KELOMPOK 10 :
DOSEN PEMBIMBING:
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemecahan masalah dapat dikatakan sebagai suatu metode pembelajaran yang dapat melatih
siswa memecahkan persoalan. Persoalan tersebut dapat datang dari guru, suatu fenomena atau
persoalan sehari-hari yang dijumpai siswa. Pemecahan masalah fisika memuat “pemecahan
masalah” sebagai perilaku kognitif dan “fisika” sebagai objek yang dipelajari. Tujuan aspek
kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang
lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Menurut Polya (1957), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah tahap
penyelesaian, yaitu : memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah
sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terjadap semua langkah yang telah
dikerjakan. Tingkat kesulitan soal pemecahan-pemecahan harus disesuaikan dengan dengan
tingkat kemampuan anak.
Guru menghadapi kesulitan dalam mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan masalah
dengan baik, di lain pihak siswa menghadapi kesulitan bagaimana menyalesaikan masalah yang
diberikan guru. Berbagai kesulitan ini muncul antara lain karena mencari jawaban dipandang
sebagai satu-satunya tujuan yang ingin dicapai. Karena hanya fokus pada jawaban, anak
seringkali salah dalam memilih teknik penyelesaian yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar
memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan
segera (Saad & Ghani, 2008:120).
Menurut (Robinson & Lyle, 2001), dalam memecahkan suatu masalah, dibutuhkan
perpaduan antara pengetahuan dasar (base knowledge) dan keterampilan dasar (base skill).
Pengetahuan dasar adalah kumpulan pengetahuan yang tersimpan di dalam memori jangka
panjang seseorang sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari oleh orang tersebut. Keterampilan
dasar dalam memecahkan masalah meliputi beberapa hal, diantaranya keterampilan menganalisa
masalah, keterampilan mengaitkan konsep yang relevan dengan masalah, dan keterampilan
merencanakan alternatif penyelesaian yang tepat.
Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; (1) memahami masalah, (2) merencanakan
pemecahan, (3) melaksanakan rencana, (4) memeriksa kembali (Polya, 1973:5). Diagram
pemecahan masalah Polya dapat dilihat pada gambar berikut :
Dari diagram tahapan pemecahan masalah diatas, dapat dirincikan sebagai berikut (Polya,
1973:5-17):
Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu
mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang
terkait serta apa yang sedang mereka cari.
Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini bisa dilakukan siswa dengan cara seperti
menebak, mengembangkan sebuah model, mensketsa diagram, membuat tabel, dan eksperimen.
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya dan
juga termasuk hal-hal berikut: (1) mengartikan informasi yang diberikan ke dalam bentuk
matematika; dan (2) melaksanakan strategi selama proses dan perhitungan yang berlangsung.
Secara umum pada tahap ini siswa perlu mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika
semisal rencana tersebut tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana lain.
Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar
memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan
segera. Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; (1) memahami masalah, (2) merencanakan
pemecahan, (3) melaksanakan rencana, (4) memeriksa kembali.
Beberapa strategi pembelajaran pemecahan masalah yaitu : membuat diagram,
mencobakan pada soal yang lebih sederhana, membuat tabel, menemukan pola,
memperhitungkan setiap kemungkinan, berpikir logis, bergerak dari belakang, mengabaikan hal
yang tidak mungkin, mencoba-coba, dan melihat daari sudut pandang yang berbeda.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan jika guru akan mengajarkan pemecahan
masalah yaitu : waktu, manajemen kelas, teknologi dan menggunakan alat peraga
DAFTAR PUSTAKA
Polya,G. (1973), How To Solve It, Second Edition. New Jersey: Princeton University Press.
Saad,N.Ghani, S& Rajendran N.S 2005. The Sources of Pedagogical Content Knowledge
(PCK) Used by Mathematics Teacher During Instructions: A Case Study. Departement of
Mathematics. Universiti Pendidikan Sultan Idris.
Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. (2001). Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas
Negeri Surabaya Universiti Press.
Ibrahim, M., dan Nur, M., 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah.Surabaya: University
Press.
https://www.eurekapendidikan.com/2017/02/keterampilan-pemecahan-masalah.html di
akses pada hari Senin, 25 Maret 2019
https://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengertian-dan-tahapan-pemecahan-masalah.html
di akses pada hari Senin, 25 Maret 2019