja lama sebagai tempat
tentang saudara mereka. Ternyata mereka sangat
seorang guru dituntut melaksanakan proses belajar setelah diperbaiki oleh warga.
lancar   menceritakan perihal saudaranya yang ada
pembelajaran kreatif agar bisa diterima peserta Selama mengajar, Florens Ludia mendapati di foto. Florens Ludia  merasa belum cukup hanya
didik. anak-anak tidak percaya diri ketika diminta berbicara sampai disitu. Minggu berikutnya,  ia menempelkan
Saat ini, Florens Ludia mengajar di   SD YPK di depan kelas. “Dia bukannya bercerita,   malah gambar lima jenis burung. Ia meminta anak
Sikhem Bariat sejak 14 Juli 2010.   Jaraknya 15 km menangis akibat takut,” katanya. Akhirnya menceritakan soal burung tersebut. “Saya sangat
dari ibu kota kabupaten, yang hanya bisa dilalui ia membuat inovasi dengan  menggunakan bahagia karena saya akhirnya berhasil merangsang
menggunakan kendaraan roda dua sampai gambar keluarga untuk merangsang siswa untuk berani tampil dan berbicara,” katanya.
setengah perjalanan, kemudian dilanjutkan keberanian anak berbicara.   Mula-
Pengalaman tersebut ia tulis dalam sebuah
dengan berjalan kaki karena kondisi mula, dengan menggunakan
karya nyata berjudul “Penggunaan Gambar Keluarga
jalan  berlumpur. handphone, Florens Ludia
untuk Merangsang Keberanian Berbicara Anak PAUD
m e m o t r et
Pada 2012,   ia tergerak menyelenggarakan PKK Kindi Bariat.” Berkat kreativitas tersebut, ia
anggota
PAUD di kampung Bariat. Berawal meraih gelar  juara 1 pada ajang Apresiasi Guru dan
keluarga
dari mengajak Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Anak Usia Dini
anak-
(PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) tingkat
a n a k
Nasional, yang berlangsung di Pontianak, Kalimantan
Barat, 8-14 Juli 2018. Ia mendapat penghargaan
untuk kategori   Best Practices Pendidikan Daerah
Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).

42
PERJUANGAN BERAT
Keberhasilan Florens Ludia diperoleh dengan
perjuangan berat. Ia lahir di Kota  Minyak Sorong, 7
Mei 1981.  Sejak usia 11 bulan, Florens Ludia  tinggal
bersama Ibu tanpa seorang Ayah.   Dengan kerja
keras Ibu membesarkan dan menyekolahkan
keempat anaknya.  Florens Ludia masuk SD Advent
Sorong pada usia tujuh tahun lebih sebulan. Florens
Ludia kemudian  melanjutkan ke SMP Advent di kota
yang sama. Pada tahun kedua  memasuki caturwulan
ketiga, ia menemui kendala, berhubungan usia Ibu
nya yang  semakin tua dan kesulitan membiayai
sekolah. Akhirnya Florens Ludia  mencari pekerjaan
sampingan yang bisa dikerjakan diluar waktu sekolah.
Ia  bekerja di sebuah toko sembako milik orang tua
teman. Florens Ludia bekerja dari pukul   08.00WIT
hingga pukul 12.30 WIT, setelah itu ia berangkat hari, ia menjadi tukang parkir di terminal. Sebagai saat itu, Sorong belum memiliki  universitas ataupun
sekolah. Hal ini ia lakukan hingga lulus SMP. seorang wanita dan pada usia masih muda Florens Sekolah Tinggi jadi ia harus keluar daerah atau ke
Sekalipun Ibu sudah semakin tua dan Ludia tidak merasa malu melakukan pekerjaan Jayapura. Akhirnya Florens Ludia tidak lagi berpikir
melemah namun ia tetap menginginkan Florens ini. Akhirnya pada 2000,   Florens Ludia berhasil untuk melanjutkan kuliah. Pada 2001,   Florens
Ludia  melanjutkan pendidikan ke SMA. Florens menyelesaikan SMA. Florens Ludia meraih peringkat Ludia   menikah dengan seorang putra Papua Isakh
Ludia tetap melangkah dengan motto hidup “Setiap tertinggi. “Saya masih ingat air mata yang mengalir Meres. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai
kemauan pasti ada jalan. Setiap usaha  pasti ada dari mata Ibu, yang tidak pernah menduga saya  bisa dua orang putra dan dua orang putri. Tahun 2005,
keberhasilan”. Florens Ludia  masuk ke SMA ABT Kota menyelesaikan SMA,” ujarnya. ada penerimaan tenaga guru yang akan disekolahkan
Sorong. Ibu sudah tidak mampu bekerja dan sakit- terlebih dahulu oleh pemerintah setempat. Atas saran
Setelah selesai SMA,   Florens Ludia mengikuti
sakitan. Florens Ludia  kemudian bekerja sebagai dan ijin suami,  Florens Ludia kemudian mengikuti
tes UMPTN dan ia lulus. Namun, ia tak punya biaya
kondektur angkutan kota. Sedangkan di malam tes tersebut, ternyata lulus. Ia kemudian menempuh
untuk mempersiapkan semua persyaratan. Pada
pendidikan di Universitas Cenderawasih (Uncen)
Papua. Dari Uncen, Florens Ludia  meraih gelar Ahli
Madya Pendidikan (A.Mpd) pada 2011.

Florens Ludia   diterima sebagai guru honor


di SD YPK Baithesda Manelek   pada 14 Juli 2010.
Kemudian pemerintah bekerja sama dengan
Unika  Atma Jaya Jakarta menyekolahkan para guru
yang masih bergelar A.Mpd menjadi S.Pd. Florens
Ludia   kemudian dipindahkan ke SD YPK Sikhem
Bariat, yang merupakan sekolah baru. Florens
Ludia   adalah salah satu guru pertama di sekolah
tersebut sampai hari ini. Masyarakat di Kampung
Bariat membangunkan rumah untuk Florens Ludia.
Pada   2012 atas kesepakatan Camat dan Kepala
Desa serta ijin dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Sorong Selatan,   akhirnya pada 17 September 2012
dibangun PAUD Kindi. Keberhasilan  Florens Ludia
mengelola PAUD  mengantarkan dia untuk ikut lomba
Guru Berprestasi tahun 2016 namun belum berhasil
menjadi juara.  Baru tahun ini, akhirnya Florens Ludia
berhasil meraih juara 1 tingkat nasional kategori Best
Practices Pendidik Daerah 3T.  

A. Fauzi Ramdani

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 43


GURU

Neli Purwanti Resmiati, S.Pd

Juara I Kategori Pendidik Dikmas Wilayah 3T


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

Mengolah Pisang

N
eli Purwanti Resmiati, S.Pd, lahir 5 November Saat ini, ia tinggal di Desa Persil Raya, dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Anak
1974, anak kedua dari enam bersaudara Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas)
dari pasangan suami-istri bernama Juwono Kalimantan Tengah. Ia bekerja di Pusat Kegiatan tingkat Nasional, yang berlangsung di Pontianak,
(Almarhum) dan Natiji. Masa kecilnya ia habiskan di Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Harapan di jalan Kalimantan Barat, pada 8-14 Juli 2018.
Desa Petanjungan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Tjilik Riwut, Kelurahan Kuala Pembuang I, Kecamatan
Dalam kesempatan itu, ia membawakan karya
Pemalang, Jawa Tengah. Seperti pada umumnya Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan
nyata berjudul “Pembelajaran Keaksaraan Melalui
penduduk yang ada di desa tersebut, kedua orangtua Tengah.
Bahan Ajar Kulit Pisang dan Media Belajar Kantong
Neli Purwani juga berprofesi sebagai petani dan
S e b a g a i Baca”. Dalam paparannya, ia menjelaskan tentang
mempunyai sawah warisan.
pendidik, ia berhasil masalah yang dihadapi Kabupaten Seruyan.
Namun karena Ayah tidak bisa mengerjakan mencapai prestasi Kabupaten ini merupakan satu-satunya wilayah yang
sawah sendiri semua pekerjaan diupahkan ke orang membanggakan, ditetapkan sebagai daerah 3 T di Provinsi Kalimantan
dari mulai mencangkul sampai memanen. yakni meraih Tengah. Daerah ini masih minim pembangunan
predikat sebagai infrastruktur. Akses jalan yang tidak memadai
Sayangnya, demi memenuhi biaya sekolah dan
juara 1 Apresiasi berdampak pada fasilitas pendidikan yang tidak
kuliah, lama-kelamaan sawah yang dimiliki kedua
Guru merata. Salah satu wilayah yang merasakan dampak
orang tua habis dijual. Bersyukur, walau sawah habis
keterbatasan infrastruktur dan sulitnya akses
tapi semua anak-anaknya menamatkan sekolah
pendidikan adalah di Sungai Mitak, Desa
sampai SMA. Bahkan anak sulung bisa menyelesaikan
Persil Raya.
kuliah di Universitas Gajah Mada dengan dana
seadanya sambil bekerja di pabrik. Ini adalah salah satu desa yang
diidentifikasi memiliki warga
Kehidupan yang sulit di masa
masyarakat yang masuk kategori
kecil menginspirasi Neli Purwanti
keaksaraan dasar dengan status
untuk menjadi pendidik bagi
buta aksara latin murni dengan
masyarakat yang tidak sempat
usia 44 tahun ke atas. Dengan
sekolah. Akhirnya, Neli
kondisi tersebut, tantangan bagi
Purwanti menjadi Pendidik
Neli Purwani makin berat. Mengajar
pada Pendidikan Masyarakat
membaca, menulis, dan berhitung
(Dikmas) wilayah 3 T (terdepan,
kepada orang sudah berumur
terluar dan tertinggal).
tentu tidak mudah. Mereka harus
dimotivasi agar bersedia belajar
sambil menambah keterampilan.

