Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SMIPY: SMART MINI PLANT FACTORY BERBASIS INTERNET OF


THINGS SEBAGAI PENDUKUNG URBAN FARMING

BIDANG KEGIATAN
PKM KARSA CIPTA

Diusulkan oleh:

Mu’minah Mustaqimah F14140011/2014


Ahmad Safrizal F14140060/2014
Bung Daka Putera F14140057/2014

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2018
LEMBAR PENGESAHAN

ii
RINGKASAN

Pemenuhan kebutuhan sayuran sehat dan berkelanjutan merupakan salah


satu permasalahan bagi masyarakat perkotaan karena sempitnya lahan untuk
kegiatan budidaya. Hidroponik merupakan metode budidaya tanaman tanpa tanah
yang saat ini banyak digunakan di lahan yang terbatas. Akan tetapi, belum terdapat
optimasi faktor lingkungan untuk mendukung tumbuh kembang tanaman,
dikarenakan kondisinya yang masih sangat bergantung pada lingkungan luar. Saat
ini, telah dikembangkan inovasi bertanam menggunakan sistem plant factory.
Namun, sistem plant factory umumnya masih diterapkan dalam skala
besar/industri. Salah satu solusi dari masalah ini adalah dengan melakukan inovasi
bertanam dengan sistem plant factory pada lahan sempit di perkotaan, yaitu SMIPY
(Smart Mini Plant Factory). Tahapan kegiatan untuk membuat prototip SMIPY
meliputi perancangan, pabrikasi serta pengujian kinerja alat. Alat ini berupa lemari
empat rak budidaya yang dilengkapi dengan sistem pengendalian larutan nutrisi
yang berbeda untuk setiap rak. Hal ini memungkinkan pengguna untuk dapat
menanam berbagai macam tanaman dalam satu waktu, ataupun menerapkan sistem
tanam bergilir sehingga masa panen juga dilakukan secara bergantian per minggu.
Dipergunakan cahaya buatan berupa LED untuk mendukung fotosintesis tanaman
dan kipas untuk sirkulasi udara. SMIPY mempunyai dimensi 0.44 m x 0.5 m x 1.7
m, kapasitas total 24 lubang tanam, dengan kebutuhan daya 91 W. Dari hasil uji
fungsional alat, diketahui bahwa seluruh komponen alat dapat bekerja dengan baik.
Ketepatan pengendalian larutan nutrisi yang diujicobakan mencapai 91%. Uji
kinerja alat dengan penanaman kangkung menunjukkan bahwa penggunaan SMIPY
mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sebesar 43,75% dibanding sistem
konvensional. Pertumbuhan tanaman terbaik diperoleh dengan pencahayaan LED
putih yaitu tinggi tanaman 21 cm, jumlah daun 9 helai, dan berat 7,7 g per lubang
tanam pada umur 14 hari setelah tanam.
Kata kunci: hidroponik, internet of things, plant factory, urban farming

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii


RINGKASAN ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 2
2.1 Hidroponik ..................................................................................................... 2
2.2 Plant Factory dengan Pencahayaan Buatan ................................................. 2
BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 3
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................ 3
3.2 Tahapan Pelaksanaan..................................................................................... 3
3.3 Perancangan Alat ........................................................................................... 3
3.4 Pabrikasi Alat ................................................................................................ 4
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ............................. 5
4.1 Hasil Perancangan Alat ................................................................................. 5
4.2 Uji Fungsional Alat ....................................................................................... 6
4.3 Uji Kinerja Alat ............................................................................................. 8
4.4 Potensi Hasil .................................................................................................. 9
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 9
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
5.2. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan antara panjang gelombang cahaya dengan pertumbuhan


tanaman (Kozai et al., 2016) ................................................................................... 2
Gambar 2. Mekanisme kontrol alat ......................................................................... 4
Gambar 3. Hasil simulasi perubahan suhu pada berbagai kecepatan udara ............ 5
Gambar 4. Hasil simulasi perubahan kelembaban pada berbagai kecepatan udara 6
Gambar 5. Prototip SMIPY ..................................................................................... 6
Gambar 6. Kurva kalibrasi perubahan nilai EC terhadap penambahan larutan A
dan B ....................................................................................................................... 7
Gambar 7. Interface monitoring SMIPY ................................................................ 8
Gambar 8. Hasil uji kinerja alat pada LED merah-biru, LED putih dan kontrol .... 8
Gambar 9. Perbandingan tanaman pada tiga pencahayaan berbeda berdasarkan
bobot total, tinggi tanaman dan jumlah daun .......................................................... 9

