Anda di halaman 1dari 1

Nama : Vennya Etika Monica Sari

NPM : 190802070

Refleksi Film KTP

Film “KTP” menceritakan tentang petugas kecamatan yang bernama


Darno mendatangi rumah mbah Karsono yang berencana membuatkan KTP.
Karena dengan KTP mbah Karsono bisa memperoleh jaminan kesehatan dari
Negara. Saat ditanya agama, mbah Karsono menjawab Kejawean. Darno jadi
bingung karena agama harus dipilih diantara 6 agama yang diakui Negara.
Sayangnya mbah Karsono tetap ingin ditulis beragama Kejawean. Lantaran tidak
ada solusi, akhirnya mereka melibatkan pak RT, pak RW, dan mengundang semua
warga. Singkat cerita mbah Karsono tetap tidak mengurus KTP karena warga
bersepakat akan mengurusnya jika suatu saat sakit.

Film ini memantik diskusi tentang hubungan Negara dan masyarakat.


Menonton film ini, kita ditunjukkan perlunya proses musyawarah untuk
menyelesaika persoalan warga dan negara dihadirkan dalam proses musyawarah
tersebut. Musyawarah juga menjadi jalan solusi tiap persoalan yang dihadapi
warga miskin. Tapi benarkah demikian ? film ini juga bisa dibaca bahwa aturan
Negara dalam hal ini membuat KTP ternyata menjadi sumber masalah bagi warga
miskin. Tapi pada sisi lain, KTP menjadi sarat untuk bagi warga miskin mendapat
pelayanan. Namun ending film ini cukup menarik yakni ada kesepakatan warga
untuk mengurus mbah Karsono. Cerita dari film ini mempunyai makna bahwa
Negara dan warga sekitar harus hadir dalam upaya menyelesaikan persoalan
warga miskin, karena tidak bisa berjalan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai