Anda di halaman 1dari 5

My Partner

by Retni S.B.

Terima kasih, Mbak Retni

Summary
Dunia Tita langsung menggelap ketika vonis bersalah atas dugaan korupsi pada Ayahnya ditetapkan pengadilan
dan enam tahun beliau harus mendekam di penjara, ditambah dengan kewajiban mengganti kerugian pada
negara yang nilainya bikin jantungan. Dari masalah itu, berdatangan pula masalah-masalah lain yang harus
dihadapinya. Sampai berujung dengan penyitaan seluruh aset orangtuanya demi mengganti rugi sesuai vonis
pengadilan.

Adalah Butet dan Sani, dua sahabat yang memberikan dukungan tak tanggung-tanggung pada Tita. Papa dan
Oom Anton juga selalu menyemangatinya untuk bertahan menghadapi guncangan demi guncangan hidup. Dan,
ada Jodik juga yang memberikan warna dalam keseharian Tita. Hanya satu pertanyaannya, sanggupkah Tita
menghadapi Jodik yang selalu sinis dan suka menyindirnya itu?
Simak perjuangan Tita menjalani hidupnya di belantara Jakarta yang tak ramah dalam novel terbaru karya Retni SB
bertajuk My Partner ini.

Berbahagia sekali ketika mendengar kabar mbak Retni SB telah merampungkan novel terbarunya lewat twitter.
Saya termasuk salah satu penggemar tulisannya yang berusaha tidak melewatkan membaca satu pun karya-
karyanya. Maka, ketika Delisa secara ‘sadis’ men-tweet bahwa dia sudah membelinya, saya langsung menetapkan
hati untuk segera mendapatkannya, dan ketika sudah membelinya saya langsung membacanya. Dan, astaga, saya
jatuh cinta sama novel ini. Terima kasih, mbak Retni.

Novel metropop telah berkembang (dan bertahan) dengan segala pesonanya. Jikalau dulu, mostly metropop
selalu disesaki pernik-pernik kehidupan di kota metropolitan dengan embel-embel segala jenis brand barang
mewah from head to toe, sekarang banyak juga novel metropop yang tampil dengan sederhana, down to earth,
Novel metropop telah berkembang (dan bertahan) dengan segala pesonanya. Jikalau dulu, mostly metropop
selalu disesaki pernik-pernik kehidupan di kota metropolitan dengan embel-embel segala jenis brand barang
mewah from head to toe, sekarang banyak juga novel metropop yang tampil dengan sederhana, down to earth,
dan bertema keseharian. Menurut saya, Retni SB menjadi salah satu dari sekian banyak novelis metropop yang
berhasil menghadirkan kisah cinta metropolis yang sangat dekat dengan keseharian. Tak terkecuali My Partner ini.

Saya sudah jatuh cinta sejak satu demi satu tokoh dihadirkan dalam dunia Tita ini. Sang Ayah dan Oom Anton
yang rapuh namun tegar, Butet dan Sani yang meskipun hidup susah tapi selalu menghadirkan keceriaan, sampai
dengan Pak RT yang bergenit-genit ria pada Tita. Sedangkan porsi utama romansa dihadirkan lewat dua tokoh
cowok berkarakter berkebalikan, Dito dan Jodik. Saya dibuat demikian terikat pada dua karakter ini. Saya bisa
memahami jika mungkin beberapa pembaca merasa sebal pada Jodik, tapi percayalah tokoh ini diciptakan seperti
itu memang ada sebabnya. Jadi, jika ingin tahu alasannya baca sampai akhir yaa...:)

Mbak Retni mengambil tema korupsi yang memang sudah menjadi rahasia umum di negeri ini. Mungkin Anda
pernah melihat film garapan rumah produksi Demi Gisela Citra Sinema berjudul Ketika di mana ada tokoh Mutiara
(Senandung Nacita) yang berperan sebagai si anak yang ayahnya (Dedy Mizwar) dituduh korupsi. Saya
menganalogikan Tita serupa dengan tokoh Mutiara ini. Ketika dan My Partner hadir dengan keunikan masing-
masing, dan saya menyukai keduanya.

Seorang teman menanyakan tentang novel ini, apakah bergelimang kesedihan? Akhirnya saya harus
menjawabnya, iya. Tapi, di sinilah kepiawaian mbak Retni menghidupkan tokoh Tita. Dia bukanlah tipikal gadis
sinetron yang kerjaannya dikit-dikit mewek. Tapi, Tita adalah sesosok gadis tegar yang riang meski acapkali
mengeluh atas ketidakadilan yang dihadapinya. Menyimak perjalanan hidupnya, saya ikut bersemangat dan yakin
pasti ada jalan keluar atas setiap masalah yang hadir.

