Anda di halaman 1dari 152

PENINGKATAN DAYA BELI

Judul Program: “Seminar Kewirausahaan dan Pelatihan Pembuatan MochiTo


(Mochi Sirsak khas Tonjong)”

LAPORAN AKHIR
KEGIATAN KKN TEMATIK

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir


Pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata

oleh;

Kelompok : 60 Desa Tonjong


Kecamatan : Pancatengah
Kabupaten : Tasikmalaya

LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN


PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LP3MP) UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019

i
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan segenap kerendahan hati seraya mengharap ridho-


Nya, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya penulis telah mampu menyelesaikan laporan akhir. Laporan akhir ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Laporan ini merupakan laporan akhir dari kegiatan KKN 60. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan laporan ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Romy Faisal Mustofa, M.Pd selaku dosen pembimbing lapangan KKN 60
yang telah membantu penulis baik selama persiapan, proses, penutupan serta
menyusun laporan ini;
2. Desa Tonjong yang dengan sangat terbuka menerima kelompok KKN 60
3. Rekan-rekan peserta KKN 60 yang telah sangat membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Laporan ini bukan karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga laporan ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Aamiin.

Tasikmalaya, Februari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
TEMA DAN FOKUS KEGIATAN KKN .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
4.1 Analisis Situasi ............................................................................ 2
4.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 3
4.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................... 4
4.4 Sasaran ......................................................................................... 5
4.5 Metode yang Digunakan .............................................................. 6

BAB II. GAMBARAN UMUM DESA LOKASI KKN ..................................... 7


2.1 Letak Geografis ........................................................................... 7
2.2 Profil Desa ................................................................................... 8
2.3 Program Kerja Desa Lokasi KKN ................................................ 8

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH ........................................ 14


(Uraian landasan teoritis tentang strategi dalam menentukan
macam, jenis, serta cara kerja untuk masalah yang diamati)

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL ......................................................... 23


4.1 Realisasi Pemecahan Masalah .................................................... 23
4.2 Faktor Pendorong ....................................................................... 34
4.3 Faktor Penghambat ..................................................................... 35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 37


5.1 Simpulan ..................................................................................... 37
5.2 Saran ........................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Nama Tabel Halaman

2.1 Struktur Organisasi Perangkat Desa Tonjong 11

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Nama Gambar Halaman

2.1 Peta Lokasi Desa Tonjong 7


4.1.1 Observasi ke Masyarakat 24
4.1.2 Observasi ke Punduh 24
4.1.3 Observasi ke Kantor Desa 24
4.2.1 Persiapan seminar dan pelatihan 25
4.2.2 Peserta Seminar KWU dan Pelatihan MochiTo 25
4.2.3 Foto Panitia bersama Peserta dan Pemateri Seminar 26
4.2.4 Demonstrasi dan Pelatihan MochiTo 26
4.2.5 Eksperimen membuat MochiTo 27
4.3.1 Pengemasan Produk MochiTo 27
4.3.2 Label Produk MochiTo 27
4.3.3 Penyerahan Label kepada Perwakilan Masyarakat 27
Tonjong
4.4.1 Sharing Ilmu di Madrasah Minggu Pertama 28
4.4.2 Sharing Ilmu di Madrasah Minggu Kedua 28
4.4.3 Sharing Ilmu di Madrasah Minggu Ketiga 28
4.5.1 Sharing Ilmu di SDN Cipanengah kelas IV 29
4.5.2 Sharing Ilmu di MTs Al – Hasanah 29
4.5.3. Sharing Ilmu di SMPN 1 Pancatengah 29
4.5.4 Foto Bersama Siswa SMPN 1 Pancatengah 30
4.6.1 Pengajian Ibu – Bapa di DKM Bojongsari, Bihbul 30
4.6.2 Pengajian Ibu – Ibu di Saninten 30
4.7 Belajar di Posko 31
4.8 Program Imunisasi dan Ibu Hamil 31
4.9.1 Proses Pembuatan Plang Jalan 31
4.9.2 Pemberian Plang dari KKN 60 ke Punduh Cikubang 32
4.9.3 Proses Pemasangan Plang Jalan 32

vi
4.10.1 Proses Pembuatan Bagan Struktur Organisasi 32
4.10.2 Penyerahan Bagan Struktur Organisasi 33
4.11.1 Technical Meeting Volly Ball Cup 33
4.11.2 Penandatangan MoU Ketentuan Lomba 33
4.11.3 Penampilan anak – anak surat An – Naba 34
4.11.4 Tabligh Akbar 34

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Nama Lampiran

1 Rencana Program KKN 40


2 Matriks Program 42
3 Kegiatan Harian Kelompok 44
4 Buku Kehadiran 76
5 Daftar Hadir Kegiatan 82
6 Buku Tamu 30
7 Laporan Berkala Kelompok 98
8 Laporan Berkala Pembimbing 105
9 Evaluasi Pelaksanaan KKN 106
10 Penilaian Pembimbing 108
11 Penilaian Pendadaran/Presentasi 110
12 Penilaian Akhir KKN 112
13 Laporan Pencapaian Program 114
14 Monitoring 116
15 Izin Meninggalkan Lokasi KKN 118
16 Berita Acara 120

viii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi

Melihat tingkat kesejahteraan masyarakat dapat kita lakukan dengan


beberapa indikator, salah satunya yaitu dengan dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia baik dalam lingkup provinsi maupun
Kabupaten/Kota. Dalam Indeks Pembangungan Manusia, progres kemajuan
suatu daerah dapat terlihat dari bagaimana peningkatan sumber daya
manusia, pengembangan potensi, dan penanggulangan permasalahan yang
dialami disetiap daerah. Indikator pencapaian IPM pun bisa dirangkum
dalam tiga hal yakni, peningkatan kualitas ekonomi suatu daerah,
peningkatan kualitas kesehatan suatu daerah, dan peningkatan ekonomi
(daya beli) suatu daerah.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki angka Indeks Pembangunan


Manusia yang cukup kecil dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di
wilayah Jawa Barat. Ada 10 kecamatan di Kab. Tasikmalaya yang
berdasarkan angka statistik masih minim dalam IPM. Atas dasar tersebut
Universitas Siliwangi sebagai lembaga ekonomi yang memiliki salah satu
tanggungjawab pengabdian kepada masyarakat melaksanakan kegiatan
KKN Tematik dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di
Kab. Tasikmalaya. Kami kelompok KKN 60 mendapatkan amanah untuk
mengabdi di Desa Tonjong Kecamatan Pancatengah.

Desa Tonjong merupakan desa yang terletak di Kecamatan Pancatengah


Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah penduduk sebanyak ± 4.461 jiwa
terdiri dari laki-laki 2.251 jiwa dan perempuan 2.210 jiwa, dengan 1.538
(Kepala Keluarga), dengan jumlah keluarga miskin adalah 410 KK (42%
adalah RTM dan RTSM) menempati 170 rumah (panggung, semi permanen
dan permanen).

1
2

Desa Tonjong terdiri atas enam dusun yaitu Dusun Bihbul, Dusun
Cikubang, Dusun Cimanggu, Dusun Cipetir, Dusun Pamijahan, dan Dusun
Saninten yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani
ataupun buruh tani. Dari segi ekonomi masyarakat di Desa Tonjong masing-
masing sudah memiliki mata pencaharian yang tetap dan produktif yaitu
dari menanam padi dan banyak dari masyarakat yang bekerja sebagai petani
kapol atau biasa akrab dengan sebutan kapulaga yang masuk kedalam salah
satu jenis rempah-rempah, sedangkan untuk kaum ibu-ibu kebanyak
berdiam diri dirumah.

Hasil pengamatan dan bukti yang kami temukan di lapangan,


kebutuhan masyarakat yang saat ini dibutuhkan adalah adanya aktifitas yang
produktif untuk ibu-ibu Desa Tonjong, selain mengisi waktu luang sebagai
ibu rumah tangga juga berharap dari aktifitas produktif ini ibu rumah tangga
dapat membantu suami mereka dalam mencukupi kebutuhan ekonomi, atas
dasar hal tersebut, kami mendapatkan tema daya beli dalam pengabdian
kami di kegiatan KKN TEMATIK periode ini. Tentu tema utama tersebut
akan ditunjang dengan beberapa tema pendukung sesuai dengan
permasalahan yang kami temui di lapangan (kondisional). Meskipun
memang indikator IPM dalam bidang daya beli dilihat dari angka mata
pencaharian masyarakat salah satunya, namun dalam memproduksi serta
mengembangkan suatu produk, kami anggap menjadi salah satu faktor
penyebab permasalahan dalam peningkatan IPM di Desa Tonjong.

1.2. Rumusan Masalah

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di Desa Tonjong sebagai


langkah awal dalam menemukan permasalahan yang ada, yaitu dengan
menghimpun data-data sehingga semua aspek kehidupan desa dapat
diidentifikasi dan diketahui permasalahannya. Adapun rumusan masalah
dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah kondisi Desa Tonjong khususnya dalam bidang
ekonomi?
3

1.2.2 Apa saja permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam bidang


ekonomi?
1.2.3 Apa saja faktor penyebab terjadinya permasalahan ekonomi tersebut?
1.2.4 Bagaimana pemecahan solusi dari permasalahan ekonomi tersebut?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
1.3.1.1.Mengetahui bagaimana kondisi keadaan Desa Tonjong secara
umum serta kondisi ekonomi masyarakat Desa Tonjong;
1.3.1.2 Mengetahui apa saja permasalahan ekonomi yang dihadapi
masyarakat Desa Tonjong;
1.3.1.3 Mengetahui apa saja faktor penyebab permasalahan ekonomi
yang dihadapi masyarakat Desa Tonjong;
1.3.1.4 Untuk mencari solusi dari permasalahan ekonomi yang dihadapi
masyarakat Desa Tonjong.