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rancangan fungsional alat ........................................................................ 3


Tabel 2. Hasil validasi sistem penyaluran nutrisi loop terbuka .............................. 7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rancangan desain alat ...................................................................... 11


Lampiran 2. Hasil simulasi kecepatan udara, suhu dan kelembaban menggunakan
CFD pada 4 variasi kecepatan kipas ..................................................................... 12
Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan ...................................................................... 13
Lampiran 4. Analisis ekonomi .............................................................................. 15
Lampiran 5. Publikasi di media massa .................................................................. 17
Lampiran 6. Publikasi ilmiah ................................................................................ 19
Lampiran 7. Surat Keterangan Pengajuan Paten ................................................... 21
Lampiran 8. Anggaran Dana ................................................................................. 22

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyediaan pangan yang sehat dan berkelanjutan merupakan salah satu
aspek utama yang sangat penting di masyarakat. Akan tetapi, masalah yang harus
diselesaikan adalah sempitnya lahan untuk kegiatan budidaya, khususnya di
perkotaan. Penurunan produktivitas selain karena masalah keterbatasan lahan juga
disebabkan menurunnya tenaga kerja di sektor pertanian.
Hidroponik merupakan metode budidaya tanaman tanpa tanah yang saat ini
banyak digunakan di lahan yang terbatas. Akan tetapi, belum terdapat optimasi
faktor lingkungan untuk mendukung tumbuh kembang tanaman, dikarenakan
kondisinya yang masih sangat bergantung pada lingkungan luar.
Solusi mutakhir yang saat ini ditawarkan adalah dengan bertanam
menggunakan sistem plant factory. Plant factory adalah sistem produksi tanaman
yang terisolasi dari lingkungan luar (Shimizu et al., 2011), sehingga hasil
produksinya menjadi lebih sehat, segar dan berkualitas tinggi. Saat ini, sistem plant
factory umumnya masih diterapkan dalam skala besar/industri. Mengadaptasi hal
tersebut, inovasi Smart Mini Plant Factory (SMIPY) dapat menjadi solusi
penyediaan pangan yang sehat dan berkelanjutan di perkotaan (urban farming),
pada lahan dan waktu yang terbatas. SMIPY merupakan plant factory berskala
rumah tangga berbasis Internet of Things (IoT) dimana seluruh fungsi monitor dan
kontrol dapat dilakukan oleh pengguna melalui internet. Teknologi yang digunakan
adalah teknologi hidroponik yang dilengkapi dengan sensor, sistem kendali nutrisi
otomatis, mikrokontroller, dan LED. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan
prototipe SMIPY sebagai pendukung urban farming.

1.2 Perumusan Masalah


Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan sayuran di
perkotaan saat ini adalah:
1. Sulitnya mendapatkan sayuran segar berkualitas dan bebas dari residu pestisida
sehingga aman dikonsumsi oleh keluarga
2. Minimnya ketersediaan lahan kosong di area tempat tinggal di perkotaan
3. Kurangnya waktu masyarakat perkotaan untuk dapat membudidayakan
sayuran sendiri.
Usaha penyediaan pangan dengan teknologi hidroponik canggih ini
memiliki banyak keunggulan, yaitu ramah lingkungan, produk yang dihasilkan
higienis dan sehat, serta adanya pemanfaatan lahan kecil sebagai tempat peletakan
alat SMIPY. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa luaran,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Smart Mini Plant Factory skala rumah tangga dengan fungsi
Internet of Things yang secara real time menunjukkan kondisi suhu,
kelembaban, intensitas cahaya, pH, serta EC.
2

2. Publikasi ilmiah pada seminar internasional dan jurnal nasional terakreditasi


3. HaKI dalam bentuk paten sederhana

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hidroponik
Hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam tanpa tanah, tetapi
menggunakan larutan nutrisi sebagai sumber utama pasokan nutrisi tanaman.
Hidroponik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata hydro yang berarti air,
dan kata ponos yang berarti kerja (Soeseno, 1998). Tanaman hidroponik yang dapat
ditanam pada alat ini umumnya mempunyai karakteristik yang hampir sama, yaitu
dapat tumbuh pada suhu ruang, intensitas cahaya normal dan mempunyai
ketinggian maksimal antara 20-25 cm. Waktu panen dari tanaman-tanaman tersebut
beragam, di antara 15-40 hari setelah tanam.