Dari segi plot, sangat terjaga dengan baik. Background arsitek bagi kedua tokoh utama memberikan nuansa
tersendiri. Jalinan keduanya terlihat manis dalam balutan perbincangan tentang desain bangunan. Untuk latar
profesi arsitek, bagi saya cukup. Saya yakin banyak istilah-istilah arsitektur tapi mbak Retni memilih
menghadirkannya dalam deskripsi sederhana yang mudah dipahami.

Selain itu, saya sangat menyukai mbak Retni yang berhasil membuat dialog-dialog cerdas nan kocak. Tak perlu
adegan slapstick untuk menghadirkan humor yang bagus, tetapi cukup melalui interaksi para tokohnya dalam
dialog-dialognya, saya sudah dibuat cekakakan sendiri. Serius, saya sampai takut suara tawa saya terdengar teman
kos sebelah lalu saya diduga gila. Saya cengengesan sendiri pukul 2 pagi, can u imagine that? Hahaha. Namun
demikian, situasi sulit yang dihadapi Tita turut pula membuat saya berkaca-kaca. Banyak adegan-adegan yang
memelintir perasaan saya.

Terkait dengan gaya menulis, mungkin saya hanya sedikit kurang nyaman dengan “gaya-menggiring” yang
terkadang digunakan mbak Retni dengan seringnya mengawali paragraf atau kalimat dengan kata-kata
“Ya/Yeah/Hmm” Sebagai contoh:

(hlm. 31) Ya, Tita dan Sani sedang ...


(hlm. 40) Ya, sekarang Tita ...
(hlm. 90) Ya, malam ini mereka sedang...

Entahlah, saya juga kerap menggunakan teknik ini dalam menulis kalau sudah bingung bagaimana
menghubungkan antarkalimat atau antarparagraf.

Saya mendapati mbak Retni mencoba menyuarakan nada protesnya atas penegakan hukum di Indonesia. Entah
disengaja atau tidak, beberapa bagian menggambarkan bagaimana proses perjuangan mendapatkan keadilan di
negeri ini tidak mudah. Mulai dari kejanggalan proses persidangan, atasan yang tak ikut dihukum, hingga upeti
kecil-kecilan bagi petugas lapas. Jujurlah, itu semua bukan lagi rahasia di Indonesia. Tiap hari, berita televisi atau
media cetak/digital telah mengabarkannya.

Mungkin yang saya tanyakan, sampai dengan akhir kisah ini adalah bagaimana kelanjutan upaya ganti rugi bagi
negara yang belum seluruhnya terbayarkan meski telah dilakukan penyitaan. Sampai dengan cerita selesai, tak lagi
ada penjelasan tentang kisah hukum ini sedangkan saya ingin mengetahui informasinya. Apakah Ayah musti
Mungkin yang saya tanyakan, sampai dengan akhir kisah ini adalah bagaimana kelanjutan upaya ganti rugi bagi
negara yang belum seluruhnya terbayarkan meski telah dilakukan penyitaan. Sampai dengan cerita selesai, tak lagi
ada penjelasan tentang kisah hukum ini sedangkan saya ingin mengetahui informasinya. Apakah Ayah musti
menambah masa penjaranya sebagai pengganti kekurangan pelunasannya atau bagaimana. Terus, soal pasca
jotosan yang melibatkan Dito-Jodik, kok nggak ada kelanjutannya, ya? Maksud saya, di zaman seperti ini, semua
orang gampang sekali melaporkan orang lain ke kepolisian dengan alasan “tindakan-tidak-menyenangkan” kan,
masak Dito nggak ngelaporin Jodik yang sudah menjotosnya? Korban infotainment sih, hahaha, kebetulan
belakangan kan sedang ada berita soal cucunya Adam Malik yang melaporkan cucunya Soeharto karena tindakan
tidak menyenangkan itu hanya karena kelempar gelas di sebuah kafe. Hmmm. Tapi, bagi saya, kedua hal itu sama
sekali tidak memengaruhi jalan cerita sih. It just me and my curiousity.