44
Neli Purwanti pun
menawarkan sebuah metode
pembelajaran yang inovatif
dengan memanfaatkan
produk unggulan daerah
setempat yakni pisang. Ia
membuat bahan ajar “Kulit
Pisang” dan media “Kantong
Baca” pada keaksaraan
dasar di Sungai Mitak, Desa
Persil Raya, Kabupaten
Seruyan.

Strategi tersebut ia
laksanakan di PKBM Tunas
Harapan dengan cara
memberi pembelajaran
dengan memanfaatkan
produk unggulan lokal.
Tanaman pisang selama ini
hanya dibuat keripik pisang.
Nah, pisang ini dimanfaatkan
oleh tutor, lembaga dan
warga belajar untuk dijadikan
bahan pembelajaran serta
produk unggulan kerupuk
kulit pisang.

Dengan demikian
penghasilan keluarga bisa
bertambah. Warga belajar Kehidupan yang sulit itu, akhirnya membuat
keaksaraan juga memiliki keterampilan baru berupa Neli Purwanti berniat menyelenggarakan pendidikan
BERPINDAH-PINDAH SEKOLAH
mengolah pisang. Pembelajaran keaksaraan dengan yang tidak membebankan peserta didik. Pada 2009,
menggunakan bahan ajar kulit pisang dan media Neli Purwanti menempuh pendidikan di SD N ia diajak ketua PKBM Tunas Harapan untuk mengajar
kantong baca terbukti menjadi alat pembelajaran II Petanjungan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten ibu-ibu yang tidak sempat sekolah formal. Ia setuju
yang efektif bagi peserta didik. “Kegiatan ini ternyata Pemalang. Tahun 1989, Neli Purwani bersama kakak karena ini adalah pekerjaan mulia.
berjalan lancar. Para peserta semakin bersemangat yang sulung berpindah ke daerah Abepura, Papua,
Neli Purwanti mengajari mereka membaca,
untuk mengikuti proses pembelajaran,” katanya. tepatnya di perumnas I Waena mengikuti kakak
menulis dan berhitung. “Dengan berjalannya waktu,
sepupu yang kebetulan tinggal di
saya mengajari ketrampilan yang sangat berguna
sana. Ia kemudian sekolah di SMP
bagi masyarakat,” kata Neli Purwanti yang sudah
Muhammadiyah Yapis Abepura,
meraih gelar sarjana jurusan pendidikan Guru PAUD
Papua. Kakaknya membiayai sekolah
di Universitas Terbuka.
Neli Purwanti untuk meringankan
beban orangtua. Selain mengajar keaksaraan, Neli Purwanti
juga seorang guru ngaji di Mushola Darul Amin yang
Kemudian, ia melanjutkan
terletak di sekitar rumah. Dan di pagi hari, Neli
SMA di SMA N 1 Jayapura, Papua.
Purwani juga seorang guru Taman Kanak-Kanak
“Tujuannya supaya saya dan kakak
di desa tempat tinggalnya. “Saya senang dengan
bisa melanjutkan sekolah hingga
aktivitas semua ini karena bisa membantu banyak
jenjang SMA. Waktu itu iuran bulanan
orang yang ingin belajar tanpa harus mengeluarkan
sekolah terlalu mahal bagi orang
banyak uang,” katanya. 
tua, “katanya. Kedua orangtua Neli
Purwanti harus menjual sawah demi
melunasi tunggakan-tunggakan
A. Fauzi Ramdani
iuran sekolah.

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 45


GURU

Firmanila Tyastuti, S.Pd

Juara I Instruktur Kursus Tata Busana


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

Tentukan Jurusan
P
ada zaman sekarang, penggunaan teknologi Kreasi Lurik di LKP Silia.” Karya nyata ini menjadi yang rendah, kurangnya kedisiplinan dan strategi
informasi dalam pembelajaran sudah sangat bekal Firmanila Tyastuti untuk mengikuti Apresiasi yang kurang menarik mengakibatkan peserta didik
lazim. Proses belajar menjadi lebih menarik Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan kurang dalam mengingat materi pembelajaran,”
bagi peserta didik, apalagi masyarakat sekarang Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan kata Firmanila Tyastuti yang sudah bekerja
sudah sangat akrab dengan perangkat teknologi. Dikmas) Berprestasi Tingkat Nasional, di Pontianak, sekitar 3,5 tahun di LKP Silia. Itulah sebabnya,
Menyadari begitu kuatnya pengaruh teknologi dalam Kalimantan Barat, yang berlangsung pada 8-14 Juli ia memperkenalkan teknologi dalam proses
pendidikan, maka Firmanila Tyastuti, S.Pd, instruktur 2018. Karya Firmanila Tyastuti tersebut akhirnya pembelajaran.
kursus tata busana, juga menggunakan kecanggihan mengantarkan dirinya menjadi Juara 1 tingkat
Dalam karya tulis tersebut, Firmanila Tyastuti
teknologi dalam kegiatan belajar mengajar nasional kategori Instruktur Tata Busana.
menjelaskan konsep strategi pembelajaran learning
sehari-hari. Ia mengatakan, selama ini peserta cycle berbantuan media audio visual
Firmanila Tyastuti adalah instruktur didik seringkali tidak memiliki dan aplikasi messenger dalam rangka
tata busana di Lembaga Kursus dan motivasi dalam belajar tata pembuatan busana pesta dengan
Pelatihan (LKP) Silia, Sleman, Daerah busana. “Motivasi kreasi lurik. Firmanila Tyastuti
Istimewa Yogyakarta (DIY). Tepatnya, belajar juga mendeskripsikan faktor
LKP Silia beralamat di Jalan Tantular pendukung dan penghambat
Selatan No. 414B, Pringwulung, dalam pembelajaran
Kelurahan Condongcatur, Kecamatan tersebut.
Depok, Kabupaten Sleman.
D a l a m
Menurut pengalamannya, praktiknya, ada
penggunaan media audio visual beberapa langkah
terbukti telah meningkatkan proses pembelajaran
motivasi belajar peserta yang dilakukan yakni pengenalan
didik. Pengalaman Firmanila karakter peserta didik, dilanjutkan
Tyastuti dalam menggunakan dengan menyusun silabus, Rencana
kecanggihan teknologi ini, Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi
ia tuangkan dalam karya pembelajaran, dan instrumen penilaian. Dibahas
nyata berjudul “Learning pula tentang sarana dan prasarana yang diperlukan
Cycle Berbantuan Media selama pembelajaran. Sementara tahapan proses
Audio Visual dan Aplikasi pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
Messenger dalam Pembelajaran yang meliputi engagement, exploration, explanation,
Pembuatan Busana Pesta dengan elaboration, evaluation, serta dilanjutkan dengan
kegiatan akhir.
46
Setelah dilakukan proses pembelajaran Namun, ada pula faktor penghambat, Usai SMK, ia mendadak bimbang. Ia bingung
dengan menggunakan audio visual dan aplikasi yakni video bersifat linier, dan koneksi internet saat akan memilih jurusan. “Saya bingung mau
Messenger, kemudian dilakukan evaluasi. Ternyata, kadang tidak stabil. “Secara keseluruhan, dapat melanjutkan sesuai jurusan di SMK ataukah berganti
pembelajaran dengan cara modern itu menghasilkan disimpulkan bahwa strategi ini dapat diterapkan jurusan. Akhirnya dari saran orang tua, saya
dampak positif. Antara lain, dari segi afektif, peserta untuk pembelajaran di LKP karena memudahkan mengambil jurusan Pendidikan Teknik Busana di
didik menjadi lebih disiplin, serta motivasi belajarnya dalam proses pembelajaran menjahit, meningkatkan Universitas Negeri Yogyakarta, “ katanya. Berkat doa
meningkat. Dari segi kognitif, peserta didik kedisiplinan dan motivasi belajar siswa,” katanya. orang tua dan keseriusan kuliah, Firmanila Tyastuti
menjadi mudah mengingat dan memahami cara- lulus pada 2015.
cara menjahit. Sedangkan dari aspek psikomotor,
ARAHAN ORANG TUA Untuk menambah pengetahuan di bidang
peserta didik menjadi lebih terampil karena dapat
busana, Firmanila Tyastuti mengikuti kursus di LKP
mempraktikkan materi yang telah diberikan berulang Firmanila Tyastuti kelahiran Sleman, 04 Mei Silia tahun 2014. Rupanya, prestasinya cukup bagus,
kali secara mandiri dengan bantuan video. 1992, merupakan anak kedua dari Ayah bersama maka selesai kursus ia diminta untuk membantu
Keberhasilan proses belajar ini didukung oleh Suyadi dan Ibu Sayuti Pulung. Ia memiliki seorang mengajar di LKP Silia hingga sekarang. “Selain itu,
adanya video yang tidak membingungkan dan tidak kakak laki-laki bernama Raharjaning Wahyudi. Saat saya juga membuka usaha di bidang busana yang
terlalu cepat. Peserta didik dapat belajar secara ini, Firmanila Tyastuti tinggal bersama orang tua di lokasinya di tempat tinggal saya.” katanya.
mandiri dengan menggunakan video, serta adanya Dusun Gancahan 8, Desa Sidomulyo, Kecamatan
Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Pada tahun ini, Firmanila Tyastuti diberikan
dukungan dan apresiasi dari pimpinan lembaga
Yogyakarta. kesempatan oleh pimpinan LKP Silia yaitu
terhadap inovasi yang dilakukan oleh instruktur.
Dra. S.F. Aswiana, M.M untuk ikut dalam ajang
Ia menempuh pendidikan di Sekolah Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi.
Dasar (SD) Badan Oesaha Pendidikan Kristen Ia memulai perjuangannya dari lomba tingkat
Republik Indonesia (BOPKRI) Sidomulyo kabupaten, provinsi, hingga tingkat nasional
II. Setelah lulus dari SD pada tahun 2004, dalam kategori Instruktur Tata Busana. ”Puji Tuhan
ia melanjutkan ke Sekolah Menengah saya mendapatkan juara pertama baik di tingkat
Pertama (SMP) Negeri 1 Godean. Ia lulus kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta, dan juara
dari SMP tahun 2007, lalu melanjutkan ke nasional,“ katanya senang. Ia tak lupa mengucapkan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri terima kasih kepada orang tua, para instruktur, dan
4 Yogyakarta mengambil jurusan Tata semua pihak yang telah membantunya sehingga bisa
Kecantikan Rambut dan selesai tahun 2010. mendapatkan prestasi sangat membanggakan. 