2.2 Plant Factory dengan Pencahayaan Buatan


Plant factory adalah sistem produksi tanaman yang terisolasi dari
lingkungan luar. Secara umum, pencahayaan buatan yang digunakan yaitu,
fluorescent, LED merah dan LED biru (Kobayashi et al. 2013). m-PFAL (mini-
Plant factory with Artificial Lighting) adalah sistem tanam indoor plant growing
yang digunakan untuk berbagai keperluan. m-PFAL dicirikan sebagai (1) budaya
soilless culture, (2) tanaman ditanam di bawah lampu LED, (3) didesain secara
estetik, (4) Mudah dirawat, (5) tidak menggunakan pestisida, dan (6) lama
penerangan, pengairan, suhu, dan sebagainya dapat dikontrol secara otomatis atau
manual oleh pengguna (Kozai et al. 2015).

450 nm 630 nm
Germinasi Pertumbuhan
Gambar 1. Hubungan antara panjang gelombang cahaya dengan pertumbuhan
tanaman (Kozai et al., 2016)

2.3 Internet of Things


Internet of Things (IoT) termasuk dalam inovasi terkini pengembangan
sistem internet dimana benda-benda memiliki kemampuan untuk saling
berkomunikasi yaitu mengirim dan menerima data. Kelebihan dari sistem ini
3

adalah kemampuannya yang dapat memberikan dan menerima informasi secara


real-time (Kumar et al. 2016).

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2018. Analisis
desain, perancangan serta pabrikasi dilakukan pada tiga bulan pertama, kemudian
dilanjutkan dengan uji fungsional dan uji kinerja alat. Keseluruhan kegiatan
dilakukan di Laboratorium Manufaktur, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Tahapan Pelaksanaan


Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah
perancangan alat meliputi penentuan kriteria desain, perancangan fungsional, dan
perancangan struktural. Setelah proses desain, maka dilakukan pabrikasi alat.
Selanjutnya dilakukan uji fungsional dan uji kinerja alat untuk memastikan setiap
komponen bekerja dengan baik dan secara keseluruhan kinerja alat sesuai dengan
yang diharapkan.

3.3 Perancangan Alat


Perancangan diawali dengan penentuan kriteria desain, yaitu alat yang
dikembangkan harus kompak sehingga bisa ditempatkan di dalam
rumah/apartemen. Alat juga harus mampu menyediakan lingkungan mikro seperti
suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan udara, dan konsentrasi
larutan nutrisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. Secara umum alat yang
dikembangkan harus memiliki beberapa fungsi dan komponen pendukungnya
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan fungsional alat


Fungsi Komponen
Rangka dari mini plant factory Rangka mesin
Pengukuran parameter lingkungan mikro tanaman Sensor
Sistem instrumentasi dan kontrol Mikrokontroller Arduino
Server dan pengaturan interface IoT Raspberry Pi
Sumber cahaya fotosintesis Lampu LED
Penampung larutan nutrisi Tangki larutan nutrisi
Mengalirkan larutan nutrisi ke tiap rak budidaya Pompa celup 60W
Pipa PVC 1”
Mengatur sirkulasi udara dalam ruang budidaya Kipas
4

Detil rancangan SMIPY dibuat menggunakan software Solidworks 2016.