1.3.2 Manfaat
Laporan merupakan hal yang harus dilakukan mahasiswa sebagai
bentuk administratif terhadap bukti kegiatan yang telah dilakukan.
Manfaat penulisan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
kegiatan yang dilakukan dan yang sudah dilakukan ditengah-tengah
masyarakat pada masing-masing individu mahasiswa atau kelompok
mahasiswa tersebut ditempatkan. Hasil laporan ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan konstruktif untuk:
1.3.2.1 Kepala Desa Tonjong untuk meningkatkan pembangunan
pemerintahan Desa Tonjong menuju desa maju dan
berkembang.
1.3.2.2 Sebagai bentuk pengabdian awal mahasiswa kepada
masyarakat Desa Tonjong khususnya sehingga dapat
membuka wawasan, meningkatan daya nalar serta pola pikir
yang mengarah kepada pendewasan sikap dan tingkah laku
sehingga memudahkan untuk memecahkan segala
4

permasalahan dimasa yang akan datang dan dapat


membandingkan antara teori dengan praktek yang ditemui di
lapangan.
1.3.2.3 Bagi masyarakat pedesaan yang bersangkutan diharapkan
dapat bermanfaat sebagai manifestasi yang dinamis atas
kunjungan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
dan sebagai koreksi maupun saran selama pengabdiaan.
1.3.2.4 Universitas Siliwangi mendapatkan masukan untuk
peningkatan pembinaan ekonomi, menyusun kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta
pengembangan institusi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan tuntunan pembangunan, untuk:
1.3.2.4.1 Meningkatkan partisipasi dan peranan
Universitas Siliwangi dalam pelaksanaan
pembangunan daerah sesuai dengan tema daya
beli.
1.3.2.4.2 Meningkatkan kerjasama Universitas Siliwangi
dengan pemerintah daerah serta
institusi/organisasi/lembaga lainnya yang terkait.
1.3.2.4.3 Sebagai bahan masukan bagi pihak Universitas
Siliwangi dan perkembangan Desa Tonjong yang
ditempati selama KKN Tematik berlangsung.

1.4 Sasaran
Sesuai dengan tema kegiatan KKN Tematik yaitu Ekonomi, dan
tema pendukungnya kesehatan dan pendidikan, maka kami menentukan
sasaran kegiatan KKN Tematik kami kepada dua sasaran utama yakni
masyarakat Desa Tonjong secara umum, serta lembaga pendidikan formal
dan nonformal di wilayah Desa Tonjong, seperti Madrasah,Sekolah Dasar
(SD) dan Sekolah Menengah Pertama. Pencapaian program pada dua sasaran
5

tersebut akan dijadikan indikator keberhasilan program KKN Tematik kali


ini.

1.5 Metode yang Digunakan


Karena pengumpulan data dalam pembuatan laporan ini
bersifat faktual dan benar-benar sesuai kenyataan yang terjadi di lapangan
maka metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
Deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai adalah sebagai
berikut:

1.5.1 Teknik Observasi


Teknik Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan
menggunakan pengamatan langsung di lapangan. hal ini dilakukan
untuk mengetahui keadaan daerah peneliti dan melihat secara
langsung permasalahan yang ada. Teknik Observasi, diklarifikasikan
menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai
partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan
secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang
menyangkut latar penelitian dan dalam pengumpulan data disini
digunakan tehnik observasi yang pertama di mana pengamat bertindak
sebagai partisipan dan observasi yang kedua dilakukan secara terus
terang. Dalam hal ini, Desa Tonjong sebagai objek penelitian secara
langsung.
1.5.2 Teknik Interview / Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan aktivis tertentu yang
dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara (interview) yang
mengajukan pertanyaan (interview). dalam hal ini pewawancara
mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. (Moleong,
2002: 135)
Dalam hal ini teknik wawancara yang gunakan adalah wawancara
mendalam artinya mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam
yang berhubungan dengan fokus permasalahan. Sehingga data-data
6

yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal


sedangkan subjek peneliti dengan teknik Purposive Sampling yaitu
pengambilan sampel, dalam wawancara ini peneliti melakukan
wawancara dengan pihak masyarakat. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data tentang gambaran umum Desa Tonjong berikut
permasalahan yang terjadi guna mencari keterangan sesuai dengan
fakta.
1.5.3 Dokumentasi
Tehnik Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data dari
sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen - dokumen seperti:
foto-foto dan sebagainya.
1.5.4 Studi Literatur
Studi literature merupakan tekhnik pengumpulan data dengan cara
mencari data-data atau sumber baik dari arsip-arsip dokumen, maupun
dari sumber pustaka
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA LOKASI KKN

2.1 Letak Geografis


2.1.1 Demografi Desa Tonjong
Desa Tonjong adalah salah satu Desa yang berada di wilayah
Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya. Desa Tonjong memiliki
luas sekitar 1742 Ha.
Sumber : Pemerintahan Desa Tonjong

Gambar 2.1. Peta Lokasi Desa Tonjong

7
8

Batas-batas Administrasi Pemerintahan Desa Tonjong adalah:


 Sebelah utara : Desa Cibongas
 Sebelah selatan : Desa Jayamukti
 Sebelah timur : Desa Cikawung
 Sebelah barat : Desa Cilumba/Gunung Sari ( Kec. Cikatomas )

2.1.2 Tofografi
Tofografi dan kontur tanah Desa Tonjong secara umum berupa areal
pertanian berupa sawah dan kebun. Ketinggian dari atas permukaan laut
wilayah terendah berupa lembah adalah ± 600 m, dan tertinggi ± 1000 m
berupa bukit.

2.1.3 Iklim
Iklim Suhu rata-rata adalah 30 0C – 32 0C. secara umum sepanjang
tahun mengalami dua musim yaitu musim hujan (September-januari) dan
musim kemarau (april-agustus)

2.1.4 Orbitasi
Pusat Pemerintahan Desa Tonjong berjarak 2 km, waktu tempuh 8
menit dari ibu kota Kecamatan Pancatengah, dan 75 km dari ibukota
Kabupaten Tasikmalaya dengan waktu tempuh 2 jam.

2.2 Profil Desa


Desa Tonjong merupakan pemekaran dari Desa Pancatengah yang
menjadi Desa Cibongas dan Desa Tonjong. Pemekaran ini terjadi pada
tahun 1976. Pancatengah tidak terlepas dari sejarah Desa Tonjong, yang
merupakan induk pemekaran dari desa yang ada saat ini yaitu Desa Tonjong
dan Desa Cibongas.
Pada tahun 1976 Desa Tonjong dipimpin oleh Kepala Desa Tonjong
yaitu Bapak Basir Hadiman, perbatasan wilayah di utara dengan Desa
Cibongas, di selatan dengan Kecamatan Cikalong dan Desa Pancawangi, di
barat dengan Kecamatan Cikatomas dengan jumlah penduduk telah
mencapai ± 7.800 jiwa.
2.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tonjong adalah ± 4.461 jiwa terdiri dari
laki-laki 2.251 jiwa dan pe rempuan 2.210 jiwa, dengan 1.538 (Kepala
Keluarga), dengan jumlah keluarga miskin adalah 410 KK (42% adalah
9

RTM dan RTSM) menempati 170 rumah (panggung, semi permanen dan
permanen).
a. Tingkat Pendidikan Penduduk
- Tidak pernah sekolah : 75 orang
- Tamat SD sederajat : 2076 orang
- Tamat SLTP sederajat : 848 orang
- Tamat SLTA sederajat : 742 orang
- Tamat D2 : 7 Orang
- Tamat D3 : 9 Orang
- Tamat S1 : 21 orang
- Tamat S2 : 1 orang
- Tamat S3 :-
b. Mata Pencaharian Penduduk
- Petani : 2071 orang
- Buruh tani : 924 orang
- Buruh swasta/karyawan : 6 orang
- PNS (Pegawai Negeri Sipil) : 37 orang
- Pensiunan ABRI dan sipil : 4 orang
- TNI Polri : 2 orang
- Pengrajin : 6 orang
- Sopir : 7 orang
- Tukang kayu dan tembok : 15 orang
- Menjahit : 315 orang
- Pengangguran : 453 orang

c. Jumlah Penduduk yang Memiliki Hewan Ternak


- Memiliki ternak sapi : 210 orang : 400 ekor
- Memiliki ternak kerbau : 35 orang : 70 ekor
- Memiliki ternak ayam kampung : 750 orang : 4000 ekor
- Memiliki tenak ayam broiler : 1 orang : 2500 ekor
- Memiliki ternak bebek : 10 orang : 50 ekor
- Memiliki ternak babi :-
- Memiliki ternak kuda :-
- Memiliki ternak kambing : 12 orang : 55 ekor
- Memiliki ternak domba : 300 orang : 570 ekor
- Memiliki ternak kelinci : 10 orang : 50 ekor
- Memiliki ternak kucing :-
- Memiliki ternak anjing :-
- Memiliki ternak burung wallet : 2 orang : 2000 ekor
- Memiliki ternak angsa : 200 orang : 1200 ekor
10

d. Sarana dan Prasarana


- Balai desa : 1 unit
- SDN : 5 unit
- MTs : 2 unit
- TK : 1 unit
- PAUD : 1 Unit
- SLTP : 1 Unit
- Jalan kabupaten : 1 jalur
- Jalan desa : 8 jalur
- Jalan lingkungan/setapak : 16 jalur
- Saluran air : 1 unit
- Lapang desa : 1 unit
- Lapang volley : 1 unit
- Madrasah diniyah : 6 unit
- Majlis ta’lim : 1 unit
- DKM : 9 unit
- Mushola : 15 unit
- Posyandu : 2 unit

3.1 Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk


a. Jumlah Penduduk :
- Laki-laki : 2175
- Perempuan : 2096
- Jumlah : 4271
b. Jumlah KK : 1188