A. Fauzi Ramdani

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 47


TENAGA KEPENDIDIKAN

B
uat Ary Mugiasih S.Pd, dorongan dan doa
orangtua sangat berarti dalam menjalani
kehidupan. Ibu, Waridah sangat mengerti arti
penting pendidikan dan ingin anak-anaknya
sukses. “Ibu sangat ketat menjagaku, mengingatkan
jadwal belajarku. Ibu sangat keras. Tak jarang Beliau
menjewerku saat aku nakal. Jika jadwal belajar tiba,
Ibu menyuruh kami belajar,” kata Ary Mugiasih yang
sehari-hari dipanggil Arieq. Ia merupakan anak
kedua, dari lima bersaudara, empat perempuan dan
satu laki-laki.   
Ayah, Moegijono bekerja sebagai mantri di
Rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya. Ayah nya
sering membantu warga yang sakit. Tak jarang
rumah digedor tengah malam saat ada orang
sakit. “Bapak tidak meminta biaya berobat kepada
mereka,” katanya. Sering pula Ayah “dijemput” tengah
malam, kalau ada orang yang sakit parah. “Bapak
mengajarkan kesederhanaan hidup dan keikhlasan
membantu orang,” ujar Ary Mugiasih mengenang.
Berkat teladan orangtua, Ary Mugiasih menjadi
orang yang disiplin. Dibarengi ketekunan, ia mampu
meraih prestasi sebagai juara 1 Kepala Sekolah TK
Berprestasi Tingkat Nasional 2018. Ia menerima
penghargaan yang diberikan langsung oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, pada
acara Apresiasi dan Pemilihan GTK Berprestasi dan
Berdedikasi, pada Rabu (15/8/2018). Sebagai juara
pertama, ia berhak atas hadiah laptop dan uang Rp
20 juta, dan berkesempatan mengikuti studi banding
ke luar negeri.  
Jantung Ary Mugiasih berdegup sangat kencang
saat berjalan menuju panggung diiringi tepuk tangan
dari seluruh hadirin. ”Inilah pertama kalinya aku
menyalami Pak Menteri yang menyerahkan plakat
paling berharga dalam hidupku,” kata wanita yang
suka menulis ini. Tanpa terasa air mata menetes.
“Aku membayangkan Ibuku, Bapakku, keluargaku
yang selalu memberikan semangat padaku.”

Ary Mugiasih S.Pd.


Juara 1 Kepala Sekolah TK Berprestasi Tingkat Nasional 2018

Bapak Teladanku
48
Naik Sepeda Onthel Ternyata Bapak mempunyai planning sendiri untuk Setelah dua tahun mengajar, ia diangkat menjadi
Ary Mugiasih lahir di sebuah gang sempit, Jalan masa depanku. Bapak jauh lebih tahu melihat dan kepala sekolah. Ia juga rajin menulis di MediaGuru,
Kembang Kuning Kulon Buntu II, Surabaya, Jawa merencanakan yang terbaik buat anaknya.” media online, dan tabloid. Ary Mugiasih menulis novel
Timur, pada 5 April 1966. Ia sekolah di SD Bhayangkara, “Mutiara yang Terabaikan” diterbitkan oleh penerbit
Setelah diterima jadi guru PNS tahun 1987, ia
lalu melanjutkan ke SMP Hang Tuah, dan SPGN 2 MediaGuru tahun 2015.  
mengajar di TK Dwi Warna Surabaya, tidak terlalu
Surabaya jurusan TK. Lokasi SD dan SMP tidak jauh jauh dari rumah. “Aku senang sekali mengajar,
dari rumah, sekitar tiga kilometer. Jika ke sekolah ia berinteraksi dengan anak-anak yang lucu dan polos,”
diantar Bapak naik sepeda onthel. “Duh, senangnya Kepala TK Berprestasi
katanya.
dibonceng Bapak dengan sepeda onthelnya. Rasanya Awal tahun 2018, Ary Mugiasih dihubungi oleh
dunia indah banget ketika itu,” katanya. Ary Mugiasih ingat sekali, gaji pertamanya, Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah Bekasi Selatan
yang ketika itu dirapel beberapa bulan, ia belikan agar mewakili kecamatan pada pemilihan Kepala
Namun saat belajar di SPG, lokasinya jauh dari kacamata dan tempat tidur buat Ayah. Itu adalah Sekolah Berdedikasi dan Berprestasi tingkat Kota
rumah, yaitu di Jl. Argopuro, sekarang menjadi SMAN kacamata pertama yang Ayah miliki. Mata Ayah Bekasi. Ary Mugiasih keluar sebagai juara pertama.
21 Surabaya. Ia pergi ke sekolah naik bis kota atau berkaca-kaca saat menerima kacamata itu.   Ia pun maju ke tingkat provinsi Jawa Barat, bersaing
terkadang angkot. Setamat dari SPG tahun 1985, Ary
Setelah setahun mengajar, Ary Mugiasih kuliah dengan wakil dari 27 kota/kabupaten lainnya.
Mugiasih diterima sebagai mahasiswa undangan
di Universitas Wijaya Kusuma yang lokasinya dekat Perlombaan diadakan di Bandung, Jawa Barat, dan
di Malang. Namun Ayah tidak mengizinkan karena
dengan tempat mengajar. Ia mengambil jurusan ia tampil sebagai juara pertama. “Atas prestasi ini
masalah ekonomi. Maklum semua anak-anaknya
Bahasa Indonesia dan lulus tepat waktu. aku mendapatkan hadiah uang dan studi banding ke
dalam masa sekolah, yang tentu saja membutuhkan
Jepang tanggal 30 Oktober sampai 5 November 2018,”
biaya besar.
kata wanita yang aktif di berbagai organisasi, antara
Nah, ketika jadi pengangguran itu ada penerimaan Pindah ke Jakarta lain menjadi anggota Ikatan Guru Taman Kanak-
guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ayah menyuruh Ary kanak Indonesia (IGTKI), Forum Kelompok Kerja Guru
Setelah menikah tahun 1996, Ary Mugiasih pindah
Mugiasih melamar, namun saat itu ia tidak tertarik. (KKG) Kota Bekasi, dan  Ikatan Guru Indonesia (IGI).  
ke Jakarta mengikuti suami. Ary Mugiasih mengajar
Ternyata, Ayah mau mengurus administrasi untuk
di TK Adhyaksa XXV Bekasi, Jawa Barat yang berada Setelah menjuarai tingkat Jawa Barat, tantangan
mendaftar. Suatu siang, Ayah pulang tergesa-gesa
di bawah naungan Kejaksaan Agung. Banyak yang lebih besar sudah menanti, yaitu lomba tingkat
dari kantor. Di tangannya tergenggam secarik
sekali pengalaman yang ia peroleh saat mengajar nasional di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, pada
kertas. Belum sampai di dalam rumah Ayah sudah
di TK tersebut. “Aku semakin tertempa, arif dan Agustus 2018. Dengan dukungan berbagai pihak, Ary
memanggil. “Kamu diterima. Kamu diterima,” teriak
bijaksana mengatasi setiap persoalan,” ujarnya bijak. Mugiasih meraih juara pertama yang menjadi impian
Ayah yang masih di teras rumah.
Setiap tahun ajaran baru, selalu ada murid-murid semua peserta dari seluruh Indonesia. 
Ayah kemudian memeluk dan mencium Ary yang memerlukan penanganan khusus. Ada yang
Mugiasih. “Tanpa sadar air mataku menetes. hiperaktif, autis, pemalu dan sebagainya.
Rihad Wiranto