Dilakukan simulasi menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD) untuk
memprediksi distribusi suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin.
Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan analisis berbasis komputer yang
dapat mensimulasi keadaan aliran fluida, pindah panas dan massa. Simulasi
dilakukan dalam 4 variasi kecepatan kipas yaitu 0 m/s, 1 m/s, 1,5 m/s serta 1,8 m/s.
Melalui simulasi ini, diharapkan dapat dihasilkan rancangan dengan kondisi
lingkungan yang ideal bagi tanaman.
Sesuai kriteria desain, rancangan SMIPY dibuat kompak dengan dimensi
0,44 m x 0,5 m x 1,7 m. Alat dirancang untuk mempunyai empat buah rak tanaman
dengan masing-masing 6 lubang tanam. Untuk penyaluran nutrisi, dipilih pompa
celup (submersible pump) untuk memudahkan penggunaan, dengan head 2 m dan
daya 60 W supaya mampu memompa nutrisi hingga rak paling atas. Digunakan
LED sebagai sumber pencahayaan. Terdapat dua buah kipas untuk menarik udara
di bagian bawah alat, serta satu buah kipas dengan diameter lebih besar di bagian
atas sebagai exhaust. Dibutuhkan beberapa rangkaian elektronika sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme kontrol alat

3.4 Pabrikasi Alat


Pabrikasi alat diawali dengan mempersiapkan kerangka (showcase). Rak-
rak hidroponik disusun pada rangka showcase tersebut, serta dihubungkan dengan
pipa-pipa yang dilengkapi katup solenoid untuk mengatur pemberian larutan
nutrisi. Rangkaian elektronika untuk monitoring kondisi lingkungan diletakkan
pada ruang semai dan ruang budidaya, sedangkan komponen sensor pH dan EC
diletakkan pada tangki penampungan air. Unit pengendali utama dibuat untuk
mengatur keseluruhan sistem monitoring dan kendali SMIPY. Untuk menjalankan
sistem monitoring dan kendali, dibuat program menggunakan arduino IDE dan
python.

3.5 Uji Fungsional dan Uji Kinerja Alat


Uji fungsional pertama dilakukan dengan mengukur kecepatan udara
menggunakan anemometer pada kipas. Dalam uji fungsional sistem sirkulasi udara,
5

hasil simulasi CFD yang telah dilakukan pada tahap perancangan alat divalidasi
dengan hasil pengukuran. Pengujian dilakukan dalam 4 variasi kecepatan yaitu 0
m/s, 1 m/s, 1,5 m/s serta 1,8 m/s. Proses validasi dilakukan dengan cara menghitung
error atau perbedaan antara nilai pengukuran suhu dan kelembaban secara langsung
(To) dengan nilai simulasi CFD (Ti) menggunakan persamaan berikut:
𝑇𝑜−𝑇𝑖
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | ∗ 100% (1)
𝑇𝑜
Uji sistem pencampuran dan penyaluran nutrisi ke masing-masing rak
dilakukan secara terpisah. Terlebih dahulu dicari hubungan antara penambahan
larutan pekat A dan B dengan kenaikan EC dalam bentuk persamaan linear. Uji
pencampuran nutrisi dilakukan dengan menambahkan larutan nutrisi pekat A dan
B mix menggunakan pompa yang diatur menggunakan persamaan linear tersebut.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan menggunakan luxmeter. Sistem
monitoring suhu, kelembaban serta intensitas cahaya diuji bersamaan dengan
sistem perangkat lunak yang digunakan yaitu menggunakan Node Red (JS
Foundation).
Uji kinerja alat dilakukan dengan menanam tanaman kangkung pada alat
SMIPY dalam dua jenis pencahayaan, yaitu dengan LED merah-biru dan LED
putih. Kontrol yang digunakan adalah kangkung yang ditanam pada hidroponik
konvensional di luar ruangan. Tanaman kangkung mulai diamati pada usia 5 hari
setelah tanam. Parameter yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, dan
bobot tanaman.

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

4.1 Hasil Perancangan Alat


Gambar hasil rancangan alat terdapat pada Lampiran 1. Hasil dari simulasi
pada 4 variasi kecepatan terdapat pada Gambar 3 dan Gambar 4, sementara
distribusi kecepatan udara, suhu dan kelembaban pada alat dapat dilihat pada
Lampiran 2. Dapat diamati bahwa kecepatan angin pada kipas berpengaruh pada
suhu dan kelembaban udara pada alat. Dari keempat percobaan, suhu dan
kelembaban yang didapatkan cocok dengan kriteria tumbuh tanaman, oleh karena
itu disimpulkan bahwa rancangan ini telah baik dan dapat dilanjutkan dengan proses
pabrikasi.
27.2
27.0
26.8
Suhu (oC)