4.1 Kondisi Pemerintahan Desa


Secara administrasi keadaan perangkat pemerintah Desa Tonjong sesuai
dengan kebutuhan desa dan kemampuan keuangan desa dan mengacu
kepada Peraturan Daerah Tasikmalaya nomor 06 tahun 2009 tentang
pedoman susunan organisasi dan tata kerja pemerintah desa adalah sebagai
berikut :
a. Jumlah perangkat desa / kepala dusun : 12 orang
b. Jumlah ketua rukun warga (RW) : 12 orang
c. Jumlah ketua rukun tetangga (RT) : 26 orang
d. Jumlah kesatuan perlindungan masyarakat (LINMAS) : 26 orang
e. Jumlah badan permusyawaratan desa (BPD) : 7 orang
f. Jumlah lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) : 15
orang
11

g. Jumlah anggota majlis ulama Indonesia (MUI) : 27 orang


h. Jumlah ketua/anggota (PKK) : 22 orang
i. Jumlah karang taruna : 22 orang
j. Jumlah kader pembangunan masyarakat desa (KPMD) : 02 orang

5.1 Pembagian Wilayah Desa


Secara administrasi wilayah Desa Tonjong Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya terbagi menjadi 06 Kepunduhan, 08 rukun warga
(RW), 21 rukun tetangga (RT). Adapun nama tempat wilayah kepunduhan
sebagai berikut :
1. Dusun Saninten mencakup 02 RW 04 RT
2. Dusun Bihbul mencakup 02 RW 04 RT
3. Dusun Cipetir mencakup 02 RW 04 RT
4. Dusun Cimanggu mencakup 02 RW 04 RT
5. Dusun Pamijahan mencakup 02 RW 04 RT
6. Dusun Cikubang mencakup 02 RW 05 RT
Jumlah penduduk keseluruhan 12 RW 25 RT

6.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Tonjong

Tabel 2.1 Struktur Organisasi

No Nama Jabatan Pendidikan Ket


1 Acep Sanusi Kepala Desa SLTA -
2 Ahmad Sobirin SekDes SLTA -
3 Maria Augustin Kepala Urusan Tata Usaha SLTA -
Dan Umum
4 Hani Yuliani, Kepala Urusan Keuangan Diploma III -
A.Md
5 Seni Nuraeni Kepala Urusan Perencanaan SLTA -
6 Uhud Saepudin Kepala Seksi Pelayanan SLTA -
7 Dede Halim Kepala Seksi Pemerintahan SLTA -
8 Utis Sutisna Kepala Seksi Kesejahtraan SLTA -
Rakyat (Kesra)
9 Egi Irpan S A. Md Bendahara Diploma III -
10 Ema Nursovi Operator SLTA -
11 Abdul Ajid Kadus Saninten SLTA -
12 Epen Supendi Kadus Bihbul SLTA -
13 Muhtar Kadus Cipetir SLTA -
14 Takin Kadus Cimanggu SLTA -
15 Nanang Muslim Kadus Pamijahan SLTA -
16 Sadeli Kadus Cikubang SLTA -
12

6.1 Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


1. Ketua : M. Nurholis
2. Wakil Ketua : Irpan
3. Sekretaris : Teteng
4. Anggota : H. Totoh
: Apipudin
: Abdul Kholik
: Memed

7.1 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)


1. Ketua : M. Suparman
2. Wakil Ketua : H. Totoh
3. Sekretaris : Dede halim
4. Bendahara : Aonudin

SEKSI – SEKSI :
1. Utay 5. Jamhari
2. Dudung wahid 6. Muhidin
3. Dudung nawawi 7. Kowa
4. Kusnadi 8. Saripudin

2.2.2 Kondisi Sosial Penduduk


Kondisi sosial masyarakat Desa Tonjong masih memegang teguh
pada adat istiadat daerah dengan ciri-ciri budaya sunda yang terlihat
masih kental dengan kegotong-royongan, sabanda sariksa, kesopanan dan
budaya-budaya luhur sunda lainnya.
Kondisi sosial inilah yang selalu dijadikan dasar dan modal dalam
melakukan setiap proses pembangunan yang senantiasa dijaga, dipelihara
dan dikembangkan

2.2.3 Kondisi Ekonomi Penduduk


Kondisi ekonomi masyarakat Desa Tonjong terbagi beberapa
bidang namun dari keseluruhan yang sebagian besar bermata pencaharian
bertani dengan penghasilan yang masih rendah, sehingga secara umum
masih tergolong masyarakat yang masih belum sejahtera.Selain itu pada
13

bidang lain seperti pengusaha sedang dan industri kecil masyarakat


masih belum berkembang dan perlu dibenahi.
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Permasalahan adalah suatu keadaan dimana apa yang diharapkan tidak


terlaksana, atau suatu keadaan dimana harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Siliwangi
di Desa Tonjong, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, langkah pertama
adalah mengidentifikasi dan melakukan survei mengenai permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat Desa Tonjong. Proses identifikasi dan survei masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat Desa Tonjong dilaksanakan dalam observasi sebelum
pelaksanaan KKN Kelompok 60 Universitas Siliwangi di Desa Tonjong.

Identifikasi masalah secara mendalam dilaksanakan ketika tim KKN Kelompok 60


Universitas Siliwangi diterjunkan ke lokasi KKN di Desa Tonjong, Kecamatan
Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya mulai dari hari pertama penerjunan hingga
pelaksanaan program KKN. Permasalahan muncul karena ada harapan akan
ditemukannya solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Program Kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Periode I Universitas Siliwangi
di Desa Tonjong Kecamatan Pancatengah bertema “Daya Beli” dengan menggunakan
metode yang melibatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasi.
Pendekatan tersebut memungkinkan masyarakat Desa Tonjong saling membagi
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat, wawasan hidup, serta menganalisis
pengetahuan tentang kondisi dan situasi lingkungan masyarakat Desa Tonjong
Kecamatan Pancatengah dalam rangka membuat perencanaan dan tindakan yang
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan tema “Daya Beli”.
Dalam permasalahan daya beli atau ekonomi yang dihadapi masyarakat Desa
Tonjong yang berkaitan dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan motivasi
berwirausaha sendiri mereka lebih memilih bekerja di tempat orang lain walaupun harus
keluar kota dibandingkan membuat usaha sendiri, banyak faktor yang membuat pola pikir
masyarakat yang seperti itu diantaranya karena tidak ada modal, karena takut gagal, dan
karena tidak mau memulai. Selain itu warga lebih baik diam di rumah jika harus usaha
sendiri. Pemberian motivasi dan perubahan pola pikir masyarakat perlu dilakukan, guna
permasalahan tersebut dapat teratasi, tentunya peran aktif masyarakat dan sinergisasi

14
15

yang dibangun kelompok KKN dengan tokoh masyarakat dan pemerintahan desa menjadi
hal utama dalam kesuksesan program KKN Tematik di Desa Tonjong.

3.1 Konsep Global Pembangunan Manusia


Secara sederhana pembangunan dapat dimaksud sebagai usaha atau proses
untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelakasanaannya
pembangunan bersifat multidimensional dan memiliki berbagai kompleksitas masalah.
Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan di masyarakat, baik aspek
ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.
Menurut Soedjatmoko (1983:145), pengertian pembangunan manusia lebih
ditunjukan kepada peningkatan kualitas yang mendukung pertumbuhan manusia, secara
sosial efektif dan meraa mampu serta bebas memikul tanggungjawab bagi
kehidupannya sendiri, bagi keluarga, serta komunitasnya.
United Nation Development Programme mendefinisikan pembangunan manusia
sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep
tersebt penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir, sedangkan upaya pembangunan
dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Upaya pembangunan manusia pada daarnya merupakan sinergi dari semua
sektor, baik dipusat maupun di daerah. Peningkatan status pembangunan manusia
melibatkan semua sektor b yang harus dimulai dngan upaya pemantauan dan evakuasi
atas pencapaian yang diperoleh. Pemantauan dan evakuasi tidak saja berguna untuk
menilai kerjasama semua sektor, tapi juga berguna sebagai masukan untuk perencanaan
yang akan datang.
Paradigma pembangunan manusia ini memiliki 4 (empat) pilar pokok (UNDP,
1995:12), dimana ke-empat pilar pokok ini dapat menjamin tercapainya tujuan
pembangunan manusia seutuhnya. Secara ringkas 4 (empat) pilar pokok tersebut
mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Produktivitas (Productivity)
Peningkatan produktivitas penduduk menjadi kebutuhan yang utama dan menjadi
salah satu bagian penting di dalam proses peningkatan kualitas hidup. Produktivitas
memerlukan investasi pada manusia, serta suatu keadaan makro-ekonomi yang
memungkinkan penduduk untuk mengembangkan dirinya secara maksimal.
2. Pemerataan (Equity)
16

Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat akses terhadap
semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil
kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus di hapuskan, sehingga penduduk
dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam
kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
3. Kesinambunganan (Sustainability)
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial hendaknya harus terus berlanjut,
tidak hanya untuk generasi sekarang saja, akan tetapi diharapkan akses tersebut
dapat dinikmati juga untuk generasi-generasi yang akan datang.
4. Pemberdayaan ( Empowerment)
Konsep yan konprehensif dari pemberdayaan dalam paradigma ini berarti penduduk
dapat melaksanakan pilihan-pilihan sesuai dengan keinginannya. Hal ini berarti
kebebasan bagi penduduk untuk menentukan keputusan-keputusan bagi
kehidupannya. Tidak lain, ini sejalan dengan desentralisasi dan peran aktif dari
masyarakat madani untuk ikut berpartisipasi dalam membuat dan
mengimplementasikan berbagai kebijakan.