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 49


TENAGA KEPENDIDIKAN

B
erkecimpung di dunia pendidikan usia dini
bukan hal yang mudah. Apalagi jika berada di
daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Lihat saja apa yang dialami oleh Erni  N. Amu,
S.Pd.Aud, Kepala Taman Kanak-kanak (TK) Srikandi
yang berlokasi di jalan Trans Saritani SP2, Desa
Pangea, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo,
Provinsi Gorontalo. Lokasi TK cukup jauh, sekitar 13
kilometer dari kota kecamatan, dan 30 kilometer dari
ibukota kabupaten.
Erni   menjadi Kepala TK Srikandi sejak 2014
hingga sekarang. Tidak mudah memimpin TK di
daerah terpencil. “Saya menghadapi berbagai macam
hambatan. Semula masyarakat tidak mengerti
pentingnya pendidikan anak usia dini,” katanya.
Untuk meyakinkan masyarakat, Erni rajin
melakukan pendekatan kepada masyarakat
sekitar. “Alhamdulillah masyarakat sekarang sudah
mendukung program PAUD,” katanya. Ia juga
mendapat dukungan penuh dari Kepala Dusun
Oliyanuhe, Mukrin Latif yang kini menjadi motor
pengembangan TK. Pada awal berdirinya TK Srikandi,
Erni membeli karpet, kursi kecil dan gorden jendela
agar anak-anak bisa sekolah dengan nyaman. Ia pun
mondar-mandir mengurus ke perizinan operasional
ke berbagai instansi.
Perjuangan Erni itu akhirnya mendapat
penghargaan setimpal. Ia meraih gelar Juara 1
Tingkat Nasional Guru TK Berdedikasi 2018. Ia pun
menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, pada
acara Apresiasi dan Pemilihan Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK) Berprestasi dan Berdedikasi
yang berlangsung di Jakarta, Rabu (15/8/2018).   Ia
membawa pulang laptop dan sejumlah uang. Ada
pula bonus dari Bupati setelah sampai di Boalemo.

Erni N. Amu, S.Pd.Aud


Juara 1 Kepala TK Berdedikasi Nasional 2018

Bagai Srikandi
50
“Saya mendapat hadiah umrah dari Bupati. Tapi masih tertinggal dibandingkan wilayah lain. Kini, meremehkan kemampuan Erni mengelola TK. Tapi
hadiah itu saya berikan kepada Ibu. Saya merasa situasi sudah berubah, pengetahuan anak-anak tidak berkat pendekatan intensif kepada masyarakat,
belum bisa membahagiakan Ibu saya. Semoga ketinggalan lagi. Orangtua pun mendukung penuh sambutan mereka justru di luar dugaan. Ada 99
itu bisa menjadi penggugur dosa saya terhadap keberadaan TK Srikandi. anak yang mendaftar sekolah di TK. Tetapi hanya 95
orangtua,” kata guru yang pandai menari. Ia telah anak yang bisa masuk karena empat anak berumur
menciptakan inovasi tarian multi etnis yang ada di 4 tahun.
kecamatan Wonosari. Ia memadukan unsur etnis Sudah Terbiasa Prihatin
Pada 2003, Ayah Erni meninggal. “Saya sedih
Gorontalo, Jawa, Bali, Lombok, dan Minahasa. Kegigihan Erni tidak lepas dari pengalaman karena beliau adalah pendukung dan penyemangat
Semua perjuangan Erni selama memimpin TK di masa kecil yang penuh tantangan. Erni   lahir di utama dalam tugas,” kata Erni. Tapi Erni tak mau
Srikandi ia tulis dalam sebuah karya nyata yang Tapa, Gorontalo, 20 Desember 1979, dari keluarga bersedih terlalu lama, ia tetap semangat mengelola
dipresentasikan di depan juri di Jakarta. Karya sederhana. Ayah seorang pedagang kacang kulit. Ibu TK. Pada tahun 2004, Erni masuk kuliah kelas jauh
nyata dengan judul “Srikandi dengan Sejuta Strategi” berdagang kecil-kecilan di rumah. Memasuki usia di Universitas Negeri Gorontalo dengan jurusan DII
tersebut mampu mengantarkan Erni ke jenjang enam tahun, Erni masuk SD pada 1987. Letak sekolah PGTK. Pada bulan Juli 2007, Erni menjadi CPNS. “Saya
juara. Dalam karya nyata tersebut, ia menceritakan SD jauh dari rumah. Ia harus melalui jalan setapak kaget karena saya tidak masuk pengangkatan. Saya
keteguhan hatinya untuk mengoperasikan TK melewati pepohonan dan menyeberang sungai kecil hanya bekerja dan bekerja,” ujarnya semangat.
Srikandi dengan melibatkan dukungan masyarakat. untuk menuju sekolah SDN II Bongo.
Setelah berstatus CPNS, Erni dipindahkan ke
Dalam pewayangan, Dewi Srikandi adalah prajurit Lulus dari SD, ia masuk pondok pesantren TK pembina Wonosari selama delapan bulan. Ia
wanita yang tangguh yang menjadi inspirasi Erni. Alkhairaat, Paguyaman. Letaknya juga sulit dilalui kemudian balik lagi ke TK Melati atas permintaan
Ada yang unik dari perjuangan Erni saat pertama kendaraan. Ia hidup prihatin selama di pesantren. masyarakat.  Pada 2008, ia mendirikan KB AL-QOMAR
kali mengelola TK Srikandi. Pada awalnya, Erni “Saya pernah seminggu tidak memiliki bekal. Untuk dengan empat guru dan siswa 40 anak.
melihat kondisi   Kelompok Bermain (KB) Srikandi makan, saya bekerja untuk mendapatkan sesuap
nasi. Tetapi semua itu bukan menjadi penghalang. Pada tahun 2010 Erni melanjutkan lagi kuliah
sudah tertutup tiga bulan. Melihat kondisi yang
Saya semakin kuat dan tabah. Setiap malam saya S1 PAUD di Universitas Terbuka Gorontalo dan
mengenaskan itu, Erni  tertarik untuk menghidupkan
shalat tahajud demi memperkuat diri,” katanya. lulus pada 2013.   Setelah lulus, ia mendirikan TK
kembali KB Srikandi. Ia mengajukan izin untuk
Srikandi. “Awalnya masyarakat tidak mendukung
menghidupkan TK tersebut. Buat orang lain, Ia lalu melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri pendidikan anak usia dini, bahkan mereka tidak
permintaan Erni terbilang tidak lazim. Pasalnya, Limboto, Kabupaten Gorontalo pada 1995-1998. mau menyekolahkan anak mereka karena dianggap
sekolah tersebut berada di daerah terpencil. Pada Setelah lulus, Erni terpaksa pulang ke kampung sekolah di PAUD hanya menghabiskan uang,” katanya.
umumnya, guru meminta pindah dari daerah halaman, karena tidak memiliki biaya untuk
terpencil ke perkotaan. melanjutkan kuliah. Cita-cita kuliah makin jauh saat Tapi dengan ketekunannya, Erni bisa mengubah
Erni harus menikah atas permintaan orangtua pada cara berpikir masyarakat, yang tadinya menentang,
Kepala dinas mengizinkan Erni   pindah ke TK
September 1998. Namun, Erni tetap ingin hidup lebih kini justru mendukung penuh. Erni pun akhirnya
Srikandi. Ia masih ingat kisah cukup mengharukan
baik.  Pada 2011, Erni melamar jadi guru honor di SDN meraih prestasi, bukan saja di tingkat lokal,
kala pertama datang ke sana. Saat itu, Erni membawa
O2 Wonosari. Setelah tiga bulan, ia dihimbau oleh melainkan menjadi juara tingkat nasional. 
krayon. “Ternyata anak-anak tidak mengenal krayon.
Ada anak yang makan krayon karena dikira permen,” kepala Sekolah SD untuk mendirikan TK. Kebetulan di
ujarnya mengisahkan. Intinya, daerah itu memang kecamatan itu belum ada TK. Maka, Erni mendirikan
TK Melati pada Januari 2002. Beberapa orang sempat Rihad Wiranto