26.6
26.4
26.2 V=0.0 m/s
26.0 V=1.0 m/s
V=1.5 m/s
25.8 V=1.8 m/s
25.6
R Gelap Rak 4 Rak 3 Rak 2 Rak 1
Lokasi
Gambar 3. Hasil simulasi perubahan suhu pada berbagai kecepatan udara
6

92 V=0.0 m/s
V=1.0 m/s

Kelembaban (%)
90 V=1.5 m/s
V=1.8 m/s
88
86
84
82
R Gelap Rak 4 Rak 3 Rak 2 Rak 1
Lokasi
Gambar 4. Hasil simulasi perubahan kelembaban pada berbagai kecepatan udara

SMIPY berkapasitas 24 lubang tanam, dengan kebutuhan daya adalah 91


W. Prinsip kerja alat ini adalah mengatur kondisi lingkungan dengan pengaturan
nutrisi, serta monitoring keadaan lingkungan seperti suhu, kelembaban, intensitas
cahaya, EC dan pH nutrisi sehingga didapatkan kondisi yang ideal bagi tanaman.
Salah satu keunggulan dari alat ini adalah pada sistem sirkulasi larutan
nutrisi dengan pengendali nilai electrical conductivity (EC) yang memungkinkan
untuk kebutuhan yang berbeda pada setiap rak. Hal ini membuat pengguna dapat
menanam berbagai macam sayuran dalam satu waktu, ataupun menerapkan sistem
tanam bergilir. SMIPY menerapkan teknologi Internet of Things, dimana seluruh
aspek lingkungan dapat dikontrol dan dimonitor jarak jauh. Keseluruhan gambar
alat yang telah dipabrikasi dapat dilihat pada Gambar 5.

Exhaust
fan

Rak budidaya
Saluran
Sensor
irigasi
Ruang
Inlet
germinasi

Gambar 5. Prototip SMIPY

4.2 Uji Fungsional Alat


Uji fungsional dilakukan pada kipas menggunakan anemometer untuk
validasi simulasi CFD yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu saat perancangan
alat. Kipas diatur agar beroperasi menggunakan 4 variasi kecepatan yaitu 0 m/s, 1
m/s, 1,5 m/s dan 1,8 m/s, kemudian diukur suhu dan kelembaban pada alat. Setelah
dibandingkan, didapatkan bahwa error simulasi pada suhu adalah 1,69%,
sementara pada kelembaban adalah 2,94%. Nilai error ini terbilang kecil dan dapat
7

ditolerir, sehingga dapat disimpulkan bahwa simulasi CFD telah berjalan dengan
baik. Simulasi ini dapat digunakan untuk menganalisis dan mengoptimasi
kecepatan kipas untuk menghasilkan suhu dan kelembaban yang paling ideal bagi
tanaman.
Sistem penyaluran nutrisi yang digunakan dalam SMIPY adalah dengan
loop terbuka. Untuk melakukan uji fungsional pada sistem ini, terlebih dahulu
dilakukan percobaan untuk mencari persamaan antara penambahan jumlah larutan
pekat A dan B dengan kenaikan EC. Grafik yang didapatkan dalam percobaan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
30
Nutrisi A dan B Pekat

25 y = 11.692x - 1.4415
20
(ml)

15
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
EC (mS/cm)
Gambar 6. Kurva kalibrasi perubahan nilai EC terhadap penambahan larutan A
dan B

Penambahan nutrisi A dan B pekat dilakukan menggunakan pompa celup


yang diatur penyalaannya menggunakan mikrokontroller. Diketahui bahwa debit
pompa larutan A adalah 3,38 ml/s sementara larutan B adalah 3,41 ml/s. Hasil dari
validasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil validasi sistem penyaluran nutrisi loop terbuka


Larutan A Larutan B
Waktu Waktu EC EC Akurasi
Pekat Pekat
A (s) B (s) Teoritis Pengujian (%)
(mS/cm) (mS/cm)
5,6 5,6 1,7 1,6 0,6 0,5 90,9
10,3 10,3 3,0 3,0 1,0 1,0 95,5
16,1 16,1 4,8 4,7 1,5 1,6 94,2
21,9 21,9 6,5 6,4 2,0 2,3 83,5
Rata-rata akurasi (%) 91,0