3.2 Indeks Pembangunan Manusia Seutuhnya


Dewasa ini, pemikiran tentang pembangunan (paradigma) telah mengalami
pergeseran, yaitu dari pembangunan yang berorientasi pada produksi (production
centered development) pada dekade 60-an keparadigma pembangunan yang lebih
menekankan pada distribusi hasil-hasil pembangunan (distribution growth development)
selama dekade 70-an. Selanjutnya pada dekade 80-an, muncul paradigma pembangunan
yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (basic need
development), dan akhirnya menuju paradigma pembangunan yang terpusat pada
manusia (human centered development) yang muncul pada tahun 1990-an.

Konsep pembangunan manusia memiliki dua sisi yang harus seimbang, sisi pertama
adalah peningkatan kapabilitas fisik peduduk seperti perbaikan status kesehatan, tingkat
pendidikan, dan keterampilan, sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas tersebut
untuk kegiatan-kegiatan yang sifanya produktif, kultural, sosial, dan politik. Hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia berlangsung melalui 2 (dua)
macam jalur, yaitu:
17

a. Jalur pertama melalui kebijakansanaan dan pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini
faktor yang menentukan adalah pengeluaran pemerintah untuk sub sektor sosial
yang merupakan prioritas seperti pendidikan dan kesehatan dasar. Besarnya
pengeluaran itu merupakan indikasi besarnya komitmen pemerintah terhadap
pembangunan manusia.
b. Jalur kedua adalah melalui kegiatan pengeluaran rumah tangga. Dalam hal ini
faktor yang menentukan adalah besar dan komposisi pengeluaran ruamah tangga
untuk kebutuhan dasar seperti pemenuhan nutrisi angotanya, untuk biaya pelayanan
kesehatan dan pendidikan dasar, serta kegiatan lain yang serupa.
Hubungan antara dua variabel itu berlangsung melalui penciptaan lapangan
kerja. Aspek ini sangat penting dalam konteks pembangunan manusia kaena
sesungguhnya, penciptaan lapangan kerja merupakan “jembatan utama” yang
menghubunhkan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya peningkaan kapasitas
dasar penduduk (UNDP, 1996:87).

Pembangunan manusia mencakup dimensi yang sangat luas. Upaya membuat


tolak ukur atas pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu
wilayah harus dapat memberikan gambaran tentang dampak dari pembangunan manusia
bagi penduduk dan sekaligus dapat memberikan gambaran tentang persentase
pencapaian terhadap sasaran ideal. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan
indikator komposit tunggal yang walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari
pembangunan manusia, tetapi dapat mengukur 3 (tiga) dimensi pokok pembangunan
manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities)
penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah :

1. Umur panjang an sehat (Longevity)


2. Berpengetahuan dan berketerampilan (Knowledge)
3. Pencapaian standar hidup layak ( Decent of life)
Dengan kata lain, IPM merupakan indeks komposit yamg dihitung sebagai rata-
rata sederhana dari tiga indeks yang terdiri dari indeks harapan hidup pada saat lahir,
indeks pendidikan, yang diukur dengan kombinasi antara melek huruf pada penduduk
dewasa dan rata-rata lama sekolah, serta indeks standar hidup layak, yang diukur
dengan mengeluarkan per kapita yang telah di sesuaikan atau prioritas daya beli.
18

Nilai IPM suatu wilayah atau kota menunjukan seberapa jauh wilayah atau kota
itu telah mencapai sasaran pembangunannya. Peran institusi pemerintah sangat
menentukan dalam upaya pembangunan manusia ini, karena implementasi kebijakan
publik terletak pada institusi ini, begitu pula dengan peran partisipasi masyarakat karena
pembangunan manusia adalah oleh penduduk untuk penduduk.

Pembangunan manusia yang didasarkan pada derajat penidikan dapat diukur


dengan melihat rerata lama sekolah dan angka melek huruf, namun penyebab yang
sangat mendasar secara horizontal dari besarnya indeks pendidikan ditentukan oleh
hubungan sebab akibat antara daya beli, motivasi, budaya masyarakat serta dukungan
pemerintah dalam hal infrastruktur dan aksebilitas.

3.2.1 Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang
nyata (manifes) berikut :

1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.


2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi
kepentingan masyarakat.
3. Melestarikan kebudayaan.
4. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Menurut David Popeneo, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut :
1. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
2. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
3. Menjamin integrasi soaial.
4. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
5. Sumber inovasi sosial.
Penyebab langsung tingginya indeks pendidikan dipengaruhi oleh partisipasi
pendidikan di suatu wilayah mulai dari SD, SMP sampai SMA. Sedangkan penyebab
tidak langsung yang mempengaruhi angka partisipasi pendidikan adalah jumlah guru,
19

kualitas guru, kurikulum, jumlah ruang kelas, biaya pendidikan, ruang rusak, serta
aksesibilitas.
Namun secara umum indeks pendidikan dapat diukur dengan melihat :
1. Angka melek huruf
Angka melek huruf (AMH) merupakan presentasi penduduk usia 15 tahun ke
atas yang bisa membaca dan menulis terhadap seluruh penduduk berumur 15 tahun ke
atas disuatu daerah. Melek aksara juga diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti
sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya dalam bentuk tulisan
dan berbicara. Dalam perkembangan modern kata ini lalu diartikan sebagai
kepampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi
dengan orang lain atau dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan idenya
dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi bagian dari
masyarakat tersebut.
Oraganisasi PBB untuk pendidikan, Ilmu pengetahuan dan kebudayaan
(UNESCO) memiliki definisi sebagai berikut: “Melek aksara adalah kemampuan
untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat, menginformasikan dan
mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan tulisan
yang berkaitan dengan berbagai situasi”.
Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran
berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya,
dimana hal ini berkaitan langsung begaimana seseorang mendapatkan pengetahuan
penuh dalam masyarakat yang lebih luas.
2. Rata-rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh
penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah
dijalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan
tingakat pendidikan yang sedang diakui.

3.2.2 Kesehatan
Indeks kesehatan dapat diukur dengan melihat angka harapan hidup. Harapan
hidup adalah perkiraan jumlah tahun hidup di suatu wilayah dari sekelompok mahluk
hidup tertentu. Angka harapan hidup waktu lahir (expection of life at brith) yang
biasanya dilambangkan dengan simbol e0 dan sering disingkat dengan AHH adalah
rata-rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu, AHH
20

ini merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemajuan dibandingkan kesehatan. Dengan angka harapan hidup, dapat dilihat
perkembangan tingkat kesehatan pada suatu wilayah serta dapat pula dilihat
perbandingan tingkat kesehatan antar wilayah.

Namun penyebab yang sangat mendasar secara horizontal dari besarnya indeks
kesehatan ditentukan oleh hubungan sebab akibat antara lingkungannya, budaya hidup
sehat serta dukungan pemerintah dalam hal infrastruktur dan aksesibitas.

Penyebab langsung tingginya indeks kesehatan oleh pelayanan kesehatan disuatu


wilayah. Sedangkan penyebab tidak langsung yang mempengaruhi angka pelayanan
kesehatan adalah jumlah tenaga kesehatan, sarana kesehatan, kualitas tenaga
kesehatan, serta kualitas kesehatan.

3.2.3 Daya Beli


Daya beli dapat diartikan sebagai jumlah unit satu atau beberapa jenis barang yang
dapat dipertukarkan untuk satu init uang. Dalam istilah sederhana, daya beli adalah
resiko antara uang dari barang, atau berapa banyak uang yang akan membeli di negara
tertentu.

Daya beli berhubungan erat dengan standar hidup menunjukan ke kualitas barang-
barang dan jasa- jasa yang tersedia bagi orang. Biasanya diukur dengan pendapatan
nyata per-orang, meskipun beberapa pengukuran lain dapat digunakan; contohnya
adalah ketersediaan barang (seperti jumlah kulkas per 1.000 orang), atau pengukuran
kesehatan seperti harapan hidup.

Ide standar ini dapat berlawanan dengan kualitas hidup, yang memperhitukan tidak
hanya standar hidup material, tetapi juga faktor subjektif lainnya yang menyambung
bagi kehidupan seseorang, seperti hiburan, keamanan, sumber budaya, kehidupan
sosial, kesehatan mental, dll. Cara yang lebih rumit untuk menghitung kesejahteraan
harus digunakan untuk membuat keputusan semacam itu, dan seringkali hal ini
bersangkutan dengan politik, dan oleh sebab itu kontroversial.

Namun, tetap masih ada masalah meskipun hanya dengan menggunakan jumlah
rata-rata untuk membandingkan standar hidup material, berlawanan dengan, misal,
indeks pareto. Standar hidup mungkin juga hal yang subjektif, sebagai contoh, negara
yang kelas atas yang sangat kecil yang sangat kaya dan kelas rendah yang sangat besar
21

dan sangat miskin dapat memiliki rata-rata pendapatan yang tinggi, meskipun
kebanyakan penduduk memiliki “standar hidup yang rendah”. Ini mencerminkan
masalah pengukuran kemiskinan, yang juga cenderung relatif.

Indeks daya beli sendiri dapat diukur dengan melihat konsumsi perkapita, namun
penyebab yang sangat mendasar secara horizontal dari besarnya indeks kesehatan
ditentukan oleh hubungan sebab akibat antara kondisi makro ekonomi,
enterpreneurship dan aksebilitas.

Penyebab langsung tingginya indeks daya beli dipengaruhi oleh tingkat upah
sarapan dan tenaga kerja disuatu wilayah. Sedangkan penyebab tidak langsung yang
mempengaruhi indeks daya beli adalah pertumbuhan ekonomi, kualitas SDM, dan
distribusi pendapatan. Dan yang me njadi akar permasalahana adalah kemiskinan dan
kondisi makro ekonomi, serta aksesbilitas yang ada disuatu wilayah.

