Anda di halaman 1dari 2

Bentrok PP vs FBR di Ciledug, 7 Orang Jadi

Tersangka dan 3 di Antaranya Positif Narkoba


Penulis : Muhammad Naufal
Editor : Egidius Patnistik

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bentrok PP vs FBR di Ciledug, 7 Orang Jadi
Tersangka dan 3 di Antaranya Positif Narkoba", Klik untuk
baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/01/18390471/bentrok-pp-vs-fbr-di-ciledug-7-
orang-jadi-tersangka-dan-3-di-antaranya.

Analisis Konflik

Bentrokan para ormas ini terjadi pada 19 November 2021. Bentrok terjadi karena
salah satu ormas merayakan ulang tahun dengan cara konvoi di jalan, lalu dalam konvoi
tersebut mereka bertemu dengan ormas yang lainnya dan melakukan adu mulut yang terbawa
emosi dan mengakibatkan bentrok antar ormas.

Kedua ormas yaitu ormas Pemuda Pancasila (PP) dan ormas Forum Betawi Rempug
(FBR) melakukan aksi saling bentrok dikarenakan berawal dari aksi cekcok mulut yang lama-
lama menaikan emosi para ormas. 7 orang menjadi tersangka, 3 diantaranya positif narkoba
dan melakukan pengeroyokan. Sudah dipastikan ketiga orang tersebut sudah memakai
narkoba saat aksi bentrok berlangsung. Sementara 4 orang lainnya diperiksa polisi lebih
lanjut. Seluruh ketujuh tersangka berasal dari ormas PP. Aksi bentrok ini terjadi di Ciledug,
Kota Tangerang, Banten.

Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik adalah masalah uang. Adu cekcok mulut
ini terjadi karena masalah seorang debitur bernama Ika. Ia sebelumnya pernah meminjam ke
koperasi perorangan yang bernaung dibawah nama Pemuda Batak Bersatu (PBB) sejumlah
Rp 3,5 juta dengan jangka waktu cicilan 7x. Setiap cicilan dibayar sejumlah 700.000. Namun
berjalannya waktu, Ika tidak sanggup membayar cicilan tersebut, dan Ika pun mengadu ke
ormas Gempa dan mengakibatkan cekcok mulut antar ormas tersebut.
Upaya untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan cara membubarkan ormas-
ormas yang menimbulkan hal negatif. Karena dari niat awalnya saja, para ormas negatif ini
hanya ingin mengambil kekuasaan wilayah. Para anggota ormas ini sebenarnya hanyalah
preman yang berkedok seperti organisasi masyarakat yang positif. Padahal, mereka hanya
melakukan aktifitas seperti preman dengan meminta pungutan liar kepada warga sekitar, dan
mengakibatkan warga menjadi resah. Polisi atau pihak yang berkewajiban seharusnya dapat
membubarkan ormas-ormas yang membuat warga gelisah dengan secepatnya, dikarenakan
tidak ada fungsinya sama sekali dalam membentuk ormas yang menggunakan embel-embel
cinta NKRI tapi tidak mencerminkan perilaku sebagai warga NKRI yang baik.

Anda mungkin juga menyukai