Oiya, selamat juga buat tim editing dan proofreadingnya. Sepanjang proses membaca, tak banyak typo yang saya
temukan, paling hanya ini:

(hlm. 59) ...ganti rugi sebesar itu itu. (duplikasi kata itu)
(hlm. 278) tenggorokkan = tenggorokan

My favorite part pada novel ini:

“Aku nggak pengin pacaran. Aku pengin menikah. Supaya lebih leluasa ngapa-ngapain.” (hlm. 255)

Dan endingnya, ya ampunnn, so sweet. Meskipun ketika Jodik mulai menjelaskan soal rumah itu, saya sudah bisa
menebak kejutannya. Tak ayal, saya ikut berbahagia juga.

Overall, saya suka novel ini. Oh, bukan, I LOVE it. Definitely saya tak salah menjadi penggemar yang akan selalu
menantikan karya-karya mbak Retni SB.

@fiksimetropop
http://metropop-lover.blogspot.com/20...

Selamat membaca kawan!


|Ouw ... ouw ... surprise banget! Ini satu-satunya metropop yang saya baca yang AMAN dan BERSIH dari adegan
kontak fisik utk menunjukkan romantisme cinta tokohnya. Meskipun novel-novel Retni sebelumnya lumayan
minim dalam hal itu dibanding metropop lainnya (yg pernah saya baca).
Sejak pertama membaca karya Retni, dialognyalah yang menjadi magnet sehingga saya bahkan merasa kesal jika
tahu-tahu sudah sampai di halaman terakhir. Pinginnya masih ada 500 halaman lagi!
Sayangnya, di novel terbaru ini dialog yang bikin gemas seperti di Pink Project atau Cinta Paket Hemat kurang
dimunculkan. Mungkin ini yang menyebabkan karakter Jodik kurang kuat dibanding sosok Sangga (PP) atau Aris
(CPH).

Saya menangkap karakter Jodik adalah perpaduan antara Sangga dan Aries. Saat tiba-tiba ia mengirim pesan
lewat BB kepada Tita pada tengah malam dengan sedikit "intimidasi romantis", mengingatkan saya pada Sangga
yang juga dengan "intimidasi romantis" nya menyuruh Puti Ranin tetap di rumah saat ia datang nanti dan
menyuruhnya turun dari kamarnya dengan tegas tanpa basa basi.
Karakter Jodik mengingatkan saya pada Aris saat Jodik dan Tita berdebat dan saling mengolok.

Lalu kenapa saya memberinya 4 bintang?


Selain karena AMAN dan BERSIH itu tadi, kisah keterpurukan Tita karena papanya di penjara akibat korupsi
berhasil membuat dada sesak dan pipiku basah berlinang air mata (bahasanya jadul banget yah -))

Satu lagi, novel ini recomended banget buat pembaca yang alergi dengan adegan ciuman dan kelanjutannya
apalagi seks bebas!

Jadi, sebaiknya Mbak Retni meluncurkan novel baru lagi, karena saya telah menjadi penggemarnya. *intimidasi yg
nggak romantis* :D
*Ini review sementara, bisa bertambah sewaktu-waktu*|Menutup buku, dan saya puas. Mengapa? Karena dari
awal, ceritanya realistis. Tidak terlalu dibuat-buat seperti kebanyakan novel metropop lainnya (bukannya
menjelekkan atau merendahkan, tapi namanya novel kan suka banyak yang tidak realistis, haha).

Tokoh utama, bukan berarti selalu menjadi sorotan. Tak hanya Tita yang digambarkan memiliki beban hidup.
Kedua sahabatnya, juga punya masalah yang tak bisa dibilang ringan. Bersama-sama, mereka saling menguatkan,
saling mendukung. Satu lagi poin plus untuk novel ini.

Tapi nih, saya masih kurang puas sama karakternya. Yep, personality-nya si Tita . Emang sih sepanjang cerita, dia
terlihat tabah dan sabar aja menghadapi semuanya. Tapi, apa saat dia masih orang kaya dia setabah itu? Kurang
dijelaskan. Dan juga, karakter si sebut-saja-D. Dia termasuk tokoh yang asing dan misterius aja di mata saya,
walaupun mungkin di novelnya udah dijelasin. Well, siapa itu D? -)

Ohya, kisah cintanya. Seolah berpusat pada masalah Tita, kisah cintanya tidak terlalu diumbar dan romancenya
sedikit. Yah, walaupun sedikit, tetep bisa bikin dagdigdugder lah ya. Apalagi kalo udah menuju akhir, diberikan
kejutan dan twist sama Mbak Retni sehingga jadi sesuatu yang beda.