3.3. Definisi Usaha

Secara umum industri didefinisikan sebagai usaha atau pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Sedangkan industri kecil memiliki berbagai macam
definisi. Berbagai badan pemerintah serta berbagai macam instansi menggunakan
definisi industri kecil yang berbeda-beda, antara lain:

1. Menurut Depperindag (Departemen Perindustrian dan Perdagangan) tahun 1999,


industri kecil merupakan kegiatan usaha industri yang memiliki investasi sampai
Rp. 200.000.000,- tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha.
2. Menurut Biro Pusat Statistik (1998), mendefinisikan industri kecil dengan
batasan jumlah karyawan atau tenaga kerja dalam mengklasifikasikan skala
industri yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut:
 Perusahaan atau industri pengolahan termasuk jasa industri pengolahan yang
mempunyai pekerja 1 sampai 19 orang termasuk
 pengusaha, baik perusahaan atau usaha yang berbadan hukum atau tidak.
 Perusahaan atau industri kecil jika memperkerjakan antara 5 sampai 19
orang.
 Perusahaan atau industri sedang jika memperkerjakan antara 20 sampai 99
orang.
22

 Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan antara 100 atau lebih.
3. Menurut Biro Pusat Statistik (2003), mendefinisikan industri kecil adalah usaha
rumah tangga yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang
jadi atau setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau yang
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk
dijual, dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang
termasuk pengusaha.
3.3.1 Kategori Industri Kecil

Kategori industri kecil menurut Departemen Perindustrian seperti yang tertulis


menurut Wulandari (2006:17-18) adalah sebagai berikut:

1. Industri Kecil Modern. Industri kecil modern meliputi industri kecil yang
menggunakan teknologi proses madya (intermediate process technologies),
mempunyai skala produksi yang terbatas, tergantung pada dukungan industri
besar dan menengah dan dengan system pemasaran domestic dan ekspor,
menggunakan mesin khusus dan alat-alat perlengkapan modal lainnya. Dengan
kata lain, industri kecil yang modern telah mempunyai akses untuk
menjangkau system pemasaran yang relatif telah berkembang baik di pasar
domestik ataupun pasar ekspor.
2. Industri Kecil Tradisional. Industri kecil tradisional pada umumnya
mempunyai ciri-ciri antara lain, proses teknologi yang digunakan secara
sederhana, mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relatif
sederhana, lokasi di daerah pedesaan, akses untuk menjangkau pasar yang
berada di luar lingkungan yang berdekatan terbatas.
3. Industri Kerajinan Kecil. Industri kecil ini sangat beragam, mulai dari industri
kecil yang menggunakan proses teknologi yang sederhana sampai industri kecil
yang menggunakan teknologi proses madya atau malahan sudah menggunakan
proses teknologi yang tinggi.
BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL

4.1 Realisasi Pemecahan Masalah


Program kerja Kelompok 60 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas
Siliwangi di Desa Tonjong Kecamatan Pancatengah berdasarkan hasil rapat antara
anggota kelompok dan aparatur desa sesuai dengan aturan dan anjuran panitia
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan sesuai dengan tema Kuliah Kerja Nyata (KKN)
kelompok yaitu “Seminar Kewirausahaan dan Pelatihan Pembuatan Mochi
Sirsak“, maka dalam penyusunan program kerja Kelompok 60 Kuliah Kerja Nyata
diprioritaskan pada daya beli dengan target sasaran peserta meliputi seluruh
masyarakat Desa Tonjong yang terdiri dari enam dusun sasaran yakni Dusun
Bihbul, Dusun Saninten, Dusun Cipetir, Dusun Pamijahan, Dusun Cimanggu, dan
Dusun Cikubang. Program KKN ini dibagi ke dalam 3 klasifikasi program, yakni
Program Utama, Program Pendukung dan Program Tambahan.
Program utama adalah program bidang daya beli yang diprioritaskan, dengan
tetap diperkaya dengan program daya beli pendukung lain yang dibutuhkan sesuai
kondisi lokasi dan masyarakat setempat. Adapun Program Utama yang
dilaksanakan Kelompok 60 Kuliah Kerja Nyata (KKN) antara lain:
a. Pendataan dan Analisis Data Potensi dan Kelembagaan Ekonomi
b. Seminar dan Pelatihan Kewirausahaan serta Sosialisasi BUMDES
c. Pembuatan Branding dan Labeling Mochi Sirsak

Mengingat Program Utama di atas, Kelompok 60 Kuliah Kerja Nyata


merumuskan program pendukung. Program Pendukung adalah program dengan
tema pendidikan dan kesehatan dengan keberadaan program pendukung ini
dibutuhkan oleh masyarakat berdasarkan analisis situasi ataupun masukan dari
masyarakat atau tokoh masyarakat baik formal, nonformal/informal. Program
Pendukung bidang pendidikan yang dilaksanakan antara lain: Sharing Ilmu di
Madrasah, Sharing Ilmu di siswa SD – SMP, dan Safari Pengajian. Sedangkan
untuk program pendukung dibidang kesehatan, meliputi: Posyandu Keliling.

23
24

Di samping program daya beli sebagai program utama, serta pendidikan dan
kesehatan sebagai program pendukung, Kelompok 60 Kuliah Kerja Nyata
membuat program lainnya yang selanjutnya disebut Program Tambahan. Program
Tambahan adalah program bidang non daya beli tetapi keberadaan program
dianggap dibutuhkan oleh masyarakat berdasarkan analisis situasi ataupun
masukan dari masyarakat atau tokoh masyarakat baik formal, nonformal/informal.
Adapun Program Tambahan yang dilaksanakan antara lain: Pembuatan Plang
Penunjuk Jalan Blok Cigadoan Dusun Cikubang, Pembuatan Struktur Organisasi
DKM Miftahul Barakah Cigadoan, dan Gebyar KKN 60 yang merupakan
kegiatan perpisahan antara KKN 60 dengan warga Desa Tonjong. Adapun
rangkaiannya terdiri dari Turnamen Bola Volly, Penampilan Surat An- Naba,
Tabligh Akbar dan Santunan Anak Yatim yang dilaksanakan selama 1 minggu.

Berikut ini merupakan uraian setiap program kerja berdasarkan 3 klasifikasi,


di antaranya:

4.1.1 Program Utama


a. Pendataan dan Analisis Data Potensi dan Kelembagaan Ekonomi

Gambar 4.1.1 Observasi ke masyarakat

Gambar 4.1.2 Observasi ke Punduh

Gambar 4.1.3 Observasi ke Kantor Desa


25

Kegiatan ini merupakan pengumpulan data masyarakat Desa Tonjong


baik dalam bidang daya beli, kesehatan maupun perekonomiannya serta
informasi mengenai profil Desa Tonjong, kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat desa, adat-istiadat, dan lain-lain. Khalayak sasaran dari kegiatan ini
meliputi: kepala desa, aparatur desa serta masyarakat Desa Tonjong. Dalam
menangani hal ini kami menggunakan metode pelaksanaan observasi dan
wawancara dalam pengumpulan data. Prosedur yang kami lakukan meliputi:
mempersiapkan daftar pertanyaan guna mendapatkan informasi yang diinginkan,
berdiskusi dengan kepala desa, perangkat desa dan punduh dari tiap dusun, serta
mengunjungi/bersilaturahmi ke rumah-rumah warga di Desa Tonjong. Terdapat
beberapa kendala dalam pelaksanaan program ini, salah satunya yaitu sulitnya
akses jalan menuju beberapa daerah di Desa Tonjong seperti di daerah Dusun
Cikubang dikarenakan kondisi jalan yang rusak dan cukup licin jika hujan turun.

b. Seminar Kewirausahaan dan Pelatihan Pembuatan Mochi Sirsak.

Gambar 4.2.1 Persiapan Seminar dan Pelatihan

Gambar 4.2.2 Peserta Seminar KWU dan Pelatihan Pembuatan Mochi Sirsak
26

Gambar 4.2.3 Foto Bersama antara Peserta Seminar, Pemateri dan KKN 60

Gambar 4.2.4 Demonstrasi dan Pelatihan Pembuatan MochiTo

Kegiatan ini adalah salah satu program utama yang dilaksanakan di


Kantor Aula Sabilulungan Desa Tonjong bersama perangkat desa, perangkat
dusun beserta ibu-ibu dari masyarakat Tonjong, dalam seminar kewirausahaan ini
bertujuan untuk merubah pola pikir masyarakat agar senantiasa dapat melihat
segala peluang yang ada. Pelatihan pembuatan mochi sirsak merupakan inovasi
yang dirintis oleh peserta Kuliah Kerja Nyata Kelompok 60 dengan masyarakat
desa Tonjong. Pemateri dalam kegiatan seminar kewirausahaan mengambil dari
Dosen Unsil yang mengampu dan ahli di bidang ekonomi sementara untuk
pelatihan pembuatan MochiTo dipimpin oleh anggota KKN 60. Cara
penyampaian yang kami lakukan menggunakan metode ceramah dan
demonstrasi, dengan menggunakan media Power Point sebagai penunjang dan
tetap mengggunakan sisi kekeluargaan bersama ibu-ibu kader masyarakat Desa
Tonjong.

Kegiatan ini adalah program utama yang kami lakukan, dari mulai
pencarian potensi daerah yang dapat diolah menjadi bernilai ekonomi, eksperimen
membuat mochi sirsak serta konsultasi ke BUMDES untuk diusulkan menjadi
produk unggulan Desa Tonjong.
27

Gambar 4.2.5 Eksperimen membuat MochiTo

c. Pembuatan Branding dan Labeling Mochi Sirsak


Kegiatan ini adalah bagian dari program utama, dengan tujuan untuk
memiliki kemasan yang baik dan menarik serta memiliki brand nama sehingga
dapat meningkatkan harga jual.