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 51


TENAGA KEPENDIDIKAN

S
ebagai pengawas sekolah, Sofiawati, S.Pd,
M.Pd bertugas mengawasi bidang akademik
dan manajerial pada satuan pendidikan. Ia
mendapat amanah untuk menjadi pengawas
tiga Taman Kanak-kanak (TK) di Kecamatan
Batulanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara
Barat. Batulanteh merupakan daerah terpencil.
Jarak dari Sumbawa ke Batulanteh sangat jauh, 122
km. Meskipun begitu, Sofiawati tidak menyerah.
Fakta di lapangan ternyata tidak mudah untuk
menjalankan pengawasan di daerah khusus. Dari
tiga kepala sekolah dan tujuh guru yang ada di sana,
ternyata hanya dua guru yang dapat menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
dengan baik. Sedangkan lima guru lainnya masih
jauh dibawah rata-rata. “Penyusunan RPPH guru
belum mengacu penetapan kompetensi dasar (KD),”
kata wanita yang lahir di Sumbawa Besar, 29 Januari
1970 tersebut.
Ada beberapa kendala yang menyebabkan guru
tidak bisa menyusun RPP dengan baik. Antara lain,
guru kurang mampu mengaitkan antara materi
dengan kegiatan. Penyebab lain, kurangnya wawasan
guru mengembangkan materi pembelajaran. Guru
di daerah terpencil sulit mendapatkan informasi
tentang perkembangan ilmu ke-TK-an. “Latar
belakang pendidikan guru yang berbeda-beda juga
menjadi kendala yang cukup besar dalam penyusunan
RPPH,” ujar Sosiawati yang mendapat gelar sarjana S1
dari Universitas Samawa (UNSA).
Menghadapi masalah tersebut, Sofiawati
berusaha memperbaiki kinerja guru dalam menyusun
RPPH mengacu kepada Permendikbud Nomor 146
Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD. Ia harus
bisa mengoptimalkan perkembangan anak yang
meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,

Sofiawati, S.Pd, M.Pd


Juara 1 Pengawas TK Berdedikasi Daerah 3T Tingkat Nasional 2018

52
Berkat “Gaul”
kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Semua pengawasan dan mengatur jadwal pembinaan Sofiawati mengumpulkan semua guru dan
itu tercermin dalam keseimbangan kompetensi untuk masing-masing wilayah binaan. Ia kemudian kepala TK di TK Satap, Desa Batu Rotok. Ia meminta
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. “Yang saya melakukan program pembinaan dan sosialisasi guru dan Kepala TK membawa bahan-bahan yang
lakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kepada guru tentang RPPH sesuai kurikulum dibutuhkan dalam pembinaan. Antara lain, mereka
Gaul. Gaul merupakan singkatan dari Gagal dan 2013, Langkah berikutnya, Sofiawati melatih guru membawa bahan-bahan RPPH, kompetensi inti dan
Ulangi,” katanya. untuk menyusun RPPH di sekolah masing-masing. kompetensi dasar (KI/KD), standar tingkat pencapaian
Berikutnya, Sofiawati mengadakan evaluasi untuk perkembangan anak (STPPA), dan perangkat lain.
Pada langkah pertama, guru merancang RPPH
menentukan siapa guru yang berhasil dan siapa yang
lalu diperiksa oleh pengawas. Bagi guru yang belum Usai berkumpul di di TK Satap desa Batu Rotok,
gagal.
sesuai dengan sistematika penyusunan RPPH maka Sofiawati meneruskan kunjungan ke TK Marfiatul
dia dianggap gagal. Guru tersebut harus menyusun Sebagai langkah berikutnya, Sofiawati Ulum desa Tangkampulit pada hari kedua. Pada hari
ulang RPPH sampai dinyatakan baik. Semua yang menetapkan hari kunjungan ke daerah khusus. ketiga, ia berkunjung ke TK Al Muflihun di desa Musuk.
dilakukan oleh Sofiawati kemudian ditulis menjadi Perjalanan menuju daerah binaan membutuhkan ”Pada saat pembinaan di sekolah masing-masing,
karya best practice berjudul “Pendekatan Gaul perjuangan sangat berat. Sofiawati membawa seorang saya dan kepala sekolah mendampingi guru satu
Alamnya Remaja Di TK di kecamatan Batulanteh teman untuk mendampingi selama perjalanan. Untuk persatu secara bergantian dalam menyusun rencana
kabupaten Sumbawa”. Kata “Gaul Alamnya Remaja” menempuh 122 km yang menghabiskan waktu pembelajaran sesuai aturan yang berlaku,” kata
merupakan singkatan dari “Pendekatan Gagal dan sekitar sembilan jam perjalanan. “Perjalanan sangat Sofiawati. Ketika Sofiawati menemukan ketimpangan
Ulangi dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan melelahkan, naik truk atau mobil bak terbuka. Kami dalam penyusunan, ia meminta kepala atau guru
Pembelajaran”. melewati jalan tanpa aspal di tengah hutan belantara, untuk memperbaiki hasil kerja mereka sampai benar-
berliku, dan melintasi sungai. Saat hujan, jalan sangat benar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Best Practice tersebut mampu mengantarkan
becek,” kata Sofiawati berkisah. Di tengah perjalanan,
Sofiawati menjadi juara nasional kategori Pendekatan “Gaul” yang dilaksanakan oleh
kadang ia harus beristirahat di tengah perjalanan dan
Pengawas Sekolah pada Pemilihan dan Apresiasi Sofiawati akhirnya menuai hasil positif. Antara
menikmati bekal yang dibawa dari rumah. Perjalanan
Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi lain, kepala sekolah dan guru mampu menyusun
harus melewati hutan, sehingga untuk mendapatkan
dan Berdedikasi tahun 2018. Acara penyerahan RPPH yang sesuai dengan standar Kurikulum
makanan pun susah.
penghargaan berlangsung di di Plaza Insan 13. Siswa juga bertambah semangat belajar dan
Berprestasi, kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu termotivasi terhadap materi yang diberikan pendidik.
(15/8) yang dihadiri Menteri Pendidikan dan “Terbukti dengan begitu antusiasnya siswa dalam
Jalan rusak dan menanjak terjal, mengharuskan
Kebudayaan (Kemendikbud) Muhadjir Effendy. bemain sambil belajar. Setiap materi yang dibahas
penumpang harus turun. Truk tidak kuat membawa
memberikan kesan tersendiri bagi siswa,” kata
penumpang dan dikhawatirkan akan meluncur
Sofiawati yang memperoleh S2 dari Universitas PGRI
ke bawah jika tetap nekat naik ke bukit. Setelah
Kompetensi Guru Meningkat Adi Buana Surabaya jurusan teknologi pembelajaran
menempuh perjalanan sembilan jam akhirnya
Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pada tahun 2008. 
Sofiawati sampai ditempat tujuan. Selama melakukan
menyusun RPPH, Sofiawati melakukan berbagai pembinaan di daerah tersebut, ia menginap di rumah
langkah. Pada tahap awal, penulis menyusun program guru.
Rihad Wiranto

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 53


TENAGA KEPENDIDIKAN

S ehari-hari Sri Rahayuningsih dipanggil Ning. Sebagai


anak kelima dan terakhir, ia lahir di Jumat, 2 Juni
1972, di Kota Lumpia Semarang, Jawa Tengah.
Seluruh saudaranya adalah perempuan yang memiliki
karakter berbeda-beda. Meski dikelilingi wanita, Sri
Rahayuningsih dikenal sebagai Ning Tomboy. Saudara,
tetangga, dan teman SD sampai SMP bahkan memanggilnya
Jois.