Anyway, saya merasa gaya penulisan Mbak Retni berubah. Jadi makin bagus tentunya, kalau dibandingkan dengan
karya-karyanya sebelumnya. Saya salut sama riset atau apapun yang dilakukannya, untuk menulis cerita yang ada
unsur hukumnya. Itu nggak mudah lho, gimana proses pengadilan dan pasal-pasal korupsi blablabla itu, sampe
proses penyitaan segala. Ohya, juga latar belakang Tita yang lulusan arsitektur, diterapin juga disini, gimana dia
bikin konsep rumah sampe eksekusinya pas jadi. Ohoho, sekali lagi, itu bukan hal yang mudah untuk dimasukkan
ke cerita.

Rekomendasi? Tentu dong!

"Papa tahu ni nggak mudah. Tapi seenggaknya, kamu harus memenangkan kehidupanmu sendiri, Ta. Papa harap
kamu nggak tenggelam dalam kesedihan. Papa ingin kamu bangkit. Kamu harus mengejar cita-citamu." (hlm.51)

“Aku jadi kembali fokus pada apa yang sebenarnya kuinginkan dan kuprioritaskan. Kamu.” (hlm.257)

http://viktoria-sharefiles.blogspot.c...
|Sebenarnya kasih bintang 3.5
Tapi karena gak ada bulatkan saja menjadi 4.

Lucu, gemas, dan gak ada romantisnya.


Itu menurutku tentang si tokoh utama Pria bernama Jodik.
Tetapi di akhirannya dibalik itu semua Jodik ini memang tidak mau berbasa-basi.
Katanya "Tidak efesien dan mubazir"

Alur ceritanya memang Mbak Retni banget.


Tidak ada basa-basi.
Tapi dinovel ini beliau tidak memberikan dua sudut pandang seperti biasa. Dan menurutku, aku lebih suka gaya
bahasa Mbak Retni yang dulu. Feel tokohnya kerasa banget.

Kisahnya menceritakan Tita yang mempunyai keluarga yang dulunya harmonis menjadi berantakan, semenjak
papa-nya di vonis penjara karena dituduh korupsi. Mama-nya semakin lama semakin menutup diri dari
masyarakat sehingga harus dimasukan ke tempat rehabilitasi. Adiknya Nena harus pindah ke cirebon dan tinggal
bersama nenek-nya.

Jodik merupakan arsitek rumah Tita yang sedang di renovasi. Karena rekening bank Papa dan Mama-nya sudah
dibekukan maka Tita membayarnya dengan bekerja kepada Jodik. Karena ada beberapa masalah Tita memilih
keluar. Tita langsung diajak bergabung dengan Dido. Dido membuat Tita sedikit melayang karena perhatian
dibekukan maka Tita membayarnya dengan bekerja kepada Jodik. Karena ada beberapa masalah Tita memilih
keluar. Tita langsung diajak bergabung dengan Dido. Dido membuat Tita sedikit melayang karena perhatian
khususnya. Tetapi...

Baca aja,ya :)

Satu lagi perbedaan dari karya mbak Retni. Yaitu covernya. Tumben tidak berwarna putih, dari pink project sampai
Dimi Is Merried cover dasarnya putihkan ? Aku pikir the next bakalan putih lagi tahu-tahunya hijau. Hihi :D|Retni
SB ini sepertinya suka sekali dengan karakter utama pria yg cuek-cuek tapi cinta, cuek-cuek tapi perhatian,diam-
diam tapi butuh. Itulah yang aku tangkap dari Cinta Paket Hemat, Pink Project, Demi is Married dan hal itu sekali
lagi aku tangkap dari My Partner ini.

Tidak seperti novel-novel metropop lainnya yang sangat mengumbar segala bentuk keelokan fisik dari seorang
pria, di dalam novel ini tidak tertangkap olehku adanya penggambaran sesosok pangeran charming yang siap
memanjakan, mencintai dan melindungi sang putri dan tak terlihat juga adanya umbaran sebuah mimpi indah.
Bagiku Retni SB di dalam novelnya seolah ingin mengatakan sebuah realitas yang ada di dunia ini bahwa tak
selamanya sosok Pangeran charming itu selalu diikuti segala hal yang indah-indah, dan tak selamanya yang
mengikuti seorang preman itu adalah hal yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai