MAKALAH
OLEH
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perselingkuhan merupakan tindakan yang dirasakan dan dialami sebagai
penghianatan yang menyakitkan dari suatu kepercayaan dan ancaman dalam suatu
hubungan; tindakan ini merusak ikatan kasih sayang dan cinta pada pasangan.
Selingkuh dimana pun tempatnya tidak diperkenankan.
Di daerah Bali khususnya desa Panglipuran, perselingkuhan sangat tidak
boleh dilakukan. Barang siapa saja yang melakukan perselingkuhan akan diatuhi
hukuman yakni membayar denda sebesar 1,5 juta rupiah dan itu bisa diturunkan
menjadi 1 juta rupiah untuk orang atau tersangka yang tidak mampu membayar
penuh. Uang denda tersebut diserahkan kepada pecalang atau polisi adat setempat
digunakan untuk pembiayaan upacara adat seperti bersih desa. Upacara adat itu
ditujukan untuk membersihkan desa mereka karena sudah tercemar oleh tindakan
orang-orang tersebut. Selain dijatuhi denda, pelaku perselingkuhan juga dijatuhi
hukuman yakni diarak keliling kampung.
3.2 Saran
Antara suami isteri dalam membina rumah tangganya agar terjalin cinta
yang lestari, maka antara keduannya itu perlu menerapkan sistem keseimbangan
peranan, maksudnya peranannya sebagai suami dan peranan sebagai isteri di
samping juga menjalankan peranan-peranan lain sebagai tugas hidup sehari-hari.
Jika suami isteri menerapkan aturan sebagaimana diterangkan di atas, maka bukan
tidak mungkin dapat terbentuknya keluarga harmonis, setidaktidaknya bisa
tercegah dari kasus perselingkuhan.
LAMPIRAN
a. Naskah drama
Suatu hari di Desa Panglipuran, Kecamatan Bangli, Bali, hiduplah
keluarga dari Pak Made dan Pak Ketut secara berdampingan dengan
terikat adat istiadat yang kental di Desa tersebut. Pak Made dan Pak Ketut
adalah dua keluarga yang sangat rukun dan jarang sekali terjadi
pertengkaran. Karena, masing-masing istri dan suami mereka dahulunya
merupakan mantan kekasih yang sekarang menjadi teman baik bahkan
hidup berdampingan walaupun beda pasangan. Tapi satu sama lain saling
mencintai pasangannya masing-masing.
Pak Made : “Selamat pagi Pak Ketut, mau ke Pura hari ini?”
(Suasana dalam rumah Pak Made yang sedang menonton televise bersama
istrinya Ni Putu Ayu melihat ftv azab istri selingkuh)
Pak Made : “Bu, liatlah sini jangan hp terus, ini loh ada berita di
singaraja ada suami istri orang, yang tertangkap basah selingkuh kemudian
diarak dan diceburkan ke laut. Ngeri ya bu, untung saja di Desa kita tidak
pernah terjadi seperti ini”
Bu Putu : “Halah pak itu lihat berita itu ya yang lain, selingkuh-
selingkuh terus bapak ini lihatnya. Heran ibu
(Menggelengkan Kepala)”
Kemudian dari dalam rumah Pak Made, terlihat Pak Ketut dan Bu Ni Luh
Saraswati sedang berjalan dari Pura ke rumah mereka. Kemudian Pak
Made memanggil mereka untuk masuk ke dalam rumahnya sembari
berbincang-bincang ringan.
Pak Made : (Mengayunkan tangan seakan mengisyaratkan memanggil
Pak Ketut) “Pak Ketut, Bu Saras, mampirlah sebentar, kami
tadi masak ayam betutu marilah makan bersama”.
Pak Made : “Kapan lagi mumpung bisa ya pak berbincang seperti ini
(menepuk punggung Pak Ketut)”
Mereka pun menikmati hidangan bersama, kemudian tak selang lama, Pak
Ketut beserta Bu Saras pamit untuk pulang
Pak Made : “Wah iya Pak Ketut, sama-sama saya sangat senang bisa
berbincang banyak sekali hari ini (Menepuk punggung Pak
Ketut, sesekali melirik istri Pak Ketut)”
Pak Ketut : “Yasudah kalau begitu kami pait ya Pak Made, Bu Putu,
Mari (berjalan menuju arah rumah)”
Pak Ketut : “Bu, minta tolong belikan kopi di warung bi eem, bapak
mau bikin kopi ternyata habis (sambil menyodorkan uang
pada Bu Saras) “
Bu Saras : “Iya Pak, Ibu berangkat dulu ya”
Pak Made : “Bu Saras, nanti ada reuni SMA, semoga Bu Saras bisa
datang ya sekalian nostalgia (senyum)”
Bu Saras : “ Oh iya Pak Made terimakasih pak atas informasinya,
saya permisi dulu”
Sore pun tiba, Bu Saras dan Pak Made membawa serta pasangan masing-
masing. Ketika disana, keduanya saling nostalgia, entah kenapa Bu Saras
juga ikut terhanyut dalam nostalgia masa SMA mereka, apalagi waktu
mereka pacaran.
Bu Saras : “Oh gitu, yaya boleh sembari saya juga ada perlu dengan
Pak Made”
Pak Ketut terkejut sekaligus marah melihat foto yang ditunjukkan Pak
Nyoman. Dan kemudian terdengar Bu Saras pulang, Pak Nyoman juga
segera berpamitan.
Pak Ketut : “ Sudahlah, terserah ibu, pecalang yang akan mengurus ini
semua”
Bu Putu : “ Lalu foto ini apa?” (sambal menunjukkan foto Pak Made
dengan Bu Saras)
Pak Made : (Diam sembari mencoba menjelaskan)
Setelah cekcok diantara mereka, Bu Putu dan Pak Ketut pun mengadu
pada pecalang di Desanya.
Bu Putu dan Pak Ketut : “ Pak, saya mau mengadu, istri dan suami
kami ketahuan selingkuh dibelakang kami,
tolong beri hukuman yang sesuai dengan
adat kami. Kami tidak mau Desa Kami
tercoreng gara-gara mereka”
Pecalang : ”Iya-iya sabar pak buk, kami akan segera memprosesnya”
Setelah pelaporan itu, pulanglah Bu Saras Dan Pak Made. Dan mendengar
mengenai pelaporan itu, sempat menjelaskan kepada pasangan masing-
masing namun bukti mulai menguat dengan adanya foto diantara mereka.
Akhirnya mereka pun dihukum sesuai dengan adat mereka yaitu diarak
keliling kampong dan diceburkan ke dalam danau serta diasingkan dari
desa.
Pecalang : “Sesuai dengan adat di Desa kami, untuk Pak Made dan
Bu Saras akan dijatuhi hukuman denda sebesar 1,5 juta
rupiah dan kemudian silahkan maju setelah ini ada prosesi
pengarakan keliling desa ini. Setuju atau tidak sanksi ini
akan tetap dilaksanakan”
Pak Made dan Bu Saras pun akhirnya menyetujui dan mereka melakukan
prosesi tersebut.
b. Pertanyaan
yahya putra kisworo : uang tersebut digunakan untuk apa ?
wahyu nur cahyono : hukumnya itu tertulis apa tidak ?
lavita permata : bagaimana kelanjutan hukuman tersebut. apakah
dinikahkan atau gimana ?
susan indah : apakah hukuman yang diarak itu sudah efektif ?
c. Cv
Nama : Muchammad
Zulkifli Zuchdi
Nim : 170711636041
No. Absen : 21
Off : A / HKn