Sri Rahayuningsih dibesarkan dalam keluarga penuh


limpahan kasih sayang. Ayahnya, Soemantri Siswo Soekotjo
adalah seorang guru PNS, yang pada waktu itu juga
mendirikan lembaga pendidikan SD-SMP Nasional. Ayahnya
juga pandai melukis.

Tapi ketika usia Sri Rahayuningsih menginjak


empat tahun dan masih duduk di bangku sekolah TK,
ayahnya meninggal karena serangan jantung. Sejak itu,
ibunya bekerja keras seorang diri untuk menghidupi
kelima anaknya. Ibunya bernama Soejatmi berhasil
mengembangkan usaha warung makan dan catering.
Rumah pun dibuat beberapa kamar untuk kos mahasiswa,
karena lokasi rumah dekat dengan kampus IKIP Negeri
Semarang.

Sri Rahayuningsih terinspirasi dari semangat Ibu yang


tidak pernah padam. “Alhamdulillah karena kegigihan ibu,
saya dan kakak-kakakku dapat merasakan bangku kuliah, “
kata Sri Rahayuningsih yang mengenyam pendidikan di IKIP
Semarang mengambil jurusan seni rupa, karena ia memang
suka melukis, menurun dari bakat Ayah.

Tahun 1996, Sri Rahayuningsih menikah dengan teman


kuliah, Solidin. Sejak mahasiswa, sang suami adalah seorang
pekerja keras dan ulet. Saat kuliah ia sudah memiliki usaha
fotocopy sehingga dapat membiayai pendidikan. Setahun
kemudian, Sri Rahayuningsih dianugerahi seorang anak
laki-laki yang diberi nama Abdul Rakhman Harist.

Sri Rahayuningsih, S.Pd.

Juara I Pamong Belajar Pada UPT Pusat


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

54
Semangat Ibu
“Kelahiran anak pertama membawa berkah CERITA DAN PERCOBAAN SAINS dapat terkesan sampai mereka dewasa, sekaligus
bagi kami, karena suamiku diterima dalam seleksi dapat menumbuh kembangkan sikap ilmiah pada
Dalam acara Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas
CPNS. Yah, suamiku PNS guru pada sebuah SMA di anak usia dini. Ia kemudian menggunakan cerita dan
di Pontianak, Kalimantan Barat, 8-14 Juli 2018,
Bergas, Kabupaten Semarang,“ katanya. Waktu itu, percobaan sains untuk merangsang sikap ilmiah.
ia membawakan karya nyata berjudul ‘Metode
Sri Rahayuningsih bekerja sebagai tenaga pengajar
Pembelajaran Cerita dan Percobaan Sains Untuk Metode bercerita ternyata memang disenangi
di IKIP PGRI Semarang. Ia juga menjadi instruktur
Mengembangkan Sikap Ilmiah pada Anak Usia Dini”. anak. Bercerita dengan menggunakan media
melukis anak-anak di sanggar lukis Semarang.
flip chart akan mengajak anak lebih fokus pada
Menurut pengamatan Sri Rahayuningsih,
Tahun 2005, ia dianugerahi anak kedua yaitu tema sains. Pengalaman anak akan lebih kuat
pembelajaran sains pada anak usia dini sangat
seorang bayi perempuan cantik, yang diberi nama dengan melakukan percobaan, karena mereka
penting untuk perkembangan anak. Namun dalam
Najwah Gyda Putri dengan nama panggilan Pink Pink. langsung bersentuhan dengan kegiatan sains, dan
pelaksanaannya, pembelajaran sains pada anak
“Anak kedua kami juga membawa berkah, karena menemukan jawaban atas rasa ingin tahunya. Anak
usia dini mendapat banyak kendala. Salah satu
saya diterima sebagai CPNS di PP PAUD dan Dikmas juga mendapatkan pengalaman, informasi dan
masalahnya yaitu materi pembelajaran dipandang
Jawa Tengah,” katanya bersyukur. pengetahuan dari kegiatan sains yang dilakukannya.
oleh siswa terlalu teoritis, serta kurang memberi
“Dengan demikian akan meningkatkan sikap ilmiah
Sri Rahayuningsih sangat senang karena dapat contoh-contoh kontekstual. Metode penyampaian
anak usia dini,” katanya menyimpulkan.
memenuhi keinginan ibu yang sederhana yaitu bersifat monoton, dan kurang memanfaatkan
berharap anak-anaknya menjadi PNS. Tiga tahun berbagai media secara optimal. Dari hasil percobaan diketahui bahwa pada
setelah Sri Rahayuningsih bekerja di PP PAUD dan kelompok yang menerapkan metode pembelajaran
Dari identifikasi yang ia lakukan di tiga PAUD,
Dikmas, ibu nya dipanggil Allah SWT. “Sedih banget cerita dan percobaan sains, rata-rata nilai sikap
diperoleh fakta bahwa pendidik dan pengelola masih
rasanya, tapi saya harus ikhlas karena Allah sayang ilmiah anak usia dini mencapai 61,80. Sedangkan
sulit memilih materi, tema, metode dan media untuk
Ibu,” katanya. pada kelompok yang tidak menggunakan metode
mendukung pembelajaran sains terutama tema
pembelajaran cerita dan percobaan sains, nilai sikap
Kini sudah menginjak 13 tahun, Sri Rahayuningsih pertanian, mengenal anggota tubuh, dan gejala alam.
ilmiah anak usia dini hanya 44,74.
bekerja sebagai pamong belajar di PP PAUD dan Penyampaian materi sains kurang memberi kesan
Dikmas. Banyak ilmu dan pengalaman yang ia dapat. pada peserta didik dan masih monoton. Pendidik Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa
Hingga akhirnya ia meraih prestasi di tahun 2018 juga kurang memanfaatkan media untuk proses terdapat efektivitas metode pembelajaran cerita dan
sebagai juara satu pada ajang Apresiasi GTK PAUD pembelajaran. percobaan sains dalam meningkatkan sikap ilmiah
dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi tingkat pada anak usia dini.
Sementara itu, proses pembelajaran masih
nasional, kategori Kategori Pamong Belajar pada UPT
berpusat pada pendidik sehingga kurang memberi Sri Rahayuningsih menyimpulkan metode cerita
Pusat. “Prestasi ini memotivasi diriku untuk dapat
kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai merupakan cara pembelajaran yang paling disukai
lebih semangat bekerja dan lebih banyak mengukir
percobaan sains dalam rangka membangun anak. Metode bercerita juga dapat meningkatkan
prestasi,” katanya.
pengetahuannya sendiri dan berlatih memecahkan daya imajinasi anak. Anak dilatih untuk menjadi
masalah. pendengar yang kritis dan kreatif. 

Berdasarkan latar belakang tersebut dibutuhkan


metode pembelajaran yang tepat agar anak didik A. Fauzi Ramdani

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 55


TENAGA KEPENDIDIKAN

N
ama Seiken Romadhon mungkin terdengar
aneh. Tapi ternyata ada kisah tersendiri,
mengapa ia diberi nama depan Seiken.
Sebutan Seiken sebenarnya berasal dari bahasa
Inggris “second” artinya kedua. Maklum, Seiken
Romadhon memang anak kedua. Kakaknya bernama
Dini Fauziah Rahmah. Sedangkan anak ketiganya
bernama Ummu Hani. Ya, Seiken Romadhon memang
semula akan diberi mana Second Romadhon, tetapi
saat ditulis oleh petugas berubah menjadi Seiken.