Akurasi merupakan rata-rata pengukuran dari hasil tiga kali ulangan. Dari
data tersebut, dapat dilihat bahwa akurasi rata-rata dari masing-masing EC yang
diujicobakan cukup tinggi, yaitu 91,0%. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa
penyaluran nutrisi dengan sistem open loop efektif dan dapat digunakan pada
SMIPY.
Dalam penyaluran nutrisi, digunakan submersible pump dengan debit 2500
liter/jam, dan head 2 m. Selang yang digunakan untuk menyalurkan nutrisi
mempunyai diameter 6 mm. Setiap rak diisi hingga mempunyai volume 500 ml
8

nutrisi. Semakin tinggi posisi rak, maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan nutrisi, karena debitnya semakin rendah. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan alat untuk mengalirkan larutan nutrisi adalah sekitar 40,33-71,33 detik.
Pada pengukuran intensitas cahaya dalam rak budidaya, didapatkan nilai
sebesar 1400 lux, dan sudah memenuhi kriteria pertumbuhan tanaman. Sistem
monitoring suhu, kelembaban dan intensitas cahaya serta kontrol larutan nutrisi
diuji bersamaan dengan sistem perangkat lunak yang digunakan yaitu
menggunakan Node Red. Sistem monitoring dan kontrol telah berjalan dengan baik
dan dapat ditampilkan pada smartphone, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Interface monitoring SMIPY

4.3 Uji Kinerja Alat


Hasil dari uji kinerja alat dengan penanaman tanaman kangkung selama 14
hari dapat dilihat pada Gambar 8. Dapat dilihat bahwa sayuran kangkung yang
ditanam di dalam alat SMIPY pada lampu LED putih mempunyai hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan kontrol dan LED merah-biru.

Gambar 8. Hasil uji kinerja alat pada LED merah-biru, LED putih dan kontrol

Gambar 9 menunjukkan perbandingan bobot total, tinggi dan jumlah daun


pada kangkung dengan tiga perlakuan tersebut. Dapat dilihat bahwa tanaman
kangkung memiliki hasil yang paling tinggi pada kondisi pencahayaan dengan
lampu LED putih, yaitu tinggi tanaman 21 cm, jumlah daun 9 helai, dan berat 7,7 g
9

per lubang tanam pada umur 14 hari setelah tanam. Hal ini dikarenakan
pencahayaan ini memberikan intensitas cahaya yang lebih besar dan sifatnya
kontinu selama 16 jam sehari. Oleh karena itu, tanaman mendapatkan energi yang
cukup untuk dapat melakukan fotosintesis secara maksimal. Dapat disimpulkan
bahwa SMIPY dapat meningkatkan kualitas tanaman hingga 43,75%. Diperlukan
adanya optimasi untuk menentukan intensitas cahaya ideal yang cocok bagi
pertumbuhan tanaman dan efisien dalam penggunaan energi.

LED merah-biru LED putih Kontrol

9.0 25.0 12.0


8.0
10.0
20.0
Tinggi tanaman (cm)

Jumlah daun (helai)


7.0
Boboot total (g)

6.0 8.0
15.0
5.0
6.0
4.0
10.0
3.0 4.0
2.0 5.0 2.0
1.0
0.0 0.0 0.0
I II III I II III I II III
Perlakuan Perlakuan Perlakuan
Gambar 9. Perbandingan tanaman pada tiga pencahayaan berbeda berdasarkan
bobot total, tinggi tanaman dan jumlah daun

4.4 Potensi Hasil


SMIPY dapat mendukung produksi sayuran dalam skala rumah tangga yang
dapat dikonsumsi langsung setiap waktu. Dikarenakan banyaknya aspek yang dapat
dikaji, diteliti serta dioptimumkan, potensi publikasi ilmiah cukup besar. Saat ini,
aspek pengaruh kecepatan udara terhadap suhu dan kelembaban yang telah diuji
dan divalidasi menggunakan CFD, dan hasilnya telah dikirim ke jurnal nasional
terakreditasi (JTEP) yang tertera di Lampiran 7. Sistem penyaluran nutrisi
terintegrasi dengan loop terbuka saat ini sedang dalam proses pengajuan paten di
Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan, Institut Pertanian Bogor, serta sedang dalam
proses untuk pengajuan ke seminar internasional. Karya ini telah diliput di beberapa
media seperti Radar Bogor, web IPB, serta program televisi Laptop si Unyil di
Trans 7 yang akan tayang pada September 2018.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Smart Mini Plant Factory (SMIPY) telah dibuat dan berfungsi dengan baik
untuk budidaya tanaman sayuran dan berpotensi diaplikasikan pada rumah tangga
di perkotaan (urban farming). Alat ini mempunyai beberapa fungsi utama,
10