Gambar 4.3.1 Pengemasan Produk MochiTo

Gambar 4.3.2 Label Produk MochiTo


28

Gambar 4.3.3 Penyerahan Label Kepada Perwakilan Masyarakat Tonjong

4.1.2 Program Pendukung


a. Sharing ilmu di Madrasah Al-Fata.
Kegiatan ini merupakan salah satu program pendukung yang bertujuan untuk
memberikan motivasi dan pelajaran Qur’an kepada anak – anak madrasah.
Pembelajaran dilakukan dengan dengan model belajar sambil bermain
sehingga suasana tercipta menyenangkan. Kegiatan dilakukan setiap hari
Kamis.

Gambar 4.4.1 Sharing Ilmu di Madrasah Minggu Pertama

Gambar 4.4.2 Sharing Ilmu di Madrasah Minggu Kedua


29

Gambar 4.4.3 Sharing Ilmu di Madrasah Minggu Ketiga

b. Sharing Ilmu di Sekolah

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pengajaran berupa mata pelajaran


tertentu dan sharing motivasi agar anak – anak siswa sekolah tetap semangat
untuk melanjutkan pendidikan. Kegiatan ini dilakukan dengan waktu
kondisional disesuaikan dengan jadwal lainnya namun di setiap pekannya
diusahakan ada kunjungan ke setiap sekolah.

Gambar 4.5.1 Sharing Ilmu di SDN Cipanengah kelas IV

Gambar 4.5.2 Sharing Ilmu di MTs Al- Hasanah

Gambar 4.5.3 Sharing Ilmu di SMPN 1 Pancatengah


30

Gambar 4.5.4 Foto Bersama Siswa SMPN 1 Pancatengah

c. Safari Pengajian
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah keimanan, memperkuat rukhiyah,
dan ajang silaturahmi antara anggota KKN 60 dengan warga setempat.
Dilakukan di setiap pekan di tempat yang berbeda namun rutin diikuti di
Bojong tempat posko KKN 60 berada.

Gambar 4.6.1 Pengajian Ibu – Bapa di DKM Bojongsari

Gambar 4.6.2 Pengajian Ibu – Ibu di Dusun Saninten

d. Belajar di Posko
Kegiatan ini dilakukan untuk mewadahi anak – anak dekat posko yang sering
main ke posko maka diselipkan pembelajaran – pembelajaran baik itu
31

berbasis mata pelajaran seperti matematika ataupun berbasis pendidikan


karakter.

Gambar 4.7 Belajar di Posko


e. Program Imunisasi dan Senam Ibu Hamil
Kegiatan ini dilakukan dengan mengikuti agenda posyandu yang dilakukan
setiap 1 bulan sekali bertujuan untuk menambah kekebalan imun, mencegah
virus, silaturahmi dengan pihak kesehatan dan merileksasikan ibu hamil.

Gambar 4.8 Program Imunisasi dan Ibu Hamil


4.1.3 Program Tambahan
a. Pembuatan Plang Penunjuk Jalan Blok Cigadoan Dusun Cikubang
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu menunjukkan arah jalan di
Dusun Cikubang yang merupakan daerah yang cukup terpelosok.
Pembuatan ini dilakukan selama 1 minggu dengan kerjasama antara
pihak Dusun dan KKN 60.

Gambar 4.9.1 Proses Pembuatan Plang Jalan


32

Gambar 4.9.2 Pemberian Plang dari KKN 60 ke Punduh Cikubang

Gambar 4.9.3 Proses Pemasangan Plang Jalan

b. Pembuatan Struktur Organisasi DKM Miftahul Barakah


Kegiatan ini merupakan salah satu program KKN yang berkolaborasi
dengan DKM Miftahul Barokah yang bertujuan agar struktur
organisasi di DKM Miftahul Barakah lebih jelas dan terbuka.

Gambar 4.10.1 Proses Pembuatan Struktur Organisasi


33

Gambar 4.10.2 Penyerahan Struktur Organisasi

c. Gebyar KKN 60
Kegiatan ini merupakan program kerja terakhir dari KKN 60.
Pelaksanaannya selama 1 minggu yang dimulai dari tanggal 27 Januari
– 3 Februari yang rangkaiannya terdiri dari Volly Ball Cup, Penampilan
Surat An – Naba, Tabligh Akbar dan Santunan Anak Yatim. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan menjalin silaturahmi masyarakat Desa Tonjong
sekaligus acara perpisahan antara KKN dengan masyarakat Desa Tonjong.

Gambar 4.11.1 Technical Meeting Volly Ball Cup

Gambar 4.11.2 Penandatangan MoU Ketentuan Lomba


34

Gambar4.11.3 Penampilan Surat An – Naba

Gambar 4.11.4 Tabligh Akbar

4.2 Faktor Pendorong


Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Tonjong, terdapat
beberapa faktor pendukung, baik internal maupun eksternal:
4.2.1 Faktor Pendukung Internal
4.2.1.1 Adanya kerjasama yang baik dengan rekan-rekan peserta Kuliah
Kerja Nyata (KKN) yang saling melengkapi dan membantu satu
sama lain.
4.2.1.2 Adanya keterbukaan dan komunikasi yang berjalan dengan baik
4.2.1.3 Terciptanya suasana kekeluargaan dan saling beradaptasi
4.2.1.4 Adanya interaksi antar anggota kelompok yang memudahkan untuk
berkoordinasi dan komunikasi dalam penyelesaian masalah yang
berjadi.
4.2.1.5 Adanya kerelaan untuk berkorban dalam melaksanakan kegiatan di
lapangan
4.2.1.6 Jumlah kendaraan bermotor yang mendukung.
35

4.2.2 Faktor Pendukung Eksternal


4.2.2.1 Adanya penerimaan yang baik dari warga sekitar posko kepada
peserta KKN.
4.2.2.2 Adanya dukungan dari warga dalam menjalankan program-
program kerja yang direncanakan.
4.2.2.3 Adanya dukungan dan bantuan dari aparatur desa setempat dan
para tokoh masyarakat.
4.2.2.4 Dukungan program kegiatan dari pihak Pemerintah Desa.
4.2.2.5 Dukungan yang baik dari ibu-ibu PKK di desa Tonjong.
4.2.2.6 Dukungan yang baik dari Karangtaruna desa Tonjong.
4.2.2.7 Kerjasama yang baik antara peserta KKN dan pihak yang terkait
dalam melaksanakan program kerja.

4.3 Faktor Penghambat


Selain adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan program kerja, maka tak
lepas pula faktor penghambat selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
desa Tonjong. Maka ada beberapa faktor yang menjadi kendala, baik bersifat
internal maupun eksternal:
4.3.1 Masalah Internal
4.3.1.1 Keterbatasan waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
sehingga permasalahan-permasalahan yang terjadi harus
diantisipasi dan ditangani lebih cepat sehingga terkadang
pemecahan permasalahan tidak dapat terlaksana hingga tuntas.
4.3.1.2 Keterbatasan pengetahuan / pemahaman dari peserta Kuliah Kerja
Nyata (KKN) tentang lingkungan sekitar masyarakat Desa.
4.3.1.3 Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peserta kuliah Kerja
Nyata (KKN) baik dalam segi materi dan non materi.

4.3.2 Masalah Eksternal


4.3.2.1 Ilmu pengetahuan masyarakat yang masih terbatas.
36

4.3.2.2 Kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat terhadap apa


yang terjadi saat ini.
4.3.2.3 Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di desa yang kurang
memadai dan sangat terbatas.
4.3.2.4 Infrastuktur jalan menuju beberapa dusun yang kurang baik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Hasil penelitian yang telah di laksanakan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik Kelompok 60 periode 1 tahun 2019 yang penulis uraikan
pada bab-bab sebelumnya, bahwa dapat disimpulkan beberapa hal dari kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2019 selama berada di wilayah Desa Tonjong
Kecamatan Pancatengah, berikut berdasarkan program utama:
5.1.1. Masih kurangnya motivasi masyarakat untuk berwirausaha.
5.1.2. Kurangnya relasi didalam pemasaran.
5.1.3. Tidak adanya persediaan air bersih di sekolah-sekolah.
5.1.4. Masyarakat yang masih terbilang tradisional.
5.1.5. Desa Tonjong memiliki sumber daya alam yang potensial dalam bidang
perkebunan seperti pohon kapulaga, dan dalam bidang pertanian seperti hasil
panen dan hasil peternakan ayam yang melimpah.
5.1.6. Kehidupan masyarakat Desa Tonjong merupakan masyarakat yang kental
dengan ilmu agamanya terbukti setiap harinya anak-anak desa Tonjong mengikuti
pengajian, selain itu pengajian pekananpun rutin dilaksanakan tiap dusunnya.
5.2 Saran
Penulis dapat memberikan simpulan dan saran atas hasil laporan penelitian
yang dilakasanakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dengan
menyikapi simpulan diatas, maka perlu adanya beberapa kegiatan dan tindak lanjut
dari hasil program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah diselenggarakan baik
secara teoritis maupun praktis. Dengan demikian masyarakat seharusnya
menerapkan dan meningkatkan segala hal yang sudah disampaikan baik dalam
penyuluhan, pelatihan, maupun dalam pembinaan oleh peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti baik dari pemerintah, masyarakat
dan kelembagaan lainnya adalah sebagai berikut :
5.2.1. Perlu adanya dorongan motivasi dari pihak pemerintah, seperti
memfasilitasi alat untuk packging produk dan pemasaran produk.

37
38

5.2.2. Di tiap Sekolah Dasar diusahakan ada persediaan air bersih.


5.2.3. Perlu adanya perbaikan aksesibilitas misalnya memperbaiki akses jalan
untuk dapat mempermudah masyarakat dalam menggunakan jalan.
5.2.4. Perlu adanya upaya optimalisasi potensi Desa Tonjong
39

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman KKN I. 2019. Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Dan


Penjaminan Mutu Pendidikan (Lp3mp). Universitas Siliwangi
Tasikmalaya.