Seiken Romadhon lahir 24 Februari 1993


bertepatan dengan 2 Ramadhan 1414 H. Karena itu
nama belakang menggunakan Romadhon. Jadi
selengkapnya ia bernama Seiken Romadhon. Sampai
sekarang nama ini terus dipakai karena sudah
terlanjur, dan ternyata malah terdengar unik. “Ada
yang suka memanggil saya dengan Seiken. Ada pula
yang memanggil Romadhon atau Roma. Agar tidak
simpang siur saya malah memilih nama panggilan
Doni,” katanya.

Kalau diperhatikan secara seksama, nama


Seiken juga terdengar seperti “Say I can” atau
“Katakan saya bisa.” Maka dari itu, ia merasa selalu
termotivasi untuk berprestasi lebih baik lagi dari
waktu ke waktu. “Jadi, sesulit apapun masalah yang
dihadapi, saya yakin bisa menyelesaikannya,” ujarnya
bangga.

Seiken Romadhon, S.Sos.

Juara I Pengelola Taman Bacaan Masyarakat


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

Cara SMART Kembangkan


Taman Bacaan Kolong
56
Saat ini, Seiken Romadhon berprofesi sebagai
pendidik dan pengelola Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Kolong yang beralamat di jalan Dewi Sartika,
Cipayung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Dengan semangat dan penuh pengabdian, ia terus
menjalankan tugas dengan baik dan menghadapi
berbagai rintangan dengan ikhlas. Kiprahnya sebagai
pengelola TBM bahkan menuai gelar prestisius di
tingkat nasional. Seiken Romadhon menggondol
juara 1 bidang Pengelola TBM pada Apresiasi Guru
dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) yang
berlangsung di Pontianak, Kalimantan Barat, 8-14 Juli
2018.

Dalam acara tersebut, ia membawakan karya


nyata berjudul: “SMART Sebagai Strategi Pengelolaan
TBM Kolong Melalui Program C-More (Cerdas, Modern
Dan Religius) Untuk Membangun Karakter Masyarakat
di Bawah flyover Ciputat, Kota Tangerang Selatan”.

Ia menulis secara panjang lebar apa yang ia


tantangan zaman secara cerdas, modern dan tidak TBM ini terbuka untuk umum. Kegiatan yang ada
lakukan selama mengelola Taman Bacaan Kolong
melupakan aspek religi. di antaranya adalah diskusi, cek kesehatan, one week
dengan sepenuh hati. Berbagai kegiatan di TBM
one book, bersih-bersih, belajar dengan anak, serta
tersebut bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan Implementasi dari program C-More ini adalah
lainnya. Kegiatan tersebut masih terus dilakukan
minat baca bagi para peserta didik. TBM Kolong juga hadirnya kegiatan-kegiatan yang secara khusus
secara rutin. TBM Kolong ini sangat aktif dalam
membuat program kegiatan yang telah dirancang dilaksanakan menyesuaikan kondisi masyarakat
menjalankan program kegiatannya. Bahkan masih
sedemikian rupa, disesuaikan dengan karakter yang Kolong flyover yang mayoritas merupakan anak anak
terus dilakukan pengembangan.
ditemukan pada masyarakat di sekitar. jalanan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain, Buku
Asik (Busik) dan Musik Asik (Misik). Ada juga kegiatan Untuk menjadi juara nasional tidaklah mudah.
“Program dilaksanakan dengan menggunakan
untuk mengembangkan kreativitas peserta didik. Seiken Romadhon berhasil lolos seleksi dan menjadi
strategi SMART merupakan singkatan dari Specific
juara di tingkat kota/kabupaten, juara provinsi
(Khusus), Measurable (Terukur), Achievable (Dapat “Dengan kegiatan yang telah kami laksanakan di
hingga mewakili Banten di tingkat nasional. Ternyata,
Dicapai), Relevant (Berkaitan), Timely (Ada Batas taman bacaan kami, saat ini masyarakat telah benar-
Romandhan menjadi juara pertama tingkat nasional
Waktu), “ katanya. benar dapat merasakan dampak positif dari hadirnya
mengalahkan wakil dari Jawa Tengah di urutan ke-2
Taman Bacaan Masyarakat Kolong flyover Ciputat,“
Pada karya nyata ini Seiken Romadhon dan Aceh di urutan ke-3. “Keberhasilan ini tentu
katanya.
membahas implementasi strategi SMART dalam menjadi penghargaan terbesar bagi TBM Kolong Ini
penyusunan program TBM yang dituangkan dalam Atas besarnya dampak tersebut dan merupakan penghargaan untuk kita semua, para
program C-More (Cerdas, Modern dan Religius) untuk sederhananya kegiatan yang telah terlaksana, Seiken pahlawan literasi di seluruh Indonesia,” ungkap
membangun karakter warga sekitar TBM melalui sangat yakin strategi serupa bisa diterapkan di Seiken.
kegiatan literasi berkelanjutan dalam menjawab taman bacaan lainnya. TBM Kolong flyover Ciputat
Seiken sendiri adalah peraih gelar S1 jurusan
yang terletak di Tangsel ini didirikan oleh sekelompok
di Ilmu Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.
mahasiswa FISIP UIN Jakarta atas dasar
Sementara itu, di masa kecil dan remaja ia habiskan
keresahan melihat fakta sosial di kolong
di SD Mandalawangi 1, dilanjutkan ke MTS Darul
flyover Ciputat. Tergugah untuk mengatasi
Huda Pusat, serta belajar SMA di Pondok Modern
masalah sosial tersebut, maka berdirilah
Darussalam Gontor.
TBM Kolong sejak 4 Juni 2016.
Seiken merasa bersyukur karena sepak
“Seribu langkah akan selalu diawali
terjangnya dalam dunia pendidikan bisa memberi
dengan langkah pertama. Dan inilah
arti bagi masyarakat. “Seperti harapan orang tua
langkah pertama kami. Untuk itu mohon
agar anak-anaknya dapat memberikan manfaat bagi
doa, masukan, kritik serta sarannya untuk
setiap orang yang ada di sekitarnya,” 
konsistensi kami dan kebermanfaatan
TBM Kolong untuk masyarakat Banten,” A. Fauzi Ramdani
ujarnya.

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 57


TENAGA KEPENDIDIKAN

P
erjalanan hidup Kusmanto, SE, MM naik turun
bagaikan roller coaster. Tapi apapun yang
terjadi, ia jalani dengan penuh dedikasi.
Dengan perjuangan tanpa kenal lelah, Kusmanto
berhasil mendirikan dan mengelola lembaga kursus
dan pelatihan (LKP) Eka Mulya yang mempunyai
reputasi tingkat nasional. Bahkan Kusmanto menuai
penghargaan tertinggi dalam ajang Apresiasi Guru
dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas)
Berprestasi Tingkat Nasional 2018, di Pontianak,
Kalimantan Barat. Dalam acara yang berlangsung
pada 8-14 Juli 2018 tersebut, Kusmanto meraih juara
1 untuk kategori Pengelola LKP.

Keberhasilan Kusmanto dalam mengelola LKP


Eka Mulya, ia tulis dalam karya nyata yang membahas
motto ”Optimis Berdikari” yang merupakan singkatan
Optimalisasi Keterampilan, Mental dan Sikap dalam
Membangun Budaya Kerja, Disiplin, Kreatif dan
Mandiri. ”Optimis Berdikari” tersebut merupakan
strategi LKP Eka Mulya untuk membangun
karakter peserta didik melalui kepemimpinan yang
menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi.

Strategi Optimis Berdikari merupakan jawaban


atas pertanyaan dalam hati Kusmanto, mengapa
angka pengangguran di berbagai daerah masih cukup
tinggi. ”Padahal lowongan pekerjaan yang disediakan
oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI) cukup
banyak.” kata Kusmanto. Menurut dia, hal ini terjadi
karena tidak ada sinkronisasi antara kompetensi
yang dimiliki oleh pencari kerja dengan kebutuhan
tenaga kerja yang tersedia. Maka diperlukan
strategi yang tepat dalam memformat peserta didik
dengan melandaskan pendidikan berkarakter dan
meningkatkan kompetensi sesuai kebutuhan DUDI.

Kusmanto, S.E., M.M.