diantaranya adalah pengendalian larutan nutrisi otomatis, pencahayaan buatan,


sirkulasi udara, serta monitoring berbasis Internet of Things. Penggunaan kipas
sebagai sarana sirkulasi udara telah berhasil menurunkan suhu dan meningkatkan
kelembaban dalam alat. Pencampuran nutrisi dengan loop terbuka mempunyai
akurasi rata-rata 91 %. Uji kinerja alat dengan penanaman kangkung menunjukkan
bahwa penggunaan SMIPY mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sebesar
43,75% dibanding sistem konvensional. Pertumbuhan tanaman terbaik diperoleh
dengan pencahayaan LED putih yaitu tinggi tanaman 21 cm, jumlah daun 9 helai,
dan berat 7,7 g per lubang tanam pada umur 14 hari setelah tanam.

5.2. Saran
Simulasi kecepatan kipas yang telah dilakukan dapat kemudian
dikembangkan sebagai sarana untuk mengetahui kecepatan kipas optimum yang
dapat menghasilkan aliran udara yang terbaik untuk tanaman. Perlu dilakukan
adanya kegiatan lebih lanjut mengenai sumber pencahayaan dan intensitas yang
optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Kumar AS, Reddy PR. 2016. An Internet of Things approach for motion detection
using Raspberry pi. International Journal of Advanced Technology and
Innovative Research. 8(9): 3622-3627
Kobayashi K, Amore T, Lazaro M. 2013. Light-Emitting Diodes (LEDs) for
Miniature Hydroponic Lettuce. Optics and Photonics Journal, 2013, 3, 74-
77. University of Hawaii at Manoa, Honolulu, USA. Page 74-77
Kozai T, Niu G, Takagaki M. 2015. Plant factory an Indoor Vertical Farming
Sistem for Efficient Quality Food Prduction. Cambridge, Massachusetts
(US): Academic Press
Shimizu H, Saito Y, Nakashima H, Miyasaka J, dan Ohdoi K. 2011. Light
Environment Optimization for Lettuce Growth in Plant factory. Preprints of
the 18th International Federations of Automatic Control (IFAC) World
Congress Vol 18. 605-609. Kyoto University, Japan. Page 605.
Soeseno S. 1998. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. Jakarta (ID): Gramedia
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Rancangan desain alat


12

Lampiran 2. Hasil simulasi kecepatan udara, suhu dan kelembaban menggunakan


CFD pada 4 variasi kecepatan kipas

(a) (b) (c) (d)

Hasil simulasi kecepatan udara menggunakan CFD pada SMIPY di kecepatan (a)
0 m/s; (b) 1 m/s; (c) 1.5 m/s; (d) 1.8 m/s

(a) (b) (c) (d)

Hasil simulasi distribusi suhu menggunakan CFD pada SMIPY di kecepatan (a) 0
m/s; (b) 1 m/s; (c) 1.5 m/s; (d) 1.8 m/s

(a) (b) (c) (d)

Hasil simulasi distribusi kelembaban menggunakan CFD pada SMIPY di


kecepatan(a) 0 m/s; (b) 1 m/s; (c) 1.5 m/s; (d) 1.8 m/s
13

Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan

Pola penyebaran suhu dengan Tampilan aplikasi monitoring SMIPY


simulasi CFD

Proses pemasangan pipa irigasi Isi rak-rak hidroponik

Proses pembuatan tangki Tampak luar box kontrol


penampungan nutrisi
14

Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan (lanjutan)