Permata, Vinanda. 2017. Definisi Pengembangan Usaha. [Online]. Tersedia :


www.academia.edu/8665059/ada-beberapa-definisi-pengembangan-usaha-
menurut-para-ahli [1 Februari 2019].

Satria, Ase. 2015. Teori Industri. [Online]. Tersedia:


www.materibelajar.id/2015/12/materi-eko-teoti-industri-menurut.html [1
Februari 2019].
40

Lampiran 1. Rencana Program KKN


RENCANA PROGRAM KKN
KELOMPOK : 60
DESA : TONJONG
KECAMATAN : PANCATENGAH
KABUPATEN : TASIKMALAYA
TEMA : DAYA BELI

Pencetus
Peserta Tempat Biaya Sumber
No Jenis Kegiatan Ide/Inisiator Lama Kegiatan Ket
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Daya
Kegiatan
Program Utama
1. Pendataan dan Koordinator KKN 6 Seluruh - Peserta 1 minggu
Analisis Data Desa dan dusun KKN 60
Potensi dan Wakordes
Kelembagaan
Ekonomi
2. Seminar dan KKN 60 Masyarakat Aula Rp. Peserta 1 hari
Pelatihan Desa Desa 1.160.000 KKN 60
Kewirausahaan Tonjong Tonjong
serta
Sosialisasi
BUMDES
3. Pembuatan KKN 60 KKN 60 Aula - Perangkat 1 hari
Branding dan dan Desa Desa dan
Labelling Perangkat Tonjong Peserta
MochiTo Desa, KKN 60
sekaligus Dusun
Penyerahan serta Ibu –
ibu Kader
dan PKK
Program Pendukung
2. Sharing Ilmu Cristi Anak – Madrasah - Seminggu
di Madrasah anak Desa sekali
Tonjong
3. Sharing Ilmu Novia Anak – Sekolah - Kondisional
di Sekolah Anak SD –
SMP
3 Pembuatan Chomsi KKN 60 Posko 2 minggu
Struktur dan Warga dan
Organisasi Setempat Dusun
Cikubang
Program Diyanti Warga Rumah Peserta 1 hari
Imunisasi dan Desa Warga KKN 60
Senam Ibu Tonjong dan Ibu –
hamil Ibu PKK
serta
Posyandu
41

Belajar di Nur Indah Anak – Posko - Peserta Kondisional


Posko anak KKN 60 KKN 60
Bojongsari
Safari Trisna Warga Madrasah Rp. Peserta Kondisional
Pengajian Desa 100.000 KKN dan
Tonjong DKM
setempat
Program Tambahan
1. Pembuatan Chomsi Posko Rp. Peserta Kondisional
Plang Masyarakat KKN dan 30.000 KKN 60
Penunjuk Jalan Dusun Dusun dan
Blok Cigadoan Cikubang Cikubang Warga
Dusun Dusun
Cikubang Cikubang
2. Pembuatan Chomsi Masyarakat Posko Rp. Peserta Kondisional
Papan Struktur Dusun KKN dan 30.000 KKN 60
Organisasi Cikubang Dusun
DKM Miftahul Cikubang
Barakah
Dusun
Cikubang
3. Gebyar Seni Hadid KKN 60 Aula Rp. 1 minggu
KKN dan Dhiyaul dan Warga Desa 3.500.00
Tabligh Akbar Haq Setempat Tonjong
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74

BUKU KEGIATAN HARIAN KELOMPOK


KELOMPOK : 60
DESA : TONJONG
KECAMATAN : PANCATENGAH
KABUPATEN/KOTA : TASIKMALAYA
TEMA : DAYA BELI
KEGIATAN KE : HARI KE-TIGA PULUH DUA (32)

Uraian Tentang Kegiatan


Hari/Tanggal Kegiatan, Masalah, yang ditangani, lokasi, khalayak
sasaran, waktu, metode pelaksanaan, proses, hasil
pelaksanaan, stakeholder yang terlibat, dan biaya yang
digunakan.

Ahad, 3 Februari 04.00 - 08.00 Persiapan KKN.


2019
08.00 – 12.00 Persiapan hadiah volley, hadiah tahfidz dan
pembungkusan untuk santunan anak yatim piatu
12.00 – 13.00 Keperluan Pribadi
13.00 – 18.00 Bersih-bersih lapangan dan pemasangan
atribut
18.00 - 20.00 Gladi kotor acara Tabligh Akbar
20.00 – 22.00 pelaksanaan kegiatan diawali dengan
menyayikan lagu Tonjong sebagai awal dimulainya
kegiatan, setelah menyanyikan lagu Tonjong dilanjutkan
menampilakn lmusik Islami yang dinyayikan oleh salah
satu pemudi desa Tonjong, setelah itu kegiatan resmi
dimulai dengan diawali dengan pembukaan, sambutan-
sambutan oleh Kordes KKN 60 dan sambutan kepala desa
Tonjong, dialnjutkan dengan penampilan Tahfidz Al-
Quran yaitu hafalan surat An-naba yang dilakukan oleh
anak-anak desa Tonjong, dilanjutkan dengan pembagian
juara untuk anak-anak penghafal surat An-naba, acara
selanjutnya yaitu acara utama yakni Tausiyah, di acara
Tausiyah ini kami dari pihak KKN 60 mengundang
Ustadz H. Ade Tasdik debagai pengisi acara Tausiyah,
75
76
77
78
79
80
81
82

Lampiran 5
DAFTAR HADIR KEGIATAN

KELOMPOK : 60
NAMA KEGIATAN : Seminar KWU dan Pelatihan MochiTo
HARI/TGL : Sabtu, 19 Januari 2019
TEMPAT :Aula Desa Tonjong
WAKTU : 07.00 s.d. 12.00
KEGIATAN KE : satu
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98

Lampiran 7
LAPORAN BERKALA KELOMPOK
A. Kelompok KKN : 60
B. Lokasi : Desa Tonjong
Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya
C. Tema KKN : Daya Beli
D. Jumlah peserta KKN per kelompok : 18 Orang
E. Laporan berkala minggu ke : Pertama
F. Program KKN yang telah dilaksanakan :
1. Sosialisasi, observasi, dan pendataan masyarakat untuk melihat potensi
sumber daya beli yang dapat dikembangkan.
2. Gerakan masjid bersih
3. Bimbingan belajar di madrasah Diniyyah Al - Fatah
4. Survei Potensi Alam
5. Pengajian Rutin di Setiap Dusun
6. Pembuatan Plang Penunjuk Jalan Dsn. Cikubang Blok Cigadoan
G. Tingkat pencapaian pelaksanaan program KKN: (secara presentase standar
penilaian berdasarkan indikator keberhasilan pencapaian tiap program KKN
yang telah ditetapkan.
1. Mampu menemukan hasil identifikasi kebutuhan masyarakat desa
Tonjong
2. Membuat masjid bersih sebagai tempat untuk warga beribadah.
3. Anak-anak Bojongsari mampu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
bermain sambil belajar.
4. Mampu menemukan potensi baru di kawasan tonjong pada khususnya dan
Pancatengah pada umumnya untuk membantu meningkatkan
perekonomian warga di bidang daya beli.
5. Memperkuat spiritual dan meningkatkan keimanan warga desa Tonjong
6. Membantu masyarakat awam dalam memberi petunjuk jalan daerah
Cigadoan dengan plang rute jalan.
H. Kendala dalam pelaksanaan program dan upaya pemecahan masalah (problem
solving) yang dilakukan:
1. Akses jalan menuju Dusun Cikubang sulit dijangkau karena jarak yang
cukup jauh dan kondisi jalan yang kurang baik namun masih bisa
dijangkau dengan kendaraan
2. Kendala yang dihadapi dalam program kerja pengajian rutin adalah waktu
pelaksanaan yang bersamaan dan upaya pemecahan masalah dengan cara
menggilir jadwal pengajian di tiap dusun.
99
100

LAPORAN BERKALA KELOMPOK


A. Kelompok KKN : 60
B. Lokasi : Desa Tonjong
Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya
C. Tema KKN : Daya Beli
D. Jumlah peserta KKN per kelompok : 18 Orang
E. Laporan berkala minggu ke : Kedua
F. Program KKN yang telah dilaksanakan :
1. Melaksanakan Seminar Kewirausahaan dan Pelatihan membuat MochiTo
(Mochi Khas Tonjong)
2. Penanaman karakter jiwa wirausaha pada siswa di madrasah
3. Pembuatan Stuktur Organisasi DKM Miftahul Barokah Desa Cikubang.
4. Pengajian Rutin di Dusun
5. Pemberian Motivasi Pendidikan ke MTs
6. Kegiatan Posyandu
G. Tingkat pencapaian pelaksanaan program KKN: (secara presentase standar
penilaian berdasarkan indikator keberhasilan pencapaian tiap program KKN
yang telah ditetapkan.
1. Mampu membangkitkan semangat dan jiwa wirausaha masyarakat Desa
Tonjong dan menjadikan Ibu – Ibu Desa Tonjong lebih produktif
dikarenakan membuat mochiTo
2. Ada rasa keinginan dalam benak anak – anak madrasah untuk
berwirausaha
3. Struktural organisasi lebih jelas, dan dapat diketahui oleh masyarakat
awam lainnya.
4. Memperkuat spiritual dan meningkatkan keimanan warga desa Tonjong
5. Timbulnya rasa semangat dalam diri anak sekolah untuk terus
melanjutkan pendidikan
6. Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Desa Tonjong
H. Kendala dalam pelaksanaan program dan upaya pemecahan masalah (problem
solving) yang dilakukan:
1. Waktu persiapan pelaksanaan yang terlalu mepet yakni 1 minggu dengan
jumlah anggota yang minimal namun bisa diatasi dengan kerjasama dan
koordinasi yang kuat antar panitia.
2. Kendala yang dihadapi dalam program kerja pengajian rutin adalah waktu
pelaksanaan yang bersamaan dan upaya pemecahan masalah dengan cara
menggilir jadwal pengajian di tiap dusun.
3. Kurangnya partisipasi aktif memberikan bantuan dan perhatian dari
anggota KKN lain saat pertama kali pembuatan Struktur Organisasi namun
hari berikutnya anggota KKN ikut membantu.
101
102
103