Juara I Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan


Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Nasional 2018

58
Pembantu Rumah Tangga
Kusmanto menerapkan strategi Optimis Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) St. Yusup Lalu Kusmanto mengatakan ingin kuliah. ”Besok
Berdikari untuk mengatasi permasalahan di LKP Ambarawa. Kusmanto tamat SLTP tahun 1988, kamu daftar di UNDIP. Biaya saya yang bertanggung
yang selama ini belum menghasilkan lulusan berdaya kemudian melanjutkan ke SMAN 1 Ambarawa. jawab,” kata Om Yanto. Kusmanto melanjutkan ke
saing tinggi. Tujuan strategi Optimis Berdikari adalah UNDIP mengambil program studi Ekonomi Manajemen
Ia tidak bisa langsung melanjutkan pendidikan
membangun pendidikan berkarakter yang nantinya dan semua biaya ditanggung Om Yanto. Di semester
tinggi karena ditinggal oleh kedua orang tua. Pada
menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi. ”Strategi II, ia mendapatkan biaya siswa Supersemar dan
waktu ia kelas 3 SMP, ibunya dipanggil Tuhan Yang
ini memberikan dampak positif, diantaranya LKP bantuan dari Om Yanto tetap diberikan dalam bentuk
Maha Esa. Kemudian ketika dia kelas 1 SMA, ayahnya
Eka Mulya berprestasi di tingkat nasional,” katanya. tabungan. ”Saya tetap menjadi guru les dan menjadi
meninggal dunia. Kusmanto kemudian bekerja
Lulusan LKP juga makin banyak yang terserap di pekerja di tempat Om Yanto sampai anaknya selesai
sebagai pembantu rumah tangga pada keluarga
SLTA dan tetap menjadi juara 1 untuk ketiganya.
Saya juga dapat mempertahankan beasiswa sampai
selesai S1 dengan lulus terbaik di UNDIP pada waktu
itu, ” katanya.

Kusmanto melanjutkan pendidikan S2 di UNDIP


jurusan Magister Manajemen dan lulus dengan IPK
tertinggi pada waktu wisuda dan tercepat. Selesai
S2, Kusmanto izin untuk bekerja di luar Jawa karena
dapat panggilan kerja. Ia bekerja di Kalimantan
Tengah sebagai kepala bagian dan jabatan terakhir
saya menjadi manajer Camp di PT. Bintang Arut
Kalteng sampai hampir tiga tahun. Akhirnya,
Kusmanto pulang untuk mengurusi usaha Om Yanto
di UD. Walet Terbang sambil mengajar di STIE AMA
Salatiga. Ia kemudian diminta oleh teman untuk
mengelola LPK Kartika dan Bina Siswa sampai 2009.
keturunan Tionghoa. ”Pada suatu waktu itu, saya ”Pekerjaan saya jalani dengan senang hati karena
dunia usaha. Dampak lainnya adalah peningkatan
dipanggil oleh bos saya, Om Yanto, untuk menghadap saya sudah punya satu putra dari istri saya yang
jejaring kerjasama dan semakin tingginya masyarakat
beliau. Bos saya berkata ’mulai besok kamu mengajar bernama Hartini yang selalu mendukung pekerjaan
mengikuti kursus di LKP Eka Mulya.
les tiga anak saya karena guru les sudah saya saya dan karir saya, ” katanya. Pada tahun 2010, ia
PEMBANTU RUMAH TANGGA berhentikan’, ” kata Kusmanto. mendirikan lembaga kursus dan pelatihan dengan
nama LKP Eka Mulya.
Kusmanto lahir di Semarang, 18 Maret 1972. Ayah Setelah satu semester, bos dan istri marah-
Kusmanto, Martodiharjo adalah pensiunan dengan marah karena nilai rapor anaknya bertambah jelek.
pangkat rendah, lulusan Sekolah Rakyat (SR). Ibunya, Yungyung, siswi kelas 4 di SD St. Yusup Semarang
BERKEMBANG PESAT
Juminem sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh rangking 35 dari 40 siswa, SangSang kelas 3 di SD
delapan anak. Ia dibesarkan di desa Lodoyong, yang ranking 37 dari 40 , sedangkan MeMei kelas LKP Eka Mulya berkembang pesat. Ribuan siswa
Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, 2 rangking 38 dari 40 siswa. Seketika itu juga, yang telah lulus dan kerja. Mulai tahun 2015, LKP
Jawa Tengah. Ia masuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kusmanto menyatakan tidak mau melanjutkan Eka Mulya bekerja sama dengan STIE AMA Salatiga,
Lodoyong 1 selesai tahun 1985, lalu melanjutkan kerja. Pada waktu bersamaan anak-anak itu keluar tempat Kusmanto mengajar, menyelenggarakan
dari kamar dan marah dengan pendidikan bagi karyawan industri untuk
orang tuanya. ”Papa jahat, Mami meningkatkan pendidikannya. ”Program berjalan baik
jahat dan Emah juga jahat, Mas kita dapat membuka 7 kelas kuliah Program Studi D3
Kus orang baik dan pintar. Kami Manajemen dan selesai tahun tahun 2017,” katanya.
semua rangking 1 mengapa Di tahun 2017, Kusmanto membeli STIE AKA
masih dimarahi, ” katanya. Semarang untuk dikelola oleh manajemen Eka .
Ternyata, Bos hanya bergurau. Sekarang sudah ada 10 kelas untuk program studi S1
Kemudian Bos bilang ”Kus kamu manajemen dan akuntansi yang diikuti lulusan dari
tetap di sini tolong bantu saya LKP Eka Mulya. ”Saya berharap, lembaga pendidikan
mendidik anak saya menjadi itu bisa dimanfaatkan oleh anak bangsa untuk maju
anak pintar, maafkan aku ya,” dan berkembang sehingga mampu meningkatkan
katanya.”Kamu minta apa dari kualitas bangsa Indonesia dimasa akan datang,”
saya turuti .” katanya.

MISI Edisi IX / Th IV / NOVEMBER / 2018 59


TENAGA KEPENDIDIKAN

Kelola LKP dengan Strtategi Optimis Berdikari Kusmanto meyakini, strategi Optimis Berdikari lembaga. ”Tidak mudah menerapkan budaya tertib,
Optimis Berdikari menjadi kekuatan strategi adalah strategi yang paling ampuh dalam mengatasi disiplin dan tanggungjawab, membutuhkan dukungan
membangun dan mengembangkan LKP oleh permasalahan di LKP yang selama ini masih belum dan kekompakan dan tuntutan kualitas tinggi dari
Kusmanto. Optimis Berdikasi, katanya mengandung menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing DUDI untuk hasil lulusan LKP untuk diterima sebagai
berbagai unsur yang bermakna, meliputi Optimalisasi tinggi. Hasil dari strategi Optimis Berdikari adalah karyawan,” ujarnya.
Keterampilan, Mental dan Sikap dalam Membangun membangun pendidikan berkarakter yang didukung
Membangun karakter peserta didik melalui
Budaya Kerja, Disiplin, Kreatif dan Mandiri. Unsur- oleh jajaran pengurus LKP yang memiliki kinerja
kepemimpinan yang menghasilkan lulusan berdaya
unsur tersebut juga untuk membangun karakter tinggi yang nantinya menghasilkan lulusan berdaya
saing tinggi sangat dibutuhkan supaya lembaga
peserta didik melalui kepemimpinan yang saing tinggi. ”Hal ini sangat memberikan dampak
kursus dan pelatihan menjadi lembaga yang
menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi. yang positif diantaranya LKP Eka Mulya berprestasi
unggul dan siap meningkatkan kerjasama dengan
tingkat nasional, kemampuan pendidik dan tenaga
”Tingginya angka pengangguran di berbagai dunia usaha dan dunia industri maka lulusan yang
kependidikan bersertifikasi kompetensi dan asesor,
daerah sangat ironis dengan banyaknya lowongan berkarakter dan kompeten sangat dibutuhkan untuk
peningkatan keterserapan di DUDI, peningkatan
pekerjaan yang disediakan oleh DUDI. Hal ini terjadi dapat berkompetisi dengan baik dalam merebut
jejaring kerjasama dan dampak dari Masyarakat
karena tidak ada sinkronisasi antara kompetensi peluang kerja yang lebih baik. 
peminat kursus meningkat tinggi,” jelasnya.
yang dimiliki oleh pencari kerja dengan kebutuhan
tenaga kerja yang tersedia. Maka diperlukan Namun demikian, dalam menerapkan strategi
strategi yang tepat dalam memformat peserta didik tersebut tidaklah mulus-mulus saja, masih ada A. Fauzi Ramdani
dengan melandaskan pendidikan berkarakter dan beberapa kendala yang menghinggapi. Kendala-
meningkatkan kompetensi sesuai kebutuhan DUDI,” kendala tersebut harus dituntaskan dengan
katanya. membutuhkan biaya serta waktu untuk menata

60

Anda mungkin juga menyukai