Keberhasilan para pemuda dan pelajar pada tahun 1966 menyuarakan aspirasinya
menjadi satu bukti bahwa masyarakat melihat dan mengawasi kinerja pemerintah
dalam menjalankan pemerintahan. Pada waktu itu, Masyarakat Indonesia merasa
pemerintah gagal dalam upayanya menyejahterakan rakyat. Adanya gangguan dari
PKI serta tingginya harga barang pada saat itu, terutama harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) membuat masyarakat yang diwakili oleh pemuda yang tergabung
dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) membuat tiga Tura atau
tuntutan rakyat yang benar-benar direspons oleh pemerintah pada waktu itu.
Salah satu respon nyatanya adalah munculnya Surat Perintah Sebelas Maret atau
Supersemar. Peristiwa senada juga terjadi pada era pemerintahan Bapak Soeharto
dimana reformasi berhasil membuat suara dan aspirasi rakyat didengar oleh
pemerintah.
Namun lambat laun, kejujuran dalam berpolitik semakin memudar. Tidak hanya
dari pemerintah yang tak kunjung memberikan solusi nyata atas aspirasi rakyat.
Serta mengumbar janji-janji palsu yang hanya valid selama masa kampanye dan
invalid saat ia telah menjabat. Namun kini, masyarakat Indonesia sendiri agaknya
juga mulai kehilangan sifat jujurnya dalam berpolitik.
Aksi demo bayaran atau pesanan kerap marak di kalangan mahasiswa. Hal ini
pernah diakui DD, mahasiswa asal Bengkulu yang menyebut bahwa dirinya pernah
diminta untuk melakukan demo yang bertujuan menekan lawan politik seorang
politisi dengan upah sebesar Rp.50.000,- dan sebungkus nasi (Kompas, 18/12/13).
Memang banyak yang berpendapat bahwa saat ini Iklim di masyarakat tidak
kondusif untuk memelihara kejujuran. Ketua PP Muhammadiyyah, Haedar nashir
bahkan menilai bahwa kondisi sekarang malah memberi iklim yang lebih terbuka
bagi orang-orang yang tidak jujur. Faktor kekuasaan dan kekayaan dinilai menjadi
faktor utama berkembangnya iklim ketidakjujuran di masyarakat. Termasuk dalam
urusan berpolitik.
Kader PKS nomer urut 3, Linda Afriani, S.E. menyatakan, "Menjadi wakil rakyat
itu adalah amanah besar dan berat. Namun tetap saja kerjasama masyarakat penting
untuk tetap menjaga situasi politik dan kemasyarakatan yang positif dan kondusif."
Linda Juga menambahkan bahwa masih banyak politisi yang memiliki kemampuan
dan juga jujur dalam melaksanakan tugasnya. Dan masyarakat baiknya tetap
memberikan dukungan positif atas kinerja para wakil rakyat seperti mereka
Kader PKS nomer urut 3, Linda Afriani, S.E. menyatakan, "Menjadi wakil rakyat itu
adalah amanah besar dan berat. Namun tetap saja kerjasama masyarakat penting
untuk tetap menjaga situasi politik dan kemasyarakatan yang positif dan
kondusif." Linda Juga menambahkan bahwa masih banyak politisi yang memiliki
kemampuan dan juga jujur dalam melaksanakan tugasnya. Dan masyarakat
baiknya tetap memberikan dukungan positif atas kinerja para wakil rakyat seperti
mereka.