LAPORAN BERKALA KELOMPOK


A. Kelompok KKN : 60
B. Lokasi : Desa Tonjong
Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya
C. Tema KKN : Daya Beli
D. Jumlah peserta KKN per kelompok : 18 Orang
E. Laporan berkala minggu ke : Keempat
F. Program KKN yang telah dilaksanakan :
1. Safari Pengajian
2. Sharing Ilmu di Madrasah
3. Sharing Ilmu di Sekolah
4. Belajar di Posko part DKM
5. Gebyar KKN yang terdiri dari Volley Ball Cup, Tabligh Akbar dan
Santunan Anak Yatim
G. Tingkat pencapaian pelaksanaan program KKN: (secara presentase standar
penilaian berdasarkan indikator keberhasilan pencapaian tiap program KKN
yang telah ditetapkan.
1. Memperkuat spiritual dan meningkatkan keimanan warga desa Tonjong
2. Anak-anak Bojongsari Dusun Bihbul mampu mengisi waktu luangnya
dengan kegiatan bermain sambil belajar
3. Anak – anak DKM mampu melagamkan Quran dan memperbaiki
makharijul huruf
4. Anak – anak sekolah mampu menerima ilmu sambil bermain
5. Memperkuat silaturahmi warga Desa Tonjong dan anak – anak KKN
H. Kendala dalam pelaksanaan program dan upaya pemecahan masalah (problem
solving) yang dilakukan:
1. Kendala yang dihadapi dalam program kerja pengajian rutin adalah waktu
pelaksanaan yang bersamaan dan upaya pemecahan masalah dengan cara
menggilir jadwal pengajian di tiap dusun.
2. Kendala saat berlajar di posko yakni jarak tempuh anak – anak DKM ada
yang jauh ke posko KKN namun dapat diatasi dengan dilakukan
penjemputan oleh anak - anak KKN ataupun diantarkan oleh guru di
madrasahnya.
I. Program KKN yang akan dilaksanakan pada minggu berikutnya dan
bagaimana strategi pelaksanaannya.
1. Tidak ada.
104
105
106

Lampiran 9. Evaluasi Pelaksanaan KKN

EVALUASI PELAKSANAAN KKN


(Diisi oleh Dosen Pembimbing Lapangan)

1. Nama Pembimbing : Romy Faisal Mustofa, M.Pd


2. Kelompok KKN : 60
3. Lokasi KKN : Desa Tonjong
Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya
4. Tema KKN : Daya Beli
5. Jumlah peserta KKN : 18 Orang
6. Program KKN yang telah dilaksanakan:
Program Utama
a. Seminar dan Pelatihan KWU serta sosialisasi BUMDES
b. Pendataan
c. Labelling
Program pendukung:
a. Sharing Ilmu di Madrasah dan Sekolah, Belajar di Posko
b. Safari Pengajian
c. Posyandu keliling
Program Tambahan:
a. Pembuatan struktur organisasi dan plang jalan cigadoan
b. Gebyar KKN 60 (Volly,An - Naba Santunan dan Tabligh Akbar)
c.
7. Capaian pelaksanaan program KKN (dinilai secara kuantitatif berdasar indikator
keberhasilan setiap program KKN dan diurutkan berdasar program KKN yang
telah dilaksanakan pada point 6 diatas) :
Program Utama:
a…………………………………………………………………………………
b…………………………………………………………………………………
107
108

Lampiran 10. Penilaian Pembimbing


LEMBAR PENILAIAN PEMBIMBING

Pembimbing : Romy Faisal Mustofa


Desa : Tonjong
Kecamatan : Pancatengah

Aspek Penilaian Prestasi Kelompok*) Rata-


No NRP Nama
1 2 3 4 rata

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
109
110

Lampiran 11. Penilaian Pendadaran/Presentasi

LEMBAR PENILAIAN PENDADARAN/PRESENTASI

Nama Peserta KKN :


Kelompok KKN :
Lokasi KKN : Desa Tonjong
Kecamatan Pancatengah
Kabupaten Tasikmalaya

NO Aspek penilaian Bobot Skor


1 Tema : 5
Jawaban jelas dan benar

2 Masalah yang dihadapi 25


Masalah disampaikan dengan jelas berdasarkan
data hasil dari teknik pengumpulan data yang
benar (misal, interview, observasi, kuesioner, dll)
3 Metode Pemecahan masalah (problem Solving) 25
Melibatkan satu atau lebih metode/pendekatan
tertentu dalam upaya memecahkan masalah
4 Indikator Keberhasilan 25
Metode yang dipakai dapat menunjukan ada
perubahan positif pada masyarakat
5 Administrasi selama Kegiatan di Lokasi KKN 10
Adminstrasi lengkap (daftar hadir, laporan harian,
laporan kegiatan

6 Rekomendasi atau Rencana tindak lanjut 10


Ada rekomendasi sebagai rencana kegiatan tindak
111
112

Lampiran 12. Penilaian Akhir KKN


LEMBAR PENILAIAN AKHIR
Desa : Tonjong
Kecamatan : Pancatengah
Kabupaten/Kota : Tasikmalaya

No N NIM Workshop/Pembeka Pelaksanaan Laporan Pendadaran/P NILAI


a lan KKN KKN di Pelaksanaan resentasi AKHIR
m (30%) lapangan Kegiatan (10%) (100%)*)
a (50%) (10%)
M
a Kehadi Ran Matri Keh Kinerja Kelen Analisi Keh Keber Sko Huru
h ran gku k adir di gkapa s adira hasila r p
as Works man progr an Lapang n Keber n n Mutu
is hop mat am di an lapor hasilan Progr
w eri lapa (4 an Progra am
a nga aspek) m
n
(35
hari
)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
113

14
15
16
17
18
19
20

Keterangan:
*) Nilai Akhir:
Nilai Akhir KKN (NAK) = (PK x 0,3) + (PKK x 0,5) + (LPK x 0,1) + (LP x 0,1)
Dengan ketentuan:
NAK ≥ 80 adalah A
70 ≤ NAK < 80 adalah B
60 ≤ NAK < 70 adalah C
50 ≤ NAK < 60 adalah D
NAK < 50 adalah E

Tasikmalaya, ……. 2019

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Romy Faisal Mustofa, M. Pd


NIP.0426097804

Lampiran 13. Laporan Pencapaian Program


LAPORAN PENCAPAIAN PROGRAM
KELOMPOK : 60
DESA : TONJONG
114

KECAMATAN : PANCATENGAH
TEMA : DAYA BELI
JUMLAH PESERTA : 18 orang
JUMLAH YANG HADIR : 60 – 80 orang
Jenis Masalah/ Pemecahan Pencapaian Rencana Tindak
No
Kegiatan Kendala Masalah Program Lanjut
Program Utama
Pendataan dan
1. Analisis Data Membuat seminar
Potensi dan - - - mengenai pentingnya
Kelembagaan BUMDES
Ekonomi
2. Seminar dan Masyarakat
Pelatihan mengetahui
Kewirausahaan fungsi
serta BUMDES dan
Tidak adanya Desa tonjong memiliki
Sosialisasi menambah
pemateri dari Dilakukan oleh produk unggulan berupa
BUMDES wawasan serta
struktur Kepala Desa MochiTo (Mochi Sirsak
keterampilan
BUMDES Khas Tonjong)
warga
membuat
produkiberbaha
n dasar sirsak
3 Pembuatan
Adanya pemasaran hasil
Branding dan
- - - produk ke luar Desa
Labelling
Tonjong
MochiTo
Program Pendukung
1. Sharing Ilmu
- - - -
di Madrasah
2. Sharing Ilmu
- - - -
di Sekolah
3. Posyandu
- - - -
Keliling
4. Safari Jadwal
Pengajian pengajian di Pembagian
setiap dusun team KKN - -
yang untuk safari
bersamaan
5. Belajar di Adanya lembaga khusus
Posko yang menaungi anak –
- - -
anak untuk menghafal
Quran (Rumah Tahfidz)
Program Tambahan
1. Pembuatan
Struktur
Organisasi - - - -
DKM Miftahul
Barakah
2. Pembuatan
Plang - - - -
Penunjuk Jalan
115

Jenis Masalah/ Pemecahan Pencapaian Rencana Tindak


No
Kegiatan Kendala Masalah Program Lanjut
Blok Cigadoan
Dusun
Cikubang
3. Gebyar Seni
KKN dan - - - -
Tabligh Akbar
116

Lampiran 14. Monitoring


MONITORING
KELOMPOK : 60
DESA : Tonjong
KECAMATAN : Pancatengah
TEMA : Daya Beli
HARI/TGL :

KELENGKAPAN ADMINISTRASI (dicek list)


N
URAIAN YA TIDAK KETERANGAN
O
1 Matriks Program
2 Peta Desa
3 Kehadiran Pembimbing
4 Buku Tamu
5 Daftar Hadir Harian
6 Berita Acara Kegiatan

PENCAPAIAN PROGRAM
No Rencana Masalah
Pemecahan Pencapaian Rencana Tindak
Program /
Masalah Program Lanjut
Kendala
PROGRAM UTAMA
1

2
117

3.

PROGRAM PENDUKUNG
1

5.

PROGRAM TAMBAHAN
1

Tasikmalaya, 2019
Yang melakukan monitoring,

……………………………….
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144

Anda mungkin juga menyukai