Tampak dalam box kontrol Rangkaian LED yang digunakan pada


SMIPY

SMIPY yang telah dipasang


pencahayaan dari LED Benih sayuran yang telah disemai
15

Lampiran 5. Analisis ekonomi

Spesifikasi Alat
Spesifikasi Jumlah Satuan
Kapasitas 12 tanaman/siklus
Siklus setahun 43 Siklus/tahun
Produktivitas 516 Tanaman/tahun
Umur Pakai 10 Tahun

Kebutuhan Daya Listrik


Daya Pemakaian
Komponen Daya (Wh/hari)
(Watt) (jam/hari)
Lampu 94,00 16,00 1504,00
Pompa &solenoid 66,00 0,14 9,43
Mikrokontroler 10,00 24,00 240,00
Kipas 18,00 24,00 432,00
Daya Total (Wh/hari) 2185,43
Daya Total (W) 91,06

Biaya Tetap

Komponen Harga Dasar Satuan Penggunaan Satuan Biaya Satuan


Pembuatan Alat Rp 8,000,000 Rupiah 1 Mesin Rp 720.000 Rp/Tahun

TOTAL Biaya Tetap Rp 720.000 Rp/Tahun

Biaya Variabel

Komponen Harga Dasar Satuan Penggunaan Satuan Biaya Satuan


Listrik Rp 1.300 Rp/kWh 91,1 Wh Rp 1.036.986 Rp/Tahun
Air Rp 4.000 Rp/m3 1,4 L/hari Rp 761.286 Rp/tahun
Nutrisi Rp 50.000 Rp/5000 Liter 1,4 L/hari Rp 5.214 Rp/tahun
Benih Rp 200 Rp/benih 48 benih/siklus Rp 412.800 Rp/tahun
Media
Rp 50.000 Rp/100 hole 24 lubang/siklus Rp 516.000
tanam Rp/tahun
Perawatan Rp 10.000 Rp/siklus 43 siklus/tahun Rp 430.000 Rp/Tahun
Total Biaya Variabel Rp 3.162.286 Rp/Tahun
Biaya TOTAL Rp 3.882.286 Rp/Tahun
Biaya Pokok Rp 7.524 Rp/tanaman
16

Perhitungan Cashflow

Asumsi Harga/ tanaman : Rp 10.000 per tanaman


Titik Impas : 710 tanaman
Keuntungan : Rp 1.277.714 Rp/tahun
Omset setahun : Rp 5.160.000

Tahun Cost Benefit B-C DF (10%) PV (10%)


1 Rp 10.125.300 0 -Rp10.125.300 0,909090909 -Rp9.204.818
2 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,826446281 Rp2.508.017
3 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,751314801 Rp2.280.015
4 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,683013455 Rp2.072.741
5 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,620921323 Rp1.884.310
6 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,56447393 Rp1.713.009
7 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,513158118 Rp1.557.281
8 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,46650738 Rp1.415.710
9 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,424097618 Rp1.287.009
10 Rp 2.125.300 Rp 5.160.000 Rp3.034.700 0,385543289 Rp1.170.008
NPV (10%) Rp6.683.281
IRR 21,93%
BC Ratio 1,7
Payback Period (tahun) 6
17

Lampiran 6. Publikasi di media massa

www.radarbogor.id www.ipb.ac.id

www.tmb.ipb.ac.id
18

Lampiran 7. Publikasi di media massa (lanjutan)

Liputan dari tim laptop si Unyil

Proses pengambilan video Laptop si Unyil


19

Lampiran 8. Publikasi ilmiah


20

Lampiran 9. Publikasi ilmiah (lanjutan)


21

Lampiran 10. Surat Keterangan Pengajuan Paten


22

Lampiran 11. Anggaran Dana

No. Keperluan Pengeluaran


1. Bahan habis pakai
Komponen elektronika Rp 1,549,250.00
Sensor Rp 2,016,900.00
Aktuator Rp 2,469,500.00
Pabrikasi alat Rp 904,500.00
2. Transportasi Rp 620,000.00
3. Lain-lain Rp 400,000.00
Total Rp 7.960.150,00
23

Lampiran 12. Anggaran Dana (lanjutan)


24

Lampiran 13. Anggaran Dana (lanjutan)


25

Lampiran 14. Anggaran Dana (lanjutan)

Anda mungkin juga menyukai